Pengaruh Reliance On Multiple Performance Measures Terhadap Kinerja Manajer Hotel Di Semarang Dengan Goal Difficulty dan Goal Specificity Sebagai Variabel Moderasi - Unika Repository

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Demografi Responden Responden penelitian ini adalah semua manajer yang bekerja pada

  hotel bintang di Semarang. Dari 240 kuesioner yang dikirim pada bulan Maret - Juni 2017, terdapat 59 kuesioner yang kembali dan dapat diolah.

  Kuesioner yang kembali berjumlah 14 hotel antara lain didapat dari hotel: Studio Inn & Suites, Candiview, Neo Candi, Pantes, Candi Indah, Santika Premiere, Citradream, Holiday Inn, MG Suites, Pesonna, Grand Saraswati, Royal Phoenix, Pondok Serrata, Siliwangi. Total keseluruhan kuesioner yang kembali sejumlah 59 kuesioner. Seluruh kuesioner kembali dapat diolah.

Tabel 4.1. Tabel Pengembalian Kuesioner Jumlah Jumlah Jumlah

  No Nama Hotel Disebar Kembali Diolah

  1 Star Hotel

  5

  2 Studio Inn & Suites

  5

  3

  3

  3 Candiview

  5

  5

  5

  4 Neo Candi

  5

  5

  5

  5 Pantes

  5

  5

  5

  6 Favehotel

  5

  7 Wimarion

  5

  8 Candi Indah

  5

  5

  5

  9 Sisingamangaraja Guest House

  5

  10 Elizabeth

  5

  11 Grasia

  5

  12 Noormans

  5

  13 Patra Jasa

  5

  14 Oaktree Emerald

  5

  No Nama Hotel Jumlah Disebar Jumlah Kembali Jumlah Diolah

  5

  42 Grand Saraswati

  5

  41 Metro

  5

  40 Crowne

  5

  39 Novotel

  5

  3

  5

  38 Pesonna

  5

  37 Semesta

  5

  36 Quest

  5

  5

  5

  3

  35 MG Suites

  3

  59

  5 Total 240

  48 Dafam

  5

  47 Aston

  5

  46 Dalu

  3

  5

  43 Royal Phoenix

  45 Siliwangi

  3

  3

  5

  44 Pondok Serrata

  3

  3

  5

  5

  5

  17 @Hom

  21 Ibis

  5

  24 Citradream

  5

  23 Grand Edge

  5

  22 Amaris Pemuda

  5

  5

  4

  20 Horison

  5

  19 Ciputra

  5

  5

  5

  18 Santika Premiere

  5

  4

  25 Ibis Budget

  34 Simpang Lima Residence

  5

  5

  33 Louis Kienne Simpang Lima

  5

  5

  5

  32 Holiday Inn

  5

  31 Amaris Simpang Lima

  30 Pandanaran

  5

  5

  29 Chanti

  5

  28 Gumaya Tower

  5

  27 Grandhika

  5

  26 Whiz

  59 Sumber : Data primer diolah (2017)

  4.2. Gambaran Umum Responden

  Data responden yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, umur, lama bekerja, pendidikan masing-masing manajer.

