BAB II TINJAUAN TEORI MEDIS A. Kehamilan Normal - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN,BAYI BARU LAHIR, NIFAS, DAN KELUARGA BERENCANAPADA NY R UMUR 33 TAHUN G2P1A0 DI BPS NY WAHYU D.N KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO - repository perpustakaan

BAB II TINJAUAN TEORI MEDIS A. Kehamilan Normal

  1. Definisi Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan ( Prawirohardjo , 2009 h 80).

  Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, Pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010; h. 75)

  Dari pengertian keamilan diatas dapat disimpulkan bahwa proses kehamilan adalah proses bertemunya ovum dan spermatozoa yang berkembang menjadi zigot pada uterus dengan proses perkembangan impantasi di uterus selama 40 minggu.

  2. Tanda- tanda kehamilan

  a. Tanda Kemungkinan hamil menurut (Cunningham, 2006 h;24): 1) Mual dengan atau tanpa muntah.

  2) Gangguan berkemih. 3) Fatigue ( rasa mudah lelah).

  4) Presepsi gerakan janin.

  b. Tanda Pasti hamil menurut (Prawirohardjo,2009 h;219) : 1) Pembesaran uterus.

  2) Adanya tanda chadwick. 3) Adanya tanda piskacek. 4) Kontraksi Braxton hicks. 5) Terdengarnya DJJ pada 12-20 minggu usia kehamilan.

  c. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu: 1) Trimester I

  Dimulai dari minggu pertama yaitu masa pembelahan sel, sejak terjadinya pembuahan antara ovum oleh sperma, zigot yang terbentuk membelah diri sampai fase morula dan blastula.Menjelang akhir minggu pertama terjadi implantasi di endometrium kavum uteri.Sampai pada akhir trimester pertama pertumbuhan dan diferensiasi janin terjadi begitu cepat, disertai dengan perkembangan berbagai karakteristik fisik lainnya. Beberapa sistem organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai dengan akhir minggu ke 12 ( trimester pertama) (Sukarni, 2013; h.81-82).

  2) Trimester II Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester kedua adalah penyempurnaan sruktur organ umum dan mulai berfungsinya berbagai sistem organ. Sistem sirkulasi janin mulai menunjukkan adanya aktifitas denyut jantung dan aliran darah.( Sukarni,2013; h.82 ).

  3) Trimester III Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester ketiga adalah penyempurnaan struktur organ dan penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ. (Sukarni,2013; h.86)

  3. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Kehamilan

  a. System Reproduksi 1) Uterus

  Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion). Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot.Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormone estrogen dan sedikit progesterone ( Prawirohardjo, 2009 h; 175). 2) Servicks

  Satu bulan setelah konsepsi servicks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hyperplasia kelenjar-kelenjar serviks (Prawirohardjo, 2009 h; 177). 3) Ovarium

  Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga di tunda. Hanya satu korpus liteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang relative minimal ( Prawirohardjo, 2009 h; 178).

  4) Vagina dan Perineum Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos ( Prawirohardjo, 2009 h; 178) 5) Payudara

  Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara menjadi lebih lunak. Putting akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar ( Prawirohardjo, 2009 h; 178). Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi (Manuaba, 2010; h. 92).

  6) Sistem Integumentum (kulit) Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada banyak perempuan kulit digaris tengah perutnya (linea alba) akan berubah menjadi warna coklat yang disebut linea nigra dan pada wajah dan leher terdapat cloasma gravidarum (Prawirohardjo, 2009 h; 179).

  7) Dinding Perut Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastic di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.Jika terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra (Mochtar, 2011; h. 30). 8) Sistem Metabolik

  Sebagian besar pertumbuhan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya.Kemudian payudara, volume darah dan cairan ekstraseluler. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 Kg. pada trimester ke-2 dan ke -3 pada perempuan dengan gizi baik di anjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan per mingggu masing-masing sebesar 0,5 dan 0,3 kg (Prawirohardjo, 2009 h; 180) 9) Sistem Kardiovaskular

  Curah jantung akan bertambah sekitar 30%, volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodelusi) dengan puncaknya pada umur kehamilan 32minggu. Serum darah bertambah (volume darah) bertambah sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20% (Manuaba , 2010 h;109)

  10) Sistem Respirasi Frekuensi pernapasan mengalami perubahan saat kehamilan, volume ventilasi permenit dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut (Prawirohardjo, 2009 h; 185) 11) Sistem Pencernaan

  Menurut (Manuaba,2010 h;110) Pengaruh pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan : a) Pengeluaran air liur berlebih (hipersalivasi)

  b) Daerah lambung terasa panas

  c) Terjadi mual/sakit pusing kepala terutama pagi hari yang disebut morning sickness.

  d) Muntah berlebihan atau yang disebut hyperemesis gravidarum

  e) Progesterone mengakibatkan gerak usus halus semakin berkurang dan menyebabkan obstipasi.

