| zerosugar 2013

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLI K I NDONESI A
Nomor : P.37/ Menhut-I I / 2012
TENTANG
RENCANA KERJA
KEMENTERI AN KEHUTANAN TAHUN 2013
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEHUTANAN REPUBLI K I NDONESI A,
Menimbang : a.

bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004
tentang Rencana Kerja Pemerintah, dan Peraturan Presiden Republik
I ndonesia Nomor 54 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2013 mengamanatkan setiap Kementerian/ Lembaga Negara menyusun
Rencana Kerja Kementerian/ Lembaga yang merupakan penjabaran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2010-2014 dan Rencana
Strategis Kementerian Kehutanan Tahun 2010-2014;

b.

bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu ditetapkan Peraturan

Menteri Kehutanan tentang Rencana Kerja Kementerian Kehutanan Tahun
2013;

: 1.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I ndonesia
Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia
Nomor 3419);

2.

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran
Negara Republik I ndonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran
Negara Republik I ndonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik I ndonesia


Mengingat

Tahun .....

-2 

Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia
Nomor 4412);
3.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4421);

4.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2008 (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4844);

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2004 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4405);

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan
Kehutanan (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2004 Nomor 146,
Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4452);

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan
(Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan

Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4696) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik I ndonesia Nomor 3 Tahun
2008 (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2008 Nomor 16,
Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4814);

8.

Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 20102014;

9.

Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 54 Tahun 2012 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2013;

10. Peraturan Menteri Kehutanan Republik I ndonesia Nomor P.51/ MenhutI I / 2010 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kehutanan
Tahun 2010-2014;
11. Peraturan .....

-3 


11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/ Menhut-I I / 2010
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan;

tentang

12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.42/ Menhut-I I / 2010 tentang Sistem
Perencanaan Kehutanan.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan

: PERATURAN MENTERI

KEHUTANAN TENTANG RENCANA KERJA
KEMENTERI AN KEHUTANAN TAHUN 2013.

Pasal 1
Rencana Kerja Kementerian Kehutanan Tahun 2013 adalah sebagaimana tercantum dalam
lampiran Peraturan ini.

Pasal 2
Renja Kementerian Kehutanan ini menjadi acuan dalam penyusunan Renja dan dokumen
anggaran unit kerja Eselon I dan Eselon I I lingkup Kementerian Kehutanan Tahun 2013.
Pasal 3
Unit Pelaksana Teknis lingkup Kementerian Kehutanan menyusun Renja Tahun 2013 mengacu
pada Renja Unit Kerja Eselon I -nya.
Pasal 4
Peraturan Menteri Kehutanan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri Kehutanan ini diundangkan dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik I ndonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 September 2012

MENTERI KEHUTANAN
REPUBLI K I NDONESI A,
ttd.
ZULKI FLI HASAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 13 September 2012


MENTERI HUKUM DAN HAM
REPUBLI K I NDONESI A,
ttd.
AMI R SYAMSUDI N
BERI TA NEGARA REPUBLI K I NDONESI A TAHUN 2012 NOMOR 918

Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BI RO HUKUM DAN ORGANI SASI ,
ttd.
KRI SNA RYA

K e m e n tt e r i a n   K e h u t a n a n 

 

Rencan
na Kerrja Tah
hun 20
013 


 b a n y a k   p o h o n ,   b a n y a k   r e j e k i  
 

Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Republik

 
 
 
 
Kementerian Kehutanan 

Nomor : P. 37/Menhut-II/2012
Tanggal : 11 September 2012

KATA PENGANTAR
Renja Tahun 2013 ini merupakan dokumen perencanaan tahun ketiga dari
periode Renstra Tahun 2010-2014, bertujuan untuk memandu pelaksanaan program
dan kegiatan yang hasilnya ditunjukkan dengan adanya indikator kinerja.
Renja Tahun 2013 ini disusun melibatkan berbagai pihak yang difasilitasi melalui
forum : rakorenbanghutda di seluruh provinsi, rakorenbanghutreg di 4 regional

(Sumatera, Jawa-Bali-Nusra, Kalimantan, Sulawesi-Maluku-Papua), dan musrenbangnas
(pra musrenbangnas, musrenbangnas, pasca musrenbangnas). Indikasi sasaran dan
anggaran di setiap provinsi juga telah disepakati dan dituangkan kedalam berita acara

Menteri Kehutanan bersama Wakil Presiden
Republik Indonesia, Menteri Negara
Lingkungan Hidup dan Walikota Depok di
Persemaian Permanen Desa Jatijajar, Depok,
Jawa Barat.

antara Kementerian Kehutanan, Bappeda provinsi dan Bappenas dalam forum pra
musrenbangnas. Hal ini bertolak dari keinginan untuk mewujudkan dokumen
perencanaan

yang diakui seluruh pihak, guna mendorong pencapaian sasaran

pembangunan kehutanan Tahun 2013.
Materi Renja tahun 2013 terdiri atas : capaian pembangunan kehutanan tahun
2011, tantangan dan arahan kebijakan, dan program dan kegiatan tahun 2013. Capaian
pembangunan kehutanan 2011 disajikan time series sehingga dapat memberikan

gambaran perbandingan kinerja Kementerian Kehutanan, antara lain : volume dan nilai
ekspor, perkembangan pemenuhan bahan baku, populasi dari spesies yang terancam
punah, perkembangan upaya rehabilitasi dan lain-lain.
Secara umum, program dan kegiatan Kementerian Kehutanan tahun 2013
termasuk pada prioritas ke-9 dari 11 prioritas Kabinet Indonesia Bersatu-Jilid II :
Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana, utamanya terkait dengan substansi inti
perubahan iklim dan pengendalian kerusakan lingkungan (pro environment). Namun
demikian, program dan kegiatan pembangunan kehutanan juga diarahkan untuk
membantu mengurangi kemiskinan (pro poor), pengurangan jumlah pengangguran (pro
job) dan peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro growth).
Akhirnya, semoga Allah SWT, melimpahkan rahmat dan karunianya bagi kita
sehingga seluruh sasaran yang telah dirumuskan dapat dicapai. Amin

Menteri Kehutanan Republik Indonesia,
ttd.
ZULKIFLI HASAN, SE., MM

i | R e n c a n a   K e r j a   2 0 1 3  
 


 
 
 
 
