Analisis Sistem informasi manajemen doc

Tugas UTS Sistem Informasi Manajemen
Minat Manajemen Kesehatan – 2014

ANALISIS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN\

Ria Chandra Kartika

(101414453004)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2014

1

DAFTAR ISI

BAGIAN 1
Analisis Makalah SDLC Sistem CBT Stikes Ngudia Husada Madura...........


1

BAGIAN 2
Analisis Makalah Evaluasi SIM RS Citra Husada..........................................

7

BAGIAN 3
Analisis Sistem Informasi Kepesertan (Aplikasi e-ID)...................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

2

9
25

BAGIAN 1
Analisis Makalah SDLC Sistem CBT Stikes Ngudia Husada Madura
Analisis sistem CBT yang dilakukan oleh kelompok 2 sudah baik, namun
terdapat beberapa hal yang dirasa perlu untuk ditambahkan ataupun diperbaiki. Hal

tersebut antara lain:
1. Dalam makalah SDLC terdapat gambar-gambar seperti ERD, DFD, dan juga
Decision tree. Namun belum terdapat keterangan mengenai gambar tersebut.
Akan lebih baik juka dibawah gambar diberikan keterangan mengenai penjelasan
gambar, maupun simbol-simbol yang digunakan kedalam gambar.
2. Belum menggambarkan flowchart sistem CBT Stikes Ngudia Husada Madura
Analisis sistem CBT yang dilakukan oleh kelompok 2 sudah baik. Namun
kelompok 2 belum dapat menggambarkan flowchart sistem CBT yang ada. Pada
flowchart dibawah ini dijelaskan alur data sistem CBT mulai dari awal aplikasi
dibuka hingga keluarny output, yaitu laporan nilai mata kuliah. Penggunaan
sistem CBT oleh Stikes Ngudia Husada Madura masih belum maksimal. Hal ini
terbukti dari masih adanya beberapa kegiatan yang dilakukan secara manual,
seperti rekap nilai ujian yang seharusnya sudah dapat dilakukan oleh sistem CBT
untuk mempermudah pekerjaan.
Pengelolaan data sistem CBT diawali dengan dosen menghubungi IT untuk
menyalakan aplikasi terlebih dahulu kemudian setelah aplikasi hidup, dosen
memasukkan password dosen, nama mata kuliah, nama dosen, waktu ujian,
tanggal ujian, soal ujian, jawaban. Langkah selanjutnya adalah proses CBT
dimana mahasiswa masuk kedalam sistem CBT untuk melaksanakan ujian
3


dengan menginputkan jawaban berdasarkan soal yang tersedia. Output yang
dihasilkan dari sistem CBT ini adalah nilai ujian mahasiswa. Nilai ujian ini,
diakses oleh petugas IT untuk kemudian dikirim ke email dosen secara manual.
Dosen kemudian menyerahkan nilai ujian yang telah disertai dengan hasil remidi
kepada dosen PJMK. PJMK kemudian mengolah semua nilai ujian menjadi satu
nilai mata kuliah. Nilai mata kuliah kemudian diserahkan PJMK ke bagian
akademik untuk selanjutnya bagian akademik mengumumkan nilai mata kuliah
kepada mahasiswa secara manual. Berikut ini merupakan flowchart sistem CBT:

4

Gambar 1. Flowchart Sistem CBT Stikes Ngudia Hudasa Madura

5

3. Selain flowchart CBT yang diatas, kelompok 2 juga belum menampilkan
flowchart untuk pengembangan sistem CBT berdasarkan rekomendasi yang
diberikan. Berikut ini adalah flowchart pengembangan sistem CBT:


Gambar 2. Flowchart Pengembangan Sistem CBT

6

Berdasarkan flowchart diatas, rekomendasi sistem CBT dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Setelah aplikasi dibuka, dosen dapat mengakses sistem CBT dan
memasukkan jadwal ujian serta waktu ujian. Jika terdapat jadwal yang
sama atau bentrok maka sistem CBT harus dapat menolak dan
merekomendasikan user untuk mencari jadwal ujian di hari ataupun jam
lain. Setelah jadwal sudah ditentukan, maka selanjutnya dosen dapat
b.