  12) Sistem Traktus Urinarius Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih.

  Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan, bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun di pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali (Prawirohardjo, 2009 h; 185).

  13) Sistem Endokrin Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ± 135%.

  Akan tetapi kelenjar ini tidak mempunyai arti penting dalam kehamilan (Prawirohardjo, 2009 h; 186)

  4. Perubahan psikologis pada kehamilan menurut (Yuni Kusmiyati, 2008 h;71) : a. Pada trimester I

  Pada trimester pertama seorang ibu masih takut menerima kehamilan ini, merasa kebingungan dengan kehamilannya. Kekhawatiran juga terjadi yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya keguguran maka dari itu banyak wanita yang sengaja merahasiakan kehamilannya.

  b. Pada trimester II Keadaan ibu pada trimester ini sudah mulai sehat dan psikologisnya sudah mulai membaik. Ibu sduah dapat menerima kehamilan ini dan mulai merasakan gerakan bayinya.

  c. Pada trimester III Seorang wanita hamil tinggal menanti kelahiran bayinya. Perhatian lebih memusat ke kehamilan dan selalu berusaha untuk melindungi bayi yang di kandung.

  5. Kunjungan Berkala Asuhan Antenatal Kunjungan Antenatal sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur.

  Bila kehamilan normal jumlah kunjungan cukup 4 kali yaitu satu kali pada trimester I, satu kali trimester II dan dua kali pada trimester III. Hal ini dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi petugas kesehatan untuk mengenali secara dini berbagai penyulit atau gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil. Selain itu, upaya memberdayakan ibu hamil dan keluarganya tentang proses kehamilan dan masalahnya melalui penyuluhan atau konseling dapat berjalan efektif apabila tersedia cukup waktu untuk melaksanakan pendidikan kesehatan yang diperlukan. Dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan sebagai berikut :

  a. Keluhan yang dirasakan ibu hamil

  b. Hasil pemeriksaan setiap kunjungan yaitu pemeriksaan umum, pemeriksaan abdomen, dan pemeriksaan penunjang.

  c. Menilai kesejahteraan janin

  d. Edukasi kesehatan bagi ibu hamil ( Prawirihardjo, 2009 h;284)

  Menurut Saefudin (2008.hal;90-98) teori tentang asuhan antenatal care pada trimester tiga meliputi : 1) Pemberian vitamin zat bezi 2) Persiapan persalinan 3) Mengenali tanda-tanda persalinan 4) Pemeriksaan keseluruhan (jika ada indikas) 5) Pemeriksaan dalam (jika ada indikasi) 6) Pemeriksaan laboratorium (jika ada indikasi) 7) Perencanaan penanganan komplikasi 8) Konseling khusus.

  6. Faktor Risiko pada kehamilan

  a. Usia ibu wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan faktor resiko terjadinya perdarahan pascapersalinanyang dapat mengakibatkan kematian maternal..

  b. Gravida Ibu-ibu dengan kehamilan lebih dari 1 kali atau termasuk multigravida mempunyai faktor resiko lebih tinggi terhadap terjadinya perdarahan pascapersalinan dibandingkan dengan ibu-ibu yang termasuk golongan primigravida (hamil pertama kali.

  c. Paritas Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditunjau dari sudut perdarahan pascapersalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal.

  4.Tanda bahaya atau penyulit kehamilanmenurut (Yuni K, 2008 h;154) antara lain adalah : 1) Perdarahan pervaginam

  Perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan. Perdarahnnya tidak normal disertai rasa nyeri.

  2) Sakit kepala yang berat Merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan namun akan menjadi berbahaya jika sakit kepala yang di alami menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.

  3) Penglihatan kabur Disebabkan oleh pengaruh hormonal, ketajamam penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilam

  4) Bengkak di wajah dan ekstremitas Bengkak akan menunjukan tanda bahaa apabila bengkak terjadi pada muka dan tangan, tidak hilang setekah beristirahat, dan disertai dengan keluahan fisik ang lain. Ini dapat menandakan terjadinya anemia, gagal jantung, atau pre eklamsia.