Kementerian Kehutanan 

RINGKASAN EKSEKUTIF
Laju deforestasi dan degradasi berhasil diturunkan menjadi sebesar 0,45 juta
ha/tahun pada periode 2009-2011. Upaya rehabilitasi hutan dan lahan yang telah rusak,
berhasil menurunkan luas lahan kritis seluas 2,9 juta ha (angka tahun 2006 seluas 30,1
juta ha, tahun 2011 seluas 27,2 juta ha). Rehabilitasi dilakukan dalam rangka pemulihan
kawasan dalam bentuk restorasi ekosistem, dan rehabilitasi lahan kritis (termasuk di
dalamnya penanaman hasil KBR Tahun 2010). Upaya pemulihan ini juga diikuti
dengan perkembangan HKm dan HD seluas 528.507 ha pada tahun 2010 dan 508.170 ha
pada tahun 2011, serta HR seluas 50.651 ha di tahun 2011 (angka tahun 2010 seluas
51.506 ha).
Jumlah hotspot di Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, dan Pulau Sulawesi terus
diturunkan. Hingga 31 Desember 2011 jumlah hotspot menurun sebesar 36% dari rerata
hotspot tahun 2005-2009.
Populasi 14 spesies terancam punah meningkat dari kondisi tahun 2009, spesies
yang melebihi target sebesar 1% di tahun 2011, yaitu : Banteng, Badak Jawa, Anoa,
Owa Jawa, Bekantan, Jalak Bali, Maleo, Elang Jawa dan Kakatua Jambul Kuning.
Spesies lainnya berhasil meningkat namun belum mencapai target. Terkait dengan
pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar, pada tahun 2011 mengalami peningkatan jumlah
ijin, nilai investasi dan jumlah tenaga kerja yang terserap.
Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan hutan, capaian pembangunan
kehutanan adalah ekspor produk kehutanan meningkat menjadi 3,98 juta m3 pada
tahun 2011 (tahun 2010 sebesar 2,7 juta m3). Produksi kayu pada tahun 2011 mencapai
43,71 juta m3, angka ini berkembang sejak tahun 2009 (37,5 juta m3) dan tahun 2010
(43,8 juta m3). Produksi kayu olahan tahun 2011 sebesar 6,8 juta m3 dan 6,2 ton pulp,
meningkat dibanding tahun 2010. PNBP Kemenhut Tahun 2011 sebesar Rp.3,26
trilyun, meningkat dibanding tahun 2010 (Rp.3,03 trilyun). Sumbangan terbesar berasal
dari DR, PSDH dan penggunaan kawasan hutan. Realisasi komitmen penyaluran dana
bergulir untuk mendorong pembangunan HTR terus mengalami peningkatan. Tahun
2011 sebesar Rp.30.007.545.490 dan tahun 2010 sebesar Rp.5.119.140.000 (kumulatif
sebesar Rp.35.126.685.490,-).
Tantangan utama dalam meningkatkan produksi kayu di bidang kehutanan
adalah belum seluruh kawasan hutan produksi terkelola dalam lembaga pengelola
(KPHP). Hal ini mengakibatkan kawasan yang belum dibebani hak/izin seluas 43 juta

Keterangan gambar : (atas) alur air pasang
hasil rehabilitasi di Kabupaten Cilacap, Jawa
Tengah digunakan remaja untuk menjaring
ikan; (bawah) tanaman mangrove hasil
rehabilitasi di Kabupaten Cilacap, Jawa
Tengah.

hektar, menjadi rentan terhadap perambahan dan penebangan liar dan kegiatan liar
lainnya seperti penambangan liar dan perkebunan liar. Belum selesainya tata batas dan
belum beroperasinya KPH juga memberikan implikasi tidak optimalnya hasil

ii | R e n c a n a   K e r j a   2 0 1 3  
 

 
 
 
 
Kementerian Kehutanan 
pelaksanaan kegiatan kehutanan lainnya untuk peningkatan fungsi dan daya dukung
DAS, rehabilitasi hutan dan lahan serta perlindungan hutan.
Pembangunan kehutanan tahun 2013 diarahkan untuk memperkuat
pengelolaan hutan di tingkat tapak (dalam bentuk KPH) utamanya terhadap kawasan
hutan produksi yang belum dibebani ijin dan hutan lindung. Hal ini diharapkan dapat
mengurangi konflik kawasan (land tenure) dan meningkatkan investasi.
Sasaran strategis pembangunan kehutanan tahun 2013 (IKU Kemenhut tahun
2013), adalah : (1) terselesaikannya tata batas kawasan hutan (batas luar dan fungsi)
sepanjang 19.000 km; (2) beroperasinya KPH sebanyak 30 unit; (3) data dan informasi
geospasial dasar dan tematik kehutanan tingkat nasional sebanyak 1 judul; (4) areal
tanaman pada hutan tanaman bertambahnya sebesar 600.000 ha; (5) IUPHHK-HA/RE
pada areal bekas tebangan (logged over area) seluas 650.000 ha; (6) produk industri hasil
hutan yang bersertifikat legalitas kayu meningkat

10%; (7) hotspot

di Pulau

Kalimantan, Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi berkurang 59,2% dari rerata 20052009, konflik dan tekanan terhadap kawasan TN dan kawasan konservasi lainnya (CA,
SM, TB) dan HL menurun sebanyak 1%, serta kasus baru tindak pidana kehutanan
(illegal logging, perambahan, perdagangan TSL, illegal, penambangan illegal dan
kebakaran) penanganannya terselesaikan minimal sebanyak 60%; (8) populasi spesies
prioritas utama yang terancam punah meningkat sebesar 2% dari kondisi tahun 2008
sesuai ketersediaan habitat; (9) rencana pengelolaan DAS terpadu di 2 unit DAS
prioritas; (10) tanaman rehabilitasi hutan pada DAS prioritas seluas 100.000 ha,
tanaman rehabilitasi lahan kritis pada DAS prioritas seluas

399.000 ha, serta

terjamainnya hutan kota seluas 1000 ha; (11) terbangunnya HKm dan HD seluas
500.000 ha; (12) iptek dasar dan terapan bidang silvikulur, pengolahan hasil hutan,
konservasi alam dan sosial ekonomi sebanyak 25 judul, sebesar 80%; (12) terbentuknya
13 kerjasama kemitraan melalui peningkatan peran serta pelaku utama dan pelaku
usaha dalam pemberdayaan masyarakat; (15) diklat kepemimpinan, teknis dan
administrasi kehutanan minimal sebanyak 3.000 orang; (16) penanganan perkara,
pemulihan hal-hak negara bidang kehutanan minimal menang sebesar 64%; (17)
mempertahankan opini wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan Kemenhut;
dan, (18) kelemahan administrasi, pelanggaran terhadap peraturan perundangan dan
hambatan kelancaran pelaksanaan tugas diturunkan sampai 40%, serta potensi kerugian

Keterangan gambar : (atas) tanaman cemara
laut, hasil rehabilitasi di Kabupaten Cilacap,
Jawa Tengah; (bawah) TWA Grojogan Sewu,
Jawa Tengah.

negara dapat diturunkan hingga 20% dari temuan tahun 2006-2009.

iii | R e n c a n a   K e r j a   2 0 1 3  
 

 
 
 
 
Kementerian Kehutanan 

Indikator kinerja utama (IKU) pembangunan kehutanan tahun 2010-2014,
sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.6/MenhutII/2011, secara langsung memberikan sumbangan pada pilar pembangunan nasional,
yaitu pro poor, pro job, pro growth dan pro environment. Lebih lanjut, perkembangan
IKU Kemenhut disajikan sebagai berikut :

Menteri Kehutanan di Hutan Pendidikan Balai
Diklat Kehutanan Rumpin, Bogor.