melanjutkan memasukkan soal ujian beserta jawaban ujian.
Ketika ujian berlangsung, mahasiswa memasukkan password dan juga

manjawab soal ujian.
c. Setelah ujian berlangsung sistem harus dapat menjabarkan nilai hasil ujian
saat itu secara keseluruhan sehingga akan diketahui mana mahasiswa yang
lulus dan mana yang remidi, tanpa harus merekap nilai ujian secara

manual.
d. Setelah terkumpul nilai hasil ujian mahasiswa, maka dosen dapat
menyerahkan nilai pada PJMK, ataupun PJMK dapat mengakses nilai
mahasiswa dari sistem CBT. Kemudian nilai tersebut akan digunakan
sebagai laporan nilai matakuliah yang akan diserahkan kepada akademik.
Berdasarkan flowchart diatas maka terdapat juga decision tree pada penentuan
jadwal ujian. Semula decision tree hanya ada pada nilai hasil ujian untuk
menentukan apakah mahasiswa telah lulus ujian atau mengikuti remidi. Decision
tree untuk penentuan jadwal ujian adalah sebagai berikut:

7

Jadwal Ujian

Jadwal Tidak Bentrok

Jadwal Bentrok

Mencari Jadwal Ujian
di hari atau jam lain


Gambar 3. Decision Tree Penentuan Jadwal Ujian

Decision tree diatas menggambarkan bahwa ketika dosen menentukan jadwal
ujian, akan ditemukan dua kemungkinan yaitu bentrok dengan jadwal ujian mata
kuliah lain atau tidak bentrok. Jika berada pada posisi bentrok dengan jadwal
ujian mata kuliah lain, maka sistem akan menolak dan merekomendasikan
penggantian jadwal ujian di hari atau jam yang lain.

8

BAGIAN 2
Analisis Makalah Evaluasi SIM RS Citra Husada Jember
Evaluasi SIM RM di RS Citra Husada Jember yang dilakukan oleh kelompok
4 sudah baik, namun terdapat beberapa hal yang dirasa perlu untuk ditambahkan
ataupun diperbaiki. Hal tersebut antara lain:
1. Gambaran SIM RS keseluruhan
Dalam makalah evaluasi SIM RS Citra Husada belum digambarkan secara
keseluruhan sistem informasi RS Citra Husada Jember. Sehingga, sedikit
kesusahan untuk menganalisis dan mengevaluasi sistem tanpa ada gambaran

yang jelas mengenai sistem yang berjalan saat ini. Akan lebih baik jika
ditampilkan mengenai alur SIM RS, dan juga ditampilkan juga mengenai
desain interface SIM RS karena banyak sekali evaluasi mengenai interface
namun tidak ditampilkan bagaimana interface yang ada di SIM RS saat ini.
2. Evaluasi yang dilakukan oleh kelompok 4 adalah tentang SIM RS Citra
Husada Jember. Namun, dalam sasaran kegiatan dan wawancara hanya
melibatkan pengguna SIM RM saja. Sistem informasi di rumah sakit tidak
hanya pada bagian rekam medik, namum masih terdapat bagian-bagian lain
seperti bagian keuangan, kepegawaian, dan lain-lain. Evaluasi SIM RS yang
dilakukan oleh kelompok 4 jika memang menekankan pada evaluasi SIM RS
maka sebaiknya responden juga terdapat dari pengguna sistem-sistem yang
lain. Karena penggunaan SIM di RM belum tentu dapat menggambarkan SIM
RS secara keseluruhan.
3. Pengolahan data pada Task-Technology Fit akan lebih baik jika dilakukan
proses skoring, sehingga interpretasi yang dihasilkan juga akan lebih sesuai.
9