  5) Keluar cairan pervaginam Keluarnya cairan berupa air air dari vagina pad atrimester 3 dan ini dinyatakan bahwa ketuban pecah. Normalnya selaput ketuban pada akhir kala I atau awal kala persalianan. 6) Gerakan janin tidak terasa

  Ibu sudah tidak merasakan gerakan janin dalam perut lagi sesudahkehamilan trimester ke III 7) Nyeri abdomen yang hebat

  Ibu mengeluh nyeriperut pda kehamian trimester ke III yang menetap dan tidak hilang setelah ibu beristirahat

B. PERSALINAN

  1. Definisi Persalinan adalah proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney, 2008 h;672).Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir dimana ketuban dan janin di dorong keluar melalui jalan lahir (Saifuddin, 2009; h;100).

  Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa persalinan adalah sebuah proses pengeluaran hasil konsepsi melalui jalan lahir dengan dimulai adanya kontraksi yang membuka jalan lair sampai pembukaan lengkap.

  2. Persalinan Normal.

  Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa kompikasi baik pada ibu maupun janin ( Sarwono , 2009 h;100).

  3. Penyebab Terjadinya Persalinan

  a. Estrogen yang meningkatkan sensitivitas otot rahim, memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.

  b. Progesteron yang menurunkan sensitivitas otot rahim , menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis dan menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi (Manuaba , 2012 h;167). Estrogen dan progesterone terdapat dalam keseimbangan sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofisis pars posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton hicks akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan, oleh karena itu makin tua usia kehamilan frekuensi kontraksi semakin sering.

  Oksitosin diduga bekerjasama prostaglandin yang makin meningkat mulai dari usia kehamilan minggu ke

  • – 15 .disamping itu faktor gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim dapat memberikan pengaruh penting untuk dimulainya kontraksi rahim. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan beberapa teori yang menyatakan kemungkinan persalinan (Manuaba,2012 h; 167).

  Tabel 2.2

  Teori Uraian

Teori keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan meregang

dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan

dapat dimulai.

Contohnya pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.

Teori penurunan progesteron Proses penuaan plasenta terjadi saat usia

kehamilan

  28 minggu karena terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesterone mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu

Teori oksitosin Internal Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior. Perubahan keseimbangan estrogrn dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga sering terjadi Braxton hicks. Dengan menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas sehingga persalinan

dapat dimulai.

Teori prostaglandin Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak

usia kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. prostaglandin ( Manuaba 2012, h;168).

  4. Faktor yang mempengaruhi Persalinan

  a. Power atau tenaga yang mendorong HIS adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.His persalinan yang menyebabkan pendataran dan pembukaan serviks. Terdiri dari : his pembukaan, his pengeluaran dan his pelepasan uri. His pendahuluan tidak berpengaruh terhadap serviks. Tenaga mengejan ,Kontraksi otot-otot dinding perut, Kepala di dasar panggul merangsang mengejan, Paling efektif saat kontraksi/his(Sukarni, 2013 h;188).

  b. Passage/ jalan lahir Jalan lahir lunak terdiri dari servicks, vagina, dan otot rahim.Jalan lahir keras yang memiliki fungsi lebih dominan daripada jalan lahir lunak. Jalan lahir keras yaitu Os Coxae ( tulang innominate), Os Sacrum , dan Os Coccygis ( Jenny, 2013 h; 55). c. Passager/Fetus Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati jalan lahir dari faktor passage adalah :

  1) Presentasi kepala ( Verteks , muka , dahi) 2) Presentasi Bokong ( Bokong murni/ frank breech) bokong kaki (

  Complete breech) letak lutut atau letak kaki ( Incomplete breech) 3) Presentasi bahu ( Letak lintang) 4) Sikap janin 5) Posisi Janin ( Sukarni, 2013 h;196).

  d. Plasenta Plasenta merupakan bagian dari passenger yang menyerupai janin yang di lahirkan melalui jalan lahir. Kehadiran plasenta jarang menjadi hambatan dalam persalinan normal ( jenny , 2013 h;36).

  e. Air ketuban Cairan ketuban merupakan faktor passenger, cairan ketuban mempunyai fungsi mencegah perlekatan janin dengan amnion (Jenny, 2013 h;49).

  5. Tanda dan Gejala menjelang persalinan Tanda-tanda menjelang persalinan antara lain: perasaan distensi berkurang ( lightening), perubahan serviks, persalinan palsu, ketuban pecah, blood show, lonjakan energy , gangguan pada saluran cerna (Varney, 2008 h; 672). a. Lightening Lightening yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum persalinan adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor.Pada fase lightening menimbulkan ketidaknyamanan kepada ibu karena tekanan bagian presentasi pada struktur di area pelvis minor.( Varney, 2008 h; 672).

  b. Perubahan Serviks Penipisan dan pembukaan merupakan akibat langsung dari kontraksi.

