TPI542015 BANTUAN PENELITIAN KOMPETITIF KOLEKTIF DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2015

  Laporan Penelitian TPI/54/2015

BANTUAN PENELITIAN KOMPETITIF KOLEKTIF

DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

KEMENTERIAN AGAMA RI

TAHUN 2015

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI CIPP

  

(CONTEXT INPUT PROCESS AND PRODUCT) PADA

PROGRAM MA’HAD ALY DI PERGURUAN TINGGI

KEAGAMAAN ISLAM NEGERI

  

Disusun Oleh:

Ketua Tim: Dr. Imam Sutomo, M. Ag. (IAIN Salatiga)

Anggota: 1. Dr. Winarno, S. Si, M. Pd. (IAIN Salatiga)

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan model pengembangan evaluasi program pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), (2) menghasilkan teknik pelaksanaan evaluasi program pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), dan (3) menghasilkan struktur komponen dan indikator model evaluasi pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) dengan menggunakan sembilan langkah dari 10 langkah model Borg dan Gall. Lokasi penelitian di Mahad Aly UIN Malang, dan Mahad Aly IAIN Salatiga. Subjek uji coba terdiri dari; pengelola, unsur pimpinan, dan mahasantri. Komponen model evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi Stufflebeam (CIPP). Teknik pengumpul data yang digunakan adalah Delphi, FGD, kuesioner, observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

  Model evaluasi program ma‟had Aly agar dapat meningkatkan kualitas program pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) antara lain; Perbaikan sarana belajar, Perbaikan sarana, sarana, Perbaikan Kinerja dan pendampingan. Teknik pelaksanaan evaluasi yang tepat pada program pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) adalah; Teknik pemeliharaan hafalan, Teknik keberlangsungan alumni peserta ma‟had, Kaderisasi – Regenerasi, Ilmuwan ulama dan ulama yang ilmuwan. Struktur komponen dan indikator model evaluasi sebagai acuan penyusunan instrumen evaluasi program pembelajaran pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yakni; Aspek Context terdiri atas kelengkapan dan kejelasan visi ma‟had, kelengkapan dan kejelasan misi ma‟had, kelengkapan dan kejelasan tujuan ma‟had, ketersambunagn antara materi ma‟had dengan tujuan PTKIN, Saling mendukung antara materi ma‟had dengan program PTKIN. Aspek

  

Input meliputi; kriteria calon peserta mahad, entri behavior peserta mahad,

  konsentrasi terhadap materi ma‟had, Respon positif terhadap proses pembelajaran, Kreatif dalam proses pembelajaran. Aspek Proses meliputi pelaksanaan kegiatan di ma‟had, penggunaan dan keragaman model pembelelajaran, evaluasi berjalan dengan efektif dan aktif, materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum. Aspek Product meliputi; kemampuan yang diharapkan setelah mengikuti program ma‟had, ada respon positif dari masyarakat, terlihat jelas hasil dari alumni m a‟had, materi ma‟had menjadi model bagi pengembangan PTKIN, kemampuan bahasa asing meningkat

  Kata kunci: Ma‟had Aly, model evaluasi CIPP,PTKIN

KATA PENGANTAR

  6. Segenap pengelola, pengurus serta mahasantri ma‟had UIN Malang dan ma‟had

  NIP . 19580827 198303 1 002

  Dr. Winarno, S. Si, M. Pd

  Hormat kami An. Ketua Tim TTD

  8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu menyelesaikan laporan penelitian ini. Semoga berbagai amal kebaikan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah S.W.T.

  7. Fahroni, Budi Ani Fatmawati, dan Nailul Muna sebagai Mahasiswa S2 IPDI selaku petugas lapangan penelitian.

  IAIN Salatiga yang telah membantu dalam pengambilan data penelitian ini

  Segala puji syukur ALHAMDULILLAH hanya peneliti haturkan kepada Allah SWT (RABB) atas selesainya penyusunan laporan Akhir Penelitian dengan judul Pengembangan Instrumen Evaluasi CIPP (Context Input Process and

  

Product) pada Program Ma’had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Negeri pada Program Bantuan Peningkatan Mutu Penelitian Kompetitif

  4. Dr. Winarno, S. Si, M. Pd, Selaku anggota tim penelitian yang telah bekerja keras sehingga penelitian ini selesai tepat waktu

  3. Bapak Dr. Adang Kuswaya, M. Ag. Sebagai segenap jajaran LP2M IAIN Salatiga dan jajaran pengurus yang telah membantu mengeluarkan surat pengantar penelitian ke lembaga Ma‟had yang digunakan sebagai lokasi penelitian sehingga penelitian ini bisa berjalan sesuai rencana dan berjalan dengan baik

  2. Bapak Dr. Mamat S. Burhanuddin, M. Ag., Bapak Anis Masykur, MA dan segenap jajaran Subdit Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI yang telah membantu spirituil dan materiil dalam penelitian ini sehingga penelitian ini bisa berjalan dengan baik dan selesai tepat pada waktunya dengan hasil yang memuaskan.

