Perancangan Sekolah Tinggi Fotografi Digital.

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

KATA PENGANTAR... ...ii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR GAMBAR...vi

DAFTAR TABEL...vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Identifikasi Masalah...2

1.3 Tujuan Perancangan...2

1.4 Ide Perancangan...2

1.5 Sistematika Penulisan...3

BAB II SEKOLAH, FOTOGRAFI, DAN LEICA 2.1 Sekolah...4

2.2 Fotografi...6

2.2.1 Unsur Fotografi...6

2.2.2 Sejarah Fotografi...6

2.2.3 Studio Foto...9

2.2.4 Teknik Foto Studio...14

2.3 Galeri...16


(2)

2.3.1 Definisi Galeri...16

2.3.2 Tujuan dan Fungsi Galeri...16

2.3.3 Penataan Galeri...17

2.4 Leica...18

2.4.1 Sejarah Leica...18

2.4.2 Image Leica...19

2.5 Tinjauan Lapangan...20

2.5.1 Studi Banding Sekolah Fotografi Medi Course...20

2.5.2 Studi Banding Sekolah Fotografi Darwis Triadi...22

BAB III SMAK DAGO SEBAGAI SEKOLAH TINGGI FOTOGRAFI DIGITAL 3.1 Deskripsi Proyek...31

3.2 Analisa Fungsional dan Pengguna...33

3.2.1 User...33

3.2.2 Flow Sirkulasi Pengguna...35

3.2.2.1 Flow Sirkulasi Peserta Kursus...35

3.2.2.2 Flow Sirkulasi Pengurus...35

3.2.3 Program Ruang dan Aktivitas Ruang...36

3.2.4 Bubble Diagram...41

3.2.5 Zoning dan Blocking...42

3.3 Analisa Fisik...42

3.3.1 Analisis Site...43

3.4 Studi Image...45

3.4.1 Sekolah Fotografi...45


(3)

3.4.2 Galeri Foto...46

BAB IV LEGENDA LEICA SEBAGAI TEMA SEKOLAH TINGGI FOTOGRAFI DIGITAL

4.1 Tema...47

4.1.1 Image Leica...48

4.2 Konsep...50

4.3 Aplikasi Konsep Pada Perancangan...53

4.3.1 Perancangan Khusus...56

4.3.2 Detail...65

BAB V SIMPULAN 5.1 Simpulan...69

5.2 Saran...70

DAFTAR PUSTAKA...ix

LAMPIRAN...x

DAFTAR RIWAYAT HIDUP...xi


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Foto Hi Key…...14

Gambar 2.2 Foto Low Key...15

Gambar 2.3 Foto Dengan Teknik Paint With Light...15

Gambar 2.4 Kamera-kamera Produksi Leica………...19

Gambar 3.1 Struktur Organisasi...31

Gambar 3.2 Kurikulum Sekolah Fotografi ISI Yogyakarta...32

Gambar 3.3 Flow Sirkulasi Peserta Sekolah Tinggi Fotografi...35

Gambar 3.4 Flow Sirkulasi Pengurus...35

Gambar 3.5 Bubble Diagram...41

Gambar 3.6 Zoning dan Blocking...42

Gambar 3.6 Studio Foto...45

Gambar 3.7 Galeri Foto...46

Gambar 4.1 Kamera-kamera Produksi Leica (us.leica-camera.com)...48

Gambar 4.2 Modern (www.homedesigning.com)...50

Gambar 4.3 Modern (www.greatinteriordesign.com)...50

Gambar 4.4 Modern (www.momoy.com)...51

Gambar 4.5 Interior Modern (imod.co.za)...51

Gambar 4.6 Interior Modern (us.fotolia.com)...52

Gambar 4.7 Interior Modern (newhouseofart.com)...52

Gambar 4.8 Site Plan...54

Gambar 4.9 Denah General...55


(5)

