Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN JENIS OPINI AUDIT TERHADAP AUDIT

REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

AMIRA FITRIA 120522015

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agustus 2014 Yang Membuat Pernyataan,

Amira Fitria NIM: 120522015


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, berkah dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN JENIS OPINI AUDIT TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” dengan baik.

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penulisan skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya doa, bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak., CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. CPA, selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail MM., Ak., selaku Sekretaris Program Studi Akuntasi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Rasdianto M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan arahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.


(4)

5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak., selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs. Rustam M.Si, Ak, CA., selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran, masukan dan arahan kepada penulis.

6. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda Drs. M. Zainul Bahri Torong M.Si, Ak dan Ibunda Dra. Masithah Balatif yang selalu menyertai penulis dalam doa selama menjalani perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini. Kakak dan Abang tersayang, Dr. Maisharah dan Hamzah Torong yang selalu memotivasi penulis.

7. Kepada Dendy Muhara Zulfrie SE dan sahabat-sahabat penulis Devi Yanti, Muhammad Isvan, Devy Anida, Dana Tarihoran, Lailan Hafni, dll terima kasih atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini serta teman- teman Ekstensi 2012.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bacaan yang bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, Agustus 2014 Penulis,

Amira Fitria NIM: 120522015


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris dari pengaruh ukuran perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik dan jenis opini audit terhadap Audit Report Lag pada perusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2010 hingga tahun 2012.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 33 perusahaan yang akan menjadi objek penelitian. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui website menggunakan regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial ukuran perusahaan (total assets) dan jenis opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Dan ukuran Kantor Akuntan Publik secara parsial memiliki pengaruh positif terhadap

audit report lag. Dan secara simultan ukuran perusahaan (total assets), ukuran Kantor Akuntan Publik dan jenis opini audit berpengaruh terhadap audit report lag.

Kata kunci : Audit Report Lag, Total Assets , Ukuran Kantor Akuntan Publik, Opini Audit.


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the impact of firm size, Public Accountant size and auditor opinion toward audit delay in manufacture company that listed on Indonesia Stocks Exchange.

Sampling method that used is purposive sampling and the result are 33 firms as sample. This research is done for 2010-2012 period. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website www.idx.co.id. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. Software SPSS version 17 for windows is used to test in this research.

The result of this research shows that independent variables simultaneously influenced of dependent variable. The results of this study indicate that partially firm size (total assets) and the type of audit opinion do not affect the audit report lag.And partially, public accountant size has a postive effect on audit report lag. And simultaneously firm size (total assets), public accountant size and the type of audit opinion affect the audit report lag.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR………. ii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ...v

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...………....ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Perumusan Masalah... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ...10

2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)……….. 10

2.1.2 Ukuran Perusahaan ...11

2.1.3 Ukuran Kantor Akuntan Publik...12

2.1.4 Opini Audit...14

2.1.5 Audit Report Lag………..19

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ...20

2.3 Kerangka Konseptual ...23

2.4 Hipotesis ...24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...26

3.3 Batasan Operasional ...27

3.4 Defenisi Operasional ...28

3.5 Skala Pengukuran Variabel ...30

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ...30

3.7 Jenis Data ...35

3.8 Metode Pengumpulan Data ...35

3.9 Teknis Analitis ...35

3.9.1 Statistik Deskriptif ...35


(8)

3.9.2.1 Uji Normalitas ...36

3.9.2.2 Uji Multikolonieritas ...38

3.9.2.3 Uji Heterokedastisitas ...39

3.9.2.4 Uji Autokolerasi ...40

3.9.3 Pengujian Hipotesis ...40

3.9.3.1 Uji Regresi Parsial ...41

3.9.3.2 Uji Hipotesis Analisis Simultan ...42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ...43

4.2 Hasil Penelitian ...43

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ...43

4.2.2 Asumsi Klasik ...44

4.2.2.1 Uji Normalitas ...44

4.2.2.2 Uji Multikolonieritas ...47

4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ...48

4.2.2.4 Uji Autokolerasi ...50

4.3 Persamaan Regresi...51

4.4 Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi...52

4.5 Hasil Uji Hipotesis...53

4.5.1 Uji t (t test)...53

4.5.2 Uji F (F test)...55

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian...55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...58

5.2 Saran ...59

DAFTAR PUSTAKA………..61


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu 21

3.1 Waktu Penelitian 27

3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel 30 3.3 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian 31

4.1 Analisis Deskriptif 44

4.2 Uji Normalitas Data 47

4.3 Uji Multikolinearitas 48

4.4 Uji Autokorelasi-Run Test 50

4.5 Uji Regresi Data 51

4.6 Uji Korelasi dan Determinasi 52

4.7 Uji t 54


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual 23

4.1 Histogram Normalitas Data 45

4.2 P-Plot Normalitas Data 46


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Sampel Perusahaan ... 64

2. Daftar Ukuran Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Jenis Opini Audit dan Audit Report Lag... 65

3. Uji Deskriptif Data ... 67

4. Uji Normalitas Data Dengan Grafik ... 68

5. Uji Normalitas Data Dengan Statistik ... 69

6. Uji Multikolinearitas Data ... 70

7. Uji Heterokedasitas Data ... 70

8. Uji Autokolerasi Data ... 71

9. Uji Regresi Data ... 71

10. Uji Korelasi dan Determinasi ... 71

11. Uji t Data ... 72


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris dari pengaruh ukuran perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik dan jenis opini audit terhadap Audit Report Lag pada perusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2010 hingga tahun 2012.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 33 perusahaan yang akan menjadi objek penelitian. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui website menggunakan regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial ukuran perusahaan (total assets) dan jenis opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Dan ukuran Kantor Akuntan Publik secara parsial memiliki pengaruh positif terhadap

audit report lag. Dan secara simultan ukuran perusahaan (total assets), ukuran Kantor Akuntan Publik dan jenis opini audit berpengaruh terhadap audit report lag.

Kata kunci : Audit Report Lag, Total Assets , Ukuran Kantor Akuntan Publik, Opini Audit.


(13)

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the impact of firm size, Public Accountant size and auditor opinion toward audit delay in manufacture company that listed on Indonesia Stocks Exchange.

Sampling method that used is purposive sampling and the result are 33 firms as sample. This research is done for 2010-2012 period. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website www.idx.co.id. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. Software SPSS version 17 for windows is used to test in this research.

The result of this research shows that independent variables simultaneously influenced of dependent variable. The results of this study indicate that partially firm size (total assets) and the type of audit opinion do not affect the audit report lag.And partially, public accountant size has a postive effect on audit report lag. And simultaneously firm size (total assets), public accountant size and the type of audit opinion affect the audit report lag.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan kegunaan untuk mengetahui tingkat prediktibilitas perusahaan tersebut apakah layak atau tidak untuk berinvestasi di dalamnya ditinjau dari berbagai hal termasuk manfaat yang akan diperoleh dimasa yang akan datang. Selain itu juga laporan keuangan diterbitkan untuk pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut, seperti masyarakat dan pemerintah. Sedangkan laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan milik negara diterbitkan sebagai sarana pertanggungjawaban atau akuntabilitas dan transparansi kinerja perusahaan tersebut kepada rakyat.

Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan akan transparansi kondisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun untuk memenuhi kebutuhan para pengguna, misalkan sebelum memutuskan untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek merupakan salah satu institusi penting yang beroperasi dalam memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. Investor memerlukan informasi laporan keuangan perusahaan Tbk yang diterbitkan. Ketepatan waktu merupakan salah satu elemen


(15)

pokok dalam laporan keuangan tersebut. Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007:1.7).

Audit report lag dapat mempengaruhi nilai informasi suatu laporan keuangan. Informasi akan bermanfaat jika disampaikan tepat waktu.

Semakin lama waktu tertunda dalam penyajian laporan keuangan suatu perusahaan ke publik, maka semakin banyak kemungkinan berkembangnya isu maupun kemungkinan terdapatnya insider information mengenai perusahaan tersebut. Semakin panjang waktu untuk publikasi laporan keuangan tahunan sejak akhir tahun buku suatu perusahaan, maka semakin besar kemungkinan informasi tersebut bocor kepada investor tertentu atau bahkan menimbulkan terjadinya masalah bagi perusahaan tersebut di bursa saham.

Informasi yang tidak tepat waktu merupakan informasi yang tidak relevan dan berpengaruh terhadap kredibilitas atau kualitas informasi laba. Jika informasi yang disajikan tidak relevan, maka informasi tersebut menjadi tidak berguna atau tidak bermanfaat lagi bagi pembuat keputusan bahkan menghilangkan kemampuan laporan keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna. Informasi yang tepat waktu memang tidak menjamin bahwa informasi tersebut pasti merupakan informasi yang relevan. Namun, suatu informasi mustahil merupakan informasi yang relevan tanpa tepat waktu dalam penyajiannya.


(16)

Pihak regulator mencegah terjadinya masalah ini dengan cara menentukan suatu regulasi yang mengatur batas waktu penerbitan laporan keuangan yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan. Tujuannya adalah untuk menjaga relevansi dan reliabilitas informasi yang dibutuhkan para pelaku bisnis sehingga menggairahkan aktivitas bisnis investasi suatu negara. Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas informasi laporan keuangan yang berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Hal ini sesuai dengan PSAK No.1 2007 tentang Kerangka Dasar dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 43, yaitu kendala relevansi dan keandalan laporan keuangan adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan. ”Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relevansi antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi handal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui.”

Perkembangan jumlah perusahaan yang go public di Indonesia mengalami kemajuan pesat yang mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan juga semakin meningkat. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mengadakan penyempurnaan peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan tahunan.


(17)

Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-36/PM/2003, No. Peraturan X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan berkala, menyatakan bahwa laporan keuangan berkala disertai dengan laporan auditor independen disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Hal ini berarti merubah peraturan sebelumnya (Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor : KEP-80/PM/1996) yang menyatakan selambat-lambatnya seratus dua puluh hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dengan adanya perubahan peraturan tersebut, auditor dituntut untuk lebih cepat dalam menyelesaikan laporan keuangan auditannya.

Pada satu sisi, publik menuntut auditor untuk menyelesaikan laporan auditnya tepat waktu, sementara pada sisi lain, menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001 : SA 150.02) menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian dan standar pekerjaan lapangan menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan alat-alat bukti yang cukup memadai. Karena standar inilah, memungkinkan akuntan publik untuk menunda publikasi laporan audit atau laporan keuangan auditan apabila dirasakan perlu memperpanjang masa audit.

Ukuran perusahaan mencerminkan besarnya lingkup atau luas perusahaan dalam menjalankan operasinya. Semakin besar perusahaan, maka semakin banyak transaksi yang terjadi di dalamnya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak jumlah


(18)

sampel yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang dilakukan. Hasil penelitian Almosa dan Alabbas (2006) serta Almillia dan Setiady (2006) menguatkan teori ini. Perusahaan besar cenderung lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit kepada publik dibanding perusahaan kecil. Perusahaan besar pada umumnya telah memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya. Di samping itu, perusahaan besar juga memiliki alokasi dana yang lebih besar untuk membayar biaya audit (audit fees). Hal ini menyebabkan perusahaan besar cenderung memiliki audit report lag yang lebih pendek bila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih kecil. Namun, Hesti (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

audit delay (audit report lag).

Beberapa penelitian mengenai pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap audit report lag antara lain Ahmad dan Kamarudin (2003) dan Utami (2006) menunjukkan adanya pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap audit report lag, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad, Alim, dan Subekti (2005) serta Deart dan Rustiana (2007) menunjukkan ukuran Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag.

Terkait dengan opini auditor, perusahaan yang menerima opini selain


(19)

menerima unqualified opinion. Lamanya audit report lag yang dialami karena kemungkinan munculnya konflik antara auditor dan perusahaan yang dapat berkontribusi pada penundanaan penerbitan laporan keuangan. Selain itu, Bamber et al (1993) dalam Ahmad dan Abidin (2008) menyatakan bahwa qualified opinion

kemungkinan tidak akan diterbitkan sampai auditor menghabiskan waktu dan usaha yang cukup dalam melakukan prosedur audit tambahan. Haron et al (2006) berhasil menemukan bukti empiris bahwa pemberian qualified opinion berdampak pada audit report lag yang lebih lama. Namun demikian, Supriyanti dan Rolinda (2007) tidak berhasil menemukan pengaruh pemberian opini auditor terhadap audit report lag

yang dialami perusahaan. Penelitian ini terutama mereplikasi hasil penelitian Yovanca (2010) yang menyatakan variabel debt to total assets, kualitas audit dan opini going concern umur perusahaan dan profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Bedanya dengan penelitian terdahulu peneliti membuat penambahan variabel ukuran perusahaan dan jenis opini audit dengan alasan ingin mengetahui apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap audit report lag dengan masa penelitian dan objek penelitian yang berbeda.

Ukuran perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik dan jenis opini audit adalah variabel independen yang diteliti karena penulis ingin mengetahui apakah sebuah perusahaan dengan jumlah aset yang besar akan memiliki audit report lag

yang lebih lama atau lebih cepat jika dibandingkan dengan perusahaan dengan aset yang lebih kecil. Penulis juga ingin mengetahui apakah perusahaan yang


(20)

menggunakan jasa kantor akuntan publik yang termasuk dalam the big four akan memiliki audit report lag yang lebih lama atau lebih cepat jika dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan jasa kantor akuntan publik yang non the big four dan pemberian opini unqualified oleh auditor, memiliki audit report lag yang lebih lama atau lebih cepat jika dibandingkan dengan pemberian opini audit selain unqualified. Seperti halnya pada tahun 2010, Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki aktiva Rp. 47,275 T, diaudit oleh KAP big four dan jenis opini auditnya adalah unqualified opinion with explanatory paragraph memiliki audit report lag 70 hari. Ever Shine Textile Industry Tbk memiliki aktiva Rp. 583,252 M diaudit oleh KAP big four dan jenis opini auditnya adalah unqualified opinion with explanatory paragraph memiliki

audit report lag 75 hari. Dan Tempo Scan Pasifik Tbk memiliki aktiva Rp. 3,589 T diaudit oleh KAP non the big four dan jenis opini auditnya adalah unqualified

memiliki audit report lag 82 hari . Dari ketiga sampel tersebut tidak dapat diambil kesimpulan apakah ukuran perusahaan, ukuran Kanton Akuntan Publik, dan jenis opini audit berpengaruh terhadap audit report lag.

