PERATURAN DIRJEN BEA DAN CUKAI NOMOR P-17/BC/2008

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P - 17 /BC/2008
TENTANG
PENYEDIAAN DAN PEMESANAN PITA CUKAI
MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL ASAL IMPOR
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 14 Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 108/PMK.04/2008 tentang Pelunasan Cukai,
perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang
Penyediaan dan Pemesanan Pita Cukai Minuman Mengandung Etil
Alkohol Asal Impor.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4755);
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 108/PMK.04/2008 tentang
Pelunasan Cukai;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG
PENYEDIAAN DAN PEMESANAN PITA CUKAI MINUMAN
MENGANDUNG ETIL ALKOHOL ASAL IMPOR.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan:
1. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
2. Kantor Pusat adalah Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
3. Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang selanjutnya disebut
kantor adalah Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai atau Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai di lingkungan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai yang mengawasi tempat kedudukan importir.

4. Kepala Seksi Pabean dan Cukai/Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan
dan Cukai/Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai adalah Kepala Seksi

Pabean dan Cukai pada KPU, Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan
Cukai pada KPPBC Tipe Madya Pabean dan Tipe Madya Cukai, dan
Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai pada KPPBC Tipe A1, Tipe A2,
Tipe A3 dan Tipe A4.
5. Kepala
Seksi
Penerimaan
dan
Pengembalian/Kepala
Seksi
Perbendaharaan adalah Kepala Seksi Penerimaan dan Pengembalian
pada KPU, Kepala Seksi Perbendaharaan pada KPPBC Tipe Madya
Pabean, Tipe Madya Cukai, Tipe A1, Tipe A2, Tipe A3, dan Tipe A4.
6. Kepala Subseksi Perbendaharaan dan Pelayanan adalah Kepala Subseksi
Perbendaharaan dan Pelayanan pada KPPBC Tipe B.
7. Minuman yang Mengandung Etil Alkohol yang selanjutnya disingkat
MMEA adalah Minuman yang Mengandung etil alkohol asal impor.
8. Importir adalah importir Minuman yang Mengandung Etil Alkohol.
9. Permohonan Penyediaan Pita Cukai Minuman Mengandung Etil
Alkohol Asal Impor yang selanjutnya disingkat P3C MMEA adalah

dokumen yang digunakan Importir untuk mengajukan permohonan
penyediaan pita cukai sebelum pengajuan CK-1A.
10. Permohonan pemesanan pita cukai MMEA Asal Impor yang selanjutnya
disebut CK-1A adalah dokumen yang digunakan Importir untuk
melakukan pemesanan pita cukai MMEA asal impor.
11. Biaya Pengganti Penyediaan Pita Cukai adalah biaya yang harus
dibayar oleh importir atas permohonan penyediaan pita cukai MMEA
asal impor yang telah diajukan dengan P3C MMEA tetapi tidak
direalisasikan seluruhnya dengan CK-1A.

BAB II
PENYEDIAAN PITA CUKAI
Pasal 2
(1) Pita cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol Asal Impor disediakan di
Kantor Pusat.
(2) Pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan berdasarkan
P3C MMEA.
Pasal 3
P3C MMEA hanya dapat diajukan oleh Importir dalam hal:
1. telah memiliki Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC)

dan NPPBKC tersebut tidak dalam keadaan dibekukan;
2. memiliki Surat Keputusan Penetapan sebagai importir MMEA;

3. tidak memiliki utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya,
kekurangan cukai, dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang
belum dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo; dan/atau
4. telah melunasi biaya pengganti penyediaan pita cukai dalam waktu yang
ditetapkan.
Pasal 4
(1) Untuk penyediaan pita cukai, Importir wajib mengajukan P3C MMEA
kepada Kepala Kantor.
(2) Kepala Kantor meneruskan P3C MMEA sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ke Kantor Pusat.
(3) Tata cara penyediaan pita cukai MMEA sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal ini.

