PEMBELAJARAN BERBASIS TINGKAT KECEPATAN BELAJAR SISWA PADA MATERI INSTALASI PENERANGAN LISTRIK DASAR DI KELAS XI TITL-2 SMK NEGERI 2 PAKKAT TAHUN AJARAN 2015/206.

PEMBELAJARAN BERBASIS TINGKAT KECEPATAN BELAJAR
SISWA PADA MATERI INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
DASAR DI KELAS XI TITL SMK NEGERI 2 PAKKAT
TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh:
CALVIN RAPHAEL AGUSTI SIMANULLANG
5113131011

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ABSTRAK

Simanullang, Calvin Raphael Agusti,(2015). Pembelajaran Berbasis Tingkat
Kecepatan Belajar Siswa Pada Materi Instalasi Penerangan Listrik Dasar Di
Kelas XI TITL-2 SMK Negeri 2 Pakkat Tahun Ajaran 2015/206. Skripsi,
Fakultas Teknik UNIMED.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecepatan belajar
siswa pada materi instalasi penerangan listrik dasar di kelas XI TITL SMK Negeri
2 Pakkat.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI bidang keahlian teknik
pemanfaatan tenaga listrik SMK Negeri 5 Medan tahun ajaran 2015/2016.
Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas XI jurusan teknik instalasi
tenaga listrik SMK Negeri 2 Medan yang terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 59
orang. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan cara random atau acak,
sehingga sampel penelitian ini dilaksanakan pada kelas XI TITL-2 yang terdiri
dari 29 siswa.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuasi eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat perbedaan waktu
setiap siswa dalam memahami modul dan mengerjakan lembaran kerja dalam
modul, dalam setiap pertemuan. Uji hipotesis yang digunakan adalah Uji ChiSquare Goodness of Fit satu sampel (x2). Uji hipotesis ini digunakan untuk
mengetahui yang mana hipotesis dalam penelitian ini yang diterima atau ditolak.

H0 diterima apabila harga Chi Kuadrat ( x2hitung ) < Chi Kuadrat ( x2tabel ),
sebaliknya H0 ditolak apabila harga Chi Kuadrat ( x2hitung ) > Chi Kuadrat ( x2tabel ),
sekaligus menerima Ha.
Diperoleh x2hitung = 59,21 dengan mengambil taraf nyata α = 0,05 dan dk = 28,
x2tabel = 16,9. Sehingga harga Chi Kuadrat ( x2hitung ) > Chi Kuadrat ( x2tabel ).
Dengan demikian kriteria pengujian hipotesis x2hitung > x2tabel terpenuhi dapat
disimpulkan bahwa penggunaan modul belajar siswa di SMKN 2 Pakkat
membuktikan ada perbedaan tingkat kecepatan belajar antara siswa yang diajar
dengan pembelajaran menggunakan modul. Hal ini membuktikan bahwa
penggunaan modul belajar siswa ini diperlukan, khususnya pada pembelajaran
instalasi penerangan listrik dasar untuk mempermudah pencapaian tujuan belajar.

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “Pembelajaran Berbasis Tingkat Kecepatan Belajar Siswa Pada
Materi Instalasi Penerangan Listrik Dasar Di Kelas XI TITL-2 SMK Negeri 2

Pakkat Tahun Ajaran 2015/206”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih

kepada Bapak

Bapak Dr. Asahan Pasaribu, S.T., M.Pd selaku pembimbing skripsi penulis yang
telah banyak memberikan waktu untuk membimbing penulis hingga selesainya
skripsi ini dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan
2. Bapak Dr. Baharuddin, S.T., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Teknik Elektro Universitas Negeri Medan
3. Bapak Dr. Salman Bintang, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
4. Bapak Dr. Sukarman Purba, S.T., M.Pd., Drs. Ir. Abdul Hakim ButarButar, M.T., Drs. Wanapri Pangaribuan, M.T.,M.M., selaku Dosen
Penguji, yang memberikan saran dan arahan guna kesempurnaan skripsi
ini.
5. Dosen serta pegawai di lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik Elektro.

6. Ayahanda M. Simanullang dan Ibunda R. br Sitanggang (+) yang telah
memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan
skripsi ini.

ii

7. Teman –teman seperjuangan di jurusan elektro Reguler 2011.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu per satu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan,

Januari 2016


Calvin R A Simanullang
5113131011

iii

DAFTAR ISI
Abstrak……………………………………………………………………

i

Kata Pengantar…………………………………………………………...

ii

Daftar Isi…………………………………………………………………...

iv

Daftar Gambar…………………………………………………………. ..


vii

Daftar Tabel………………………………………………………………

viii

Daftar Lampiran………………………………………………………….

ix

BAB I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................

