Pengaruh Ukuran Perusahaan, Karakteristik Audit Dan Jenis Opini Audit Terhadap Biaya Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals dan agents. Pihak principals adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan.

Teori agensi muncul karena adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agen) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama dimana prinsipal mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada agen dalam mengelola kekayaan investor (Brigham dan Houston, 2004:145).

Tujuan dari teori agensi adalah pertama, untuk meningkatkan kemampuan individu (baik prinsipal maupun agen) dalam mengevaluasi lingkungan dimana keputusan harus diambil (The belief revision role). Kedua, untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja (Theperformance

evaluation role). Secara garis besar teori agensi dikelompokkan menjadi dua

(Eisenhardt,1989:45),” yaitu positive agency research dan principal agent

research.Positive agent research memfokuskan pada identifikasi situasi dimana

agen dan prinsipal mempunyai tujuan yang bertentangan dan mekanisme pengendalian yang terbatas hanya menjaga perilaku self serving agen”. Secara ekslusif, kelompok ini hanya memperhatikan konflik tujuan antara pemilik


(2)

(stockholder) dengan manajer. Sementara itu principal agent research memfokuskan pada kontrak optimal antara perilaku dan hasilnya, secara garis besar penekanan pada hubungan principal dan agen. Principal-agen

research mengungkapkan bahwa hubungan agent-principal dapat diaplikasikan

secara lebih luas, misalnya untuk menggambarkan hubungan pekerja dan pemberi kerja, lawyer dengan kliennya, auditor dengan auditee. Agency theory tidak dapat dilepaskan dari kedua belah pihak diatas, baik prinsipal maupun agen merupakan pelaku utama dan keduanya mempunyai bargaining position masing-masing dalam menempatkan posisi, peran dan kedudukannya. Prinsipal sebagai pemilik modal memiliki akses pada informasi internal perusahaan sedangkan agen sebagai pelaku dalam praktek operasional perusahaan mempunyai informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan secara riil dan menyeluruh. Posisi, fungsi, situasi, tujuan, kepentingan dan latar belakang prinsipal dan agen yang berbeda dan saling bertolak belakang tersebut akan menimbulkan pertentangan dengan saling tarik menarik kepentingan (conflict of interest) dan pengaruh antara satu sama lain.Berkaitan dengan auditing, baik prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai orang yang memiliki rasionalitas ekonomi, dimana setiap tindakan yang dilakukan termotivasi oleh kepentingan pribadi atau akan memenuhi kepentingannya terlebih dahulu sebelum memenuhi kepentingan orang lain. “Teori keagenan mengatakan sulit untuk mempercayai bahwa manajemen (agent) akan selalu bertindak berdasarkan kepentingan pemegang saham (principal),sehingga diperlukan monitoring dari pemegang saham” (Copeland dan Weston,1992:20).


(3)

termasuk pengambilan keputusan ekonomik, dalam lingkungan yang tidak pasti seperti perusahaan dalam kondisi financial distress. Agen sebagai seorang manajer akan mengambil keputusan untuk melakukan berbagai strategi guna mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan. Disisi lain agen merupakan pihak yang diberikan kewenangan oleh prinsipal berkewajiban mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanahkan kepadanya.

Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pihak yang melakukan proses pemantauan dan pemeriksaan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pihak-pihak tersebut diatas. Aktivitas pihak-pihak tersebut, dinilai lewat kinerja keuangannya yang tercermin dalam laporan keuangan. Lebih lanjut dalam agency

theory, pemilik perusahaan membutuhkan auditor untuk memverifikasi informasi

yang diberikan manajemen kepada pihak perusahaan. Sebaliknya, manajemen memerlukan auditor untuk memberikan legitimasi atas kinerja yang mereka lakukan (dalam bentuk laporan keuangan), sehingga mereka layak mendapatkan insentif atas kinerja tersebut. Disisi lain, kreditor membutuhkan auditor untuk memastikan bahwa uang yang mereka kucurkan untuk membiayai kegiatan perusahaan, benar-benar digunakan sesuai dengan persetujuan yang ada, sehingga kreditor bisa menerima bunga atas pinjaman yang diberikan.