Perkembangan Sasaran Strategis (IKU) Kemenhut

Sasaran Strategis (IKU) Kemenhut
Tata batas kawasan hutan meliputi batas luar dan batas
fungsi kawasan hutan
Wilayah KPH ditetapkan di setiap provinsi dan
beroperasinya (20% wilayah KPH yang telah ditetapkan)
Data dan informasi sumberdaya hutan tersedia
Areal tanaman pada hutan tanaman bertambah
Penerbitan IUPHHK-HA/RE pada areal bekas tebangan
(LOA)
Produksi industri hasil hutan yang bersertifikat legalitas
kayu meningkat
Jumlah hotspot kebakaran hutan menurun setiap tahun, dan
penurunan konflik, perambahan kawasan hutan, illegal
logging dan wildlife traficking sampai dengan di batas daya
dukung sumberdaya hutan
Populasi spesies prioritas utama yang terancam punah
meningkat dari kondisi tahun 2008 sesuai ketersediaan
habitat
Rencana pengelolaan DAS terpadu
Tanaman rehabilitasi pada lahan kritis di dalam DAS
prioritas
Terbangunnya HKm dan HD
Penyediaan teknologi dasar dan terapan silvikultur,
pengolahan hasil hutan, konservasi alam dan sosial ekonomi
guna mendukung pengelolaan hutan lestari sebanyak 25
judul
Terbentuknya kerjasama kemitraan melalui peningkatan
peran serta pelaku utama dan pelaku usaha dalam
pemberdayaan masyarakat
Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur
Kemenhut dan SM kehutanan lainnya
Penanganan perkara, pemulihan hak-hak negara bidang
kehutanan menang di akhir tahun 2014
Opini laporan keuangan Kemenhut tahunan “wajat tanpa
pengecualian” mulai laporan keuangan tahun 2011;
Kelemahan administrasi dan pelanggaran terhadap
peraturan perundangan diturunkan, serta potensi kerugian
negara diturunkan dari temuan tahun 2006-2009

63.000 km

8.514,83 km

Perkiraan
Capaian Hingga
2012
24.514,83 km

120 KPH

21 KPH

60 KPH

30 KPH

5 judul
2.650.000 ha
2.500.000 ha

2 judul
858.964 ha
875.850 ha

3 judul
1.358.964 ha
1.325.850 ha

1 judul
600.000 ha
650.000 ha

50%

46,79%

56,79%

10%

67,2%
5%
20%
75%
3%

36%
3,2%
86,21%
51,83%
4,87%

48,8%
4,2%
90,21%
66,83%
5,37%

59,2%,
1%,
4%
15%
0,5%

108 DAS
2.500.000 ha

70 DAS
513.147 ha

106 DAS
1.013.147 ha

2 DAS
500.000 ha

2.500.000 ha
100%

1.036.677,9 ha
40%

1.536.677,9 ha
60%

500.000 ha
20%

50 kerjasama

21 kerjasama

31 kerjasama

13 kerjasama

15.000 orang

8.910 orang

11.910 orang

3.000 orang

80%

32%

48%

WTP

WTP

WTP

(kumulatif
64%)
WTP

50%
50%
25%

29,57%
4,19%
8,92%

39,57%
30%
15%

40%
40%
20%

Renstra 20102014

Capaian Hingga
2011

iv | R e n c a n a   K e r j a   2 0 1 3  
 

Rencana 2013
19.000 km

 
 
 
 
Kementerian Kehutanan 

DAFTAR ISI
 

Kata Pengantar ........................................

i

Ringkasan Eksekutif ................................

ii

Daftar Isi..................................................

v

Daftar Singkatan .....................................

vi

 

 

 
 

1 ......................... Pendahuluan

 

14 ....................... Tantangan dan Sasaran 2013

 

17 ....................... Program dan Kegiatan 2013

 

28 ....................... Penutup

 
 

Pendahuluan
: proses penyusunan, capaian pembangunan 2011 dan perkiraan
 
pencapaian 2012.

 

Tantangan dan Sasaran 2013 : tantangan pembangunan kehutanan dan sasaran
pembangunan 2013.

 

Program dan Kegiatan 2013 : arah kebijakan, program dan kegiatan, serta
indikasi
anggaran 2013.
 
Penutup : komitmen dan arahan Menteri Kehutanan.

 
 
 
 

 
 
 
Vegetasi di TN. Kutai, Kalimantan Timur

v | R e n c a n a   K e r j a   2 0 1 3  
 

 
 
 
 
Kementerian Kehutanan 

DAFTAR SINGKATAN

Silvikultur intensif di PT. BFI,
Kalimantan Timur.

Bappeda

: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Bappenas

: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BMN

: Barang milik negara

BPKH

: Balai pemantapan kawasan hutan

BP2SDM

: Badan penyuluhan dan pengembangan SDM

BPDAS

: Balai pengelolaan DAS

BPDASPS

: Bina pengelolaan DAS dan perhutanan sosial

BUK

: Bina usaha kehutanan

CA

: Cagar alam

DAS

: Daerah aliran sungai

DAOPS

: Daerah operasional

Diklat

: Pendidikan dan pelatihan

Dishut

: Dinas kehutanan

DR

: Dana reboisasi

FEM

: Food, energy , medicine

HA

: Hutan alam

HD

: Hutan desa

HHBK

: Hasil hutan bukan kayu

HKm

: Hutan kemasyarakatan

HL

: Hutan lindung

HR (K)

: Hutan rakyat (kemitraan)

HT

: Hutan tanaman

HTI

: Hutan tanaman rakyat

HTR

: Hutan tanaman rakyat

IKK

: Indikator kinerja kegiatan

IKU

: Indikator kinerja utama

IPK

: Izin pemanfaatan kayu

IUPHHK

: Izin usaha pengelolaan hasil hutan kayu

KBR

: Kebun bibit rakyat

LAKIP

: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

LH

: Lingkungan hidup

LHA

: Laporan hasil audit

vi | R e n c a n a   K e r j a   2 0 1 3  
 

 
 
 
 
Kementerian Kehutanan 
LC

: Land clearing

Litbang

: Penelitian dan pengembangan

LOA

: Logged over areas

Musrenbangnas

: Musyawarah pembangunan nasional

Kemenhut

: Kementerian Kehutanan

KPH

: Kesatuan pengelolaan hutan

Rakorenbanghutda : Rapat koordinasi perencanaan pembangunan kehutanan
daerah
Rakorenbanghutreg : Rapat koordinasi perencanaan pembangunan kehutanan
regional
Pohon jati raksasa di CA Pagerwunung
Darupono, Jawa Tengah

RE

: Restorasi ekosistem

Renja

: Rencana kerja

Renstra

: Rencana strategis

RHL

: Rehabilitasi hutan dan lahan

RKTN

: Rencana kehutanan tingkat nasional

RPDAST

: Rencana pengelolaan DAS terpadu

Rtk

: Rencana teknik

PHKA

: Perlindungan hutan dan konservasi alam

RTRW

: Rencana tata ruang wilayah

PNBP

: Pendapatan negara bukan pajak

PPN

: Perencanaan Pembangunan Nasional

PNS

: Pegawai Negeri Sipil

PSDH

: Provisi sumberdaya hutan

SDA

: Sumberdaya alam

SDH

: Sumberdaya hutan

SM

: Suaka margasatwa

SVLK

: Sistem verifikasi legalitas kayu

TB

: Taman buru

TN

: Taman nasional

TSP

: Temporary sampling plot

PSP

: Permanent sampling plot

UPT

: Unit pelaksana teknis

vii | R e n c a n a   K e r j a   2 0 1 3  
 

       

 

 

I. PENDAHULUAN
Capaian pembangunan 2011 : nilai dan jumlah eksport produk kehutanan; jumlah hotspot yang ditekan dan lokasi
perambahan yang berhasil diselesaikan; spesies terancam punah yang populasinya telah ditingkatkan; jumlah KPH yang
telah dibangun; kerjasama kemitraan yang telah dibangun dalam rangka pemberdayaan masyarakat; luas HKm dan HD
yang telah dibangun; dan jumlah PNBP yang diterima.

Keterangan gambar (dari kiri-kanan) : Orangutan di TN. Kutai, Kalimantan Timur; KBR di Ternate, Maluku Utara; view
di TN. Gn. Rinjani, Nusa Tenggara Barat; KHDTK Cikole, Jawa Barat; Enggang di TN. Kutai, Kalimantan Timur; log
yard di PT. BFI, Kalimantan Timur; silvikultur intensif di PT. BFI, Kalimantan Timur; keramba kepiting di TN. Kutai,
Kalimantan Timur.