1

B. Identifikasi Masalah .............................................................

5


C. Batasan Masalah ...................................................................

5

D. Rumusan Masalah .................................................................

5

E. Tujuan Penelitian .................................................................

6

F. Manfaat Penelitian ...............................................................

6

BAB II. KAJIAN TEORITIS
A.


Kerangka Teoritis
1.

Hakekat Belajar Dan Pembelajaran .............................

7

2.

Teori-Teori Yang Mendukung .....................................

8

3.

Tingkat Kecepatan Belajar ...........................................

13

4.


Tingkat Kecepatan Belajar Mempengaruhi
Proses Belajar ............................................................... ..

14

5.

Masalah Kesulitan Belajar ...........................................

15

6.

Konsep Kecerdasan Majemuk......................................

17

iv


7.

Defenisi Instalasi listrik................................................

19

8.

Komponen Pokok Instalasi Listrik ...............................

20

9.

Pembelajaran Dengan Menggunakan Modul ...............

23

10.


Pembelajaran Ekspositori .............................................

30

B. Kerangka Berpikir ................................................................

31

1. Perbedaan Tingkat Kecepatan Belajar Siswa Saat
Pembelajaran Di Dalam Kelas .....................................

31

2. Perbedaan Pembelajaran Menggunakan Modul
Dengan

Pembelajaran

Ekspositori

Terhadap

Kecepatan Belajar Siswa ..............................................

32

C. Pengajuan Hipotesis .............................................................

33

III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ..............................................

34

B. Subjek Penelitian...................................................................

34

C. Desain Penelitian ..................................................................

34

D. Defenisi Operasional .............................................................

40

E. Skenario Perlakuan................................................................

41

F. Aspek Modul Belajar ............................................................

42

G. Validasi Ahli .........................................................................

43

H. Uji Statistik Data Penelitian ..................................................

43

v

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..............................................................................

45

1.

Pengumpulan Data Penelitian ......................................

45

2.

Analisis Data Hasil Penelitian......................................

45

B. Pembahasan ...................................................................................

48

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................

49

B. Saran ..............................................................................................

49

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..

50

vi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1

Stop Kontak .......................................................................................................

21

Gambar 2.2.

Fitting Langit-langit ...........................................................................................

21

Gambar 2.3.

Fiting Gantung ...................................................................................................

22

Gambar 2.4.

Fiting Kedap Air ................................................................................................

22

Gambar 2.5.

Sakelar Tunggal .................................................................................................

22

Gambar 2.6.

Sakelar Ganda ....................................................................................................

22

Gambar 2.7.

Pengaman Otomatis ............................................................................................

23

Gambar 2.8.

Pipa PVC............................................................................................................

23

Gambar 2.9.

Bentuk Sengkang ...............................................................................................

24

Gambar 2.10. Jenis-Jenis Kotak Sambung.................................................................................

24

Gambar 3.1.

31

Desain Penelitian .....................................................................................

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Skenario Perlakuan Penelitian .......................................................................... 38
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Modul ................................................................................................ 40
Tabel 4.1. Kecepatan Belajar Menggunakan Modul……… ......................................................... 46
Tabel 4.2. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................................................ 47

viii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran .................................................................................. 52
Lampiran 2. Modul ............................................................................................................ 66
Lampiran 3. Daftar Nama Para Ahli ............................................................................................. 81
Lampiran 4. Penilaiaan Pakar (Guru Profesiaonal) Terhadap Modul Instalasi .................. 82

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian .................................................................................. 84

