PSAK 68 Nilai Wajar 18122014
PSAK 68
(2)
Agenda
Konsep Fair Value PSAK 68
1.
Aset Keuangan
2.
Aset Tetap
3.
Properti Investasi
4.
PSAK lain
5.
(3)
Karakteristik IFRS
• IFRS menggunakan “Principles Base “ :– Lebih menekankan pada intepratasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai
pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih
(4)
Nilai Wajar – PSAK lama
Nilai di mana suatu aset dapat
dipertukarkan atau suatu
kewajiban diselesaikan antara
pihak yang memahami dan
berkeinginan untuk melakukan
transaksi wajar (
arm’s length
transaction)
Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat
kesulitan keuangan.
(5)
Hirarki Penentuan Nilai Wajar – PSAK LAMA
• Kuotasi harga di pasar aktif;
• Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan
teknik penilaian yang meliputi:
– penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar
yang terkini antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika tersedia;
– referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen
lain yang secara substansial sama;
– analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow analysis); dan
– model penetapan harga opsi (option pricing model)
(6)
FAIR VALUE
PSAK 50,55,60 PSAK 16, 19 PSAK 13 PSAK 15, 22 IAS 41 PSAK 48, 58 Properti InvestasiAset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan Aset takberwujud Agikultur Instrumen Keuangan Aset Tetap 6 FAIR VALUE IFRS 13 Penurunan Nilai
(7)
Assets
Asset s Intangible Financial Inv Property PP&E Inventory Etc Defined Benefit Biological assets CostCM or RM CM or RM
Cost
Nil
Nil
Low er o
f C o r NRV
som e FV
M Cost C ost CM o r F VM Fair valu e Am C or
FVM
Fair value less costs to
sell Fair value less costs to
sell
FV plan assets less PUC plan obligation
& arbitrary rules FV plan assets less PUC plan o
bligation & arbitrary rules
Va rio us Va rio us
(8)
8
ASSET TYPE MEASUREMENT AT INITIAL
RECOGNITION
MODEL BASED ON FAIR VALUE
BASIS OF IMPAIRMENT
TEST
IFRS 9 Financial
Instruments Fair value For specified financial assets and for particular business models: fair value IAS 16 Property,
Plant and Equipment
Purchase costs +
construction costs + costs to bring to the location and condition necessary to be capable of operating in the manner intended by
management.
Accounting policy choice: revaluation model
Compare carrying
amount to recoverable amount.
Recoverable amount is greater of value in use and fair value less disposal costs (IAS 36)
IAS 38 Intangible
Assets Purchase costs + development costs + costs to bring to the location and condition necessary to be capable of operating as intended by management
Accounting policy choice: revaluation model
IAS 40
Investment Property
Cost including transaction costs
Accounting policy choice: fair value IAS 41 Agriculture Fair value less costs to sell Fair value less costs
(9)
Konsep Nilai Wajar PSAK 68
• Tujuan :
a. mendefinisikan nilai wajar (fair
value);
b. menetapkan dalam suatu
Pernyataan, kerangka pengukuran
nilai wajar; dan
c. mensyaratkan pengungkapan
mengenai pengukuran nilai wajar.
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS karena
(10)
Ruang Lingkup
• Pernyataan ini diterapkan ketika Pernyataan lain
mensyaratkan atau mengizinkan pengukuran atau pengungkapan mengenai nilai wajar (dan pengukuran, seperti nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual (fair value less costs to sell), berdasarkan nilai wajar atau pengungkapan
mengenai pengukuran tersebut), kecuali
sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 06 dan 07.
(11)
Ruang Lingkup - Pengecualian
• Pengukuran dan pengungkapan– transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham;
– transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30: Sewa; dan
– pengukuran yang memiliki beberapa keserupaan dengan nilai wajar tetapi bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto (net realisable value) dalam PSAK 14: Persediaan atau
nilai pakai (value in use) dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset.
• Pengungkapan
– aset program yang diukur pada nilai wajar sesuai PSAK 24:
– investasi program manfaat purnakarya yang diukur pada nilai wajar sesuai dengan PSAK 18
– aset yang jumlah terpulihkannya adalah nilai wajar setelah dikurangi biaya pelepasan sesuai dengan PSAK 48
(12)
Definisi Nilai Wajar
• nilai wajar sebagai harga yang akan
diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• nilai wajar sebagai harga yang akan
diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
12
• “...the price that would be received to sell an
asset or transfer a liability in an orderly
transaction between market participants at the measurement date.”
(13)
Aset dan Liabilitas
• Pengukuran nilai wajar adalah untuk aset atau
liabilitas tertentu.
• Ketika mengukur nilai wajar, entitas
memperhitungkan karakteristik aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan
memperhitungkan karakteristik tersebut ketika enentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Karakteristik
tersebut misalnya :
–
kondisi dan lokasi aset; dan
–
pembatasan, jika ada, atas penjualan
atau penggunaan aset.
• Pengukuran nilai wajar adalah untuk aset atau
liabilitas tertentu.
• Ketika mengukur nilai wajar, entitas
memperhitungkan karakteristik aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan
memperhitungkan karakteristik tersebut ketika enentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Karakteristik
tersebut misalnya :
–
kondisi dan lokasi aset; dan
–
pembatasan, jika ada, atas penjualan
(14)
Transaksi
• Pengukuran nilai wajar mengasumsikan
bahwa aset atau liabilitas dipertukarkan
dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas pada tanggal pengukuran
berdasarkan kondisi pasar saat ini.
• nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi
untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi:
– di pasar utama (principal market) untuk aset atau
liabilitas tersebut; atau
– jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang
paling menguntungkan (most advantegous market) untuk aset atau liabilitas tersebut.
• Pengukuran nilai wajar mengasumsikan
bahwa aset atau liabilitas dipertukarkan
dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas pada tanggal pengukuran
berdasarkan kondisi pasar saat ini.
• nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi
untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi:
– di pasar utama (principal market) untuk aset atau
liabilitas tersebut; atau
– jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang
paling menguntungkan (most advantegous market)
(15)
Pelaku Pasar
• Entitas mengukur nilai wajar suatu aset atau
liabilitas menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomik terbaiknya.
• Entitas mengidentifikasi pelaku pasar secara
umum, mempertimbangkan gaktor yagn spesifik untuk:
–
Aset dan liabilitas
–
Pasar utama
–
Pelaku pasar yang akan melakukan
transasi
• Entitas mengukur nilai wajar suatu aset atau
liabilitas menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomik terbaiknya.
• Entitas mengidentifikasi pelaku pasar secara
umum, mempertimbangkan gaktor yagn spesifik untuk:
–
Aset dan liabilitas
–
Pasar utama
–
Pelaku pasar yang akan melakukan
transasi
(16)
Pelaku Pasar
• Entitas mengukur nilai wajar suatu aset atau
liabilitas menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomik terbaiknya.
• Entitas mengidentifikasi pelaku pasar secara
umum, mempertimbangkan gaktor yagn spesifik untuk:
–
Aset dan liabilitas
–
Pasar utama
–
Pelaku pasar yang akan melakukan
transasi
• Entitas mengukur nilai wajar suatu aset atau
liabilitas menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomik terbaiknya.
• Entitas mengidentifikasi pelaku pasar secara
umum, mempertimbangkan gaktor yagn spesifik untuk:
–
Aset dan liabilitas
–
Pasar utama
–
Pelaku pasar yang akan melakukan
transasi
(17)
• Saat mengukur nilai wajar menggunakan asumsi bahwa pihak yang berpartisipasi dalam pasar
menentukan harga aset atau liablitas
berdasarkan kondisi pasar saat itu, termasuk asumsi tentang risiko.
• Karakteristik atas aset dan liablitas khusus yang
dipertimbangkan pihak berpartisipasi dalam pasar saat menentukan harga pada tanggal pengukuran, termasuk
• Umur, kondisi dan lokasi aset
• Ristriksi atas penjualan atau penggunaan
Pedoman penerapan
(18)
Definisi Lama
Nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau
suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak yang memahami dan
berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction)
Definisi Lama Kelemanah
Tidak spesifik apakan entitas menjual atau membeli aset Tidak jelas tentang
diselesaikan, karena tidak menunjukkan kreditor
Tidak jelas tentang pengertian nilai wajar
Tidak menjelaskan kapan transaksi terjadi
?
(19)
Hirarki Fair Value
Apakah ada harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik (Level 1)
Apakah ada input selain harga kuotasioan yang
dapat diobservasi* Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Gunakan input selain Harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡
Level 2
Gunakan input yang bukan berdasarkan
harga pasar yang dapat diobservasi.
Level 3
No Yes
Yes No
Harus digunakan tanpa penyesuaian
* Maksimumkan input yang dapat diobservasi, termasuk informasi pasar dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran, proyeksi), harus disesuaikan jika pelaku pasar menggunakan asumsi
(20)
•
Measured using the price in the principal
market for the asset or liability (ie the
market with the greatest volume and level
of activity for the asset or liability) or, in
the absence of a principal market, the
most advantageous market for the asset or
liability.
20
(21)
• An entity must take all information that is reasonably
available to search for a principal market.
• determining fair value and the highest and best-use.for a
non-financial asset.
• Assumptions that a market participant would use
(including assumptions about risk).
• Determining the correct valuation technique to use and
the inputs to the techniques, particularly on the income approach, require a wide range of estimates as:
• discount rates
• future cash flows
• risks and uncertainty
• The inputs used in the valuation techniques should
primarily be based on observable inputs (where
possible) to minimise the use of unobservable inputs.
(22)
Highest and best use
• Fair value assumes a non-financial asset is used
by market participants at its highest and best use
– The use of a non-financial asset by market participants
that maximises the value of the asset
• Physically possible • Legally permissible • Financially feasible
• Highest and best use is usually (but not always)
the current use
– If for competitive reasons an entity does not intend to
use the asset at its highest and best use, the fair value of the asset still reflects its highest and best use by
market participants (defensive value)
• Does not apply to financial instruments or
(23)
Valuation premise
• A non-financial asset either:
– Provides maximum value through its use in
combination with other assets and liabilities as a group
• Is its value influence by it being ‘operated’ with other assets?
• An example: equipment used in production facility
– Provides maximum value through its use on a stand-alone basis
• Is its value independent of its use with other assets?
