BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - BAB I ARSITA FEBRIANI PBSI'14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sarana komunikasi utama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, manusia mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat dan informasi. Bahasa pula manusia melakukan interaksi dan bekerja sama antarkelompok. Manusia

  menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa yang dihasilkan baik, maupun oleh alat ucap manusia. Bahasa tulis merupakan ragam bahasa yang dihasilkan berupa tulisan.

  Bahasa itu terdiri dari satuan-satuan, mulai dari satu yang terkecil hingga yang terbesar. Satuan-satuan tersebut adalah kata, frasa, kluasa, kalimat dan wacana.

  Karena bahasa itu berupa lisan dan tulisan maka wacana pun dibagi menjadi dua macam yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan ini banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat berupa percakapan dialog secara langsung atau tidak langsung (media elektronik) dan wacana tulis bisa dilihat dalam kehidupan masyarakat berupa wacana yang ada di dalam media massa berupa surat kabar, majalah dan tabloid. Surat kabar merupakan salah satu media massa yang paling diminati oleh masyarakat. Hal ini karena surat kabar merupakan media yang memberikan sebuah informasi penting serta mudah dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Oleh karena itu, informasi dalam wacana surat kabar harus jelas. Wacana dalam surat kabar bisa dilihat dari jenis kolom atau rubrik seperti tanjuk rencana, pojok, surat pembaca, dan artikel ilmiah populer. Sehubungan dengan penelitian ini, peneliti akan meneliti salah satu wacana yang ada dalam surat kabar yaitu artikel ilmiah populer. Artikel ilmiah populer dipilih

  1

  1 karena peneliti menemukan sebuah fenomena bahwa masyarakat kita sangat gemar membaca artikel tersebut untuk menambah ilmu pengetahuan mengenal suatu hal yang baru. Hal ini karena artikel ilmiah populer termasuk bacaan yang ringan dan menghibur. Selain itu, banyak anggota masyarakat yang antusias mengirimkan artikel ilmiahnya ke surat kabar untuk dimuat.

  Menurut Mulyana (2005:7), wacana memiliki dua unsur pendukung utama yaitu unsur internal (unsur dalam) dan eksternal (unsur luar). Unsur internal berkaitan dengan aspek formal kebahasaan meliputi kata dan kalimat serta teks dan konteks, sedangkan unsur eksternal berkenaan dengan hal-hal di luar wacana itu sendiri meliputiimplikatur, presuposisi, referensi, inferensi dan konteks. Kedua unsur tersebut membentuk satu kepaduan dalam suatu struktur yang utuh dan lengkap. Selain unsur- unsur di atas wacana juga terdiri dari kohesi, koherensi, dan cara menciptakan kesinambungan topik. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati unsur internal meliputi kohesi, koherensi dan kesinambungan topik. Peneliti beranggapan bahwa kohesi, koherensi, dan cara menciptakan kesinambungan topik juga merupakan unsur internal wacana. Hal ini karena kohesi berhubungan dengan aspek formal kebahasaan yaitu kata dan kalimat, koherensi berhubungan dengan aspek teks dan konteks karena istilah teks lebih menekankan pada makna atau aspek semantis, sedangkan cara menciptakan kesinambungan topik dapat terjadi karena terciptanya unsur kohesi.

  Peneliti mengamati unsur internal wacana yang meliputi kohesi, koherensi dan cara menciptakan kesinambungan topik pada artikel ilmiah populer karena unsur internal wacana digunakan oleh penulis untuk menciptakan struktur keutuhan wacana yang baik. Struktur wacana tidak akan terbentuk jika tidak terdapat unsur internal wacana.

  Berikut ini dipaparkan contoh unsur internal wacana meliputi kohesi, koherensi dan cara menciptakan kesinambungan topik pada artikel ilmiah populer dalam surat kabar Suara Merdeka edisi November-Desember 2013. Contoh kohesi referensi demonstratif anaforis dapat ditemukan pada artikel ilmiah popule r “Hebatnya Telinga Jangkrik

  Telinga Hijau” edisi Jumat, 29 November 2013 yaitu terdapat pada paragraf pertama, kedua dan ketiga.