  1. Bapak Prof. Dr. Amsal Bakhtiar Selaku Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI yang telah memberi dan menerbitkan Surat Keputusan (SK) tentang Penerima Bantuan Peningkatan Mutu Penelitian tahun 2015 untuk penelitian ini sehingga penelitian ini bisa dilaksanakan.

  Dalam kesempatan ini, Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

  Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (DIKTIS) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Tahun Anggaran 2015 Berdasarkan SK Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor; 4692 Tahun 2015

  5. Para pakar FGD yang telah membantu dalam membuat instrumen penelitian yang menjadi tujuan utama penelitian ini

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL i

  ABSTRAK ii

  LEMBAR PERNYATAAN iii

  LEMBAR PENGESAHAN iv

  KATA PENGANTAR v

  DAFTAR ISI vi

  DAFTAR TABEL vii

  DAFTAR GAMBAR viii

BAB I PENDAHULUAN

  2 C. Tujuan Penelitian

  14

  10

  10 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  14 A. Data Hasil Penelitian

  1. Ma‟had Aly IAIN Salatiga

  2. Ma‟had Aly UIN Malang

  B. Analisis Data dan Pembahasan

  C. Analisis Data dan Pembahasan Instrumen D.

  14

  7

  29

  33

  39 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

  48 A. Kesimpulan ………………………………………………… B. Saran ..............................................................

  48

  48 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................

  49

  1 A. Latar Belakang Masalah

  9

  7

  2 D. Manfaat Penelitian

  4

  3 BAB II KAJIAN TEORI

  4 A. Pengembangan Instrumen

  B. Evaluasi Program

  C. Model CIPP

  1. Pengertian Model Evaluasi CIPP

  2. Kelebihan dan Kekurangan Evaluasi Program Model CIPP

  D. Ma‟had Aly

  4

  E. Analisis Data Dan Pembahasan

  5

  5

  5

  6 BAB III METODE PENELITIAN

  1 B. Rumusan Masalah

  B. Prosedur Pengembangan

  C. Teknik Pengumpulan Data

  D. Metode Pengumpulan Data Penelitian

  7 A. Jenis dan Pendekatan penelitian

  DAFTAR TABEL Tabel 1.

  Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10.

  Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen Goodness of Fit Index Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Waktu kegiatan di ma‟had Kegiatan rutin ma‟had tiap minggu Jadwal Harian Msaa Instrumen penelitian Instrumen penelitian hasil uji coba lapangan utama Instrumen penelitian pada uji coba lapangan operasional Rata-Rata Hasil Penelitian

  8

  11

  12

  26

  26

  30

  32

  32

  33

  34

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Langkah

  • –langkah penelitian R & D pengembangan instrumen evaluasi CIPP (Context Input Process and

  Product

  ) pada Program Ma‟had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri

  7 Gambar 2. Sturuktur Organisasi dan Tugas Pokok pengelola ma‟had

  18

  PENDAHULUAN

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 pasa 20 ayat 1

  menyatakan bahwa pendidikan diniyah pada jenjang pendidikan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, vokasi, dan profesi berbentuk universitas, institut , atau sekolah tinggi. Adapun penjelasan dari pasal 20 ayat 1 adalah pendidikan diniyah jenjang pendidikan tinggi antara lain Ma‟had Aly. Ma‟had Aly menjadi salah satu fenomena penting karena Ma‟had Aly di perguruan tinggi memadukan kajian keislaman di pesantren yang secara khusus mengkaji khazanah keislaman klasik dengan diperkaya materi keilmuan kontemporer.

  Ma‟had Aly dibentuk dalam rangka mempersiapkan kader-kader ulama yang memiliki integritas ilmiah, amaliah dan khuluqiyah yang berkualitas dan memiliki nilai strategis dengan berorientasi keadilan, kesetaraan, keterbukaan, kejujuran, kepercayaan, dan kerakyatan. Ma‟had Aly berdasarkan Ahlus Sunah Wal Jamaa‟ah dengan dasar Islam dimaksudkan bahwa Ma‟had Aly diadakan, diselenggarakan, dan dikembangkan berangkat (point of depture) dari ajaran Islam, proses pengelolaannya secara islami dan menuju apa yang diidealkan oleh

  1

  pendidikan yang islami UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan IAIN Salatiga adalah dua

  Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri PTKIN yang sudah melengkapi sarana pendidikan dengan program Ma‟had al Aly sebagai upaya sarana pendidikan berupa ma‟had tersebut dimaksudkan agar mahasiswa berhasil membangun kultur akademik dan kehidupan Islami. Melalui ma‟had itu, para mahasiswa secara bersama-sama membiasakan kegiatan yang bernuansa akademik, seperti berdiskusi, membaca, menulis, dan bahkan juga belajar berorganisasi selama bertempat tinggal di tempat itu. Selain itu, dengan ma‟had, agar mereka membiasakan shalat berjama‟ah, tadarrus al Qur‟an, shalat malam dan seterusnya

  Dalam evaluasi apabila sebuah program sudah dilaksanakan maka perlu dilakukan evaluasi program. Evaluasi program adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan atas perbandingan secara hati-hati terhadap data yang

  2 diobservasi dengan menggunakan standard tertentu yang telah dibakukan.

  Tujuan Evaluasi program adalah “untuk meninjau kembali atas pencapaian tujuan dan untuk membantu memberikan alternatif berikutnya dalam pengambilan keputusan. Dengan melakukan evaluasi maka teridentifikasi semua hambatan, hasil evaluasi dijadikan alat rekomendasi untuk melakukan perbaikan, setelah perbaikan dari berbagai sektor maka hambatan telah dapat 1 diselesaikan, jika hambatan telah dapat diselesaikan. 2 http;//www.nuruljadid,net/ndex.php co=f2034. Diakses 15 April 2015

Suharsimi Arikunto & Abdul Jabar. (2009). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoretis Praktis bagi

  Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 14

  Dalam evaluasi program terdapat beberapa model evaluasi program, salah satu diantaranya adalah model CIPP (Context, Input, Process and Product). Model CIPP oleh Stufflebeam disusun berdasarkan pada empat dimensi yakni:

  

context, input, process, dan product. Evaluasi konteks dilakukan untuk menjawab

  pertanyaan: a) kebutuhan apa yang belum dipenuhi oleh kegiatan program; b) tujuan pengembangan mana yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan; c) tujuan mana yang paling mudah dicapai. Evaluasi masukan membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, bagaiman prosedur kerja untuk

  3

  mencapainya. Evaluasi proses menekankan tujuan dan evaluasi produk digunakan untuk membantu membuat keputusan, baik mengenai hasil yang telah

  4 dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.

  Survey awal telah peneliti lakukan dengan hasil sebagai berikut; 1. Kondisi keuangan dalam pengelolaan di ma‟had Aly UIN Malang muncul permasalahan serius, 2. Kondisi lingkungan di ma‟had Aly IAIN Salatiga terdapat perselisihan dengan warga kampung karena bau dan limbah.

  Berdasar pada latar belakang di atas maka sangat penting dilakukan penelitian dengan judul Pengembangan instrumen evaluasi CIPP (Context

  Input Process and Product ) pada Program Ma’had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri

B. Rumusan Masalah

  Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:

  1. Bagaimana model evaluasi program ma‟had Aly agar dapat meningkatkan

  kualitas program pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) ?

  2. Bagaimana teknik pelaksanaan evaluasi program pengelolaan Mahad Aly

  di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)? Bagaimana struktur komponen dan indikator model evaluasi pengelolaan 3. Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) ?

C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Menghasilkan model evaluasi program ma‟had Aly agar dapat

  meningkatkan kualitas program pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)

  2. Menghasilkan teknik pelaksanaan evaluasi yang tepat pada program

  pengelolaan Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Menghasilkan struktur komponen dan indikator model evaluasi sebagai 3. acuan penyusunan instrumen evaluasi program pembelajaran pengelolaan 3 Mahad Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). 4 Suharsimi Arikunto. (1988). Penilaian program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara, 39

Worthen, B.R. & Sanders, J.R. (1973). Educational evaluation: theory and Practice. California: wadsworth

  Publishing Company, Inc, 137

D. Manfaat Penelitian

  Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat :

  1. Manfaat teoritis Menambah perbendaharaan hasil penelitian tentang Pengembangan instrumen evaluasi CIPP (Context Input Process and Product) pada Program Ma‟had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri

  2. Manfaat praktis

  a. Bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam mengelola Ma‟had Aly agar lebih bermanfaat dalam membentuk karakter bangsa yang saat ini menjadi pekerjaan rumah dunia pendidikan di Indonesia b. Bagi Direktorat Pendidikan Tinggi Agama Islam DIKTIS

  Hasil penelitian ini bisa menjadi rujukan dala membuat kebijakan mengenai Ma‟had Aly untuk PTKIN agar pengelolaan Ma‟had Aly lebih baik di Indonesia

BAB II KAJIAN TEORI

  A. Pengembangan Instrumen

  Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

  5

  dipermudah olehnya. Sedangkan Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik

  6

  variabel secara bjektif. Sedangkan pendapat lain menyatakan instrumen adalah alat yang digunakan untuk merekam pada umumnya secara kuantitatif keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Pada atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-

  7 kognitif, perangsangnya adalah pernyataan .

  Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.

  B. Evaluasi Program

  Evaluasi adalah measurement, assesment and evaluation are

  

hierarchical. The comparison of observation with the criterion is a measurement

the interpretation and description of the evidence is an assessment and the

judgment of the value of implication of the behavior is an evaluation. Sedangkan

  menurut Joint Committe on Standar Evaluation menyatakan bahwa evaluation is

  8 the systematic assesment of the worth or merit of some object.

  Menurut Kufman and Thomas menyatakan bahwa evaluasi adalah proses yang digunakan untuk menilai. Pendapat lain mendefinisikan evaluasi dapat diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau standar

  9 objektif yang dievaluasi .

  Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas suatu suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Melalui evaluasi akan diperoleh informasi

  10

  tentang apa yang telah dicapai dan mana yang belum. Evaluasi memberikan informasi bagi kelas dan pendidik untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Evaluasi sebagai komponen pengajaran adalah proses untuk mengetahui keberhasilan program pengajaran dan merupakan proses penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kesukaran-kesukaran yang melekat pada

  11 proses belajar .

  Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, selanjutnya menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan 5 terhadap implementasi dan efektifitas suatu program. 6 Suharsimi Arikunto. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 134 7 Ibnu Hadjar.(1996).Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan.Jakarta:RajaGrafindo Persada, 160 8 Sumadi Suryabrata. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 52 9 Stufflebeam, D.L. (1971). Evaluation as enlightment for decisión making. Columbus, Ohio: Ohio State University, 3 10 Djaali, Puji Mulyono dan Ramly. (2000). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta PPs UNJ, 3 11 Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press, 19

Murshel, J.L. (1954). Successfull teaching, its psychological principles. New York: Mc. Graw Hill Book Company Inc,

  373

  Ralp Tyler,1950 mendefinisikan bahwa evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan program sudah dapat terealisasi. Pendapat lain menyatakan Evaluasi program adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan atas perbandingan secara hati-hati terhadap data yang diobservasi

  12

  dengan menggunakan standard tertentu yang telah dibakukan . Dari berbagai definisi tersebut di atas, dapat diintisarikan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi program adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu program pemerintah, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif atau pilihan yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.

C. Model CIPP

  Model evaluasi adalah model desain evaluasi yang dibuat oleh para ahli/pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya. Model ini dianggap model standar. Disamping itu ahli evaluasi yang membagi evaluasi sesuai dengan misi yang akan dibawakanya serta kepentingan atau penekannya atau dapat juga disebut sesuai dengan paham yang dianut yang disebut pendekatan atau approach.

  1. Pengertian Model Evaluasi CIPP

  Model ini menggunakan pendekatan yang berorientasi pada pemegang keputusan (a decision oriented evaluation approach structured) untuk menolong administrator dalam membuat keputusan. Merumuskan evaluasi sebagai suatu proses menggambarkan, memperoleh dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. Membuat pedoman kerja untuk melayani para manajer dan administrator menghadapi empat macam keputusan pendidikan, membagi evaluasi menjadi empat macam, yaitu :

  a. Contect evaluation to serve planning desicion, konteks evaluasi ini membantu merencanakaan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program.

  b. Input evaluation, structuring desicion, evaluasi ini menolong mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.

  c. Process evaluation, to serve implementing desicion, evaluasi proses untuk membantu mengimplementasikan keputusan sampai sejauhmana rencana telah dapat diterapkan? apa yang harus direvisi? Begitu pertanyaan tersebut terjawab prosedur dapat dimonitor, dikontrol dan diperbaiki.

  d. Product evaluation, to serve recycling desicion, evaluasi produk untuk menolong keputusan selanjutnya, apa hasil yang telah dicapai? apa yang

  

13

dilakukan setelah program berjalan. 12

  2. Kelebihan dan Kekurangan Evaluasi Program Model CIPP 13 Suharsimi Arikunto. (1988). Penilaian program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara, 25

Stufflebeam, D.L. (1971). Evaluation as enlightment for decisión making. Columbus, Ohio: Ohio State University,

  25

  Dibandingkan dengan model-model evaluasi program yang lain, model CIPP memiliki kelebihan antara lain lebih komprehensif atau lengkap menjaring informasi karena obyek evaluasi tidak hanya hasil semata tetapi mencakup: konteks, masukan (input), proses, maupun hasil. Kelengkapan informasi yang dihasilkan oleh model CIPP akan mampu memberikan dasar yang lebih baik dalam mengambil keputusan, kebijakan maupun penyusunan program selanjutnya. Keterbatasan model CIPP antara lain: penerapan model in dalam program mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi jika

  14 tanpa kombinasi dari keempat komponen .

