HUBUNGAN ANTARA SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2 (Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

SKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2.

  

(Studi di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang)

Disusun Oleh:

RIZKI USWATUN KASANA

  

13.321.0044

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2.

  (Studi di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang) SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi S1 Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

RIZKI USWATUN KASANA 13.321.0044 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Madiun, 12 Juni 1995. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Supono dan Ibu Yatini.

  Pada tahun 2007 penulis lulus dari SDN Sumbersari 01, Madiun, pada tahun 2010 penulis lulus dari SMPN 4 Saradan Madiun, pada tahun 2013 penulis lulus dari SMK Penerbangan Angkasa Lanud Iswahjudi Maospati , pada tahun 2013 penulis lulus seleksi masuk STIKes

  Insan Cendekia Medika Jombang melalui

  PMDK. Penulis memilih program studi S1 Keperawatan di STIKes

  ICMe Jombang.

  Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar benarnya.

  Juni 2017

  Jombang,

  Rizki Uswatun Kasana 13.321.0044

  

MOTTO

Senyum Sabar syukur ikhlas harus dalam satu genggaman.

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah

beserta orang-orang yang sabar. (QS.Al-Baqarah: 153) .

  

  

PERSEMBAHAN

  Syukur Alhamdulillah saya ucapkan akan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya yang telah memberi kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai sesuai dengan yang dijadwalkan. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan. Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1.

  Kedua orang tua saya (Bapak Supono dan Ibu Yatini) dan semua keluarga besar alm. Marto Karsi yang tak henti mencurahkan do

  a serta

  kasih sayang yang tak terhingga. Dengan semangat dan dukungan yang tiada hentinya , baik secara moril maupun materi. Hanya do

  a dan

  prestasi yang dapat saya berikan. Terima kasih ayah dan ibu atas do

  a dan kasih sayang yang telah kalian berikan.

  2. Teman teman Mahasiswa S1 Keperawatan STIKes ICMe Jombang yang selalu sabar mendengarkan keluh kesah saya dan memotivasi disetiap langkah saya.

  3. Dosen pembimbing saya, Ibu Hindyah Ike.,S.Kep.Ns.,M.Kep, Ibu Auliasari Siskaningrum.,S.Kep.Ns dan Ibu Evi Rosita,S,SiT,.M.M yang telah membimbing saya dengan sabar dan teliti dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga ilmu dan nasehat yang beliau berikan dapat bermanfaat dunia dan akhirat.

  4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen S1 Keperawatan terima kasih banyak atas semua ilmu , nasehat serta motivasi yang telah diberikan dan semoga bermanfaat.

  5. Kepala ruangan dan seluruh perawat di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian dan membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia

  • Nya

  sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

  Hubungan Self

Awareness Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Dm Tipe 2 (Studi di Poli

  Penyakit Dalam RSUD Jombang) ini dengan sebaik-baiknya.

  Dalam penyusunan Skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat H.Bambang Tutuko S.H.,S.Kep.,Ns.,M.H. selaku ketua STIKes

  ICMe Jombang, Kepala Direktur RSUD Jombang Dr.Pudji Umbaran,.M.KP yang telah memberikan ijin penelitian. Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Kaprodi S1 Keperawatan, Ibu. Hindyah Ike.,S.Kep.Ns.,M.Kep selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis sehingga terselesaikannya Skripsi ini, Ibu Auliasari Siskaningrum.,S.Kep.Ns selaku pembimbing II yang telah rela meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya demi terselesaikannya Skripsi ini, Ibu Evi Rosita,S,SiT,.M.M Selaku Pembimbing Utama yang meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi saran dan kritik sehingga tersusun Skripsi ini. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan baik moril maupun materil selama menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang hingga terselesaikannya Skripsi ini, serta semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam penyusunan Skripsi ini, dan teman-teman yang ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini dapat terselesaikan tepat waktu.

  Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan Skripsi ini dan semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.

