BAB II KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM aa636a5b41 BAB IIBAB II RPI2JM Moker

Pemerintah Kota Mojokerto

BAB II
KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

2.1. Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Ditjen Cipta Karya
Dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan, konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
disusun dengan berlandaskan pada berbagai peraturan perundangan dan amanat
perencanaan

pembangunan.

Untuk

mewujudkan

keterpaduan

pembangunan


permukiman, Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota perlu memahami
arahan

kebijakan

tersebut,

sebagai

dasar

perencanaan,

pemrograman,

dan

pembiayaan pembangunan Bidang Cipta Karya.
Gambar 2.1 di bawah ini memaparkan konsep perencanaan pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya, yang membagi amanat pembangunan infrastruktur

Bidang Cipta Karya dalam 4 (empat) bagian, yaitu amanat penataan ruang/spasial,
amanat pembangunan nasional dan direktif presiden, amanat pembangunan Bidang
Pekerjaan Umum, serta amanat internasional.
Dalam pelaksanaannya, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
dihadapkan pada beberapa isu strategis, antara lain bencana alam, perubahan iklim,
kemiskinan, reformasi birokrasi, kepadatan penduduk perkotaan, pengarusutamaan
gender, serta green economy. Disamping isu umum, terdapat juga permasalahan dan
potensi pada masing-masing daerah, sehingga dukungan seluruh stakeholders pada
penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya sangat diperlukan.

Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-1

Pemerintah Kota Mojokerto

Sumber : Direktorat Bina Program, 2014

Gambar 2.1. Konsep Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya


2.2. Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya
Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunan
nasional karena turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,
mengurangi angka kemiskinan, maupun menjaga kelestarian lingkungan. Oleh sebab
itu, Ditjen Cipta Karya berperan penting dalam implementasi amanat kebijakan
pembangunan nasional.

2.2.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 - 2025
RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui UU No. 17 Tahun 2007, merupakan
dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang sebagai arah dan prioritas
pembangunan secara menyeluruh yang akan dilakukan secara bertahap dalam jangka
waktu 2005-2025. Dalam dokumen tersebut, ditetapkan bahwa Visi Indonesia pada
tahun 2025 adalah “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”. Dalam
penjabarannya RPJPN mengamanatkan beberapa hal sebagai berikut dalam
pembangunan bidang Cipta Karya, yaitu :
a.

Dalam mewujudkan Indonesia yang berdaya saing maka pembangunan dan
penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya

kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti
industri,

perdagangan, transportasi,

pariwisata,

dan

jasa sebagai

upaya

mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan
Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-2

Pemerintah Kota Mojokerto


melalui pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach) dan
pendekatan terpadu dengan sektor sumber daya alam dan lingkungan hidup,
sumber daya air, serta kesehatan.
b.

Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan maka
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi
diarahkan pada (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management)
dalam penyediaan air minum dan sanitasi, (2) pemenuhan kebutuhan minimal air
minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat, (3) penyelenggaraan pelayanan air
minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional, dan (4) penyediaan sumbersumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi
masyarakat miskin.

c.

Salah satu sasaran dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan
berkeadilan adalah terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat untuk mewujudkan
kota tanpa permukiman kumuh. Peran pemerintah akan lebih difokuskan pada

perumusan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana, sementara peran
swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana akan makin ditingkatkan
terutama untuk proyek-proyek yang bersifat komersial.

d.

Upaya perwujudan kota tanpa permukiman kumuh dilakukan pada setiap tahapan
RPJMN, yaitu :


RPJMN ke 2 (2010-2014) : Daya saing perekonomian ditingkatkan melalui
percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerjasama
antara pemerintah dan dunia usaha dalam pengembangan perumahan dan
permukiman.



RPJMN ke 3 (2015-2019) : Pemenuhan kebutuhan hunian bagi seluruh
masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan
perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi

itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.



RPJMN ke 4 (2020-2024) : terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana pendukung sehingga terwujud kota tanpa
permukiman kumuh.