Ketepatan waktu publikasi laporan keuangan yang telah diaudit bagi pelaku bisnis di pasar modal sangatlah penting dan ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu yang menggunakan variabel independen ukuran perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik dan jenis opini audit menjadi motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mereplikasi beberapa penelitian terdahulu.


(21)

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010, 2011 dan 2012 karena perusahaan ini mendominasi perusahaan yang listing di BEI sehingga sampel yang akan digunakan lebih banyak.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian terdahulu, dan laporannya akan dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik, dan Jenis Opini Audit terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, jenis opini audit berpengaruh secara parsial terhadap audit report lag?

2. Apakah ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, jenis opini audit berpengaruh secara simultan terhadap audit report lag?

1.3 Tujuan Penelitian


(22)

1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik dan jenis opini audit secara parsial terhadap audit report lag.

2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik dan jenis opini audit secara simultan terhadap audit report lag.

1.4 Manfaat Penelitian

Sejalan dengan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya mengenai pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap audit report lag.

2. Bagi Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam melakukan penelitian sejenis serta menambah pengetahuan dengan memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai audit report lag.

3. Bagi Auditor, membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit, dengan mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan audit report lag.

4. Bagi bidang Akademik, dapat memberikan kontribusi pada perkembangan teori akuntansi terutama yang berkaitan penundaan publikasi laporan keuangan (audit report lag).


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)

Teori kepatuhan ini telah diteliti pada ilmu-ilmu sosial khususnya di bidang psikologi dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Terdapat dua perspektif dasar dalam literatur sosiologi mengenai kepatuhan pada hukum, yaitu instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu, secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan-tanggapan terhadap perubahan insentif, dan penalti yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka.

Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen normatif melalui moralitas personal (normative commitment through morality) berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai suatu keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi (normative commitment through


(24)

legitimacy) berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku.

Berdasarkan perspektif normatif maka seharusnya teori ini dapat diterapkan di bidang akuntansi. Dalam UU No. 8 Tahun 1995, secara eksplisit telah menyebutkan bahwa setiap perusahaan publik wajib memenuhi ketentuan dalam undang-undang tersebut khususnya dalam penyampaian laporan keuangan berkala secara tepat waktu kepada BAPEPAM. Sehubungan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan yang listed di BEI, maka kepatuhan emiten dalam melaporkan pelaporan keuangan merupakan hal yang mutlak dalam memenuhi kepatuhan terhadap prinsip pengungkapan informasi yang tepat waktu.

2.1.2 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat menujukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak internal maupun maupun eksternal perusahaan (Almilia dan Setiady, 2006). Menurut Courtis (1976) dalam Ahmad, Alim, dan Subekti (2005), ukuran perusahaan dengan indikator total aktiva lebih dari 500 milyar rupiah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay, yaitu: pertama, perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi keterlambatan


(25)

dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitori secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Kedua, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal.

Givoli dan Palmon (1982) dalam Prabandi dan Rustiana (2007:29), dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan antara ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan dan kualitas pengendalian internal dengan audit report lag. Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Dapat disimpulkan bahwa kemungkinan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit.

2.1.3 Ukuran Kantor Akuntan Publik

Ukuran Kantor Akuntan Publik di antaranya dapat diukur berdasarkan jumlah karyawan, jumlah klien, serta reputasi. Kantor Akuntan Publik besar memiliki jumlah karyawan yang banyak, dapat mengaudit dengan lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkan untuk menyelesaikan audit


(26)

tepat waktu, serta memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya. DeAngelo (1981) dalam Riyatno (2007) menyatakan kualitas audit yang dilakukan akuntan publik dapat dilihat dari ukuran KAP yang melakukan audit. KAP besar (Big four accounting firm) dipersepsikan akan melakukan audit dengan lebih berkualitas dibandingkan KAP kecil (non Big four accounting firm). Hal tersebut karena didasarkan pada alasan bahwa KAP besar memiliki lebih sumber daya dan jumlah klien sehingga mereka tidak tergantung pada satu atau beberapa klien saja, selain itu karena reputasi mereka telah dianggap baik oleh masyarakat sehingga cenderung akan melakukan audit dengan lebih berhati hati. Hal ini diperkuat oleh Hussainey (2009) yang menyatakan bahwa kantor akuntan besar menyediakan kualitas laporan keuangan yang lebih tinggi daripada akuntan publik biasa, sehingga investor secara umum cenderung lebih bereaksi positif apabila laporan keuangan yang dipublikasikan diaudit oleh KAP besar, sehingga tingkat keyakinan investor terhadap laporan keuangan yang diaudit oleh KAP big four lebih tinggi daripada laporan keuangan yang diaudit KAP lainnya. Hal tersebut tidak mengherankan mengingat bahwa secara umum KAP Big four memiliki karyawan yang lebih terampil dan profesionalitas yang lebih tinggi, karena selain ukuran KAP yang lebih besar juga didukung oleh dana operasional yang lebih memadai sehingga dapat melakukan kegiatan audit secara profesional.

Menurut Arens dkk (2008:33) Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi menjadi KAP the big four dan KAP non the big four. Kantor Akuntan Publik yang masuk kategori KAP the big four di Indonesia adalah:


(27)

1. Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Oesman, Ramli, Satrio. 2. Ernst & Young (EY), dengan partnernya di Indonesia Prasetyo, Sarwoko, dan

Sandjaja.

3. Price Waterhouse Coopers (PWC), dengan partnernya di Indonesia Haryanto Sahari, Tanuredja dan Wibisana.

4. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) International, dengan partnernya di Indonesia Siddharta, dan Harsono.

2.1.4 Opini Audit

Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya (Sembiring, 2011). Auditor sebagai pihak yang independen di dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan. Tujuan utama audit atas laporan keuangan adalah menyatakan pendapat bahwa laporan keuangan klien disajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip berterima umum di Indonesia.

Dalam Ikatan Akuntan Indonesia, 2001:SA seksi 110, Paragraf 01 dijelaskan bahwa dalam melakukan penugasan umum, auditor ditugasi memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Opini yang diberikan merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Opini audit harus didasarkan pada standar auditing dan temuan temuannya, (IAI,2001:SA Seksi 508,


(28)

paragraf 03). Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang akan diberikan berdasarkan laporan keuangan yang diauditnya. Arens (2008) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit, sehingga opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan audit.

Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, sebagai pihak yang independen, auditor tidak dibenarkan untuk memihak kepentingan siapapun dan untuk tidak mudah dipengaruhi, serta harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak memiliki suatu kepentingan dengan kliennya.

Terdapat 5 jenis opini audit yang dapat diberikan oleh auditor atas laporan keuangan yang diauditnya:

1) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

Auditor memberikan opini unqualified opinion (wajar tanpa pengecualian) jika menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan standar akuntansi keuangan dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan standar akuntansi keuangan, serta pengungkapan memadai


(29)

dalam laporan keuangan. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan standar akutansi keuangan, jika memenuhi syarat berikut :

1) Standar akuntansi keuangan digunakan sebagai pedoman untuk menyusun laporan keuangan,

2) Perubahan standar akuntansi keuangan dari periode ke periode telah cukup dijelaskan,

3) Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan.

2) Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan

Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (unqualified opinion with explanatory paragraph) karena audit yang dilakukannya telah memenuhi kriteria suatu proses audit yang lengkap dengan hasil– hasil yang memuaskan dan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Tetapi auditor merasa perlu untuk memberikan sejumlah informasi tambahan dalam laporan auditnya. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkan suatu paragraf penjelas adalah :

1) Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum, 2) Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas,


(30)

3) Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan, 4) Penekanan atas suatu hal.

3) Wajar Dengan Pengecualian (WDP)

Auditor memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan disajikan wajar dengan pengecualian (qualified opinion) untuk pos–pos tertentu yang memuat salah saji yang material. Pada saat auditor menerbitkan laporan wajar dengan pengecualian, auditor harus menggunakan istilah “kecuali untuk” dalam paragraf pendapat. Jika auditor menemukan kondisi-kondisi berikut pada laporan audit :

1) Lingkup audit dibatasi oleh klien,

2) Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor

3) Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan

4) Standar Akuntansi Keuangan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.


(31)

4) Tidak Wajar

Pendapat tidak wajar (adverse opinion) hanya diberikan jika auditor merasa yakin bahwa secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji yang sangat material atau menyesatkan dan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia dibatasi ruang lingkupnya, sehingga tidak dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor maka informasi yang disajikan klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga ia tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.

5) Tidak Memberikan Pendapat (TMP)

Disclaimer opinion atau tidak memberikan pendapat diberikan jika auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan yang memuat salah saji sangat material telah disajikan secara wajar atau tidak. Pernyataan diberikan jika auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan timbul karena banyak pembatasan lingkungan audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor dengan klien menurut kode etik profesional.


(32)

2.1.5 Audit Report Lag

Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan disebut dengan audit report lag (Michael, 1993 dalam Sembiring, 2011). Menurut Rachmawati (2008), Audit report lag adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan yang diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.

Keterlambatan penyelesaian audit laporan keuangan dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan. Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan ketepatan waktu pelaporan keuangan mempengaruhi audit report lag yang telah diaudit, semakin rendah ketepatan waktu pelaporan keuangan, pelaporan keuangan cenderung semakin tepat waktu, dan sebaliknya. Lamanya waktu penyelesaian audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut untuk dipublikasikan sehingga berdampak pada reaksi pasar terhadap keterlambatan informasi dan mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan.


(33)

Untuk melihat ketepatan waktu biasanya suatu penelitian melihat keterlambatan. Menurut Dyer dan McHugh (1975) dalam penelitian Bandi dan Santoso (2000), ada 3 (tiga) kriteria keterlambatan, yaitu :

1. Keterlambatan audit (Auditor’s Report Lag) yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

2. Keterlambatan Pelaporan (Reporting Lag) yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan auditor ditandatangani sampai tanggal pelaporan oleh BEJ.

3. Keterlambatan Total (Total Lag) yaitu interval jumlah hari antara tanggal periode laporan keuangan sampai tanggal laporan dipublikasikan oleh bursa.

Dalam peraturan BAPEPAM No.Kep 36/PM/2003 ini dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan melewati batas waktu lebih dari 90 hari penyampaian laporan keuangan tahunan maka hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan audit report lag


(34)

Tabel 2.1

Tinjauan Peneliti Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

1 Ahmad dan K.A Kamarudin

(2003)

Audit Delay and

The Timeliness of Corporate

Reporting :

Malaysian Evidence

Independen : Total aset, jenis industri,

pendapatan, opini audit

Dependen :

Audit Delay

Total aset, jenis industri, pendapatan, dan opini audit mempunyai pengaruh terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan 2 Sistya

Rachmawati (2008)

Pengaruh faktor internal dan

eksternal perusahaan terhadap Audit Report Lag dan

Timeliness. Independen : Profitabilitas, solvabilitas, auditor internal perusahaan dan ukuran KAP Dependen :

Audit Report Lag

dan Timeliness

Ukuran perusahaan dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.

3 Hamzah Ahmad, M. Naisrul Alim, dan Imam Subekti (2005) Pengujian Empiris Audit Delay Menggunakan

Client Cycle Time

dan Firm Cycle Time Independen : Ukuran perusahaan, profitabilitas, opini auditor, ukuran KAP Dependen : Audit Delay Ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, opini auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay sedangkan ukuran KAP tidak berpengaruh


(35)

4 Widya Sani Stephani (2010) Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan terhadap Audit Delay pada

Perusahaan Property

dan Real Estate

yang Terdaftar di BEI

Independen : Afiliasi kap, total assets turnover ratio (TATO),

debt to equity ratio (DOR), dan opini audit Dependen :

Audit Delay

Afiliasi KAP berpengaruh positif terhadap audit delay. TATO, DER, dan opini audit tidak berpengaruh

terhadap audit delay

dan secara simultan berpengaruh positif 5 Yovanca

Cecile (2010)

Pengaruh Debt To Total Assets Ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern terhadap

Audit Report Lag

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Independen :

Debt to total assetsratio, kualitas audit, dan opini going concern

Dependen :

Audit Report Lag

DTAR, kualitas audit, dan opini

going concern tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap ARL. Tetapi secara parsial, DTAR berpengaruh positif terhadap ARL, sedangkan kualitas audit dan opini going concern

tidak berpengaruh terhadap ARL. 6 Hesti

Chandra Sari (2010) Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Jangka Waktu Penyelesaian Audit (kajian empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI)

Independen : Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Perusahaan Multinasional, Kualitas Kantor Audit Dependen : Jangka Waktu Pelaporan

Keuangan (Audit Delay)

Opini audit dan perusahaan multinasional berpengaruh signifikan terhadap jangka waktu pelaporan. Umur dan ukuran perusahaan, profitabilitas dan kualitas KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jangka waktu penyelesaian audit.


(36)

2.3 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki perusahaan. Hal yang mendasari hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit report lag adalah perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal.

Ukuran kantor akuntan publik diantaranya dapat diukur berdasarkan jumlah karyawan, jumlah klien, serta reputasi. Kantor akuntan publik besar memiliki jumlah yang karyawan yang banyak, dapat mengaudit dengan lebih efektif dan efisien,

Audit Report Lag(Y) Ukuran Perusahaan (X1)

Ukuran KAP (X2)


(37)

memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkan untuk menyelesaikan audit tepat waktu, serta memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya. Ukuran kantor akuntan publik dilihat dari apakah KAP tersebut adalah the big four atau non the big four.

Opini audit dilihat dari pendapat yang diberikan auditor. Audit report lag yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion. Hal ini dikarenakan, proses pemberian pendapat tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis, dan perluasan lingkup audit. Lain halnya dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion, perusahaan tersebut akan melaporkan pendapat tepat waktu karena merupakan berita baik. Dalam hal ini, opini audit yang baik (unqualified opinion) harus mengemukakan bahwa laporan keuangan telah diaudit sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan dan tidak ada penyimpangan material yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.

2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2006 : 51) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat


(38)

dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik dan jenis opini audit secara parsial terhadap audit report lag.