A.

 

UMUM
1.

Mekanisme Penyusunan
Proses penyusunan Renja Kemenhut tahun 2013 diawali : (1) identifikasi capaian pembangunan kehutanan

hingga tahun 2011, yang diukur dari pencapaian indikator kinerja kegiatan (IKK); dan (2) identifikasi isu-isu strategis
dan arah pembangunan untuk menyelesaikan permasalahan dalam pencapaian IKK. Kedua hal ini dilakukan bersama
antara Kemenhut dan Kemen PPN/Bappenas, sebagai dasar penentuan rancangan pembangunan tahun 2013, termasuk
di dalamnya adalah penentuan insiatif baru dan mengawal pelaksanaan inisiatif baru tahun sebelumnya. Kegiatan ini
dilakukan pada 13-14 Januari 2012.
Selanjutnya, hasil identifikasi dan rancangan tahun 2013 dikonsultasikan di setiap provinsi melalui
Rakorenbanghutda melibatkan UPT Kemenhut, Dishut (atau dinas yang menangani urusan kehutanan)
kabupaten/kota dan provinsi pada bulan Februari-Maret 2012, dan di tingkat regional (Rakorenbanghureg) pada
bulan Maret-April 2012. Hasil dari identifikasi ini digunakan sebagai dasar pertemuan tiga pihak (Kemenhut, Kemen
PPN/Bappenas dan Kemenkeu) untuk merancang indikasi capaian pembangunan kehutanan dan pagu indikatif, pada
tanggal 10 April 2012.
Musrenbangnas yang diselenggarakan oleh Kemen PPN/Bappenas pada tanggal 25-26 April 2012 dihadiri oleh
seluruh Gubernur, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Kadin dan Perguruan Tinggi, digunakan sebagai
forum untuk menajamkan rancangan pembangunan sektor kehutanan. Acara ini didahului pertemuan tiga pihak
(Kemenhut, Kemen PPN/Bappenas dan Bappeda Provinsi) untuk menyepakati capaian pembangunan kehutanan dan
alokasi anggaran di seluruh provinsi (Pra Musrenbangnas) tanggal 16-21 April 2012.
Dengan demikian, dari keseluruhan proses ini diharapkan seluruh capaian pembangunan kehutanan 2013
menjadi bagian yang utuh dari pembangunan nasional (ditunjukkan dengan adanya RKP tahun 2013) yang prosesnya
sejauh mungkin melibatkan pemangku kepentingan untuk meningkatkan partisipasi dalam pelaksanaannya.

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan 2013 | 2  
 

2.

 

Sistematika Penyajian
Renja Kemenhut tahun 2013 ini disajikan diawali dengan mekanisme penyusunan sehingga proses yang

ditempuh dapat dipelajari dan diperbaiki kelemahannya, dan diketahui keterlibatan para pihak sehingga dapat
memperluas dukungan dalam pembangunan kehutanan.

Bagian
selanjutnya
disampaikan
Renstra
Kemenhut tahun
2010-2014 untuk
membawa
dan

arah

kebijakan

pembangunan
kehutanan secara
makro,
dilengkapi
dengan
dan

posisi
dukungan

pembangunan
kehutanan dalam
pembangunan
nasional.
Selanjutnya,
disajikan capaian
pembangunan
kehutanan tahun
2011

untuk

mengetahui
perkembangan
posisi
pembangunan
kehutanan
tahunan. Hasil-hasil pembangunan sejauh mungkin tidak menampilkan hal-hal yang bersifat rutin, akan tetapi kinerja
terkait adanya pelaksanaan tugas fungsi.
Bagian selanjutnya adalah tantangan yang ada dengan adanya capaian yang telah dihasilkan,

sehingga

membawa arah terhadap kinerja yang diharapkan di tahun 2013. Di bagian akhir disajikan komitmen dan arahan
Menteri Kehutanan.

 
Rencana Kerja Kementerian Kehutanan 2013 | 3  
 

B.

PENCAPAIAN HINGGA

2011 DAN PERKIRAAN
PENCAPAIAN 2012
IKU pembangunan kehutanan
tahun

2010-2014,

sebagaimana

disebutkan dalam Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor : P.6/MenhutII/2011, adalah : (1) Tata batas
kawasan hutan sepanjang 25.000 km
yang meliputi batas luar dan batas
fungsi kawasan hutan (di dalam
inisiatif baru disebutkan target tata
batas

menjadi

63.000

km);

(2)

Wilayah KPH ditetapkan di setiap
provinsi dan beroperasinya 120 KPH
(20%

wilayah

KPH

yang

telah

ditetapkan); (3) Data dan informasi
sumberdaya hutan tersedia sebanyak
5 judul; (4) Penambahan luas areal
pencadangan ijin usaha pemanfaatan
hutan tanaman (HTI/HTR) seluas 3
juta ha; (5) Penerbitan IUPHHKHA/RE pada areal bekas tebangan (LOA) seluas 2,5 juta ha; (6) Produksi industri hasil hutan yang bersertifikat
legalitas kayu meningkat sebesar 50%; (7) Jumlah hotspot kebakaran hutan menurun 20% setiap tahun, dan penurunan
konflik, perambahan kawasan hutan, illegal logging dan wildlife traficking

sampai dengan di batas daya dukung

sumberdaya hutan; (8) Populasi spesies prioritas utama yang terancam punah meningkat sebesar 3% dari kondisi tahun
2008 sesuai ketersediaan habitat; (9) Rencana pengelolaan DAS terpadu sebanyak 108 DAS prioritas; (10) Tanaman
rehabilitasi pada lahan kritis di dalam DAS prioritas seluas 2,5 juta ha; (11) Terbangunnya HKm seluas 2 juta ha; (12)
Terbangunnya HD seluas 500.000 ha; (13) Penyediaan teknologi dasar dan terapan silvikultur, pengolahan hasil hutan,
konservasi alam dan sosial ekonomi guna mendukung pengelolaan hutan lestari sebanyak 25 judul; (14) Terbentuknya
50 kerjasama kemitraan melalui peningkatan peran serta pelaku utama dan pelaku usaha dalam pemberdayaan
masyarakat; (15) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur Kemenhut dan SDM kehutanan lainnya minimal
sebanyak 15.000 orang peserta; (16) Penanganan perkara, pemulihan hak-hak negara bidang kehutanan minimal
menang sebesar 80% di akhir tahun 2014; (17) Opini laporan keuangan Kemenhut tahunan “wajat tanpa pengecualian”
mulai laporan keuangan tahun 2011; dan, (18) Kelemahan administrasi dan pelanggaran terhadap peraturan
perundangan diturunkan sampai 50%, serta potensi kerugian negara diturunkan hingga 25%.
Hingga tahun 2011, pembangunan kehutanan telah berhasil menurunkan laju deforestasi dan degradasi
menjadi sebesar 0,45 juta ha/tahun pada periode 2009-2011. Laju deforestasi dan degradasi hutan periode 2006-2009
sebesar 0,83 juta ha/tahun dan periode 2003-2006 sebesar 1,17 juta ha/tahun. Berikut ini disajikan capaian
pembangunan kehutanan di setiap program pembangunan yang dilaksanakan oleh Kemenhut :

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan 2013 | 4  
 

1.