2.2.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 - 2019
RPJMN 2015 - 2019 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 2 Tahun
2015 menyebutkan bahwa infrastruktur merupakan salah satu prioritas pembangunan
nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dengan
Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-3

Pemerintah Kota Mojokerto

mendorong partisipasi masyarakat dalam rangka pemenuhan hak dasar untuk tempat

tinggal dan lingkungan yang layak sesuai dengan UUD 1945 pasal 28H, pemerintah
memfasilitasi penyediaan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah serta
memberikan dukungan penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman, seperti
air minum, air limbah, persampahan, dan drainase.
Dokumen RPJMN juga menetapkan sasaran pembangunan infrastruktur
permukiman pada periode 2015 - 2019, yaitu :
a.

Tersedianya akses aman air minum sebesar 100 % di tahun 2019;

b.

Menurunnya kawasan kumuh sebesar 0% di tahun 2019; dan

c.

Terwujudnya akses 100% sanitasi layak di tahun 2019.
Untuk mencapai sasaran tersebut maka kebijakan pembangunan diarahkan

untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi

yang memadai, melalui:
a.

Menyediakan perangkat peraturan di tingkat Pusat dan/atau Daerah,

b.

Memastikan ketersediaan air baku air minum,

c.

Meningkatkan prioritas pembangunan prasarana dan sarana permukiman,

d.

Meningkatkan kinerja manajemen penyelenggaraan air minum, penanganan air
limbah, dan pengelolaan persampahan,

e.


Meningkatkan sistem perencanaan pembangunan air minum dan sanitasi,

f.

Meningkatkan cakupan pelayanan prasarana permukiman,

g.

Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS),

h.

Mengembangkan alternatif sumber pendanaan bagi pembangunan infrastruktur,

i.

Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta,

j.


Mengurangi volume air limpasan, melalui penyediaan bidang resapan.

2.2.3. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI)
Dalam rangka transformasi ekonomi menuju negara maju dengan pertumbuhan
ekonomi 7 - 9 % per tahun, Pemerintah menyusun MP3EI yang ditetapkan melalui
Perpres No. 32 Tahun 2011. Dalam dokumen tersebut pembangunan setiap koridor
ekonomi dilakukan sesuai tema pembangunan masing-masing dengan prioritas pada
kawasan perhatian investasi (KPI MP3EI). Ditjen Cipta Karya diharapkan dapat
mendukung penyediaan infrastruktur permukiman pada KPI Prioritas untuk menunjang
kegiatan ekonomi di kawasan tersebut. Kawasan Perhatian Investasi atau KPI dalam
MP3EI adalah adalah satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang
Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-4

Pemerintah Kota Mojokerto

terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK.
Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan
evaluasi atas kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor
konektivitas dan SDM IPTEK yang sama.

MP3EI dapat menjadi acuan bagi badan usaha dalam menanamkan modal di
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Koordinasi
pelaksanaan MP3EI dilakukan oleh Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia 2011-2025, yang selanjutnya disebut KP3EI. KP3EI mempunyai
tugas :
a. Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan MP3EI;
b. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan MP3EI;
c. Menetapkan

langkah-langkah

dan

kebijakan

dalam

rangka

penyelesaian

permasalahan dan hambatan pelaksanaan MP3EI.
MP3EI digagas untuk mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi
melalui pengembangan 8 program utama, yang terdiri atas pertanian, pertambangan,
energi, industri, kelautan, pariwisata, dan telematika, serta pengembangan kawasan
strategis. Kedelapan program tersebut dibagi lagi ke dalam 22 kegiatan ekonomi
utama (lihat gambar 2.2).

Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-5

Pemerintah Kota Mojokerto

Gambar 2.2. Kegiatan Ekonomi Utama

Sedangkan strategi pengembangan 22 kegiatan ekonomi tersebut adalah
mengintegrasikan tiga elemen utama, meliputi :
1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah di 6 Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu:
Koridor Ekonomi Sumatera, Koridor Ekonomi Jawa, Koridor Ekonomi Kalimantan,
Koridor Ekonomi Sulawesi, Koridor Ekonomi Bali–Nusa Tenggara, dan Koridor
Ekonomi Papua–Kepulauan Maluku
2. Memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara lokal dan terhubung
secara global (locally integrated, globally connected)
3. Memperkuat

kemampuan

SDM

dan

IPTEK

nasional

untuk

mendukung

pengembangan program utama di setiap koridor ekonomi
Dengan demikian pertumbuhan ekonomi akan makin terarah karena digenjot
pada 8 program utama berbasis potensi nasional (yang terdiri dari 22 kegiatan
ekonomi) dan berlangsung lintas wilayah di 6 koridor, terkoneksi, dan terintegrasi.
Pada gilirannya strategi tersebut diharapkan menunjang penguatan kapasitas SDM
dan penguasaannya terhadap pengembangan IPTEK.

Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-6

Pemerintah Kota Mojokerto

Sumber : MP3KI Bappenas dan MP3EI Kemenkeu, 2011

Gambar 2.3. Tema Pembangunan Masing-Masing Koridor Ekonomi

2.2.4. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan
Indonesia (MP3KI)
Sesuai dengan agenda RPJMN 2010-2014, pertumbuhan ekonomi perlu
diimbangi dengan upaya pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Untuk itu, telah
ditetapkan MP3KI dimana semua upaya penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk
mempercepat laju penurunan angka kemiskinan dan memperluas jangkauan
penurunan tingkat kemiskinan di semua daerah dan di semua kelompok masyarakat.
Dalam mencapai misi penanggulangan kemiskinan pada tahun 2025, MP3KI bertumpu
pada sinergi dari tiga strategi utama, yaitu :
a.

Mewujudkan

sistem

perlindungan

sosial

nasional

yang

menyeluruh,

terintegrasi,dan mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan goncangan,
b.

Meningkatkan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentan sehingga dapat
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar dan meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia di masa mendatang,

Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-7

Pemerintah Kota Mojokerto

c.

Mengembangkan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood) masyarakat
miskin dan rentan melalui berbagai kebijakan dan dukungan di tingkat lokal dan
regional dengan memperhatikan aspek.
Kementerian Pekerjaan Umum, khususnya Ditjen Cipta Karya, berperan

penting dalam pelaksanaan MP3KI, terutama terkait dengan pelaksanaan program
pemberdayaan
Infrastruktur

masyarakat

Perdesaan/PPIP,

(PNPM

Perkotaan/P2KP,

Penyediaan Air

Program

Minum

Pembangunan

dan Sanitasi Berbasis

Masyarakat/Pamsimas, Sanimas dan sebagainya) serta Program Pro Rakyat.
MP3KI adalah affirmative action, sehingga pembangunan ekonomi yang
terwujud tidak hanya Pro-growth, tetapi juga Pro-Poor, Pro-job dan Pro-environment;
termasuk penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat miskin.
Substansi yang melatarbelakangi perluasan pengurangan kemiskinan melalui
MP3KI dapat dirangkum dalam 9 alasan, yaitu:
1. Pertumbuhan penduduk yang besar (bisa jadi potensi, bisa juga jadi tantangan);
2. Lahan usaha petani dan nelayan makin terbatas;
3. Peluang dan pengembangan usaha si miskin amat terbatas;
4. Urbanisasi memperparah kemiskinan perkotaan (slum and squatter);
5. Rendahnya kualitas SDM usia muda;
6. Rendahnya penyerapan kerja sektor industri;
7. Masih banyak daerah terisolir dengan akses pelayanan dasar yang rendah;
8. Belum tersedianya jaminan sosial yang komprehensif;
9. Masih terjadi marjinalisasi penduduk miskin, cacat, illegal, berpenyakit kronis dan
sebagainya.

Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-8

Pemerintah Kota Mojokerto

Gambar 2.4. Kerangka Desain MP3KI

Tahapan Pelaksanaan MP3KI
Periode 2013 - 2014 :
 Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8% - 10% pada tahun
2014;
 Perbaikan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan;
 Pada kantong-kantong kemiskinan, sinergi lokasi dan waktu, serta perbaikan
sasaran (seperti : Program Gerbang Kampung di Menko Kesra);
 Sustainable livelihood penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin, termasuk
membangun keterkaitan dengan MP3EI;
 Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014.
Periode 2015 - 2019 :
 Transformasi program-program pengurangan kemiskinan;
 Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial menuju universal
coverage;
 Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja;
 Penguatan sustainable livelihood.
Periode 2020 - 2025 :
 Pemantapan sistem penanggulangan kemiskinan secara terpadu;
 Sistem jaminan sosial mencapai universal coverage;

Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-9

Pemerintah Kota Mojokerto

Gambar 2.5. Skenario Tahapan Pelaksanaan MP3KI

Gambar 2.6. Kolaborasi MP3EI dengan MP3KI

Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-10

Pemerintah Kota Mojokerto

2.2.5. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
UU No. 39 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus adalah
kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan
memperoleh fasilitas tertentu. KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang
memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung
kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi
tinggi dan daya saing internasional. Di samping zona ekonomi, KEK juga dilengkapi
zona fasilitas pendukung dan perumahan bagi pekerja. Ditjen Cipta Karya dalam hal ini
diharapkan dapat mendukung infrastruktur permukiman pada kawasan tersebut
sehingga menunjang kegiatan ekonomi di KEK.
KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi
perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Fungsi KEK adalah untuk melakukan
dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan
energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi, pariwisata, dan
bidang lain. Sesuai dengan hal tersebut, KEK terdiri atas satu atau beberapa Zona,
antara lain Zona pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi,
pariwisata, dan energi yang kegiatannya dapat ditujukan untuk ekspor dan untuk dalam
negeri.
Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai KEK
adalah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi mengganggu
kawasan lindung, adanya dukungan dari pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalam
pengelolaan KEK, terletak pada posisi yang strategis atau mempunyai potensi sumber
daya unggulan di bidang kelautan dan perikanan, perkebunan, pertambangan, dan
pariwisata, serta mempunyai batas yang jelas, baik batas alam maupun batas buatan.
Untuk menyelenggarakan KEK, dibentuk lembaga penyelenggara KEK yang
terdiri atas Dewan Nasional di tingkat pusat dan Dewan Kawasan di tingkat provinsi.
Dewan Kawasan membentuk Administrator KEK di setiap KEK untuk melaksanakan
pelayanan, pengawasan, dan pengendalian operasionalisasi KEK. Kegiatan usaha di
KEK dilakukan oleh Badan Usaha dan Pelaku Usaha.
Fasilitas yang diberikan pada KEK ditujukan untuk meningkatkan daya saing
agar lebih diminati oleh penanam modal. Fasilitas tersebut terdiri atas fasilitas fiskal,
yang berupa perpajakan, kepabeanan dan cukai, pajak daerah dan retribusi daerah,
dan fasilitas nonfiskal, yang berupa fasilitas pertanahan, perizinan, keimigrasian,
investasi, dan ketenagakerjaan, serta fasilitas dan kemudahan lain yang dapat
Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-11

Pemerintah Kota Mojokerto

diberikan pada Zona di dalam KEK, yang akan diatur oleh instansi berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal pengawasan, ketentuan larangan tetap diberlakukan di KEK, seperti
halnya daerah lain di Indonesia. Namun, untuk ketentuan pembatasan, diberikan
kemudahan dalam sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan tetap
mengutamakan

pengawasan

terhadap

kemungkinan

penyalahgunaan

atau

pemanfaatan KEK sebagai tempat melakukan tindak pidana ekonomi.
Dengan berlakunya Undang-Undang ini, diharapkan terdapat satu kesatuan
pengaturan mengenai kawasan khusus di bidang ekonomi yang ada di Indonesia
dengan memberi kesempatan kepada Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000
tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 251, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4053) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Menjadi Undang-Undang Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4775) untuk diusulkan menjadi KEK, baik dalam jangka waktu maupun setelah
berakhirnya jangka waktu yang telah ditetapkan. Dengan berlakunya Undang-Undang
ini, tidak terjadi lagi pembentukan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.