BAB III
PEMESANAN PITA CUKAI
Pasal 5

(1) Importir yang telah mengajukan P3C MMEA dapat mengajukan CK-1A
kepada Kepala Kantor untuk mendapatkan pita cukai.
(2) Jumlah pita cukai yang dipesan dengan CK-1A harus disesuaikan dengan
jumlah persediaan pita cukai yang ada di Kantor Pusat.
Pasal 6
CK-1A hanya dapat diajukan oleh Importir dalam hal:
1. NPPBKC tidak dalam keadaan dibekukan;
2. tidak memiliki utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya,
kekurangan cukai, dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang
belum dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo; dan/atau
3. telah melunasi biaya pengganti penyediaan pita cukai dalam waktu yang
ditetapkan.
Pasal 7
(1) Untuk pemesanan pita cukai MMEA, Importir wajib mengajukan CK-1A
kepada Kepala Kantor.
(2) Tata cara pemesanan pita cukai MMEA sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal ini.

BAB IV

PITA CUKAI YANG TIDAK DIREALISASIKAN DENGAN CK-1A
Pasal 8
(1) Setelah berakhirnya tahun anggaran dan/atau berlakunya kebijakan
baru di bidang cukai yang berpengaruh terhadap pita cukai MMEA, atas
pita cukai yang telah disediakan berdasarkan P3C MMEA yang tidak
direalisasikan dengan CK-1A dan masih berada di Kantor Pusat
dilakukan pencacahan.
(2) Pencacahan atas pita cukai yang tidak direalisasikan dengan CK-1A
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 60 (enam
puluh) hari oleh Kasubdit Pita Cukai dan Tanda Pelunasan Cukai
Lainnya atas nama Direktur Cukai.
(3) Kantor Pusat melakukan pemusnahan atas sisa pita cukai sebagaimana
pada ayat (1) sesuai ketentuan yang berlaku.

BAB V
BIAYA PENGGANTI PENYEDIAAN PITA CUKAI
Pasal 9
(1) Importir yang telah mengajukan P3C MMEA namun tidak
merealisasikan seluruhnya dengan CK-1A sampai akhir tahun anggaran
dan/atau berlakunya kebijakan baru di bidang cukai yang berpengaruh

terhadap pita cukai MMEA, dikenai biaya pengganti penyediaan pita
cukai.
(2) Dikecualikan dari ketentuan pengenaan biaya pengganti penyediaan pita
cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam hal terjadi kesalahan
tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan administratif oleh Pejabat
Bea dan Cukai.
(3) Besarnya biaya pengganti penyediaan pita cukai sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) untuk setiap keping pita cukai adalah Rp 300,00 (tiga ratus
rupiah).
(4) Atas sisa pita cukai yang tidak direalisasikan dengan CK-1A
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1), Direktur Cukai
memberitahukan kepada Kepala Kantor untuk menerbitkan Surat
Pemberitahuan Pengenaan Biaya Pengganti (SPPBP) kepada Importir,
sesuai dengan contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
III Peraturan Direktur Jenderal ini.

(5) Pembayaran biaya pengganti penyediaan pita cukai dibuktikan dengan
menggunakan Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN
Hasil Tembakau Buatan Dalam Negeri (SSCP) sebagai Penerimaan Cukai
Lainnya.

(6) Biaya pengganti penyediaan pita cukai wajib dilunasi paling lambat 30
(tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya SPPBP.
(7) Dalam hal biaya pengganti penyediaan pita cukai tidak dilunasi dalam
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6), P3C MMEA dan CK-1A
berikutnya tidak dilayani.

BAB VI
PENUTUP
Pasal 10
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini mulai berlaku,
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-22/BC/2006 tentang
Penyediaan dan Tata Cara Pemesanan Pita Cukai Minuman Mengandung
Etil Alkohol Asal Impor dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 11
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Bea dan Cukai ini mulai berlaku
pada tanggal 15 September 2008.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 September 2008
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

– ttd –
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Salinan Sesuai Aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
Dan Tata Laksana

Harry Mulya
NIP 060079900

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR
: P- 17 /BC/2008
TANGGAL : 5 SEPTEMBER 2008

TATA CARA PENYEDIAAN PITA CUKAI

MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL ASAL IMPOR
1.

