tf3 guidelines bahasa

Cement Sustainability Initiative (CSI)

Kesehatan & Keselamatan Kerja pada
industri semen :
Contoh Pelaksanaan/Praktek yang baik

Health and safety

Translation courtesy of Holcim

December 2004

Version 1.0

Catatan untuk Pembaca :
Study kompilasi dari Praktek Keselamatan yang baik ini diajukan sebagai
suatu “tool-kit” di mana tiap Perusahaan dapat memutuskan apa yang paling
cocok untuk dapat diimplementasikan dalam strategi korporasi CSR sesuai
konteksnya dengan kewajiban internasional, nasional dan peraturan lokal.
Study kompilasi ini bukan merupakan suatu kewajiban untuk diaplikasikan
secara keseluruhan di setiap situasi.

Kompilasi ini juga tidak harus diperlakukan secara menyeluruh atau
mendetail, program ditawarkan dengan niat tulus sebagai nasihat yang
bijaksana dan saran praktek yang baik, dan tidak ada kewajiban secara legal
yang dapat dikaitkan jika terjadi kesalahan atau kelalaian.
Dokumen ini merujuk pada issue Kesehatan & Keselamatan, tidak
mencakup issue komunitas, masyarakat dan sosial yang lebih luas yang
mana hal tersebut akan tercakup dalam dokumen TF5.
Pada keseluruhan dokumen kecuali ditentukan lain, istilah “ karyawan”
harus secara umum dibaca sebagai karyawan langsung dan tidak langsung.
Kita berhutang budi ke BP Plc atas ijinnya menggunakan “ Golden Rules
Safety” mereka dalam dokumen ini.

Daftar isi :
1. PENGANTAR – KUNCI PENTING DARI KESEHATAN
KESELAMATAN KERJA (K 3)
1.1. Posisi konteks
1.2. Tindakan yang diambil oleh CSI Task Force 3 (TF3)
1.3. Praktek terbaik dalam kesehatan dan keselamatan.

DAN


2. SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
(K 3)
2.1. Persyaratan umum untuk Sistem Manajemen K3
2.2. Contoh Sistem Manajemen K3 yang digunakan oleh Perusahaan-perusahaan CSI
2.3. Sistem paspor bagi Kontraktor
2.4. Slogan keselamatan
3. MANAJEMEN KESELAMATAN
3.1. Definisi keselamatan CSI dan kriteria pelaporan
3.2. Analisa kejadian fatal di Perusahaan CSI periode tahun 2000-2003
3.3. Kesimpulan: Penyebab kejadian fatal dan pencegahannya
3.4. Analisa Lost Time Injury (LTI)
3.5. Kesimpulan dari penyebab cidera dan pencegahannya.
3.6. Segitiga kecelakaan
3.7. Panduan pencegahan cidera
3.8. Praktek keselamatan yang baik
4. MANAJEMEN KESEHATAN
4.1. Issue Kesehatan
4.2. Monitoring dan Pelaporan Kesehatan
4.3. Guideline issue kesehatan kerja yang spesifik

4.4. Hasil produk yang terkait dengan resiko kesehatan
5. KONTAK UNTUK SARAN/NASIHAT LEBIH LANJUT
6. DAFTAR REFERENSI
DAFTAR DEFINISI
LAMPIRAN : CONTOH PRAKTEK YANG BAIK

1.

PENGANTAR : KUNCI
KESELAMATAN (K3)

PENTING

DARI

KESEHATAN

&

1.1. Pendahuluan

Perusahaan-perusahaan CSI telah berkomitment penuh untuk meningkatkan
kinerja keselamatan kerja dalam perusahaan mereka dan telah mencapai
peningkatan yang berarti.
Semen adalah salah satu substansi yang paling banyak digunakan di bumi, membuat
semen merupakan proses enerji dan intensif dalam sumber daya yang membawa
akibat terhadap lingkungan lokal maupun global serta akibat bagi keselamatan &
kesehatan.
Menyadari kenyataan ini, beberapa perusahaan semen memprakarsai Cement
Sustainability Initiative (CSI) sebagai program yang disponsori oleh anggota dari
World Business Council for Sustainable Development ( WBCSD) dimana saat ini, 16
(enam belas) perusahaan semen secara bersama-sama yang mewakili lebih dari
separuh industri kelas dunia di luar China, mensponsori inisiatif ini.
Di mulai pada akhir tahun 1999, Lembaga ini melaksanakan (1) Riset yang bersifat
independen terhadap kinerja industri dan issue penting bagi kesinambungan yang
dihadapi; (2) Seri dialog yang mendapat fasilitas dari para Stakeholder di 7 kota
(Kairo, Kuritiba, Bangkok, Lisbon, Brussels, Washington DC dan Beijing); (3) Seri
rekomendasi independen untuk meningkatkan kinerja; (4) Agenda industri dari
tindakan-tindakan yang terkait dengan isu-isu yang timbul.
Menjamin kondisi kesehatan dan keselamatan kerja untuk karyawan dan kontraktor
merupakan dasar dari tanggung jawab sosial korporasi dan merupakan salah satu dari

isu penting di industri semen. Anggota CSI menyadari perlunya diberikan lebih
banyak perhatian pada area ini di seluruh industri dan komitmen untuk memainkan
peran utama dalam prosesnya.
Sebagai latar belakang kutipan-kutipan berikut ini mengihtisarkan temuan CSI
sebelumnya dalam hal keselamatan & kesehatan kerja.
Kutipan-kutipan berasal dari :
- Ringkasan laporan CSI tahun 2002
- Substudy 10 laporan CSI
- Agenda Tindakan

Laporan bulan July 2002 yang dapat disimpulkan dari kesehatan karyawan
bahwa :

“ Prioritas terpenting bagi perusahaan semen yang berhubungan dengan kesehatan
karyawan adalah jaminan kesehatan & keselamatan kerja, baik untuk pekerja maupun
tenaga kontraktor.
Industri semen belum semaju industri manufaktur berat lainnya dalam hal
implementasi sistem K3, di masa mendatang Perusahaan semen perlu memikirkan
desain area dan peralatan kerja yang aman dan inheren guna meminimalkan potensi
kecelakaan.

Sebagai tambahan, konsiten dengan prinsip pengembangan yang berkelanjutan,
diketahui ada sejumlah isu lain mengenai kesehatan pekerja yang dapat dibantu oleh
pihak Perusahaan, seperti pelatihan, pengembangan karir, peningkatan profesional;
penghargaan terhadap hak pekerja, kebebasan berkomunikasi dan berasosiasi,
keseimbangan antara komitmen kerja dan kehidupan pribadi/keluarga; peningkatan
dari pelbagai perbedaan, larangan diskriminasi dan pelecehan.
Langkah-langkah di atas akan memberi kontribusi pada produktifitas karyawan dan
kesadaran kesehatan, juga loyalitas dan kebanggaan. “

Substudy 10 : Peningkatan Kinerja Lingkungan - Kesehatan & Keselamatan,
(December 2002) menyimpulkan bahwa,

“ Kinerja kesehatan dan keselamatan di industri semen secara keseluruhan tertinggal
dibandingkan dengan yang lain, sektor industri manufaktur terlihat lebih proaktif.
Di sektor ini, terlihat ada variasi hasil kinerja yang sangat luas variasinya. Perusahaanperusahaan yang lebih baik telah menunjukan bahwa bukan tidak mungkin untuk
mencapai tingkat kecelakaan yang sama dengan rata-rata industri manufaktur.
Tetapi , bahkan dari perusahaan terbaik pun masih ada ruang guna peningkatan lebih
jauh. Dirasakan adanya kebutuhan khusus dari industri untuk mendorong dan
membantu pabrik-pabrik/perusahaan-perusahaan yang secara nyata memiliki kinerja
yang rendah untuk meningkatkan standar keselamatan mereka guna menjamin

kesinambungan industri yang memenuhi harapan sosial dan harapan ketenagakerjaan.