2.2.6. Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan
Dalam Inpres No. 3 Tahun 2010, Presiden RI mengarahkan seluruh
Kementerian, Gubernur, Walikota/Bupati, untuk menjalankan program pembangunan
berkeadilan yang meliputi Program pro rakyat, Keadilan untuk semua, dan Program
Pencapaian MDGs. Ditjen Cipta Karya memiliki peranan penting dalam pelaksanaan
Program Pro Rakyat terutama program air bersih untuk rakyat dan program
peningkatan kehidupan masyarakat perkotaan. Sedangkan dalam pencapaian MDGs,
Ditjen Cipta Karya berperan dalam peningkatan akses pelayanan air minum dan
sanitasi yang layak serta pengurangan permukiman kumuh.
1. Program pro rakyat, memfokuskan pada :
 Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga;
Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-12

Pemerintah Kota Mojokerto

 Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat;
 Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha mikro dan
kecil.
2. Program keadilan untuk semua, memfokuskan pada:
 Program keadilan bagi anak;
 Program keadilan bagi perempuan;
 Program keadilan di bidang ketenagakerjaan;
 Program keadilan di bidang bantuan hokum;
 Program keadilan di bidang reformasi hukum dan peradilan;
 Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan.
3. Program pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs), memfokuskan pada:
 Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan;
 Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua;
 Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;
 Program penurunan angka kematian anak;
 Program kesehatan ibu;
 Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya;
 Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup;
 Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium.
Dari ketiga program pembangunan tersebut, program pembangunan di bidang
Cipta Karya tertuang didalam program pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium.
Adapun program-program pembangunan bidang Cipta Karya yang tertuang didalam
Rencana tindak upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.1. Rencana Tindak Upaya Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium
No.

Program

Tindakan

1.

Program
pengelolaan
sumber daya air

Penyediaan dan
pengelolaan air baku

2.

Program
pembinaan dan
pengembangan
infrastruktur
permukiman

1. Pengaturan, pembinaan,
pengawasan,
pengembangan sumber
pembiayaan dan pola
investasi, serta
pengembangan sistem
penyediaan air minum

Sasaran
Meningkatnya
kapasitas dan
layanan air baku
untuk penyediaan
air minum
Meningkatnya
pelayanan air
minum terhadap
MBR di perkotaan
dan perdesaan

Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

Keluaran
Terbangunnya sarana
dan prasarana air baku

1. Terfasilitasinya
kawasan perkotaan
yang terlayani air
minum
2. Terfasilitasinya
kawasan perkotaan
yang terlayani air
minum

II-13

Pemerintah Kota Mojokerto

No.

Program

Tindakan
2. Pengaturan, pembinaan,
pengawasan,
pengembangan sumber
pembiayaan dan pola
investasi, serta
pengembangan
infrastruktur sanitasi dan
persampahan

Sasaran

Keluaran

Meningkatnya
pelayanan
infrastruktur air
limbah

1. Terlayaninya kawasan
dengan infrastruktur
air limbah melalui
sistem off-site
2. Terlayaninya kawasan
dengan infrastruktur
air limbah melalui
sistem on-site
3.
Peningkatan akses Peningkatan akses sanitasi
Meningkatnya
1. Jumlah desa yang
melaksanakan
penduduk
dasar yang layak
akses penduduk
Sanitasi Total
terhadap sanitasi
terhadap sanitasi
Berbasis Masyarakat
dasar yang layak
dasar
2. Jumlah desa yang
melaksanakan
Community led total
sanitation
*) keluaran dapat disesuaikan berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan secara berkala

2.3. Peraturan Perundangan Terkait Bidang PU/Cipta Karya
Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya selalu dilandasi
peraturan perundangan yang terkait dengan bidang Cipta Karya, antara lain UU No. 1
Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, UU No. 28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung, UU No. 7 tahun 2008 tentang Sumber Daya Air, dan UU
No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan.

2.3.1. UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
UU Perumahan dan Kawasan Permukiman membagi tugas dan kewenangan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan permukiman mempunyai tugas :
a.

Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota
di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada
kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.

b.

Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

c.

Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan
kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman,
lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

d.

Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

e.

Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota.

Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-14

Pemerintah Kota Mojokerto

f.

Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan
strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat
kabupaten/kota.

g.

Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.

h.

Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional.

i.

Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan
kawasan permukiman.

j.

Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

k.

Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.
Adapun wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menjalankan tugasnya

yaitu :
a.

Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman
pada tingkat kabupaten/kota.

b.

Menyusun

dan

menyempurnakan

peraturan

perundang-undangan

bidang

perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
c.

Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

d.

Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan serta
kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
pada tingkat kabupaten/kota.

e.

Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan
permukiman bagi MBR.

f.

Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR pada
tingkat kabupaten/kota.

g.

Memfasilitasi kerja sama pada tingkat kabupaten/kota antara pemerintah
kabupaten/kota dan badan hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman.

h.

Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh dan
permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.

i.

Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh pada tingkat kabupaten/kota.
Di samping mengatur tugas dan wewenang, UU ini juga mengatur

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan,
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-15

Pemerintah Kota Mojokerto

kumuh, penyediaan tanah pendanaan dan pembiayaan, hak kewajiban dan peran
masyarakat.
UU ini mendefinisikan permukiman kumuh sebagai permukiman yang tidak
layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi,
dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Untuk
itu perlu dilakukan upaya pencegahan, terdiri dari pengawasan, pengendalian, dan
pemberdayaan masyarakat, serta upaya peningkatan kualitas permukiman, yaitu
pemugaran, peremajaan, dan permukiman kembali.

2.3.2. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Undang-Undang Bangunan Gedung menjelaskan bahwa penyelenggaraan
bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan
teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan
pembongkaran. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif
dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Persyaratan
administratif meliputi persyaratan status hak atas tanah, status kepemilikan bangunan
gedung, dan izin mendirikan bangunan. Sedangkan persyaratan teknis meliputi
persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung. Persyaratan
tata bangunan meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung,
arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan, yang
ditetapkan melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Disamping itu, peraturan tersebut juga mengatur beberapa hal sebagai berikut :
a.

Keseimbangan,

keserasian,

dan

keselarasan

bangunan

gedung

dengan

lingkungannya harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan
gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan
lingkungannya.

Di

samping

pengkondisian

udara

itu,

dilakukan

sistem
dengan

penghawaan,

pencahayaan,

mempertimbangkan

dan

prinsip-prinsip

penghematan energi dalam bangunan gedung (amanat green building).
b.

Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi dan dilestarikan.
Pelaksanaan perbaikan, pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan atas
bangunan gedung dan lingkungannya hanya dapat dilakukan sepanjang tidak
mengubah nilai dan/atau karakter cagar budaya yang dikandungnya.

c.

Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia
merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.

Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-16

Pemerintah Kota Mojokerto

2.3.3. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
UU No. 18 Tahun 2008 menyebutkan bahwa pengelolaan sampah bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan
sampah sebagai sumber daya. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga dilakukan dengan pengurangan sampah, dan
penanganan sampah. Upaya pengurangan sampah dilakukan dengan pembatasan
timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah.
Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi :
a.

Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan
jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah,

b.

Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber
sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah
terpadu,

c.

Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat
penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu
menuju ke tempat pemrosesan akhir,

d.

Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik,komposisi, dan jumlah sampah,

e.

Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu
hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
Undang - undang tersebut juga melarang pembuangan sampah secara terbuka

di tempat pemrosesan akhir. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus menutup
tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan sistem pembuangan terbuka
dan mengembangkan TPA dengan sistem controlled landfill ataupun sanitary landfill.

2.3.4. UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Dalam memenuhi kebutuhan hunian yang layak, Ditjen Cipta Karya turut serta
dalam pembangunan Rusunawa yang dilakukan berdasarkan UU No. 20 Tahun 2011.
Dalam undang - undang tersebut rumah susun didefinisikan sebagai bangunan gedung
bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian
yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan
merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama,
benda bersama, dan tanah bersama. Peraturan ini juga mengatur perihal pembinaan,
perencanaan, pembangunan, penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan, pengelolaan,
peningkatan kualitas, pengendalian, kelembagaan, tugas dan wewenang, hak dan
kewajiban, pendanaan dan sistem pembiayaan, dan peran masyarakat.
Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-17

Pemerintah Kota Mojokerto

2.4. Amanat Internasional Bidang Cipta Karya
Pemerintah Indonesia secara aktif terlibat dalam dialog internasional dan
perumusan kesepakatan bersama di bidang permukiman. Beberapa amanat
internasional yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kebijakan dan program
bidang Cipta Karya meliputi Agenda Habitat, Konferensi Rio+20, Millenium
Development Goals, serta Agenda Pembangunan Pasca 2015.