2. Terdapat pengaruh ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik dan jenis opini audit secara simultan terhadap audit report lag.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian merupakan penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa yang menggunakan pendekatan kuantitatif (penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik). Tujuannya adalah pengujian hipotesis dan menjelaskan hubungan variabel-variabel yang diteliti yaitu ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, jenis opini auditor sebagai variabel independen dan variabel dependen audit report lag.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan atau dokumen-dokumen perusahaan sesuai dengan data yang diperlukan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari


(40)

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

No Kegiatan Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul 1 Pengajuan

Judul

2 Perencanaan

Daftar Isi

3 Penyetujuan

Proposal

4 Penulisan

Proposal

5 Seminar

Proposal

6 Penulisan

Skripsi

7 Sidang

3.3 Batasan Operasional

1. Faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi audit report lag adalah ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, dan jenis opini audit.

2. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2010, 2011 dan 2012 dan melaporkan laporan keuangan selama periode tersebut.


(41)

3.4 Defenisi Operasional

Menurut Erlina (2008) “defenisi operasional yaitu menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian”.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain (Erlina, 2008). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah ukuran perusahaan yang diperiksa oleh kantor akuntan publik dan dihitung dengan menggunakan total asset yang dimiliki perusahaan yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan akhir periode yang telah diaudit menggunakan log size. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap ukuran perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma natural dengan tujuan untuk menghaluskan besarnya angka dan menyamakan ukuran saat regresi.


(42)

b. Ukuran Kantor Akuntan Publik

Ukuran kantor akuntan publik diukur dengan melihat kantor akuntan publik mana yang mengaudit laporan keuangan perusahaan. Ukuran kantor akuntan publik dalam penelitian ini diklasifikasikan dengan menggunakan variabel dummy yaitu perusahaan yang menggunakan jasa the big four diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak menggunakan jasa non the big four diberi kode 0.

c. Opini Audit

Opini audit dalam penelitian ini diukur dengan melihat jenis opini yang diberikan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini pendapat auditor dibedakan menjadi 5 opini yaitu perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion diberi kode 5, unqualified opinion with explanatory paragraph diberi kode 4, qualified opinion diberi kode 3, adverse opinion diberi kode 2, disclaimer opinion diberi kode 1.

2. Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen (Erlina, 2008). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

audit report lag, disimbolkan dengan “Y”. Dalam hal ini audit report lag dihitung dari lama waktu peyelesaian audit mulai dari tanggal penutupan tahun buku hingga laporan auditor independen atas laporan keuangan auditor.


(43)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Tabel 3.2

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang

Diukur Indikator Skala Instrumen

Variabel Dependen

Audit Report Lag

Jumlah hari antara tanggal penutupan tahun buku sampai dengan diterbitkannya laporan audit

Rasio Tanggal laporan keuangan auditan Variabel Independen Ukuran Perusahaan

Total asset yang dimiliki

perusahaan pada tahun pelaporan

Rasio LK

Ukuran Kantor Akuntan Publik

KAP Big Four / Non-Big Four Nominal LK Jenis Opini Audit Unqualified Opinion / Unqualified

opinion with explanatory paragraph / Qualified opinion /

Adverse opinion / Disclaimer opinion

Interval LK

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

go public yang terdaftar di BEI. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling

yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan menyampaikan laporan keuangan yang lengkap dari tahun 2010, 2011 dan 2012 di BEI.


(44)

2. Perusahaan mempunyai aset lebih dari 500 M.

3. Perusahaan yang memiliki laporan auditor independen dalam laporan keuangan pada tahun 2010, 2011 dan 2012.

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 dari 135 perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2010, 2011 dan 2012 sehingga total sampel dalam penelitian ini adalah 99. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kriteria 1

Kriteria 2

Kriteria

3 Sampel

1 Akasha Wira International Tbk √ √ - -

2 Allbond Makmur Usaha Tbk - √ √ -

3 Aluminindo Light Metal Industry Tbk - √ √ -

4 Aneka Kemasindo Utama Tbk. - √ √ -

5 Apac Citra Centertex Tbk. - - - -

6 Aqua Golden Mississippi Tbk - √ √ -

7 Argha Karya Prima Industries Tbk - √ √ -

8 Argo Pantes Tbk. - √ √ -

9 Arwana Citramulia Tbk √ √ √ 1

10 Asahimas Flat Glass Tbk - √ √ -

11 Asia Pacific Fibers Tbk - √ √ -

12 Asiaplast Industries Tbk - √ √ -

13 Astra International Tbk √ √ √ 2

14 Astra Otoparts Tbk √ √ √ 3

15 Barito Pacific Tbk √

√ √ 4

16 BAT Indonesia Tbk - √ √ -


(45)

18 Berlina Tbk √ - √ -

19 Betonjaya Manunggal Tbk - √ √ -

20 Budi Acid Jaya Tbk √ √ √ 5

21 Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ 6

22 Centex (Preferred Stock) Tbk √ - - -

23 Centex Saham Seri B Tbk √ - - -

24 Citra Tubindo Tbk √ √ √ -

25 Davomas Abadi Tbk - √ √ -

26 Daya Sakti Unggul Corporation Tbk - √ √ -

27 Delta Djakarta Tbk √ √ √ 7

28 Delta Dunia Makmur Tbk - √ √ -

29 Duta Pertiwi Nusantara Tbk √ - √ -

30 Dynaplast Tbk. - √ √ -

31 Ekadharma International Tbk √ - √ -

32 Eratex Djaja Tbk. √ - √ -

33 Eterindo Wahanatama Tbk - √ √ -

34 Ever Shine Tex Tbk √ - √ 8

35 Fajar Surya Wisesa Tbk √ √ √ 9

36 Gajah Tunggal Tbk √ √ √ 10

37 Goodyear Indonesia Tbk √ - √ -

38 GT Kabel Indonesia Tbk - √ √ -

39 Gudang Garam Tbk √ √ √ 11

40 Gunawan Dianjaya Steel Tbk - - - -

41 Hanson International Seri B Tbk - - √ -

42 Hanson International Tbk √ - √ -

43 Holcim Indonesia Tbk - √ √ -

44 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk - √ √ -

45 Indal Aluminium Industry Tbk √ - √ -

46 Indo Acidatama Tbk - √ √ -

47 Indo Kordsa Tbk - √ √ -

48 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk √ √ √ 12

49 Indofarma Tbk. √ √ √ 13

50 Indofood Sukses Makmur Tbk. √ √ √ 14

51 Indomobil Sukses Internasional Tbk - √ √ -

52 Indorama Synthetics Tbk √ √ √ 15

53 Indospring Tbk √ √ - -

54 Intanwijaya Internasional Tbk - √ √ -

55 Intikeramik Alamasri Industri Tbk - √ √ -

56 Itamaraya Gold Industry Tbk √ √ - -

57 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk √ - √ -


(46)

59 Jaya Pari Steel Tbk - √ √ -

60 Jembo Cable Company Tbk - √ √ -

61 Kabelindo Murni Tbk √ - √ -

62 Kageo Igar Jaya Tbk √ - √ -

63 Kalbe Farma Tbk - √ √ -

64 Karwell Indonesia Tbk √ - √ -

65 Kedaung Indah Can Tbk √ - √ -

66 Kedawung Setia Industrial Tbk √ - √ -

67 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk √ √ √ 16 68 Kertas Basuki Rachmat Ind. Tbk - √ √ -