• An example: a vehicle or an investment property
• Does not apply to financial instruments or liabilities
(24)
The exit transaction
•
In the principal market:
– The market with the greatest volume and level of
activity for the asset or liability
•
Or (if no principal market) in the most
advantageous market:
– The market that maximises the amount that would
be received to sell the asset and minimises the amount that would be paid to transfer the liability
•
In most cases, these markets will be the same
– Arbitrage opportunities will be competed away
(25)
Market participants
• Market participants are buyers and sellers in the
principal (or most advantageous) market who are:
– Independent of each other
• Not related parties
– Knowledgeable and sufficiently informed about the asset or liability and the transaction
• Due diligence efforts
– Able to enter into a transaction for the asset or liability
• Has a use for the asset
• Can fulfil the obligation
– Willing to enter into a transaction for the asset or liability
• Not forced or otherwise compelled
(26)
Fair value disclosures
•
More information for Level 3:
– Quantitative disclosure of unobservable inputs
and assumptions used
– Reconciliation of opening to closing balances
– Description of valuation process in place
– Sensitivity analysis:
• Narrative discussion about sensitivity to changes in
unobservable inputs, including inter-relationships between inputs that magnify or mitigate the effect on the measurement
• Quantitative sensitivity analysis for financial
instruments
(27)
Instrumen Keuangan 50,55,60
• Definisi dan klasifikasi
• Pemisahan liabilitas keuangan dan ekuitas
• Akuntansi untuk
instrumen keuangan majemuk.
• Akuntansi untuk
penarikan saham dan saham treasury
• Saling hapus atas aset dan liablitas
• Definisi, klasifikasi dan reklasifikasi
• Pengakuan dan penghapusan
• Pengukuran setelah pengakuan awal
• Akuntansi untuk derivarif untuk
diperdagangkan dan hedging.
Instrumen Keuangan
IAS 32 IAS 39 IFRS 7
PSAK 50 PSAK 55 PSAK 60
Pengungkapan
instrumen keuangan dan risiko
(28)
Jenis Instrumen Keuangan
28 Instrumen Keuangan Aset Keuangan Liabilitas Keuangan Instrumen Ekuitas Instrumen Derivatif Instrumen Lindung Nilai Aset Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Investas dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman diberikan dan Piutang Aset keuangan tersedia untuk dijual Liabilitas Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kewajiban Lainnya Instrumen Ekuitas Biasa Instrumen Ekuitas Majemuk Instrumen Ekuitas Sinstesis Derivatif Biasa Derivatif Melekat Atas Nilai Wajar Atas Arus Kas Atas Investasi Neto pada Operasi Luar Negeri(29)
PSAK 55
• Pada saat pengakuan awal aset keuangan
atau liabilitas keuangan, entitas mengukur pada nilai wajarnya.
• Dalam hal aset keuangan atau liabilitas
keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan tersebut.
(30)
30
Pengukuran Awal
Aset dan Kewajiban Keuangan
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Nilai wajar
(biaya transaksi expense)
Tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Nilai wajar ditambah
Biaya Transaksi (biaya transaksi
(31)
Pengukuran Pengakuan awal
Ilustrasi 1 : Bunga atas pinjaman jangka panjang kepada karyawan
• Bank memberikan pinjaman sebesar 100 juta kepada
karyawan yang telah bekerja lebih dari 10 tahun. Pinjaman tersebut dibayar kembali karyawan melalui angsuran
bulanan selama 5 tahun mendatang.
• Bunga pasar untuk pinjaman serupa sebesar 10,8%.
• Nilai kini (present value) dari 100 juta, dengan bunga 10.8%
dan pembayaran bulanan sebesar 60 juta.
Pertanyaan: Berapakan nilai pinjaman tersebut pada pengakuan awal?
(32)
Pengukuran Pengakuan awal
Ilustrasi 2: Pinjaman dengan fee
• Bank meminjamkan uang kepada bank sebesar 5.000 juta,
yang akan dilunasi 5 tahun mendatang.
• Bunga 5% dibayar tahunan
• Tingkat bunga pasar atas pinjaman serupa 8%
• ABC membayar Bank untuk fee kredit sebesar 600juta.
• Nlai kini dengan tingkat diskon 8% atas pinjaman 5.000juta
sebesar 4.400 juta.
Pertanyaan : Berapakah pinjaman tersebut dicatat pada saat pengakuan awal. 5.000juta atau 4.400 juta.
