Analisis Pengaruh Diversifikasi Pendapatan Terhadap Kinerja Berbasis Pasar dan Risiko Berbasis Pasar pada Bank Go Public

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Tinjauan Teoritis

2.1.1

Teori Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan sebuah metode untuk menganalisis

sekuritas menggunakan data-data fundamental dari suatu perusahaan dan faktorfaktor eksternal yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan. Data fundamental yang
dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sebagainya.
Sementara faktor eksternal berupa kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, dan
juga tingkat inflasi.
Tujuan dasar dari analisis fundamental adalah untuk mendapatkan
pemahaman tentang parameter penting dari kinerja uang berdasarkan data laporan
arus kas, neraca, laporan laba rugi, dll. Analisis fundamental menghasilkan
penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah perusahaan tersebut sahamnya

layak dibeli atau tidak. Jika nilainya mahal atau overvalued, saham tersebut
dianggap nilainya lebih rendah dibandingkan harga yang berlaku di pasar. Dengan
kata lain harganya sudah terlalu mahal sehingga lebih baik tidak dibeli atau dijual
jika memiliki sahamnya. Sementara jika yang terjadi sebaliknya, saham itu layak
untuk dibeli dengan alasan harganya murah.
Analisis

ini

memiliki

horizon

jangka

panjang,

karena

selain


menggunakan data historis (berupa laporan keuangan perusahaan), analisis ini

11
Universitas Sumatera Utara

juga menggunakan data masa depan berupa estimasi pertumbuhan perusahaan,
estimasi perubahaan ekonomi di masa mendatang, dan berbagai jenis estimasi
lainnya yang dianggap dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha.
Meskipun menggunakan pendekatan kuantitatif dalam proses analisisnya, banyak
variabel ditentukan berdasarkan judgment, misalnya tingkat pertumbuhan
perusahaan di masa mendatang. Akibatnya, meskipun beberapa orang
menggunakan metode analisis fundamental dengan cara yang sama, hasilnya bisa
jadi berbeda.
Permasalahan yang seringkali dihadapi oleh investor adalah timing dan
informasi. Karena tidak semua investor mendapatkan informasi yang lengkap,
dapat terjadi kesalahan investasi akibat kurangnya informasi atau kesalahan timing
sehingga bisa jadi saham yang dibeli harganya sudah mahal. Dalam mengatasi
masalah timing tersebut dapat dilihat dari pergerakan bursa atau pergerakan saham
tersebut melalui analisis teknikal untuk menentukan sinyal transaksi (sinyal

beli/sinyal jual). Dengan menggabungkan kedua analisis tersebut secara tepat,
maka diharapkan investor memperoleh capital gain yang optimum.
Secara umum, analisis fundamental ini melibatkan banyak data
variabel yang harus dianalisis, dimana beberapa di antara variabel tersebut yang
cukup penting untuk diperhatikan yaitu :
1.

Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)

2.

Rasio laba terhadap saham yang beredar ( earning per share-EPS)

3.

Rasio pertumbuhan EPS

4.

Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham (price earning ratio)


12
Universitas Sumatera Utara

5.

Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan ( price earning
growth ratio)

6.

Rasio harga saham terhadap penjualan (price/sales ratio)

7.

Rasio harga saham terhadap nilai buku (price book value)

8.

Rasio hutang perseroan ( debt ratio)


9.

Margin keuntungan bersih (net profit margin)

2.1.2

Kinerja Berbasis Pasar
Kinerja merupakan ukuran subjektif dari seberapa baik suatu perusahaan

dapat menggunakan aset untuk berbagai jenis usaha dan menghasilkan pendapatan.
Beberapa aspek kinerja tidak dapat diamati secara langsung, namun aspek-aspek
ini memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kondisi ekonomi
perusahaan. Sementara itu, pemegang saham mengukur kinerja perusahaan
berdasarkan keuntungan atau profit yang dihasilkan bank untuk kepentingan
dirinya sendiri.
Keuntungan yang diterima oleh pemegang saham disebut dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return). Tingkat pengembalian yang
diharapkan oleh investor mengacu pada tingkat pengembalian rata-rata. Apabila
harga saham mengalami kenaikan atau penurunan, maka tingkat pengembalian

atau imbal hasil yang diterima investor juga menjadi tinggi atau rendah.
Penciptaan nilai bagi investor dapat terjadi apabila return on equity (ROE)
melebihi cost of equity (COE). ROE merupakan salah satu acuan yang digunakan
untuk mengukur profitabilitas bank dan mencerminkan tingkat pengembalian

