Upaya Menurunkan Angka Kematian Bayi Dan Meningkatkan Kesehatan Ibu Hamil Di Indonesia

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 3:39:48 2017 / +0000 GMT

Upaya Menurunkan Angka Kematian Bayi Dan Meningkatkan Kesehatan Ibu
Hamil Di Indonesia
LINK DOWNLOAD [32.55 KB]
UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN BAYI DAN MENINGKATKAN KESEHATAN IBU HAMIL DI
INDONESIA
Hafidhu Nalendra
Mahasiswa S1 Pre-Klinik Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Setiap anak yang terlahir ke muka bumi adalah fitrah, suci dari dosa, putih bersih seperti kertas putih kosong. Keberhasilan mereka
atau kegagalan mereka di masa depan sangat ditentukan oleh pembinaan di keluarga saat mereka berada dalam tahap pertumbuhan
dan perkembangan. Keluarga, sebagai organisasi terkecil dalam kehidupan, memiliki peran yang besar dalam tumbuh kembang
anak. Setiap keluarga penting untuk mengetahui periode tumbuh kembang anak agar bisa melakukan tindakan yang tepat bagi
anaknya.
Tahap-Tahap Penting Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Masa Prenatal / Janin
Trimester I : Pembentukan otak
Trimester II : Pembentukan alat tubuh
Trimester III : Penyempurnaan bentuk dan fungsi alat tubuh

Masa Bayi / Infancy
0-28 hari : Penting untuk persalinan yang memadai, mewaspadai keadaan darurat.
29 hari ? 11 bulan : Penting untuk pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Masa Anak dibawah lima tahun (balita)
Terjadi perkembangan motorik berupa gerak kasar dan halus, intelektual berupa mengenal huruf, emosional dengan orang tua,
perkembangan otak pesat dengan meningkatnya sambungan antar neuron.
Masa Pra Sekolah (60 bulan ? 72 bulan)
Kemampuan sensorik berkembang dengan baik, memori sudah dapat berfungsi, emosional dengan lingkungan luar rumah mulai
berkembang.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Maka dari itu, setiap tahap tumbuh
kembang anak harus dijalani sebaik-baiknya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan kasih sayang. Bila tidak, waktu tidak bisa
dikembalikan, walaupun beberapa jenis kerusakan bisa dikembalikan saat usia muda misalnya fraktur tulang ringan.
Kondisi Saat Ini

Indikator
2007
2009
Target MDG's

Angka Kematian Ibu **

228
102

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/4 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 3:39:48 2017 / +0000 GMT

Angka Kematian Neonatus *
19
-

Angka Kematian Bayi *
34
19

Angka Kematian Balita (1-5 tahun) *
44

32

Akses Pelayanan Antenatal (K1)
91,23
94,51
94 %

Pelayanan Ibu Hamil Sesuai Standar (K4)
80,26
85,45
84 %

Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Pn)
77,21
84,38
82 %

*) per 1.000 kelahiran hidup
**) per 100.000 kelahiran hidup
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia 2009, (Departemen Kesehatan RI).

Menurunkan angka kematian ibu adalah target utama MDG's di Indonesia karena angka pencapaiannya masih jauh dari target. Jika
dilihat dari usaha pencegahannya (K1, K4,Pn), walaupun sudah mencapai target tetapi masih bisa ditingkatkan lagi agar angka
kematian Ibu bisa ditekan hingga mencapai target. Pepatah mengatakan, menjaga untuk stabil lebih sulit daripada meraih
peningkatan pencapaian. Pepatah tersebut harus diperhatikan agar tidak terjadi penurunan di semua target MDG's ini guna
meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia.
Penyebab Kematian Anak
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar 2010 Departemen Kesehatan, penyebab kematian anak neonatal terbesar di Indonesia adalah
ganggauan kelainan pernafasan, prematuritas, dan sepsis. Selain itu juga perlu diwaspadai hipotermi, kelainan perdarahan dan
kuning, postmatur, pneumonia, tetanus, cedera lahir, defisiensi nutrisi, dan malformasi kongenital. Sedangkan penyebab kematian
balita terbesar di Indonesia adalah diare dan pneumonia. Selain itu juga perlu diwaspadai meningitis/ensefalitis, demam berdarah

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/4 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 3:39:48 2017 / +0000 GMT

dengue, necroticans entero collitis, kelainan saluran pencernaan, kelainan jantung congenital dan hidrosefalus, campak, sepsis,
tetanus, kecelakaan/trauma, malnutrisi, TB, malaria, dan leukemia.

Keyakinan Setempat
Terdapat satu prinsip dalam masyarakat yaitu apabila seorang anak meninggal, maka orang tua akan mendapat tempat disurga. Hal
tersebut harus diluruskan agar tidak terjadi salah paham. Prinsip tersebut berlaku hanya jika sang anak dirawat sebaik-baiknya,
misalnya meninggal karena kecelakaan yang bukan karena kelalaian orang tuanya atau meninggal dunia karena sakit parah yang
sudah diupayakan kesembuhannya dengan maksimal. Saat seperti itu pasti orang tua merasa terpukul, karena anak yang
diharap-harapkan dan dirawat sebaik-baiknya ternyata harus meninggalkan kehidupan di dunia.
Pentingnya Posyandu dan Puskesmas
Posyandu (pos pelayanan terpadu) adalah pusat pelayanan kesehatan terpadu dari masyarakat dan untuk masyarakat dengan
dukungan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. Posyandu berada di tingkat desa atau kelurahan dengan
bimbingan dari puskesmas kecamatan. Sasaran posyandu adalah bayi/balita, ibu hamil, ibu menyusui, wanita usia subur, serta pria
usia subur. Tujuan pelaksanaan posyandu adalah mengurangi angka kematian ibu dan angka kematian bayi, mencegah diare,
pelayanan KB, meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat.
Jenjang Posyandu