ix

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam perkembangan individu dan
masyarakat. Masyarakat berusaha agar anak-anak mereka mendapatkan pendidikan sekolah
yang berkualitas dan berhasil baik dalam pendidikannya. Sekolah menyelenggarakan suatu
program pendidikan yang tertuang dalam kurikulum sekolah yang dilaksanakan melalui
kegiatan pendidikan.
Siswa adalah subjek utama dalam pendidikan. Siswa yang belajar setiap saat. Siswa
belajar tidak harus selalu berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa-siswa lain dalam
proses interaksi edukatif. Dia bisa juga bisa belajar mandiri tanpa harus menerima pelajaran
dari guru di sekolah. Setelah pulang sekolah, siswa harus belajar di rumah. Mereka mungkin
menyusun jadwal belajar pada malam, pagi, dan sore hari. Demikianlah siswa selalu belajar
dengan jadwal belajar yang telah diprogramkan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diartikan
bahwa kegiatan pendidikan, mencakup: pengajaran, pelatihan, dan pembimbingan yang
dilaksanakan secara sengaja, merata, menyeluruh, terjadwal, sistematik dan wajib diikuti oleh
siswa.
Kegiatan pendidikan di sekolah pada umumnya berlangsung di dalam kelas. Dalam
kegiatan kelas, guru dengan siswa melalui kegiatan tatap muka. Guru membantu siswa
menguasai "cara belajar, cara bergaul, cara menata diri, cara makan, cara bekerja", dan
selanjutnya siswa sendirilah yang melakukan kegiatan belajar, bergaul, menata diri, kegiatan
untuk pertumbuhan jasmaninya dan kegiatan bekerjanya.
Siswa melakukan kegiatan mengolah bahan pelajaran di sekolah, baik bahan
pelajaran yang berupa akademik, penyesan diri, maupun yang berupa keterampilan, sehingga
ia memperoleh pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan baru atau menyempurnakan

1

yang sudah dia miliki, sehingga hasil yang dicapai dan yang dialami siswa semakin baik.
Kegiatan siswa mengolah bahan belajar itu berupa latihan-latihan atau praktek-praktek atau
kegiatan pemecahan masalah. Kegiatan tersebut berpusat pada "cara belajar".
Setiap siswa berbeda, bahkan dua anak kembar sekalipun terdapat perbedaan. Sangat
pasti bahwa siswa-siswa yang tidak memiliki hubungan keluarga, berbeda adanya. Perbedaan
siswa tersebut dapat dilihat dari perilaku siswa yang berbeda-beda dalam menerima pelajaran
dari guru. Perbedaan individu cukup banyak, yang semuanya merupakan ciri dan kepribadian
siswa sebagai individu. Suharsimi Arikunto (dalam Djamarah Syaiful Bahri, 2011:82)
melihat kepribadian siswa itu mencakup aspek jasmani, agama, intelektual, sosial, etika dan
estetika, yang semuanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keenam
aspek tersebut tidak dimiliki siswa dalam kapasitas yang sama, walaupun semuanya dimiliki
oleh siswa. Oleh karena itu, setiap siswa memiliki keunikan sendiri-sendiri. Atas dasar
keadaan demikian, secara ideal perlakuan terhadap siswa juga harus berbeda seutuhnya.
Abu Ahmadi (dalam Djamarah Syaiful Bahri, 2011:83) mengakui bahwa siswa
selain memilki perbedaan, juga memiliki persamaan. Paling tidak, ada beberapa persamaan
dan perbedaan yang harus mendapatkan perhatian seperti pada aspek kecerdasan
(intelegensi), kecakapan, prestasi, bakat, sikap, kebiasaan, ciri-ciri jasmaniah, minat, cita-cita,
kebutuhan, kepribadian, pola-pola dan tempo perkembangan, serta latar belakang keluarga
dan lingkungan.
Tingkat kecerdasan siswa dapat dilihat dari waktu belajar yang dibutuhkan siswa
dalam menyelesaikan tugas belajar yang sama. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar, ada
siswa yang memerlukan waktu lebih sedikit untuk menguasai bahan belajar, ada siswa yang
menggunakan waktu yang ditentukan untuk menguasai bahan belajar, ada siswa yang
memerlukan waktu lebih lama untuk dapat menguasai bahan belajar. Davies dalam Dimyati
dan Mujiono (2002:53) mengatakan bahwa siswa belajar menurut temponya/kecepatannya