  (1) wacana paragraf kesatu yaitu : “Telinga jangkrik hijau Amerika Selatan (Copiphora gorgonensis) panjangnya kurang dari satu millimeter, tetapi cara kerjanya mirip telinga manusia”. wacana paragraf kedua yaitu : “Serangga ini bisa membedakan suara-suara yang frekuensinya sangat berbeda, bahkan dari jarak yang jauh”. wacana paragraf ketiga yaitu : “Misalnya, jangkrik ini bisa mengenali yang mana suara pemangsanya”.

  Pada contoh (1) di atas terdapat kohesi referensi demonstratif anaforis. Pada paragraf kedua dan paragraf ketigaterdapat kohesi referensi demonstratif anaforis dengan menggunakan kata ini. Kata ini pada paragraf kedua mengacu pada paragraf pertama yaitu menjelaskan serangga telinga jangkrik hijau Amerika Selatan. Kata ini pada paragraf ketiga mengacu pada paragraf kedua dan pertama yaitu serangga telinga hijau Amerika Selatan. Kata ini pada paragraf ketiga dan paragraf kedua mengacu pada paragraf kesatu yaitu serangga telinga jangkrik hijau Amerika Selatan. Selanjutnya contoh koherensi kausalitas dapat ditemukan pada artikel ilmiah popule r “ Gel Cegah Penularan HIV” pada Rabu, 20 November 2013 yaitu terdapat pada paragraf ketujuh dan kedelapan.

  (2). wacana paragraf ketujuh yaitu : “namun, kemudian penelitian menunjukkan gel tak efektif di Afrika karena orang disana tak menggunakan obat- obatan dengan benar”. wacana paragraf kedelapan yaitu : “karena itulah, para peneliti yang bekerja pada Dougel berharap produknya akan menghilangkan beberapa masalah yang timbul dengan gel vagina se perti dilansir Bussiness Insider”.

  Pada contoh (2) tersebut di atas, paragraf ketujuh dan paragraf kedelapan berkesinambungan. Pada paragraf ke delapan berkoherensi dengan paragraf sebelumnya. Pada paragraf ke delapan terdapat koherensi kausalitas yaitu ditandai dengan konjungsi yang menunjukkan hubungan sebab akibat karena itulah. Pada paragraf ke tujuh merupakan hubungan sebab, ditunjukkan pada kalimat penelitian menunjukkan gel tak efektif di Afrika karena orang disana tak menggunakan obat- obatan dengan benar. Pada paragraf ke delapan merupakan hubungan akibat yaitu para peneliti yang bekerja pada Dougel berharap produknya akan menghilangkan beberapa masalah yang timbul dengan gel vagina seperti dilansir Bussiness Insider. Berikut contoh dari menciptakan kesinambungan topik pempronominalan dapat ditemukan dari artikel ilmiah popular “Burung Unta Lari Secepat Bus Kota” pada Jumat, 1 November 2013 yaitu terdapat pada paragraf pertama dan paragraf ke dua belas.

  (3). wacana paragraf pertama yaitu: “Burung unta dikenal sebagai burung yang unik di antara burung-burung lainnya, karena mempunyai kuku seperti kaki, yang membantunya melarikan diri dengan cepat untuk menghindari bahaya. Dengan otot kakinya yang kuat, burung ini bisa berjalan dengan kecepatan 20 mil (32 km) per jam. Ketika ketakutan, seekor burung unta bisa berlari cepat (sprint) dengan kecepatan 45 mil (72 km) per jam atau secepat bus kota.

  Karena itu petugas kesulitan mengejar burung unta yang berlari di jalan raya setelah terlepas dari kebun binatang di China, baru- baru ini”. wacana paragraf kedua yaitu :

  “Burung ini, dengan mukanya yang lucu, mempunyai banyak hal unik.

  Dia dikenal sebagai burung terbesar di dunia, bisa berlari lebih cepat

  daripada binatang berkaki dua lainnya dan menghasilkan telur terbesar di antara mahluk hidup lainnya. Pada contoh (3) di atas, cara menciptakan kesinambungan topik dibangun melalui pronomina yaitu burung unta pada paragraf ke satu. Masih dipertahankan pada paragraf ke dua dengan pronominal