Perencanaan Makro Bidang Kehutanan
dan Pemantapan Kawasan Hutan
Untuk memantapkan kawasan hutan

dan menurunkan lanju deforestasi dan degradasi
hutan

telah

dilakukan

penataan

batas

dan

pembangunan KPH. Pada tahun 2011 telah
dilakukan penataan batas luar dan batas fungsi
sepanjang 5.148,83 km pada tahun 2011 (Tabel 1).
Pada tahun 2012, target tata batas yang akan
diselesaikan 16.000 km, meningkat signifikan
dengan adanya kegiatan inisiatif baru. Hal ini
diharapkan dapat menyelesaikan konflik pemanfaatan kawasan hutan dan penyelesaian RTRW Provinsi dan RTRW
Kabupaten/Kota.

Tabel 1. Capaian tata batas dan KPH
IKU

Target Renstra

Capaian 2010

Capaian 2011

Perkiraan 2012

JumlahHingga
2012

Tata batas
KPH

63.000 km

3.366

5.148,83

16.000

24.514,83

120

9

12

39

60

Sebagai arahan perencanaan makro penyelenggaraan kehutanan, arahan makro pemanfaatan dan penggunaan spasial
atau ruang dan potensi kawasan hutan untuk pembangunan kehutanan dan di luar kehutanan telah diselesaikan RKTN Tahun
2011-2030 yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Kehutanan No. 49 Tahun 2011. Selanjutnya, sebagai tindak lanjut
Inpres Nomor 10 Tahun 2011, Menteri Kehutanan telah melakukan penundaan izin seluas 65,28 juta ha berdasarkan
Penetapan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru Pemanfaatan Hutan, Penggunaan Kawasan Hutan dan Perubahan
Peruntukan Kawasan Hutan dan Areal Penggunaan Lain (Revisi II).
2.

Peningkatan Usaha Kehutanan
Perkembangan

IUPHHK-HT

cenderung

meningkat dibandingkan IUPHHK-HA, hal ini
sesuai dengan skenario soft landing yang lebih
mengutamakan pemanfaatan kayu yang berasal dari
hutan

tanaman

dibandingkan

hutan

alam.

Perkembangan ini juga diikuti dengan adanya
IUPHHK-RE

dan

IUPHHK-HTR.

Hal

ini

sebagai bentuk kontribusi kehutanan dalam
mengurangi laju deforestasi dan degradasi hutan
alam

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan 2013 | 5  
 

Tabel 2. Capaian kinerja Program Peningkatan Usaha Kehutanan

IKU

Target RENSTRA

Capaian 2010

Capaian 2011

Perkiraan 2012

JumlahHingga
2012

5%

1%

0,84%

1%

2,84%

2.500.000 ha

347.663

528.187 ha

450.000 ha

1.325.850 ha

2.650.000 ha

457.758 ha

401.206

500.000 ha

1.358.964 ha

100%

20%

20%

20%

60%

10%

2%

2,14%

2%

6,14%

50%

8,57%

38,22%%

10%

56,79%

Produksi hasil hutan kayu
meningkat
Penerbitan IUPHHK-HA dan atau
RE pada LOA
Areal tanaman pada hutan
tanaman
Areal hutan produksi tertata dalam
unit-unit pengelolaan KPHP dan
usaha pemanfaatan
PNBP dari investasi pemanfaatan
hutan produksi meningkat
Produksi industri hasil hutan yang
bersertifikat legalitas kayu

Ijin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu untuk kapasitas di atas 6.000 m3 meningkat dibanding tahun
2010. Pemenuhan bahan baku untuk industri secara nasional juga meningkat di tahun 2011 yaitu sebesar 47,4
juta m3, peningkatan ini berasal dari stock di IPHHK, IUPHHK-HTI dan hutan rakyat (Tabel 3).
Tabel 3. Perkembangan pemenuhan bahan baku
Tahun

Komponen
Realisasi Pemenuhan Bahan Baku (m3)

2009

2010

2011

37.590.339,67

44.256.753,95

47.424.309,19

a. Stock di IPHHK (m3)

2.763.664,72

2.086.987,09

4.348.848,99

b. IUPHHK-HA (m3)

4.642.569,29

5.285.445,07

5.088.695,42

c. IUPHHK-HTI (m3)

18.953.483,19

18.561.413,95

19.840.678,96

6.349.279,40

13.571.293,20

13.591.697,28

87.827,81

98.002,96

104.776,60

d. LC Penyiapan Lahan HTI (m3)
e. Perum Perhutani
f. ILS/IPK (m3)

482.781,59

736.727,23

600.597,53

3.204.735,56

2.769.547,53

2.831.619,62

h. Kayu perkebunan (m3)

595.460,71

469.264,47

428.239,51

i. Impor kayu bulat (m3)

12.482,33

46.618,38

9.782,76

4.451,91

4.524,15

-

k. Pemilik/Pedagang Hasil Hutan KB

252.250,73

187.995,05

87.861,61

l. IPHHK Lain (m3)

238.275,29

438.934,87

491.510,93

g. Hutan Rakyat (m3)

j. Hasil Lelang (m3)

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan 2013 | 6  
 

Produksi kayu olahan tahun 2011 sebesar 6,8 juta m3 dan 6,2 ton pulp, meningkat dibanding tahun 2010,
demikian halnya volume ekspor produk kehutanan. Pada tahun 2011 ekspor produk kayu sebesar 3,98 juta m3,
sedangkan tahun 2010 sebesar 2,7 juta m3 (nilai ekspor pada Tabel 4).
Tabel 4. Perkembangan ekspor produk kehutanan
Tahun

Komponen
Nilai ekspor produk kehutanan (US$)

2009

2010

2011

1.368.727.561

1.495.422.341

2.318.286.186

- Kelompok Kayu Gergajian (US$)

25.090.385

19.666.877

32.378.632

- Veneer (US$)

13.157.181

12.292.895

21.624.030

248.364.665

283.313.733

406.850.678

1.529.544

1.850.063

1.283.172

14.481.954

10.150.633

13.045.351

882.539.146

1.001.904.745

1.618.275.741

-

-

-

2.376.192

2.674.160

3.882.386

178.795.431

163.148.291

218.965.361

-

54.333

-

2.393.063

2.282.409

1.980.835

- Moulding (US$)
- Papan Partikel (US$)
- Papan Fiber Kayu (US$)
- Kayu Lapis (US$)
- Kayu yg dipadatkan (US$)
- Peti, kotak, drum, pengemas (US$)
- Kayu pertukangan (US$)
- Produk kayu lainnya (US$)
- Bangunan Prefabrikasi (US$)

3.

 

Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan
Upaya

menurunkan

konflik dan tekanan terhadap
TN dan kawasan konservasi
lainnya (CA, SM, TB, HL) telah
dilakukan sebesar 3,20% (dari
target 2% di tahun 2011). Selain
itu,

pengelolaan

ekosistem

esensial

telah

ditingkatkan

sebesar

4%,

penanganan

perambahan 4% dan restorasi
ekosistem di 5 lokasi (dari target
4 lokasi hingga 2014) (Tabel 5).
Tabel 5. Capaian pengelolaan ekosistem esensial dan penyelesaian perambahan
2010

2011

Pengelolaan ekosistem esensial

3 lokasi (Karst DIY
dan Sulsel, Lahan basah
di Danau Sentarum)

4 lokasi (forum kerjasama di SM
Pulau Rambut, DKI; Pantai Timur,
Jatim; Karst Sangkulirang, Kaltim;
SM Jamursba Medi, Papua

Penanganan perambahan di 12
provinsi

2 Lokasi
(Riau dan Lampung)

2 lokasi
(TN. BBS, Lampung dan SM
Langkat Timur Laut, Sumut)

2012
(Perkiraan hingga akhir tahun)
3 lokasi (Ekosistem mangrove untuk
melindungi burung migran di Pulau
Rupat, Riau; Ekosistem kars di
Pangandaran , Ciamis, Jabar; Ekosistem
lahan basah di Tulang Bawang,
Lampung)
2 lokasi

Spesies terancam punah telah berhasil ditingkatkan populasinya, 9 diantarnya melebihi target, yaitu : Banteng,
Badak Jawa, Anoa, Owa Jawa, Bekantan, Jalak Bali, Maleo, Elang Jawa dan Kakatua Jambul Kuning. Spesies lainnya
berhasil meningkat namun belum mencapai target sebesar 1%.

