laporan praktikum ilmu serangga hutan

Laporan Ilmu Serangga Hutan

KOLEKSI SERANGGA HUTAN
DI HUTAN PENDIDIKAN BENGO-BENGO

Oleh:
Kelompok 4B
Zidny Rezky Amaliah
Andi Batari Utami
Anna cristine mokuna
Meliana Tonapa
Patmawati
Fikri Wijanna Bogang
Asri Nur Jainuddin
Arga Setiawan
Muhammad Irfan

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR


HALAMAN PENGESAHAN
Judul

: Laporan Lengkap Ilmu Serangga Hutan

Kelompok

: 4

Kelas

: B

Lapoan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat Nilai Praktikum
Ilmu Serangga Hutan
Pada
Fakultas Kehutanan
Universitas Hasanuddin
Makassar
2014

Menyetujui,
Asisten

Muhammad Saleh
Mengetahui,
Dosen Mata Kuliah
Ilmu Serangga Hutan

Ir. Budiaman, MP

Tanggal Pengesahan :

Desember 2014

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat, Rahmat, dan HidayatNya sehingga kami telah menyelesaikan laporan praktek lapangan ilmu serangga
hutan ini ini. Salawat dan salam kita hanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya di akhir zaman.
Kami menyadari bahwa laporan praktek lapangan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam

laporan ini. Olehnya itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang
budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan
yang

dapat

memperbaiki

dalam

pembuatan

laporan

selanjutnya

sehingga

mendapatkan hasil yang lebih baik.
Tak lupa juga kami sampaikan terima kasih bagi asisten dan seluruh pihak

yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini dan berbagai sumber yang telah
kami gunakan sebagai data dan referensi pada laporan ini.
Akhirnya harapan kami, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua.Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar,

Desember 2014

Kelompok 4

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan dan Kegunaan...........................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................
A. Peran Serangga Hutan...........................................................................

B. Klasifikasi Ordo Serangga....................................................................
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN........................................................
A. Waktu dan Tempat................................................................................
B. Alat dan Bahan.....................................................................................
C. Prosedur Kerja......................................................................................
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................
A. Hasil......................................................................................................
B. Pembahasan..........................................................................................
BAB V : PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
LAMPIRAN.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan merupakan salah satu ekosistem tempat keanekaragaman hayati
tumbuh berkembang. Didalam hutan tumbuh fauna dan flora yang beragam. Salah
satu fauna yang mendominasi adalah serangga.

Serangga hutan sebenarnya tidak hanya memakan tumbuh-tumbuhan yang
hidup, tetapi juga memakan tumbuh-tumbuhan yang sudah mati berperan dalam
proses dekomposisi. Proses dekomposisi dalam tanah tidak akan mampu berjalan
cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan serangga permukaan tanah. Keberadaan
serangga permukaan tanah dalam tanah sangat tergantung pada ketersediaan energy
dan sumber makanan untuk melangsungkan hidupnya, seperti bahan organic dan
biomassa hidup yang semuanya berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam tanah.
Dengan ketersediaan energy dan hara bagi serangga permukaan tanah tersebut, maka
perkembangan dan aktivitas serangga permukaan tanah berlangsung baik (Borror,
2001).
Disamping itu sebenarnya terdapat fungsi lain dari serangga yaitu sebagai
bioindikator. Jenis serangga ini mulai banyak diteliti karena bermanfaat untuk
mengetahui kondisi kesehatan suatu ekosistem (Ruslan, 2009). Serangga juga
memiliki ordo masing-masing untuk lebih mudah mengenali agar mampu
membedakan satu ordo dengan ordo lainnya. Karena hal tersebutlah, maka
dilakukanlah praktek lapangan untuk mengetahui perbedaan dari beberapa ordo.
B. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan di laksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui
perbedaan ordo-ordo serangga, mengetahui metode penangkapan serangga yaitu


sweep net, malise trap dan corong barlise dan mengetahui cara mengkoleksi
serangga