(33)
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
a) Nilai wajar
b) Biaya diamortisasi
c) Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan)
• PSAK 55 mengklasifikasikan: – 4 kategori aset keuangan
– 2 kategori kewajiban keuangan
• Kategori tersebut menentukan metode yang
(34)
Initial recognition and subsequent measurement
Category Initial recognitio n Subsequent measuremen tTreatment of changes in carrying amount
FVTPL Cost Fair value 1. Change in fair value to income statement. 2. Interest income recognized using effective
interest method HTM Cost Amortized
cost using effective interest method
1. Amortized interest, impairment loss and foreign exchange gain/ loss goes to
income statement
Loans and
Receivables Cost Amortized cost using effective interest method
1. Amortized interest, impairment loss and foreign exchange gain/ loss goes to
income statement
AFS Cost Fair value 1. Change in fair value taken to equity
2. Interest income recognized using effective interest method
3. Debt instrument – impairment loss and foreign exchange gain/loss goes to income statement
4. Hedged item – change in fair value attributable to hedged risk taken to income statement to offset gain/loss on hedging instrument
(35)
Pengukuran Selanjutnya
Klasifikasi Neraca TransaksiBiaya Keuntungan atau Kerugian Nilai Wajar Bunga dan Dividen Penuruna
n Nilai Pembalikan Penurunan
Nilai
FVTPL
Nilai wajar Dibebanka n Laba atau rugi Laba atau rugi
By default By default HTM
Diamortisasi Biaya
Dikapitalis asi
- Laba rugi
Laba rugi
Laba rugi
Pinjaman Diberikan dan Piutang Biaya diamortisas i Dikapitalis asi - Laba rugi Laba rugi Laba rugi
(36)
Pengukuran Selanjutnya
Klasifikasi Jenis / Biaya Transaksi Laporan Posisi Keuanga n Keuntung an atau Kerugian Nilai Wajar Bunga dan Dividen Penuruna n Nilai Pemulihan Penurunan Nilai AFS Utang/ Dikapitalisa si Nilai wajarPendapatan komprehen
sif lain*
Laba
Rugi Laba Rugi Laba Rugi
Ekuitas/ Dikapitalisa
si
Nilai
wajar Pendapatan komprehen
sif lain*
Laba
Rugi Laba Rugi Pendapatan komprehen sif lain Ekuitas: Tidak dapat diukur secara andal/ Dikapitalisa si Harga perolehan - Laba Rugi
Laba Rugi -
(37)
Biaya Diamortisasi
PLUS OR MINUS MINUS MINUS
(38)
Suku bunga efektif
• Dalam menghitung nilai amortisasi menggunakan suku
bunga efektif.
• Suku bunga yang menyamakan antara nilai awal aset
dengan nilai kini dari pembayaran yang diterima di masa mendatang.
• Nilai awal aset keuangan termasuk biaya transaksi dan
biaya lain terkait dengan perolehan/penerbitan aset/liabilitas keuangan
• Suku bunga efektif tidak selalu sama dengan suku
bunga yang ditetapkan.
• Suku bunga efektif digunakan untuk mengitung
amortisasi premium atau diskon
(39)
• Untuk setiap kelompok aset keuangan dan
liabilitas keuangan, entitas mengungkapkan nilai wajar dari kelompok aset dan liabilitas keuangan tersebut dengan cara yang memungkinkan untuk dibandingkan dengan jumlah tercatatnya.
• Kecuali untuk aset keuangan :
– yang dicatat dengan suatu perkiraan wajar atas nilai
wajar misal piutang dan utang jangka pendek.
– investasi dalam instrumen keuangan yagn tidak
memiliki kuotasi harga pasar dalam pasar aktif.
– Untuk kontrak yang mengandung fitur partisipasi tidak
mengikat (Kontrak asuransi)
Pengungkapan Nilai Wajar
PSAK 60
(40)
• Pengukuran nilai wajar yang diakui dalam
laporan posisi keuangan mengungkapkan:
• Tingkatan Hirarki Nilai Wajar:
Pengungkapan Hirarki Nilai
Wajar
PSAK 60
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkata n
Tingkat 1 harga kuotasian (belum disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik;
Tingkat 2 input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (yaitu sebagai harga) atau secara tidak langsung (yaitu diperoleh dari
harga); dan
Tingkat 3 input untuk aset atau liabilitas yang bukan
berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi
(41)
Pengertian Aset Tetap
• Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.
Tidak berlaku
untuk
Hak penambangan Reservasi tambang
Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
usually depreciated.
(42)
Pengukuran Awal
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. (par 15)
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. (par 15)
42
Biaya Perolehan
Biaya Perolehan
Biaya yang dapat
diatribusikan secara
langsung Biaya yang
dapat
diatribusikan secara
langsung pembongkaran dan Biaya
pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset Biaya
pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi
(43)
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Entitas harus memilih antara:
Cost Model Cost Model
Revaluation Model
Revaluation Model
Sebagai kebijakan
akuntansinya, dan
Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh aset tetap
dalam kelompok yang sama.
(44)
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Cost Model
Cost Model
Revaluation Model
Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
Biaya perolehan dikurangi
Akumulasi penyusutan dan Akumulasi
rugi penurunan nilai aset
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar
pada tanggal revaluasi, dikurangi
– Akumulasi penyusutan dan Akumulasi
rugi penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
(45)
Penentuan Nilai Wajar
• Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya
ditentukan melalui penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi professional
berdasarkan bukti pasar.
• Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya
menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.
(46)
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
• Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan
nilai karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka
Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan
pendekatan
penghasilan atau
biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated
replacement cost).
(47)
Frekuensi Penilaian
• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan
nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda
secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai
wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan
nilai wajar tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
(48)
Revaluation Model
Revaluation Model
Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara
reguler Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara
material dengan nilai wajar pada tanggal neraca.
Revaluasi harus dilakukan secara reguler Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara
material dengan nilai wajar pada tanggal neraca.
Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode:
proporsional, atau eliminasi.
(49)
Akumulasi Penyusutan – Revalution Model
Revaluation Model
Revaluation Model Akumulasi penyusutan pada
tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode:
• proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan harga perolehan dinaikkan
secara proporsional sehingga nilai bersih aset sama dengan nilai revaluasi.
• eliminasi.
Nilai akumulasi depresiai ditutup mengurangi nilai aset. Kemudian aset dinaikkan menjadi nilai
Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode:
• proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan harga perolehan dinaikkan
secara proporsional sehingga nilai bersih aset sama dengan nilai revaluasi.