- Posyandu Pratama : Kualitas kurang, kegiatan belum rutin, kader terbatas
- Posyandu Madya : Kegiatan teratur, jumlah kader 5 orang
- Posyandu Purnama : Kegiatan teratur, cakupan program baik, mempunyai program tambahan
- Posyandu Mandiri : Kegiatan teratur, cakupan program baik, memiliki dana sehat dan dana Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat (JKPM) yang mantap.
Data dari Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan menunjukan pada tahun 2004, persentase

posyandu di Indonesia: pratama 33,6%, madya 39,7%, purnama 23,6%, mandiri 2,9%. Program pendidikan keluarga, ibu-ibu
Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, serta kader posyandu adalah penting. Keluarga adalah dokter yang paling
baik, karena selalu hidup bersama anak, sehingga mengetahui riwayat tumbuh kembang serta riwayat penyakit anak. Jika
disempurnakan dengan penyuluhan, keluarga sangat menunjang tumbuh kembang anak yang baik. Terutama keluarga bisa
mengenali keadaan gawat darurat serta melakukan upaya penyelamatan segera terhadap keadaan gawat darurat, lalu membawanya
ke pusat layanan kesehatan terdekat. Sebaiknya edukasi ini dilakukan per keluarga, tergantung kasus masing-masing anaknya.
Beberapa daerah di Indonesia tidak memiliki posyandu yang baik karena salah satu persoalannya adalah anggapan bahwa posyandu
hanya milik petugas kesehatan. Eksklusifitas ini harus dihilangkan dengan cara memilih kader posyandu yang bisa diterima
masyarakat. Pemilihan ini bisa dilakukan oleh ketua RT/RW yang mengetahui karakteristik setiap warganya.
Selain itu juga, pada beberapa daerah posyandu kurang diterima karena adanya layanan KB. Pada kasus ini, petugas kesehatan harus
memberikan pemahaman bahwa KB bukanlah sekedar program pembatasan kelahiran, tapi juga perencanan berkeluarga. Program
ini penting guna membentuk anak-anak yang sehat lahir dan batin.
Pepatah mengatakan di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat
primer bertugas melayani kesehatan masyarakat di tingkat kecamatan secara menyeluruh. Tidak hanya pengobatan, tapi juga
pencegahan dan penyuluhan.
Berhati-hati Memilih Pasangan Hidup
Memilih pasangan hidup seharusnya dilandasi rasa kasih sayang. Calon Ibu tidak boleh merasa tertekan. Misalnya pada kasus
pernikahan yang dijodohkan dan sang ibu tidak bahagia, bisa sangat mempengaruhi tumbuh kembang anaknya baik mental maupun
fisik. Menurut hasil studi dari Jurnal Terbuka BMC Public Health yang dilakukan di Bangladesh, isu-isu kesehatan mental
cenderung menjadi kontributor utama angka kematian bayi dan tingkat kesehatan anak yang memprihatinkan, di atas kemiskinan,

kekurangan gizi, atau status sosio-ekonomi rendah.
Perawatan dan Imunisasi Sebelum dan Saat Melahirkan
Ada baiknya sebelum melahirkan, kedua orang tua melakukan serangkaian pemeriksaan penyakit keturunan atau konseling genetik,
agar bisa dilakukan upaya untuk meminimalisir adanya penyakit kongenital. Apabila dipastikan ibu dan bapak memiliki bawaan
penyakit membahayakan, sebaiknya mengadopsi anak bila ingin memiliki anak. Selain itu juga penting bagi ibu hamil melakukan
imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Imunisasi ini dilakukan 2 kali dengan jarak 4 minggu sebelum kehamilan 8 bulan. Selain itu juga

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/4 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 3:39:48 2017 / +0000 GMT

penting menjaga cadangan gizi bagi calon ibu hamil, seperti cadangan asam folat guna pembentukan system syaraf anak yang baik.
Penjagaan cadangan gizi bagi ibu hamil dapat dilakukan dengan mengonsumsi bahan makanan alami yang sesuai, misalkan untuk
cadangan asam folat diperlukan sayuran hijau. Jumlah dan komposisinya bisa dikonsultasikan ke ahli gizi.
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2007.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2007.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2009.
Departemen Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2010.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Jaringan. Tersedia di
http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php, akses pada 20 September 2011.
Deswita. 2005. Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) Pada Ibu Hamil (Bumil). Tersedia di
http://putriazka.wordpress.com/2005/04/20/imunisasi-tt-tetanus-toxoid-pada-ibu-hamil-bumil/, akses pada 20 September 2011.
Olgar, Maulana Musa. 2006. Tips Mendidik Anak Bagi Orangtua Muslim. Yogyakarta: Citra Media.
Sembiring, Nasap. 2004. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat.
Sumatera Utara: FKM USU.
Siwi. 2010. Ibu yang Depresi Cenderung Lahirkan Bayi Kecil. Tersedia di
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/10/08/30/132470-ibu-yang-depresi-cenderung-lahirkan-bayi-kecil, akses
pada 20 September 2011.
Stalker, Peter. 2008. Kita Suarakan MDGs Demi Pencapaiannya di Indonesia. Bappenas & UNDP. Tersedia di
http://www.undp.or.id/pubs/docs/Let Speak Out or MDGs -ID.pdf, akses pada 18 September 2011.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 4/4 |