Importir:
a. mengisi format P3C MMEA dengan lengkap dalam rangkap 3 (tiga),
terdiri dari:
- lembar asli untuk Kepala Kantor;
- lembar tembusan untuk Direktur Cukai u.p. Kasubdit Pita Cukai dan
Tanda Pelunasan Cukai Lainnya;
- lembar tembusan untuk importir yang bersangkutan.
b. mengajukan P3C MMEA ke Kantor;
c. dalam hal data P3C MMEA tidak lengkap, menerima nota penolakan
P3C MMEA sesuai dengan contoh format sebagaimana ditetapkan
dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal ini;
d. mengajukan surat permohonan pembatalan P3C MMEA kepada Kepala
Kantor u.p. Kepala Seksi Penerimaan dan Pengembalian/Kepala Seksi
Perbendaharaan/Kepala Subseksi Perbendaharaan dan Pelayanan,
dalam hal terjadi kekeliruan data P3C MMEA yang telah dinomori;
e. menerima nota pembatalan P3C MMEA sesuai dengan contoh format
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal

ini;
f. mengajukan kembali P3C MMEA yang telah dilengkapi/diperbaiki;

2.

Kepala
Seksi
Penerimaan
dan
Pengembalian/Kepala
Seksi
Perbendaharaan/Kepala Subseksi Perbendaharaan dan Pelayanan di
Kantor:
a. menerima P3C MMEA dari importir;
b. meneliti kelengkapan pengisian P3C MMEA;
c. menandatangani dan membukukan P3C MMEA dalam buku bambu
P3C MMEA dalam hal P3C MMEA lengkap;
d. mengembalikan hard copy P3C MMEA kepada importir dengan nota
penolakan dalam hal :
-

NPPBKC importir dalam keadaan dibekukan;

-

utang cukai, kekurangan cukai, sanksi administrasi, dan/atau SPPBP
belum dilunasi sampai batas waktu yang ditetapkan;

-

data P3C MMEA tidak diisi dengan lengkap atau terdapat kesalahan
pengisian yang meliputi jenis MMEA, golongan dan tarif cukai,
volume/isi kemasan dan jumlah lembar pita cukai yang diminta;

e. membuat nota pembatalan P3C MMEA, dalam hal terdapat kekeliruan
data pada P3C MMEA yang telah dinomori;

f. mengarsipkan lembar asli P3C MMEA untuk diperhitungkan dengan
CK-1A-nya, mengirimkan lembar kedua untuk Direktur Cukai u.p.
Kasubdit Pita Cukai dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya dan lembar
ketiga untuk importir yang bersangkutan.
3.

Kasubdit Pita Cukai Pita Cukai dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya:
a. menerima, meneliti, dan meneruskan P3C MMEA dari Kepala Seksi
Penerimaan dan Pengembalian/Kepala Seksi Perbendaharaan/Kepala
Subseksi Perbendaharaan dan Pelayanan kepada Kepala Seksi
Penyediaan Pita Cukai dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya;
b. menerima konsep OBC dari Kepala Seksi Penyediaan Pita Cukai dan
Tanda Pelunasan Cukai Lainnya;
c. menandatangani dan meneruskan OBC kepada pencetak pita cukai.

4.

Kepala Seksi Penyediaan Pita Cukai dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya:
a. menerima P3C MMEA dari Kasubdit Pita Cukai dan Tanda Pelunasan
Cukai Lainnya;
b. membukukan P3C MMEA dalam buku bambu dan data komputer;
c. meneliti kembali data P3C MMEA yang telah disimpan dalam komputer
dengan hard copy P3C MMEA;
d. membuat konsep OBC kepada Kasubdit Pita Cukai dan Tanda
Pelunasan Cukai Lainnya;
e. menerima pita cukai dari pencetak pita cukai;
f. menyerahkan pita cukai kepada Kepala Seksi Penyimpanan dan
Pendistribusian Pita Cukai dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya; dan
g. mengarsipkan P3C MMEA dan OBC;

5.