• eliminasi.
Nilai akumulasi depresiai ditutup mengurangi nilai aset. Kemudian aset dinaikkan menjadi nilai
(50)
Revaluation Model
Metode Proporsional
Metode Proporsional Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4.800.000.
1/1/2012 Aset tetap 4.000,000
Kas 4.000,000
31/12/2012 Beban Penyusutan 800.000
Akumulasi Penyusutan 800.000 31/12/ 2012 Aset Tetap 2.000,000
Akumulasi Penyusutan 400.000* Surplus Revaluasi 1.600.000
*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000
Example
Example
(51)
Revaluation Model
Metode Eliminasi
Metode Eliminasi Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal
1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Example
Example
1/1/ 2012 Aset tetap 4.000,000
Kas 4.000,000
31/12/ 2012 Beban Penyusutan 800.000
Akumulasi Penyusutan 800.000 31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 800.000
Aset Tetap 800.000 Aset Tetap 1.600,000
(52)
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model
Revaluation Model
• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama
harus direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas
pada bagian surplus revaluasi.
– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada
penurunan akibat revaluasi terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi.
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo laba.
Entire class
Entire class
To Equity directly
To Equity directly
Negative to P/L
Negative to P/L
(53)
Revaluation Model
Revaluation Model
Revaluation Model • Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke
sado laba pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring
dengan penggunaan aset oleh entitas. (partially realized) saat penyusutan
– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan
revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui
Laporan Laba Rugi.
Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba
Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba
(54)
Revaluation Model
Example
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan
akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Aset Tetap 1.200.000
Cr – Surplus Revaluasi 1.200.000
(55)
Revaluation Model
Example
Example
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp 400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000 Dr – Aset Tetap 1.200.000
Cr – Keuntungan Revaluasi 400.000 Cr - Surplus Revaluasi 800.000
(56)
Revaluation Model
Example
Example • Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000
dan akumulasi penyusutan Rp3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Rugi Revaluasi 700.000
Cr – Aset Tetap 700.000.
(57)
Revaluation Model
Example
Example
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus Rp 400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000
Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Rugi Revaluasi 300.000
Dr – Surplus Revaluasi 400.000
(58)
Revaluation Model
• PT. Kenanga membeli mesin dengan harga 50.000 pada 1 Jan 2010 dan
menggunakan metode revaluasi
• Mesin tersebut
disusutkan dengan metode garis lurus 5thn.
• Pada 31 Desember 2010 direvaluasi sebesar 48.000
• Buat jurnal untuk
tahun 2010 dan 2011.
Contoh Contoh
Dr Aset tetap 50,000
Cr Kas 50,000
Dr Aset tetap 50,000 Cr Kas 50,000
Dr Beban Penyusutan 10,000 Cr Akumulasi Penyusutan
10,000
Dr Beban Penyusutan 10,000 Cr Akumulasi Penyusutan
10,000
Dr Akumulasi Penyusutan 10,000
Cr Aset tetap 2,000
Cr Surplus Revaluasi 8,000
Dr Akumulasi Penyusutan 10,000 Cr Aset tetap 2,000
Cr Surplus Revaluasi 8,000
Revaluation Model
Revaluation Model
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000
Cr Akumulasi Penyusutan 12,000
Dr Surplus Revaluasi 2,000
Cr Saldo Laba 2,000
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000
Cr Akumulasi Penyusutan 12,000
Dr Surplus Revaluasi 2,000 Cr Saldo Laba 2,000
1.1.2010
31.12.2011
58
(59)
PSAK 13- Properti Investasi
• Properti Investasi adalah:
– properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan
—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif; atau
(60)
PSAK 13
Pengakuan Investasi Properti
• Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16
– Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang
– Dapat diukur dengan andal
• Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan.
– Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal
– Biaya pengurusan surat-surat
• Setelah pengukuran awal perusahaan dapat
memilih menggunakan :
– Metode biaya harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi
– Metode nilai wajar nilai properti pada tanggal pelaporan, selisih perubahan nilai diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif, aset properti investasi tidak disusutkan.
(61)
PSAK 13
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair value model (PSAK 13)
• Menggunakan nilai wajar
• Menggunakan nilai wajar •• Menggunakan nilai wajarMenggunakan nilai wajar
Revaluation model (PSAK 16)
• Perubahan nilai wajar diakui
dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui
dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui
dalam ekuitas atau laba rugi untuk penurunan nilai.
• Perubahan nilai wajar diakui
dalam ekuitas atau laba rugi untuk penurunan nilai.
• Tidak ada penyusutan.
• Tidak ada penyusutan. •• Penyusutan.Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar
pada tanggal neraca.
• Mencerminkan kondisi pasar
pada tanggal neraca. • Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara
reguler.
• Tidak spesifik, hanya
mengharuskan secara reguler.
(62)
Ilustrasi PSAK 13
• Entitas membeli bangunan seharga 5.200 juta
pada 1/1/2011. Entitas menggunakan fair value model.
– Nilai wajar pada 31/12/2011 sebesar 5.500 – Nilai wajar pada 31/12/2012 sebesar 5.400
1/1/2011 Bangunan – Properti investasi 5.200 Kas 5.200
31/12/2011 Bangunan – Properti investasi 300 Keuntungan kenaikan nilai 300
31/12/2012 Kerugian penurunan nilai 100 Bangunan – Properti investasi 100
(63)
Nilai wajar – PSAK 13
• Nilai wajar adalah nilai pada tanggal tertentu.