Agenda Tindakan (July 2002) menyimpulkan bahwa :

“ Menjamin kondisi kerja yang sehat dan aman bagi karyawan dan kontraktor
merupakan salah satu isu paling penting bagi industri semen, kita menyadari bahwa
perhatian harus diberikan lebih banyak di area ini di keseluruhan industri dan adanya
komitmen untuk memainkan peranan utama dalam proses.
Suatu Kelompok kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja telah dimulai untuk bertemu
dan mendiskusikan topik-topik untuk kegiatan yang akan datang dan akan dipusatkan
pada Proyek inisiatif dan kesepakatan.
Sistem pelaporan untuk Tingkat Cidera dan Penyakit Akibat Kerja di tiap perusahaan
secara individual telah tersedia untuk berbagai kasus , tetapi hingga saat ini kita belum
dapat melaporkan gambaran industri secara luas. Lembaga Riset Battelee yang benarbenar menekankan pada informasi publik untuk area ini kelihatannya sulit untuk
dilibatkan.
Dari apa yang diketahui, kecelakaan/cidera dan tingkat cidera pada industri kita lebih
tinggi dari industri yang lain seperti petrokimia dan petroleum refining, yakin bahwa
ini tidak dapat diterima dan juga percaya bahwa masalah ini akan pula mempengaruhi
reputasi industri semen secara keseluruhan, merupakan suatu alasan yang
menyebabkan mengapa kita meminta kelompok kerja untuk pertama-tama membuat

standar dan sistem yang berlaku antar Perusahaan untuk mengukur, mengawasi dan
melaporkan kinerja kesehatan dan keselamatan kerja, di mana perusahaan secara
mandiri kemudian dapat mengimplementasikannya.
Desain bangunan dan peralatan operasional yang aman, memiliki peranan yang
penting untuk mengurangi cidera dan insiden dan perusahaan pemasok peralatan
industri secara pasti juga meningkatkan dan memperbaiki produk mereka hingga
peralatan tersebut memenuhi standar keselamatan yang tinggi. Namun pada
kenyataannya, pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif dan rutin serta
budaya selamat merupakan alat yang paling efektif guna mengurangi cidera dan
tingkat kesakitan akibat kerja.
Semua perusahaan yang terlibat dalam proyek ini memiliki program K3 dan kelompok
kerja akan mengembangkan adanya pertukaran informasi agar perusahaan-perusahaan
membagi pengalaman mereka, mengidentifikasi penyebab cidera yang umum dan
membuat rekomendasi untuk peningkatan yang berkesinambungan.

Agenda Tindakan, “ Apa yang akan kita laksanakan” memberikan indikasi hal
berikut :
Proyek Gabungan




-

-

Tindakan Individual

Kita
akan
meningkatkan
kegiatan
melalui
suatu
kelompok kerja kesehatan &
keselamatan
kerja
(telah
dilakukan secara paralel dengan
Battelle Institute’s study), untuk
menjamin adanya sistem yang

efektif
bagi
pengukuran,
pengawasan dan pelaporan atas
kinerja
kesehatan
dan
keselamatan kerja.
Kelompok kerja akan :
Melakukan
pertukaran
informasi
yang
meliputi
informasi mengenai keparahan,
sumber dan jenis cidera atau
insiden yang terjadi
Membagi pengalaman antar
Perusahaan
Merekomendasi

tindakan
pencegahan.



Setiap Perusahaan akan menindak
lanjuti rekomendasi dari
kelompok kerja (Pokja) K3
melalui :
- Peningkatan sistem , prosedur
dan pelatihan yang ada untuk
menelusuri, melakukan tindak
lanjut
dan
mencegah
terjadinya kecelakaan
dan
insiden
- Mengukur dan melaporkan
secara terbuka kinerja dalam
format yang umum.

1.2. Tindakan yang diambil oleh CSI (TF3)
Latar Belakang
Didorong oleh kebutuhan umum untuk meningkatkan kinerja keselamatan dalam
industri, beberapa perusahaan semen telah bergabung dalam kelompok kerja yang
dinamakan Cement Safety Task Force (CSTF) yang didirikan pada bulan Mei 2001 di
Monterrey, Mexico. Tugas diawali dengan kegiatan mendefinisikan keselamatan di
industri secara umum dan untuk memperkenalkan benchmarking yang ada secara
nyata, dan semua anggota berbagi data penting pada setiap kejadian yang bersifat
fatal/cidera serius. CSTF melanjutkan pekerjaan ini pada tahun 2002 dan beberapa
perusahaan lain juga bergabung. Pada Mei 2003, CSTF direformasi sebagai TF3

dibawah CSI”Agenda for action” dan melanjutkan kegiatan bersama-sama bahkan
lebih proaktif setelah itu.

Pelaporan keselamatan
Pada awal tahun 2004, TF3 mencapai target utamanya yaitu mewujudkan definisi
keselamatan di dunia industri yang telah disetujui dan kriteria pelaporannya saat ini
telah dipublikasikan dimana sebelumnya, tidak ada definisi dari Industri
internasional yang telah disetujui yang memungkinkan untuk dilakukannya
benchmarking dan pelaporan yang akurat pada keseluruhan industri semen.
Definisi ini meliputi kejadian fatal, tingkat kejadian fatal (untuk karyawan), lost time
injury dan lost time injury frequency ratio (untuk karyawan) sedangkan definisi lain,
meliputi lost time injury severity ratio, dalam proses pembuatan/draft untuk
kesepakatan mendatang.
Kesepakatan pada definisi-definisi ini memungkinkan penyiapan suatu format
pelaporan keselamatan CSI dan laporan menyeluruh saat ini telah dikompilasi atas
data yang dimasukkan oleh 10 perusahaan CSI untuk tahun 2003.
Pelaporan pertama hanya mencakup kegiatan semen saja, namun tentu diharapkan
bahwa pelaporan selanjutnya akan mencakup semua kegiatan dari perusahaanperusahaan CSI.
Manajemen Kesehatan & Keselamatan
Sebagaimana dijanjikan dalam Agenda tindakan, TF3 saat ini telah membuat draft
study kompilasi mengenai praktek-praktek yang baik/percontohan dalam bidang K3
di industri semen. Dokumen ini menggariskan bagaimana Manajemen K3 dapat dan
seharusnya dicapai tanpa menjadi beban berlebihan, dokumen ini memberikan
panduan praktis mengenai praktek yang baik dari prosedur keselamatan dalam
industri semen berdasarkan pengalaman yang ada dan berfokus pada kejadian fatal
yang dilaporkan serta hasil investigasi dari penyebab kecelakaan.
Secara bersamaan dokumen ini juga memberikan panduan kesehatan karyawan,
berfokus pada masalah kesehatan yang paling umum dan yang secara khusus
berhubungan dengan penggunaan dari bahan bakar pengganti (AFR).
Banyak perusahaan yang tergabung dalam CSI telah mengimplementasikan panduan
ini; walaupun telah diketahui sebagai suatu kebutuhan, hal ini penting untuk
disebarluaskan pada industri dengan skala yang lebih luas dan stakeholders eksternal.