Pengawasan atau monitoring yang dilakukan oleh pihak independen memerlukan biaya atau monitoring cost dalam bentuk biaya audit, yang merupakan salah satu dari agency cost. Biaya pengawasan (monitoring

cost) merupakan biaya untuk mengawasi perilaku agent apakah agent telah


(4)

aktivitas yang telah ditugaskan kepada manajer. Uraian tersebut diatas memberi makna bahwa auditor merupakan pihak yang dianggap dapat menjembatani kepentingan pihak pemegang saham (principal) dengan pihak manajer

(agent) dalam mengelola keuangan perusahaan termasuk menilai kelayakan

strategi manajemen dalam upaya untuk mengatasi kesulitan keuangan perusahaan. atas pekerjaan manajer melalui sebuah sarana yaitu laporan keuangan, sehingga auditor akan melakukan proses audit terhadap kewajaran laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas termasuk catatan atas laporan keuangan yang kemudian akan memberikan pendapat atas pekerjaan auditnya dalam bentuk opini audit. Auditor independen melakukan pengawasan atau monitoring karena manajer berkeinginan untuk menyajikan laporan keuangan agar tampak lebih baik dari kondisi senyatanya.

2.1.2 Ukuran Perusahaan

Menurut Ferry dan Jones (dalam Sujianto, 2001:66), “ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aset, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total asset”. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan.

Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset perusahaan.


(5)

Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan yang memiliki total aktiva yang besar relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan perusahaan dengan total aktiva yang kecil.

2.1.3 Karakteristik Auditor

Seluruh perusahaan yang telah Go Public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia diharuskan untuk memenuhi kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) sebelum dipublikasikan kepada publik. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut untuk bersikap independen dalam mendeteksi kemungkinan perilaku menyimpang atau kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangannya.

Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang lebih besar (big4) diasumsikan audit yang dilakukan lebih berkualitas dibandingkan dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang lebih kecil (non big4) karena adanya kecenderungan untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan audit, termasuk menjalankan prosedur-prosedur audit yang berlaku.

Varibel fee audit diukur dengan menggunakan pertanyaan yang dikembangkan oleh Supriyono (1988) dalam Faud (2012:87) dengan empat pertanyaan mengenai fee audit yaitu :


(6)

1. Kantor Akuntan Publik (KAP) cenderung menerima klien dengan fee besar

2. Fee audit yang besar akan meningkatkan tanggung jawab

3. Kantor Akuntan Publik (KAP) akan mengaudit badan usaha dengan risiko tinggi apabila mendapatkan fee yang besar

4. Besar kecilnya fee akan mempengaruhi tanggung jawab

2.1.4 Jenis Opini Audit

Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Opini audit biasanya terdapat dalam paragraf pendapat di dalam laporan auditor tersebut. Laporan audit adalah hasil akhir dari pemeriksaan seorang auditor terhadap laporan keuangan kliennya. Di dalam laporan tersebut biasanya terdiri dari tiga paragraf yaitu paragraf pengantar, pargaraf lingkup, dan paragraf pendapat.

Melalui opini audit, auditor dapat berkomunikasi dengan lingkungannya. Opini audit digunakan auditor untuk menyatakan pendapatnya mengenai laporan keuangan yang telah diperiksanya, dimana auditor dapat menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan audit. Laporan audit penting sekali dalam suatu audit atau proses atestasi lainnya karena


(7)

laporan tersebut menginformasikan kepada pengguna informasi tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya.

Opini auditor terdiri dari 5 Jenis (Mulyadi 2002:416) yaitu : a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion).

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor jika kondisi berikut ini terpenuhi, antara lain :

1. Semua laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas terdapat dalam laporan keuangan.

2. Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat dipenuhi oleh auditor.

3. Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tiga standar pekerjaan lapangan.

4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.

5. Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.

b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified Opinion with Explanatory Language)

Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau bahasa penjelas yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit baku adalah:

1. Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum. 2. Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.

3. Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

4. Penekanan atas suatu hal

5. Laporan audit yang melibatkan auditor lain.

c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal hal yang dikecualikan. Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam keadaan :

1. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit.


(8)

2. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.

d. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan auditee tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

e. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Audtior menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan audit yang auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

2.1.5 Biaya Audit

Fee audit adalah besaran biaya yang diterima oleh auditor dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian dan lain-lain. Menurut Sukrisno Agoes (2012:18) mendefenisikan Fee Audit sebagai berikut: “Besarnya biaya tergantung antara lain resiko penugasan ,kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tesebut , struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan professional lainya.”.