• Karena kondisi pasar dapat berubah, jumlah yang
dilaporkan berdasarkan nilai wajar mungkin salah atau tidak tepat jika diestimasi pada waktu yang berbeda.
• Definisi nilai wajar mengasumsikan pertukaran
dan penyelesaian secara serempak dari kontrak penjualan tanpa perbedaan harga juga dapat terjadi dalam suatu transaksi yang wajar antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai seandainya pertukaran dan penyelesaian tersebut tidak dilakukan secara
(64)
Nilai wajar – PSAK 13
• Nilai wajar properti investasi mencerminkan,
antara lain, penghasilan rental dari sewa yang sedang berjalan dan asumsi-asumsi yang layak dan rasional yang mencerminkan keyakinan
pihak-pihak yang berkeinginan bertransaksi dan memiliki pengetahuan memadai mengenai asumsi tentang penghasilan rental dari sewa di masa
depan dengan mengingat kondisi sekarang.
• Nilai wajar juga mencerminkan arus kas keluar
(termasuk pembayaran rental dan arus keluar Iainnya) yang dapat diperkirakan sehubungan dengan properti tersebut.
(65)
Nilai wajar – PSAK 13
• Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga
kini dalam pasar aktif untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sarna dan
berdasarkan pada sewa dan kontrak lain yang serupa.
• Entitas harus memperhatikan adanya perbedaan
dalam sifat, lokasi,atau kondisi properti, atau ketentuan yang disepakati dalam sewa dan
(66)
Nilai wajar – PSAK 13
• Tidak tersedianya harga kini dalam pasar aktif yang sejenis,
suatu entitas harus mempertimbangkan informasi dari berbagai sumber:
– Harga kini dalam pasar aktif untuk properti yang memiliki sifat, kondisi dan lokasi berbeda (atau berdasarkan pada sewa
ataukontrak.lain yang berbeda), disesuaikan untuk mencerrninkan perbedaan tersebut;
– harga terakhir properti serupa dalam pasar yang kurang aktif, dengan penyesuaian untuk mencerminkan adanya perubahan dalam kondisi ekonomi sejak tanggal transaksi terjadi pada hargatersebut,dan
– proyeksi arus kas diskontoan berdasarkan estimasi arus kas di masa depan yang dapat diandalkan,didukung dengan
syarat/klausul yang terdapat dalam sewa dan kontrak lain yang ada dan (jika mungkin) dengan bukti ekstemal seperti pasar kini rental untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sama, dan penggunaan tarif diskonto yang
mencerrninkan penilaian pasar kini dari ketidakpastian dalam jumlah atau waktu arus kas.
(67)
“Fair value” dalan IAS 41
• IAS 41 Agriculture
– Biological asset dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya
penjualan (point-of-sale costs), baik pada pengakuan pertama maupun pada tanggal laporan
– Agriculture product dinilai nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (point-of-sale costs), pada pengakuan pertama.
• both on initial recognition and at each balance sheet date
Nilai hewan dinilai pada saat pembelian sebesar nilai wajar dan setiap tanggal pelaporan nilai wajar
perubahan nilai wajar pendapatan laporan laba rugi. Tanaman sawit dicatat pada awalnya sebesar nilai wajar
saat perolehan, setiap tangga pelaporan dinilai kembali nilai wajar perubahan nilai wajar pendapatan L/R tahun berjalan.
Hasil pertanian / perkebunan saat panen nilai wajar persediaan
(68)
Ilustrasi Jurnal IAS 41
JURNAL Debit Kredi
t
Pengakuan awal pembelian bibit
Aset biologi 2.000
Kas 2.000
Biaya operasi untuk menumbuhkan aset biologi
Biaya operasi 3.000
Kas 3.000
Kenaikan nilai aset biologi menjadi 7.000
Aset Biologi 5.000
Pendapatan hasil pertumbuhan 5.000
Kalkulasi
Pendapatan 5.000
Biaya operasi 3.000
Laba 2.000
Aset biologi 7.000
(69)
JURNAL Debit Kredit
Tambahan biaya pada periode berikutnya
Biaya operasi 4.000
Kas 4.000
Aset biologi siap dijual 15.000
Aset biologi 8.000
Pendapatan hasil pertumbuhan 8.000 Reklasifikasi menjadi persediaan
Persediaan 15.000
Aset biologi 15.000 Penjualan
Piutang dagang 16.000
Penjualan 16.000
HPP 15.000
Persediaan 15.000 Biaya penjualan 1.000
Kas 1.000
Ket
Penjualan 16.000 FV adj 8.000 Biaya operasi (4.000) HPP (15.00 0) Biaya
penjualan (1.000) Laba 4.000
(70)
PSAK 48 - Penurunan Nilai
• Penurunan Nilai Aset, yang membahas:1. Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset, 2. Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan 3. Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
• Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi
dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable amount)
– Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset.
• Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi
• Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi
• Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan
(71)
Pendekatan Umum dari Pengukuran
Penurunan Nilai
Recoverabl e Amount
Nilai tertinggi
Recoverabl e Amount
Nilai tertinggi
Recovered through sale
Recovered through sale
Recovered through use
Recovered through use
(72)
PSAK 58 - Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan
• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap
rencana penjualan aset.
– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah
tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan – Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai
aset lancar dan terpisah dari pos lainnya.
(73)
PSAK 22 Prinsip Pengukuran
• Pengukuran kepentingan nonpengendali baik pada nilai wajar atau pada proporsi kepemilikan non pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi.
• Pengukuran nilai wajar aset teridentifikasi tertentu dan kepentingan non pengendali
• Pengukuran kepentingan nonpengendali baik pada nilai wajar atau pada proporsi kepemilikan non pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi.
• Pengukuran nilai wajar aset teridentifikasi tertentu dan kepentingan non pengendali
Pihak pengakuisisi mengukur aset
teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dengan nilai wajar pada
tanggal akuisisi.
Pihak pengakuisisi mengukur aset
teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dengan nilai wajar pada
tanggal akuisisi.
Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau
peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh “pengendalian” atas satu atau lebih bisnis.
“penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau “penggabungan setara (merger of equals)”
Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau
peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh “pengendalian” atas satu atau lebih bisnis.
“penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau “penggabungan setara (merger of equals)”
(74)
Pihak pengakuisisi mengukur
kepentingan ekutitas yang dimiliki
sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan
mengakui keuntungan dan kerugian yang dihasilkan.
Jumlah yang diakui dalam pendapatan
komprehensif lain diakui dengan dasar yang sama sebagaimana
dipersyaratkan jika pengakuisisi telah melepas secara langsung kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya.
Kepemilikan sebelumnya – akuisisi bertahap
(75)
Entitas memiliki kepemilikan pada PT. Elang sebesar 30% dengan nilai Rp 6.000. Pada 2 Januari 20X 3 membeli
tambahan 25% kepemilikan dengan harga Rp 10.000 secara tunai.
Jurnal untuk akuisisi adalah: Investasi 16.000
Keuntungan investasi 6.000
Kas 10.000
• Nilai investasi baru 55%. Jika 25%=10.000 maka 100%
identik dengan 20.000, sehingga 55% = 22.000.
Kepemilikan lama direvaluasi menjadi dua kali lipat dari 6.000 menjadi 12.000 sehingga terdapat keuntungan
(76)
Entitas memiliki kepemilikan pada PT. Elang sebesar 70% dengan nilai Rp
21.000. Pada 2 Januari 20X 3 menjual 40% kepemilikan dengan harga Rp 20.000 secara tunai.
Jurnal untuk divestasi adalah:
Kas 20.000
Keuntungan divestasi 14.000
Investasi 6.000
• Nilai investasi baru 30%. Jika 40%=20.000 maka 100% identik dengan
50.000, sehingga 30% tersisa identik dengan = 15.000. Nilai investasi awal sebesar 9.000 naik menjadi 15.000 sehingga terdapat keuntungna dari investasi tersisa 6.000. Nilai investasi yang terjual 40% = 12.000. Kepemilikan terjual direvaluasi dari 12.000 menjadi 20.000 sehingga terdapat keuntungan investasi 8.000. total keuntungan divestasi sebesar 6.000+8.000 = 14.000
Ilustrasi
(77)
Ilustrasi Penggabungan usaha
• PT. Induk mengakuisi 80% saham PT. Anak. Aset yang diserahkan untuk akuisisi 1.200.000. Non pengendali 20%. Nilai buku Ekuitas PT. Anak pada (1/1/20x1): 1.000.000). Dalam akuisisi terdapat perbedaan nilai buku dengan nilai wajar 300.000 untuk tanah 200.000 dan gedung 100.000 (10thn). Laba Anak selama tahun tersebut 200.000, dividen yang dibagikan 100.000
Induk Anak Induk Anak
Aset lancar 3.200.00
0 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000 Aset tidak
lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000
8.200.0
00 2.000.000 8.200.000 2.000.000
Induk Anak Induk Anak
Aset lancar 2.000.00
0 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000 Aset tidak
lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000 Investasi di
anak 1.200.000
(78)
Ilustrasi Penggabungan usaha
• Goodwill = Investasi S – (% P’ownership x fair value asset)
• Nilai wajar aset = 1.000.000 + 300.000 = 1.300.000
• Goodwill = 1.200.000 – 80% * 1.300.000 = 160.000 goodwill untuk parent
• Goodwill untuk np = 160.000/80% * 20% = 40.000
• Jika goodwilll hanya untuk parent = 160.000
• Jika untuk parent dan non pengendali = 200.000
Aset menjadi
lebih besar
Induk Anak FV Induk Anak FV
Aset lancar 3.200.00
0 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000 Aset tidak
lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000
8.200.0
00 2.300.000 8.200.000 2.300.000
• Aset digabungkan sebesar nilai wajar 1.500.000+300.000 = 1.800.000(total)
• PSAK lama yang digabungkan hanya 1.500.000 + 80%*300.000