Berikut ini merupakan salah satu bentuk skoring pada pengolahan data tasktechnologi fit dari dimensi timeline:
Tabel 1. Tanggapan Responden terhadap Task Tehnology Fit
No

4

Dimensi
Ketepatan
Penyelesaian
(Timeline)

Waktu
Pekerjaan

Pertanyaan
X13
X14
X15
X16

Total

Setuju
0

3
1
2
6

Tidak Setuju
3
0
2
1
6

Tabel 2. Skoring Dimensi Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan (Timeline)

No.

Pertanyaan

Tidak Setuju (1)


Setuju (2)

Rata-Rata

1

X13

0

6

2.00

2

X14

3


0

1.00

3

X15

1

4

1.67

4

X16

2

2

1.33

6

12

6.00

Total

Keterangan: Tidak sesuai: 4-6, Sesuai : >6-8
Berdasarkan Tabel 2, diperoleh nilai skoring 6 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat ketidaksesuaian ketepatan waktu dalam
penyelesaian pekerjaan.

BAGIAN III
Analisis Sistem Informasi Kepesertaan (Aplikasi e-ID BPJS Kesehatan)

10

JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan
Sosian Nasional. SJSN diselenggarakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial
yang bersifat wajib. Tujuannya adalah agar semua penduduk indonesia terlindung
dalam sistem asuransi, sehingga merek dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak. Penyelenggaraan JKN dilaksanakan dan dikelola oleh BPJS
Kesehatan. BPJS adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 
Kegiatan JKN ini mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat, terutama
masyarakat yang kurang mampu. Sehingga, banyak penduduk indonesia yang
mendaftar menjadi peserta JKN. Pendaftaran peserta JKN dapat dilakukan dengan
mengunjungi kantor cabang BPJS Kesehatan terdekat. Setiap hari, terjadi antrian
panjng untuk mendaftar menjadi peserta JKN. Untuk mempermudah layanan peserta,
BPJS Kesehatan telah meluncurkan pendaftaran online sehingga calon peserta BPJS
Kesehatan tak perlu antri melakukan pendaftaran secara manual di Kantor Cabang
BPJS Kesehatan. Melalui pendaftaran online, peserta pun dapat mencetak Kartu BPJS
Kesehatan-nya sendiri, yang disebut e-ID.
1. Peranan Pengembangan Sistem Informasi Kepesertaan (e-ID BPJS Kesehatan)
Pendaftaran BPJS kesehatan sebelum dikembangkan aplikasi e-ID dilakukan
secara sistem komputer di kantor cabang BPJS Kesehatan. Alur pendaftaran
peserta di kantor cabang BPJS Kesehatan dimulai dari peserta mengisikan
formulir pendaftaran dan melampirkan persyaratan yang ditentukan. Setelah
formulir terisi lengkap, maka petugas mengentri data peserta di formulir tersebut
ke dalam sistem kepesertaan BPJS Kesehatan. Data peserta BPJS kesehatan
terintergtasi bersama data Dispendukcapil, untuk menyesuaikan nomer NIK.
11