1.3. Praktek terbaik dalam kesehatan & keselamatan
Saat ini Conference Board (http://www.conference-board.org/aboutus/about.cfm) telah
mempublikasikan laporan riset : R-1334-03-RR, Driving Toward ” 0 ”, Best Practice in
Corporate Health & Safety , di mana laporan ini menyatukan semua kebijakan praktek
terbaik dari suatu lingkup industri yang luas.
Temuan-temuan dapat diringkas seperti berikut ini.
Dokumen lengkap URL : http//www.conference-board. org/publications/describe.cfm?id=724
Apa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan terkemuka untuk K3 ?
Les Smith , Manager pengembangan bisnis untuk DNV Business Solution, sebuah firma
pengukuran performa global yang diakui, menemukan bahwa perusahaan – perusahaan
terkemuka :
Secara jelas menggambarkan apa yang
diharapkan dari orang-orang dalam hal
keselamatan
Setiap jenjang karyawan, dari eksekutif yang
paling senior hingga pekerja yang baru bekerja,
secara jelas mengerti apa yang diharapkan dari
K3. Terdapat standard yang khusus dan
mengikat untuk setiap orang di semua jenjang
kegiatan kerja utama. Tanpa standar yang
mencukupi, sulit dilakukan pengukuran,
evaluasi, koreksi atau rekomendasi yang berarti
dari suatu kinerja.
Membuat suatu lini tanggung jawab
manajemen dan akuntabilitas
Keselamatan akan lebih baik jika dikembangkan
pada
setiap
aktifitas
sehingga
tidak
memungkinkan untuk dilalaikan. Dilakukan
pembicaraan singkat saat akan melakukan
sesuatu pekerjaan dengan aman dan diskusi yang
lebih mandalam untuk melakukan sesuatu
dengan benar. Keselamatan sama dengan semua
konsiderasi produksi, biaya, dan kualitas. Ini
direfleksikan
dalam
penilaian
kinerja,
penyesuaian gaji dan promosi.
Menggabungkan keselamatan dalam proses
bisnis sebagai suatu strategi operasional.
Pimpinan di seluruh dunia telah menyadari
bahwa sistem keselamatan yang dikelola dengan
baik akan memberikan strategi operasional untuk
meningkatkan manajemen secara keseluruhan.
Dalam tahun-tahun terakhir organisasi-organisasi
utama secara signifikan telah menemukan bahwa
aplikasi dan tehnik manajemen keselamatan
bukan hanya mengurangi cidera dan penyakit

namun juga terjadi peningkatan yang dapat
terukur dalam hal efisiensi, kualitas dan
produktifitas.
Menggunakan standar K3 secara proaktif.
Konsultan
manajemen
terkemuka
telah
menekankan : “Jika Anda tidak dapat
mengukurnya, anda tidak dapat menegelolanya”.
Inti dari manajemen keselamatan adalah
mengukur kinerja dalam terminologi yang dapat
diukur dan obyektif. Perusahaan-perusahaan
terkemuka secara standar menilai proses mereka
untuk menentukan apakah mereka telah cukup
melakukan pengendalian resiko yang ada.
Walaupun mereka mendata ukuran keselamatan
setelah ada konsekuensi atas kenyataan seperti
yang diminta misalnya oleh OHSA recordable
rates dan lost time rate, mereka tidak hanya
mengandalkan laporan tersebut pada ”trailing
indicator”
Meminta para Eksekutif secara langsung
memimpinnya
Mengukur
tingginya
keunggulan
K3
membutuhkan keahlian
kepeminpinan yang
sama sebagaimana diperolehnya keunggulan di
area lainnya. Kinerja K3 adalah refleksi budaya
korporasi dan pengaruh Manajemen senior
bahwa budaya mereka lebih dari group lain.
Seperti di bidang lain, kepemimpinan eksekutif
akan memimpin kinerja keselamatan yang telah
ditargetkan.

2. SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA (K3)
2.1. Persyaratan umum Sistem Manajemen K3
Ruang lingkup yang tepat dari Sistem Manajemen K3 bervariasi tergantung pada
perusahaan, negara dan faktor lokal lainnya tetapi secara umum mensyaratkan :
- Adanya suatu kebijakan K3
- Struktur organisasi untuk menerapkam kebijakan di atas
- Program implementasi
- Metode untuk mengevaluasi keberhasilan penerapan dan adanya umpan balik
- Rencana tindakan perbaikan untuk peningkatan secara berkesinambungan.
Dokumen ILO –OHS 2001 menentukan elemen-elemen ini secara detail. Tergantung
pada tiap Perusahaan untuk mengadaptasinya dalam tujuan K3 korporasi yang lebih
khusus.
- http://www.ilo.org/public/english/protection/safework/managmnt/guide.htm
International Finance Corporation Environmental, Health & Safey Guideline :
- http://ifcln1.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/Content/environmentalGuidelines
-

http://ifcln1.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/AttachmentsByTitle/gui OHS/$FILE/OHSguideline.pdf

Draft Standard OHSAS 18001 untuk Keselamatan dan Kesehatan :
- http://www.ohsas-18001-occupational-heatlh-and safety.com/index.htm
Lembaga Eropa untuk Keselamatan & Kesehatan Kerja :
- http://agency.osha.eu.int
Penggunaan Manajemen OHS di Negara-negara anggota Uni Eropa :
-

http://agency.osha.eu.int/publications/reports/307/enindex.htm

2.2. Contoh Sistem Manajemen K3 yang digunakan di beberapa Perusahaan
CSI
Sebagai contoh kebijakan K3 secara umum, terlampir yang dipergunakan oleh
perusahaan CSI.
Kebijakan K3 secara berkelompok mensyaratkan semua Manajer setempat untuk :
- Mematuhi semua peraturan K3
- Menyediakan tempat kerja yang sehat dan aman bagi semua pekerja ( baik
pekerja langsung maupun tidak langsung)
- Secara terus menerus meningkatkan praktek K3 industri yang terbaik
Kebijakan K3 group juga mensyaratkan semua pekerja ( baik langsung maupun tidak
langsung) untuk :
- bekerja dengan cara yang aman & sehat sebagaimana disyaratkan oleh hukum
dan diperintahkan oleh Manajemen.

Contoh lain dari kebijakan K3 yang digunakan oleh perusahaan CSI :
Perusahaan menempatkan nilai tertinggi pada jaminan keselamatan & kesehatan bagi
karyawan, sub-kontraktor , pihak ketiga, dan pengunjung kami. Sekalipun kinerja
kami dibandingkan dengan Perusahaan yang terbaik dalam industri yang sama seperti
misalnya industri pertambangan dan industri berat memperlihatkan bahwa kami belum
melaksanakan K3 sebaik yang telah mereka terapkan, kami harus tetap
meningkatkannya secara signifikan. Tujuan kami adalah untuk mencapai nihil
kecelakaan yang menyebabkan kematian atau cacat permanen dan untuk secara
substansial mengurangi kecelakaan yang menyebabkan kehilangan jam kerja (lost
time injury).
Perusahaan menerapkan tantangan untuk mencapai tujuan ini secara serius. Selama
tahun 2002/2003 , Komite Eksekutif telah menunjuk K3 sebagai suatu fokus korporasi
yang utama. Kami telah menetapkan target dan standar K3 secara umum yang bersifat
wajib bagi semua perusahaan dalam group, dalam hal ini termasuk kontraktor. Untuk
membantu mencapai target dan standar ini, kami telah membuat suatu buku panduan
K3 yang menggambarkan elemen utama, sistem dan prosedur sesuai dengan
pendekatan kami. Kami juga telah membuat protokol audit penilaian standar untuk
perusahaan kami guna keperluan memonitor kemajuan mereka dalam pencapaian
standar dunia.