69 Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ √ 17

70 Langgeng Makmur Industri Tbk √ √ √ 18

71 Lion Mesh Prima Tbk - - - -

72 Lion Metal Works Tbk √ - √ -

73 Malindo Feedmill Tbk √ √ √ 19

74 Mandom Indonesia Tbk √ √ √ 20

75 Mayora Indah Tbk √ √ √ 21

76 Merck Tbk √ - - -

77 Mulia Industrindo Tbk. - √ √ -

78 Multi Bintang Indonesia Tbk. √ √ √ 22

79 Multi Prima Sejahtera Tbk - √ √ -

80 Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ √ 23

81 Mustika Ratu Tbk √ - √ -

82 Nipress Tbk. √ - √ -

83 Nusantara Inti Corpora Tbk - √ - -

84 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk - √ √ -

85 Pan Brothers Tex Tbk √ - √ -

86 Panasia Filament Inti Tbk - - √ -

87 Panasia Indosyntexi Tbk - - √ -

88 Pelangi Indah Canindo Tbk √ √ - -

89 Pelat Timah Nusantara Tbk - √ - -

90 Polychem Indonesia Tbk √ - √ -

91 Prasidha Aneka Niaga Tbk √ - √ -

92 Prima Alloy Steel Tbk √ √ - -

93 Primarindo Asia Infrastructur Tbk √ √ - -

94 Pyridam Farma Tbk - √ √ -

95 Ricky Putra Globalindo Tbk - √ √ -

96 Roda Vivatex Tbk - √ √ -

97 Sara Lee Body Care Indonesia Tbk √ - √ -

98 Sat Nusapersada Tbk - √ √ -


(47)

100 Sekar Bumi Tbk √ - √ -

101 Sekar Laut Tbk √ - √ -

102 Sekawan Intipratama Tbk √ - √ -

103 Selamat Sempurna Tbk √ √ √ 24

104 Semen Gresik (Persero) Tbk √ √ √ 25

105 Sepatu Bata Tbk √ - √ -

106 Siantar TOP Tbk √ √ √ 26

107 Sierad Produce Tbk √ √ √ 27

108 Siwani Makmur Tbk - - √ -

109 Sorini Agro Asia Corporinndo Tbk √ √ √ 28

110 Sucaco Tbk √ - √ -

111 Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ √ √ 29

112 Sumi Indo Kabel Tbk - √ √ -

113 Sunson Textile Manufacture Tbk √ - √ -

114 Suparma Tbk - √ √ -

115 Surabaya Agung Industry Pulp Tbk - √ √ -

116 Surya Intrindo Makmur Tbk - √ √

117 Surya Toto Indonesia Tbk √ √ √ 30

118 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk √ - √ - 119 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk √ - √ -

120 Tembaga Mulia Semanan Tbk - √ √ -

121 Tempo Scan Pacific Tbk √ √ √ 31

122 Tifico Fiber Indonesia Tbk - √ √ -

123 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk - √ √ -

124 Tirta Mahakam Resources Tbk - √ √ -

125 Titan Kimia Nusantara Tbk - √ √ -

126 Toba Pulp Lestari Tbk - - - -

127 Tri Polyta Indonesia Tbk - √ √ -

128 Trias Sentosa Tbk √ √ √ 32

129 Tunas Alfin Tbk - √ √ -

130 Ultra Jaya Milk Tbk √ √ - -

131 Unggul Indah Cahaya Tbk. - √ √ -

132 Unilever Indonesia Tbk √ √ √ 33

133 Unitex Tbk - √ √ -

134 Voksel Electric Tbk - √ √ -

135 Yanaprima Hastapersada Tbk √ - √ -


(48)

3.7 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data dokumenter, sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan auditan perusahaan dari

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan atau dokumen-dokumen perusahaan sesuai dengan data yang diperlukan.

3.9 Teknis Analisis

Keseluruhan data yang terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik.

3.9.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,


(49)

sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi), sehingga secara kontekstual dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca.

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas dari gangguan multikolonieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan normalitas.

3.9.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal (Ghozali, 2006). Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui :

1. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normal residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, dengan hanya melihat histogram dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar


(50)

pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot adalah sebagai berikut :

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal. Model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal serta tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Analisis Statistik

Untuk mendeteksi normalitas data, dapat pula dilakukan melalui analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :

H0 = Data residual terdistribusi normal.

H1 = Data residual tidak terdistribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut :

a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.


(51)

b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statistik, maka H0 diterima, yang berarti data terdistribusi normal.

3.9.2.2 Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2006) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari Tolerance Value atau

Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cut-off yang umum adalah:

1. Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

2. Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapa disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.


(52)

3.9.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Sumbu Y menjadi sumbu yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut (Ghozali, 2006):

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, mengidentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

b.Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak ada satu pun variabel


(53)

independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka dapat disimpukan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.

3.9.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Terdapat beberapa cara untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi. Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan mengggunakan uji run test. Uji run test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Ada atau tidaknya korelasi ditentukan dari signfikansi koefisien parameter residual. Jika signifikansi residual > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

3.9.3. Pengujian Hipotesis

Menurut Sugiyono (2006:250) analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, jika dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan


(54)

nilainya). Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel tidak bebas.

Persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y = Audit report lag b = Koefisien regresi

X1 = Ukuran perusahaan a = Konstanta

X2 = Ukuran KAP e = Faktor Pengganggu

X3 = Opini auditor

3.9.3.1 Uji Regresi Parsial (Uji Statistik t)

Pengujian hipotesis untuk masing-masing variabel ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik dan opini auditor, terhadap jangka waktu pelaporan keuangan (audit report lag) menggunakan uji regresi parsial (uji t). Uji regresi parsial merupakan pengujian yang dilakukan terhadap variabel dependen atau variabel terikat (Imam Ghozali, 2005). Adapun mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :


(55)

1) Jika prob. < 0.05 atau t hitung > t tabel maka variabel X secara individu (Parsial) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.

2) Jika prob. > 0.05 atau t hitung < t tabel maka variabel X secara individu (Parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.

3.9.3.2 Uji Hipotesis Analisis Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5 persen atau 0.05. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis akan didasarkan pada nilai probabilitas signifikansi. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka hipotesis diterima. Hal ini berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel independen. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0.05, maka hipotesis ditolak. Hal ini berarti model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.


(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Di dalam bab ini disajikan analisis terhadap data yang telah diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 hingga tahun 2012 adalah sebanyak 135 perusahaan. Keseluruhan data tersebut kemudian diambil sesuai kriteria yang telah dipilih berdasarkan metode purposive sampling sehingga data yang terkumpul sebanyak 33 perusahaan. Berdasarkan 33 perusahaan manufaktur tersebut, kemudian dilakukan pengujian-pengujian meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis penelitian.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id berupa data keuangan perusahaan manufaktur dari tahun 2010-2012 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (total asset), ukuran kantor akuntan publik, dan jenis opini audit sebagai variabel independen dan audit report lag sebagai variabel dependennya. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel


(57)

perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI selama 2010 hingga 2012 disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Ukuran Perusahaan 99 25.40 31.70 28.6768 1.31528

Ukuran KAP 99 0 1 .73 .448

Opini Auditor 99 3 5 4.45 .594

Audit Report Lag 99 36 243 78.92 30.181

Valid N (listwise) 99

Sumber : SPSS 17, Data diolah 2014

Berikut ini adalah perincian deskriptif dari data yang telah diolah:

1. Variabel ukuran perusahaan (total assets) memiliki nilai minimum 25,40 nilai maksimum 31,70 dan rata-rata 28,67 dengan jumlah sampel 99.