Gambar 4.10 Potongan General...56

Gambar 4.11 Perspektif Galeri...57

Gambar 4.12 Histogram...57

Gambar 4.13 Denah Layout Furniture Galeri...58

Gambar 4.14 Perspektif Kelas Studio Foto Hi Key...59

Gambar 4.15 Perspektif Kelas Studio Foto Low Key...59

Gambar 4.16 Foto Hi Key...60

Gambar 4.17 Foto Low Key...60

Gambar 4.18 Desain Pintu Lipat...61

Gambar 4.19 Denah Layout Furniture dan Floor Plan Kelas Foto Studio...62

Gambar 4.20 Perspektif Café...62

Gambar 4.21 Denah Layout Furniture Café...63

Gambar 4.22 Denah Layout Furniture Perpustakaan...64

Gambar 4.23 Perspektif Perpustakaan...65

Gambar 4.24 Detail Interior 1...65

Gambar 4.25 Detail Interior 2...66

Gambar 4.26 Detail Interior 3...66

Gambar 4.27 Detail Furniture 1...67

Gambar 4.28 Detail Furniture 2...68


(6)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Kebutuhan Ruang...36


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Fotografi saat ini tengah berkembang dengan pesat. Pada jaman fotografi analog, fotografi hanya digemari oleh sebagian orang saja karena mahalnya kamera dan film. Tetapi pada era digital seperti saat ini fotografi mulai di gemari oleh banyak orang karena kemudahan dan harga peralatan fotografi yang semakin terjangkau. Selain itu pada era digital seperti sekarang kita bisa belajar lebih cepat karena tidak perlu menunggu hasil film yang di cuci seperti pada era fotografi analog. Selain itu hasil foto yang kita hasilkan bisa di olah lagi dengan menggunakan komputer sehingga hasilnya terlihat lebih baik. Akan tetapi meskipun saat ini teknologi yang digunakan semakin canggih tetap saja prinsip-prinsip dasar seperti yang berlaku di era analog masih di pegang hingga era digital seperti ini.

Seiring dengan bertambahnya peminat di dunia fotografi saat ini. Semakin banyak pula para pemula yang memerlukan pendidikan fotografi yang benar. Oleh


(8)

karena itu pada saat ini mulai banyak kursus-kursus fotografi yang bermunculan. Kondisi kursus fotografi saat ini khususnya di Bandung sebenarnya kurang kondusif karena fasilitas yang kurang lengkap dan ruang yang kurang memadai. Oleh karena itu penulis akan merancang sebuah interior sekolah tinggi fotografi yang dapat mencakup keseluruhan kegiatan yang khas dalam kegiatan belajar mengajar fotografi.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah perancngan yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

- Bagaimana memasukkan desain dengan gaya modern yang terinspirasi oleh kemajuan teknologi fotografi ke dalam bangunan tua?

- Bagaimana mengakomodasi kegiatan belajar mengajar yang khas dalam sekolah tinggi fotografi?

1.3 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

- Merancang ruang dalam pada bangunan tua dengan tema “The Legend of Leica”.

- Merancang ruang-ruang kelas yang dapat mewadahi kegiatan fotografi, ruang galeri yang khusus untuk mendisplay foto, ruang studio foto, dan ruang perpustakaan yang dapat mewadahi kegiatan fotografi. Dengan mempertimbangkan kegiatan khas fotografi

1.4 Ide Perancangan

Penulis akan membuat sebuah sekolah tinggi fotografi digital yang dapat menggabungkan sesuatu yang baru dan yang lama. Sesuatu yang lama akan dipertahankan yaitu bagian luar bangunan SMAK Dago yang merupakan bangunan heritage sedangkan untuk sesuatu yang baru atau modern akan dibuat dibagian interior bangunan dengan perbedaan yang mencolok antara bagian luar yang lama dan bagian


(9)

3 dalam yang baru. Sekolah tinggi fotografi digital ini juga akan dibuat sedemikian rupa agar segala kebutuhan mahasiswa yang khas kegiatan fotografi dapat terpenuhi.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam Bab I yaitu Pendahuluan, penulis menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan tujuan perancangan.

Dalam Bab II yaitu Bab Landasan Teori, penulis memaparkan teori-teori yang bersangkutan dengan fotografi dan hasil studi banding dari sekolah fotografi yang telah ada.

Dalam Bab III yaitu Bab Deskripsi Obyek Studi, penulis menjelaskan tentang deskripsi obyek studi, ide implementasi konsep pada obyek studi, analisa fisik dan analisa fungsional.

Dalam Bab IV yaitu Bab Desain, penulis menjelaskan tentang analisis ide atau konsep yang diterapkan terhadap obyek studi beserta alasan pengambilan keputusan desain tersebut.

Dalam Bab V yaitu Bab Simpulan, berisi jawaban atas pertanyaan yang diajukan di bab pendahuluan beserta saran bagi pembaca yang hendak melakukan perancangan interior sekolah tinggi fotografi digital.


(10)

BAB V

SIMPULAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari perancangan “Sekolah Tinggi Fotografi Digital” adalah:

a. Cara untuk memasukkan desain modern yang terinspirasi dari kemajuan teknologi fotografi ke dalam bangunan tua adalah sebagai berikut:

• Dengan mengaplikasikan pintu geser sekaligus lemari penyimpanan di ruang kelas studio foto.