Tabel 4.2. Gambaran Umum Responden Keterangan Frek % KM RMPM GD GS

  Laki-laki

  41

  69.5

  6.28

  6.43

  2.19

  2.72 Jenis Kelamin Perempuan

  18

  30.5

  6.27

  6.61

  2.26

  2.89 21-35

  32

  54.2

  6.20

  6.54

  2.27

  2.84 Umur 36-50

  27

  45.8

  6.36

  6.42

  2.14

  2.69 1-2.5

  41

  69.5

  6.25

  6.50

  2.02

  2.76 Lama Bekerja 2.6-5

  18

  30.5

  6.32

  6.47

  2.65

  2.81 D3

  38

  64.4

  6.35

  6.51

  2.12

  2.76 Pendidikan S1

  21

  35.6

  6.13

  6.44

  2.37

  2.79 Sumber : Lampiran 2 Responden berjenis kelamin laki-laki ada 41 orang dan perempuan 18 orang. Hal ini menunjukkan responden manajer yang bekerja pada hotel bintang di Semarang lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki. Responden berumur 21-35 tahun ada 32 orang dan 36-50 tahun ada 27 orang. Hal ini menunjukkan responden manajer yang bekerja pada hotel bintang di Semarang lebih banyak yang berumur 21-35 tahun. Responden berlama kerja 1-2,5 tahun ada 41 orang dan 2,6-5 tahun ada 18 orang. Hal ini menunjukkan responden manajer yang bekerja pada hotel bintang di Semarang lebih banyak yang berlama kerja 1-2,5 tahun. Responden berpendidikan D3 ada 38 orang dan S1 ada 21 orang. Hal ini menunjukkan responden manajer yang bekerja pada hotel bintang di Semarang lebih banyak yang berpendidikan D3. pada responden berjenis kelamin laki-laki dan berumur 36-50 tahun. Hal ini berarti responden berjenis kelamin laki-laki dan berumur 36-50 tahun lebih memiliki Reliance On Multiple Performance Measures, Goal

  Difficulty dan Goal Specificity yang tinggi. Dilihat dari lama kerja, nilai

  mean Kinerja Manajer, Goal Difficulty dan Goal Specificity lebih tinggi pada responden berlama kerja 1-2,5 tahun yakni yang masih belum begitu lama bekerja. Dilihat dari pendidikan, nilai mean Kinerja Manajer dan

  Reliance On Multiple Performance Measures lebih tinggi pada responden berpendidikan S1.

4.3. Uji Alat Pengumpulan Data

  Dalam penelitian ini, digunakan uji alat pengumpulan data untuk menguji kusioner penelitian meliputi uji validitas dan uji reliabilitas (Ghozali, 2015).

4.3.1. Uji Validitas

  Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

  Dikatakan valid jika r hitung > r tabel dengan tingkat signifikansi 5% (Ghozali, 2015).

Tabel 4.3. Uji Validitas Kinerja Manajer (KM) Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan

  KM1 0.804 0,256 Valid KM2 0.750 0,256 Valid KM3 0.882 0,256 Valid KM4 0.736 0,256 Valid KM5 0.710 0,256 Valid KM6 0.717 0,256 Valid KM7 0.720 0,256 Valid KM8 0.803 0,256 Valid KM9 0.605 0,256 Valid

  Sumber : Lampiran 3 Nilai r hitung untuk masing-masing item pertanyaan (KM 1 sampai

  KM 9) > nilai r tabel (0,256) sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item-item pertanyaan tersebut telah valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel kinerja manajer (KM).

Tabel 4.4. Uji Validitas Reliance On Multiple Performance Measures (RMPM) Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan

  RMPM1 0.661 0,256 Valid RMPM2 0.674 0,256 Valid RMPM3 0.568 0,256 Valid RMPM4 0.689 0,256 Valid RMPM5 0.485 0,256 Valid RMPM6 0.777 0,256 Valid RMPM7 0.630 0,256 Valid RMPM8 0.536 0,256 Valid RMPM9 0.671 0,256 Valid

  RMPM10 0.726 0,256 Valid Sumber : Lampiran 3

  Nilai r hitung untuk masing-masing item pertanyaan (RMPM 1 sampai RMPM 10) > nilai r tabel (0,256) sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item-item pertanyaan tersebut telah valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel reliance on multiple performance measures (RMPM).

Tabel 4.5. Uji Validitas Goal Difficulty (GD) Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan

  GD1 0.828 0,256 Valid GD2 0.867 0,256 Valid GD3 0.795 0,256 Valid

  Sumber : Lampiran 3 Nilai r hitung untuk masing-masing item pertanyaan (GD 1 sampai

  GD 3) > nilai r tabel (0,256) sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item-item pertanyaan tersebut telah valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel goal difficulty (GD).

