Implementasi Program Keluarga Berencana Menurut Undang - Undang No 52 Tahun 2009 Ditinjau Dari Prespektif Hokum Administrasi Negara

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA

Menurut WHO (world Health Organization) Expert Committee Tahun 1970 keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk :

a. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan b. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan c. Mengatur interval diantara kehamilan

d. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri e. Menentukan jumlah anak dalam keluarga

Berhubugan dengan hal tersebut maka diperlukan pengaturan hukum untuk memperkuat program- program keluarga berencana agar masarakat tertarik dan yakin terhadap program yang dicanangkan program KB, terutama generasi penerus bangsa bisa menjaga diri agar tidak terjerumus kedalam sex bebas dan narkoba yang dapat menghancurkan jati diri anak bangsa.9

Maka program keluarga berencana dilandasi dengan peraturan hukum agar agar masarakat tidak ragu dengan program keluarga berencana yang telah di tetapkan oleh pemerintah dengan peraturan yang sah dan dibarengi peraturan

9

http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/diakses pada tanggal 12 Desember 2014.Pukul : 2.50 Wib.


(2)

hukum dengan dikeluarkannya undang – undang no 52 tahun 2009 tentang program keluarga berencana.

A.Landasan Hukum Program Keluarga Berencana (KB) Di Indonesia

Inilah beberapa landasan Hukum keluarga berencana di Indonesia, mengapa Program Keluarga Berencana diperbolehkan.10

a.Pasal 20, Pasal 26 ayat (2), Pasal 26 ayat (3), Pasal 28B ayat (1), Pasal 28B ayat (2), Pasal 28C ayat (1), Pasal 28J ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

e. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

f. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

g. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

h. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera.

i. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependuduk

10

http//www.bkkbn.go.id/ViewProfil.aspx?ProfilID=3/diakses pada tanggal 12 Desember 2014 Pukul : 03. 29 Wib.


(3)

j. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

k. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

l. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

m. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014.

n. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

r. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

s. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata kerja Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi.

t. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 92/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana.

Dengan dasar hukum inilah program keluarga berencana dijalankan dan dijadikan sebagai Pedoman untuk mencapai tujuan-tujuan dalam program


(4)

keluarga berencana.Yang mana dapat mengikat setiap manusia dalam menjalankan program Keluarga Berencana dan memberikan sangsi yang sesuai dengan ketentuan bagi yang melanggar peraturan hukum.

B. Tujuan dan manfaat program keluarga berencana a.Tujuan Program Keluarga Berencana

Tujuan Program Keluarga berencana adalah mewujudkan cita – cita keluarga Indonesia dengan mewujudkan pembangunan nasional yang mencakup semua dimensi dan aspek kehidupan termasuk perkembangan kependudukan bahwa penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan karena jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan pertumbuhan yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Bahwa dalam mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas dilakukan upaya pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, pengenbangan kualitas penduduk pada seluruh dimensi, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, penyiapan dan pengaturan perkawinan serta kehamilan sehingga penduduk menjadi sumber daya manusia yang tangguh bagi ketahanan


(5)

nasional, serta mampu bersaing dengan bangsalain dan dapat menikmati hasil pembangunan secara adil dan merata.11

Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 memberikan peluang yang seluas-luasnya kepada masarakat untuk ikut serta dengan para petugas dalam mengelola dan melaksanakan Gerakan Keluarga Berencana, Pembangunan Keluarga Sejahtera di lingkungannya.12

Mengingat peranan Badan Keluarga Berencana sebagai Badan Kordinasi, maka faktor kesepakatan untuk pelaksanaan program merupakan titik yang strategis.Untuk mencapai kesepakatan ini, salah satu diantaranya dan juga merupakan yang utama adalah melalui forum rapat- rapat kordinasi.Selain forum untuk mencapai kesepakatan sekaligus juga sebagai forum untuk tukar menukar informasi dan menyampaikan ide – ide Keluarga Berencana dan pembangunan keluarga sejahtera.

Yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masarakat khususnya calon ibu muda dan kaum ibu dengan paritas rendah, tentang cara bagaimana mengelola kehidupan rumah tangga yang baik dan mengatur keuangan didalam rumah tangga dan kurun reproduksi sehat yang meliputi waktu yang tepat untuk menikah, memperoleh keturunan, menghentikan kesuburan, cara hamil yang sehat, cara pemeliharaan kehamilan, dan cara melahirkan yang sehat.

11

Undang – Undang No 52 Tahun 2009, Tentang Perkembangan Kependudukan dan Ketahanan keluarga

12


(6)

Menurunkan jumlah kehamilan ibu yang termasuk golongan resiko tinggi, meningkatkan pemakaian Kontrasepsi efektif terpilih sesuai dengan kurun reproduksi tersebut dan meningkatkan pengetahuan tentang tempat – tempat pelayanan untuk para ibu hamil, untuk persalinan, masa nifas, pemiliharaan bayi.13

Sasaran pembangunan keluarga sejahtera adalah keluarga secara utuh, dengan fokus perhatiaan diberikan kepada ibu.Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa ibu merupakan anggota keluarga yang paling rentan namun mempunyai potensi yang sangat besar dalam peningktan kesejahteraan keluarga. Oleh karena itu seorang ibu dianjurkan untuk mempunyai pengetahuaan, kesadaran dan penghayatan terhadap makna kehidupan dan pelaksanaan fungsi keluarga pada saat usia anak dewasa dan saling pengertian antara suami istri tentang pertumbuhan biologis.

Untuk itu, sejak tahun 1991 telah dikembangkan Kampanye Ibu Sehat Sejahtera (KISS) dengan berbagai kegiatan yang berakar di desa. Namun demikian demi mengantisipasi masa depan yang lebih dinamis, sekedar kampanye disarankan belum cukup untuk dapat mengungkit kesejahteraan ibu. Oleh karena itu Bidan yang telah diupayakan pemerintah untuk berada pada setiap desa, dapat diterima dan dimanfaatkan demi kepentingan kesejahteraan ibu.

13


(7)

Sebagai media untuk membantu meningkatkan pengetahuan masarakat tentang kesejahteraan wanita, dibentuklah Pusat Informasi Keluarga Sejahtra di Desa,dimana kader PIKSA dapat memberikan pengetahuaan – pengetahuaan dasar mengenai masalah keluarga, khususnya mengenai masalah kesehatan keluarga, diharapkan pula penyelenggara kader ( PIKSA ) dapat menjadi penggerak kegiatan – kegiatan yang kondusif untuk dapat meningkatkan kesejahtraan ibu.

b. Manfaat Program Keluarga Berencana

Manfaat Keluarga Berencana bagi masarakat sangatlah banyak terutama kepada pasangan suami istri yang baru menikah.14

Manfaat Keluarga Berencana tersebut antara lain : 1. Manfaat Program Keluarga Berencana secara Umum

• Dapat mengendalikan pertumbuhan penduduk

• Meningkatkan kesejahteraan masarakat

• Meningkatkan ketahanan nasional

2. Manfaat Program Keluarga Berencana secara Khusus

• Manfaat Keluarga berencana untuk Ibu

• Manfaat Keluarga Berencana untuk Bapak

• Manfaat Keluatga Berencana untuk Anak

• Manfaat Keluaraga Berencana untuk Keluarga 3.Manfaat Keluarga Berencana untuk Ibu

14


(8)

• Ibu lebih sehat

• Lebih cantik

• Awet muda

• (Insya allah) panjang umur

• Lebih disayang suami

4.Manfaat Keluarga berencana untuk Bapak

• Kebutuhan biologis lebih terpenuhi

• Beban tanggungan lebih ringan

• Hati dan fikiran lebih tenang

• Prestasi kerja lebih meningkat

• Hidup lebih bahagia dan sejahtera 5.Manfaat Keluarga Berencana untuk Anak

• Anak lebih terurus

• Anak lebih sehat

• Anak lebih memperoleh kasih sayang

• Anak lebih ceria dan bahagia

• Anak lebih maju sekolahnya

6.Manfaat Keluarga Berencana Bagi Keluarga

• Suami istri lebih mesra

• Ekonomi keluarga lebih mudah diatur


(9)

