RELASI SOSIAL PEMBANTU RUMAH TANGGA DENGAN MAJIKAN DI KELURAHAN PEKAN GEBANG.

RELASI SOSIAL PEMBANTU RUMAH TANGGA DENGAN MAJIKAN
DI KELURAHAN PEKAN GEBANG

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
Program Studi Antropologi Sosial

Oleh
EKA FRANSISKA BR SITINJAK
8126152005

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRAK
Eka Fransiska Br. Sitinjak. 8126152005. “Relasi Sosial Pembantu Rumah Tangga
Dengan Majikan Di Kelurahan Pekan Gebang”. Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan, 2015.
Tesis ini bertujuan memperoleh gambaran bagaimana hubungan Pembantu Rumah Tangga
dengan Majikan, bagaimana hubungan relasi sosial antara Pembantu Rumah Tangga dengan
Majikan berdasarkan suku etnis, bagiamana hubungan relasi sosial antara Pembantu Rumah
Tangga dengan Majikan berdasarkan pekerjaan majikan dan mengetahui masalah-masalah
apa saja yang terjadi didalam hubungan relasi antara Pembantu Rumah Tangga dengan
Majikan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang mempergunakan metode deskriptif
dengan melakukan penelitian sosial lapangan yang mempergunakan metode pengamatan
terlibat dan wawancara mendalam dan didukung dengan studi kepustakaan. Pengumpulan
data dilakukan melalui studi kepustakaan, wawancara, dokumentasi dan observasi. Subjek
penelitiannya adalah Pembantu Rumah Tangga dan Majikannya di Kelurahan Pekan Gebang.
Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa secara
kualitatif. Penelitian ini berkesimpulan bahwa hubungan relasi sosial antara Pembantu
Rumah Tangga dengan Majikan tidak semuanya dapat berjalan dengan baik. Hubungan
Majikan dengan Pembantu Rumah Tangga yang satu suku terdapat kecocokan antara yang
satu dengan lainnya. Hubungan Majikan dengan Pembantu Rumah Tangga yang satu suku
terjalin dengan baik, hal ini dikarenakan adanya kesamaan watak dan karakter dari keduanya
sedangkan hubungan Majikan dengan Pembantu Rumah Tangga yang berbeda suku tidak
terjalan dengan baik, hal ini dikarenakan tidak adanya kesamaaan watak dan karakter dari
keduanya. Hubungan relasi sosial antara Pembantu Rumah Tangga dengan Majikan

berdasarkan pekerjaan majikan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu majikan yang
berpenghasilan tinggi dan majikan yang berpenghasilan rendah. Hubungan relasi sosial
Pembantu Rumah Tangga dengan Majikan berpenghasilan tinggi berjalan dengan baik
disebabkan diberikan jaminan kesehatan, fasilitas pendukung pekerjaan yang lengkap, gaji
yang besar sedangkan hubungan relasi sosial Pembantu Rumah Tangga dengan Majikan
berpenghasilan sedang kurang berjalan dengan baik disebabkan gaji tidak terlalu besar,
jaminan kesehatan tidak ada dan fasilitas pendukung pekerjaan tidak lengkap. Masalahmasalah yang terjadi di dalam hubungan relasi sosial antara Pembantu Rumah Tangga dengan
Majikan yaitu masalah etnis, masalah pekerjaan, masalah status sosial dan masalah
keterampilan.