Simunic (1996 dalam Agustina, 2013) menyatakan bahwa audit fees ditentukan oleh besar kecilnya perusahaan yang diaudit (client size), risiko audit (atas dasar current ratio, quick ratio, D/E, ligitation risk) , dan kompleksitas audit (subsidiaries, foreign listed). Sedangkan menurut Sankaraguruswamy et al. dalam Halim (2005) audit fees merupakan pendapatan yang besarnya bervariasi tergantung dari beberapa faktor dalam penugasan audit seperti keuangan klien (financial of client), ukuran perusahaan klien (client size), ukuran auditor atau


(9)

KAP, keahlian yang dimiliki auditor tentang industry (industry expertise), serta efisiensi yang dimiliki auditor (technological efficiency of auditors).

Menurut Mulyadi (2002: 63-64), besarnya fee profesional yaitu besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlakukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangkan professional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.

Besarnya biaya jasa audit (audit fee) yang diterima oleh kantor akuntan publik secara normal, semakin besar jasa audit yang diterima oleh kantor akuntan publik dari seorang klien berhubungan dengan tingginya resiko atas hilangnya independensi auditor. Account International study group I (1976) dalam kasidi (2007: 48)” merekomendasikan, bahwa auditor harus menahan diri dari menerima pemberian apapun dengan jumlah ongkos jasa audit sebesar 10 persen atau melebihi total pendapatan audit”. Selain itu IFAC (international Federation of

Accounting, 1996, 8.7) Code of Ethic for Professional Accountants dan EFFA

(European Federation of Accountants and Auditor, 1998) menyatakan, bahwa

ukuran atau besarnya perusahaan klien (yang diukur dari besarnya biaya audit) dapat meningkatkan perhatian terhadap independensi auditor, namun tidak menyebutkan berapa total biaya yang dapat diterima oleh auditor. EFAA

(European Federations of Accountants and Auditor 1998, 4) secara jelas

menyatakan bahwa total biaya audit dari seorang klien terhadap auditor sebaiknya tidak melebihi persentase total perputaran uang dalam Kantor Akuntan Publik (Kasidi, 2007: 19).


(10)

Berkaitan dengan hal tersebut fee audit yang diterima auditor semakin besar, auditor cenderung lebih bersikap independensi karena auditor akan lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas audit dengan menghasilkan laporan audit yang baik yang mampu meningkatkan kualitas audit.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu N

o

Nama Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

1 Nugrahani (2013)

Faktor – Faktor yang

mempengaruhi penetepan Fee Audit Eksternal pada Perusahaan yang terdaftar di BEI Independen : keberadaan internal audit, Independensi Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Intensitas Pertemuan Dewan Komisaris, Independen Komite Audit, Ukuran Komite Audit, Intensitas Pertemuan Komite Audit, Karakteristik Auditor, Ukuran Perusahaan, Anak Karakteristik Auditor, Ukuran Perusahaan, Anak perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Fee audit Sedangkan variabel keberadaan internal audit, Independensi Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Intensitas Pertemuan Dewan Komisaris, Independen Komite Audit, Ukuran Komite Audit,

Intensitas Pertemuan Komite Audit tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan


(11)

perusahaan

Dependen: Fee Audit 2 Vakilifard,

Hamid Reza (2014)

The Influence of Company Characteristics, the type of Auditors Opinion and Auditor’s Market Share on Audit Fees among companies listed on Tehran Stock Exchange 2009-2013

Independen : Return on investment ratio, firm size, auditor’s market share, type of auditor’s opinion and company’s losses during previous periods Dependen : Audit Fees

Return on investment, ukuran perusahaan , pangsa pasar auditor , dan kerugian

perusahaan selama periode sebelumnya Berpengaruh signifikan terhadap Biaya audit Dan jenis opini auditor tidak menunjukkan signifikan terhadap biaya audit.

3 Chen and Elder (2001)

Pengaruh ukuran perusahaan, pasar auditor, long term debt to asset ratio, rasio pengembalian investasi, profitabilitas perusahaan dan jenis opini audit terhadap Biaya audit. Variabel independen : Pengaruh ukuran perusahaan, pangsa pasar auditor, long term debt to asset ratio, rasio pengembalian investasi, profitabilitas perusahaan

Return on investment

ratio, pangsa pasar

auditor berpengaruh signifikan terhadap Biaya audit.