dengan

benar. Kegunaaannya sebagai

sumber

ilmu pengetahuan

mengenai imu serangga dan pelajaran bagi yang mempelajarinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peranan Serangga Hutan
Serangga termasuk filum Arthropoda yaitu kelompok hewan yang mempunyai
kakiberruas-ruas, tubuh bilateral simetris dan dilapisi oleh kutikula yang keras
(exosceleton). Serangga digolongkan dalam kelasinsecta (hexapoda), karena
memiliki6 buah (3 pasang) kaki yang terdapat di dadaerah dada (thorax). Jumlah kaki

menjadiciri khas serangga yang membedakannya dengan hewan lain dalam phylum
Arthropoda seperti laba-laba (arachnida), kepiting (decapoda), udang (crustacea),
lipan dan luwing (myriapoda), Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400 juta
tahun(zaman

devonian).

Kira-kira

2-3

juta

spesies

serangga

telah

terindentifikasi.Diperkirakan, jumlah serangga sebanyak 30-80 juta spesies yang

meliputi sekitar 50%dari keanekaragaman spesies di muka bumi. Hal ini merupakan
petunjuk bahwa serangga merupakan mahluk hidup yang mendominasibumi, karena
serangga memiliki kemampuan luar biasa dalam beradaptasi dengankeadaan
lingkungan yang ekstrem, seperti di padang pasir dan Antarktika. Satu-satunya
ekosistem di mana serangga tidak lazim ditemukan adalah di samudera (Qolamul,
2011)
Serangga juga memiliki keanekaragaman luar biasa dalam ukuran, bentuk dan
perilaku.Kesuksesan eksistensi kehidupan serangga di bumi ini diduga berkaitan erat
denganrangka luar (eksoskeleton) yang dimilikinya, yaitu kulitnya yang juga
merangkapsebagai rangka penunjang tubuhnya, dan ukurannya yang relatif kecil
sertakemampuan terbang sebagian besar jenis serangga.Ukuran badannya yang relatif
kecil

menyebabkan

kebutuhan

makannya

juga


relatif

sedikit

dan

lebih

mudahmemperoleh perlindungan terhadap serangan musuhnya. Serangga juga
memilikikemampuan bereproduksi lebih besar dalam waktu singkat, dan keragaman

genetikyang lebih besar. Dengan kemampuannya untuk beradaptasi, menyebabkan
banyakjenis serangga merupakan hama tanaman budidaya, yang mampu dengan cepat
mengembangkan sifat resistensiterhadapinsektisida.Walaupun ukuran badan serangga
relatif kecil dibandingkan dengan vertebrata,kuantitasnya yang demikian besar
menyebabkan serangga sangat berperan dalam biodiversity (keanekaragaman bentuk
hidup) dan dalam siklus energi dalam suatu habitat. Ukuran tubuh serangga bervariasi
dari mikroskopis (seperti Hymenopteraparasit, Thysanoptera, berbagai macam kutu
dll.) sampai yang besar seperti walangkayu, kupu-kupu gajah dsb. Dalam suatu

habitat di hutan hujan tropika diperkirakan,dengan hanya memperhitungkan serangga
sosial (jenis-jenis semut, lebah dan rayap),peranannya dalam siklus energi adalah 4
kali peranan jenis-jenis vertebrata (Qolamul, 2011)
Peranan serang di dalam kehidupan manusia dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu (Qolamul, 2011):
1.

Kelompok serangga-serangga menguntungkan, kelompok ini antara lain dapat
dibagi menjadi:
a. Serangga yang dapat menghasilkan sesuatu yang akan memberi nilai tambah
di dalam kehidupan manusia. Contoh: Apis spp. (penghasil madu),
Bombyx mori (penghasil sutera), Laccifer lucca (penghasil politur).
b. Serangga yang dapat meningkatkan produksi hasil panen (polinator) contoh
lebah (Apis mellifera), kupu-kupu (Papilio menon)
c. Serangga sebagai musuh alami seperti predator,
regilosa(walang

sembah),

Ophius

sp.