2

sendiri dan untuk setiap kelompok umur terdapat variasi kecepatan belajar. Jhon B. Carroll
(dalam Winkel, 1996:414) menyatakan bahwa setiap siswa dapat menguasai materi pelajaran
secara memuaskan bila ia diberi waktu yang diperlukan untuk belajar. Dapat disimpulkan
bahwa ada siswa yang cepat belajar dan berhasil baik, ada siswa yang tepat waktu belajar dan
berhasil baik. Ada siswa yang membutuhkan waktu belajar lebih banyak untuk memperoleh
hasil yang baik.
Di sekolah dengan sistem klasikal, di antara siswa yang mayoritas berkecerdasan
normal, mungkin ada satu atau dua orang siswa sangat cerdas, dan mungkin ada juga siswa
yang berkecerdasan di bahwa siswa yang berkecerdasan normal. Guru yang profesional
sepantasnya menyadari bahwa perbedaan tingkat kecerdasan itu menimbulkan kesulitan
belajar bagi siswa. Siswa yang sangat cerdas akan mersa tidak mendapatkan perhatian dari
sekolah karena pelajaran yang disajikan terlalu mudah baginya. Akibatnya ia menjadi bosan
dan frustasi karena tuntutan keingin tahuannya merasa dibendung secara tidak adil. Di sisi
lain, anak yang sangat bodoh akan sangat tertekan karena sangat sulit baginya untuk
mengikuti pelajaran yang disajikan. Sehingga ia merasa bosan dan frustasi seperti yang
dialami temannya yang sangat cerdas tadi.
Kalau persoalan perbedaan siswa ini tidak mendapat tempat dalam pendidikan
klasikal, maka dalam pendidikan modern masalah perbedaan individual siswa mendapatkan
perhatian prioritas. Dengan memperhatikan perbedaan individual siswa ini, diharapkan guru
tidak lagi mengulangi kesalahan-kesalahan dalam menilai siswa sebagai pribadi. Kesalahankesahan itu misalnya guru tidak mengindahkan perbedaan individual dan menunjukkan
pelajaran kepada siswa yang sedang, terlampau banyak memperhatikan anak-anak yang
bodoh atau yang pandai saja, dan mengambil dirinya sebagai ukuran bagi kesanggupan siswa
di kelas tersebut (Whiterington, 1996: 128 dalam Syaiful Djamarah Bahri, 2011:82).

3

Pengembangan sistem belajar - pembelajaran yang inovatif merupakan salah satu
cara untuk memecahkan masalah kesulitan belajar tersebut. Kategori ini meliputi
pengembangan berbagai pola pembelajaran alternatif karena adanya dorongan internal
kebutuhan akan pendidikan. Pola ini meliputi SMP Terbuka, belajar di rumah (home
schooling), pembelajaran terprogram (pamong), pembuatan berbagai paket atau sumber
belajar (Kejar Paket A, B, C, modul untuk belajar mandiri, media sudiovisual, dan lain-lain),
dan pemanfaatan lingkungan untuk belajar (M. Thobroni, 2015:42). Selain itu, R. Ibrahim
dan Nana Syaodah S (dalam Syaiful Djamarah Bahri, 2011:114) mengemukakan bahwa salah
satu prinsip belajar mengajar adalah prinsip perbedaan individu. Dalam prinsip belajar
mengajar ini, guru perlu mengerti benar tentang adanya keragaman ciri-ciri siswa baik dalam
menyiapkan dan menyajikan pelajaran maupun dalam pemberian tugas-tugas dan
pembimbingan. Dalam model pengajaran berprogram atau modul, penyesuaian pelajaran
dengan perbedaan individu sepenuhnya dapat dilakukan, karena cara belajarnya individual.
Dalam pengajaran yang bersifat klasikal seperti yang pada umumnya dilaksanakan di
sekolah-sekolah, penyesuaian pelajaran dengan perbedaan individu ini terbatas sekali. Dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran terprogram

dengan menggunakan modul

dapat

menjembatani kesenjangan yang terjadi akibat perbedaan tingkat kecerdasan siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian
dengan judul : “ Pembelajaran Berbasis Tingkat Kecepatan Belajar Siswa Pada Materi
Instalasi Listrik Dasar Di Kelas XI TITL-2 SMK Negeri 2 Pakkat Tahun Ajaran
2015/2016 ”.

4

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Setiap siswa memiliki perbedaan kepribadian dan perbedaan kebutuhan sebagai
individu khususnya pada tingkat kecerdasan yang menimbulkan kesulitan-kesulitan
siswa saat pembelajaran berlangsung di dalam kelas.
2. Model mengajar yang digunakan oleh guru tidak memperhatikan perbedaan tingkat
kecapatan belajar siswa menimbulkan kesulitan-kesulitan siswa saat pembelajaran
berlangsung.
3. Model pembelajaran berbasis tingkat kecepatan belajar individual merupakan model
pembelajaran yang memperhatikan perbedaan tingkat kecepatan belajar siswa.
4. Penggunaan modul dapat menjembatani kesenjangan yang terjadi akibat perbedaan
tingkat kecepatan belajar siswa saat pembelajaran berlangsung.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pembelajaran berbasis tingkat kecepatan belajar siswa
dengan pemanfaatan modul untuk kelas XI TITL-2 di SMK Negeri 2 Pakkat tahun ajaran
2015/2016.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah
Apakah ada perbedaan kecepatan belajar siswa pada kelas XI TITL-2 di SMK Negeri 2
Pakkat tahun ajaran 2015/2016 dalam menguasai materi instalasi penerangan listrik dasar?