  Jombang, Juni 2017 Penulis

  

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA

PASIEN DM TIPE 2

(Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang)

Oleh:

RIZKI USWATUN KASANA

  Manajemen diri yang buruk dapat menyebabkan komplikasi serius pada pasien

DM. Salah satu indikator manajemen diri yang buruk adalah kadar gula darah yang tidak

terkendali. Kadar gula darah yang tidak terkendali diakibatkan oleh kesadaran diri (self

awareness) pasien kepada regimen pengobatan penyakit yang bersifat kronik umumnya

rendah tak terkecuali pada pasien DM. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan

antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 Di Poli

Penyakit Dalam RSUD Jombang.

  Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional. Populasinya Penderita

Diabetes Melitus tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang sejumlah 535 orang.

Tehnik sampling menggunakan purposive sampling dengan sampelnya sejumlah 134

orang. Variabelnya ada 2 yaitu variabel independent Self awareness dan variabel

dependent kadar glukosa darah. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi

dengan pengolahan data editing, coding, scoring, tabulating dan uji statistik

menggunakan uji rank spearman  (0,05).

  Hasil penelitian sebagian besar (65,7%) responden kesadaran diri kurang sejumlah

88 orang, sebagian besar (66,4%) responden kadar gula darah adalah tinggi sejumlah 89

orang. Uji rank spearman menunjukkan bahwa nilai signifikansi  = 0,000 <  (0,05),

sehingga H ditolak.

  Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Self awareness

dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam RSUD

Jombang. SELF AWARENESS Kata Kunci : DM, kadar glukosa darah,

  

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF AWARENESS WITH BLOOD GLUCOSE LEVEL ON PATIENT

DM TYPE 2

(In the Poly Internal Disease RSUD Jombang)

By:

  

RIZKI USWATUN KASANA

Poor self-management can make a serious complications in DM patients. One of

the indicators of poor self-management is uncontrolled blood sugar levels. Uncontrolled

blood sugar levels caused by self awareness of patients to chronic disease treatment

regimens are generally low not least in DM patients. The purpose of this study was to

know the relationship between self awareness with blood glucose levels in patients with

DM type 2 in the Poly internal Disease RSUD Jombang.

  The design of this study was correlational analysis with cross sectional method.

The Populations were sufferers of Diabetes Mellitus type 2 in the Poli internal disease of

RSUD Jombang a total of 535 people. The Sampling technique used purposive sampling

with a sample of 134 people. There were 2 variables those were independent variable

that

  s Self awareness and dependent variable was blood glucose levels. The research

instrument used observation sheet with data processing by editing, coding, scoring,

tabulating and statistical test used spearman rank test (0,05).

  The research result was mostly of (65,7%) respondents with self-awareness were

less than 88 people, most of them (66,4%) of high blood glucose level were 89 people.

Spearman rank test showed that the significance value = 0,000 < (0,05), so H was

rejected.

  This research could be concluded that there s the relationship between self

awareness with blood glucose levels in patients with type 2 diabetes In Poly internal

Disease RSUD Jombang.

  Keywords: DM, blood glucose level,self awareness

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

  ii HALAMAN JUDUL DALAM ......................................................................

  SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv PENGESAHAN PENGUJI ........................................................................... v M OTTO .......................................................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi

  vii

  

PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

  ix KATA PENGANTAR ....................................................................................

  ABSTRAK ...................................................................................................... x ABSTRACT .................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

  xviii DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ................................................

  BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..............................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah .........................................................................

  4 1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................

  4 1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................

  4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self awareness .............................................................................

  5 2.1.1 Pengertian Self awareness .................................................

  5 2.1.2 Kecakapan Dalam Self awareness ......................................

  5 2.1.3 Tahapan-Tahapan Self awareness .......................................

  7 2.1.4 Tahap Self awareness yang kreatif ......................................

  7 2.1.5 Langkah-Langkah Mempertinggi Kesadaran-Diri ..............

  7 2.1.6 Manfaat Mempertinggi Self awareness ..............................

  10 2.1.7 Faktor yang mempengaruhi self awareness .........................

  11 2.1.8 Strategi Meningkatkan Self Awareness Pasien DM .............

  12

  2.1.9 Pengukuran Self Awareness .................................................

  45

  4.2 Waktu dan Tempat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  41

  4.3 Populasi, Sampel dan Sampling . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  42

  4.4 Kerangka Kerja (Frame Work) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  44

  4.5 Identifikasi Variabel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.6 Definisi Operasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  4.1 Desain Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  45

  4.7 Pengumpulan data dan analisa data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  47

  4.8 Etika Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  53 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  5.1 Hasil Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  55

  5.1.1 Gambaran umum tempat penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  41

  40 BAB 4 METODE PENELITIAN

  14 2.2 Diabetes mellitus ...........................................................................