D. Ma’had Aly

  Kata Ma‟had Aly secara etimologi berarti pesantren tinggi atau dengan kata lain setingkat dengan perguruan tinggi. Penamaan ma‟had untuk bangunan tempat tinggal mahasiswa dikarenakan ingin memberikan kesan yang berbeda. Menurut Imam Suprayoga, “asrama” berkonotasi hanya sebagai tempat pindah tidur bagi mahasiswanya. Tidak juga dinamakan dengan “pondok pesantren (ponpes)”. Walaupun secara budaya, term “ma‟had” dapat mengacu pa da “ponpes”. Penamaan istilah ini lebih ditekankan bahwa “ma‟had” itu bukan hanya sekedar “ponpes”, tempat mengaji kitab klasik. Namun lebih dari itu, yaitu kolaborasi antara sistem salafi dengan

  15 sistem modern.

  Munculnya Ma‟had Aly dilatarbelakangi oleh langkanya pendidikan formal yang secara khusus mencetak ulama dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan, meskipun banyak perguruan tinggi Islam. Seperti diketahui seiring dengan perubahan modernisasi, kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia terus berubah dan berdampak pada pola keberagaman yang lebih rasional dan fungsional. Sebagai implikasi dari hal tersebut, adalah otoritas keulamaan harus berhadapan dengan aneka tuntutan masyarakat pada sebuah

  16 perikehidupan yang cenderung pragmatis.

BAB III METODE PENELITIAN

14 A. Jenis dan Pendekatan penelitian

  

Eko Putro W. (2008). Model Evaluasi Program Pembelajaran IPS Di SMP. Disertasi Doktor, tidak iterbitkan,

15 Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 3

Taufiqurrochman, 2010, Narasi Indah Perjalanan Hidup dan Pemikiran Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, Malang: UIN

16 Maliki Press, 82

Bagian Proyek Peningkatan Ma‟had Aly, Naskah Kurikulum Ma‟had Aly, Direktorat Pendidikan Keagamaan Dan

Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI 2004, 4

  Jenis penelitian ini adalah penelitian menggunakan pendekatan Research

  

and Development (R&D) Penelitian pengembangan memiliki karakteristik

  sebagai berikut: 1). Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap kualitas pembelajaran. 2). Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi mahasiswa. 3). Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara akademik. 4). Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.

B. Prosedur Pengembangan

  Langkah-langkah prosedur pengembangan instrumen evaluasi program pengembangan instrumen evaluasi CIPP (Context Input Process and Product) pa da program Ma‟had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri menggunakan 9 langkah dari 10 langkah model Borg & Gall seperti Gambar 1 berikut ini.

  Research and information Planning. (Merancang produk collecting (Mencari referensi menggunakan flowchart) instrumen evaluasi CIPP)

mination and implementation. Develop preliminary form

(mempublikasi hasil product of product akhir ke kalayak umum)

  (Membuat produk sesuai kebutuhan) Final product revision

  Preliminary field testing

(membuat produk akhir (melakukan uji coba

setelah diperbaiki) product pakar)

  

Operatioanl field testing (melakukan ujicoba skala Main product revision (memperbaiki

besar) produk setelah ujicoba pakar)

  Operational product revision main field testing (melakukan

(memperbaiki sesuai masukan uji uji coba produk skala kecil)

coba)

  Gambar 1. Langkah

  • –langkah penelitian R & D pengembangan instrumen evaluasi CIPP (Context Input Process and Product) pada Program Ma‟had Aly di

  Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Berdasar pada Gambar 1 di atas, langkah-langkah penelitian dijabarkan sebagai berikut.

  1. Penelitian dan pengumpulan informasi. Pengumpulan informasi dalam penelitian ini dituntut untuk mulai mengumpulkan informasi secara rinci dan mengumpulkan sejumlah permasalahan yang ditemukan dalam penelitian di lapangan. Pengumpulan informasi dengan melakukan tinjauan literatur, mengkaji beberapa konsep penelitian dan pengembangan (R&D), melakukan penelitian pendahuluan di dua Ma‟had Aly;

  2. Perencanaan meliputi merencanakan produk yang akan dihasilkan, waktu penelitian, penulisan draf awal;

  3. Pengembangan bentuk produk awal berupa bentuk penyusunan instrumen, bentuk model evaluasi, dan panduan penggunaan model evaluasi, dengan subjek uji coba sebanyak 4 orang uji subjek yang terdiri atas 2 orang pakar evaluasi,

  2 orang pakar pengelolaan Ma‟had. Kegiatan dilakukan pada Kamis, hari dan tanggal yakni; Kamis, 12 Nopember 2015, waktu ; 09.00

  • – 12.00, tempat ; Gedung Pascasarjana

  IAIN Salatiga dengan personal seperti tabel berikut; Tabel 1.

