Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Minum Roh Kudus (Suatu Tinjauan Teologis terhadap Penghayatan Roh Kudus Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan di Semarang) T1 712007042 BAB V

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pada akhirnya, bahwa dalam keseharian kita diperhadapkan dengan Gereja yang
nampak dan tidak nampak. Gereja nampak, dalam fungsi Gereja sebagai lembaga atau institusi,
sebagai organisasinya: kebaktian hari minggu, katekisasi, dalam pengakuan dan perbuatan,
dalam pelayanan Firan dan sakramen-sakramen, dan pelayanan lainnya. Sedankan, Gereja yang
tidak nampak karena pada dasarnya bersifat spiritual, Gereja tidak dapat dilihat dengan mata
jasmani. Akan tetapi dengan Iman, mengakui Kristus sebagai kepala Gereja. Organisasi
dipandang perlu oleh Paulus, untuk memperlengkapi Jemaat yang dirangkum dalam dua
ungkapan yaitu karunia dan pelayanan. Semua jenis anugerah dipakai untuk pekerjaan Tuhan.
Paulus menganggap perlu Kehadiran Roh Kudus merupakan kehadiran dalam rangka pelayanan
bagi karya keselamatan Allah di dalam Kristus. Artinya, Roh Kudus hadir untuk membawa
orang kepada Kristus. Roh Kudus memberikan harapan, kegembiraan, dan semangat hidup,
dalam penyelesaian akhir seluruh sejarah keselamatan Allah yang telah dipenuhi di dalam
Kristus. Bahwa Gereja juga dipenuhi oleh Kristus dengan segala kepenuhan Allah, bukan suatu
kenyataan yang bersifat rahasia, melainkan suatu kenyataan yang dihubungkan dengan hidup
Gereja yang konkrit dalam dunia ini.


Dari semua kiasan yang dipakai Paulus, kiasan mengenai tubuh adalah yang paling
menonjol, penuh arti. Dalam 1 Korintus, jemaat digambarkan sebagai tubuh, tubuh manusia
memberikan gambaran mengenai hubungan Kristus dengan orang-orang percaya. Anggota56

anggota tubuh yang bermacam-macam diperlukan untuk kepentingan masing-masing anggota
supaya tubuh itu dapat berfungsi secar efisien, dan karunia-karunia Kharismatik yang khusus
dilakukan di jemaat ini. Di sini terdapat pandangan jemaat yang bersifat kebersamaan
(corporate) yang meniadakan sikap individualistis, tetapi memberi kesempatan bagi
pemanfaatan kemampuan pribadi yaitu karunia-karunia Roh Kudus. Seperti kehadiran gerakan
Kharismatik yang secara tidak langsung memaksa Gereja Non Kharismatik untuk kembali
mempelajari peristiwa pada Perjanjian Baru. Salah satunya adalah JKI Injil Kerajaan yang
merupakan Gereja besar hadir dengan pemahaman tentang Minum Roh Kudus yang belum
dikenal oleh Gereja lain. Minum Roh Kudus pun tidak bisa secara langsung dipahami oleh
Gereja lain jika tidak memiliki keinginan untuk berinteraksi dengan anggota JKI Injil Kerajaan.
Minum Roh Kudus hanyalah sebuah konsep, namun memerlukan praktek (dilatih) agar semakin
berkembang. Kita pun tidak dapat mengukur seberapa besar iman seseorang mengenai Minum
Roh Kudus. Iman memerlukan kerendahan hati dan bukan sikap arogan. Karena itu, semuanya
berpaling pada masing-masing pribadi untuk menumbuhkembangkan Minum Roh Kudus dalam
kehidupan kesehariannya.


5. 2. SARAN

1.

Kepada Gereja Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan, agar tetap menjunjung
sikap terbuka dalam memberikan informasi dalam perkembangan, tata ajaran
yang telah disetujui bersama dalam Gereja.

57

2.

Bagi Masyarakat, Minum Roh Kudus merupakan suatu fenomena yang bisa
diterima dan tidak diterima oleh Gereja lain. Misalnya, Perbedaan dalam hal
pemahaman terhadap pekerjaan Roh terkadang menjadi pemicu retaknya
hubungan diantara sesama anggota Gereja maupun dengan Gereja lainnya.
Namun, dari perbedaan yang ada tidak menutup kemungkinan menyatukan
berbagai pertentangan yang sering timbul antar Gereja. Namun, semuanya dapat
tercapai jika adanya saling percaya, tidak eksklusif terhadap gereja lain,

menerima dengan positif dan menghargai kehadiran Gereja lain dengan segala
bentuk perbedaan.

3.

Kita pun tidak bisa serta merta memahami isi Alkitab secara Alkitabiah. Kita
perlu untuk memahami dan mengaitkan isi Alkitab dari berbagai sisi seperti sosial
dan budaya (kebiasaan). Diperlukan pemahaman dan cara penyampaian yang baik
untuk menyampaikan pesan-pesan Alkitab khususnya berhubungan dengan
pemahaman-pemahaman teologi kepada jemaat atau orang awam. Karena dengan
penafsiran dan pemahaman yang salah, maka akan menimbulkan kontroversi
dalam kehidupan jemaat atau orang awam.

58