(predator

contoh

Mantis

hama

buah),

parasitoid(beberapa familiHymenoptera)
d. Serangga yang dapat menguraikan sisa materi organik(detritus dan sampah)
misalnya bangsa lalat dan kumbang.
2. Kelompok serangga-serangga yang merugikan, dapat dibagi antara lain:
a. Serangga hama tanaman, contoh Nilaparvata lugens (hama tanaman padi),
Bactrocera spp (hama/lalat buah), Tribolium sp. (hama gudang)
b. Serangga sebagai pembawa penyakit atau vektor, misalnyaAnopheles spp.
(vektor penyakit malaria),Aedes aegypti (vektor penyakit demam berdarah),

Culex quinquifasciatus (vertor penyakit kaki gajah /filariasis, Musca
domestica, vektor penyakit diare dan disentri.
Beberapa jenis serangga juga berguna bagi kehidupan manusia seperti lebah
madu,ulat sutera, kutu lak, serangga penyerbuk, musuh alami hama atau serangga
perusaktanaman, pemakan detritus dan sampah, dan bahkan sebagai makanan bagi
mahluklain, termasuk manusia. Tetapi sehari-hari kita mengenal serangga dari
aspekmerugikan kehidupan manusia karena banyak di antaranya menjadi hama
perusak danpemakan tanaman pertanian dan menjadi pembawa (vektor) bagi berbagai
penyakitseperti malaria dan demam berdarah. Walaupun demikian sebenarnya
seranggaperusak hanya kurang dari 1 persen dari semua jenis serangga. Dengan
mengenalserangga terutama biologi dan perilakunya maka diharapkan akan efisien
manusiamengendalikan kehidupan serangga yang merugikan ini. Keanekaragaman
yang tinggi dalam sifat-sifat morfologi, fisiologi dan perilakuadaptasi dalam
lingkungannya, dan demilkian banyaknya jenis serangga yangterdapat di muka bumi,
menyebabkanbanyak kajian ilmu pengetahuan, baik yangmurni maupun terapan,
menggunakan serangga sebagai model. Kajian dinamika populasi misalnya, bertumpu
pada perkembangan populasi serangga. Demikianpula, pola, kajian ekologi,
ekosistem dan habitat mengambil serangga sebagai modeluntuk mengembangkannya
ke spesies-spesies lain dan dalam skala yang lebih besar (Qolamul, 2011)
B. Klasifikasi Ordo Serangga
1.

Ordo Orhoptera
a. Othoptera berarti bersayap lurus, serangga yang tergolong dalam ordo ini
melipatkan sayapnya pada saat istirahat secara lurus di atas tubuhnya.
b. Ukuran tubuh sedang sampai besar.
c. Bentuk tubuh bulat panjang dengan kepala hypognathus.

d. Mata majemuk jelas dan besar dengan dua atau tiga mata tunggal (ocelli) atau
juga tanpa mata tunggal.
e. Antena relatif panjang dan banyak spesies yang antenanya melebihi panjang
tubuhnya dengan ruas yang banyak.
f. Mulut bertipe penggigit pengunyah.
g. Pada Orthoptera, serangganya ada yang bersayap ada juga yang tidak bersayap.
Serangga yang bersayap terdiri dua pasang sayap. Sayap depan memanjang
mempunyai jejari (vena) sayap yang banyak dan teksturnya menebal agak kaku
disebut tegmina. Tekstur sayap belakang seperti selaput dan lebar dengan
banyak jejari.
h. Tungkai belakang lebih besar dan panjang daripada kedua tungkai yang depan.
Tungkai tersebut dengan femur yang besar untuk meloncat (tipe saltatorial).
Terdapat pula dengan jenis dengan tungkai besar dan lebar berfungsi untuk
menggali (tipe fossorial) pada Gryllotalpidae.
i. Abdomen umumnya terdiri atas banyak ruas.
j. Pada Orthoptera yang menghasailkan suara biasanya terdapat timpana pada ruas
abdomen pertama (misal belakang).
k. Perkembangbiakannya secara perkawinan dan mengalami metamorphosis
sederhana.
l. Umumnya fitofag dan beberapa zoofag dan bahkan ada yang bersifat kanibal.
2. Ordo Coleoptera Ukuran tubuh kecil sampai besar
a. Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap
depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk
sehingga disebut elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.

b. Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di
tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang
istirahat melipat di bawah sayap depan.
c. Mengalami metamorfosis sempurna (holometabola).
d. Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa
yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar
(istirahat) dan bertipe bebas/libera.
e. Tipe mulut menggigit. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya
mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku
Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan
kepala.
f. Hidup diberbagai ekosistem
3. Ordo Hemiptera
a. ukuran tubuh kecil sampai besar .
b. Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak
bersayap).
c. Sayap depan pangkalnya menebal dan sayap belakang berbentuk membrane.
d. Antena panjang , Antena biasanya empat atau lima ruas,
e. Hidup diberbagai habitat baik darat maupun air.
f. Ordo ini apabila diganggu akan mengeluarkan bau yang tidak enak dan tahan
hidup cukup lama tanpa makan.
g. Memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap.
h. Sebagian besar bersifat parasit bagi hewan, tumbuhan, maupun manusia.
i. Metamorfosis sempurna
4. Ordo Lepidoptera

a. Ukuran serangga ini ada yang kecil dan ada yang besar.
b. Jumlah sayapnya empat buah dan tertutup sisik.
c. Badan dan kakinya juga tertutup sisik.
d. Antenanya ada yang seperti sikat dan ada yang seperti benang.
e. Bagian mulutnya dilengkapi dengan alat menggigit dan pengisap seperti belalai
yang disebut proboscis.
f. Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola).
5. Ordo Hymenoptera
a. Ukuran tubuhnya sangat kecil sampai besar.
b. Memiliki sayap dua pasang, sayap belakang lebih tipis dan lebih kecil dari pada
sayap depan.
c. Tipe alat mulut menggigit mengisap
d. Bagian posterior abdomen hewan betina dilengkapi dengan ovipositor atau
dengan sengat yang merupakan modifikasi dan ovipositor
e. Serangga ini hidup berkoloni dan mempunyai seekor ratu
f. Beberapa Hymenoptera dapat berkomunikasi diantara sesamanya
g. Mempunyai alat indera yang lebih berkembang daripada serangga, sehingga
kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai penyerbuk/polinatur
h. Beberapa hymenoptera mempunyai ligula (lidah) panjang dan lentur atau
memiliki tipe mulut menggigit dan menjilat, rambut-rambut pada ligula
berfungsi sebagai peraba, perasa maupun pengumpul nektal.

i. Dijumpai dibunga dan pertanaman lainnya
j.

Serangga ini mengalami metamorfosis yang sempurna

6. Ordo Odonata
a. Ukuran tubuh sedang sampai besar, antena pendek dan kaku, abdomen panjang
b.
c.
d.
e.
f.

dan ramping
Tipe alat mulut menggigit dan mengunyah
Sayap seperti selaput dan mempunyai banyak vena
Metamorfosis sederhana (Paurometabola)
Larva hidup di air
Terdapat sepasang mata majemuk yang besar dan mata kecil yang banyak yang

disebut ommatidium
g. Antenanya pendek dan ramping
7. Ordo Isoptera
a. memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama.
b. Mengalami metamorfosis tidak sempurna.
c. Tipe mulut menggigit mengunyah.
d. Cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yang
disebut polimorfisme.
e. Pembagian tugas itu adalah raja, ratu dan prajurit atau tentara (sistem kasta).
f. Habitatnya biasanya membuat sarang diatas atau di bawah tanah, pohon dan
kayu-kayuan.
g. Metamorfosis sederhana (paurometabola).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Ilmu Serangga dilaksanakan pada hari Sabtu,7 Desember 2014
Pukul 19.00 WITA di Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin Bengo-Bengo
Kecamatan Cendrana Kabupaten Maros Universitas Hasanuddin .
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah
1.

Sweep net/ jaring serangga digunakan untuk menangkap sera ngga pada
pagi atau siang hari,.