13
Universitas Sumatera Utara

kepada para pemegang saham. Semakin tinggi imbal hasil yang diterima
pemegang saham, maka semakin baik kinerja bank karena laba yang ditahan oleh
bank semakin besar sehingga bank dapat membayar dividen yang lebih besar
kepada pemegang saham ketika profit semakin tinggi.
Di sisi lain, tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor
merupakan beban ekuitas atau cost of equity bagi pihak bank. Biaya ekuitas adalah
tingkat suku bunga yang digunakan oleh pasar saham untuk menghitung nilai
saham suatu bank dan ini merupakan biaya kesempatan bagi para pemegang
saham untuk berinvestasi pada saham lain yang diperdagangkan di bursa efek.
Dengan kata lain, penciptaan nilai bagi investor dapat terjadi apabila nilai pasar
melebihi nilai intrinsik ekuitas.
Penilaian kinerja perlu dilakukan untuk beberapa alasan, misalnya bagi

pengambil

kebijakan,

hasil

penilaian

kinerja

dapat

digunakan

untuk

mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan mencari solusi untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Pemegang saham juga perlu menentukan apakah mereka harus
menjual atau membeli saham dari berbagai bank berdasarkan kinerja keuangan
masing-masing bank. Sedangkan bagi analis investasi, penilaian kinerja

merupakan suatu sarana untuk memberikan nasihat kepada investor dalam
berinvestasi. Bank juga melakukan evaluasi kinerjanya untuk menilai apakah
keputusan manajemen yang diambil pada periode sebelumnya memberikan
dampak bagi kinerja bank dan melakukan perubahan yang terkait sehingga
masalah-masalah yang ada dapat dihindari terutama masalah keuangan. (Jeff
Madura 2006 : 593)

14
Universitas Sumatera Utara

Banyak ukuran atau index yang dapat digunakan untuk menilai seberapa
baik kinerja suatu bank. Misalnya dengan melihat kepada neraca (balance sheet)
maupun laporan laba rugi (income statement) bank. Selain itu, kinerja bank dapat
diukur melalui rasio keuangan, nilai Tobin’s Q maupun market to book ratio.

2.1.2.1 Rasio Keuangan
Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan alat analisis keuangan
perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan
data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi,
laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan

(mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor
untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan
prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian
informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk
menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain
dari suatu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah
ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa
lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada
masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain
dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat

15
Universitas Sumatera Utara

memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan
keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja
tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan
yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas,

dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur,
analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.
Setidaknya ada 3 jenis rasio yang biasa digunakan dalam mengukur
kinerja keuangan suatu bank. Adapun rasio yang dimaksud adalah rasio
solvabilitas (kecukupan modal), rasio profitabilitas, dan rasio likuiditas. Penilaian
keputusan berinvestasi dalam pasar modal dan menilai sehat atau tidaknya suatu
bank, biasanya dinilai dari kinerja keuangan bank bersangkutan yang tercermin
dalam laporan keuangan dan rasio keuangan. Jenis-jenis rasio keuangan tersebut
adalah :
1.

Rasio solvabilitas
Analisis solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, alat pengukuran
besar kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang
sahamnya, dan dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen
bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti
yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut. Beberapa
rasio ini antara lain Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total
Hutang terhadap Total Asset, TIE (Time Interest Earned)


16
Universitas Sumatera Utara

2.

Rasio profitabilitas
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Rasio ini antara lain
GPM (Gross Profit Margin), OPM (Operating Profit Margin), NPM (Net
Profit Margin), ROA (Return to Total Asset), ROE (Return On Equity).

3.