2. Variabel ukuran KAP memiliki nilai minimum 0, nilai maksimum 1 dan rata-rata 0.73 dengan jumlah sampel 99.

3. Variabel opini audit memiliki nilai minimum 3, nilai maksimum 5 dan rata-rata 4,45 dengan jumlah sampel 99.

4. Variabel audit report lag memiliki nilai minimum 36, nilai maksimum 243 dan rata-rata 78,92 dengan jumlah sampel 99.

4.2.2 Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas 1. Grafik


(58)

Pengujian dengan grafik histogram dengan kriteria pola distribusi yang tidak menceng ke kiri dan kekanan maka dapat dinyatakan bahwa distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.Pengujian normalitas menggunakan P-P Plot, dengan kriteria, apabila titik-titik pada P-P Plot berada pada garis lurus, maka dapat dinyatakan bahwa distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.


(59)

Gambar 4.2 P-P Plot Normalitas Data

Berdasarkan hasil histogram dan diagram P-P Plot diatas dapat diketahui bahwa grafik histogram mmeberikan pola distribusi yang normal dan titik-titik menyebar di sekitar garis lurus, seperti tampak pada gambar p-plot di atas. Hal ini berarti bahwa data penelitian ini telah diambil dari populasi yang terdistribusi normal.

2. Uji Statistik

Untuk mendeteksi normalitas data, dapat pula dilakukan melalui analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :

H0 = Data residual terdistribusi normal. H1 = Data residual tidak terdistribusi normal.


(60)

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:

a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.

b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statik maka H0 diterima, yang berarti data terdistribusi normal.

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 99

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 27.18517868

Most Extreme Differences Absolute .129

Positive .129

Negative -.080

Kolmogorov-Smirnov Z 1.280

Asymp. Sig. (2-tailed) .076

a. Test distribution is Normal.

Sumber: SPSS 17, Data diolah 2014

Dari hasil pengolahan data tersebut, besar nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,280 dan signifikansi pada 0,076 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena p=0,076>0,05 yang menunjukkan Ho diterima. Hal ini sejalan dengan hasil yang didapatkan dari uji grafik normal diagram dan plot data.

4.2.2.2 Uji Multikolineritas

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk membuktikan apakah ubahan atau variabel bebas pada penelitian ini dapat diasumsikan tidak saling


(61)

berintervensi ketika dibuat pemodelan dengan variabel terikat. Kriteria dinyatakan bahwa variabel bebas tidak saling intervensi satu sama lain ketika

1. Jika nilai tolerance >10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

2. Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapa disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Pengujian multikoleniaritas dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Ukuran Perusahaan .944 1.059

Ukuran KAP .954 1.048

Opini Auditor .986 1.014

Sumber: SPSS 17, Data diolah 2014

Pada tabel rangkuman hasil uji multikolinearitas di atas, diperoleh harga VIF tidak ada yang melebihi dari nilai 10 dan Tolerance <0,10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat masalah multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah residu pada model regresi bersifat heterogen atau homogen. Apabila bersifat heterogen, akan


(62)

menyebabkan model regresi tidak mampu meramalkan dengan akurat, karena memiliki residu yang tidak teratur. Pada penelitian ini untuk mengatahui ada atau tidaknya problem heteroskedastisitas digunakan scatter plot. Kriterianya adalah apabila titik-titik pada scatter plot atau diagram pencar tidak membentuk pola tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak terkendala heteroskedastisitas.

Gambar 4.3 Uji Heterokedasitas Data

Berdasarkan grafik scatter plot diatas dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terkendala heteroskedastisitas, karena diagram pencar tidak membentuk pola tertentu.


(63)

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan mengggunakan uji run test. Uji run test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Ada atau tidaknya korelasi ditentukan dari signfikansi koefisien parameter residual. Jika signifikansi residual > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi-Run Test Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -1.52555

Cases < Test Value 49

Cases >= Test Value 50

Total Cases 99

Number of Runs 41

Z -1.919

Asymp. Sig. (2-tailed) .055

a. Median

Sumber: SPSS 17, Data diolah 2014

Dari hasil pengujian yang diperoleh dari tabel 4.4 menunjukkan nilai test adalah sebesar -1,52555 dengan probabilitas 0,055 yang berarti di atas signifikansi 0,05 (0,055 > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa nilai residual acak atau random, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.


(64)

4.3 Persamaan Regresi

Penelitian ini menggunakan regresi linear, dilakukan dengan menggunakan metode enter, dimana semua variabel dimasukkan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen melalui meregresikan. Dari pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan dalam pengolahan data. Untuk menguji hipotesis digunakan uji regresi berganda. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5 Uji Regresi Data Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 125.074 63.037 1.984 .050

Ukuran Perusahaan 1.399 2.182 .061 .641 .523

Ukuran KAP -22.020 6.378 -.327 -3.453 .001

Opini Auditor -15.770 4.731 -.310 -3.333 .001

a. Dependent Variable: Auditor Report Lag Sumber: SPSS 17, Data diolah 2014

Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: AR =125,074 + 1,399 TA - 22,020 KAP - 15,770 AO Maksudnya adalah:

1. Konstanta sebesar 125,074 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel ukuran perusahaan, ukuran KAP dan jenis opini audit maka audit report lagnya adalah 125 hari.


(65)

2. Setiap terjadi kenaikan pada variabel ukuran perusahaan akan diikuti kenaikan pada variabel AR sebesar 1,399 satuan dan variabel lainnya dianggap konstan. 3. Setiap terjadi kenaikan pada variabel ukuran KAP akan diikuti penurunan pada

variabel AR sebesar -22,020 satuan dan variabel lainnya dianggap konstan. 4. Setiap terjadi kenaikan pada variabel ukuran perusahaan akan diikuti penurunan

pada variabel AR sebesar -15,770 satuan dan variabel lainnya dianggap konstan.

4.4 Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisian korelasi dikatakan kuat apabila niali R lebih besar dari 0,5 atau mendekati 1.

Koefisian determninasi (R Square) menunjukkan seberapa besar variabel dependen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah 0 sampai 1. Apabila R square mendekati satu maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk mendeteksi variasi variabel dependennya. Sebaliknya semakin kecil R square maka kemampuan variabel independennya untuk menjelaskan variabel dependen semakin terbatas.

Tabel 4.6 Uji Korelasi dan Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .434a .189 .163 27.611

a. Predictors: (Constant), Opini Auditor, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan b. Dependent Variable: Auditor Report Lag


(66)

Pada model summary nilai R = 0,434 hal ini menjelaskan bahwa hubungan atau korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen lemah karena berada dibawah 0,5.