Kepala Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian Pita Cukai dan Tanda
Pelunasan Cukai Lainnya:
a. menerima pita cukai dari Kepala Seksi Penyediaan Pita Cukai dan
Tanda Pelunasan Cukai Lainnya;
b. menyimpan pita cukai.
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
-ttd– ttd –
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Salinan Sesuai Aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
Dan Tata Laksana
Harry Mulya
NIP 060079900

LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR
: P- 17 /BC/2008
TANGGAL : 5 SEPTEMBER 2008

TATA CARA PEMESANAN PITA CUKAI
MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL ASAL IMPOR
1.

Importir:
a. mengisi format CK-1A dengan lengkap dalam rangkap 5 (lima), terdiri
dari:
- lembar pertama untuk Direktorat Cukai;
- lembar kedua untuk Kantor;
- lembar ketiga untuk importir yang bersangkutan;
- lembar keempat untuk Kantor Wilayah
- lembar kelima untuk Kantor Pelayanan Pajak.
b. mengajukan CK-1A ke Kantor;
c. dalam hal data CK-1A tidak lengkap, menerima nota penolakan CK-1A
sesuai dengan contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
IV Peraturan Direktur Jenderal ini;
d. mengajukan surat permohonan pembatalan CK-1A kepada Kepala
Kantor u.p. Kepala Seksi Pabean dan Cukai/Kepala Seksi Pelayanan
Kepabeanan dan Cukai/Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai/Kepala
Subseksi Perbendaharaan dan Pelayanan dalam hal terjadi kekeliruan
data CK-1A atau permintaan CK-1A melebihi saldo pita cukai di Kantor
Pusat;
e. menerima nota pembatalan CK-1A sesuai dengan contoh format
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal
ini;
g. mengajukan kembali CK-1A yang telah dilengkapi/diperbaiki;
h. menerima CK-1A lembar pertama dari Kepala Seksi Pabean dan
Cukai/Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai/Kepala Seksi
Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi Perbendaharaan dan
Pelayanan untuk diteruskan ke Direktur Cukai u.p. Kasubdit Pita Cukai
dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya untuk pengambilan pita cukai;
i. menerima pita cukai, tanda terima pita cukai dan surat jalan dari Kepala
Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian Pita Cukai dan Tanda
Pelunasan Cukai Lainnya;
j.

mencocokan jenis dan jumlah pita cukai yang diterima dengan data
yang tertera dalam CK-1A;

k. menandatangani CK-1A halaman kedua pada carik II serta tanda terima
pita cukai dan surat jalan sebagai bukti telah menerima pita cukai
dengan lengkap.
2.

Kepala Seksi Pabean dan Cukai/Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan
Cukai/Kepala
Seksi
Kepabeanan
dan
Cukai/Kepala
Subseksi
Perbendaharaan dan Pelayanan di Kantor:

a. menerima CK-1A dari importir;
b. meneliti kelengkapan pengisian CK-1A;
c. menandatangani dan membukukan CK-1A dalam buku bambu (buku
daftar CK-1A) dalam hal CK-1A lengkap;
d. mengembalikan hard copy CK-1A kepada importir dengan nota
penolakan, dalam hal :
- NPPBKC importir dalam keadaan dibekukan;
- utang cukai, kekurangan cukai, sanksi administrasi, dan/atau SPPBP
belum dilunasi sampai batas waktu yang ditetapkan;
- data CK-1A tidak diisi dengan lengkap atau terdapat kesalahan
pengisian yang meliputi jenis MMEA, golongan dan tarif cukai,
volume/isi kemasan dan jumlah lembar pita cukai yang diminta;
e. membuat nota pembatalan CK-1A, dalam hal terdapat kekeliruan data
dalam CK-1A yang telah dinomori;
f. mengarsipkan lembar asli, mengirimkan lembar kedua untuk Direktur
Cukai u.p. Kasubdit Pita Cukai dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya
dan lembar ketiga untuk importir yang bersangkutan.
3.