Tabel 4.6. Uji Validitas Goal Specificity (GS) Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan

  GS1 0.877 0,256 Valid GS2 0.914 0,256 Valid GS3 0.817 0,256 Valid

  Sumber : Lampiran 3 Nilai r hitung untuk masing-masing item pertanyaan (GS 1 sampai

  GS 3) > nilai r tabel (0,256) sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item-item pertanyaan tersebut telah valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel goal specificity (GS).

4.3.2. Uji Reliabilitas

  Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dikatakan reliabel

Tabel 4.7. Uji Reliabilitas

  Cronbach Alpha Keterangan Variabel

  Kinerja Manajer (KM) 0,933 Reliabel

  Reliance On Multiple Performance

  0,897 Reliabel

  Measures (RMPM) Goal Difficulty (GD) 0,915 Reliabel Goal Specificity (GS) 0,936 Reliabel

  Sumber : Lampiran 3 Variabel kinerja manajer (KM), reliance on multiple performance

  measures (RMPM), goal difficulty (GD) serta goal specificity (GS)

  memberikan nilai Cronbach Alpha masing-masing > 0,70 sehingga dapat disimpulkan kuesioner telah reliabel (Ghozali, 2015).

4.4. Statistik Deskriptif

  Statistik deskriptif pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai jawaban responden terhadap indikator-indikator dalam variabel penelitian. Pertama, dilakukan pembagian katergori menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kedua, menentukan rentang skala masing- masing kategori yang dihitung dengan rumus.

  − ℎ

  RS =

  ℎ 7−1

  RS = = 2

3 Rentang Skala Kategori

  1,00 Rendah

  • – 3,00 3,01 Sedang – 5,00

  5,01 Tinggi

  • – 7,00

Tabel 4.8. Statistik Deskriptif Kinerja Manajer (KM)

  Variabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata-rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi KM1 1-7 4-7 6.34 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi KM2 1-7 4-7

  6.34 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi KM3 1-7 4-7 6.29 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi KM4 1-7 4-7 6.14 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi KM5 1-7 2-7 6.22 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi KM6 1-7 3-7 6.29 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi KM7 1-7 4-7 6.22 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi KM8 1-7 4-7 6.37 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi KM9 1-7 4-7 6.27 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi

  Rata-rata Total

6.28 Tinggi

  Sumber : Lampiran 2 Skor rata-rata jawaban responden dari kinerja manajer (KM) adalah sebesar 6,28 dan termasuk kategori tinggi. Artinya persepsi hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan manajer dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama sangat bagus.

Tabel 4.9. Statistik Deskriptif RMPM

  Variabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata-rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi RMPM1 1-7 4-7 6.49 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi RMPM2 1-7 4-7

  6.49 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi RMPM3 1-7 5-7 6.68 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi RMPM4 1-7 3-7 6.63 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi RMPM5 1-7 2-7 6.36 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi RMPM6 1-7 3-7 6.42 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi RMPM7 1-7 4-7 6.53 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi RMPM8 1-7 4-7 6.25 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi RMPM9 1-7 4-7 6.47 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi RMPM10 1-7 4-7 6.54 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Tinggi

  Rata-rata Total

6.49 Tinggi

  Sumber : Lampiran 2 Skor rata-rata jawaban responden dari reliance on multiple

  performance measures (RMPM) adalah sebesar 6,49 dan termasuk

  kategori tinggi. Artinya persepsi tentang kombinasi pengukuran finansial

Tabel 4.10. Statistik Deskriptif Goal Difficulty (GD)

  Variabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata-rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi GD1 1-7 1-4 2.10 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Rendah GD2 1-7 1-4

  2.17 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Rendah GD3 1-7 1-4 2.36 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Rendah

  Rata-rata Total

  2.21 Rendah

  Sumber : Lampiran 2 Skor rata-rata jawaban responden dari goal difficulty (GD) adalah sebesar 2,21 dan termasuk kategori rendah. Artinya persepsi manajer akan kesulitan terhadap pekerjaan yang dilakukan sangat rendah.