2.4.1. Agenda Habitat
Pada tahun 1996, di Kota Istanbul Turki diselenggarakan Konferensi Habitat II
sebagai kelanjutan dari Konferensi Habitat I di Vancouver tahun 1976. Konferensi
tersebut menghasilkan Agenda Habitat, yaitu dokumen kesepakatan prinsip dan
sasaran pembangunan permukiman yang menjadi panduan bagi negara - negara
dunia dalam menciptakan permukiman yang layak dan berkelanjutan.
Salah satu pesan inti yang menjadi komitmen negara-negara dunia, termasuk
Indonesia, adalah penyediaan tempat hunian yang layak bagi seluruh masyarakat
tanpa terkecuali, serta meningkatkan akses air minum, sanitasi, dan pelayanan dasar
terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan kelompok rentan.

2.4.2. Konferensi Rio+20
Pada Juni 2012, di Kota Rio de Janeiro, Brazil, diselenggarakan KTT
Pembangunan Berkelanjutan atau lebih dikenal dengan KTT Rio+20. Konferensi
tersebut menyepakati dokumen The Future We Want yang menjadi arahan bagi
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di tingkat global, regional, dan nasional.
Dokumen memuat kesepahaman pandangan terhadap masa depan yang diharapkan
oleh dunia (common vision) dan penguatan komitmen untuk menuju pembangunan
berkelanjutan

dengan

memperkuat

penerapan

Rio

Declaration

1992

dan

Johannesburg Plan of Implementation 2002.
Dalam dokumen The Future We Want, terdapat 3 (tiga) isu utama bagi
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, yaitu: (i) Ekonomi Hijau dalam konteks
pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan, (ii) pengembangan
kerangka kelembagaan pembangunan berkelanjutan tingkat global, serta (iii) kerangka
aksi dan instrumen pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Kerangka aksi tersebut
termasuk penyusunan Sustainable Development Goals (SDGs) post-2015 yang
mencakup 3 pilar pembangunan berkelanjutan secara inklusif, yang terinspirasi dari
penerapan Millennium Development Goals (MDGs). Bagi Indonesia, dokumen ini akan
Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-18

Pemerintah Kota Mojokerto

menjadi rujukan dalam pelaksanaan rencana pembangunan nasional secara konkrit,
termasuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2014 - 2019,
dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (2005 - 2025).

2.4.3. Millenium Development Goals
Pada tahun 2000, Indonesia bersama 189 negara lain menyepakati Deklarasi
Millenium sebagai bagian dari komitmen untuk memenuhi tujuan dan sasaran
pembangunan millennium (Millenium Development Goals). Konsisten dengan itu,
Pemerintah Indonesia telah mengarusutamakan MDGs dalam pembangunan sejak
tahap perencanaan sampai pelaksanaannya sebagaimana dinyatakan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang 2005 - 2025, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2010 - 2014 serta Rencana Kerja Tahunan berikut dokumen
penganggarannya.
Sesuai tugas dan fungsinya, Ditjen Cipta Karya memiliki kepentingan dalam
pemenuhan target 7C yaitu menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga
tanpa akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak dan fasilitas sanitasi
dasar layak hingga tahun 2015. Di bidang air minum, cakupan pelayan air minum saat
ini (2013) adalah 61,83 %, sedangkan target cakupan pelayanan adalah 68,87 % yang
perlu dicapai pada tahun 2015. Di samping itu, akses sanitasi yang layak saat ini baru
mencapai 58,60 %, masih kurang dibandingkan target 2015 yaitu 62,41 %. Selain itu,
Ditjen Cipta Karya juga turut berperan serta dalam pemenuhan target 7D yaitu
mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di
permukiman kumuh (minimal 100 juta) pada tahun 2020. Pemerintah Indonesia
menargetkan luas permukiman kumuh 6 %, padahal data terakhir (2009) proporsi
penduduk kumuh mencapai 12,57 %.
Untuk memenuhi target MDGs di bidang permukiman, diperlukan perhatian
khusus dari seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Oleh karena itu, pemerintah kabupaten/kota perlu melakukan optimalisasi kegiatan
penyediaan infrastruktur permukiman dalam rangka percepatan pencapaian target
MDGs.