  Dilatasi secara klinis dievaluasi dengan mengukur diameter pembukaan servicks dalam sentimeter dengan 0 sentimeter menunjukan os servicks eksternal tidak membuka dan 10 sentimeter dianggap pembukaan lengkap (Varney,2008 h;677).

  c. Persalinan Palsu Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap servicks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya akibat kontraksi Braxton hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sekitar enam minggu kehamilan ( Varney, 2009 h;673).

  d. Bloody Show Bloddy show adalah pengeluaran plak lendir. Bloody show paling sering terlihat sebagai rabas lendir bercampur darah dan merupakan tanda persalinan yang akan terjadi biasanya dalam 24jam hingga 48 jam ( Varney, 2008 h;674). e. Lonjakan Energi Terjadinya lonjakan energy ini belum dapat dijelaskan selain bahwa hal tersebut terjadi secara alamiah, yang memungkinkan wanita memperoleh energy yang diperlukan untuk menjalani persalinan ( Varney, 2008 h;674).

  f. Gangguan Saluran Cerna Kesulitan mencerna,mual, dan muntah diduga hal-hal tersebut merupakan gejala menjelang persalinan ( Varney, 2008 h;674).

  6. Penatalaksanaan persalinan Terdapat58 langkah pertolongan persalinan, antara lain Mengamati tanda tanda persalinan kala dua yaitu Ibu memiliki keinginan untuk meneran, Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum atau vaginanya, Perineum menonjol,Vulva dan sfringer ani membuka.

  Asuhan persalinan normal merupakan standar asuhan yang harus dimliki oleh seorang bidan dalam menjalankan peran dan wewenangnya sebagai tenaga kesehatan : 1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.

  2) Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan. Ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai. 3) Mengenakan baju penutup.

  4) Melepaskan semua perhiasan, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai. 5) Memakai satu sarung tangan DTT unruk pemeriksaan dalam. 6) Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik, dan meletakan kembali di partus set.

  7) Membersihkan vulva dan perinium , menyeka dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas yang sudah di basahi air disinfeksi tingkat tinggi. Membuang sampah yang terkontaminasi dalam wadah yang benar.

  8) Menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan servick sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangakan pembukaaa sudah lengkap maka lakukan amniotomi

  9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin.

  10) Memeriksa DJJ. 11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. 12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.

  13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan untuk meneran.

  14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

  15) Meletakkan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu. 16) Membuka partus set. 17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan. 18) Saat kepala bayi membuka diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan, menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan. 19) Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih.

  20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi. 21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

  22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya dengan lembut menariknya kearah bawah arcus pubis dan kemudian menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior. 23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir. 24) Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati- hati membantu kelahiran kaki.

  25) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi ditemat yang memungkinkan). Bila bayi engalami asfiksia, lakukan resusitasi.

  26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin/ i.m.

  27) Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.

  Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).

  28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat antara dua klem tersebut.

  29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang kering atau bersih, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat tetap terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan nafas, ambil tindakan yang sesuai.

  30) Memberikan bayi kepaada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendaki.

  31) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi ke dua.

  32) Member tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik. 33) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10 unit IM di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah mngaspirasinya terlebih dahulu. 34) Memindahkan klem pada tali pusat. 35) Meletakan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu, tepat diatas tulangg pubis, dan mennggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontrakksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

  36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan peregangan kearah bawahh pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian baawah uterus dengan cara menekan uterus kearah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai. (Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan putting susu).

  37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat kea rah bawah dan kemudian kearah atas, mengikuti kurva jalan lahirr sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.

  a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10cm dari vulva.

  b) Jika plasenta tidak terlepas setelah melakukan penegangan talipusat selama 15 menit.

  (1) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM. (2) Menilai kandung kemih dan dilakukan keteterisasi kandunng kemih dengan menggunakan teknik asptik jika perlu.

  (3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan. (4) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya. (Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu

  30 menit sejak kelahirkan bayi). 38) Jika plasenta terlihat diintroitus vagina, melanjutnya kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban trpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut. (Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfektan tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forceps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal). 39) Segera setelah plasenta dan ketuban lahir, lakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan difundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

  40) Memeriksa kedua isi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin da selaput ketubann untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta didalam kantung plastic atau tempat khusus. (Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 25 detik mengambil tindakan yang sesuai).