  Pakar Dalam Teknik FGD Dan Uji Keterbacaan Instrumen NO NAMA KEAHLIAN

  1. Peni Susapti, M. Si Pengukuran

  2. Fatkhurrohman, M. Pd Metodologi

  3. Imam Masarum, M. Pd. Bahasa Indonesia

  4. Revisi produk, dilakukan perbaikan sebagaimana yang telah diusulkan oleh hasil uji lapangan pendahuluan;

  5. Uji coba lapangan utama/diperluas dilakukan di satu Ma‟had Aly yaitu yang terdiri atas 2 orang pimpinan ma‟had, 4 orang dosen pembimbing ma‟had, dan 10 orang santri ma‟had.; Kegiatan ini telah dilakukan pada hari, tanggal yakni; Kamis, 19 Nopember 2015, waktu ; 09.00

  • – 12.00, tempat ; Gedung Pascasarjana IAIN Salatiga dan Ma‟had Al Jami‟ah UIN Malang dengan teknik Delphi.

  6. Revisi produk, melakukan perbaikan instrumen berdasarkan masukan dan saran sebagaimana diusulkan oleh hasil uji lapangan utama;

7. Uji coba lapangan operasional dilakukan di 2 Ma‟had Aly yaitu Ma‟had Aly UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan Ma‟had Aly IAIN Salatiga.

  Subjek uji coba terdiri atas pimpinan dan pengelola ma‟had sebanyak 4 orang, 6 dosen pembimbing Ma‟had Aly, dan santri 20 orang. Kegiatan ini sudah dilakukan pada hari, tanggal yakni; Sabtu, 21 Nopember 2015, waktu ; 09.00

  • – 12.00, tempat ; Gedung Pascasarjana

  IAIN Salatiga dan Ma‟had Al Jami‟ah UIN Malang dengan teknik Delphi

  8. Revisi produk akhir, melakukan perbaikan sebagaimana yang diusulkan dalam uji lapangan operasional, yaitu melakukan perbaikan dan penyempurnaan akhir pada instrumen model yang dikembangkan sehingga menjadi produk akhir hasil dari pengembangan (final product). Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data tersebut memberi gambaran tentang pengembangan instrumen evaluasi CIPP (Context Input Process and Product

  ) pada program Ma‟had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri meliputi konteks, input, proses, dan produk pelaksanaan program yang dicapai. Data kuantitatif diperoleh dari instrumen angket/kuesioner teknik Delphi merupakan pendapat dari para pakar dan para praktisi untuk membuat judgement berupa hasil kesepakatan tentang konseptualisasi pengembangan instrumen evaluasi CIPP (Context Input

  Process and Product) pada Program M

  a‟had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri. Kuesioner juga digunakan untuk menjaring data tentang perencanaan program, pelaksanaan program, dan hasil dari pelaksaan program melalui pimpinan ma‟had, dosen dan santri. Data kualitatif diperoleh dari hasil data dokumentasi ma‟had, studi observasi, wawancara, penilaian pengamatan langsung di ruang dan kelas ma‟had. Seluruh data yang berhasil dihimpun akan diolah guna untuk membuat keputusan tentang status program apakah akan diputuskan program tetap berjalan, dihentikan atau dimodifikasi dan juga untuk menentukan rekomendasi untuk Ma‟had Aly.

C. Teknik pengumpulan data

  Teknik pengumpul data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui beberapa teknik diantaranya:

  1. Teknik Delphi, teknik ini merupakan sebuah peramalan secara interaktif dan sistematik berdasarkan feedback secara individu dari nilai-nilai yang dipilih sebanyak satu putaran atau lebih. Bukti validitas isi tes atau instrumen dilakukan oleh panel pakar sesuai

  17

  bidang yang diukur dan pakar bidang pengukuran . Teknik ini dilakukan dengan mengedarkan draf awal instrumen menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban sangat cocok, cocok, cukup cocok, kurang cocok, dan tidak cocok. Selain menggunakan pilihan jawaban tersebut para pakar juga diminta usulan, saran, dan pendapat pada lembar asulan, saran, dan pendapat;

  2. Teknik FGD, teknik ini merupakan metode partisipasi dalam pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan dan kebutuhan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi secara kelompok dan untuk mendapatkan kesepakatan bersama. FGD dapat digunakan sebagai alat pengumpul data atau merupakan strategi penelitian;