Rasio likuiditas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menjamin
kewajiban-kewajiban lancarnya. Suatu bank dikatakan likuid apabila bank
yang bersangkutan dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat
membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan
kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Rasio ini antara lain Rasio
Kas (cash ratio), Rasio Cepat (quick ratio), Rasio Lancar (current ratio)

2.1.2.2 Nilai Tobin’s Q
Selain menggunakan rasio keuangan, bank juga dapat menggunakan nilai
Tobin’s Q untuk mengukur kinerjanya. Tobin’s Q ditemukan oleh seorang
pemenang hadiah nobel dari Amerika Serikat yaitu James Tobin. Tobin’s Q
adalah perbandingan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai buku total aktiva.
Rumus nilai Tobin’s Q dapat dituliskan sebagai berikut:
Tobin’s Q =

17
Universitas Sumatera Utara

Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin
besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan
maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang
lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Permanasari : 2010)

2.1.2.3 Market to Book Ratio
Salah satu ukuran untuk mengukur performance atau kinerja bank
adalah dengan menggunakan Market-to-Book Ratio / M/B ratio (rasio nilai
pasar dengan nilai buku) adalah rasio nilai pasar ekuitas saham perusahaan dengan
nilai akuntansi ekuitas itu. Bila market-to-book ratio relatif tinggi dibandingkan
rata-rata industri maka hal itu menunjukkan bahwa perusahaan dapat lebih efisien
menggunakan asetnya untuk menciptakan nilai.

M/B ratio =

2.1.3

Risiko Berbasis Pasar
Risiko pasar merupakan suatu risiko yang timbul dari pergerakan tingkat

suku bunga atau harga pasar yang kurang baik dan cukup potensial dalam
mempengaruhi profitabilitas bank dan modal pemegang saham. Risiko pasar dapat
dijabarkan menjadi 3 bagian, yaitu risiko suku bunga, risiko modal dan harga
sekuritas, serta risiko nilai tukar.

18
Universitas Sumatera Utara

1.

Risiko Suku Bunga
Pada dasarnya, analisis risiko suku bunga menghubungkan tingkat
sensitivitas dari pendapatan bunga pada perubahan imbal hasil suatu aset
terhadap tingkat sensitivitas dari beban bunga pada biaya bunga suatu
liabilitas. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan menggunakan analisis
GAP dan earnings sensitivity. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
menentukan seberapa besar pengaruh pergerakan tingkat suku bunga pasar
terhadap pendapatan bunga bersih (net interest income). Pendekatan analisis
portofolio lain yang lebih komprehensif menghubungkan durasi aset dengan
durasi liabilitas dengan menggunakan duration gap dan analisis nilai
ekonomi dari sensitivitas modal untuk menilai pengaruh perubahan suku
bunga terhadap pendapatan bunga bersih dan nilai pasar dari modal
pemegang saham. Durasi merupakan suatu ukuran yang elastis yang
mengindikasikan sensitivitas harga relatif dari berbagai sekuritas.
Baik GAP maupun duration gap memiliki fokus pada ketidaksinambungan
antara tingkat maturitas dan durasi daripada aset dan liabilitas serta
perubahan potensial pada tingkat suku bunga. Sebuah aset atau liabilitas
dikatakan peka terhadap suku bunga apabila manajemen perbankan
mengharapkan aset atau liabilitas yang bersangkutan dihargai ulang
(repriced) dalam suatu periode tertentu. Jika GAP suatu bank adalah negatif
maka hal ini dapat diartikan bahwa pemberian harga ulang pada liabilitas
lebih cepat dibandingkan aset, yang selanjutnya meningkatkan pendapatan
bunga bank seiring dengan penurunan suku bunga.

19
Universitas Sumatera Utara

2.

Risiko Modal dan Harga Sekuritas
Perubahan pada harga pasar, tingkat suku bunga, dan nilai tukar
memberikan pengaruh terhadap nilai pasar pada berbagai ekuitas, fixedincome securities, instrumen derivatif, dan berbagai kontrak pada neraca offbalance. Bank-bank besar perlu melakukan analisis value-at-risk untuk
menilai risiko kehilangan portofolio dari aset yang diperdagangkan dan
menahan sejumlah modal dalam mengatasi risiko pasar ini.

3.

Risiko Nilai Tukar
Perubahan nilai tukar memberikan pengaruh terhadap nilai aset, liabilitas,
dan berbagai aktivitas pada neraca off-balance yang memiliki denominasi
mata uang berbeda dengan nilai mata uang domestik. Risiko ini muncul
karena sejumlah bank menahan asetnya dan menerbitkan liabilitas dengan
mata uang asing. Ketika jumlah aset dan liabilitas berbeda dalam hal mata
uang, perubahan nilai tukar akan menghasilkan keuntungan atau kerugian
yang mempengaruhi nilai pasar dari ekuitas pemegang saham.