  29 2.2.9 Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah ....

  15 2.2.1 Pengertian Diabetes mellitus ..............................................

  15 2.2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus ................................................

  16 2.2.3 Penyebab Diabetes mellitus ................................................

  17 2.2.4 Manifestasi klinis Diabetes mellitus ....................................

  19 2.2.5 Faktor Risiko Diabetes Melitus ...........................................

  22 2.2.6 Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe .............................

  22 2.2.7 Pemeriksaan Kadar Gula Darah ...........................................

  28 2.2.8 Pencegahan Diabetes mellitus ............................................

  33 2.3 Penelitian Terdahulu .....................................................................

  3.2 Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  35 2.3.1 Sri Yanti (2009) ...................................................................

  35 2.3.2 M.P Khapre, A Mudey, R.C Goyal, V.Wagh (2011) ..........

  36 2.3.3 Desai Rujul, Parul Vadgama, Dhruv Parth (2012) .............

  37

  2.3.4 Henik Tri Rahayu, Atock Miftachul Huda, Umu Sofiatul Umah (2015) .......................................................................

  38 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

  3.1 Kerangka Konsep . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  39

  55

  5.1.2 Data Umum56

  5.1.3 Data khusus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.2 Pembahasan

  59

  5.2.1 Self awareness

  59

  5.2.2 Kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2

  62

  dengan kadar glukosa

  5.2.3 Hubungan antara Self awareness darah pada pasien DM tipe 2

  63 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

  6.1 Kesimpulan

  66

  6.2 Saran

  66 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

No. Daftar Tabel Halaman

  5.4 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di

  5.8 Tabulasi silang hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang tanggal 17-20 April 2017

  58

  5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kadar gula darah di Poli penyakit Dalam RSUD Jombangtanggal 17-20 April 2017

  57

  5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Self awareness di Poli penyakit Dalam RSUD Jombangtanggal 17-20 April 2017

  57

  5.5 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan komplikasi di Poli penyakit Dalam RSUD Jombangtanggal 17-20 April 2017

  57

  penyakit Dalam RSUD Jombang tanggal 17-20 April 2017

  Poli

  56

  2.1 Kriteria diagnostik glukosa darah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  5.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang

  56

  penyakit Dalam RSUD Jombang

  Poli

  5.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di

  56

  5.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang

  46

  4.1 Definisi operasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  29

  58

  

DAFTAR GAMBAR

No. Daftar Gambar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Halaman

  3.1 Kerangka konseptual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  39

  4.1 Kerangka kerja

  44

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Lembar Jadwal Kegiatan Penelitian 2. Lembar Permohonan Menjadi Responden 3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 4. Lembar kuesioner 5. Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan 6. Lembar Surat Studi Pendahuluan 7.

  Lembar Surat Balasan Izin Studi Pendahuluan dan Penelitian dari RSUD Jombang 8. Lembar Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 9. Lembar hasil uji validitas dan realibilitas 10.

  Lembar Tabulasi Data Umum 11. Lembar Tabulasi Data Khusus 12. Lembar Hasil Output SPSS Data Umum dan Data Khusus 13. Lembar Konsultasi Proposal Penelitian dan Skripsi 14. Lembar Pernyataan Bebas Plagiasi

DAFTAR LAMBANG

  1. H1/Ha : hipotesis alternatif 2. % : prosentase 3. : rho (tingkat signifikansi)

  

  4. N : jumlah populasi 5. n : jumlah sampel

  6. S : total sampel 7. > : lebih besar 8. < : lebih kecil

  xy

  9. r : Realibilitas 10. k : Jumlah butir soal

  2

   11. :Varian skor setiap butir

  b

  2

   12. : Varian total

  t

DAFTAR SINGKATAN

  DM : Diabetes Melitus

  IDF : International Diabetes Federation RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia DSME : Diabetes self management education ADA : American Diabetes Assosiation OHO : Obat Hipoglikemik Oral TGT : Toleransi glukosa terganggu GDPT : Glukosa Darah Puasa Terganggu

  TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral BMI : Berat Massa Index PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan GDA : Gula Darah Acak STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

  ICMe : Insan Cendekia Medika

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1 Diabetes Melitus (DM) atau yang lebih dikenal dengan kencing manis

  merupakan suatu kelainan pada seseorang yang ditandai dengan naiknya kadar glukosa dalam darah dikarenakan akibat dari kekurangan insulin dalam tubuh (Padila, 2012). Seiring dengan terjadinya peningkatan prevalensi DM maka secara tidak langsung akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian akibat DM.