Kata kunci : Pembantu Rumah Tangga, Majikan, Relasi Sosial

i

ABSTRACT
Eka Fransiska Br. Sitinjak. 8126152005. “Housemaid Social Relationships With
Employer In The Village Gebang”. Programe Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
2015.
This thesis aims to obtain an overview of how the relationship Housemaid with employers,
how the social relations between Housemaid with employers based on race ethnicity,

bagiamana relationship social relations between Housemaid with employer based jobs
employer and find out what problems are happening in relationships between Housemaid
with the employer. This study is a qualitative research using descriptive method by
conducting social research field who uses participant observation and in-depth interviews and
supported by literature study. Data collected through the study of literature, interview,
documentation and observation. Subject of research is Housemaid and employer in the
village Week Gebang. Data analysis technique used in this research is qualitative analysis
techniques. This study concluded that social relationships between Vice Households with
employers not everything can go well. Employer relationships with the housekeeper that the
trible is well established, this is due to the similarity of the nature and character of both
whereas employer relationship with the housekeeper of different tribes did not go well, this is
due to the absence of similarity of the character and the character of both. Social relationships
among helpers with the employer by employer jobs can be grouped into two parts, namely the
high-income employers and employers with low income. Social relationships housekeeper
with high-income employers go well due to be given assurances of health, supporting
facilities complete job, great salary whereas social relationships with employer housekeeper
less income is being run properly due to salaries not too big, no health insurance and facilities
incomplete. Problems that occur in the social relationships between the housemaid with
employers that etnich problems, work problems, social status problems and the problem of
skills.


Keywords: Housemaid, employer, Social Relationships

ii

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya tesis ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik untuk memenuhi
sebagian dari syarat-syarat memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) dalam bidang
Antropologi Sosial Pascasarjana Universitas Negeri Medan sesuai rentan watu yang telah
ditentukan.
Selama menempuh pendidikan dan penulisan serta penyelesaian tesis ini penulis
banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat ketabahan serta bantuan dan bimbingan
selama penyusunan hingga penyelesaian akhir, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Hidayat, M.Si dan Dr. Deny setiawan,
M.Si masing-masing sebagai pembimbing I dan II yang banyak membantu penulis dalam
penyelesaian tesis ini. Semoga Tuhan menjadikan segala usaha mereka sebagai amal ibadah
yang bermanfaat.amin.
Ucapan terima kasih kepada keluarga penulis, Ibu, Suami dan Adik serta keluarga
besar dan teman-teman seperjuangan personil SMP Negeri 7 Kejuruan Muda yang

memberikan motivasi kepada penulis agar menyelesaikan perkuliahan dengan sukses. Ucapan
terima kasih kepada teman-teman Pasca sarjana yang selalu memberi semangat dorongan
dalam menyelesaikan tesis ini.
Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya yang
telah membantu dan member dorongan serta saran-saran dalam menyelesaikan tesis ini.
Terima kasih juga kepada seluruh akademik Program Pasca Sarjana, Program Studi
Antropologi Sosial, Universitas Negeri Medan akan selalu diingat jasa baiknya yang
diberikan selama ini.

iii

Akhirnya

penulis

menyadari

bahwa

di


dalam

tesis

ini

masih

terdapat

ketidaksempurnaan, karenanya saran dan kritik konstruktif yang sifatnya membangun dari
semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan tulisan tesis ini. Semoga tesis ini
bermanfaat dan berguna bagi semua yang membutuhkannya.

Medan, 09 September 2015
Penulis

Eka Fransiska Br Sitinjak


iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK…………………………………………………………………………….... i
ABSTRACK…………………………………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….....v
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………….. viii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………ix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………..1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………8
1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………………………………....9
1.4. Manfaat Penelitian …………………………………………………………………..9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Relasi Sosial………………………………………………………………………...10
2.2. Pengertian Pembantu Rumah Tangga Dan Majikan………………………………..17
2.3. Jenis Pembantu Rumah Tangga…………………………………………………….24
2.4. Faktor Pendukung Pembantu Rumah Tangga………………………………….......28
2.5. Perlindungan Hak-Hak Pembantu Rumah Tangga……………………………........30
2.5.1 Menurut Peraturan Perundang-undangan…………………………………………..30
2.5.2 Menurut Peraturan Pemerintah……………………………………………………..32

v

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian……………………………………………………………………….34
3.2 Subjek Penelitian……………………………………………………………….........35
3.3 Lokasi Penelitian…………..…………………………………………………………35
3.4 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………………...36
3.5 Teknik Analisa Data………………………………………………………………….37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1


Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………………………39

4.1.1 Letak Geografis Kelurahan Pekan Gebang………………………………………. 39
4.1.2 Gambaran Umum Demografis Kelurahan Pekan Gebang………………………...39
4.1.3 Sosial Budaya Di Kelurahan Pekan Gebang………………………………………48
4.2

Pembahasan………………………………………………………………………..50

4.2.1 Hubungan Pembantu Rumah Tangga Dengan Majikan…………………………...50
4.2.2 Hubungan Relasi Sosial Antara PRT Dengan Majikan Berdasarkan suku………..60
4.2.2.1 Etnik Penghuni Rumah Tangga…………………………………………………..61
4.2.2.2 Etnik Pembantu Rumah tangga…………………………………………………..62
4.2.3 Hubungan Relasi Sosial Antara PRT Dengan Majikan Berdasarkan pekerjaan
majikan……………………………………………………………………………………69
4.2.3.1 Majikan Yang Berpenghasilan Tinggi……………………………………………69
4.2.3.2 Majikan Yang Berpenghasilan Sedang…………………………………………..72
4.2.4 Masalah-Masalah Yang Terjadi Didalam Hubungan Relasi Antara PRT Dengan
Majikan……………………………………………………………………………………75


vi

BAB V PENUTUP
KESIMPULAN…………………………………………………………………………. 97
SARAN………………………………………………………………………………….. 99

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………100
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambar Pembantu Rumah Tangga

viii

DAFTAR TABEL


Tabel 1. Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2. Penduduk berdasarkan Etnis
Tabel 3. Penduduk berdasarkan Tingkat Umur
Tabel 4. Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian
Tabel 5. Penduduk berdasarkan Agama
Tabel 6. Jumlah Rumah Ibadah
Tabel 7. Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 8. Sarana dan Prasarana

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Interview Guide
Lampiran 2 Data Informan

x

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang diakibatkan
perubahan bentuk kehidupan menjadi kehidupan yang kompleks karena setiap anggota
keluarga memiliki aktifitas diluar rumah yang menyebabkan tidak berjalannya sistem dalam
rumah tangga. Seiring dengan perkembangan zaman bahwa kebutuhan akan pembantu rumah
tangga semakin meningkat. Hal ini terlihat jasa pembantu rumah tangga tidak hanya
diperlukan di dalam negeri saja, tetapi kebutuhan akan pembantu rumah tangga banyak juga
dibutuhkan oleh negara-negara lain, misalnya Malaysia dan Arab saudi yang tiap tahunnya
mendatangkan pembantu rumah tangga dari indonesia.
Di Indonesia sendiri dewasa ini kebutuhan akan pembantu rumah tangga juga
semakin meningkat, hal ini dimungkinkan karena sekarang ini kesibukan akan mencari
penghasilan membuat hampir semua keluraga

tidak dapat lagi membagi waktu untuk

mengurus pekerjaan rumah tangga, namun untuk mencari pembantu rumah tangga juga
tidaklah mudah, disamping membutuhkan keterampilan dalam mengurus rumah tangga,
modal kepercayaan terhadap pembantu rumah tangga juga sangat penting, ini dikarenakan
majikan harus mempercayakan seluruh kondisi rumah dengan segala asetnya kepada
pembantu rumah tangga.