2.1.4

Diversifikasi Bank
Industri perbankan di dunia telah mengalami perubahan yang cukup

besar dalam beberapa tahun terakhir. Deregulasi mengakibatkan sektor perbankan
menjadi lebih kompetitif. Dewasa ini, bank mempunyai fleksibilitas atau
kebebasan untuk memilih jasa yang mereka tawarkan, lokasi untuk beroperasi,
maupun tingkat suku bunga deposito yang dibayarkan kepada deposan. Walaupun

20
Universitas Sumatera Utara

secara umum terlihat menguntungkan, fleksibilitas ini menciptakan kompetisi
yang cukup ketat diantara perbankan. Bahkan, antar bank dan institusi keuangan
lainnya sekarang berlomba-lomba menawarkan jasa-jasa bank. Banyak bank telah
melakukan ekspansi dengan membuka cabang baru baik di dalam atau luar negeri
serta melakukan akuisisi dengan tujuan efisiensi biaya. Di sisi lain, bank juga
melakukan diversifikasi pada berbagai jasa untuk meningkatkan keuntungan (Jeff
Madura 2006 : 531)
Diversifikasi bank secara sederhana diartikan sebagai upaya penyediaan
lebih banyak produk dan jasa oleh lembaga keuangan, dalam hal ini yaitu bank.
Diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan fee
based income, dan diversifikasi penanaman dana, serta penerapan prinsip
akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya. Perusahaan-perusahaan,
terutama perusahaan publik memiliki tanggung jawab kepada pemegang saham
mereka. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan ketika membuat suatu
keputusan bisnis berdasarkan risiko dan manfaat dari diversikasi bank.
Contoh sederhana dari diversifikasi bank adalah kartu kredit. Kartu kredit
ini muncul dari adanya jasa pinjaman yang ditawarkan bank kepada nasabah. Ini
juga bisa diperluas ke hal-hal lain seperti investasi reksa dana bagi nasabah.
Diversifikasi juga termasuk se jumlah layanan berbasis fee, seperti mengeluarkan
cek kasir atau pelayanan transfer. Jasa-jasa ini dapat menghasilkan pendapatan
bagi bank.
Manfaat yang jelas dari diversifikasi bank adalah untuk meningkatkan
profitabilitas. Bank dapat meningkatkan pendapatannya dengan menyediakan

21
Universitas Sumatera Utara

layanan yang lebih bervariasi sehingga hal ini diharapkan dapat meningkatkan
loyalitas nasabah. Nasabah akan merasa senang jika mereka dapat memanfaatkan
bank untuk berbagai layanan, daripada harus melalui beberapa perantara.

2.1.5

Fee Based Income
Fee Based Income atau pendapatan non bunga adalah pendapatan provisi,

fee atau komisi yang diterima bank dari pemasaran produk maupun transaksi jasa
perbankan yang dibebankan kepada nasabah sehubungan dengan produk dan jasa
bank yang dinikmatinya. Dengan kata lain, fee based income merupakan
keuntungan yang didapat dari transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank
lainnya (Kasmir 2002 : 6)
Tujuan pemberian jasa-jasa bank ini adalah untuk mendukung dan
memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana. Semakin
lengkap jasa-jasa bank yang dapat dilayani oleh suatu bank maka akan semakin
baik. Kelengkapan ini ditentukan dari permodalan bank serta kesiapan bank dalam
menyediakan sumber daya manusia yang handal dan didukung oleh kecanggihan
teknologi yang dimilikinya.
Di samping itu, kelengkapan jasa bank ini juga tergantung dari jenis bank
apakah bank umum atau Bank Perkreditan Rakyat atau dapat pula dilihat dari segi
status bank tersebut apakah bank devisa atau non devisa. Jika berstatus devisa,
maka jenis bank yang di tawarkan akan lebih lengkap dibandingkan dengan non
devisa. Kemudian kelengkapan jasa bank dapat pula dilihat dari status cabangnya,
apakah cabang penuh, pembantu atau kantor kas.

22
Universitas Sumatera Utara

Fee based income ini dianggap cukup potensial karena pendapatan non
bunga ini dapat diperoleh baik dari aktivitas pemberian kredit maupun aktivitas
lainnya yang bersifat non kredit. Selain itu, fee based income mengandung resiko
unpaid (tidak terbayar kembali) yang relatif kecil karena pembayaran fee ini
diterima segera saat transaksi terjadi atau saat fee tersebut efektif dibebankan.
Lebih lanjut, penetapan fee oleh bank atas suatu produk atau jasanya tidak
banyak dipergunakan oleh tingkat fee yang diberlakukan oleh pesaing, dan yang
paling utama, pendapatan non bunga ini memberikan kontribusi yang cukup besar
untuk peningkatan laba bank. Dalam prakteknya, jasa-jasa bank yang
menghasilkan fee based income adalah :
1.