Beberapa elemen sistem Manajemen K3 yang digunakan oleh perusahaan CSI lainnya
digambarkan sbb :
Kebijakan Kesehatan & Keselamatan :
Prinsip-prinsip Panduan :
Semua orang yang bekerja di lokasi kami mempunyai hak untuk mendapatkan
lingkungan/kondisi kerja yang aman dan sehat dan mempunyai kewajiban untuk
memberikan kontribusi pada kondisi tersebut dengan berperilaku yang bertanggung
jawab. Kami melihat K3 sebagai nilai bisnis utama yang diintregasikan pada seluruh
kinerja bisnis. Setiap cidera atau kasus sakit akibat hubungan kerja, dapat dihindari
dengan sistem kerja , peralatan , substansi, training dan supervisi yang tepat.
Manajemen K3 yang efektif mencakup penilaian resiko dari desain lokasi sejak awal tahap konstruksi, komisioning dan perencanaan secara keseluruhan dari suatu
organisasi dan pemeliharaannya. Semua kegiatan operasinal kami harus secara
kontinyu meningkatkan kinerja K3.
Peran dan tanggung jawab utama
Setiap Manager di semua jenjang, menjamin kesehatan dan keselamatan untuk orangorang yang ada di tempat kerja di bawah tanggung jawabnya. Manager harus
menerapkan kebijakan dan sistem dalam area kontrol dan pengaruhnya. Chief
Executive officer (CEO) memikul tanggung jawab ini pada level group, ia mendukung
dengan tingkat kepedulian yang tinggi untuk menjamin bahwa dalam tiap divisi dan
unit bisnis manajemen memiliki otoritas, keahlian dan sumber daya yang diperlukan
untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
Group Executive/Vice President SDM dari Perusahaan bertanggung jawab untuk
mengkoordinasi dan mengevaluasi kembali secara keseluruhan kebijakan K3,
memberikan rekomendasikan mengenai hal tersebut kepada Komite Eksekutif.
Semua karyawan memiliki tanggung jawab untuk kesehatan & keselamatan mereka
sendiri dan teman lainnya yang berada dalam lingkup/terpengaruh oleh tindakan
mereka.
Proses dan Alat Utama pada tingkat Korporasi
Divisi memiliki suatu sistem Manajemen K3 untuk memastikan adanya peningkatan
kinerja secara berkesinambungan. Hal ini didasarkan pada kebijakan K3 yang
merefleksikan kebijakan korporasi dalam hal prinsip-prinsipnya, kerangka kerja,
tanggung jawab, koordinasi dan pengawasan, kewajiban ini juga mencakup Unit baru
yang bergabung dengan Perusahaan. Sumber daya tertentu seperti manusia, keuangan
di dedikasikan dan di identifikasikan guna mencapai target.
Analisa Resiko
Proses manajemen dipastikan tersedia untuk menjamin resiko telah di identifikasikan
secara baik, terkontrol dalam organisasi, dll.
Karyawan, kontraktor dan konsumen berhak dan wajib mendapatkan informasi
mengenai resiko yang ada dan langkah-langkah yang diambil untuk mengeliminasi
atau meminimalkannya.

Suatu sistem monitoring dan kesiagaan/alert dipastikan tersedia, yang akan
memastikan adanya kontrol pada resiko di tingkat Manajemen sesuai tingkat
keseriusannya.
Audit & Inspeksi Keselamatan
Audit dan inspeksi direncanakan dan dilakukan secara reguler. Audit & Inspeksi
dilaporkan dan digunakan untuk tindakan korektif dan preventif, yang dikelola dengan
cara yang sama seperti yang dilakukan saat analisa suatu cidera.
Inspeksi dan audit ini dilakukan oleh Manajemen tingkat lini yang dilatih untuk tujuan
tersebut, mencakup juga tingkat Management Atas. Personil dilibatkan sebanyak
mungkin dalam audit dan inspeksi ini.
Sebagai tambahan audit internal ini, diperlukan adanya audit silang antara lokasi kerja
yang berbeda, yang menggunakan apa yang disebut tehnik “ fresh view”.
Analisa Cidera dan Malfungsi
Cidera, kejadian hampir celaka/near-miss atau gangguan fungsi apapun merupakan
subyek dari suatu penyelidikan yang mendalam dan metodis, yang dilakukan oleh
Manager (di sektor yang menjadi tanggung jawabnya), dengan bantuan dari staff/unit
keselamatan dan personil yang terluka atau terlibat.
Laporan harus dibuat dan memuat detail apa yang yang terjadi dan tindakan yang
diambil ( atau yang dilakukan dan skala waktunya) untuk mencegah terulang kembali,
usaha investigasi harus proporsional pada resiko potensial.
Pelaporan dan komunikasi mengenai cidera harus sesuai dengan arahan Group dan
Divisi.
Komite Manajemen K3 wajib secara reguler memeriksa relevansi tindakan yang
diambil dan menjamin bahwa tindakan tersebut dilakukan.
Pencegahan dan Kontrol resiko
Peralatan Menetap dan Bergerak
Instalasi baru didesain dan dibangun dengan mempertimbangkan keamanan operasi
dan keamanan personil perawatan.
Instalasi dan peralatan yang bergerak harus diperlihara secara efektif, diuji dan
dilakukan inspeksi, merupakan subyek untuk dikontrol secara rutin.
Alat Pelindung Diri (APD)
APD guna keperluan kerja harus diidentifikasi, kondisi di mana APD harus
dikenakan harus ditentukan dan direncanakan secara sesuai dan dirancang meliputi
training dan pengawasan untuk menjamin APD dikenakan (lihat Appendix data sheet
penggunaan APD)

Instruksi, peraturan dan prosedur
Instruksi, peraturan dan prosedur dibuat sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara
aman, tanpa resiko pada kesehatan, dan sesuai dengan penilaian resiko, akan bersifat :
- Tertulis
- Selalu disesuaikan / diperbaharui
- Sesuai dengan peraturan hokum/regulasi
- Realistik
- Diketahui dan dimengerti oleh semua pihak yang terlibat
- Ditindaklanjuti dan dihargai
Program Tanggap Darurat
Semua lokasi kerja harus memiliki rencana tanggap darurat, yang berhubungan
dengan sifat operasi mereka dan resiko yang telah dinilai. Rencana ini harus di
perbaharui, jika diperlukan dikomunikasikan dan dipraktekan secara rutin.
Latihan wajib dilakukan dan dilatih secara rutin mencakup skenario yang
direncanakan atas resiko yang berpotensi tinggi.
(lihat appendix untuk kebijakan tanggap darurat)
Kontraktor
Peraturan K3 diterapkan dengan cara sama untuk kontraktor dan karyawan yang
bekerja di lokasi, kontrak kerjasama dengan pihak Kontraktor harus menentukan hak
dan kewajiban tiap pihak dalam hal K3. Kemampuan pihak yang dikontrak untuk
bekerja secara aman menjadi kriteria seleksi yang utama.
K3 harus secara efektif dikelola di lokasi kerja. Hal ini harus mencakup audit secara
rutin.
Kontraktor secara aktif dibantu dalam masalah keselamatan.
Indikator kinerja keselamatan untuk Perusahaan dicatat dan dilaporkan dan merupakan
alat evaluasi kinerja.
Kinerja keselamatan yang buruk tidak akan ditoleransi dan dapat menyebabkan
pemberhentian lebih cepat.
Pelatihan & Komunikasi
Pelatihan
Rencana dan program yang sesuai harus dibuat untuk menjamin semua personil
memiliki kompetensi dalam bidang K3, ini mencakup tersedianya pelatihan &
perlunya pengalaman yang sesuai.