  41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

  42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik. 43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %, membilas kedua tangan yng masih bersarung tngan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.

  44) Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat. 45) Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan simpul mati yang pertama.

  46) Melepaskan klem bedah dan meletakkan kedalam larutan klorin 0,5 %.

  47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

  Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering. 48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI. 49) Melanjutkan pemantuan kontraksi uterusdan perdarahan pervaginam

  : a) 2-3 kali dalm 15 menit pertama pascapersalinan.

  b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.

  c) Setiap20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.

  50) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri.

  51) Jika ditemukan laserasi yang memrlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan anastesi local dan menggunakan teknik yang sesuai. 52) Mengajarkan pada ibu /keluuarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus.

  53) Mengevaluasi kehilangan darah. 54) Memeriksa tekanann darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan.

  a) Memeriksa temperature tubuh ibu setiap jam selama dua jam pertama pascapersalinan.

  b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang normal. 55) Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi dan membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.

  56) Membersihkan ibu dengan menggubakan air disinfeksi tingkat tinggi.

  Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

  57) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI .menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan serta mendekontaminasikan daerah yang digunakan untu melahirkan dengan larutan klorin 0,5 % dan membilas dengan air bersih serta mencuci tangan. 58) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

  (Sarwono, 2010; h. 335- 347)

  7. Kemajuan persalinan Persalinan dibagi menjadi 4 Kala yaitu :

  a. Kala I Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap.Proses ini terbagi menjadi dua fase, fase laten (8jam) servicks membuka sampai

  3cm dan fase aktif (7jam) servicks membuka dari 3 sampai 10cm kontraksi lebih kuatdan sering selama fase aktif ( Prawirohardjo, 2009 h;100).

  b. Kala II Dimulai dari pembukaan lengkap ( 10cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi (

  Prawirohardjo, 2009 h;100).Perubahan fisiologis secara umum pada persalinan kala II menurut (Sukarni,2013 h;220) adalah: 1) His menjadi lebih kuat dan lebih sering 2) Timbul tenaga untuk meneran 3) Perubahan dalam dasar panggul 4) Lahirnya fetus Tanda gejala persalinan kala II menurut (Sukarni,2013 h;220): 1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

  2) Ibu merasakan adapeningkatan tekanan pada rectum/vagina 3) Perineum menonjol.

  4) Vulva , vagina, spingter ani membuka. 5) Meningkatnya pengeluaran darah.

  c. Kala III Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit ( Prawirohardjo, 2009 h;101). Tanda

  • – tanda Kala 3 :

  1) Uterus globuler 2) Perdarahan sekonyong-konyong 3) Tali pusat naik 4) Fundus uteri naik

  ( Sukarni, 2013 h;233)

  d. Kala IV Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.

  Tujuan asuhan persalinan ini adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek saying ibu dan saying bayi (Prawirohardjo, 2009 h;101). Sebelum pergi meninggalkan ibu yang baru melahirkan periksa dahulu 7 pokok yang paling penting berikut :

  1) Kontraksi rahim : baik atau tidaknya diketahui dengan pemeriksaan palpasi. Jika perlu di lakukan masase dan berikan uterotonika seperti methergin atau ermetrin dan oksitosin. 2) Perdarahan : ada atau tidak, banyak atau biasa 3) Kandung kemih : harus kosong jika penuh ibu anjurkan berkemih dan kalau tidak bisa pasang kateter.

  4) Luka-luka : luka jahitan baik atau tidak ada perubahan atau tidak. 5) Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap. 6) Keadaan umum ibu , tekanan darah, nadi, pernapasan, dan masalah lain.

  7) Bayi dalam keadaan baik ( Jenny , 2013 h 8-9).

  8. Patologi Persalinan( Penyulit Persalinan)

  a. Persalinan Lama Persalinan Lama, disebut juga distosia, di definisikan sebagai persalinan yang abnormal/ sulit ( Prawirohardjo, 2009 h;562).

  b. Ketuban Pecah Dini (KPD) Ketuban pecah dini dapat secara tekhnis didefinisikan sebagai pecah ketuban sebelum awitan persalinan, tanpa memperhatikan usia gestasi

  (Varney, 2008 h; 788).

  c. Partus Presipitatus Partus Presipitatus berakhir dengan pengeluaran janin dalam waktu kurang dari 3 jam.Persalinan singkat yang didefinisikan sebagai persalinan seingkat dengan kecepatan pembukaan servicks 5cm/jam (Cunningham, 2006 h;491).