  Peningkatan prevalensi penderita DM di Indonesia dapat terjadi secara drastis dalam kurun waktu 1 atau 2 dekade yang akan datang disebabkan oleh manajemen diri pasien DM yang buruk (Soegondo, 2015). Manajemen diri yang buruk dapat menyebabkan komplikasi serius pada pasien DM. Salah satu indikator manajemen diri yang buruk adalah kadar gula darah yang tidak terkendali. Kadar gula darah yang tidak terkendali diakibatkan oleh kesadaran diri (self awareness) pasien kepada regimen pengobatan penyakit yang bersifat kronik umumnya rendah tak terkecuali pada pasien DM. Kesadaran diri yang rendah mengakibatkan peningkatan kadar gula darah. Kesadaran diri yang rendah tentang diabetes mengakibatkan manajemen diri yang buruk dan berpengaruh pada hasil klinis (Desai Rujul et all, 2012).

  Menurut International Diabetes Federation (IDF) memperhitungkan angka kejadian DM di dunia pada tahun 2015 adalah 382 juta jiwa, tahun 2016 meningkat menjadi 415 juta jiwa dan diperkirakan menjadi 642 juta jiwa pada tahun 2040. Berdasarkan Laporan Tahunan Rumah Sakit di Jawa Timur tahun 2014 penderita DM Sejumlah 102.399 kasus. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kab. Jombang jumlah penderita DM pada tahun 2014 sejumlah 21.992 (Dinas Kesehatan Kab Jombang, 2014). Berdasarkan data dari ruang Poli Dalam RSUD Jombang jumlah kunjungan pasien DM pada tahun 2014 sejumlah 986 orang dan mengalami komplikasi DM dengan gangren sejumlah 176 orang, ginjal sejumlah 145 orang, mata sejumlah 87 orang, jantung sebanyak 65 orang dan pembuluh darah sebanyak 98 orang sedangkan pada tahun 2015 sejumlah 1117 orang dan mengalami komplikasi DM dengan gangren sebanyak 249 orang dan ginjal sejumlah 212 orang, mata sejumlah 98 orang, jantung sebanyak 76 orang dan pembuluh darah sejumlah 126 orang (RSUD Jombang, 2015). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 27 Februari 2017 didapatkan hasil dari 10 pasien DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang hanya 4 yang rutin melakukan kontrol gula darah, sedangkan 6 pasien DM lainnya jarang melakukan kontrol gula darah rutin.

  Penyakit DM adalah penyakit yang berlangsung lama dan membutuhkan perawatan. Kematian pasien DM paling banyak disebabkan oleh komplikasi maka pasien harus memiliki sikap positif dalam menghadapinya (Sutedjo, 2013). Komplikasi dapat dicegah dengan cara mengendalikan kadar gula darah. Kadar gula darah yang terkendali dapat dicapai dengan penanganan DM yang tepat.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah yaitu Faktor genetik atau keturunan, Virus dan bakteri, Terlalu banyak, mengkonsumsi karbohidrat atau gula, Kurang tidur, Malas beraktifitas fisik, Rokok, soda, dan minuman beralkohol, Takut kulit hitam karena matahari , Stress. Jumlah nutrisi. Hasil penelitian yang berjudul among Diabetic

  Awareness of Diabetes Mellitus Patients in the Gambia

   menunjukkan bahwa kesadaran diri pasien DM mengenai Penanganan DM keseluruhan masih rendah. Penyebab kesadaran diri pasien DM yang rendah akan mengakibatkan pada kadar gula darah tidak terkontrol (Foma, 2013).