Pelatihan Keselamatan meliputi :
- Pelatihan perilaku selamat dan mengapa K3 merupakan hal yang penting
- Pelatihan Manajemen K3
- Pelatihan penilaian resiko
- Pelatihan mengenai prosedur dan metode
- Pelatihan penggunaan peralatan kerja
- Pelatihan guna mendapatkan otorisasi dan lisensi
Ini menyangkut semua personil seperti :
- karyawan baru dan karyawan tidak tetap
- staff yang telah ada (penempatan kembali, promosi, transfer, mutasi)
- Manajemen ( audit, investigasi, tindakan pencegahan, rapat untuk
memfasilitasi, dll)
- kontraktor sesuai keperluan
Semua pelatihan keselamatan terdata, khususnya pada file pribadi secara rutin harus
dikaji ulang.
Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu faktor penting dari program keselamatan, harus
mencakup informasi mengenai program keselamatan khusus setiap lokasi, umpan
balik dalam hal kinerja dan tindakan yang diambil, mempelajari hal penting guna
mencegah kecelakaan.
Hal ini akan mendukung arus informasi yang bebas (dari atas ke bawah dan
sebaliknya)
Artikel terbaru pada International Cement review ( Juni 2004) menggariskan komponen
kunci sistem Manajemen K3 yang lebih mutakhir yang memungkinkan secara mandiri
mendapat sertifikat dari Voluntary draft British Standard OHSAS 18001 yang baru.
http://www.ohsas-18001-occupational-health-and-safety.com/
Komponen utama Sistem Manajemen K3 yang diperlukan, diusulkan sebagai :
- Sistem Manajemen Keselamatan
- Kebijakan Keselamatan & Kesehatan Kerja
- Perencanaan dan Organisasi untuk K3
- Penilaian resiko dan implementasinya, kegiatan operasinal dan pemeliharaan
langkah-langkah pengendalian resiko
- Mengukur kinerja K3 dan prosedur untuk tindakan koreksif sebagai respon atas
kejadian yang ada.
- Audit dan Manajemen review dari kinerja yang dihasilkan
Federasi Industri Semen Australia mengikhtisarkan pendekatan secara menyeluruh secara
sangat efektif dalam diagram ini :

Sistem Tanda masuk untuk Kontraktor
Analisa memperlihatkan bahwa kontraktor (pekerja tidak langsung) mempunyai resiko
lebih besar dalam hal tingkat fatalitas dan kemungkinan cidera, sementara kontraktor
tentu saja bertanggung jawab penuh untuk keselamatan mereka sendiri, diperlukan
adanya tanggung jawab Manajemen yang lebih jelas untuk menjamin bahwa kotraktorkotraktor tersebut benar-benar sadar akan resiko kerja di lapangan dan secara bersama
menjamin bahwa kontraktor tersebut melakukan pekerjaan dengan cara yang aman dan
bertanggung jawab.
Beberapa negara ( misalnya : Irlandia, Inggris) telah mengembangkan suatu sistem tanda
masuk (paspor) untuk pembelajaran awal (pre-edukasi) dan kualifikasi awal (prekualifikasi) kontraktor sesuai dengan persyaratan keselamatan sebelum memasuki lokasi
kerja. Skema yang digariskan di bawah ini merupakan prinsip-prinsip umum yang harus
diterapkan pada semua keadaan .
Sistem paspor keselamatan untuk Kontraktor telah dipergunakan secara luas baik
untuk operasi di off-shore maupun on-shore pada industri minyak dan gas. Mereka
menyediakan suatu alat sederhana dan praktis untuk menjamin bahwa semua
kontraktor yang bekerja di setiap lapangan perusahaan telah mempunyai kompetensi,
mendapat induksi dan dilatih dalam hal sistem keselamatan dan persyaratan
keselamatan yang minimum. Sistem paspor keselamatan bervariasi dalam format dan
ruang lingkupnya, tapi secara tipikal mencakup hal-hal berikut ini :
ο Untuk setiap kontraktor diterbitkan paspor yang ditandatangani dan diberi tanggal
setelah menyelesaikan program training induksi keselamatan yang hasilnya
memuaskan dan evaluasi pelatihan kompetensi atau keahlian apapun.
ο Paspor secara umum memiliki validitas yang terbatas baik dalam jenis pekerjaan
yang dilakukan kontraktor (mis. hot work) maupun waktu validitas paspor tsb.
ο Sistem paspor mensyaratkan pelatihan penyegaran dengan interval waktu tertentu
yang diperlukan untuk menjaga agar paspor tetap valid.
ο Skema pengadaan mungkin mencakup paspor dan persyaratan yang berbeda-beda
untuk setiap pekerja dan supervisor.
ο Paspor dapat berfungsi sebagai alat sederhana baik untuk kontraktor maupun
personil perusahaan untuk mengecek apakah seseorang telah dilatih dan cocok
melaksanakan tugas yang diberikan, dan kapan pelatihan ulang diperlukan. Jika
paspor tidak berlaku, kontraktor tidak dapat melakukan pekerjaan. Ini memberikan
insentif pada kontraktor untuk menjamin bahwa mereka memiliki hak pelatihan
dan akreditasi, dan juga menjaga agar paspor mereka selalu diperbaharui.
ο Elemen pelatihan untuk mendapatkan paspor dapat meliputi :
- Pengenalan hukum K3
- Ijin kerja yang berlaku
- Praktek kerja yang aman
- Prosedur lock-out untuk elektrikal
- Akses dan jalan masuk
- Prosedur pelaporan kecelakaan & cara mendapatkan pertolongan pertama
- Prosedur hot work (pengelasan dan pemotongan)

-

Pencegahan kebakaran dan prosedurnya
Penanganan bahan berbahaya dan resikonya serta alat pelindung diri (APD)
Manual handling
Bekerja dengan keran (crane) dan alat-alat berat
Penggalian/ekskavasi
Tool box talks
Penilaian/analisa resiko
Dalam beberapa kasus sejumlah perusahaan yang melaksanakan kegiatan
secara bersama-sama untuk memperoleh dan mengembangkan sistem paspor
keselamatan untuk kontraktor, hal ini untuk menghindari kebutuhan pelatihan
yang tidak perlu dan berulang dimana kontraktor memerlukan paspor yang
berbeda untuk setiap lokasi.