Nomer NIK ini, sekaligus menjadi filter dan melihat apakah calon peserta ini
sudah menjadi peserta BPJS sebelumnya. Setelah data selesai dientri, maka
peserta akan mendapatkan nomor virtual account. Nomor virtual account ini,
akan digunakan peserta untuk melakukan pembayaran premi di Bank. Setelah
dilakukan pembayaran premi maka peserta dapat melakukan cetak kartu di
kantor cabang BPJS kesehatan. Selain mendaftar langsung di kantor cabang
BPJS, pendaftaran perserta dapat dilakukan secara mandiri dengan online dan
juga mendaftar kepada Bank yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Namun, untuk tahap pencetakan kartu harus tetap dilakukan di kantor cabang
BPJS kesehatan.
Aplikasi e-ID dirancang untuk memudahkan peserta dalam pembuatan Kartu
BPJS Kesehatan dan untuk mendukung Bisnis Proses Kepesertaan BPJS
Kesehatan, maka Website BPJS Kesehatan telah ditambahkan pendaftaran
peserta yang dapat di akses oleh Peserta melalui alamat www.bpjskesehatan.go.id. Pada aplikasi e-ID ini peserta dapat mengisikan data, dan
mencetak kartu secara pribadi tanpa harus datang ke kantor cabang BPJS
kesehatan. Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum Pendaftaran Peserta BPJSKesehatan secaraonline adalah Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, Kartu
NPWP, dan Alamat E-mail dan No HP yg bisa dihubungi. Pengguna dari sistem
informasi kepesertaan BPJS kesehatan ini adalah: pegawai BPJS Kesehatan,
Bank yang bekerja sama sebagai tempat untuk membayarkan prem dan, peserta.
Proses pendaftaran kepesertaan JKN di BPJS kesehatan sangat tergantung
dengan Sistem informasi yang ada. Tanpa adanya sistem informasi, maka BPJS

12

kesehatan tidak dapat melakukan proses pendaftaran peserta. Hal ini dikarenakan
beberapa peran penting sistem informasi di BPJS kesehatan, antara lain:
a. Sistem pendaftaran peserta tidak hanya melibatkan kantor BPJS namun juga
melibatkan Bank sebagai tempat pembayaran premi BPJS. Sehingga data
yang dientri oleh BPJS juga harus masuk kedalam database dan bisa diakses
oleh pihak Bank. Jika peserta sudah mendaftar, peserta akan mendapatkan
nomer virtual account untuk digunakan pembayaran premi di Bank. Nomer
virtual account ini nanti harus dapat diakses pihak Bank, untuk mengetahui
siapa peserta yang membayar premi, dan berapa premi yang harus
dibayarkan.
b. Kepesertaan JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan bersifat universal
coverage. Semua penduduk indonesia wajib untuk menjadi peserta JKN.
Sehingga setiap peserta yang terdaftar di daerah satu, harus dapat dilihat
kepesertaannya di daerah lain. Dalam hal ini, sistem berperan untuk mendata
dan mengendalikan supaya tidak terjadi double entri. Hal ini diasiasati
dengan menyambungkan sistem kepesertaan BPJS kesehatan dengan data
Dispendukcapil untuk melihat kepesertaan dari NIK.
c. Sistem informasi Kepesertaan dapat membantu dan memudahkan pegawai
BPJS untuk mengetahui jumlah peserta yang ada tanpa harus mendata satupersatu.
JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan merupakan sistem yang berjalan
secara nasional maka peran Sistem Informasi sangat penting dalam pelaksanaan
kegiatan Operasional. Dengan adanya sistem informasi maka BPJS kesehatan
juga dapat mengumpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh manajemen
untuk pengambilan keputusan dalam perumusan rencana stategik.
13

2. Kesesuaian Pengembangan Sistem Informasi dengan Kebutuhan
Pengembangan sistem kepesertaan BPJS Kesehatan dengan aplikasi e-ID sudah
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengembangan sistem dapat berarti
menyusun suatu sistem yang baru untuk mengganti sistem yang lama secara
keseluruhan

atau

memperbaiki

sistem

yang telah

ada.

Sistem

perlu

dikembangkan karena beberapa hal, yaitu: (Jogiyanto, 2005)
a. Adanya permasalahan-permasalahan yang timnul di sistem yang lama.
Permasalahan yang timbul dapat berupa:
1) Ketidakberesan
Dalam artikel ini, tidak terdapat ketidakberesan di dalam manajemen
yang melatarbelakangi pengembangan aplikasi e-ID.
2) Pertumbuhan organisasi
Seiring kesadaran di masyarakat untuk menjadi peserta JKN, maka
petumbuhan peserta JKN meningkat setiap hari. Berdasarkan data yang
diakses dari situs resmi BPJS kesehatan, jumlah peserta sampai dengan
21 November 2014 mencapai 131.352.066 jiwa. Berdasarkan data
tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi pertumbuhan peserta dan membuat
pertumbuhan bagi BPJS. Dengan jumlah peserta yang semakin bertambah
setiap hari, dan jumlah pegawai yang regenerasi setiap 1 tahun. Maka
BPJS perlu melakukan pengembangan sistem informasi yang dapat
membantu

kegiatan

operasional

BPJS

kesehatan.