C. BAYI BARU LAHIR ( BBL)

  1. Definisi Bayi Baru Lahir Normal Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000gram (Jenny, 2013 h;150).

  Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500

  • – 4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa Cacat Bawaan (Rukiyah dan Yulianti,2012; h.2).

  Dapat diambil kesimpulan bahwa bayi baru lahir normal adalah bayi yang lair pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir 2500-4000 gram melalui jalan lair tanpa bantuan alat maupun kelainan letak presentasi.

  2. Ciri-Ciri Bayi Normal : a. Berat badan lahir bayi 2500-4000 gram.

  b. Panjang badan bayi 48-50 cm.

  c. Lingkar dada bayi 32-34 cm.

  d. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

  e. Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian turun sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30menit.

  f. Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80kali/menit disertai pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan intercostal serta rintihan hanya berlangsung 10-15menit. g. Kulit berwarna kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk dan dilapisi verniks caseosa.

  h. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik. i. Kuku telah agak panjang dan agak lemas j. Genetalia : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan). k. Refleks hisap, menelan, dan moro telah terbentuk. l. Eliminasi urin, dan meconium normalnya keluar pada 24 jam pertama.

  Meconium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket, ( Jenny, 2013 h;150)

  3. Adaptasi Fisiologis BBL terhadap kehidupan Ekstrauteri:

  a. Adaptasi Pernapasan Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah kelahiran.Pernapasan ini timbul sebagai aktifitas normal system saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya.Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernapasan dalam otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakan diafragma (Jenny, 2013 h;151).

  b. Perubahan Sirkulasi Darah Aliran dari darah plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem.Tindakan ini menandakan suplai oksigen plasenta dan menyebabkan terjadinya serangkaian reaksi selanjutnya.Reaksi ini dilengkapi oleh reaksi-reaksi yang terjadi dalam paru-paru sebagai respons terhadap tarikan napas pertama.Penutupan fungsional foramen ovale dan duktus arteriosus terjadi setelah bayi lahir.Perubahan dari sirkulasi janin ke sirkulasi bayi baru lahir secara keseluruhan saling berhubungan dengan fungsi pernapasan dan oksigenasi yang adekuat ( Varney, 2008 h;880).

  c. Termoregulasi Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui 4 mekanisme yaitu: 1) Konduksi : Melalui benda padat yang berkontak dengan bayi 2) Konveksi : Pendinginan melalui aliran udara di sekitar bayi.

  3) Evaporasi : Kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit bayi yang basah.

  4) Radiasi : Melalui benda padat dekat dengan bayi yang tidak berkontak secara langsung dengan kulit bayi ( Prawirohardjo, 2009 h;367).

  d. Mencegah Kehilangan Panas Menurut (Rukiyah dan Yulianti,2010 h;110) Agar tidak terjadi Kehilangan panas maka harus dilakukan cara untuk mencegah Kehilangan panas terhadap Bayi Yaitu:

  1) Keringkan bayi segera setelah lahir untuk mencegah terjadinya evaporasi dengan menggunakan handuk atau kain.

  2) Selimuti tubuh bayi dengan kain bersih dan hangat segera setelah mengeringkan tubuh bayi dan memotong tali pusat. Selimut bagian kepala karena kepala merupakan permukaan tubuh yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika tidak ditutupi.

  3) Anjurkan Ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya. Sebaiknya pemberian ASI harus dalam waktu 1 jam pertama kelahiran 4) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat, yang paling ideal adalah bersama dengan ibunya agar menjaga kehangatan tubuh bayi.

  5) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.

  Sebelum melakukan penimbangan, terlebiih dahulu selimuti bayi dengan kain yang kering dan bersih. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi dikurangi dengan kain selimut bayi yang digunakan. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir.

  Sebelum dimandikan periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil (Suhu Aksila antara 36,5 C

  C),

  • – 37,5

  e. Perubahan pada Sistem Gastrointestinal Enzim-enzim digestif aktif saat lahir akan dapat menyokong kehidupan ekstrauterin pada kehamilan 36-38 minggu. Bayi baru lahir kurang mampu mencerna protein dan lemak dibandingkan orang dewasa.Sfingter jantung sambungan esophagus bawah dan lambung tidak sempurna, yang membuat regurgitasi isi lambung dalam jumlah banyak pada bayi baru lahir dengan bayi muda.Kapasitas lambung bayi cukup terbatas kurang dari 30cc untuk bayi baru lahir cukup bulan ( Varney, 2008 h;885).

  f. Adaptasi Neurologis Sistem neurologis bayi secara anatomic atau fisiologis belum berkembang sempurna.Bayi baru lahir menunjukan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi pengaturan suhu labil.Kontrol otot yang buruk, mudah terkejut dan tremor pada ekstermitas ( Jenny, 2013 h;153).