5

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan kecepatan
belajar siswa pada kelas XI TITL-2 di SMK Negeri 2 Pakkat tahun ajaran 2015/2016 dalam
menguasai materi instalasi penerangan listrik dasar.

F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka diharapkan hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang terkait diantaranya sebagai berikut.
1. Bagi siswa, memperoleh pengalaman belajar bagaimana cara memahami konsep,
penggunaan konsep dalam menyelesaikan masalah.
2. Bagi guru, memperoleh suatu model pembelajaran yang tepat dalam membelajarkan
suatu materi ajar.
3. Bagi sekolah, meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah yang dapat
memperbaiki kualitas pembelajaran.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk penelitian
lebih lanjut.

6

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV, maka diambil
kesimpulan bahwa ada perbedaan tingkat kecepatan belajar siswa pada materi
instalasi penerangan listrik dengan menggunakan modul belajar di XI TITL-2
SMK Negeri 2 Pakkat. Dibuktikan dengan memperoleh x2hitung = 59,21 dengan
mengambil taraf nyata α = 0,05 dan dk = 28, x2tabel = 16,9. Sehingga harga Chi

Kuadrat ( x2hitung ) > Chi Kuadrat ( x2tabel ).

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti mempunyai beberapa saran :
1. Kepada guru hendaknya ketika memberikan suatu materi pelajaran, terutama materi
instalasi penerangan listrik, memperhatikan perbedaan tingkat kecepatan belajar
siswa. Modul belajar siswa dapat digunakan saat proses pembelajaran. Saat modul
belajar sedang dikerjakan oleh siswa, guru dapat melakukan pengecekan keliling,
guna membantu siswa untuk memahami suatu materi pelajaran, agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
2. Kepada siswa SMK Negeri 2 Pakkat disarankan lebih aktif dalam proses
pembelajaran, bertanya saat pembelajaran menggunakan modul sedang diterapkan,
sehingga pemahaman Instalasi penerangan listrik dapat tercapai.
3. Kepada peneliti selanjutnya agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan
pertimbangan untuk menerapakan pembelajaran menggunakan modul belajar siswa
pada instalasi penerangan listrik maupun pada materi yang lain.

50

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sadirman., (2009), Interaksi & Motivasi Belajar-Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.
Dimyati dan Mujiono., (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri., (2011), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Ngalimun., (2013), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Presindo, Yogyakarta.
Sobry Sutikno,M., (2013), Belajar dan Pembelajaran, Holistica, Lombok.
Sugiyono., (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Suryosubroto, B., (1983), Sistem Pengajaran dengan Modul, Bina Aksara, Yogyakarta.
Thobroni, M., (2015), Belajar dan Pembelajaran, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.
Wilis Dahar, R., (2006), Teori –Teori Belajar dan Pembelajaran, Erlangga, Yogyakarta.
Winkel, W.S., (1996), Psikologi Pengajaran, PT Gramedia, Jakarta.

50

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENYEBAB KESULITAN BELAJAR AYAT JURNAL PENYESUAIAN PADA SISWA AKUNTANSI KELAS X SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN 2013/2014

1 8 17

ANALISIS PENYEBAB KESULITAN BELAJAR AYAT JURNAL PENYESUAIAN PADA SISWA AKUNTANSI KELAS X SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN 2013/2014

10 30 42

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF DENGAN PETA KETERKAITAN KONSEP MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 2 DI SMA NEGERI 1 BESUKI TAHUN AJARAN 2012/2013

1 5 17

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA IPS KELAS XII SMA NEGERI 2 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2010/2011

0 4 16

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN SPARKOL VIDEOSCRIBE DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI CAHAYA KELAS VIII DI SMP NEGERI 01 KERJO TAHUN AJARAN

25 232 207

TINGKAT KEPUASAN SISWA DALAM PEMINATAN PROGRAM STUDI PADA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

0 42 176

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

3 16 92

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI CAHAYA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 GUNUNGSARI TAHUN AJARAN 20142015

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IIS 2

0 1 9

SILABUS MAPEL INSTALASI PENERANGAN LISTRIK_ KELAS XI revisi

0 0 14