  • nya, dan dia dan repetisi burung ini yang sama

  dengan kata burung unta. Dari contoh artikel tersebut peneliti akan melakukan penelitian mengenai wacana artikel ilmiah populer karena dalam sebuah artikel terdapat unsur internal wacana meliputi kohesi, koherensi dan cara menciptakan kesinambungan topik. Pada wacana yang baik tentu terdapat unsur-unsur yang baik pula, sehingga masyarakat yang membaca tidak mengalami sebuah kesulitan untuk memahami makna. Oleh karena itu, peneliti akan menganalisis unsur internal wacana meliputi kohesi, koherensi dan cara menciptakan kesinambungan topik. Kohesi terbagi menjadi dua yaitu kohesi gramatikal antara lain referensi, subsitusi, elipsis, konjungsi, dan kohesi leksikal antara lain repetisi, sinonimi, antonimi, kolokasi, hiponimi, ekuivalensi. Kemudian dari koherensi meliputi kausalitas, kontras, aditif, rincian, temporal, perian, posesif, kronologis. Selanjutnya menciptakan kesinambungan topik meliputi pempronominalan, pengulangan, ekuvalensi, dan pelepasan. Demikian struktur unsur-unsur wacana yang akan diteliti oleh penelitidalam wacana artikelpopuler pada surat kabar “ Suara Merdeka”.

  Dalam penelitian ini peneliti mengambil data berupa unsur internal wacana meliputi kohesi, koherensi dan cara menciptakan kesinambungan topik pada artikel ilmiah populer disurat kabar Suara Merdeka. Sumber data yang dianalisis yaitu wacana artikel ilmiah populer pada surat kabar Suara Merdeka edisi November- Desember 2013. Suara Merdeka merupakan surat kabar lokal yanghanya terbit pada masyarakat Jawa Tengah. Surat kabar Suara Merdeka terbit setiap hari, sehingga pembaca akan lebih mudah dan praktis untuk mencari informasi berupa artikel ilmiah populer sebagai kebutuhan pembaca mengenai pengetahuan yang baru. Dari latar belakang yang diuraikan di atas, maka judul penelitian ini adalah analisis unsur

  

internal wacana dalam artikel ilmiah populer pada surat kabar Suara Merdeka edisi

November-Desember 2013.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana jenis kohesi antar wacana (paragraf) yang terdapat dalam wacana artikel ilmiah populer pada surat kabar Suara Merdeka edisi November-Desember 2013?

  2. Bagaimana jenis koherensi antar wacana (paragraf) yang terdapat dalam wacana artikel ilmiahpopuler pada surat kabar Suara Merdeka edisi November-Desember 2013?

  3. Bagaimana cara menciptakan kesinambungan topik antar wacana (paragraf) yang terdapat dalam wacana artikel ilmiah populer pada surat kabar Suara Merdeka edisi November-Desember 2013? C.

   Tujuan Penelitian

  1. Mendeskripsikan jenis kohesi antar wacana (paragraf) yang terdapat dalam wacana artikel populer pada surat kabar Suara Merdekaedisi November-Desember 2013?

  2. Mendeskripsikanjenis koherensi antar wacana (paragraf) yang terdapat dalam wacana artikel populer pada surat kabar Suara Merdeka edisi November- Desember 2013?

  3. Mendeskripsikancara menciptakan kesinambungan topik antar wacana (paragraf) yang terdapat dalam wacana artikel populer pada surat kabar Suara Merdeka edisi November-Desember 2013? D.

   Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

  Hasil penelitian bermanfaat untuk memberikan sumbangan bagi bidang linguistik, khususnya bidang internal wacana. Bidang internal wacana menganalisi aspek formal kebahasaan meliputi kata, kalimat dan paragraph. Jenis bidang internal terdapat tiga. Pertama, kohesi dibagi menjadi dua yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal meliputi referensi, substitusi, ellipsis, dan konjungsi. Kohesi leksikal meliputi repetisi, sinonimi, antonimi, kolokasi, hiponim dan ekuivalensi. Kedua, koherensi meliputi kausalitas, kontras, aditif, perian, rincian, temporal, posesif dan kronologis. Ketiga, cara menciptakan kesinambungan topik meliputi pempronominalan, pengulangan, ekuivalensi, dan pelesapan.

2. Manfaat Praktis

  a. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan tambahan dalam menganalisis internal wacana. b. Bagi Guru Bahasa Indonesia, dapat menambah wawasan dan memperkaya pengetahuan tentang internal wacana secara mendalam.

  c. Memberikan kontribusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 yang berbasis teks, khususnya pada jenis teks eksposisi pada SMA kelas X.