Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta MENGENAL BURSA EFEK
MENGENAL PASAR MODAL
(BURSA EFEK)
Oleh
Drs. Supriyanto, MM.
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU
(PLGP) EKONOMI GELOMBANG 7
P4TK YOGYAKARTA, 24 Agustus – 2 September 2010
RAYON 11 - UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(2)
LITERATUR/SUMBER
BACAAN
1.
HTTP://WWW.BEI.CO.ID
atau
HTTP://WWW.IDX.CO.ID
2.
Anonim. (1995).
Undang-undang Republik Indonesia No. 8
Tahun 1995
, tentang Pasar Modal.
3.
Frank. K. Reily (1989).
Investment Analysis and Portfolio
Management, Third Edition
. New York: The Dryden Press
4.
Jusuf Anwar. (2005).
Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan
dan Investasi
. Bandung: PT. Alumni.
5.
Supriyanto dan Ali Muhson. (2007).
Ekonomi SMA Kelas XI
.
(3)
MATERI
1.
PENDAHULUAN/MENGENAL PASAR
MODAL
2.
SEJARAH PASAR MODAL
3.
INSTRUMEN YANG DIPERJUALBELIKAN
DI PASAR MODAL
4.
PROSES GO PUBLIC
5.
DLL
(4)
PENDAHULUAN
Pengertian Pasar Modal:
Pasar modal
(capital market) merupakan pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang
bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),
ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif
maupun instrumen lainnya
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995
tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal
sebagai
kegiatan
yang
bersangkutan
dengan
Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan
Publik
yang
berkaitan
dengan
Efek
yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek
(5)
PERAN PASAR MODAL
DALAM PEREKONOMIAN
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian
suatu negara karena pasar modal menjalankan dua
fungsi, yaitu:
-
Pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau
sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan
dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal
kerja dan lain-lain,
- Kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat
untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti
saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan
demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang
dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan
dan risiko masing-masing instrumen
(6)
SEJARAH PASAR MODAL
1. Secara historis, Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia.
2. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, (Pendirian BAPEPAM, Danareksa dan Go Public-nya PT Semen Cibinong)
3. Tahun 1977 - 1987: Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24.
4. Tahun 1988 dan 1990: Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing.
5. Tanggal 16 Juni 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
6. Tanggal 13 Juli 1992: Swastanisasi BEJ dan BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
(7)
lanjutan
7.
Tanggal 22 Mei 1995: Sistem Otomasi perdagangan di
BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS
(Jakarta Automated Trading Systems).
8.
Tanggal
10
November
1995:
Pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal.
9.
Tahun 2000: Sistem Perdagangan Tanpa Warkat
(scripless trading)
mulai diaplikasikan di pasar modal
Indonesia.
10.
Tahun 2002: BEJ mulai mengaplikasikan sistem
perdagangan jarak jauh
(remote trading).
11.
Tanggal 1 Desember 2007: Penggabungan Bursa Efek
Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
atau
Indonesia Stock Exchange (IDX).
(8)
STRUKTUR ORGANISASI BURSA
DEWAN KOMISARIS
No Nama Jabatan
1.
Bacelius Ruru Komisaris Utama
2.Pande Putu Raka
Komisaris
3.Fathiah Helmi Komisaris
4.
Mochamad Aswin
Komisaris
5.Lily Widjaja
Komisaris
6.
Mustofa Komisaris
(9)
LANJUTAN
DEWAN DIREKSI
No Nama Jabatan
1. Erry Firmansyah Direktur Utama
2. M.S. Sembiring Direktur Perdagangan Saham,
Penelitian dan Pengembangan Usaha
3. Guntur Pasaribu Direktur Perdagangan Fixed
Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan
4. Justitia Tripurwasani Direktur Pengawasan 5. Eddy Sugito Direktur Pencatatan
6. Bastian Purnama Direktur Teknologi Informasi 7. Sihol Siagian Direktur Administrasi
(10)
MENGENAL SAHAM
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal
seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
(11)
JENIS-JENIS SAHAM
1.
Common
Stock
(Saham Biasa)
2.