1

Dilihat ke belakang bahwa pembantu rumah tangga adalah seseorang yang
dipekerjakan dengan tujuan untuk membantu beberapa pekerjaan rumah tangga atau dengan
kata lain untuk meringankan pekerjaan dari keluarga tersebut, pada umumnya pembantu
rumah tangga mulai diperkerjakan apabila terjadi pertumbuhan anak dalam keluarga tersebut
Secara harfiah pembantu rumah tangga merupakan posisi kerja dalam membantu
suatu pekerjaan rumah tangga, pekerjaan dalam hal ini adalah suatu proses tindakan
melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan urusan rumah tangga, seperti mencuci,
memasak. Posisi pembantu rumah tangga pada hakikatnya merupakan membantu seseorang
atau lebih dalam melakukan pekerjaan rumah tangga sedangkan rumah tangga sendiri
merupakan suatu bentuk keluarga inti.
Jika fakta di lapangan mengatakan bahwa masalah pengangguran bukan hanya
disebabkan oleh kesenjangan antara jumlah pencari kerja dengan kesempatan kerja yang
tersedia, tetapi lebih karena banyaknya pencari kerja yang tidak memiliki kualifikasi yang
sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja yang ada sehingga mereka hanya bisa menjadi
tenaga kasar, misalnya pembantu rumah tangga (PRT), buruh dan tenaga kasar lainnya yang
sejatinya tidak memerlukan pendidikan tinggi maupun penguasaan ketrampilan tertentu.
Harus diakui bahwa di dunia ini, tidak ada seorangpun yang bercita-cita menjadi
pembantu rumah tangga (PRT). Profesi PRT biasanya dilakoni seseorang karena
keterpaksaan atau karena tidak ada pilihan lain. Alasan lain yang mendorong seseorang
memilih profesi PRT adalah karena merupakan lapangan kerja yang sangat banyak dalam
menyerap tenaga kerja yang tidak terdidik sekalipun, khususnya bagi kaum perempuan.
Namun, untuk menaikkan posisi tawar keberadaannya, perlulah kiranya calon pembantu
rumah tangga ini dibekali beberapa ketrampilan yang akan langsung berhubungan dengan
tugas-tugasnya untuk melayani majikannya, agar mampu bersaing dalam mendapatkan

2

pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, dan agar bisa Profesional Walaupun
Pekerjaan Hanyalah Seorang PRT (Pembantu Rumah Tangga).
Pekerja rumah tangga merupakan bagian penting dalam keseharian orang berumah
tangga, yang terkadang bahkan menjadi orang kepercayaan dari nyonya rumah untuk
mengurusi segala keperluan yang ada di rumah tangga tersebut. Alasan klasik yang seringkali
digunakan ketika seseorang memutuskan akan mempekerjakan pekerja rumah tangga adalah
sibuknya pasangan suami istri, kesepian, kurangnya keterampilan rumah tangga, khususnya
memasak, rasa malas untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan lain-lain.
Pada masa sekarang ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang
diakibatkan perubahan bentuk kehidupan yang kompleks karena setiap anggota keluarga
memiliki aktivitas diluar rumah yang menyebabkan tidak berjalannya sistem dalam rumah
tangga sehingga pada celah ini posisi pembantu rumah tangga masuk dalam komposisi
keluarga inti. Keberadaan pembantu dalam komposisi keluarga dapat dipandang sebagai
suatu kebutuhan primer dan sekunder, dimana dalam kebutuhan primer, pembantu rumah
tangga sangat diperlukan dalam keluarga disebabkan karena kesibukan sehingga beberapa
pekerjaan rumah tidak dapat diselesaikan oleh anggota keluarga sedangkan pada kebutuhan
sekunder, pembantu rumah tangga diperlukan hanya pada saat tertentu serta tidak terfokus
pada pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci pakaian, menjaga rumah dan lain-lain.
Untuk mendapatkan seorang pembantu rumah tangga yang baik dan cocok memang
gampang-gampang sulit. Karena hubungan pembantu rumah tangga dengan majikan
kebanyakan tidak harmonis. Terkadang ada saja orang yang menganggap pembantu adalah
budak yang bebas untuk kita perlakukan. Banyak kasus penganiayaan pembantu oleh majikan
(penyewa pembantu) yang berujung pada dipenjaranya majikan kejam. Pelaku biasanya baru