Sehingga

pengembangan aplikasi kepesertaan e-ID ini sudah sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan organisasi. Dengan adanya aplikasi e-ID
dapat membantu pelayanan pendaftarann peserta serta dapat mengurangi
antrian pendaftaran peserta di kantor cabang BPJS.
b. Meraih kesempatan-kesempatan
14

Teknologi informasi telah berkembang dengan cepat. Perangkat keras
komputer, perangkat lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat
berkembang. Perusahaan mulai merasakan bahwa teknologi komunikasi ini
perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi kepada
konsumen (Jogiyanto, 2005). Aplikasi e-ID merupakan salah satu aplikasi
yang memanfaatkan pengembangan teknologi dengan membuat aplikasi
komputer dan bersifat online. Dengan memberikan informasi yang mudah
dan akurat, serta akses pendaftaran secara pribadi, diharapkan BPJS
Kesehatan dapat menarik minat penduduk indonesia untuk menjadi peserta.
Sehingga, visi untuk menjadi universal coverage pada tahun 2019 bisa
terwujud. Dalam keadaan pasar bersaing dengan asuransi-asuransi swasta
lainnya, kecepatan informasi atau efisiesi waktu sangat menentukan berhasil
atau tidaknya strategi dan tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan.
c. Adanya instruksi instruksi
Penyusunan sistem baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi dari
pimpinan, ataupun dari luar organisasi. Berdasarkan informasi yang didapat
dari artikel ini, pengembangan aplikasi e-ID ini adalah sebuah perwujudan
dari BPJS Kesehatan dari permintaan masyarakat untuk mempermudah akses
pendaftaran peserta.
Berdasarkan

latar

belakang

pengembangan

aplikasi

diatas,

maka

pengembangan aplikasi e-ID BPJS Kesehatan sesuai untuk kebutuhan organisasi
sebagai bentuk optimalisasi pelayanan pendaftaran peserta. Hal tersebut juga
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, yaitu kemudahan dalam pendaftaran
peserta JKN.
15

Aplikasi e-ID memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut, yaitu:
a. Kelebihan e-ID BPJS Kesehatan
1) Inovasi program yang sangat positif untuk meningkatkan cakupan
kepesertaan JKN secara mandiri.
2) Memberikan kemudahan bagi calon peserta tidak perlu medaftar di
kantor cabang BPJS Kesehatan dan dapat mencetak kartu secara
mandiri.
3) Mengurangi beban ketersediaan kertas untuk cetak kartu, karena
peserta dapat melakukan cetak kartu secara mandiri.
4) Peserta bisa lebih menghemat biaya untuk pengambilan kartu ke
kantor cabang BPJS Kesehatan. Bahkan, yang paling penting lagi,
peserta tidak perlu mengurus melalui calo untuk mendaftar peserta
JKN di BPJS Kesehatan.
b. Kekurangan e-ID BPJS Kesehatan
Berdasarkan pemberitaan di media dan juga keluhan masyarakat, kekurangan
e-ID adalah sebagai berikut:
1) Notifikasi gagal dikirim ke alamat email
Pada pendaftaran online permasalahan yang sering terjadi adalah data
sudah berhasil tersimpan akan tetapi notifikasi email tidak terkirim.
Padahal dalam notifikasi tersebut ada link form yang sudah terisi
nomor virtual account yang harus dibayar
2) Sudah bayar virtual account tapi tidak bisa aktivasi e-ID
e-ID berfungsi sebagai pengganti kartu BPJS, sehingga harus diprint
secara mandiri oleh peserta. Untuk bisa print e-ID harus melewati
notifikasi alamat email. Tapi ada banyak orang yang gagal aktivasi
dari email padahal sudah membayarkan premi.
Berdasarkan beberapa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh
aplikasi e-ID BPJS Kesehatan, sebenarnya aplikasi ini sangat membantu baik
bagi BPJS maupun peserta. Namun dalam pelaksanaannya, sering terjadi
16