3. Uji keterbacaan instrumen hasil pengembangan instrumen evaluasi CIPP

  (Context Input Process and Product ) pada program Ma‟had Aly di

  Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri difokuskan pada penilaian: (a) kejelasan indikator pengelolaan ma‟had , (b) kejelasan indikator kecakapan individu, (c) kejelasan indikator sikap sosial, (d) penggunaan bahasa Indonesia secara baku, (e) perumusan pertanyaan, dan (f) penggunaan kata dan kalimat yang mudah dipahami serta metode tata tulis yang tepat dan benar;

  4. uji coba pertama dengan melibatkan skala kecil yang mewakili dari Ma‟had Aly untuk menguji perangkat evaluasi, model evaluasi, dan panduan evaluasi;

17 Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press, 17

  5. uji coba kedua dalam skala lebih besar melibatkan satu Ma‟had Aly untuk menguji perangkat evaluasi, model evaluasi, dan panduan evaluasi;

  D. Metode pengumpulan data penelitian

  Metode instrumen pengumpulan data menggunakan beberapa macam;

  1. Angket/kuesioner, teknik ini dapat memberikan informasi penting dan jelas tentang kualitas, nilai atau keefektifan program. Dalam penelitian ini metode angket/kuisioner digunakan untuk menjaring sikap responden tentang komponen Ma‟had Aly. Kuesioner diisi oleh pimpinan ma‟had, dosen pembimbing ma‟had, dan santri untuk dimudahkan dalam menjawab karena sudah disiapkan jawaban tinggal memilih yang dirasa tepat;

  2. Observasi, observasi bertujuan untuk melakukan pengamatan dan proses pengembangan instrumen evaluasi CIPP (Context Input Process and

  Product

  ) pada program Ma‟had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri serta melakukan pencatatan secara sistematis dan logis, objektif dan rasional;

  3. Wawancara, wawancara adalah pengajuan pertanyaan secara lisan oleh interviewer kapada responden dan dijawab secara lisan pula oleh responden. Wawancara digunakan untuk mewawancarai pimpinan ma‟had, dosen pembimbing, dan santri. Wawancara diperlukan untuk dapat mengungkap hal yang masih tersembunyi, yang masih tertutup pada saat melakukan observasi. Tujuan wawancara adalah memberi kebebasan kepada pimpinan, guru dan santri untuk mengungkap informasi hingga informasi tersulit akan dapat dijelaskan;

  4. Dokumentasi, metode ini digunakan untuk menggali informasi melalui dokumen Ma‟had Aly. Data hasil penelitian dianalisis dengan cara mengorgasasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola.

  E. Analisis data penelitian

  Data dibagi menjadi dua yaitu kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

  18 diangkakan. Adapun tahapan-tahapan dapat dilihat sebagai berikut.

1. Analisis data secara kuantitatif, data yang terkumpul dianalisis dengan

  Exploratory Factor Analysis (EFA) dengan menggunakan bantuan program SPSS 10.0. Variabel laten dibentuk berdasarkan konsep teoretis dengan beberapa indikator/manifest. Tujuan penggunaan EFA ini adalah untuk menguji apakah konstruk yang telah dibentuk dapat dijelaskan oleh indikator-indikatornya atau tidak. Apabila indikator- 18 indikator tersebut dapat menjelaskan konstruk atau variabelyang ada,

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: CV.

  Alfabeta, 3 maka kebenaran tersebut ditunjukkan pada nilai loading factor yang tinggi. Setiap butir harus memiliki muatan lebih besar dari 0,3 (>0,3), demikian juga sebaliknya jika butir tersebut memiliki muatan lebih kecil dari 0,3 (<0,3) maka butir tersebut dinyatakan tidak valid, maka harus dibuang atau gugur. Konstruk diuji dengan melihat nilai Kaiser Mayer Olkin (KMO) diharapkan 0,5 (> 0,5). Analisis menggunakan EFA untuk menguji validitas pada uji coba kedua dan digunakan untuk uji normalitas konstruk sebelum dianalisis menggunakan CFA pada uji coba ketiga.

  2. Reliabilitas dilihat dari nilai alphanya jika nilai alpha > 0,7 maka instrumen dianggap reliabel dan jika kurang dari 0,7 dianggap tidak reliabel. Pengujian menggunakan Cronbach Alpha digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen pada uji coba kedua dan ketiga.

  3. Hasil uji coba ketiga data dianalisis menggunakan metode CFA dengan tujuan untuk melihat validitas dari masing-masing instrumen yaitu konteks, input, proses, dan produk. Analisis menggunakan CFA validitas dilihat dari nilai t (t-value), muatan faktor dilihat dari nilai alpha, jika nilai alpha> 0,03 (tarap signifikan 5 %) dibanding dengan nilai t tabel 1,96 maka butir dinyatakan valid. Valid dapat dibuktikan pada diagram path ditunjukkan dengan tulisan angka hitam, semakin besar nilai t hitung maka semakin valid. Jika nilai alpha tertulis merah maka dinyatakan bahwa butir tersebut tidak valid sehingga harus di-drop.