3

menyesal setelah semua terjadi. Pembantu rumah tangga memang rentan menjadi korban
tindak kejahatan majikannya.
Seiring dengan perkembangan zaman bahwa tingkat kebutuhan akan pembantu rumah
tangga sudah semakin meningkat. Hal terlihat jasa pembantu rumah tangga tidak hanya
diperuntukkan oleh masyarakat dalam negeri ini saja, bahkan penggunaan jasa pembantu
rumah tangga ini sudah sampai kepada ke negara-negara tetangga, seperti diketahui Malaysia
hampir setiap tahun meminta jasa para pembantu rumah tangga sampai ke Indonesia,
mungkin saja ini dikarenakan sudah tidak tersedianya lagi jasa pembantu rumah tangga di
Negara tersebut atau mungkin juga Negara tersebut sudah kehabisan tenaga kerja yang bisa
dipergunakan sebagai pembantu rumah tangga dewasa ini juga semakin meningkat, seperti
telah dijelaskan pada tulisan sebelumnya hal ini dimungkinkan sekarang ini kesibukan akan
mencari penghasilan membuat hampir semua keluarga tidak dapat lagi membagi waktu
dengan mengurus pekerjaan rumah tangga bukanlah sesuatu yang mudah, disamping kita
membutuhkan keterampilan dalam mengurus rumah, modal kepercayaan kepada pembantu
rumah tangga juga menjadi sangat penting, ini dikarenakan kita akan meninggalkan dia
(pembantu rumah tangga) dirumah seharian. Dengan kata lain mempercayakan seluruh
kondisi rumah dengan segala asset beharga kepada pembantu rumah tangga.
Peneliti membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa Pembantu rumah tangga
Indonesia di Malaysia, mendapat layanan jauh lebih baik berbanding pembantu rumah
Indonesia yang menjadi pembantu di negara mereka sendiri. Pembantu rumah di Malaysia
makan apa yang kita makan, cuci baju menggunakan mesin basuh, memasak dengan dapur
gas/elektrik, gosok baju untuk pakaian kerja, sekolah dan pakaian bersiar-siar. Pergi ke manamana, pembantu pasti dibawa bersama. Menonton TV duduk di sofa. Malahan majikan boleh
makan semeja dengan pembantu rumah

4

Lingkup kerja pembantu rumah tangga yakni di rumah tangga yang selama ini
dianggap sebagai ranah privat, membuat pembantu rumah tangga tidak terlindungi jika
mereka mendapatkan penganiyayaan dari majikan. Karena sampai saat ini masyarakat luas
juga aparat hukum masih memandang kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa orangorang yang berada di dalamnya, tak terkecuali pembantu rumah tangga sebagai permasalahan
non public atau permasalahan domestic (rumah tangga) yang tidak perlu diintervensi oleh
orang luar.
Secara sosial, Pekerja Rumah tangga tidak dianggap sebuah profesi, sehingga
pemenuhan hak-haknya seringkali hanya berdasarkan belas kasihan atau kemurahan hati
majikan. Akronim PRT pun lebih dipahami sebagai “pembantu” daripada “Pekerja” Rumah
Tangga. Secara normatif, PRT pun belom dianggap sebagai sebuah profesi, karena aktivitas
PRT dianggap jauh dari aktifitas produksi. Menjelaskan relasi PRT dan pengguna jasa PRT
(majikan) memang tidak semudah menjelaskan relasi tenaga kerja dan pemberi tenaga kerja
sebagaimana dalam hubungan industrial pada umumnya. Hal ini dikarenakan relasi PRT dan
pengguna jasa PRT memiliki kekhususan yang unik dan kompleks.
Relasi antara PRT dan pengguna jasa banyak dikondisikan dalam relasi kekeluargaan,
yang dalam banyak hal dapat mengaburkan adanya relasi hubungan kerja antara PRT dan
pengguna jasa. Akibatnya beban pekerjaan dan hak-hak PRT menjadi tidak terukur, jam kerja
tanpa batas, gaji sangat rendah dan tidak adanya jaminan kesehatan.
Pekerja Rumah Tangga bekerja dan hidup tertutup dari pandangan publik karena
sebagian besar dari mereka tinggal di rumah tempat dia bekerja. Tidak ada batasan jelas
antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, membuat profesi Pekerja Rumah Tangga menjadi
pekerjaan yang rumit, menuntut curahan waktu, perhatian, energy dan berbagai keterampilan.