Preffered Stock
(Saham
Preferen)
Poin
Perbedaan
Saham Biasa
Saham Preferen
RUPS
Ada hak suara
Tidak mempunyai suara
Keuntungan
Dividen (Kalau
perusahaan untung)
Hak keuntungan besarnya
tertentu (Boleh ditunda dan
berhak minta tambahan jika
dividen lebih tinggi)
Perush
dibubarkan
Hak Pengembalian
terakhir
Pengembalian diutamakan
(setelah hutang jangka
pendek dan jangka panjang)
Kategori
Equity (Modal Sendiri)
Setengah saham setengah
(12)
Keuntungan Investor
Keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham:
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai atau dapat pula berupa dividen saham (stock dividen).
2. Capital Gain.
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya
(13)
Kerugian Investor
Sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko,
antara lain:
1.
Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang dibeli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
2.
Risiko likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi
(14)
MENGENAL OBLIGASI (BOND)
Surat pengakuan hutang dari penerbit kepada pemegang
obligasi
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang
yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Jenis Obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia :
1. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan,
baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
2. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. 3. Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan
nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds
(15)
JENIS-JENIS OBLIGASI (
BONDS
)
Jenis Obligasi yang lain:
1. Obligasi dengan
Fixed Rate (Coupon Rate)
Obligasi dengan bunga tetap
2. Obligasi dengan
Floating Rate
Obligasi dengan bunga mengambang
3. Obligasi dengan
Zero Coupon
Obligasi dengan bunga nol atau hanya
memberikan satu kali aliran kas masuk (Obligasi
yang dijual dengan discount)
4. Obligasi Konversi
(16)
Karakteristik Obligasi :
Nilai Nominal (Face Value)
Kupon (the Interest Rate)
Jatuh Tempo (Maturity)
Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365
hari sampai dengan diatas 5 tahun.
Penerbit / Emiten (Issuer).
Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi
tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau
pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat
dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan
oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau
Kasnic Indonesia.
(17)
Harga obligasi:
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari
obligasi yang ditawarkan, yaitu:
Par (nilai Pari) : Harga Obligasi sama dengan
nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai
nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%,
maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp
50 juta = Rp 50 juta.
at premium (dengan Premi) : Harga Obligasi
lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi
dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan
harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102%
x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
at discount (dengan Discount) : Harga
Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal:
Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual
dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi
adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.
(18)
MENGENAL REKSA DANA
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.
Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal
1 ayat (27)Â didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi
.
(19)
RISIKO REKSA DANA
Reksa Dana pun mengandung berbagai peluang risiko,
antara lain:
Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan.
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek
Risiko Likuiditas, Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi
oleh Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya.
Risiko Wanprestasi,
Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.
(20)
REKSA DANA DAPAT DIBEDAKAN:
Reksa Dana dapat dibedakan menjadi:
1. Reksa Dana Pasar Uang (Moneter Market Funds). Reksa Dana jenis
ini hanya melakukan investasi pada Efek bersifat Utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Reksa Dana
jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
3. Reksa Dana Saham (Equity Funds). Reksa dana yang melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksa Dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
4. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds). Reksa Dana jenis ini
melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang.
(21)
Tipe Reksa Dana
1.
Reksa Dana Terbuka (Open-end)
Reksa dana ini dimaksudkan bahwa manajer
investasi selalu siap membeli atau menebus
kembali unit penyertaan yang dimiliki
investor kapan saja investor tersebut ingin
menjualnya, sesuai dengan nilai aktiva
bersih per saham atau per unit.
2.
Reksa Dana Tertutup (Closed-end)
Pada reksa dana tipe ini, jika investor ingin
menjual unit penyertaannya, ia dapat
langsung menjualnya ke bursa. Harga yang
terbentuk di bursa tergantung dari
(22)
MENGENAL DERIVATIF
1.
Mengenal Derivatif
Derivatif menurut Undang-undang No. 8 Tahun
1995
diartikan
sebagai
instrumen
kontrak
berjangka
yang
diperdagangkan
di
pasar
berjangka
(derivative
market)
.
Terdapat
perbedaan transaksi efek yang dilakukan pada
spot market
dan pada
derivative market
. Transaksi
efek melalui
spot market
dilakukan dengan cara
cash and carry
, artinya di mana ada uang, maka
ada barang. Sedangkan transaksi efek melalui
derivative market
, baik pihak pembeli maupun
pihak penjual sama-sama tidak diwajibkan untuk
memenuhi hak dan kewajibannya di saat itu juga,
melainkan dengan mendasarkan pada perjanjian
atau kontrak di antara mereka berkaitan dengan
harga kontrak, jumlah kontrak, jatuh waktu
kontrak serta penyelesaian transaksinya
Derivatif dikenal juga sebagai instrumen
turunan atau efek yang diturunkan dari
instrumen efek lain (underlying).