2. Malise Trap digunakan untuk menangkap serangga pada malam hari
3. Corong barlise digunakan untuk menangkap serangga tanah
4. Senter/Lampu digunakan untuk alat penerangan pada malise trap
5. Alkohol 70% digunakan untuk mengawetkan serangga
6. Botol Aqua digunakan sebagai wadah serangga yang sudah terjebak
7. Selang digunakan pada alat malise trap
8. Kain Putih atau kain kafan diigunakan pada alat malise trap
9. Pentul digunakan pada saat menkoleksi serangga
10. Lem korea digunakan pada saat mengkoleksi serangga.
11. Kapur barus attau silica gel digunakan untuk mengusir bau dan serangga
lain yang ingin
12. Kertas minyak digunakan untuk menyerap alcohol yang ada di serangga
yang sedang dikeringkan
13. Cutter digunakan untuk memotong segala baha yang akan dipotong

14. Suntik tinta digunakan untuk menyuntik akohol pada perut seranga yang
berukuran besar.
15. Kamera dihgunakan untuk mendokumentasikan kegiatan praktikum
16. Gabus dan kertas grafik digunakan sebagai wadah koleksi serangga
17. Dos makanan yang besar digunakan sebagai wadah serangga yang sudah
ditangkap
C. Prosedur Kerja
1. Sweep net ( Jaring Serangga)
-

Mebuatlah rangakain jarring dan penopang untuk membuat jaring

-

Setelah jadi alat ini digunakan pada pagi atau siang hari

2. Malise Trap
-

Menyiapkan senter dain kain kasa

-

Membentangkan kain kasa pada tiap tittik tumpuan yang telah ditentukan.

-

Kemudian bagian atas menyelipkan selang dan usahakan miring agar
serangga jatuh pada wadah yang telah disediakan

3.

Memasang lampu atau senter agar ada serangga yang menempel.
Corong Barlise

-

Menyediakan corong dan plat seng yang diameternya sama.

-

Menggali lubang sedalam 1 meter.

-

Memasang corong dan wadah serangga yang telah di isi oleh alkohol.

-

Mengisi corong dengan tanah dan serasa yang ada disekitar pohon

-

Membakar permukaan tanah dan serasa agar serangga yang ada di dalam
tanah keluar ketika dipanaskan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Jumlah Ordo Hasil Pengamatan
Pada hasil praktek lapangan diperoleh 7 ordo pada serangga yang didapatkan.
Ordo-ordonya yaitu Lepidoptera, Odonata, Isoptera, Orthoptera, Hymenoptera,
Hemiptera, Coleoptera.
2. Jumlah Serangga yang ditemukan dalam Ordo
Ordo

Jumlah

Lepidoptera

4

Odonata
Homoptera
Orthoptera
Hymenoptera
Hemiptera
Coleoptera

3
1
6
3
4
5
26

Total

ORDO SERANGGA
Lepidoptera
Odonata
Homoptera
Orthoptera
Hymenoptera
Hemiptera
Coleoptera

3. Foto Jenis-Jenis Serangga

Salah
Lepidoptera

satu

Salah satu contoh ordo Hemiptera

contoh

ordo

Salah satu contoh ordo Odonata
Salah satu contoh ordo Hymenoptera

Salah satu contoh ordo Orthoptera
Salah satu contoh ordo Coleoptera

B. Pembahasan
Berdasarkan tabel dan diagram diperoleh bahwa ordo Orthoptera merupakan
ordo serangga yang terbesar dengan jumlah persentase sebesar 23,07% dari famili
belalang dan persentase ordo terkecil adalah ordo Homoptera sebesar 3,84%.
Berdasarkan tabel di atas pula diperoleh bahwa penangkapan serangga dengan
tiga metode yaitu corong barlise, malise trap, dan sweep net. Serangga lebih banyak
diperoleh pada pagi hari dengan metode sweep net. Sedangkan pada metode corong
barlise hanya sedikit serangga yang diperoleh bahkan dapat dikatakan tidak ada
begitu pula pada metode malise trap serangga yang hinggap hanya sedikit sehingga
perolehan serangga pun sedikit. Hal tersebut dapat disebabkan karena cuaca yang
pada saat itu baru saja hujan redah serta waktu yang sangat singkat digunakan untuk
mengumpulkan serangga pada malam hari.
Dari gambar-gambar jenis- jenis serangga di atas berdasarkan pembagian
ordonya memiliki peranan penting dalam ekosistem hutan baik itu sebagai
dekomposer, predator, parasitoid, estetis, obat dan penghasil lack serta penyerbuk
(pollinator). Misalkan saja dari ordo Odonata memiliki peranan sebagai serangga