Kiriman uang (transfer)
Transfer merupakan jasa pengiriman uang melalui bank. Pengiriman uang
dapat dilakukan pada bank yang sama atau bank yang berlainan. Pengiriman
uang juga dapat dilakukan dengan tujuan dalam kota, luar kota, atau luar
negeri. Khusus untuk pengiriman uang keluar negeri harus melalui bank
devisa. Kepada nasabah pengirim dikenakan biaya kirim yang besarnya
tergantung dari bank yang bersangkutan.

2.

Kliring (clearing)
Kliring merupakan jasa penyelesaian hutang piutang antar bank dengan cara
menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan (surat-surat berharga
seperti cek, bilyet giro) di lembaga kliring. Melalui jasa kliring, nasabah
cukup menyerahkan cek atau bilyet giro yang dimilikinya ke bank dimana
nasabah memiliki rekening. Kemudian jika bank menganggap syarat telah

23
Universitas Sumatera Utara

dipenuhi, maka bank bersangkutan akan melakukan kliring ke Bank
Indonesia pada hari itu juga. Nasabah juga dapat langsung menyetor
beberapa macam cek atau bilyet giro dari berbagai bank dengan catatan
masih dalam satu wilayah kliring.
3.

Inkaso (collection)
Merupakan penagihan warkat yang berasal dari luar kota atau luar negeri.
Proses penagihan lewat inkaso tergantung dari jarak lokasi penagihan dan
biasanya memakan waktu satu minggu sampai satu bulan. Besarnya biaya
penagihan tergantung dari bank yang bersangkutan dengan pertimbangan
jarak serta pertimbangan lainnya.

4.

Safe deposit box
Safe deposit box merupakan suatu jasa pelayanan dimana bank menyewakan
kotak pengaman tempat dokumen atau barang-barang berharga milik
nasabah, misalnya sertifikat tanah, ijazah, paspor, emas, mutiara, dan lainlain. Nasabah penyewa box akan dikenakan biaya sewa yang besarnya
tergantung dari ukuran box serta jangka waktu penyewaan.

5.

Kartu kredit (bank card)
Bank card atau yang lebih popular dengan sebutan kartu kredit merupakan
alat pembayaran pengganti uang tunai atau cek. Kartu ini memberikan
fasilitas penggunaan uang sampai dengan pagu/batas tertentu yang
didasarkan pada pertimbangan tertentu yang ditetapkan oleh bank, biasanya
berdasarkan pada tingkat pendapatan dan kedudukan/reputasi nasabah.
Kepada pemegang kartu kredit dikenakan biaya iuran tahunan.

24
Universitas Sumatera Utara

6.

Bank notes
Merupakan uang kartal asing yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh bank di
luar negeri. Bank notes dikenal juga dengan istilah “devisa tunai” yang
mempunyai sifat-sifat seperti uang tunai. Dalam praktiknya, bank notes
diperjualbelikan di bank dan di pedagang valuta asing. Namun tidak semua
bank notes dapat diperjualbelikan, hal ini tergantung dari peraturan devisa di
negara asal bank notes.

7.

Bank garansi
Merupakan jaminan bank yang diberikan kepada nasabah dalam rangka
membiayai suatu usaha. Dengan jaminan bank ini, pengusaha memperoleh
fasilitas untuk melaksanakan kegiatannya dengan pihak lain. Sebelum
jaminan bank dikeluarkan, bank terlebih dahulu mempelajari kredibilitas
nasabahnya.

8.

Letter of credit (L/C)
Merupakan surat kredit yang diberikan kepada para eksportir dan importir
yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas transaksi ekspor-impor
yang mereka lakukan. Pembukaan L/C oleh importir dilakukan nasabah
melalui bank yang disebut opening bank atau issuing bank. Bank eksportir
merupakan bank pembayar terhadap barang yang diperdagangkan.

9.