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan 2013 | 7  
 

18.52

 
 
 
 
 

populasi spesies terancam pun
nah (%)
Peningkatan p

10.62

 

3.338

 

18.42

3.92
0.88

0.96

Bantteng Badak Jawaa Hariamau
G
Gajah
Sumatera Su
umatera

1.51

0.733
usa
Babiru

Anoa

3.888

0.5
0

0.99

Owa Jawa Oran
ngutan Bekantaan
Kalim
mantan

Komodo

J
Jalak
Bali

Maleo

3.51

2.28

Elang Jawa Kakatua
Jambul
Kuning

Investasi peemanfaatan tu
umbuhan dan satwa liar taahun 2011 seb
besar Rp. 2588,43
milyaar, meningkat dibanding tah
hun 2010. Kon
ndisi yang sama terjadi di lem
mbaga konservvasi,
investtasi meningkaat menjadi Rp.183,7
R
milyaar dibanding tahun 2010 sebesar Rp.1777,1
milyaar.
Jumlah hottspot terus diiturunkan. Hingga
H
31 Deesember 20111 jumlah hottspot
menu
urun sebesar 36%
3
dari reraata hotspot taahun 2005-20009. Seiring deengan penuru
unan
jumlaah hotspot, luass kawasan hutan yang terbakar berhasil d
ditekan pada taahun 2011 sebesar
42,22 persen (7.090,,38 ha) dari rerrata tahun 20005-2009 (12.2722,67 ha).
PNBP pengu
usahaan pariw
wisata alam pad
da tahun 20111 ditingkatkan
n menjadi Rp 22,2
2
miliarr. Sebagai perrbandingan, pada tahun 2008 PNPB seb
besar Rp 5,9 miliar. Selain itu
dalam
m rangka pengeembangan pem
manfaatan jasaa lingkungan, d
dilakukan kerjjasama/izin ussaha
peman
nfaatan jasa liingkungan airr baru di TN Manupeu Tan
nadaru, TN Gunung
G
Halim
mun
Salak,, TN Gunung Rinjani dan di
d TN Gunungg Gede Pangraango.

 
 
 
 
 
4.

 

P
Peningkatan
n Fungsi dan
n Daya Du
ukung Daeraah Aliran
S
Sungai
(DAS
S) berbasis Peemberdayaan
n Masyarakatt

Upayaa pemulihan hutan dan laahan telah berrhasil mengurrangi lahan
kritis sebesarr 2,9 juta ha (angka tahun 2006 seluas 30,1
3
juta ha, tahun
t
2011
seluas 27,2 juta ha). Upaaya ini telah dilakukan an
ntara lain reh
habilitasi di
osistem), dan rehabilitasi
kawasan hutan (termasuk di dalamnya restorasi eko
bit Rakyat
lahan kritis (termasuk di dalamnya peenanaman hassil Kebun Bib
Tahun 2010) (Tabel 6).

Rencana Kerja Kementerian Kehu
utanan 2013 | 8  
 

Tabel 6. Capaian rehabilitasi
2010

2011

2012
(Perkiraan hingga akhir
tahun)

Rehabilitasi hutan di DAS
piroitas (ha)

-

Rehabilitasi lahan kritis di DAS
prioritas (ha)

100.743

100.000

400.608

399.000

Pembuatan hutan kota (ha)

-

1.395

1.000

Rehabilitasi hutan
mangrove/hutan pantai (ha)

-

10.401

Dimasukkan ke dalam
target rehabilitasi lahan
kritis

Untuk mewujudkan pengelolaan DAS terpadu, hingga tahun
2011, telah disusun RPDAST pada 70 DAS prioritas. Partisipasi dan
akses masyarakat dalam produksi hasil hutan terus dilakukan melalui
pengelolaan HKm dan HD, serta HR kemitraan (Tabel 7).
Tabel 7. Capaian HKM, HD dan HR
IKU
Pengelolaan pembangunan
HKm dan HD

Target RENSTRA

Capaian 2010

Capaian 2011

Perkiraan 2012

JumlahHingga
2012

2.500.000 ha

528.507 ha

508.170,9 ha

500.000 ha

1.536.677,9 ha

250.000 ha

51.506 ha

50.651,89 ha

50.000 ha

151.157,89 ha

Terfasilitasinya HR

5.

Penyuluhan dan pengembangan SDM kehutanan
Dalam rangka meningkatkan sasaran pemberdayaan masyarakat, pada tahun 2011 telah dibangun 21 kerjasama

kemitraan.

Sebanyak

kerjasama

kemitraan

industri

dan

19
antara

kelompok

masyarakat pada 19 perusahaan
di

enam

Sumatera

provinsi,
Utara,

yaitu
Jambi,

Sumatera Selatan, Jawa Barat,
Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Sebanyak 1 kerjasama dilakukan
dengan perguruan tinggi dan
organisasi masyarakat.
Kelompok
masyarakat

telah

produktif
dibentuk

sebanyak 95 kelompok di tahun
2011 (dari target 100 kelompok). Sertifikasi penyuluh juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas penyuluhan bagi
209 orang, yang hasilnya 189 orang dinyatakan lulus dan berhak mendapatkan sertifikat.

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan 2013 | 9  
 

Tabel 8. Kinerja Program Penyuluhan dan pengembangan SDM kehutanan

IKU
Kerjasama kemitraan
Kelompok masyarakat produktif
mandiri
Sertifikasi penyuluh
Diklat
Pendidian menengah

Target Renstra

Capaian 2010

Capaian 2011

Perkiraan 2012

JumlahHingga
2012

50 kerjasama

2 kerjasama

19 kerjasama

10 kerjasama

31 kerjasama

500 kelompok

14 kelompok

95 kelompok

100 kelompok

209 kelompok

1.500 orang

-

209 orang

500 orang

709 orang

15.000 orang

4.679 orang

4.231 orang

3.000 orang

11.910 orang

1.425 orang

285 orang

285 orang

285 orang

855 orang

Selanjutnya untuk meningkatkan kualitas kerjasama, pada tahun 2011 telah dilakukan diklat pendampingan
masyarakat sebanyak 5.000 orang. Jumlah ini yang secara siginifikan memperbesar capaian untuk indikator dari target
sebesar 3.000 orang menjadi 9.231 orang di tahun 2011 (diluar diklat pendampingan, capaian diklat aparatur dan non
aparatur sebesar 4.231 orang).

6.

Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan

Pada tahun 2011, Badan Litbang Kehutanan telah melaksanakan dan merealisasikan 5 kegiatan utama, yaitu : (1)
Litbang konservasi dan rehabilitasi, yaitu hutan alam produksi lahan kering, hutan rawa gambut, hutan mangrove,
konservasi flora, fauna dan mikro-organisme, model pengelolaan kawasan konservasi berbasis ekosistem, pengelolaan
DAS dan pengelolaan sumbardaya lahan dan air pendukung DAS; (2) Litbang peningkatan produktivitas hutan, yaitu
hutan tanaman kayu perkakas, hutan tanaman kayu pulp, hutan tanaman kayu energi, pemuliaan tanaman hutan,
HHBK FEM (food, energy dan medicine) dan HHBK Non-FEM; (3) Litbang keteknikan kehutanan dan pengolahan
hasil hutan, yaitu sifat dasar kayu dan HHBK, keteknikan dan pemanenan hasil hutan, pengolahan hasil hutan kayu,
pengolahan HHBK dan perekayasaan alat dan substitusi bahan pembantu; dan (4) Litbang perubahan iklim dan
kebijakan, yaitu manajemen lansekap berbasis DAS, Hutan kota/ lansekap perkotaan, ekonomi dan kebijakan REDD,
perhitungan emisi GRK kehutanan, adaptasi bioekologi dan sosekbud terhadap perubahan iklim, tatakelola kehutanan
dan tatakelola industri dan perdagangan hasil hutan .

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan 2013 | 10  
 

7.

Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kehutanan
Kegiatan pengawasan terhadap keuangan dan kinerja telah dilakukan dengan keluaran sebanyak 342 LHA atau

mencapai mencapai 124,36% dari rencana 275 LHA. Hasil dari pelaksanaan audit sesuai dengan IKU Inspektorat
Jenderal disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Perkembangan hasil audit
Tahun

Komponen
Pelanggaran terhadap peraturan perundangan
Hambatan terhadap pelaksanaan tugas pokok fungsi
Kelemahan administrasi
Potensi kerugian negara (Rp)

2010
7,26%

2011
4,19%

13,46%

10,24%

24,60%

29,57%

6,85%

8,92%

8.

Dukungan

Pelaksanaan

Tugas

Manajemen
Teknis

dan

Lainnya

Kementerian Kehutanan.
PNBP Kemenhut Tahun 2011 sebesar
Rp.3,26 trilyun, meningkat dibanding tahun
2010 (Rp.3,03 trilyun) (Tabel 10).

Tabel 10. Perkembangan penerimaan negara bukan pajak
Tahun

Komponen
2009

2010

2011

2.397.581.426.000

3.027.118.614.216,93

3.258.234.428.088,75

1.455.081.056.972

1.635.335.683.648,93

1.720.288.868.765,89

b. PSDH

674.358.139.368

797.324.738.602,00

868.554.324.130,00

c. IIUPH

74.179.913.501

271.527.597.764,00

119.261.871.703,00

648.803.380

91.902.000,00

0,00

Realisasi PNBP Kemenhut
1. PNBP SDA
a. DR

d. DPH
e. DPEH

418.686.800

135.238.800,00

4.254.460.392,00

f. IASL/TA

7.878.454.120

6.100.854.645,00

5.412.676.248,00

g. Pungutan masuk Obyek WA

6.653.144.380

19.444.242.426,00

24.565.610.499,00

0

33.869.834.201,00

97.295.159.593,00

169.536.525.729

175.854.019.948,00

315.672.169.228,00

904.387.000

778.500,00

0,00

0,00

294.319.660,00

102.922.500,00

196.306.000

1.076.858.586,00

118.212.233,00

7.726.108.750

0,00

78.512.251,86

2. PNBP Lainnya
a. Ganti Rugi Nilai Tegakan
b. Penggunaan Kawasan Hutan
c. Tempat Hiburan/Taman/
Museum/PUPA
d. PIPPA
e. IHUPA
f. Pendapatan Lainnya

Jumlah perusahaan yang mengembalikan piutang untuk HTI meningkat di tahun 2011 (sebanyak 32 unit) dari tahun
2010 (28 unit). Kondisi yang sama terjadi tahun 2011 untuk piutang dalam bentuk KUK DAS, KUHR dan KUPA (Tabel 11).
Realisasi komitmen penyaluran dana bergulir untuk mendorong pembangunan HTR terus mengalami peningkatan. Tahun
2011 sebesar Rp.30.007.545.490 dan tahun 2010 sebesar Rp.5.119.140.000. Dengan demikian, secara kumulatif, realisasi
komitmen penyaluran sebesar Rp.35.126.685.490,-.

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan 2013 | 11  
 

Tabel 11. Perkembangan penyelesaian piutang
Tahun

Komponen
2009

2010

2011

Penyelesaian Piutang
1. HTI
a. Jumlah PHTI (unit)

92

92

92

b. Realisasi Penyaluran (Rp)

1,139,117,857,705.60

1,139,117,857,705.60

1.139.117.857.705,60

c. Realisasi Pengembalian (Rp)

1,047,721,745,690.87

1.128.228.850.164,10

1.192.432.804.786,61

d. Jumlah Pengembalian (unit)

23

28

32

1,091,866,283,253.19

1.044.483.498.249,68

1.002.066.672.579,56

199,742,968,388

199,658,247,728.46

201.782.786.790,12

15,224,327,281.70

30,495,883,244.50

81.663.007.815,58

184.518.641.106,20

169,162,364,483.83

167.995.359.152,89

317,891,923,289.62

317,891,923,289.62

955.496.416.810,20

0

0

218.930.304.290,94

e. Sisa Pinjaman (Rp)
2. KUK DAS, KUHR, KUPA
a. Realisasi Penyaluran (Rp)
b. Realisasi Angsuran (Rp)
c. Sisa Pinjaman (Rp)
3. PSDH dan DR
a. Jumlah Tunggakan (Rp)
b. Realisasi Pembayaran (Rp)

C.

 

SUMBERDAYA MANUSIA
Kemenhut memiliki pegawai sebanyak 17.456 orang (per Juni 2012), yang komposisinya : 121 orang (0,7%)
berpendidikan S3, S2 sebanyak 1501 orang (8,6%) , S1/D4 sebanyak 5.290 orang (30,3%), D3 sebanyak 1.136 orang
(6,5%), SLTA sebanyak 8.588 orang (42.9%), SLTP sebanyak 427 orang (2,4%) dan SD sebanyak 393 orang (2,3%) .
Kompoisi pegawai berdasarkan golongan di tampilkan pada Tabel 12.
Selain itu di tingkat lapangan terdapat sumberdaya manusia non aparatur kehutanan yang eksistensinya
berperan nyata dalam keberhasilan pembangunan kehutanan. Sebagai contoh adalah penyuluh kehutanan swadaya
masyarakat (PKSM) sebanyak 2.505 orang, Manggala Agni, pengaman hutan swakarsa, kader konservasi, kelompok
tani hutan (KTH) sebagai pelaku utama kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, dan lain-lain.