Tabel 4.11. Statistik Deskriptif Goal Specificity (GS)

  Variabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata-rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi GS1 1-7 1-4 2.81 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Rendah GS2 1-7 1-4

  2.75 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Rendah GS3 1-7 1-4 2.76 1,00-3,00 3,01-5,00 5,01-7,00 Rendah

  Rata-rata Total

  2.77 Rendah

  Sumber : Lampiran 2 Skor rata-rata jawaban responden dari goal specificity (GD) adalah sebesar 2,77 dan termasuk kategori rendah. Artinya persepsi manajer akan kerincian terhadap pekerjaan yang dilakukan sangat rendah.

4.5. Uji Hipotesis 4.5.1. Uji Hipotesis 1

  RMPM Kinerja Manajer

  Goal Difficulty

  0.1

  1.1 RMPM + e ............................................................. (1) KM = β + β

  0.2

  1.2

  

2.2

  3.2 RMPM.GD + e .............. (2) KM = β + β RMPM + β GD + β

  Keterangan: KM = kinerja manajer RMPM = reliance on multiple performance measures GD = goal difficulty RMPM.GD = interaksi antara RMPM dengan goal difficulty

  = konstanta β

  1-3 = koefisien regresi

  β e = error Pengujian asumsi klasik untuk hipotesis 1 : 1.

   Uji Multikolinearitas

  Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Dikatakan bebas dari multikolinearitas jika nilai

  tolerance ≥ 0,1 dan nilai VIF ≤ 10 (Ghozali, 2015).

Tabel 4.12. Uji Multikolinieritas Hipotesis 1 (Tidak Lolos) No Model Var Independen Tolerance

  VIF Ket

  0.1

  1.1 RMPM KM = β + β

  1 RMPM 1.000 1.000 Bebas

  • + e

  0.2

  1.2 RMPM RMPM 0.093 10.705 Bebas KM = β + β

  2

  2.2

  3.2 GD 0.006 164.986 Tidak

  • + β GD + β RMPM.GD + e RMPM.GD 0.007 146.226 Tidak

  Terdapat beberapa variabel yang tidak memberikan masing-masing nilai tolerance ≥ 0,1 dan nilai VIF ≤ 10 sehingga dapat disimpulkan terdapat beberapa variabel yang belum terbebas dari masalah multikolinearitas. Oleh karena itu perlu dilakukan pengobatan multikolinearitas dengan melakukan mean centering yang menghasilkan sebagai berikut.

Tabel 4.13. Uji Multikolinieritas Hipotesis 1 (Setelah Mean Centering) No Model Var Independen Tolerance

  VIF Ket

  0.1

  1.1 RMPM + KM = β + β

  1 RMPM 1.000 1.000 Bebas

  e

  RMPM 0.807 1.239 Bebas

  0.2

  1.2 RMPM + KM = β + β

  2.2

  3.2

  2 RMPM.GD GD 0.848 1.179 Bebas

  β GD + β

  • + e

  RMPM.GD 0.919 1.088 Bebas Sumber : Lampiran 4

  Semua variabel memberikan masing-masing nilai tol tolerance

  0,1 dan nilai VIF ≤ 10 sehingga dapat disimpulkan semua variabel telah terbebas dari masalah multikolinearitas.

2. Uji Normalitas

  Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak. Dikatakan normal apabila nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov > 0,05 (Ghozali, 2015).

Tabel 4.14. Uji Normalitas Hipotesis 1 Sig. Kolmogorov-

  No Model Ket

  Smirnov

  1

  0.1

1.1 RMPM + e 0.204 Normal

  KM = β + β

  0.2

  1.2

  2.2

  2 0.718 Normal

  3.2 KM = β + β RMPM + β GD + β

  RMPM.GD + e

  Sumber : Lampiran 4 Semua persamaan memberikan masing-masing nilai Sig.

  Kolmogorov-Smirnov adalah > 0,05 sehingga dapat disimpulkan data penelitian dari semua persamaan telah normal.