Kasubdit Pita Cukai Pita Cukai dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya:
a. menerima dan meneliti CK-1A dari Kepala Seksi Pabean dan
Cukai/Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai/Kepala Seksi
Kepabeanan dan Cukai /Kepala Subseksi Perbendaharaan dan
Pelayanan dan;
b. meneruskan CK-1A kepada Kepala Seksi Penyimpanan
Pendistribusian Pita Cukai dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya.

4.

dan

Kepala Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian Pita Cukai dan Tanda
Pelunasan Cukai Lainnya:
a. menerima CK-1A dari Kasubdit Pita Cukai Pita Cukai dan Tanda
Pelunasan Cukai Lainnya;
b. meneliti kelengkapan pengisian CK-1A;
c. mengembalikan CK-1A kepada Kantor dalam hal data CK-1A tidak
lengkap dan/atau saldo pada P3C MMEA tidak mencukupi;
d. mencatat pada buku bambu CK-1A dan memberi nomor penerimaan
CK-1A;
e. membuat tada terima pita cukai dan surat jalan atas pengeluaran pita
cukai;
f. menyetujui pengeluaran pita cukai untuk diserahkan kepada importir;
g. menandatangani dan menyerahkan pita cukai, tanda terima dan surat
jalan kepada importir;
h. mengarsipkan CK-1A lembar pertama, tanda terima pita cukai dan surat
jalan.

5.

Dalam hal serah terima pita cukai telah dilakukan antara importir dan
Kepala Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian Pita Cukai dan Tanda
Pelunasan Cukai Lainnya yang dibuktikan dengan ditandatanganinya
tanda terima pita cukai, importir tidak dapat mengajukan keberatan atas
kekurangan maupun kelebihan jumlah pita cukai yang telah
diserahterimakan tersebut.

6.

Setelah berakhirnya tahun anggaran atau setelah berlakunya kebijakan baru
di bidang cukai yang berpengaruh pada pita cukai MMEA, Kepala Kantor
segera menerbitkan dan mengirimkan SPPBP atas sisa pita cukai yang tidak
diselesaikan seluruhnya dengan CK-1A setelah mendapat pemberitahuan
dari Direktur Cukai.

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
-ttd– ttd –
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Salinan Sesuai Aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi
Dan Tata Laksana

Harry Mulya
NIP 060079900

LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR
: P- 17 /BC/2008
TANGGAL : 5 SEPTEMBER 2008

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KANTOR WILAYAH …………………………..
KANTOR …………………

SPPBP

(Tempat), (Tanggal)….
Yth.

Kepada
Nama /Perusahaan :……………….
NPPBKC :……………..…
Alamat :………………..
SURAT PEMBERITAHUAN PENGENAAN BIAYA PENGGANTI
NOMOR :…………………..

Sehubungan dengan Permohonan Penyedian Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol
Asal Impor (P3C MMEA) untuk Tahun …….. yang Saudara ajukan dengan nomor :
1. .……………….tanggal…………………….
2. .……………….tanggal…………………….
3. dst
dengan perincian sebagai berikut :
NO
URUT

JENIS GOLONGAN VOLUME/ ISI
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH SISA
MMEA TARIF CUKAI KEMASAN PERMOHONAN*) PESANAN CK-1A*) PERSEDIAAN*)

KET.

1.
2.
Dst

JUMLAH
*) dalam lembar

Sesuai ketentuan dalam Pasal 9 Peraturan Direktur Jenderal nomor .../BC/2008 tanggal ......... 2008
tentang Penyediaan dan Pemesanan Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol Asal Impor, atas sisa
persediaan pita cukai yang tidak direalisasikan dengan CK-1A tersebut dikenakan biaya pengganti
berdasarkan ……………………………………………………………… ……………………................................
Sebesar :
Jumlah Lembar
=
Lembar x 60 x Rp 300,= Rp…………………………………
Jumlah = Rp…………………………………
Terbilang ……………………………………………………………………………………………………………
Setelah diterimanya pemberitahuan ini agar Saudara segera melunasi dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari dengan SSCP sebagai Penerimaan Cukai Lainnya. Dalam hal SPPBP ini tidak dilunasi dalam jangka
waktu tesebut, maka P3C MMEA dan CK-1A berikutnya tidak akan dilayani.