(23)
2.
Beberapa Instrumen Derivatif di
Indonesia
a. Bukti Right (Right Issued)
Proses penerbitan saham baru, dimana hak yang melekat untuk memesan saham baru tersebut terlebih dahulu diberikan kepada pemegang saham lama.
b. Waran (Warrant)
Hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan (waktunya untuk waktu yang akan datang tetapi harganya sudah ditentukan sekarang). Hak waran ini dijual dengan surat berharga lain (misal obligasi) dan berfungsi sebagai daya tarik bagi pembeli obligasi.
c. Kontrak Berjangka Indeks Saham.
Kontrak atau perjanjian antara 2 pihak yang mengharuskan mereka untuk menjual atau membeli produk yang menjadi variabel pokok di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh kontrak berjangka Indeks LQ45 dll.
(1)
MENGENAL REKSA DANA
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.
Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal
1 ayat (27)Â didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi
.
(2)
RISIKO REKSA DANA
Reksa Dana pun mengandung berbagai peluang risiko,
antara lain:
Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan.
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek
Risiko Likuiditas, Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi
oleh Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya.
Risiko Wanprestasi,
Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.
(3)
REKSA DANA DAPAT DIBEDAKAN:
Reksa Dana dapat dibedakan menjadi:
1.
Reksa Dana Pasar Uang (Moneter Market Funds). Reksa Dana jenis
ini hanya melakukan investasi pada Efek bersifat Utang dengan
jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun.
2.
Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Reksa Dana
jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang. Tujuannya adalah
untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
3.
Reksa Dana Saham (Equity Funds). Reksa dana yang melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk
Efek bersifat Ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham,
maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksa Dana sebelumnya
namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
4.
Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds). Reksa Dana jenis ini
melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat
Utang.
(4)
Tipe Reksa Dana
1.
Reksa Dana Terbuka (Open-end)
Reksa dana ini dimaksudkan bahwa manajer
investasi selalu siap membeli atau menebus
kembali unit penyertaan yang dimiliki
investor kapan saja investor tersebut ingin
menjualnya, sesuai dengan nilai aktiva
bersih per saham atau per unit.
2.
Reksa Dana Tertutup (Closed-end)
Pada reksa dana tipe ini, jika investor ingin
menjual unit penyertaannya, ia dapat
langsung menjualnya ke bursa. Harga yang
terbentuk di bursa tergantung dari
(5)
MENGENAL DERIVATIF
1.
Mengenal Derivatif
Derivatif menurut Undang-undang No. 8 Tahun
1995
diartikan
sebagai
instrumen
kontrak
berjangka
yang
diperdagangkan
di
pasar
berjangka
(derivative
market)
.
Terdapat
perbedaan transaksi efek yang dilakukan pada
spot market
dan pada
derivative market
. Transaksi
efek melalui
spot market
dilakukan dengan cara
cash and carry
, artinya di mana ada uang, maka
ada barang. Sedangkan transaksi efek melalui
derivative market
, baik pihak pembeli maupun
pihak penjual sama-sama tidak diwajibkan untuk
memenuhi hak dan kewajibannya di saat itu juga,
melainkan dengan mendasarkan pada perjanjian
atau kontrak di antara mereka berkaitan dengan
harga kontrak, jumlah kontrak, jatuh waktu
kontrak serta penyelesaian transaksinya
Derivatif dikenal juga sebagai instrumen
turunan atau efek yang diturunkan dari
instrumen efek lain (underlying).
(6)
2.
Beberapa Instrumen Derivatif di
Indonesia
a. Bukti Right (Right Issued)
Proses penerbitan saham baru, dimana hak yang melekat untuk memesan saham baru tersebut terlebih dahulu diberikan kepada pemegang saham lama.
b. Waran (Warrant)
Hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan (waktunya untuk waktu yang akan datang tetapi harganya sudah ditentukan sekarang). Hak waran ini dijual dengan surat berharga lain (misal obligasi) dan berfungsi sebagai daya tarik bagi pembeli obligasi.
c. Kontrak Berjangka Indeks Saham.
Kontrak atau perjanjian antara 2 pihak yang
mengharuskan mereka untuk menjual atau membeli produk yang menjadi variabel pokok di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh kontrak berjangka Indeks LQ45 dll.