3. Uji Heteroskedastisitas

  Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dikatakan bebas heteroskedastisitas jika sig. absolute unstandardized residual > 0,05 (Ghozali, 2015).

Tabel 4.15. Uji Heteroskedastisitas Hipotesis 1 No Model Var Independen Sig. Ket

  0.1

  1.1

  1 RMPM + e RMPM 0.703 Bebas

  KM = β + β

  RMPM 0.053 Bebas

  0.2

  1.2

  2.2 GD + KM = β + β RMPM + β

  2 GD 0.786 Bebas

  3.2 RMPM.GD + e β

  RMPM.GD 0.052 Bebas Sumber : Lampiran 4

  Semua variabel dari semua persamaan memberikan masing-masing nilai sig > 0,05 sehingga dapat disimpulkan semua variabel dari semua persamaan telah terbebas dari masalah heteroskedastisitas. Pengujian moderated regression analysis (MRA) untuk hipotesis 1:

  1 Tabel 4.16. Uji H

  2 No Model Var Independen R B t-value Ket

  0.1 1.1 constant 0.002 KM = β + β

  1 0.209

  RMPM + e

  RMPM 0.495 3.881

  0.2 1.2 constant 0.621 KM = β + β

  H

  1 diterima

  2.2 RMPM 0.367 2.712 RMPM + β

  2 0.307

  

3.2 GD -0.295 -1.033

GD + β RMPM.GD + e

  RMPM.GD 0.139 2.721 Sumber : Lampiran 4

  2 Berdasarkan hasil output SPSS tampak bahwa: nilai R persamaan

  2 (0,307) lebih tinggi dari persamaan 1 (0,209) dan nilai t hitung variabel RMPM.GD (2,721) > t tabel (+1,96) sehingga interaksi signifikan secara statistik. Koefisien variabel RMPM.GD (0,139) > 0 dan sehingga interaksinya positif. Jadi H

  1 yang berbunyi interaksi antara RMPM dan goal difficulty berpengaruh terhadap kinerja manajer diterima. Artinya,

  ketika RMPM semakin tinggi dan tujuan yang dicapai semakin sulit (goal difficulty ) maka kinerja manajer semakin baik.

4.5.2. Uji Hipotesis 2

  RMPM Kinerja Manajer

  

Goal Specificity

  0.1

  1.1 RMPM + e ............................................................. (3) KM = α + α

  0.2

  1.2

  

2.2

  3.2 RMPM.GS + e .............. (4) KM = α + α RMPM + α GS + α

  Keterangan: KM = kinerja manajer RMPM = reliance on multiple performance measures GS = goal specificity RMPM.GS = interaksi antara RMPM dengan goal specificity

  = konstanta α

  1-3 = koefisien regresi

  α e = error Pengujian asumsi klasik untuk hipotesis 2: 1.

   Uji Multikolinearitas

  Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Dikatakan bebas dari multikolinearitas jika nilai tolerance ≥ 0,1 dan nilai VIF ≤ 10 (Ghozali, 2015).

Tabel 4.17. Uji Multikolinieritas Hipotesis 2 (Tidak Lolos) No Model Var Independen Tolerance

  VIF Ket

  0.1

  1.1 RMPM KM = α + α

  1 RMPM 1.000 1.000 Bebas

  • + e

  0.2

  1.2 RMPM RMPM 0.054 18.402 Bebas KM = α + α

  2

  2.2

  3.2 GS 0.006 168.966 Tidak

  • + α GS + α RMPM.GS + e RMPM.GS 0.006 166.399 Tidak

  Sumber : Lampiran 5

  Terdapat beberapa variabel yang tidak memberikan masing-masing nilai tolerance ≥ 0,1 dan nilai VIF ≤ 10 sehingga dapat disimpulkan terdapat beberapa variabel yang belum terbebas dari masalah multikolinearitas. Oleh karena itu perlu dilakukan pengobatan multikolinearitas dengan melakukan mean centering yang menghasilkan sebagai berikut.

