Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Perawat Terhadap Perannya Sebagai Advokator pada Pelayanan Rawat Inap di Ruang Cempaka RSUD Salatiga T1 462009012 BAB V
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1.1. Simpulan
Persepsi
perawat
terhadap
advokator terdeskripsikan dalam
perannya
sebagai
enam tema yaitu (1)
Komunikasi menjadi hal utama dalam pelayanan keperawatan,
(2) Keterbatasan tenaga perawat menjadi kelemahan dalam
memberi pelayanan keperawatan, (3) Dalam pemberian
advokasi pada pasien dan keluarga mengacu pada peraturan
Rumah Sakit, (4) Mengusahakan memberi advokasi pada
pasien, (5) Persetujuan adalah hal pokok dalam pelaksanaan
tindakan, (6) Kerja sama tim sangat membantu dalam peran
advokasi.
1.2. Saran
1.2.1. Bagi Pendidikan
1)
Institusi pendidikan hendaknya mengintegrasikan
materi manajemen waktu ke dalam materi praktik
keperawatan.
2)
Institusi pendidikan keperawatan menambahkan
peran advokasi perawat dalam Mata Kuliah Etika
dan Hukum Keperawatan.
53
54
1.2.2. Bagi Rumah sakit
Saran untuk rumah sakit yang dapat di ambil dari
hasil penelitian ini dapat di rekomendasikan :
1) Pelatihan secara berkala kepada tim kesehatan
tentang komunikasi di dunia kerja.
2) Pelatihan manajemen waktu yang baik untuk
mengoptimalkan keterbatasan tenaga perawat di
ruangan.
3) Menyelenggarakan
diskusi
tim
multidisipliner
pemberi perawatan di ruang Cempaka Rumah Sakit
umum daerah Salatiga secara berkala.
4) Disarankan kepada Bagian Keperawatan untuk
melihat
kembali
penerapan
peran
advokator
perawat yang terbentur dengan peraturan-peraturan
Rumah Sakit.
1.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya
1) Studi tentang peraturan rumah sakit terkait dengan
pelaksanaan peran advokator perawat,
2) Studi yang mengeksplorasi sudut pandang pasien
tentang peran perawat sebagai advokator.
SIMPULAN DAN SARAN
1.1. Simpulan
Persepsi
perawat
terhadap
advokator terdeskripsikan dalam
perannya
sebagai
enam tema yaitu (1)
Komunikasi menjadi hal utama dalam pelayanan keperawatan,
(2) Keterbatasan tenaga perawat menjadi kelemahan dalam
memberi pelayanan keperawatan, (3) Dalam pemberian
advokasi pada pasien dan keluarga mengacu pada peraturan
Rumah Sakit, (4) Mengusahakan memberi advokasi pada
pasien, (5) Persetujuan adalah hal pokok dalam pelaksanaan
tindakan, (6) Kerja sama tim sangat membantu dalam peran
advokasi.
1.2. Saran
1.2.1. Bagi Pendidikan
1)
Institusi pendidikan hendaknya mengintegrasikan
materi manajemen waktu ke dalam materi praktik
keperawatan.
2)
Institusi pendidikan keperawatan menambahkan
peran advokasi perawat dalam Mata Kuliah Etika
dan Hukum Keperawatan.
53
54
1.2.2. Bagi Rumah sakit
Saran untuk rumah sakit yang dapat di ambil dari
hasil penelitian ini dapat di rekomendasikan :
1) Pelatihan secara berkala kepada tim kesehatan
tentang komunikasi di dunia kerja.
2) Pelatihan manajemen waktu yang baik untuk
mengoptimalkan keterbatasan tenaga perawat di
ruangan.
3) Menyelenggarakan
diskusi
tim
multidisipliner
pemberi perawatan di ruang Cempaka Rumah Sakit
umum daerah Salatiga secara berkala.
4) Disarankan kepada Bagian Keperawatan untuk
melihat
kembali
penerapan
peran
advokator
perawat yang terbentur dengan peraturan-peraturan
Rumah Sakit.
1.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya
1) Studi tentang peraturan rumah sakit terkait dengan
pelaksanaan peran advokator perawat,
2) Studi yang mengeksplorasi sudut pandang pasien
tentang peran perawat sebagai advokator.