2.3. Slogan-slogan safety
Sebagai bagian dari sistem Manajemen K3, banyak perusahaan CSI yang telah
mengembangkan slogan-slogan dan tanda-tanda keselamatan, hal ini digunakan untuk
menggarisbawahi pentingnya keselamatan setiap hari dan untuk menjamin bahwa
karyawan sadar akan tanggungjawab mereka untuk bekerja secara aman.
Berikut ini beberapa contoh slogan yang digunakan

5. Manajemen Keselamatan
3.1. Definisi Keselamatan CSI dan Kriteria Pelaporan
Suatu dokumen detail yang mendiskusikan definisi dan kriteria pelaporan tersedia di
website WBCSD :
http://www.wbcsd.ch/DocRoot/fucY6kajLmftTR8CgnWO/cement-safety-guide.pdf
3.2. Analisa kejadian fatal tahun 2000-2003
Karena kejadian fatal merupakan tragedi paling serius yang dapat terjadi pada industri
semen, TF3 mengumpulkan semua data statistik yang ada, dan melakukan analisa secara
menyeluruh untuk memperoleh strategi pencegahan kejadian fatal yang paling mungkin.
Data dari sejumlah anggota CSI dikumpulkan dan dianalisa sbb :
- Terjadi 389 kecelakaan fatal dari 300,000 karyawan selama 4 tahun terakhir
- Rasio kecelakaan fatal yang terjadi pada kontraktor, bila data tersedia 8 (delapan)
kali lebih banyak dibandingkan karyawan
- Rasio keseluruhan bila dikombinasikan (karyawan dan kontraktor) adalah 2.67
untuk study tersebut.
Penyebab kejadian fatal di Perusahaan CSI
Analisa berdasarkan penyebab memperlihatkan bahwa 79% dari kejadian fatal timbul
dari 3 penyebab utama :
- Lalu lintas/trafik dan peralatan bergerak ( 43%)
- Jatuh dari ketinggian dan tertimpa benda yang terjatuh ( 21%)
- Terjepit / terperangkap dalam peralatan yang bergerak (15%)
Yang lain adalah :

Rasio kejadian fatal berdasarkan aktifitas dan kategori
Analisa berdasarkan aktifitas bisnis mengindikasikan bahwa pada rata-rata kegiatan
aggregates, concrete dan asphalt (ACA) memiliki rasio kejadian fatal yang sama atau
sedikit di bawah aktifitas produksi semen. Saat ini CSI sebagai langkah awal
memfokuskan diri pada aktifitas semen, data terakhir untuk aktifitas ini memiliki tingkat
probabilitas yang lebih tinggi, walaupun terlihat memiliki rasio kejadian fatal yang lebih
rendah.
Kejadian fatal berdasarkan kategori umur, jam, hari dan bulan, pekerjaan
ο Kecelakaan fatal karyawan tertinggi terjadi pada usia 30-40 an
ο Kecelakaan fatal kontraktor tertinggi terjadi pada usia 40-50 an
ο Kecelakaan fatal pihak ketiga tertinggi terjadi pada usia belasan
ο Data yang terkumpul memperlihatkan : waktu kejadian fatal tertinggi pada jam 10
pagi sampai tengah hari
ο Kejadian fatal lebih banyak terjadi pada hari Senin dibandingkan dengan harihari lainnya dalam seminggu
ο Tingkat cidera tertinggi terjadi bulan January dan Maret, mungkin berhubungan
dengan kondisi cuaca dingin.
ο Pengemudi mencapai kontribusi hampir 50 % dari kejadian fatal
Kejadian fatal berdasarkan Wilayah
Analisa secara regional mengindikasikan bahwa resiko yang jauh lebih tinggi terjadi
pada wilayah Negara berkembang seperti Asia, Afrika dan Amerika Selatan. Resiko
kontraktor menonjol di Eropa Barat dan Timur Jauh serta Afrika, sementara resiko pihak
ketiga menonjol di Asia.
Rasio kejadian fatal dibandingkan dengan industri lainnya
Dibandingkan dengan industri lainnya, rasio kejadian fatal pada industri semen secara
keseluruhan lebih tinggi dari kebanyakan yang lain. Efek ini utamanya karena rasio
kejadian fatal kontraktor yang tinggi sementara rasio kejadian fatal karyawan agak
sedikit di atas rata-rata dari industri yang sejenis.
Aturan Keselamatan yang digunakan oleh salah satu Perusahaan :
ο Seseorang yang bekerja pada/dengan peralatan yang mempunyai bagian yang
bergerak harus mempunyai prosedur yang secara personal menjamin peralatan
tersebut telah ditiadakan enerjinya, diisolasi dan di lock out /tag out
ο Tidak seorangpun boleh menghentikan atau melakukan bypass suatu proses
interlock safety - baik secara mekanis maupun elektrikal.
ο Seseorang yang bekerja pada posisi dengan potensi terjatuh dari ketinggian 1,8
meter atau lebih harus menggunakan peralatan pelindung diri dari terjatuh.
ο Seseorang yang melakukan pengelasan, pemotongan atau brazing lebih dari 6
meter dari bahan yang mudah terbakar harus mendapatkan ijin hot work dan
menerapkan persyaratan kerjanya.
ο Seseorang yang memasuki ruang tertutup/confined space harus mendapatkan
ijin masuk yang sesuai dan menerapkan persyaratan kerjanya.

ο APD yang ditentukan harus selalu dipakai saat menjalankan proses pekerjaan
atau melakukan pekerjaan dengan sistem yang terbuka (mis. pembersihan
sumbatan material, pekerjaan elektrikal, dll).
ο Pengunaan obat-obat terlarang benar-benar dilarang di lokasi kerja manapundan tidak diperbolehkan mengkonsumsi alkohol/obat legal lainnya yang dapat
mempengaruhi konsentrasi secara personal.

3.3. Kesimpulan :
Penyebab kejadian fatal dan pencegahan
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan pada resiko kejadian fatal yang tinggi, penyebab
utama dan strategi pencegahan yang terkait. Adalah penting bahwa Manajemen
menerapkan strategi pencegahan ini dan mematuhinya secara konsisten dalam mengelola
kegiatan di lokasi sehari-hari.
Kategori resiko Tinggi
- Kontraktor
- Karyawan tidak tetap yang masih muda

Pencegahan :
– Manajemen keselamatan kontraktor
– Induksi K3 secara khusus

Penyebab langsung
- Lalu lintas & peralatan bergerak (43%)
- Jatuh dari ketinggian atau kejatuhan
obyek dari ketinggian ( 21%)
- Terjepit pada peralatan yang
bergerak (15%)

- Pelatihan bagi pengemudi
- Prosedur keselamatan untuk bekerja di
ketinggian dan pelindung dari kejatuhan
- Prosedur isolasi peralatan.

3.4. Analisa Kecelakaan yang menyebabkan hari hilang (Lost Time Injury)
Statistik berikut ini berhubungan dengan data yang tersedia dari salah satu Perusahaan
CSI .
Penyebab dan Jenis Cidera secara tipikal
Penyebab utama adalah terpeleset , tersandung dan jatuh (29%), obyek yang jatuh atau
bergerak (19%) dan kegiatan mengangkat, kelebihan beban dan pengerahan tenaga secara
berlebih (18%). 3 (tiga) penyebab utama ini mencapai 66% dari total kecelakaan.