Tabel 4.18. Uji Multikolinieritas Hipotesis 2 (Setelah Mean Centering) No Model Var Independen Tolerance

  VIF Ket

  0.1

  1.1 RMPM + KM = α + α

  1 RMPM 1.000 1.000 Bebas

  e

  RMPM 0.899 1.112 Bebas

  0.2

  1.2 RMPM + KM = α + α

  2.2

  3.2

  2 RMPM.GS + GS 0.962 1.040 Bebas

  α GS + α e

  RMPM.GS 0.918 1.089 Bebas Sumber : Lampiran 5

  Semua variabel memberikan masing-masing nilai tol tolerance

  0,1 dan nilai VIF ≤ 10 sehingga dapat disimpulkan semua variabel telah terbebas dari masalah multikolinearitas.

2. Uji Normalitas

  Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak.

  Dikatakan normal apabila nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov > 0,05 (Ghozali, 2015).

Tabel 4.19. Uji Normalitas Hipotesis 2 Sig. Kolmogorov-

  No Model Ket

  Smirnov

  1

  0.1

1.1 RMPM + e 0.204 Normal

  KM = α + α

  0.2

  1.2

  2.2

  2 0.501 Normal

  3.2 KM = α + α RMPM + α GS + α

  RMPM.GS + e

  Sumber : Lampiran 5 Semua persamaan memberikan masing-masing nilai Sig.

  Kolmogorov-Smirnov adalah > 0,05 sehingga dapat disimpulkan data penelitian dari semua persamaan telah normal.

3. Uji Heteroskedastisitas

  Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dikatakan bebas heteroskedastisitas jika sig. absolute unstandardized residual > 0,05 (Ghozali, 2015).

Tabel 4.20. Uji Heteroskedastisitas Hipotesis 2 No Model Var Independen Sig. Ket

  0.1

  1.1

  1 RMPM + e RMPM 0.703 Bebas

  KM = α + α

  RMPM 0.120 Bebas

  0.2

  1.2

  2.2 GS + KM = α + α RMPM + α

  2 GS 0.798 Bebas

  3.2 RMPM.GS + e α

  RMPM.GS 0.057 Bebas Sumber : Lampiran 5

  Semua variabel dari semua persamaan memberikan masing-masing nilai sig > 0,05 sehingga dapat disimpulkan semua variabel dari semua persamaan telah terbebas dari masalah heteroskedastisitas. Pengujian moderated regression analysis (MRA) untuk hipotesis 2:

  2 Tabel 4.21. Uji H

  2 No Model Var Independen R B t-value Ket 0.1 constant 0.002

  • + 1 0.209

  KM = α

1.1 RMPM + e

  α RMPM 0.495 3.881 0.2 constant 0.278

  • + H

  KM = α

  2 diterima

  1.2 RMPM + RMPM 0.403 3.085 α

  2 0.279

  2.2

  3.2 GS -0.150 -0.512 α GS + α RMPM.GS + e

  RMPM.GS 0.128 2.220 Sumber : Lampiran 5

  2 Berdasarkan hasil output SPSS tampak bahwa: nilai R persamaan

  4 (0,279) lebih tinggi dari persamaan 3 (0,209) dan nilai t hitung variabel RMPM.GS (2,220) > t tabel (+1,96) sehingga interaksi signifikan secara statistik. Koefisien variabel RMPM.GS (0,128) > 0 sehingga interaksinya positif. Jadi H

  2 yang berbunyi interaksi antara RMPM dan goal specificity

  berpengaruh terhadap kinerja manajer diterima. Artinya, ketika RMPM semakin tinggi dan tujuan yang dicapai semakin rinci (goal spesificity) maka kinerja manajer semakin baik.

4.6. Pembahasan 4.6.1. Pembahasan Hipotesis 1

  H

  1 yang berbunyi interaksi antara RMPM dan goal difficulty

  berpengaruh terhadap kinerja manajer diterima. Artinya, ketika RMPM semakin tinggi dan tujuan yang dicapai semakin sulit (goal difficulty) maka kinerja manajer semakin baik.