Angka adjusted R Square atau koefesien determinasi adalah 0,189, hal ini berarti 18,9% variasi atau perubahan dalam audit report lag dapat dijelaskan dengan variasi ukuran perusahaan, ukuran KAP, dan jenis opini audit sedangkan sisanya 81,1% dijelaskan oleh sebab-sebab lain.

4.5 Hasil Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis atau uji asumsi dan dinyatakan bahwa model regresi diasumsikan tidak terganggu oleh masalah normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi, maka analisis regresi linear dapat dilakukan. Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, maka dapat dilakukan dengan uji t (t test) dan uji f (f test).

4.5.1 Uji t (t test)

Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan pengolahan data dalam SPSS 17, diperoleh hasil sebagai berikut:


(67)

Tabel 4.7 Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 125.074 63.037 1.984 .050

Ukuran Perusahaan 1.399 2.182 .061 .641 .523

Ukuran KAP -22.020 6.378 -.327 -3.453 .001

Opini Auditor -15.770 4.731 -.310 -3.333 .001

a. Dependent Variable: Auditor Report Lag Sumber: SPSS 17, Data diolah 2014

Untuk variabel ukuran perusahaan, berdasarkan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa thitung = 0,641 dengan signifikan 0,523 atau lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit report lag.

Untuk variabel ukuran KAP adalah -22,020 dengan nilai signifikansi 0,001. Signifikansi penelitian juga menunjukkan signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (0,001<0,05) maka H1 diterima sehingga ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit report lag.

Untuk variabel jenis opini audit adalah -15,770 dengan nilai signifikansi 0,001. Signifikansi penelitian menunjukkan signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (0,001>0,05) maka H1 diterima sehingga Opini Auditor berpengaruh signifikan terhadap audit report lag.


(68)

4.5.2 Uji F (F test)

Uji F digunakan untuk menguji apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.

Tabel 4.8 Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16842.027 3 5614.009 7.364 .000a

Residual 72425.326 95 762.372

Total 89267.354 98

a. Predictors: (Constant), Opini Auditor, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan b. Dependent Variable: Auditor Report Lag

Sumber: SPSS 17 Data diolah 2014

Dari uji ANOVA atau F test , diperoleh Fhitung sebesar 7,364 dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik, dan jenis opini audit secara simultan berpengaruh terhada audit report lag karena signifikansi penelitian 0,000 < 0,05.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari tabel 4.1 dapat kita lihat variabel audit report lag memiliki nilai minimum 36 hari, nilai maksimum 243 hari dan rata-rata 78,92 hari. Variabel ukuran perusahaan (total assets) memiliki nilai minimum 25,4 nilai maksimum 31,7 dan rata-rata 28,67. Variabel ukuran KAP memiliki nilai minimum 0, nilai maksimum 1 dan rata-rata 0.73 jumlah sampel 99. Variabel jenis opini audit memiliki nilai minimum 3, nilai maksimum 5 dan rata-rata 4,45. Variabel audit report lag memiliki nilai minimum 36, nilai maksimum 243 dan rata-rata 78,92. Angka adjusted R Square


(69)

atau koefesien determinasi adalah 0,189, hal ini berarti 18,9% variasi atau perubahan dalam audit report lag dapat dijelaskan dengan variasi ukuran perusahaan, ukuran KAP, dan jenis opini audit sedangkan sisanya 81,1% dijelaskan oleh sebab-sebab lain.

Berdasarkan pengujian hipotesis dapat kita ketahui bahwa ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit report lag . Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hesti (2007), Kartika (2009), Hesti Chandra Sari (2010). Namun hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Almossa dan Alabbas (2006), Amelia dan Setyadi (2009). Hal ini dapat disebabkan oleh adanya sistem pengendalian internal yang baik dan kuat dari sebuah perusahaan sehingga pelaporan hasil auditan telah terencana dengan baik.

Untuk variabel ukuran KAP adalah bahwa secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ahmad dan Kamaruddin (2001), Utami (2006), dan Widya Stephani (2010). Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad, Alim, dan Subekti (2005), Chandra Sari (2010) dan Yovanca Cecile (2010). Berdasarkan hasil pengamatan bahwa jangka waktu pelaporan yang dilakukan KAP the big four dan KAP non the big four memperlihatkan perbedaan yang signifikan. Hal ini memperjelas hasil pelitian ini bahwa audit report lag memiliki hubungan yang kuat dengan auditor yang melakukan audit. Hal ini dikarenakan Kantor Akuntan Publik yang masuk the big four dengan yang non the big four


(1)

78 2012

79 2010

80 2011

81 2012

82 2010

83 2011

84 2012

85 2010

86 2011

87 2012

88 2010

89 2011

90 2012

91 2010

92 2011

93 2012

94 2010

95 2011

96 2012

97 2010

98 2011

99 2012


(2)

Lampiran 3. Uji Deskriptif Data

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Ukuran Perusahaan 99 25.40 31.70 28.6768 1.31528

Ukuran KAP 99 0 1 .73 .448

Opini Auditor 99 3 5 4.45 .594

Audit Report Lag 99 36 243 78.92 30.181

Valid N (listwise)

99


(3)

Lampiran 5. Uji Normalitas Data Dengan Statistik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 99

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 27.18517868 Most Extreme Differences Absolute .129

Positive .129

Negative -.080

Kolmogorov-Smirnov Z 1.280

Asymp. Sig. (2-tailed) .076


(4)

Lampiran 6. Uji Multikolinearitas Data

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Ukuran Perusahaan .944 1.059

Ukuran KAP .954 1.048

Opini Auditor .986 1.014


(5)

Lampiran 8. Uji Autokolerasi Data

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -1.52555

Cases < Test Value 49

Cases >= Test Value 50

Total Cases 99

Number of Runs 41

Z -1.919

Asymp. Sig. (2-tailed) .055

a. Median

Lampiran 9. Uji Regresi Data

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant)

125.074 63.037 1.984 .050

Ukuran Perusahaan 1.399 2.182 .061 .641 .523

Ukuran KAP -22.020 6.378 -.327 -3.453 .001

Opini Auditor -15.770 4.731 -.310 -3.333 .001

a. Dependent Variable: Auditor Report Lag

Lampiran 10. Uji Korelasi dan Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


(6)

Lampiran 11. Uji t Data

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant)

125.074 63.037 1.984 .050

Ukuran Perusahaan 1.399 2.182 .061 .641 .523

Ukuran KAP -22.020 6.378 -.327 -3.453 .001

Opini Auditor -15.770 4.731 -.310 -3.333 .001

a. Dependent Variable: Auditor Report Lag

Lampiran 12. Uji F Data

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16842.027 3 5614.009 7.364 .000a

Residual 72425.326 95 762.372

Total 89267.354 98

a. Predictors: (Constant), Opini Auditor, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan b. Dependent Variable: Auditor Report Lag


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2012

3 56 79

Analisis Pengaruh Opini Audit, Audit Report Lag dan Kantor Akuntan Publik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

18 117 88

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kap Dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 79 94

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 4 72

PENGARUH OPINI AUDIT, AUDIT REPORT LAG, DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 13 31

ABSTRAK Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, dan Jenis Opini Audit terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2012

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN JENIS OPINI AUDIT TERHADAP AUDIT

0 0 11

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 13

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, OPINI AUDIT, LABA ATAU RUGI, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG - repository perpustakaan

0 0 14