error. Pada beberapa kasus dalam pengembangan sistem informasi terdapat
kegagalan dalam pengembangan sistem. Penyebab kegagalan pengembangan
sistem tersebut antara lain: kurangnya penyesuaian pengembangan sistem,
kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai, kurang
sempurnanya evaluasi kualitas dan analisis biaya, adanya kerusakan dan
kesalahan rancangan, penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak
yang

tidak,

direncanakan

dan

pemasangan

teknologi

tidak

sesuai,

sengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara, serta implementasi yang
direncanakan dilaksanakan kurang baik
3. Analisis Fase Pengembangan Sistem Informasi Kepesertaan Aplikasi e-ID BPJS
Kesehatan
Pengembangan sistem didefinissikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan
sistem

informasi

berbasis

komputer

atau

teknologi

yang

ada

untuk

menyelesaikan persoalan (problem) organisasi atau memanfaatkan kesempatan
yang ada. Pengembangan sistem informasi dapat juga diartian sebagai aktivitas
menyusus sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara
keseluruhan

atau

memperbaiki

sistem

yang

ada

(Jogiyanto,

2005).

Pengembangan dapat dijabarkan menjadi 5 fase, yaitu: Preliminary Investigation,
Analysis Sistem, Design System, Development, dan Implementation.
Analisis fase pengembangan aplikasi e-ID BPJS Kesehatan adalah sebagai
berikut:
a. Fase Preliminary Investigation
Preliminary investigation adalah proses merumuskan masalah sistem
yang berjalan saat ini. Sistem kepesertaan BPJS Kesehatan sebelum
dilakukan pengembangan aplikasi e-ID dilakukan secara computerise dan
17

perserta dapat melakukan pendaftaran onlien di rumah, serta mendaftar di
Bank yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Namun untuk mencetak
kartu, peserta JKN hanya dapat melakukan cetak kartu di kantor cabang BPJS
Kesehatan. Sehingga terjadi antrian yang panjang di kantor cabang BPJS
Kesehatan. Permasalahan tersebut juga menambah beban kerja pegawai BPJS
Kesehatan dalam menangani permasalahan kepesertaan JKN.
Sesuai dengan fungsi BPJS Kesehatan yaitu sebagai badan
penyelenggara jaminan sosial kesehatan yang bertujuan untuk mencapai
universal health coverage, sistem yang berjalan saai ini dirasa kurang, Proses
pendaftaran dalam hal entri data dapat dilakukan di kantor cabang BPJS
Kesehatan, online, dan juga Bank yang bekerjasama, titik tempat pendaftaran
untuk entri data sudah banyak namun, tidak diimbangi dengan titik untuk
pencetakan kartu. Sehingga hal tersebut menimbulkan antian panjang di
kantor cabang BPJS Kesehatan, ketidakpuasan masyarakat, dan beban kerja
BPJS Kesehatan menjadi.
Berdasarkan uraian