estetika yang memberikan nilai seni yang tinggi dan sebagai predator yang memangsa
nyamuk, lalat dan serangga kecil lainnya. Ordo Orthoptera berperan perusak tanaman
serta sebagai sumber makanan pula. Jenis serangga ini memiliki tipe mulut penggigit
dan pengunyah. Ordo Homoptera sebagian besar memiliki peranan sebagai hama
tanaman begitu pula pada ordo Hemiptera dan ordo Coleoptera serta ordo
Hymenoptera memiliki peranan sebagai hama dan predator dengan tipe mulut
pengisap sedangkan ordo Lepidoptera memiliki peranan sebagai hama tanaman dan
pada dewasanya bertindak sebagai pollinator selain itu ordo ini mimiliki peranan
sebagai jenis serangga estetis.
Pembagian serangga tersebut berdasarkan klasifikasi ordonya, dapat pula di
kelompokkan berdasarkantipe siklus hidupnya atau metamorfosisnya. Ordo
Hymenoptera, Lepidoptera, Hemiptera, Homoptera dan coleopteran memiliki siklus
hidup holometabola (metamorphosis lengkap) sedangkan pada ordo Odonata
memiliki siklus hidup hemimetabola (metamorphosis bertahap).

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan praktikum lapang
ini adalah sebagai berikut :
a. Persentase jumlah serangga terbesar adalah ordo Orthoptera 23,07% sedangkan
persentase terkecil terdapat pada ordo Homoptera sebesar 3,84%
b. Pengoleksian serangga dilakukan dengan tiga metode penangkapan yaitu malise
trap pada malam hari, corong barlise dan sweep net pada pagi hari. Jumlah
serangga lebih banyak diperoleh pada pagi hari dengan metode sweep net.
B. Saran
Dari kegiatan praktikum lapanagn sebaiknya praktikum dilaksanakan lebih awal
agar tidak kewalahan saat pengumpulan laporan dengan waktu yang singkat serta
pemilihan waktu dengan pertimbangan kondisi alam (cuaca) agar tidak menjadi salah
satu kendala saat praktikum lapangan dilaksanakan.

LAMPIRAN 1

TABEL
1.
Hasil
Pengumpulan
Pengumpulan/Penangkapan
NO

NAMA
ORDO

JUMLAH
SERANGGA
YANG
DITEMUKAN

1
2
3
4
5
6
7
Total

Lepidoptera
Odonata
Orthoptera
Hymeniptera
Hemiptera
Coleoptera
Homoptera

4
3
6
3
4
5
1
26

Serangga

dari

PERSENTASE
JMLH
SERANGGA/TOTAL
SERANGGA (A) X
100 %
15,3%
11,5%
23,07%
11,5%
15,3%
11,23%
3,84%
100 %

Berbagai

Metode

METODE
PENGUMPULAN
SERANGGA

Sweep net
Sweep net
Corong barlise
Malaise trap
Corong barlise
Malaise trap
Sweep net

LAMPIRAN 2
Penangkapan serangga menggunakan malaise trap

Penangkapan serangga menggunakan sweepnet

Penangkapan serangga menggunakan corong barlise

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Ordo serangga. http://dwijationdenk.blogspot.com/2013/04/ordoserangga.html. Diakses tanggal 14 Desember pukul 21.30 WITA.
Borror, D.J. et al. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Diterjemahkan oleh
Partosoedjono. Edisi ke-enam. Penerbit Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Hasna,

Qolamul.
2011.
http://planthospital.blogspot.com/2011/11/entomologi.html.
tanggal 14 Desember pukul 21.34 WITA.

Entomologi.
Diakses

Rioardi. 2009. Ordo-Ordo Serangga. http://rioardi.wordpress.co m/2009/01/21/ordoordo-serangga. Diakses tanggal 14 Desember pukul 21.40 WITA.
Umar, M. Ruslan. 2009. Penuntun praktikum ekologi Umum. Universitas
Hasanuddin. Makassar.