  Pasien seharusnya ikut berperan aktif dalam usaha peningkatan kesehatan, melalui penanganan DM dimana pasien akan bekerjasama secara erat dengan perawat untuk menentukan intervensi yang tepat dan diperlukan (Potter, 2010). Pasien DM yang dapat berperan aktif dalam perawatannya adalah pasien yang memiliki kesadaran diri yang baik. Kesadaran dari berbagai aspek penanganan DM dapat mencegah terjadinya komplikasi pada pasien DM dan untuk pencegahan terhadap seseorang yang memiliki resiko penyakit DM. Dengan demikian diharapkan pasien DM mampu melakukan manajemen diri yang baik untuk dapat mengendalikan kadar gula darah dengan kesadaran diri yang baik (Sri Yanti, 2009). Penanganan DM harus dilakukan dengan menyeluruh ada lima pilar penanganan DM yaitu edukasi, diet nutrisi (perencanaan makan), aktivitas fisik, obat-obatan, monitor kadar gula darah. Tujuan mengontrol kadar gula darah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien DM (PERKENI, 2011). Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan kesadaran diri pasien DM tipe 2 sehingga perawat dapat memberikan intervensi yang tepat melalui penyuluhan yang meliputi penangaan DM.

  Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul hubungan antara self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2.

  Rumusan Masalah

  1.2 Apakah ada hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah

  pada pasien DM tipe 2 ?

  

1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan umum Mengetahui hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.

  1.3.2 Tujuan khusus 1.

  Mengidentifikasi Self awareness pada pasien DM tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.

  2. Mengidentifikasi kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.

  3. Menganalisis hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk mengembangkan ilmu keperawatan dibidang keperawatan medikal bedah yang terkait self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2.

  1.4.2 Manfaat Praktis Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan self awareness pasien DM tipe 2 yang masih rendah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA S ELF AWARENESS

  2.1

  2.1.1 Pengertian Self awareness

  Self awareness adalah kemampuan untuk mengenali perasaan dan mengapa

  seseorang merasakannya seperti itu dan pengaruh perilaku seseorang terhadap orang lain. Kemampuan tersebut diantaranya kemampuan menyampaikan secara jelas pikiran dan perasaan seseorang, membela diri dan mempertahankan pendapat (sikap asertif), kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri dan berdiri dengan kaki sendiri (kemandirian), kemampuan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan orang dan menyenangi diri sendiri meskipun seseorang memiliki kelemahan (penghargaan diri), serta kemampuan mewujudkan potensi yang seseorang miliki dan merasa senang (puas) dengan potensi yang seseorang raih di tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi (aktualisasi) (Steven, 2010).

  Self awareness adalah salah satu ciri yang unik dan mendasar pada manusia,

  yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Pendek kata dalam pandangan mereka, kesadaran-diri adalah kapasitas yang memungkinkan manusia bisa hidup (Goleman, 2010).

  2.1.2 Kecakapan Dalam Self awareness Goleman (2010), menyebutkan ada tiga kecakapan utama dalam kesadaran diri, yaitu:

  1. Mengetahui tingkat kognitif, mengenali emosi; mengenali emosi diri dan pengaruhnya. Orang dengan kecakapan ini akan: a.

  Mengetahui emosi makna yang sedang mereka rasakan dan mengapa terjadi.

  Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman, terbuka bagi umpan balik yang tulus, perspektif baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri.

  c.

  Berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban demi kebenaran.

  b.

  Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan keberadaannya.

  3. Kepercayaan diri; kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan diri sendiri. Orang dengan kemampuan ini akan: a.

  Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri dengan perspektif yang luas.

  c.

  b.

  b.

  Sadar tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.

  2. Pengakuan diri yang akurat; mengetahui sumber daya batiniah, kemampuan dan keterbatasan ini. Orang dengan kecakapan ini akan : a.

  Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan sasaran-sasaran mereka.

  d.

  Mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja.

  c.

  Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang mereka pikirkan.

  Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti.