  g. Adaptasi Hepar Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir, hati terus membantu pembentukan darah.Selama periode neonatus hati memproduksi zat esensial untuk pembekuan darah.Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonujgasi yang bersirkulasi pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah. Bilirubin tak terkonjugasi dapat meninggalkan system vaskular dan menembus jaringan ekstravaskular lainnya (misalnya: kulit, sclera, dan membrane mukosa oral) mengakibatkan warna kuning yang disebut ikterus (Jenny, 2013 h;156).

  h. Adaptasi Ginjal Pada bayi baru lahir, laju filtrasi glomerulus lebih rendah disebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler glomerulus. Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu bayi berkemih 5-20 kali dalam 24 jam ( Jenny, 2013 h;156). i. Perubahan Sistem Imun

  Sistem imun neonatus tidak matur pada sejumlah tingkat yang signifikan.Ketidakmaturan fungsional ini membuat neonatus rentan terhadap banyak infeksi dan respon alergi ( Varney, 2008 h;886).

  4. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Pada Bayi Baru Lahir Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernapasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan incubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman bagi bayi dan mencegah infeksi nosocomial.Kadar bilirubin bayi juga lebih cepat normal karena pengeluaran meconium lebih cepat sehingga dapat menurunkan insiden ikterus bayi baru lahir.Kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang sehingga dii dapat pola tidur yang baik.Dengan demikian berat badan bayi cepat meningkat. Bagi ibu IMD dapat mengoptimalkan pengeluaran hormone oksitosin,prolactin, dan secara psikologis dapat menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi ( Prawirohardjo, 2009 h;369).

  5. Perawatan Bayi Baru Lahir 1 jam pertama

  a. Membersihkan Jalan Napas Mempertahankan terbukanya jalan nafas, sediakan balon penghisap dari karet untuk menghisap lendir dari mulut bayi dalam upaya mempertahankan jalan nafas yang bersih ( Jenny, 2013 h;157).

  b. Memotong Tali Pusat Tali Pusat di ptong 5cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril.Bersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan kapas basah, kemudian bungkus dengan longgar / tidak terlalu rapat dengan kasa steril.Popok bayi diikat dibawah tali pusat tidak menutupi tali pusat untuk menghindari kontak dengen feses dan urin ( Prawirohardjo, 2009 h;370). c. Memberikan Vitamin K Bayi baru lahir diberikan Vit K dengan tujuan mengurangi kejadian defisiensi Vitamin K, jenis Vitamin K yang digunakan adalah K1 diberikan secara IM dengan dosis 0,5-1mg ( Prawirohardjo, 2009 h;135).

  d. Memberi salep mata Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia. (Penyakit menular seksual) ( Prawirohardjo,2009 h;135).

  e. Pengukuran Berat dan Panjang Lahir Bayi yang baru lahir harus ditimbang berat dan panjang lahirnya.Dua hal yang selalu ingin diketahui orang tua tentang bayinya yang baru lahir adalah jenis kelamin dan beratnya ( Prawirohardjo, 2009 h;372).

  f. Pemantauan Bayi Baru Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan(Jenny,2013 h;152)

Tabel 2.1. Refleks Pada Bayi Baru Lahir

  Refleks Respons Normal Respons Abnormal Rooting dan menghisap Bayi baru lahir menolehkan kepala kearah stimulus, membuka mulut, dan mulai mengisap bila pipi, bibir, atau sudut mulut bayi disentuh dengan jari atau puting

  Respons yang lemah atau tidak ada respons terjadi pada prematuritas, penurunan atau cidera neurologis, atau depresi sistem saraf pusat (SSP) Menelan Bayi baru lahir menelan berkoordinasi dengan mengisap Muntah, batuk atau regugitasi cairan dapay terjadi; bila cairan ditaruh dibelakang lidah kemungkinan berhubungan dengan sianosis sekunder karena sianosis sekunder karena prematuritas, defisit neurologis, atau cidera; terutama terlihat setelah laringoskopi Ekstrusi Bayi baru lahir menjulurkan lidah keluar bila ujung lidah di sentuh oleh jari atau puting

  cedera saraf SSP dan gangguan neurologis Tonik leher atau fencing Ekstremitas pada satu sisi dimana saat kepala ditolehkan akan ekstensi dan ekstremitas yang berlawanan akan fleksi bila kepala bayi ditolehkan ke satu sisi selagi beristirahat

