Analisis Komponen Pasang Surut Untuk Menentukan Elevasi Dermaga Pelabuhan Kuala Tanjung

ABSTRAK

Pengetahuan tentang hidrografi salah satunya adalah pengamatan pasang surut air
laut, sangat diperlukan dalam pengembangan wilayah perairan seperti transportasi laut,
kegiatan di pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai dan lain-lain karena
mengingat wilayah Indonesia yang tersebar luas.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dan data yang digunakan
adalah data sekunder kemudian dianalisis menggunakan dengan menggunakan metode
Admiralty dan Least Square.
Dari hasil analisa pasang surut diperoleh nilai komponen pasang surut M2 dan S2
lebih dominan dibandingkan dengan komponen yang lain, yaitu senilai 79,152 dan 79,658
cm serta nilai fase 102,635˚ dan 25,548˚ yang berasal dari data pengamatan tidak langsung
menggunakan metode Admiralty dan Least Square (program World Tides). Dari perhitungan
tersebut diperoleh bilangan Formzhal sebesar 0,185.
Pengolahan data pasang surut menggunakan metode Admiralty menghasilkan nilai
komponen amplitudo yang mendekati nilai komponen hasil pengolahan metode Least
Square tetapi berbeda pada nilai fase. Berdasarkan bilangan Formzhal dapat diketahui
bahwa perairan pelabuhan Kuala Tanjung memiliki tipe harian ganda (semi diurnal). Dari
hasil analisa dan perhitungan diperoleh nilai High Water Spring pada tahun 2016 sebesar
296 cm dan elevasi dermaga pelabuhan Kuala Tanjung sebesar 5,5 m dari LWS.


Kata kunci : Pasang surut, Admiralty, Least square,World Tides, High Water Spring,
Elevasi Dermaga

Universitas Sumatera Utara