  4. Uji kecocokan model antara lain dilihat RMSEA harus dibawah 0,08 dan GFI harus lebih besar dari 0,90. Uji kecocokan antara model teoretis dan model empiris didasarkan pada empat kategori; (1) Chi-Square, (2) Signifikan Probablity,(3) Root Mean Square of Error Approximation (RMSEA), dan Goodness of Fit Index (GFI), Standar yang digunakan dapat dilihat pada tabel nomor 2 berikut ini.

  Tabel 2. Goodness of Fit Index

  No Indeks Cut of value Keterangan

  1 Chi-Square (X2 Kecil Semakin kecil X2 semakin baik

  2 Probability (p) Harus lebih besar dari 0,05 ≥ 0,05

  3 RMSE Rata-rata perbedaan/df ≤ 0,08

  4 Goodness of Fit Nilai berkisar 0-1 ≥ 0,90

  Index (GFI)

  5. Data hasil observasi terdiri atas data penilaian pengembangan instrumen evaluasi CIPP (Context Input Process and Product) pada program Ma‟had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri yang terdiri atas data hasil observasi santri putra dan putri secara terpisah dari tiga Ma‟had Aly. Data observasi masing-masing diambil dari dua orang penilai. Untuk menjaga reliabilitas antarkedua penilai maka data dianalisis menggunakan metode Cohen‟s Kappa menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS for Window 10.0. Relibilitas didasarkan pada hasil hitungan Kappa, jika hasil hitungan memilki nilai k < 0,40 (jelek), 0,40 ≤ k ≤ 0,75 (bagus), dan k > 0,75 (sempurna). Standar inilah yang digunakan untuk melihat kesepakatan antardua penilai hasil observasi.

  6. Analisis secara deskriptif analisis dilakukan dengan melihat kelengkapan model, kejelasan panduan model evaluasi, kelengkapan instrumen dan analisis keefektifan model. Analisis model terdiri dari empat kriteria yang harus dipenuhi, yaitu komprehensif, praktis, ekonomis dan didukung oleh instrumen yang valid dan reliable.

  Keempat kriteria syarat model tersebut hanya validitas dan reliabilitas yang dianalisis secara kuantitatif sedangkan komprehensif, praktis, dan ekonomis akan dianalisis secara kualitatif.

  Cara menganalisis data secara deskriptif, data kuantitatif yang berasal dari instrumen dicari skor reratanya, kemudian dikonfirmasikan ke dalam data kualitatif dengan menggunakan skala 5, kemudian dideskripsikan. Hasil diskripsi dijadikan dasar untuk penilaian apakah instrumen, model evaluasi yang dikembangkan, dan panduan telah memenuhi syarat pengembangan model yang digunakan untuk mengevaluasi program pengembangan instrumen evaluasi CIPP (Context Input Process and Product) pada program Ma‟had Aly di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri. Bentuk konversi data kuantitatif menjadi kualitatif menggunakan skala 5 ini sebagai berikut.

  Tabel 3. Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif

  Rumus Rerata Skor Klasifikasi

  X > x i + 1,8 x sbi > 4,2 Sangat baik Xi + 0,6 x sbi < > 3,4-4,2 Baik

  X ≤ i + 1,8 x sbi Xi >2,6-3,4 Cukup

  • – 0,6 x sbi < X ≤ i + 0,6 x sbi Xi >1,8-2,6 Kurang – 1,8 x sbi < X ≤ i – 0,6 x sbi

  Sangat Kurang X ≤ X i – 1,8 X sbi ≤ 1,8

  Analisis data secara kualitatif adalah menaganalisis data hasil validasi (penilaian) dari para ahli (expert) dan pengguna model evaluasi (pimpinan Ma‟had Aly) serta praktisi yang memberi masukan- masukan dalam rangka perbaikan model evaluasi dan perangkatnya.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif yaitu mendiskripsikan atau memberi gambaran tentang objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa membuat analisis ataupun kesimpulan yang berlaku untuk umum melalui

  19 wawancara, pengolahan angket, dan dokumentasi.

  Data yang telah dikumpulkan dianalisis melalui tiga jenis kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian

  20 19 data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Analisis data secara

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: CV. 20 Alfabeta, 4

Miles, M.B., and Huberman, A.M. Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook Sage Publications, Thousand Oaks, California, 1994, 21 kualitatif menggunakan tampilan berupa narasi, tabel, dan grafik meliputi data perkembangan jumlah mahasantri selama tiga tahun, output santri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Penelitian

1. Ma’had Aly IAIN Salatiga

a. Dasar Pemikiran