  Kinerja manajer merupakan hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan pertanggungjawaban, pembinaan, dan pengawasan. Ittner dan Larcker (1998) dalam Sholihin et al., (2010) berpendapat bahwa sistem pengukuran kinerja penting karena memainkan peran kunci dalam pelaksanaan rencana strategis, evaluasi pencapaian tujuan organisasi dan pembangunan rencana kompensasi manajerial. Merchant (2006) berpendapat bahwa ukuran kinerja penting dalam evaluasi kinerja manajerial dalam memotivasi manajer untuk mengerahkan usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui berbagai insentif terkait dengan pencapaian tujuan tersebut.

  Kaplan dan Norton (1996) dalam Sholihin et al., (2010) menganjurkan untuk menambah pengukuran finansial dengan non finansial seperti inovasi produk, kepemimpinan produk dan loyalitas pelanggan yang mungkin merupakan indikator lebih baik dari profitabilitas masa depan dari laba tahunan. Otley dan Fakiolas (2000), Hartmann pengukuran non-finansial dalam menilai kinerja manajer. Penelitian terkini belum jelas meneliti bagaimanakah kombinasi pengukuran finansial dan non-finansial (disebut RMPM atau reliance on multiple performance measures ) mempengaruhi kinerja manajer.

  Locke dan Latham (1990) dalam Sholihin et al., (2010) menjelaskan dalam (teori penetapan tujuan) dijelaskan bahwa mekanisme bagaimana tujuan mempengaruhi kinerja mengacu pada tiga atribut aksi termotivasi: gairah atau intensitas usaha, durasi usaha, dan pilihan. Mengenai intensitas usaha, eksperimen laboratorium menunjukkan bahwa tujuan yang sulit (goal difficulty) akan menyebabkan individu untuk mengerahkan usaha lebih dari orang-orang dengan tujuan yang terbaik. Goal difficulty secara logis terkait dengan usaha dan gairah.

  Sehubungan dengan goal difficulty, manajer dengan tujuan sulit diharapkan menghabiskan lebih banyak upaya dalam mencapai pekerjaan dibandingkan dengan tujuan mudah. Semakin besar upaya yang dikerahkan maka semakin tinggi kinerja.

4.6.2. Pembahasan Hipotesis 2

2 H yang berbunyi interaksi antara RMPM dan goal specificity

  berpengaruh terhadap kinerja manajer diterima. Artinya, ketika RMPM semakin tinggi dan tujuan yang dicapai semakin rinci (goal spesificity) maka kinerja manajer semakin baik.

  Locke dan Latham (1990) dalam Sholihin et al., (2010) menjelaskan durasi usaha dari waktu ke waktu (juga dikenal sebagai ketekunan) dipengaruhi oleh goal specificity; subyek dengan tujuan spesifik menghabiskan lebih banyak waktu melakukan tugas dibandingkan dengan tujuan non-spesifik. Goal specificity harus memiliki pengaruh paling besar terhadap arah perhatian dan arah usaha. Goal specificity juga harus meningkatkan tingkat kinerja tugas dibandingkan dengan tanpa tujuan sama sekali, mungkin tujuan tertentu memberikan manajer gambaran lebih jelas tentang apa yang dicapai daripada tujuan umum.

  Ketika manajer tahu persis apa yang diinginkan atau seharusnya dilakukan, manajer akan melakukan lebih baik daripada yang tujuannya tidak jelas karena tujuan tertentu (goal specificity) akan mengerahkan usaha lebih dan menghabiskan lebih banyak waktu mengejar target tersebut. Selanjutnya, goal specificity akan memperjelas apa yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Oleh karena itu diharapkan manajer dengan goal specificity memiliki kinerja yang lebih tinggi daripada tujuan yang tidak spesifik. Hasil penelitian Sholihin et al. (2010) adalah goal specificity terbukti memoderasi hubungan antara RMPM dengan kinerja manajer.