• Keluarga lebih harmonis dan bahagia

• Ketahanan keluarga lebih baik

• Anak akan lebih cerdas

C. Instansi yang Berwenang Dalam Mengelola Program Keluarga Berencana

Berdasarkan Undang – Undang No 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 20007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, maka untuk perluasan program keluarga berencana di daerah pemerintah membuat instansi Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Pemberdayaan Anak sebagai pengelola Program Keluarga Berencana di daerah, sedangkan di pusat yang mengelolan Program Keluarga Berencana adalah BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). 15

Pemerintah menetapkan kebijakan dan program jangka menengah dan jangka panjang yang berkaitan dengan pengelolaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga yang bertujuan untuk mencerdaskan keluarga bangsa Indonesia dengan melakukan pelatihan keterampilan ibu rumah tangga agar dapt membantu perekonomian keluarga. Untuk melaksanakan kebijakan program jangka menengah dan jangka panjang sebagaimana dimaksud dilakukan:

15


(10)

a. Pengumpulan, pengolahan, analisis, evaluasi, penelitian, pengembangan, dan penyebarluasan informasi tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.

b. Perkiraan secara berkelanjutan dan penetapan sasaran perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.

c. Pengendalian dampak pembangunan terhadap perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga serta lingkungan hidup.

d. Pemerintah bertanggung jawab dalam : 1) menetapkan kebijakan nasional

2) menetapkan pedoman yang meliputi norma, standar, prosedur, dan kriteria 3) memberikan pembinaan, bimbingan, supervisi, dan fasilitasi

4) sosialisasi, advokasi, dan koordinasi.

e. Pemerintah Kabupaten/Kota bertanggung jawab dalam:

1) menetapkan pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga di Kabupaten/Kota.

2) sosialisasi, advokasi, dan koordinasi pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sesuai dengan kebutuhan, aspirasi, dan kemampuan masarakat setempat.

f. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib meningkatkan akses dan kualitas informasi,pendidikan, konseling, dan pelayanan kontrasepsi dengan cara:


(11)

1) menyediakan metode kontrasepsi sesuai dengan pilihan pasangan suami istri dengan mempertimbangkan usia, paritas, jumlah anak, kondisi kesehatan, dan norma agama;

2) menyeimbangkan kebutuhan laki-laki dan perempuan.

3) menyediakan informasi yang lengkap, akurat,dan mudah diperoleh tentang efek samping, komplikasi, dan kegagalan kontrasepsi, termasuk manfaatnya dalam pencegahan penyebaran virus penyebab penyakit penurunan daya tahan tubuh dan infeksi menular karena hubungan seksual.

4) meningkatkan keamanan, keterjangkauan, jaminan kerahasiaan, serta ketersediaan alat, obat dan cara kontrasepsi yang bermutu tinggi.

5) meningkatkan kualitas sumber daya manusia petugas keluarga berencana. 6) menyediakan pelayanan ulang dan penanganan efek samping dan

komplikasi pemakaian alat kontrasepsi.

7) melakukan promosi pentingnya air susu ibu serta menyusui secara ekslusif untuk mencegah kehamilan 6 (enam) bulan pasca kelahiran, meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak.

8) memberikan informasi tentang pencegahan terjadinya ketidak mampuan pasangan untuk mempunyai anak setelah 12 (dua belas) bulan tanpa menggunakan alat pengaturan kehamilan bagi pasangan suami isteri.


(12)

Adapun kewenangan Pemerintah Daerah menurut Pasal 8 Undang – Undang No 38 Tahun 2007 yang di berikan Pemerintah pusat dalam pengelolaan desentralisasi adalah :

a. perencanaan dan pengendalian pembangunan;

b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;

c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masarakat; d. penyediaan sarana dan prasarana umum;

e. penanganan bidang kesehatan; f. penyelenggaraan pendidikan; g. penanggulangan masalah sosial; h. pelayanan bidang ketenagakerjaan;

i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah; j. pengendalian lingkungan hidup;

k. pelayanan pertanahan;

l. pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil; m.pelayanan administrasi umum pemerintahan; n. pelayanan administrasi penanaman modal;