ο Kebanyakan cidera pada lengan dan tangan (32%), kaki dan telapak kaki (25%)
serta punggung (13%), cidera ini mencapai 71 % dari total
Kategori Cidera dan Umur secara tipikal
ο Operator peralatan (39%) dan operator secara umum (33%) adalah jenis pekerjaan
yang paling banyak mendapat cidera
ο Usia 30-39 tahun adalah rentang umur yang paling tinggi mendapat cidera (33%),
diikuti oleh pekerja dengan usia 20-29 tahun (25%) dan 40-49 tahun (24%)
Kesimpulan penyebab cidera dan pencegahannya
Tabel berikut mengikhtisarkan penyebab cidera utama dan strategi pencegahan yang
terkait. Strategi pencegahan ini harus ditanamkan pada pengelolaan operasional harian
secara terus menerus.
Penyebab Cidera

Pencegahan

- Terpeleset, tersandung dan jatuh

- Mengangkat dan beban berlebih

- Housekeeping, membersihkan jalan
lalu lintas/walkways
- Pelindung pada mesin dan area yang
tinggi.
- Pelatihan manual handling

Jenis Cidera
- Lengan dan tangan
- Kaki dan telapak kaki
- Cidera punggung

- Penggunaan APD yang sesuai & benar
- Penggunaan APD yang sesuai & benar
- Penggunaan lifting gear, forklift

- Obyek yang terjatuh/bergerak

APD: Alat Pelindung Diri

3.6. Segitiga Cidera (Injury Triangle)
Untuk tiap industri, seperti terlihat pada contoh, ada hubungan statistik antara berbagai
kategori keseriusan cidera dari “kejadian hampir celaka /near miss” hingga kematian atau
kejadian fatal. Hal ini penting untuk menitikberatkan pada perlunya monitoring dan
pengurangan “kejadian hampir celaka” untuk mengurangi kemungkinan cidera yang
bersifat serius. CSI TF3 belum mengumpulkan dan menganalisa data kejadian ”hampir
celaka”, namun beberapa Perusahaan CSI telah melakukannya secara pribadi dan telah
terbukti membawa manfaat.

3.7. Panduan Pencegahan Cidera
Informasi yang berhubungan dengan cidera dalam berbagai bahasa dapat ditemukan pada
(daftar ini tidak lengkap), sumber lain mungkin ada dan dapat dibandingkan :
ο Panduan ILO untuk mencegah kecelakaan industrial terbanyak ( ILO Guideline
Prevention of Major Industrial Accident , 1991 )
http://www.ilo.org/public/english/protection/safework/cops/english/download/e91
0972.pdf)
ο Kesehatan Kerja WHO (WHO Occupational health)
http://www./who.int/oeh/OCHweb/OCHweb/OSHpages/OSHdocuments/WHOO
SHDocuments/WHOOCHDocumentshtm
ο IFC: Panduan Lingkungan, Keselamatan & Kesehatan ( IFC: Environmental ,
Health & Safety Guideline )
http://ifcln.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/Content/EnvironmentalGuidelines

Panduan Lingkungan, Keselamatan & Kesehatan untuk Plants Material
Konstruksi :
http://ifcln.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/AtachmentsByTitle/gui_constmatplants/$FIL
E/constmat.pdf
ο Agency Eropa untuk Keselamatan & kesehatan kerja (European Agency for safety
& Health at work)
Factsheet, dalam semua bahasa resmi uni eropa
http://agency.osha.eu.int/publications/factsheets/index_en.htm
ο Departemen Tenaga Kerja, Administrasi Keselamatan & kesehatan kerja US (
US.Department of Labor, Occupational safety & health Adminsitration (OSHA)
http://www.osha.gov/html/a-z-index.html#S
ο Canada, Worker’s Compensation Board of B.C (WCB) – Health & safety Centre
http://regulation.healthandsafetycentre.com/s/Home.asp
ο Australian Government, National Occupational health & safety Commission,
National Standard and Codes of Practice
http://www.worksafe.gov.au/OHSLegalObligations/NationalStandards/nationalsta
ndards.htm
ο Japan International centre for Occupational Safety & health (JICOSH), Guidelines
http://www.jicosh.gr.jp/english/guideline/index.html
ο Japan Industrial safety and Helath Association (JISHA)
http://www.jisha.or.jp/
ο Asia-Pasific Occupational safety and health Organization (APOSHO)
http://www.aposho.org/members.html

3.8. Praktek-Praktek yang baik dalam keselamatan
Item berikut ini memberikan contoh praktek safety yang baik di pabrik semen.
3.8.1. Peralatan Bergerak / Mobile Plant
Bahaya umum yang terkait dengan alat berat (mis. dumper truck, front loading shovels
dan forklift) yang digunakan di penambangan dan transportasi material bulk a.l seperti
kasus tabrakan kendaraan, ankle yang terpelintir saat menaikan dan membongkar
material dll. Tabrakan kendaraan memiliki potensi sebagai insiden berat, baik yang
terjadi di lokasi penambangan maupun pada lokasi pengolahan/manufacturing. Saat
melaporkan dan menganalisa insiden, akan sangat membantu jika dibedakan antara
proses produksi, proses penambangan atau kegiatan transportasi di luar pabrik secara
umum. Insiden dapat dikurangi dengan pelatihan bagi pengemudi, meningkatkan

kesadaran karyawan yang bekerja dengan menggunakan kendaraan tersebut,
menggunakan jalur yang ditentukan serta pemisahkan jalur kendaraan dan pejalan kaki.
Kendaraan yang modern juga menawarkan visibilitas yang lebih baik, membantu lebih
jauh dalam mengurangi resiko seperti yang ada pada peralatan model lama.

Keselamatan Mengemudi
Golden Rule :
Semua kategori kendaraan, termasuk self propelled mobile plant, tidak boleh
dioperasikan kecuali :
ο Kendaraan sesuai dengan tujuannya, dilakukan inspeksi dan konfirmasi sesuai
dengan standar kerja yang aman (SOP).
ο Jumlah penumpang tidak boleh melebihi spesifikasi desain pabrik kendaraan
tersebut.
ο Muatan aman dan tidak melebihi spesifikasi desain pabrik atau batas legal
untuk kendaraan
ο Sabuk pengaman dipasang dan dipergunakan oleh semua penumpang.
ο Helm keselamatan (safety helmet) dipakai oleh pengendara dan penumpang
sepeda motor, sepeda, quad, snow-mobile dan kendaraan yang sejenis
Pengemudi tidak diberi wewenang untuk mengoperasikan kendaraan kecuali :
ο Mereka sudah terlatih, mempunyai sertifikat dan secara medis sehat untuk
mengoperasikan kendaraan
ο Mereka tidak di bawah pengaruh alkohol, obat-obatan , atau menderita
kelelahan/fatigue
ο Mereka tidak menggunakan handphone atau radio saat mengemudi
(praktek terbaik adalah dengan mematikan semua telpon dan radio 2(dua) arah saat
mengemudi)