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

terjadi

permasalahan sering terjadi antrian panjang yang membuat ketidaknyamanan
peserta. Hal tersebut dikarenakan proses pencetakan kartu JKN oleh BPJS
Kesehatan masih berpusat di kantor cabang BPJS Kesehatan. Oleh karena itu,
BPJS kesehatan berinovasi untuk mengembangan sistem informasi
kepesertaan menjadi lebih baik lagi. Sehingga dapat membantu meringankan
beban kerja dan juga mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat.
Sehingga keputusan BPJS Kesehatan untuk melakukan pengembangan sistem
kepesertaan sudah baik.
18

b. Fase Analysis System
Analisis sistem adalah fase pengumpulan informasi, mendefinisikan
kebutuhan-kebutuhan sistem, dan mereview rekomendasi terhadap pihak
manajemen. Analisis pengembangan sistem kepesertaan BPJS Kesehatan
harus disesuaikan dengan kebutuhan. sehingga perlu dilakukan analisis
kebutuhan. Analisis kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan fungsional dan
kebutuhan non-fungsional. Kebutuhan fungsional adalah jenis kebutuhan
yang berisi proses apa saja yang nantinya dapat dilakukan oleh sistem
kepesertaan yang dikembangkan. Sedangkan kebutuhan non-fungsional
adalah tipe kebutuhan yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem
kepesertaan yang dikembangkan.
Aplikasi e-ID memiliki kekurangan yaitu aplikasi yang sering error, hal
ini dapat disebabkan oleh pada proses analisis kebutuhan terjadi kesalahan.
Namun dalam artikel ini, tidak menunjukkan secara jelas bagaimana
komponen penyusun dari server, dan komponen lainnya. Sehingga terjadi
kesulitan untuk menganalisis.
Dengan dikembangkanya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi
peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. Peningkatan ini harus
berhubungan

dengan

Performance,

Information,

Economy,

Control,

Eficiency, dan juga Service atau yang biasa disingkat PIECES. Analisis
pengembangan

sistem

informasi

kepesertaan

dengan

aplikasi

e-ID

berdasarkan PIECES adalah sebagai berikut:
1) Performance
Peningkatan terhadap hasil kerja sistem yang baru sehingga menjadi
lebih efektif. Dengan dikembangkan aplikasi e-ID maka hasil kerja
19

sistem kepesertaan yang ada akan meningkat. Performance dapat
diukur dari throughput dan juga response time. Troughput adalah
jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu.
Dengan adanya e-ID jumlah kartu yang dapat dicetak menjadi lebih
banyak, karena peserta dapat dilakukan peserta secara mandiri di
rumah.
2) Information
Pengembangan
meningkatkan

sistem

dengan

kualitas

dikembangkannya

aplikasi

aplikasi

e-ID

informasi

yang

e-ID

masyarakat

harus

disajian.

dapat
Dengan

langsung

dapat

menggunakan kartu e-ID sama seperti kartu yang dicetak oleh BPJS
tanpa harus melalui antrian panjang di kantor cabang BPJS
Kesehatan.
3) Economy
Pengembangan sistem dengan aplikasi e-ID harus berpengaruh pada
peningkatan manfaat-manfaat dan penurunan biaya operasional yang
ada. Dengan dikembangkan aplikasi e-ID salah satu pengaruh
terhadap ekonomi perusahaan adalah BPJS Kesehatat dapat
menghemat kertas untuk pencetakan kartu kepesertaan JKN oleh
BPJS Kesehatan, karena peserta dapat mencetak kartu secara mandiri.
4) Control
Pengembangan sistem dengan aplikasi e-ID harus memberikan
peningkatan

terhadap

pengendalian

untuk

mendeteksi

dan

memperbaiki kesalahan serta kecurangan yang mungkin terjadi.
Dengan diterapkannya aplikasi e-ID dimana peserta dapat mencetak
kartu secra pribadi. Maka BPJS Kesehatan juga melakukan sistem
20

pengendalian untuk mengurangi kecurangan dalam pencetakan kartu.
Hal ini dilakukan dengan cara, setiap peserta JKN yang menggunakan
kartu e-ID wajib melampirkan syarat-syarat dan ketentuan umum
yang ada pada kartu e-ID