Sedangkan ukuran perusahaan,long term debt to asset ratio, profitabilitas

perusahaan dan jenis opini audit tidak

menunjukkan signifikan terhadap Biaya audit


(12)

dan jenis opini audit

Variabel dependen : Biaya audit 4 d’silva,

Cantoni emiliano (2001)

The determinants of Audit Fees, further Evidence from the UK Charity sector

Independen : The

organizational complexity of the charity, NAS fees, Auditor Big4 and non Big4

Dependen : Audit Fees

Auditor Big 4 dan Big4 dan Biaya NAS

berpengaruh signifikan terhadap biaya audit. Sedangkan

Kompleksitas

organisasi amal tidak menunjukkan signifikan terhadap biaya audit


(13)

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan atas latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dibangun kerangka konseptual seperti pada gambar 2.1

H1 (+)

H2 (+)

H3 (-)

H4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2011:33) kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka teoritis akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Variabel – variabel yang diteliti berpengaruh positif dan berpengaruh negatif. Ukuran perusahaan (X1) berpengaruh positif terhadap biaya audit,

Karakteristik auditor (X2) berpengaruh positif terhadap biaya audit, Jenis opini

audit (X3) berpengaruh negatif terhadap biaya audit.

Ukuran Perusahaan (X1)

Karakteristik auditor (X2)

Jenis Opini Audit (X3)


(14)

Biaya audit merupakan hal penting dalam pemeriksaan suatu laporan keuangan perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi biaya audit yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan pemeriksaan laporan keuangan tersebut. Salah satu diantara faktor yang mempengaruhinya adalah ukuran perusahaan.

Ukuran perusahaan adalah variabel yang paling penting dalam me-nentukan biaya audit. Seperti dijelaskan pada penelitian sebelumnya, bahwa auditor yang melakukan audit diperusahaan besar akan menghabiskan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk meninjau operasi klien karena perusahaan besar terlibat dalam sejumlah besar transaksi yang tentu saja membutuhkan waktu berjam-jam bagi auditor untuk memeriksa. Hal tesebut yang mengakibatkan penetapan biaya audit semakin tinggi.

Karakteristik auditor yang dinilai dengan ukuran kantor akuntan publik (KAP) apakah termasuk dalam KAP Big4 atau non-Big4. Dalam aturan etika kompartemen akuntan publik per 1 januari 2001 disebutkan bahwa: “KAP adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha dibidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik. Kantor akuntan publik yang memiliki nama besar (Big4) dipandang sebagai auditor yang akan menghasilkan tingkat kualitas audit yang melebihi persyaratan minimal.

Jenis opini audit yang diberikan oleh auditor independen dalam laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapat atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, sebagai


(15)

pihak yang independen, auditor tidak dibenarkan untuk memihak kepentingan siapapun dan untuk tidak mudah dipengaruhi, serta harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak memiliki suatu kepentingan dengan kliennya.

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2011:42)” hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji keberannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.”

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka, dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Biaya Audit H2 : Karakteristik auditor berpengaruh positif terhadap Biaya Audit H3 : Jenis Opini Audit berpengaruh negatif terhadap Biaya Audit

H4 : Ukuran perusahaan, Karakteristik auditor dan Jenis Opini Audit berpengaruh secara simultan terhadap Biaya Audit.


(1)

Berkaitan dengan hal tersebut fee audit yang diterima auditor semakin besar, auditor cenderung lebih bersikap independensi karena auditor akan lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas audit dengan menghasilkan laporan audit yang baik yang mampu meningkatkan kualitas audit.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu N

o

Nama Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 1 Nugrahani

(2013)

Faktor – Faktor yang

mempengaruhi penetepan Fee Audit Eksternal pada Perusahaan yang terdaftar di BEI Independen : keberadaan internal audit, Independensi Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Intensitas Pertemuan Dewan Komisaris, Independen Komite Audit, Ukuran Komite Audit, Intensitas Pertemuan Komite Audit, Karakteristik Auditor, Ukuran Perusahaan, Anak Karakteristik Auditor, Ukuran Perusahaan, Anak perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Fee audit Sedangkan variabel keberadaan internal audit, Independensi Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Intensitas Pertemuan Dewan Komisaris, Independen Komite Audit, Ukuran Komite Audit,

Intensitas Pertemuan Komite Audit tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan


(2)

perusahaan

Dependen: Fee Audit 2 Vakilifard,

Hamid Reza (2014)

The Influence of Company Characteristics, the type of Auditors Opinion and Auditor’s Market Share on Audit Fees among companies listed on Tehran Stock Exchange 2009-2013

Independen : Return on investment ratio, firm size, auditor’s market share, type of auditor’s opinion and company’s losses during previous periods Dependen : Audit Fees

Return on investment,

ukuran perusahaan , pangsa pasar auditor , dan kerugian

perusahaan selama periode sebelumnya Berpengaruh signifikan terhadap Biaya audit Dan jenis opini auditor tidak menunjukkan signifikan terhadap biaya audit.