Mundur dengan aman untuk kendaraan penarik di jalan/road haulage dan
mobile plant
Standard berikut ini adalah persyaratan minimum yang digunakan oleh salah satu
Perusahaan CSI untuk menjamin sistem yang aman dan efektif untuk memundurkan
kendaraan. Persyaratan tambahan serta peraturan lokal harus juga dijalankan
sepanjang waktu.
Semua perusahaan yang memiliki dan menyewa kendaraan penarik dan mobile plant
harus memiliki suatu sistem peringatan mundur yang dapat didengar dan efektif, jika
memungkinkan suatu sistem yang dapat terlihat seperti bleeper mundur yang
dilengkapi dengan lampu mundur warna putih.
Kendaraan penarik dan kendaraan bergerak milik kontraktor yang bekerja untuk
perusahaan wajib juga memiliki sistem peringatan mundur yang dapat didengar dan
dilihat secara efektif.
Penilaian resiko harus dilakukan di tiap lokasi untuk mengidentifikasi langkahlangkah kontrol lebih jauh yang mungkin diperlukan, mis. sistem Manejemen lalulintas, tanda-tanda atau banksmen yang terlatih, dll. Sebagai tambahan, penilaian
resiko harus dilakukan untuk semua kendaraan dan peralatan bergerak guna
identifikasi apakah diperlukan peningkatan visibilitas pengemudi, seperti perlunya
cermin tambahan atau kamera untuk mundur dengan monitor di dalam kabin
pengemudi.
Operator kendaraan yang membawa penumpang secara rutin serta kendaraan lain
yang mengunjungi lapangan harus benar-benar didukung untuk memasang alat
peringatan mundur yang sesuai, guna menjamin kendaraan tersebut dapat bergerak
secara aman. Untuk sementara, standar kerja/operasi yang aman sebagai alternatif
harus dibuat.
Jika kendala lingkungan menimbulkan masalah terkait dengan penggunaan sistem
peringatan untuk mundur yang terdengar, alat audible alternatif dapat dipasang, mis.
suatu alat yang mengubah intensitas suaranya tergantung pada tingkat kebisingan
lingkungan atau alat yang secara terarah serta tidak terlalu menganggu lingkungan
(white noise). Jika peraturan lokal secara tegas melarang adanya sistem suara,
alternative lain tetapi sama efektifnya harus tersedia.
Sistem peringatan untuk mundur secara rutin harus dicek dan secara khusus juga
dilakukan sebelum dimulainya hari kerja/shift. Saat pengecekan sistem peringatan
untuk mundur yang bersuara, pemeriksaan harus juga menjamin suatu tingkat
intensitas kebisingan yang mencukupi.
Tehnologi kamera untuk melihat ke belakang dapat membantu operator loader dan
pengemudi truk untuk melihat apa yang terjadi di area mereka, yang sebelumnya
secara tipikal tidak dapat terlihat.

Feature sistem kamera untuk melihat ke belakang meliputi :
ο
ο
ο
ο
ο
ο
ο
ο

Heavy –duty design, dapat tahan di lingkungan yang keras - tahan air
Sistem hitam putih atau berwarna
Iluminator infra untuk lokasi kerja dengan penerangan yang rendah
Kabel multi seksional agar pemeliharaan lebih mudah
Ruang pandang yang luas.
Microphone built –in dengan suara yang jelas .
Kerangka tahan tumbukan (high impact resistance housing)
Kompensasi backlight guna mengontrol kualitas gambar untuk semua kondisi
penerangan

Selalu mengemudi secara waspada
Beberapa pengemudi kendaraan berpikir bahwa dengan mengetahui tehnik mengemudi
dasar seperti mengubah gear, mengerem dan berputar sudah cukup untuk
dipertimbangkan sebagai pengemudi yang baik. Hal ini salah karena untuk menjadi
pengemudi yang aman, anda memerlukan bukan hanya tehnik tetapi juga tanggung jawab
dan sikap profesional berhubungan dengan apapun yang terjadi saat mengemudi; apakah
ini berhubungan dengan kita sendiri, dengan kondisi jalan, pengemudi lain, pejalan kaki
dan kondisi cuaca ( lihat appendix untuk datasheet Safe Driving).
Pengemudi yang baik
Beberapa aktifitas guna mendorong anda mengemudi secara benar adalah :
Perhatian :
Ini berarti selalu waspada pada apa yang tejadi atau dapat terjadi, bukan hanya apa
yang anda lakukan, tetapi juga apa yang dilakukan pengemudi lain atau orang lain di
sekitarnya.
Akuntabilitas : bertanggung jawab untuk konsekuensi yang mungkin terjadi dari tiap
tindakan atau kejadian, ini berarti mengambil keputusan yang benar dan tepat waktu,
sesuai dengan situasi yang ada.
Tetap tenang :
Tetap tenang dan kalem , bahkan saat berada di bawah provokasi eksternal. Jangan
melarikan diri.
Peringatan : Cintalah kehidupan, kehidupan kita dan kehidupan orang lain, hal ini
akan mengarahkan kita untuk mengemudi dengan hati-hati, memberikan hak pejalan
kaki, kendaraan emergensi , dll.
Taati rambu-rambu di jalan :
Mengetahui dan selalu mentaati rambu-rambu jalan, bahkan jika tidak ada kendaraan
lain di dekat kita. Ini akan mencegah kecelakaan yang mungkin saja terjadi .
Operasikan dan pelihara kendaraan anda dengan benar; kegagalan tehnik apapun akan
menghabiskan waktu dan uang. Cidera yang diakibatkan oleh kegagalan mekanis
dapat mengarah pada resiko yang bersifat fatal.

Mengemudi secara waspada
Aktifitas utama yang perlu dikembangkan adalah mengemudi dengan hati-hati,
banyak kecelakaan dapat dihindari dengan mengantisipasi dan mengetahui
kemungkinan kesalahan yang dilakukan orang lain. Mengemudi dengan hati-hati
artinya mengantisipasi dan berfikir mengenai orang lain.
Aturan untuk mengemudi secara hati-hati adalah :
Selalu waspada untuk menghindari kejutan yang pasti tidak menyenangkan, selalu
melihat bukan saja pada jalan di depan tetapi juga di sisi lainnya. Gunakan kaca spion
dan jika pandangan terbatas, kurangi kecepatan. Selalu menjaga jarak aman dari
kendaraan di depan anda, gunakan aturan 3-4 detik : 3 detik membuat jarak dalam
kondisi normal dan 4 detik dalam kasus kondisi mengemudi yang tidak sesuai. Saat
mengemudi, kontrol kendaraan secara penuh-indikasikan gerakan anda kepada
pengemudi lainnya saat berhenti atau berputar, beritahukan pada mereka sebelumnya.
Walaupun anda mempunyai hak jalan, perhatikan selalu kendaraan lain. Jangan
pernah mengira bahwa mereka akan memberikan anda hak jalan .
Jangan pernah mengganggu pengemudi lainnya, apakah memprovokasi mereka atau
membalas dendam.
Antisipasi reaksi pejalan kaki, khususnya bila berada di dekat sekolah / rumah sakit.

3.8.2. Bekerja di ketinggian
Kontrol yang berkaitan dengan bekerja di ketinggian atau pada ruang tertutup/confined
space (mis. ijin kerja, penilaian resiko pekerjaan) akan efektif untuk mengurangi cidera
dengan meningkatkan kesadaran akan bahaya, menjamin diterapkannya metode kerja
yang benar dan pastikan bahwa peringatan yang sesuai telah dikomunikasikan.
Penggunaan wajib dari berbagai peralatan keselamatan (harness, safety nets) yang
dipastikan untuk melindungi pekerja dari kemungkinan terjatuh, meminta perijinan dan
inspeksi secara rutin di tempat kerja biasanya merupakan metoda yang umum
dipergunakan ( lihat appendix untuk datasheet Working at height)
Tangga
1. Tangga utama hanya untuk akses
2. Sebelum dipergunakan, pastikan apakah tangga dalam kondisi baik
3. Tangga harus terikat dan berpijak pada alasnya
4. Tangga harus diperpanjang1 (satu) meter di atas platform sebagai pegangan
tangan saat naik/turun.
5. Sebagai pemandu sudut, tangga harus “one out every four up”.
Scaffolding/perancah
1. Semua perancah harus didirikan, diubah atau dibongkar oleh ahli perancah