  Ekstruksi lidah secara kontinu atau menjulurkan lidah yang berulang

  • – ulang terjadi pada kelainan SSp dan kejang Moro Ekstremitas simetris bilateral dan abduksi seluruh ekstremitas, dengan ibu jari dan telunjuk membentuk huruf „c‟, diikuti dengan adduksi ekstremitas dan kembali ke fleksi relaks jika posisi bayi berubah tiba
  • – tiba atau jika bayi diletakkan terlentang pada permukaan yang datar Respons asimetris terlihat pda cidera saraf perifer (pleksus brakialis ) atau fraktur klavikula atau fraktur tulang panjang lengan atau kaki Melangkah Merangkak Bayi akan melangkah dengan satu kaki dan kemudian kaki lainnya dengan gerakan berjalan bila satu kaki disentuh pada permukaan rata Bayi akan berusaha untuk merangkak ke depan dengan kedua tangan dan kaki bila diletakkan telungkup pada permukaan datar Respons asimetris terlihat pada cedera saraf SSP atau perifer atau fraktur tulang panjang kaki Respons asimetris terlihat pada

  Respons persisten setelah bulan keempat dapat menandakan cedera neurologis. Respons menetap tampak pada cidera SSP dan gangguan neurologis Terkejut Bayi melakukan abduksi dam fleksi seluruh ekstremitas dan dapat mulai menangis bila mendapat gerakan mendadak atau suara keras

  Tidak adanya respon dapat menandakan defisit neurologis atau cedera. Tidak adanya respon secara lengkap dan konsisten terhadap bunyi keras dapat menandakan ketulian. Ekstensi silang Kaki bayi yang berlawanan akan fleksi dan kemudian akstensi dengan cepat seolah

  • – olah berusaha untuk memindahkan stimulus ke kaki yang lain bila diletakkan telentang, bayi akan mengekstensikan satu kaki sebagai respon terhadap stimulus pada telapak kaki Respons yang lemah atau tidak ada respons yang terlihat pada cedera saraf perifer atau fraktur tulang panjang Glabellar “blink” Bayi akan berkedip bila dilakukan 4 atau 5 ketuk pertama pada batangbhidung saat mata terbuka Terus berkedip dan gagal untuk berkedip menandakan kemungkinan gangguan neurologis Palmar grasp Jari bayi akan melekuk

  disekeliling benda dan menggenggamnya seketika bila jari diletakkan di tangan bayi Respons ini berkurang pada prematuritas. Asimetris terjadi pada kerusakan saraf perifer (pleksus brakialis) atau fraktur humerus. Tidak ada respons yang terjadi pada defisit neurologis yang berat

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEHAMILAN - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR, DAN KB PADA NY S USIA 37 TAHUN G3 P2 A0 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 3 HARI DI PUSKESMAS JATILAWANG BANYUMAS - repository perpustakaan

0 1 36

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN MASA ANTARA PADA NY I UMUR 25 TAHUN G3P1A1 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 6 HARI DI PUSKESMAS WANGON II BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN MASA ANTARA PADA NY I UMUR 25 TAHUN G3P1A1 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 6 HARI DI PUSKESMAS WANGON II BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN MASA ANTARA PADA NY I UMUR 25 TAHUN G3P1A1 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 6 HARI DI PUSKESMAS WANGON II BANYUMAS - repository perpustakaan

0 1 64

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB), PADA NY M UMUR 16 TAHUN G1P0A0 DI PUSKESMAS II SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 17

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN,NIFAS BAYI BARU LAHIR (BBL), DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY Y UMUR 26 TAHUN G2P1A0 DI PUSKESMAS BANYUMAS

0 0 14

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS, KELUARGA BERENCANA PADA NY. R UMUR 19 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 5 HARI DI PUSKESMAS II KEMRANJEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 16

BAB II TINJAUAN TEORI A. Kehamilan - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS DAN MASA ANTARA KELUARGA BERENCANA PADA NY.M UMUR 29 TAHUN G2 P1 A0 DI PUSTU SIGEDANG, KEJAJAR, WONOSOBO - repository perpustakaan

0 0 69

BAB II TINJAUAN TEORI - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS FISOLOGIS DAN KELUARGA BERENCANA (KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN) PADA NY H UMUR 21 TAHUN G1P0A0 DI UPT PUSKESMAS KALIBENING KABUPATEN BANJARNEGARA - repo

0 1 71

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN MEDIS 1. KEHAMILAN - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA(KB) PADA NY.S UMUR 33 TAHUN DI PUSKESMAS II KEMBARAN - repository perpustak

0 0 72