Cek wisata (travellers cheque)
Merupakan cek perjalanan yang biasa digunakan oleh turis atau wisatawan.
Cek wisata dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran di berbagai tempat
pembelanjaan, hotel atau supermarket.

25
Universitas Sumatera Utara

2.1.6

Trading Income
Pendapatan berbasis perdagangan atau yang biasa disebut dengan trading

income merupakan pendapatan yang diperoleh bank dari pasar modal. Jika
dihubungkan dengan perbankan, pasar modal merupakan salah satu tempat
dimana bank menanamkan modal atau uangnya dengan tujuan mendapatkan profit
dan pendapatan dengan tingkat suku bunga tertentu. Peningkatan pendapatan
berbasis perdagangan ini berpengaruh positif terhadap pendapatan operasional
non-bunga. Semakin tinggi trading income, maka pendapatan bank juga akan
semakin meningkat. Sebaliknya, apabila trading income menurun, maka bank
pendapatan bank juga akan menurun.
Biasanya, bank melakukan investasi di pasar modal dalam bentuk saham
dan obligasi. Jika bank menginvestasikan uangnya di saham, maka bank akan
berusaha untuk mendapatkan capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan
harga jual saham. Berbeda dengan pasar uang atau forex, pasar saham merupakan
pasar yang mengharuskan trader membuka posisi buy terlebih dahulu, baru
kemudian menutupnya di sell. Oleh sebab itu, pihak bank harus menganalisis dan
memprediksi saham agar mengetahui pergerakan harganya. Sebagai tambahan
informasi, dalam pasar saham, para pemain biasanya menggunakan dua jenis
analisis, yaitu fundamental dan teknis.
Pendekatan fundamental digunakan dalam jangka panjang. Dalam
pendekatan ini bank mencoba untuk mengelola risiko likuiditas dengan
mengendalikan posisi aset-kewajiban. Sementara pendekatan teknis berfokus pada
posisi kewajiban bank dalam jangka pendek. Likuiditas dalam jangka pendek ini

26
Universitas Sumatera Utara

terutama terkait dengan arus kas yang timbul akibat transaksi operasional. Bank
harus mengetahui persyaratan dan uang tunai arus kas masuk dan menyesuaikan
keduanya untuk memastikan tingkat yang aman untuk posisi likuiditas.

27
Universitas Sumatera Utara

2.2

Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Rangkuman Penelitian Terdahulu

No

Peneliti

Judul

1

Viral V
Acharya,
Iftekhar
Hasan
dan
Anthony
Saunders
(2002)

Should
banks be
diversified?
Evidence
from
individual
bank loan
portfolios

2

3

4

Lieven
Baele,
Olivier
De
Jonghe,
Rudi
Vander
Vennet
(2007)
Sibel
Yilmaz
Turkmen
, PhD
dan
Ihsan
Yigit,
PhD
(2012)

Michiru
Sawada
(2013)

Does the
stock
market
value bank
diversificati
on?

Diversificati
on in
Banking
and its
Effect on
Banks’
Performanc
e: Evidence
from
Turkey
How does
the stock
market
value bank
diversificati
on?
Empirical
evidence

Variabel
Independen
Dependen

Hasil
Penelitian
Diversifikasi
industri dan
sektoral
menurunkan
kinerja bank

Diversifikasi
pendapatan
(Herfindahl
Index)

Tingkat
pengembalian
dan risiko

Diversifikasi
pendapatan
(Herfindahl
Index)

Diversifikasi
berpengaruh
positif
Kinerja
terhadap
(Tobin’s Q)
kinerja bank
dan risiko bank
dan
menurunkan
risiko non
sistematis

Diversifikasi
pendapatan
(Herfindahl
Index)

Kinerja bank
yang diukur
oleh Return on
Asset (ROA),
Return on
Equity (ROE)

Diversifikasi
geografis
berpengaruh
negatif
terhadap
kinerja bank

Diversifikasi
pendapatan
(Non interest
income
share)

Kinerja
(Tobin’s Q,
Market to book
equity ratio)
Risiko (market
beta,
idiosyncratic
risk, total risk)

Diversifikasi
pendapatan
berpengaruh
positif
terhadap nilai
bank, tetapi
tidak
memberikan

28
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1, Lanjutan
No

Peneliti

Variabel

Judul

Independen

Hasil

Dependen

bukti bahwa
hal itu
mengurangi
risiko bank

from
Japanese
bank

5

Steve
Mercieca
,Klaus
Schaeck,
Simon
Wolfe
(2007)

Small
European
banks:
Benefits
from
diversificati
on?