• PSAK lama non controlling interest = 1.000.000 * 20% = 200.000
• PSAK baru non controlling interest = 1.300.000 * 20% = 260.000
(79)
Ilustrasi Penggabungan
usaha
Induk Anak FV Induk Anak FV Aset lancar 2.000.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000 Aset tidak lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000 Investasi di anak 1.200.000
8.200.00 0 2.300.00 0 8.200.000 2.300.000 Konsolidas i Konsolida si
Aset lancar 2.500.000 Liabilitas 3.200.000 Aset tidak
lancar
6.800.000 Ekuitas 6.000.000 Goodwill 160.000 Non
pengendali
260.000
9.460.000 9.460.000
Knsl Knsl
AL 2.500 L 3.200 ATL 6.800 E 6.000 GW 200 NP 300 9.500 9.500
Goowill parent
Goowill parent & NCI
Knsl Knsl AL 2.500 L 3.200 ATL 6.740 E 6.000 GW 160 NP 200 9.400 9.400
PSAK LAMA
Aset menjadi lebih besar:
Fakto r: Jml akuisisi, Perbedaan BV, FV, HP
(80)
Investasi pada PT. A memiliki komponen net aset berikut ini
Goodwill 20.000
Properti Investasi 40.000 Aset Tetap 60.000
Total 120.000
Nilai dapat diperoleh kembali sebesar 90.000
Penurunan nilai investasi
80
Goodwill Properti Aset Tetap Total
Carrying value 20.000 40.00 60.000 120.000
Impairment loss (20.000) (4.000) (6.000) (30.000) Nilai buku stlh penurunan - 36.000 54.000 90.000
Peurunan nilai : 1. Pertama
dialopkasikan ke goodwill
2. Sisanya
dialokasikan ke aset tidak lancar secara pro rata
Peurunan nilai : 1. Pertama
dialopkasikan ke goodwill
2. Sisanya
dialokasikan ke aset tidak lancar secara pro rata
(81)
Akhir penerapan metode ekuitas – PSAK 15
• Investor kehilangan pengaruh signifikan dan
mencatat sisa investasi dengan PSAK 55
Investor tidak menjadi venturer atau entitas induk
• Nilai wajar investasi tersisa dan hasil lepasan
dikurangi jumlah tercatat investasi pada tanggal kehilangan pengaruh diakui pada laba Rugi
• Nilai wajar investasi tersisa sebagai pengakuan
(82)
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani atau dwimartani.com
08161932935 atau 081318227080
(83)
TERIMA
KASIH
Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri
Dwi Martani 081318227080
martani@ui.ac.id atau d wimartani@yahoo.com
Dwi Martani 081318227080
martani@ui.ac.id atau d
wimartani@yahoo.com
(1)
Ilustrasi Penggabungan usaha
• Goodwill = Investasi S – (% P’ownership x fair value asset)
• Nilai wajar aset = 1.000.000 + 300.000 = 1.300.000
• Goodwill = 1.200.000 – 80% * 1.300.000 = 160.000 goodwill untuk parent
• Goodwill untuk np = 160.000/80% * 20% = 40.000
• Jika goodwilll hanya untuk parent = 160.000
• Jika untuk parent dan non pengendali = 200.000
Aset menjadi
lebih besar
Induk Anak FV Induk Anak FV
Aset lancar 3.200.00
0 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000 Aset tidak
lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000
• Aset digabungkan sebesar nilai wajar 1.500.000+300.000 = 1.800.000(total)
• PSAK lama yang digabungkan hanya 1.500.000 + 80%*300.000
• PSAK lama non controlling interest = 1.000.000 * 20% = 200.000
• PSAK baru non controlling interest = 1.300.000 * 20% = 260.000
(2)
Ilustrasi Penggabungan
usaha
Induk Anak FV Induk Anak FV
Aset lancar 2.000.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000 Aset tidak lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000 Investasi di anak 1.200.000
8.200.00 0 2.300.00 0 8.200.000 2.300.000 Konsolidas i Konsolida si
Aset lancar 2.500.000 Liabilitas 3.200.000 Aset tidak
lancar
6.800.000 Ekuitas 6.000.000 Goodwill 160.000 Non
pengendali
260.000
9.460.000 9.460.000
Knsl Knsl
AL 2.500 L 3.200
ATL 6.800 E 6.000
GW 200 NP 300
9.500 9.500
Goowill parent
Goowill parent & NCI
Knsl Knsl
AL 2.500 L 3.200
(3)
Investasi pada PT. A memiliki komponen net
aset berikut ini
Goodwill 20.000
Properti Investasi 40.000
Aset Tetap 60.000
Total
120.000
Nilai dapat diperoleh kembali sebesar 90.000
Penurunan nilai investasi
Goodwill Properti Aset Tetap Total
Carrying value
20.000 40.00 60.000 120.000
Impairment loss (20.000) (4.000)
(6.000)
(30.000)
Nilai buku stlh penurunan - 36.000 54.000 90.000
Peurunan nilai :
1. Pertama
dialopkasikan ke
goodwill
2. Sisanya
dialokasikan ke aset
tidak lancar secara
pro rata
Peurunan nilai :
1. Pertama
dialopkasikan ke
goodwill
2. Sisanya
dialokasikan ke aset
tidak lancar secara
pro rata
(4)
Akhir penerapan metode ekuitas – PSAK 15
•
Investor kehilangan pengaruh signifikan dan
mencatat sisa investasi dengan PSAK 55
Investor tidak menjadi venturer atau entitas induk
•
Nilai wajar investasi tersisa dan hasil lepasan
dikurangi jumlah tercatat investasi pada tanggal
kehilangan pengaruh diakui pada laba Rugi
•
Nilai wajar investasi tersisa sebagai pengakuan
(5)
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani atau dwimartani.com
(6)