2.4.4. Agenda Pembangunan Pasca 2015
Pada Juli 2012, Sekjen PBB membentuk sebuah Panel Tingkat Tinggi untuk
memberi masukan kerangka kerja agenda pembangunan global pasca 2015. Panel ini
diketuai bersama oleh Presiden Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono,
Presiden Ellen Johnson Sirleaf dari Liberia, dan Perdana Menteri David Cameron dari
Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-19

Pemerintah Kota Mojokerto

Inggris, dan beranggotakan 24 orang dari berbagai negara. Pada Mei 2013, panel
tersebut mempublikasikan laporannya kepada Sekretaris Jenderal PBB berjudul “A
New Global Partnership : Eradicate Poverty and Transform Economies Through
Sustainable

Development”.

pembangunan

global

Isinya

pasca-2015

adalah
yang

rekomendasi

dirumuskan

arahan

kebijakan

berdasarkan

tantangan

pembangunan baru, sekaligus pelajaran yang diambil dari implementasi MDGs.
Dalam dokumen tersebut, dijabarkan 12 sasaran indikatif pembangunan global
pasca 2015, sebagai berikut :
a.

Menghapus kemiskinan

b.

Memberdayakan perempuan dan anak serta mencapai kesetaraan gender

c.

Menyediakan pendidikan yang berkualitas dan pembelajaran seumur hidup

d.

Menjamin kehidupan yang sehat

e.

Memastikan ketahanan pangan dan gizi yang baik

f.

Mencapai akses universal ke Air Minum dan Sanitasi

g.

Menjamin energi yang berkelanjutan

h.

Menciptakan lapangan kerja, mata pencaharian berkelanjutan, dan pertumbuhan
berkeadilan

i.

Mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan

j.

Menjamin tata pemerintahan yang baik dan kelembagaan efektif

k.

Menjamin masyarakat yang stabil dan damai

l.

Menciptakan suasana global saling mendukung dan mengkatalisasi pendanaan
jangka panjang
Dari sasaran indikatif tersebut, Ditjen Cipta Karya berkepentingan dalam

pencapaian sasaran 6 yaitu mencapai akses universal ke air minum dan sanitasi.
Adapun target yang diusulkan dalam pencapaian sasaran tersebut adalah:
a.

Menyediakan akses universal terhadap air minum yang aman di rumah, dan di
sekolah, puskesmas, dan kamp pengungsi,

b.

Mengakhiri buang air besar sembarangan dan memastikan akses universal ke
sanitasi di sekolah dan di tempat kerja, dan meningkatkan akses sanitasi di rumah
tangga sebanyak x %,

c.

Menyesuaikan kuantitas air baku (freshwater withdrawals) dengan pasokan air
minum, serta meningkatkan efisiensi air untuk pertanian sebanyak x %, industri
sebanyak y % dan daerah-daerah perkotaan sebanyak z %,

d.

Mendaur ulang atau mengolah semua limbah cair dari daerah perkotaan dan dari
industri sebelum dilepaskan.

Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-20

Pemerintah Kota Mojokerto

Selain memperhatikan sasaran dan target indikatif, dokumen laporan tersebut
juga menekankan pentingnya kemitraan baik secara global maupun lokal antar
pemangku kepentingan pembangunan. Kemitraan yang dimaksud memiliki prinsip
inklusif, terbuka, dan akuntabel dimana seluruh pihak duduk bersama-sama untuk
bekerja bukan tentang bantuan saja, melainkan juga mendiskusikan kerangka
kebijakan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

Penyusunan RPI2-JM Bidang Kecipta Karyaan Kota Mojokerto Tahun 2016 - 2020
Bab. 2. KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

II-21