Diversifikasi
pendapatan
(Herfindahl
Index)

Return on
Equity (ROE)
dan Return on
Asset (ROA)

Diversifikasi
tidak
memberikan
keuntungan
bagi institusi
kecil

Sumber : Data Diolah Oleh Penulis (2015)

2.3

Kerangka Konseptual
Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan hasil penelitian

sebelumnya yang telah menguji pengaruh diversifikasi pendapatan terhadap
kinerja maupun risiko bank, maka dibuat model penelitian sebagai berikut :

Fee Based Income

Kinerja Bank

Trading Income

Risiko Bank

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bank size
Equity-to-assset
Cost-to-income
Bad loan ratio
Loan growth rate
ROA

Gambar 2.1
Kerangka konseptual

29
Universitas Sumatera Utara

Non interest income dalam penelitian ini dijabarkan menjadi 2 bagian,
yaitu fee based income dan trading income.

Fee based income merupakan

keuntungan yang diperoleh bank dari kegiatan menjual jasa kepada nasabah. Bank
memungut biaya dari nasabah atas jasa-jasa yang diberikannya yang besarnya
tergantung dari jasa bank yang dinikmati oleh nasabah. Biaya yang dipungut
meliputi biaya kirim, biaya tagih, biaya administrasi, biaya provisi dan komisi,
biaya iuran, biaya sewa, dan biaya-biaya lainnya. Trading income merupakan
pendapatan yang diterima bank dari aktivitas di pasar modal. Baik fee based
income dan trading income mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja bank
dikarenakan pendapatan-pendapatan ini dapat meningkatkan keuntungan atau
profitabilitas bank. Semakin tinggi pendapatan non bunga bank, maka keuntungan
yang diterima bank akan semakin besar dan ini memberikan bukti bahwa kinerja
bank semakin baik. Kinerja bank dalam penelitian ini diukur menggunakan 2
pendekatan, yaitu nilai Tobin’s Q dan market-to-book-ratio (M/B ratio). Semakin
besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek
pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset
perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka semakin besar
kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki
perusahaan tersebut (Permanasari : 2010). Sementara jika market-to-book ratio
relatif tinggi dibandingkan rata-rata industri maka hal itu menunjukkan bahwa
perusahaan dapat lebih efisien menggunakan asetnya untuk menciptakan nilai.
Di sisi lain, fee based income dan trading income mempunyai pengaruh
negatif terhadap risiko bank. Hal ini dikarenakan non interest income tidak terkait

30
Universitas Sumatera Utara

dengan persyaratan modal suatu bank yaitu capital adequacy ratio / CAR (rasio
kecukupan modal), likuiditas, non performing loan / NPL (tingkat kredit macet),
serta tidak terkait dengan risiko yang timbul akibat fluktuasi tingkat suku bunga.
Selain itu, pendapatan non bunga mempunyai risiko unpaid yang relatif kecil
apabila dibandingkan dengan kegiatan penyaluran kredit karena pembayaran fee
ini diterima segera saat transaksi terjadi atau saat fee tersebut efektif dibebankan.
Risiko berbasis pasar atau risiko sistematis merupakan risiko yang melekat pada
seluruh segmen pasar sehingga sering disebut risiko pasar. Risiko ini bersifat tidak
terduga dan tidak dapat dihindari sepenuhnya. Jika non interest income meningkat,
maka hal ini dapat menurunkan risiko bank karena semakin luas bank melakukan
diversifikasi maka risiko kerugian bank dapat ditekan. Sebaliknya, jika non
interest income mengalami penurunan, maka risiko bank akan meningkat.

2.4

Hipotesis Konseptual
Pada

penelitian

dengan

judul

“Analisis

Pengaruh

Diversifikasi

Pendapatan Terhadap Kinerja Berbasis Pasar dan Risiko Berbasis Pasar Pada
Bank Go Public”, hipotesis kerangka konseptual disusun sebagai berikut :
H1

: Fee based income dan trading income memiliki pengaruh
siginifikan terhadap nilai Tobin’s Q

H2

: Fee based income dan trading income memiliki pengaruh
siginifikan terhadap market-to-book ratio

H3

: Fee based income dan trading income memiliki pengaruh
siginifikan terhadap nilai beta

31
Universitas Sumatera Utara