• Pengaplikasian panel foto yang dapat dilipat kala tidak digunakan dan dapat di bka ketika akan digunakan pada galeri foto.

Menggunakan lighting yang bersumber cahaya dari LED yang dapat berubah warna sesuai dengan software yang diinstall pada ruang galeri.


(11)

Menggunakan ceiling track pada ruang kelas studio foto sehingga pengaturan lighting pada saat pemotretan lebih mudah dan kabel-kabel lebih terlihat rapi.

b. Merancang desain ruang dalam sekolah tinggi fotografi yang dapat mengakomodasi kegiatan belajar mengajar yang khas dalam fotografi, yaitu dengan cara:

• Menyediakan ruang galeri agar para mahasiswa dapat memamerkan hasil karya foto terbaik mereka.

• Membuat tempat asistensi dengan tempat yang cukup untuk menyimpan laptop dan kamera dan fasilitas colokan listrik yang cukup.

Membuat ruang kelas studio foto dengan dua kebutuhan yang berbeda yaitu studio foto yang memerlukan pemantulan cahaya dan yang tidak memerlukan pemantulan cahaya.

Menyediakan meja yang dapat digeser-geser pada ruang studio foto yang dapat menampung laptop dan kamera.

Menyediakan ruang foto untuk mempraktekan lighting foto pada ruang perpustakaan.

• Membuat kelas kamar gelap yang benar-benar tidak terkontaminasi cahaya dari luar.

5.2 Saran

Dari uraian di atas maka saran untuk pihak-pihak yang akan melakukan perancangan dengan topik serupa (sekolah tinggi fotografi digital) yaitu sebagai berikut:

• Bahwa kegiatan belajar mengajar fotografi adalah kegiatan yang khas yang berbeda dengan kegiatan belajar mengajar sejarah, seni, bahasa, komputer, dan lain-lain. Dalam kegiatan belajar mengajar fotografi ini mahasiswa fotografi memerlukan tempat untuk memamerkan karyanya dan juga mahasiswa memerlukan ruang-ruang untuk mempraktekkan teknik fotonya.


(12)

71 • Dukungan untuk melestarikan bangunan-bangunan tua di kota Bandung bisa dicapai dengan cara merubah fungsi bangunan-bangunan tersebut agar dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/

Neufert, Ernst: DATA ARSITEK Jilid 1 Edisi 33, Erlangga, Jakarta, 1996

Kamus Umum Bahasa Indonesia, W. J. S. Poerwadarminta. Jakarta: Balai Pustaka

1991

Ensiklopedi Nasional indonesia, jilid 15, Jakarta: PT Cipta Adi pustaka 1991

Lighting For Beauty, adimodel. Jakarta: PT Elex Media Komputindo 2009 Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid 6. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka 1991

Data Arsitek, Jilid 2, edisi 33. Sunarto Thahjadi. Jakarta

Time Sever Standard for Architecture Data us.leica-camera.com


(1)

karena itu pada saat ini mulai banyak kursus-kursus fotografi yang bermunculan. Kondisi kursus fotografi saat ini khususnya di Bandung sebenarnya kurang kondusif karena fasilitas yang kurang lengkap dan ruang yang kurang memadai. Oleh karena itu penulis akan merancang sebuah interior sekolah tinggi fotografi yang dapat mencakup keseluruhan kegiatan yang khas dalam kegiatan belajar mengajar fotografi.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah perancngan yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

- Bagaimana memasukkan desain dengan gaya modern yang terinspirasi oleh kemajuan teknologi fotografi ke dalam bangunan tua?

- Bagaimana mengakomodasi kegiatan belajar mengajar yang khas dalam sekolah tinggi fotografi?

1.3 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

- Merancang ruang dalam pada bangunan tua dengan tema “The Legend of Leica”.

- Merancang ruang-ruang kelas yang dapat mewadahi kegiatan fotografi, ruang galeri yang khusus untuk mendisplay foto, ruang studio foto, dan ruang perpustakaan yang dapat mewadahi kegiatan fotografi. Dengan mempertimbangkan kegiatan khas fotografi

1.4 Ide Perancangan

Penulis akan membuat sebuah sekolah tinggi fotografi digital yang dapat menggabungkan sesuatu yang baru dan yang lama. Sesuatu yang lama akan dipertahankan yaitu bagian luar bangunan SMAK Dago yang merupakan bangunan heritage sedangkan untuk sesuatu yang baru atau modern akan dibuat dibagian interior bangunan dengan perbedaan yang mencolok antara bagian luar yang lama dan bagian


(2)

3 dalam yang baru. Sekolah tinggi fotografi digital ini juga akan dibuat sedemikian rupa agar segala kebutuhan mahasiswa yang khas kegiatan fotografi dapat terpenuhi.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam Bab I yaitu Pendahuluan, penulis menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan tujuan perancangan.