Dukungan yang diberikan dalam bentuk program – program rintisan pelaksanaan kebijaksanaan kependudukan pengendalian kuantitas,


(13)

peningkatan kualitas, pengarahan mobilitas serta peningkatan produktifitas penduduk dan kualitas keluarga.16

Dukungan ini dimaksudkan untuk memantapkan pelembagaan pembangunan Keluarga Sejahtera dan penduduk yang memberikan situasi yang semakin kondusif dengan mewujudkan masarakat yang mempunyai SDM yang semakin tangguh dan mandiri.Keluargasa kinah mawadah dan warrahmah adalah dambaan setiap insan yang berkeluarga, namun dibalik kata kata yang sering terucap saat mengiringi pernikahan , ada sebuah tanggung jawab besar untuk satu hal yang jelas dengan merencanakan dengan matang pembangunan keluarga dengan konsep untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat.

Lingkungan yang kondusif akan memberikan efek baik bagi si anak, dari keluarga anak akan belajar budi pekerti dan dalam lingkungan masarakat sekitar, karakter anak akan terbentuk dan sedikit banyak lingkungan pun berperan besar dalam pola pikir dan tindakan anak, anak yang tumbuh di lingkungan religius cenderung akan mengikuti apa yang dilihat dan didengar di dalam lingkungan religius pola tingkah laku anak yang tinggal dilingkungan yang positif akan mempengaruhi kepribadian anak sehingga tidak mudah tergoda dengan perbuatan yang menyimpang, karena si anak sudah didasari dengan perbuatan yang positif.

16


(1)

• Ibu lebih sehat

• Lebih cantik

• Awet muda

• (Insya allah) panjang umur

• Lebih disayang suami

4.Manfaat Keluarga berencana untuk Bapak

• Kebutuhan biologis lebih terpenuhi

• Beban tanggungan lebih ringan

• Hati dan fikiran lebih tenang

• Prestasi kerja lebih meningkat

• Hidup lebih bahagia dan sejahtera

5.Manfaat Keluarga Berencana untuk Anak

• Anak lebih terurus

• Anak lebih sehat

• Anak lebih memperoleh kasih sayang

• Anak lebih ceria dan bahagia

• Anak lebih maju sekolahnya

6.Manfaat Keluarga Berencana Bagi Keluarga

• Suami istri lebih mesra

• Ekonomi keluarga lebih mudah diatur


(2)

• Keluarga lebih harmonis dan bahagia

• Ketahanan keluarga lebih baik

• Anak akan lebih cerdas

C. Instansi yang Berwenang Dalam Mengelola Program Keluarga Berencana

Berdasarkan Undang – Undang No 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 20007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, maka untuk perluasan program keluarga berencana di daerah pemerintah membuat instansi Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Pemberdayaan Anak sebagai pengelola Program Keluarga Berencana di daerah, sedangkan di pusat yang mengelolan Program Keluarga Berencana adalah BKKBN (Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). 15

Pemerintah menetapkan kebijakan dan program jangka menengah dan jangka panjang yang berkaitan dengan pengelolaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga yang bertujuan untuk mencerdaskan keluarga bangsa Indonesia dengan melakukan pelatihan keterampilan ibu rumah tangga agar dapt membantu perekonomian keluarga. Untuk melaksanakan kebijakan program jangka menengah dan jangka panjang sebagaimana dimaksud dilakukan:

15


(3)

a. Pengumpulan, pengolahan, analisis, evaluasi, penelitian, pengembangan, dan penyebarluasan informasi tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.

b. Perkiraan secara berkelanjutan dan penetapan sasaran perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.

c. Pengendalian dampak pembangunan terhadap perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga serta lingkungan hidup.

d. Pemerintah bertanggung jawab dalam :

1) menetapkan kebijakan nasional

2) menetapkan pedoman yang meliputi norma, standar, prosedur, dan kriteria

3) memberikan pembinaan, bimbingan, supervisi, dan fasilitasi

4) sosialisasi, advokasi, dan koordinasi.

e. Pemerintah Kabupaten/Kota bertanggung jawab dalam:

1) menetapkan pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan

keluarga di Kabupaten/Kota.