Tabel 12. Komposisi pegawai
Unit Kerja
Pusat
• Laki-laki
• Perempuan
UPT
• Laki-laki
• Perempuan
BUMN
• Laki-laki
• Perempuan
Jumlah
• Laki-laki
• Perempuan

Golongan
IV

III

II

Jumlah

I

Total
3.482

432
147

1.379
903

416
149

54
2

2.281
1201

360
77

5.976
1.846

4530
713

257
14

11.123
2.650

9
1

98
14

64
8

7
0

178
23

801
225

7.453
2.763

5.010
870

318
16

13.582
3.874

13.773

201

17.456

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan 2013 | 12  
 

Hingga saat ini, Kemenhut masih kekurangan pegawai sebanyak 8.550 orang, namun berdasarkan Peraturan
Bersama Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, dan
Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/M.PAN-RB/8/2011, 800-632 Tahun 2011 dan 141/PMK.01/2011 tentang
Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil, bahwa dalam rangka penataan PNS dan penghematan
anggaran belanja pegawai dilakukan penundaan sementara penetapan tambahan formasi untuk penerimaan CPNS
terhitung sejak 1 September 2011 sampai dengan 31 Desember 2012, sehingga tidak terdapat penerimaan CPNS
Kemenhut untuk tahun 2011 dan 2012. Lebih lanjut, kekurangan pegawai tersebut akan diusulkan ke Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk tahun 2013.
Hasil konsultasi dengan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terkait
dengan penundaan sementara penerimaan calon (PNS) yang dituangkan dalam Peraturan Bersama Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan tanggal 24
Agustus 2011, yang termasuk kategori jabatan khusus dan mendesak dapat dikecualikan. Jabatan khusus dan mendesak
itu adalah fungsional Polisi Kehutanan, fungsional Pengendali Ekosistem Hutan dan fungsional Penyuluh Kehutanan.  

 

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan 2013 | 13  
 

     
 

 

 

II. TANTANGAN DAN SASARAN 2013
Tantangan kedepan : (1) belum adanya pengelolaan hutan di tingkat tapak yang mengakibatkan penebangan liar, perambahan serta
kegiatan penambangan dan perkebunan liar; (2) konflik kawasan, mengakibatkan minat investasi kurang. Upaya yang dilakukan tahun
2013 adalah mendorong pengelolaan di tingkat tapak dengan melanjutkan insiatif baru untuk penataan batas dan operasionalisasi KPH

Keterangan gambar (dari kiri-kanan) : pembukaan kawasan di TN. Kutai, Kalimantan Timur; penebangan liar di TN. Betung
Kerihun, Kalimantan Barat; kebun bibit di PT. BFI, Kalimantan Timur; kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah;
Enggang Klihingan di TN. Kutai, Kalimantan Timur.

A.

 
TANTANGAN DAN STRATEGI
Tantangan utama yang dihadapi adalah peningkatan jumlah penduduk yang berakibat pada peningkatan kebutuhan

akan lahan, serta semakin tingginya harga beberapa komoditas (kakao, sawit, karet dan bahan tambang). Hal ini memicu
adanya : (1) Konflik lahan dengan masyarakat terkait dengan perambahan, serta penggunaan kawasan hutan non prosedural;
(2) Kebakaran hutan dan lahan; (3) berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor; dan, (4) Adanya kampanye yang
menghalangi ekspor hasil hutan Indonesia termasuk pulp dan kertas, dengan memojokkan aspek lingkungan pengelolaan
hutan Indonesia.
Hutan produksi yang belum
dibebani hak/izin (open access) juga
rentan

terhadap

perambahan

dan

penebangan liar dan juga kegiatan liar
lainnya seperti penambangan liar dan
perkebunan

liar.

Sementara

itu,

penegakan hukum atas pelanggaranpelanggaran di bidang kehutanan belum
optimal. Selain itu, tata batas yang belum
selesai juga menyebabkan ketidakjelasan
status kawasan hutan. Hal ini memicu
konflik

kawasan

pemerintah

dengan

hutan
swasta

antara
dan

masyarakat. Selain itu, tata batas yang
belum definitif menghambat persetujuan
substantif untuk penyelesaian rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten. Tantangan lainnya adalah kesenjangan
kompetensi SDM kehutanan dalam mengawal kinerja pembangunan di tingkat lapangan.
Upaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tantangan di atas adalah mendorong pengelolaan di tingkat tapak
dalam bentuk kesatuan pengelolaan hutan (KPH) dan percepatan penataan batas kawasan hutan. Hingga 2014, akan didorong
penyelesaian penataan batas seluruh kawasan hutan di Indonesia dan mendorong beroperasinya 120 KPH. Upaya ini secara
langsung diharapkan dapat mendorong minat investasi di bidang kehutanan karena terkait dengan kepastian usaha di bidang
kehutanan, mengurangi konflik kawasan hutan antara pemerintah dengan swasta dan masyarakat. Selain itu, akan didorong
persetujuan substantif untuk penyelesaian rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten.

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan 2013 | 15  
 

Untuk menangkal upaya negara pesaing menghalangi
eskpor hasil hutan, dilakukan kampanye tandingan guna
meluruskan pandangan sebagian kalangan internasional yang
kurang memahami dinamika kebijakan pembangunan kehutanan
Indonesia yang pro growth, pro job, pro poor dan pro environment,
antara lain keberhasilan mengembangkan SVLK.

B.

SASARAN 2013
Sasaran

pembangunan

untuk

peningkatan

produksi di bidang kehutanan adalah: (i) HP tertata ke dalam unitunit pengelolaan berupa KPHP di 18 provinsi, (ii) produksi hasil
hutan kayu dan HHBK/jasa lingkungan meningkat sebesar 1%,
(iii) IUPHHK-HA/RE pada logged over area seluas 650.000 ha, (iv)
areal pencadangan ijin usaha pemanfaatan hutan tanaman seluas
750.000 ha dan bertambahnya areal tanaman pada hutan tanaman
seluas 600.000 ha, (v) pemenuhan bahan baku dari hutan tanaman dan limbah meningkat sebesar 15%, (vi) terbangunnya
HKm dan HD seluas 500.000 ha, (vii) terbangunnya HR kemitraan untuk bahan baku kayu industri pertukangan seluas
50.000 ha, (viii) sertifikasi penyuluh kehutanan sebesar 500 orang, dan (ix) terselenggaranya pendidikan dan pelatihan aparatur
Kemenhut dan SDM kehutanan lainnya sebanyak 3.000 orang.
Untuk peningkatan konservasi dan rehabilitasi sumber daya hutan, sasaran pembangunan adalah: (i) terselesaikannya
tata batas kawasan hutan (batas luar dan fungsi) sepanjang 19.000 km, (ii) beroperasinya KPH sebanyak 30 unit, (iii)
meningkatnya hasil rehabilitasi hutan dan lahan seluas 500.000 ha, dan (iv) penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu di
2 DAS prioritas. Sasaran pembangunan lainnya adalah: (v) menurunnya konflik dan tekanan terhadap TN dan kawasan
konservasi lainnya (CA, SM, TB, HL) sebesar 1%, (vi) meningkatnya populasi spesies prioritas utama yang terancam punah
sebesar 0,5%, dan (vii) menurunnya hotspot di Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, dan Pulau Sulawesi sebesar (kumulatif)
59,20% dan luas kebakaran hutan sebesar 40%, masing-masing dari rerata tahun 2005-2008.

C.

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2013
IKU Kemenhut tahun 2013 adalah : (1) Tata batas

kawasan hutan (batas luar dan fungsi) sepanjang 19.000 km; (2)
Beroperasinya KPH sebanyak 30 unit; (3) Data dan informasi
geospasial dasar dan tematik kehutanan terkini tingkat nasional
sebanyak 1 judul; (4) Penambahan luas areal pencadangan ijin
usaha pemanfaatan HTI/HTR seluas 750.000 juta ha; (5)
Penerbitan

IUPHHK-HA/RE pada logged over area seluas

650.000 ha; (6) Produk industri hasil hutan yang bersertifikat
legalitas kayu meningkat 10%; (7) Jumlah hotspot di Pulau
Kalimantan-Sumatera-Sulawesi

turun

sebesar

(kumulatif)

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan 2013 | 16  
 

59,20% dan luas kebakaran hutan turun (kumulatif) sebesar 40