  2.1.3 Tahapan-Tahapan Self awareness

  Self awareness dapat mempengaruhi perkembangan diri sendiri dan bahkan

  perkembangan sesamanya. Sebab manusia tampil diluar diri dan berefleksi atas keberadaannya. Oleh sebab itu Self awareness sangat fundamental bagi pertumbuhan. Menurut Sastrowardoyo untuk mencapai Self awareness yang kreatif seseorang harus melalui empat tahapan yaitu:

  1. Tahap ketidaktahuan Tahap ini terjadi pada seorang bayi yang belum memiliki kesadaran diri, atau disebut juga dengan tahap kepolosan.

  2. Tahap berontak Tahap ini identik memperlihatkan permusuhan dan pemberontakan untuk memperoleh kebebasan dalam usaha membangun

  inner strength.

  Pemberontakan ini adalah wajar sebagai masa transisi yang perlu dialami dalam pertumbuhan, menghentikan ikatan-ikatan lama untuk masuk ke situasi yang baru dengan keterikatan yang baru pula.

  3. Tahap kesadaran normal akan diri Dalam tahap ini seseorang dapat melihat kesalahan-kesalahannya untuk kemudian membuat dan mengambil tindakan yang bertanggung jawab.

  Belajar dari pengalaman-pengalaman sadar akan diri disini dimaksudkan satu kepercayaan yang positif terhadap kemampuan diri. Self awareness ini memperluas pengendalian manusia atas hidupnya dan tahu bagaimana harus mengambil keputusan dalam hidupnya.

  (Sastrowardoyo, 2011).

  2.1.4 Tahap Self awareness yang kreatif.

  Dalam tahapan ini seseorang mencapai Self awareness yang kreatif mampu melihat kebenaran secara objektif tanpa disimpangkan oleh perasaan-perasaan dan keinginan-keinginan subjektifnya. Tahapan ini bisa diperoleh antara lain melalui aktivitas religius, ilmiah atau dari kegiatan-kegiatan lain diluar kegiatan-kegiatan yang rutin. Melalui tahapan ini seseorang mampu melihat hidupnya dari perspektif yang lebih luas, bisa memperoleh inspirasi-inspirasi dan membuat peta mental yang menunjukan langkah dan tindakan yang akan diambilnya.

  2.1.5 Langkah-Langkah Mempertinggi Kesadaran-Diri

  Self awareness tidak terbentuk secara otomatis, melainkan karena adanya

  usaha individu. Tahapan Self awareness individu, ditentukan oleh beberapa besar atau sejauh mana individu tersebut berusaha mempertinggi kesadaran dirinya.

  Ada beberapa langkah yang perlu diambil oleh remaja dalam rangka meningkatkan atau mempertinggi kesadaran dirinya. Langkah-langkah tersebut dimulai dari :

  1. Menemukan kembali perasaan-perasaannya Agar dapat mencapai tingkatan tersebut, banyak orang harus kembali lagi pada permulaan untuk menemukan kembali apa itu perasaan. Perasaan adalah pernyataan hati nurani yang dihayati secara suka maupun tidak senang. Sebab sering seseorang tidak tahu-menahu tentang kejadian yang dirasakannya sendiri, yang diucapkan tentang perasaan mereka hanya ungkapan samar.

  baik-baik saja, tidak enak badan, mereka tidak

  mengalami perasaan secara langsung, hanya ide-ide yang samar mereka kemukakan sebagai apa yang dirasa penting.

  2. Mengenal keinginan-keinginan sendiri Sadar akan perasaan sendiri membawa seseorang ke langkah berikutnya yaitu mengetahui dengan jelas apa yang diinginkannya. Seseorang yang tidak mengenali keinginan-keinginan sendiri adalah mereka yang hanya memikirkan keinginan-keinginan yang rutin atau mereka yang berkeinginan menurut orang lain. Mengetahui keinginan diri sendiri tidak berarti harus memaksakan dan mengutarakan keinginan tersebut kapan dan dimana saja.

  Keputusan dan pertimbangan yang matang adalah sisi utama dari kesadaran diri. Mengenal keinginan sendiri maksudnya, mengenal keinginan secara spontan, yaitu membuat interaksi yang tepat dan melihat gambaran situasi menyeluruh : tahu menetapkan dirinya dan menjadikan dirinya bagian yang integral dalam hubungan dengan dunia sernya.