Dalam Bab II yaitu Bab Landasan Teori, penulis memaparkan teori-teori yang bersangkutan dengan fotografi dan hasil studi banding dari sekolah fotografi yang telah ada.

Dalam Bab III yaitu Bab Deskripsi Obyek Studi, penulis menjelaskan tentang deskripsi obyek studi, ide implementasi konsep pada obyek studi, analisa fisik dan analisa fungsional.

Dalam Bab IV yaitu Bab Desain, penulis menjelaskan tentang analisis ide atau konsep yang diterapkan terhadap obyek studi beserta alasan pengambilan keputusan desain tersebut.

Dalam Bab V yaitu Bab Simpulan, berisi jawaban atas pertanyaan yang diajukan di bab pendahuluan beserta saran bagi pembaca yang hendak melakukan perancangan interior sekolah tinggi fotografi digital.


(3)

BAB V

SIMPULAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari perancangan “Sekolah Tinggi Fotografi Digital” adalah:

a. Cara untuk memasukkan desain modern yang terinspirasi dari kemajuan teknologi fotografi ke dalam bangunan tua adalah sebagai berikut:

• Dengan mengaplikasikan pintu geser sekaligus lemari penyimpanan di ruang kelas studio foto.

• Pengaplikasian panel foto yang dapat dilipat kala tidak digunakan dan dapat di bka ketika akan digunakan pada galeri foto.

Menggunakan lighting yang bersumber cahaya dari LED yang dapat berubah warna sesuai dengan software yang diinstall pada ruang galeri.


(4)

Menggunakan ceiling track pada ruang kelas studio foto sehingga pengaturan lighting pada saat pemotretan lebih mudah dan kabel-kabel lebih terlihat rapi.

b. Merancang desain ruang dalam sekolah tinggi fotografi yang dapat mengakomodasi kegiatan belajar mengajar yang khas dalam fotografi, yaitu dengan cara:

• Menyediakan ruang galeri agar para mahasiswa dapat memamerkan hasil karya foto terbaik mereka.

• Membuat tempat asistensi dengan tempat yang cukup untuk menyimpan laptop dan kamera dan fasilitas colokan listrik yang cukup.

Membuat ruang kelas studio foto dengan dua kebutuhan yang berbeda yaitu studio foto yang memerlukan pemantulan cahaya dan yang tidak memerlukan pemantulan cahaya.

Menyediakan meja yang dapat digeser-geser pada ruang studio foto yang dapat menampung laptop dan kamera.

Menyediakan ruang foto untuk mempraktekan lighting foto pada ruang perpustakaan.

• Membuat kelas kamar gelap yang benar-benar tidak terkontaminasi cahaya dari luar.

5.2 Saran

Dari uraian di atas maka saran untuk pihak-pihak yang akan melakukan perancangan dengan topik serupa (sekolah tinggi fotografi digital) yaitu sebagai berikut:

• Bahwa kegiatan belajar mengajar fotografi adalah kegiatan yang khas yang berbeda dengan kegiatan belajar mengajar sejarah, seni, bahasa, komputer, dan lain-lain. Dalam kegiatan belajar mengajar fotografi ini mahasiswa fotografi memerlukan tempat untuk memamerkan karyanya dan juga mahasiswa memerlukan ruang-ruang untuk mempraktekkan teknik fotonya.


(5)

71 • Dukungan untuk melestarikan bangunan-bangunan tua di kota Bandung bisa dicapai dengan cara merubah fungsi bangunan-bangunan tersebut agar dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/

Neufert, Ernst: DATA ARSITEK Jilid 1 Edisi 33, Erlangga, Jakarta, 1996

Kamus Umum Bahasa Indonesia, W. J. S. Poerwadarminta. Jakarta: Balai Pustaka 1991

Ensiklopedi Nasional indonesia, jilid 15, Jakarta: PT Cipta Adi pustaka 1991 Lighting For Beauty, adimodel. Jakarta: PT Elex Media Komputindo 2009 Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid 6. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka 1991 Data Arsitek, Jilid 2, edisi 33. Sunarto Thahjadi. Jakarta

Time Sever Standard for Architecture Data us.leica-camera.com