2) sosialisasi, advokasi, dan koordinasi pelaksanaan perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga sesuai dengan kebutuhan, aspirasi, dan kemampuan masarakat setempat.

f. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib meningkatkan akses dan kualitas informasi,pendidikan, konseling, dan pelayanan kontrasepsi dengan cara:


(4)

1) menyediakan metode kontrasepsi sesuai dengan pilihan pasangan suami istri dengan mempertimbangkan usia, paritas, jumlah anak, kondisi kesehatan, dan norma agama;

2) menyeimbangkan kebutuhan laki-laki dan perempuan.

3) menyediakan informasi yang lengkap, akurat,dan mudah diperoleh tentang

efek samping, komplikasi, dan kegagalan kontrasepsi, termasuk manfaatnya dalam pencegahan penyebaran virus penyebab penyakit penurunan daya tahan tubuh dan infeksi menular karena hubungan seksual.

4) meningkatkan keamanan, keterjangkauan, jaminan kerahasiaan, serta

ketersediaan alat, obat dan cara kontrasepsi yang bermutu tinggi.

5) meningkatkan kualitas sumber daya manusia petugas keluarga berencana.

6) menyediakan pelayanan ulang dan penanganan efek samping dan

komplikasi pemakaian alat kontrasepsi.

7) melakukan promosi pentingnya air susu ibu serta menyusui secara ekslusif

untuk mencegah kehamilan 6 (enam) bulan pasca kelahiran, meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak.

8) memberikan informasi tentang pencegahan terjadinya ketidak mampuan

pasangan untuk mempunyai anak setelah 12 (dua belas) bulan tanpa menggunakan alat pengaturan kehamilan bagi pasangan suami isteri.


(5)

Adapun kewenangan Pemerintah Daerah menurut Pasal 8 Undang – Undang No 38 Tahun 2007 yang di berikan Pemerintah pusat dalam pengelolaan desentralisasi adalah :

a. perencanaan dan pengendalian pembangunan;

b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;

c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masarakat;

d. penyediaan sarana dan prasarana umum;

e. penanganan bidang kesehatan;

f. penyelenggaraan pendidikan;

g. penanggulangan masalah sosial;

h. pelayanan bidang ketenagakerjaan;

i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah;

j. pengendalian lingkungan hidup;

k. pelayanan pertanahan;

l. pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil;

m.pelayanan administrasi umum pemerintahan;

n. pelayanan administrasi penanaman modal;

Dukungan yang diberikan dalam bentuk program – program rintisan pelaksanaan kebijaksanaan kependudukan pengendalian kuantitas,


(6)

peningkatan kualitas, pengarahan mobilitas serta peningkatan produktifitas

penduduk dan kualitas keluarga.16

Dukungan ini dimaksudkan untuk memantapkan pelembagaan pembangunan Keluarga Sejahtera dan penduduk yang memberikan situasi yang semakin kondusif dengan mewujudkan masarakat yang mempunyai

SDM yang semakin tangguh dan mandiri.Keluargasa kinah mawadah dan

warrahmah adalah dambaan setiap insan yang berkeluarga, namun dibalik kata kata yang sering terucap saat mengiringi pernikahan , ada sebuah tanggung jawab besar untuk satu hal yang jelas dengan merencanakan dengan matang pembangunan keluarga dengan konsep untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat.

Lingkungan yang kondusif akan memberikan efek baik bagi si anak, dari keluarga anak akan belajar budi pekerti dan dalam lingkungan masarakat sekitar, karakter anak akan terbentuk dan sedikit banyak lingkungan pun berperan besar dalam pola pikir dan tindakan anak, anak yang tumbuh di lingkungan religius cenderung akan mengikuti apa yang dilihat dan didengar di dalam lingkungan religius pola tingkah laku anak yang tinggal dilingkungan yang positif akan mempengaruhi kepribadian anak sehingga tidak mudah tergoda dengan perbuatan yang menyimpang, karena si anak sudah didasari dengan perbuatan yang positif.

16