3 Chen and Elder (2001)

Pengaruh ukuran perusahaan, pasar auditor, long term debt to asset ratio, rasio pengembalian investasi, profitabilitas perusahaan dan jenis opini audit terhadap Biaya audit. Variabel independen : Pengaruh ukuran perusahaan, pangsa pasar auditor, long term debt to asset ratio, rasio pengembalian investasi, profitabilitas perusahaan

Return on investment ratio, pangsa pasar auditor berpengaruh signifikan terhadap Biaya audit.

Sedangkan ukuran perusahaan,long term debt to asset ratio, profitabilitas

perusahaan dan jenis opini audit tidak

menunjukkan signifikan terhadap Biaya audit


(3)

dan jenis opini audit

Variabel dependen : Biaya audit 4 d’silva,

Cantoni emiliano (2001)

The determinants of Audit Fees, further Evidence from the UK Charity sector

Independen : The

organizational complexity of the charity, NAS fees, Auditor Big4 and non Big4

Dependen : Audit Fees

Auditor Big 4 dan Big4 dan Biaya NAS

berpengaruh signifikan terhadap biaya audit. Sedangkan

Kompleksitas

organisasi amal tidak menunjukkan signifikan terhadap biaya audit


(4)

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan atas latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dibangun kerangka konseptual seperti pada gambar 2.1

H1 (+)

H2 (+)

H3 (-)

H4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2011:33) kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka teoritis akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Variabel – variabel yang diteliti berpengaruh positif dan berpengaruh negatif. Ukuran perusahaan (X1) berpengaruh positif terhadap biaya audit,

Karakteristik auditor (X2) berpengaruh positif terhadap biaya audit, Jenis opini

audit (X3) berpengaruh negatif terhadap biaya audit.

Ukuran Perusahaan (X1)

Karakteristik auditor (X2)

Jenis Opini Audit (X3)


(5)

Biaya audit merupakan hal penting dalam pemeriksaan suatu laporan keuangan perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi biaya audit yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan pemeriksaan laporan keuangan tersebut. Salah satu diantara faktor yang mempengaruhinya adalah ukuran perusahaan.

Ukuran perusahaan adalah variabel yang paling penting dalam me-nentukan biaya audit. Seperti dijelaskan pada penelitian sebelumnya, bahwa auditor yang melakukan audit diperusahaan besar akan menghabiskan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk meninjau operasi klien karena perusahaan besar terlibat dalam sejumlah besar transaksi yang tentu saja membutuhkan waktu berjam-jam bagi auditor untuk memeriksa. Hal tesebut yang mengakibatkan penetapan biaya audit semakin tinggi.

Karakteristik auditor yang dinilai dengan ukuran kantor akuntan publik (KAP) apakah termasuk dalam KAP Big4 atau non-Big4. Dalam aturan etika kompartemen akuntan publik per 1 januari 2001 disebutkan bahwa: “KAP adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha dibidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik. Kantor akuntan publik yang memiliki nama besar (Big4) dipandang sebagai auditor yang akan menghasilkan tingkat kualitas audit yang melebihi persyaratan minimal.

Jenis opini audit yang diberikan oleh auditor independen dalam laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapat atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, sebagai


(6)

pihak yang independen, auditor tidak dibenarkan untuk memihak kepentingan siapapun dan untuk tidak mudah dipengaruhi, serta harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak memiliki suatu kepentingan dengan kliennya.

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2011:42)” hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji keberannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.”

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka, dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Biaya Audit H2 : Karakteristik auditor berpengaruh positif terhadap Biaya Audit H3 : Jenis Opini Audit berpengaruh negatif terhadap Biaya Audit

H4 : Ukuran perusahaan, Karakteristik auditor dan Jenis Opini Audit berpengaruh secara simultan terhadap Biaya Audit.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2012

3 56 79

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 43 85

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kap Dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 79 94

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Karakteristik Audit Dan Jenis Opini Audit Terhadap Biaya Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

2 66 87

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Karakteristik Audit Dan Jenis Opini Audit Terhadap Biaya Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

0 0 9

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Karakteristik Audit Dan Jenis Opini Audit Terhadap Biaya Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

0 0 2

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Karakteristik Audit Dan Jenis Opini Audit Terhadap Biaya Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

0 0 8

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Karakteristik Audit Dan Jenis Opini Audit Terhadap Biaya Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

0 0 2

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Karakteristik Audit Dan Jenis Opini Audit Terhadap Biaya Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

0 0 10

ABSTRAK Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, dan Jenis Opini Audit terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2012

0 0 10