A.N. DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
KEPALA KANTOR

…………………………
NIP.
Tanggal
Diterima Di
Yang Menerima

:
:
:

(………………………)
Tembusan disampaikan kepada :
1. Direktur Jenderal Bea dan Cukai
2. Direktur Penerimaan dan Peraturan
3. Kepala Kantor Wilayah DJBC………………
Salinan Sesuai Aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi Dan Tata Laksana
Harry Mulya
NIP 060079900

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
– ttd –
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR
: P- 17 /BC/2008
TANGGAL : 5 SEPTEMBER 2008

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KANTOR WILAYAH....
KANTOR .........................................
Telepon : ..................
Faksimili : .....................

Jl......................
........................

Nota Penolakan
Nomor: …………….
Berdasarkan hasil penelitian kami terhadap dokumen CK-1A / P3C MMEA *):
Atas Nama : ……………………
NPPBKC

: ……………………

dokumen tersebut tidak dapat kami layani dengan alasan sebagai berikut:
1. NPPBKC dalam keadaan dibekukan;
2. Data pada CK-1A / P3C MMEA*) tidak lengkap;
3. Terdapat kesalahan dalam pengisian CK-1A / P3C MMEA*);
4. Utang cukai tidak dibayar pada waktunya;
5. Kekurangan cukai dan/atau sanksi administrasi berupa denda belum dibayar sampai
tanggal jatuh tempo;
6. Biaya pengganti tidak dibayar tepat pada waktunya; atau
7. ..................................
Demikian disampaikan untuk dimaklumi.
…..(kota),…(tanggal)….
Kepala Seksi Penerimaan dan Pengembalian/ Kepala
Seksi Perbendaharaan/
Kepala Seksi Pabean dan Cukai/Kepala
Pelayanan Kepabeanan dan Cukai/Kepala
Kepabeanan dan Cukai

Seksi
Seksi

Kepala Subseksi Perbendaharaan dan Pelayanan

………………….
NIP …………….

Tanggal
Diterima Di
Yang Menerima

*)

:
:
:

(………………………)
Coret yang tidak perlu

Salinan Sesuai Aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi Dan Tata Laksana

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
– ttd –
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Harry Mulya
NIP 060079900

LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR
: P- 17 /BC/2008
TANGGAL
: 5 SEPTEMBER 2008

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KANTOR WILAYAH....
KANTOR .........................................
Telepon : ..................
Faksimili .....................

Jl......................
........................
.....................

Nota Pembatalan
Nomor: …………….
Berdasarkan hasil penelitian kami terhadap dokumen CK-1A / P3C MMEA *):
Nomor

: ……………………

Tanggal

: ……………………

Atas Nama : ……………………
NPPBKC

: ……………………

dokumen tersebut dibatalkan dengan alasan sebagai berikut:
1. Terdapat kekliruan pengisian data CK-1A / P3C MMEA *);
2. Permintaan CK-1A melebihi saldo pita cukai di Kantor Pusat sesuai P3C MMEA;
3. Permohonan importir yang bersangkutan; atau
4. ..................................
Demikian disampaikan untuk dimaklumi.
…..(kota),…(tanggal)….
Kepala Seksi Penerimaan dan Pengembalian/ Kepala
Seksi Perbendaharaan/
Kepala Seksi Pabean dan Cukai/Kepala
Pelayanan Kepabeanan dan Cukai/Kepala
Kepabeanan dan Cukai

Seksi
Seksi

Kepala Subseksi Perbendaharaan dan Pelayanan

………………….
NIP …………….
Tanggal
Diterima Di
Yang Menerima

*)

:
:
:

(………………………)
Coret yang tidak perlu

Salinan Sesuai Aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal
u.b.
Kepala Bagian Organisasi Dan Tata Laksana

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
– ttd –
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Harry Mulya
NIP 060079900