  3. Menentukan kembali relasi diri dengan aspek-aspek ketaksadaran. Individu- individu masyarakat modern bersikap pasif terhadap aspek- aspek ketaksadaran, bahkan cenderung menyisihkannya dan lebih mengutamakan aspek-aspek kesadaran yang dipandang identik dengan rasionalitas. Maka untuk mencapai kesadaran diri, seseorang perlu menemukan kembali relasi diri dengan aspek-aspek ketaksadaran melalui aspek-aspek ketaksadaran individu tidak hanya akan menemukan kembali perasaan-perasaannya, tetapi juga menemukan kembali sumber pemecahan bagi masalah-masalah yang dihadapi.16

  4. Memperbanyak Dzikir Dzikir adalah mengingat Allah, baik dengan lisan dan dengan hati. Salah satu cara yang diajarkan Rasulullah. Dzikir kepada Allah merupakan upaya membersihkan diri dari pengaruh-pengaruh kesenangan keduniaan, kesadaran pada diri sendiri dan sifat egois. juga merupakan penetapan ruh dalam kesucian dan kedekatannya dengan Allah SWT (Zakiyah, 2010).

  2.1.6 Manfaat Mempertinggi Self awareness Pada hakekatnya, semakin tinggi kesadaran seseorang, maka sebagaimana dinyatakan oleh kiergaard,

  semakin utuh diri seseorang. Dengan kesadaran diri, seseorang bisa menjadi sadar atas tanggung jawabnya untuk memilih.

  Ada lima sifat khas dari seseorang yang berpribadi penuh yaitu; 1. Keterbukaan pada pengalaman yang berarti bahwa seseorang tidak bersifat kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel terhadap pengalaman.

  2. Kehidupan eksistensial adalah kondisi orang yang tidak mudah berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman-pengalaman melainkan dapat menyesuaikan diri karena kepribadiannya terus-menerus terbuka pada pengalaman baru.

3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri yang berarti bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar.

  4. Perasaan bebas, artinya semakin seseorang sehat secara psikologis semakin mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak (dimungkinkan terjadinya pilihan).

  5. Kreatifitas yaitu kemampuan untuk mencipta yang berarti bahwa seseorang yang kreatif bertindak bebas dan menciptakan ide-ide dan rencana hidup yang konstruktif, serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang memuaskan (Budihardjo, 2011).

  2.1.7 Faktor yang mempengaruhi self awareness Menurut Bulecheck dalam Rahayu 2015 faktor yang mempengaruhi self

  awareness yaitu :

  1. Pikiran Menurut khodijah (2006) mengatakan bahwa berfikir adalah sebuah tepresentasi simbol dari beberapa peristiwa atau item. Berfikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Pikiran sendiri ada dua macam yaitu pikiran sadar dan bawah sadar.

  2. Perasaan Perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari persepsi, sebagai akibat stimulus baik yang bersifat internal maupun eksternal. Beberapa sifat tertentu yang ada umumnya perasaan berkaitan persepsi, dan merupakan reaksi terhadap stimulus yang mengenainya (chalpin, 1972)

  3. Motivasi Motivasi adalah kecendrungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu

  (Wawan, 2010).

  4. Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara, menangis , tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian tersebut dapat dsimpulkan bahwa perilaku manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmojo, 2003)

  5. Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya. Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat sesuatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak, 2011).

  6. Lingkungan Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (2011), lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan perilaku orang atau kelompok.

  2.1.8 Strategi Meningkatkan Self Awareness Pasien DM Strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran diri diantaranya dengan introspeksi diri setiap saat. Introspeksi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan diri. Introspeksi terhadap perilaku adaptasi, terhadap situasi dan kondisi di sekitar. Introspeksi akan meningkatkan pengetahuan tentang diri sendiri, posisi diri dan kaitannya dengan individu lain. Ini semua akan meningkatkan kesadaran diri dan biasanya akan timbul niat untuk memperbaiki diri. Individu yang intensif berintrospeksi akan mampu menerima semua kritik dan saran dari orang lain. Selain introspeksi, untuk meningkatkan kesadaran diri, seorang individu harus melatih kepekaan untuk memahami perubahan situasi (Santosa dalam Sri Yanti 2009).