Gambar 3. Kartu e-ID BPJS Kesehatan

5) Eficiency
Pengembangan sistem dengan aplikasi e-ID harus memberikan
peningkatan pada efisiensi kegiatan operasional di perusahaan.
Aplikasi e-ID membantu kinerja BPJS Kesehatan terutama bagian
kepesertaan untuk mencetak kartu secara mandiri. Sehingga akan
meningkatkan hasil kinerja BPJS Kesehatan dimana masyarakat tidak
perlu antri untuk mendapatkan kartu kepesertan dan juga menunjang
proses pencapaian universal health coverage menjadi lebih maksimal.
6) Service
Pengembangan sistem dengan aplikasi e-ID harus memberikan
peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.
21

pengembangan aplikasi e-ID memberikan kelengkapan pada sistem
kepesertaan yang dapat mendaftar melalui online. Sebelum terdapat
aplikasi e-ID peserta yang mendaftar online melakukan cetak kartu d
kantor cabang BPJS Kesehatan. Dengan adanya aplikasi e-ID
pendaftar online dapat sekaligus melakukan pencetakan kartu setelah
dilakukan pembayaran di Bank.
Berdasarkan analisis PIECES diatas, aplikasi e-ID sudah baik dan dapat
memberikan peningkatan kepada sistem yang telah ada, meningkatkan
pelayanan kepesertaan dan meningkatkan kinerja BPJS Kesehatan.
c. Fase Design System
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah
mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tahap
selanjutnya adalah desain sistem. Desain sistem terdiri dari 2 macam, yaitu
desain sistem level tingga dan desain sistem level rendah. Salah astu desain
yang tampak dalam artikel ini adalah desain interface aplikasi e-ID.
Desain interface aplikasi e-ID sudah baik, Namun menurut pembaca akan
lebih baik jika option pendaftaran peserta tidak masuk kedalam layanan
peserta, tetapi dapat muncul di baris atas sehingga mudah dilihat oleh calon
peserta. Berikut ini adalah desain interface halaman awal aplikasi e-ID.

22

Gambar 4. Interface Halaman Awal Aplikasi e-ID

Desain antarmuka (interface) yang baik yaitu untuk masukan (input) dan
keluaran (output) diupayakan yang familiar dengan pengguna akhir, sehingga
lebih mudah dan lebih cepat bagi pengguna akhir beradaptasi dengan aplikasi
yang dikembangkan.
d. Development
Pada fase pengembangan ini adalah tahap untuk melakukan uji coba terhadap
pengembangan sistem yang dilakukan. Dalam artikel ini tidak dijelaskan
secara jelas mengenai tahapan uji coba aplikasi e-ID.
e. Implementation
Fase implementasi adalah tahapan training user dan mendokumentasikan
sistem, conversion, evaluation, dan juga maintenance. Salah satu bentuk
training user adalah dengan melakukan publikasi dan sosialisasi aplikasi e-ID
beserta tata cara penggunaan aplikasi. Sehingga masyarakat mengetahui
bahwa terdapat aplikasi baru dan mengetahui bagaimana cara menggunakan
aplikasi tersebut.
Berdasarkan analisis perkembangan sistem informasi kepesertaan dengan
aplikasi e-ID diatas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan sistem pada setiap

23

tahapan sudah bagus dan sangat bermanfaat bagi peserta, calon peserta dan juga
BPJS Kesehatan. Namun, kekurangan aplikasi, yaitu aplikasi yang sering error,
hal ini dapat disebabkan dalam fase analisis sistem sampai muncul rekomendasi
untuk design sistem terdapat sesuatu hal yang kurang pas. Sehingga, masyarakat
banyak mengeluhkan aplikasi e-ID yang sering error.

DAFTAR PUSTAKA
BPJS Kesehatan. 2014. User Manual Registrasi Peserta Via Web (E-ID). Jakarta: Direktorat
Teknologi dan Informasi

24

Jogiyanto, H. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

25

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63