  Menurut Sri Yanti 2009 Strategi peningkatan self awareness meliputi : 1. Program DSME

  DSME (Diabetes Self Management Education) adalah suatu proses pemberian edukasi kepada pasien mengenai aplikasi strategi perawatan diri secara amandiri untuk mengoptimalkan kontrol metabolik, mencegah komplikasi dan memperbaiki kualitas hidup pasien DM.

  2. Penyediaan konselor DM Pemberian pendidikan dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai bahan dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik.

  3. Strategi kesadaran DM di sekolah Pasien DM harus diedukasi agar dapat memanajemen diri sendiri dengan baik karena ini merupakan salah satu kunci kesuksesan program pengendalian DM. Dalam mengendalikan DM membutuhkan kerja sama di semua elemen masyarakatdengan baik, termasuk di dalamnya pendidikan dasar tentang DM yang dimulai dari tingkat sekolah dasar dan seterusnya sehingga kesadaran tentang DM yang masih rendah dapat ditingkatkan.

  4. Empowerment Pendekatan empowerment terhadap perawatan DM meliputi area psikososial dengan cara membantu individu mengembangkan keterampilan dan kesadaran diri dalam penentuan tujuan, pemecahan masalah, manajemen stress, koping, dukungan sosial dan motivasi. Hal ini memungkinkan bagi pasien untuk membuat keputusan tentang perawatan DM. Empowerment memberikan suatu perubahan konseptual pada hubungan antara pasien dan edukator. Pasien bukan lagi konsumen baru dari pelayanan kesehatan tetapi mitra aktif dalam menetapkan perawatan DM.

  5. Buku-buku Dengan banyak membaca melalui buku akan menambah wawasan pasien DM dan meningkatkan perawatan klinik DM secara signifikan.

  6. Adaptasi kultur komunikasi.

  Kultur menjadi suatu petunjuk bagi seseorang dalam berfikir, bersikap, dan bertindak sehingga menjadi suatu pola yang mengekspresikan siapa mereka dan dapat meningkatkan perawatan klinik DM secara signifikan, kesadaran diri, dan pemahaman tentang DM pada populasi.

  2.1.9 Pengukuran Self Awareness Skala pengukuran menggunakan skala Likert. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernytaan dan pertanyaan.

  Pernyataan

  1. Selalu (S) : Skor 4

  2. Sering (SR) : Skor 3

  3. Kadang-Kadang (KK) : Skor 2

  4. Tidak Pernah (TP) : Skor 1

  Kemudian dihitung rumus skor T [ ]

  X− S X T = 50 + 10

  Keterangan : X : Skor tiap responden X : Mean skor tiap kelompok

  S : Standart Deviasi

2.2 Diabetes mellitus

  2.2.1 Pengertian Diabetes mellitus Diabetes melitus (DM) atau yang lebih dikenal dengan kencing manis merupakan suatu kelainan pada seseorang yang ditandai dengan naiknya kadar glukosa dalam darah dikarenakan akibat dari kekurangan insulin dalam tubuh (Padila, 2012).

  Diabetes merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan oleh kurangnya hormon insulin dalam tubuh (Santosa, 2014).

  DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Perkeni, 2015).

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN NYERI PUNGGUNG DENGAN TINGKAT STRES IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III (Di Wilayah Kerja Puskesmas Jelakombo Kec. Jombang Kab. Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 13

HUBUNGAN STATUS GRAVIDA DENGAN DEPRESI POSTPARTUM (Studi di RSIA Muslimat Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 13

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPATUHAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DALAM MENJALANI TERAPI HEMODIALISA (Di Poli RSUD Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 7 115

TERAPI PERNAFASAAN DIAFRAGMA TERHADAP KENYAMANAN PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) BERBASIS TEORI OF COMFORT (Di Ruang Paviliun Cempaka RSUD Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 136

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA (Di Posyandu Lansia Dusun Gedangan Desa Ngudirejo kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 142

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT BIDAN TERHADAPPENERAPAN LOTUS BIRTH (Di Puskesmas Perak, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT BIDAN DALAM PENERAPAN WATER BIRTH (Di Puskesmas Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 131

HUBUNGAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP KEMAMPUAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER (18-36 BULAN) (Di PAUD R.A KARTINI Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 5 118

GAMBARAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 (Studi Kasus di Puskesmas Mojoagung Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

1 2 85

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU POLA MAKAN LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI (Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 107