5

Namun seiring perkembangan jumlah Pekerja Rumah Tangga yang melonjak, nyaris tidak
ada regulasi yang memberikan perlindungan hukum kepada PRT.
Bentuk penghargaan dan penghormatan kita terhadap pekerja rumah tangga masih
kurang terlihat, apalagi jika dilihat dari banyaknya kasus kekerasan majikan kepada pekerja
rumah tangga yang marak terjadi,dan kasus lain yang juga berhubungan dengan tidak
dipenuhinya hak atas pekerja rumah tangga tersebut. Karena pekerja rumah tangga banyak
yang tinggal di dalam rumah yang sama dengan majikannya, maka masalah jam kerja kerap
tidak diperhitungkan, ditambah lagi dengan upah yang jumlahnya dapat dikatakan
nominalnya sedikit, yang tidak sebanding dengan pekerjaan yang dilakukannya. Padahal jika
dilihat dari namanya, yaitu pekerja rumah tangga, maka arti kata pekerja menurut Undangundang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yaitu setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Pembantu rumah tangga ( PRT ) adalah produk sosial, ia lahir ditengah kemiskinan
dan tingkat pendidikan yang rendah, meskipun demikian mereka telah berjasa mambantu
majikan mengerjakan tugas-tugas kerumahtanggaan, membantu mengasuh anak-anak
majikan, bahkan tidak sedikit diantara mereka mendidik dan memberi nilai sehingga anakanak majikan tumbuh menjadi anak yang sehat, berahlak dan berkepribadian. Bukan hanya
itu, PRT juga seringkali menjadi berkah bagi majikan dalam menjalankan profesinya sebagai
karyawan, pegawai negeri, pejabat Negara, pemimpin perusahaan dan sebagainya. Bahkan
dalam banyak kasus, sukses yang dicapai perempuan yang bekerja diranah publik sangat
dipengaruhi oleh kehadiran PRT dalam keluarganya.
Kehadiran pembantu rumah tangga ditengah keluarga majikan juga berimplikasi pada
diri dan keluarga PRT itu sendiri, sekurang-kurangnya dia telah menafkahi dirinya sehingga
tidak lagi membebani pemerintah yang selama ini sibuk mengurus pengangguran yang kian

6

hari kian meningkat. Bahkan PRT telah menghidupi keluarganya, anak-anak mereka
dikampung dan dalam banyak kasus telah menjadi kontributor besar dalam menyumbang
devisa kepada Negara, membantu pemerintah dalam akselerasi pembangunan di daerah dan
menjadi insipirasi bagi keluarganya dikampung untuk bekerja keras, ulet dan pantang
menyerah.
Namun demikian prestasi pembantu rumah tangga, seperti diuraikan diatas seringkali
tidak berbanding lurus dengan kenyataan yang dihadapinya. Meski mereka berjasa tetapi
sering disepelekan, dihina dan tidak sedikit diantara mereka mengalami tindak kekerasan,
baik pisik maupun psikis, bahkan sampai pada pembunuhan. Dan kenyataan seperti ini bukan
hanya terjadi di dalam negeri akan tetapi juga di luar negeri, terutama di Negara-negara
tujuan pengiriman TKI antara lain Arab Saudi dan Malaysia.
Selain peristiwa luar negeri, kasus PRT dalam negeri juga tak kalah pahitnya.
Peristiwa tewasnya Hasniati alias Ati (20) Tahun 2006 lalu adalah salah satu contoh
bagaimana PRT itu masih diposisikan sebagai warga yang begitu rendah. Ati PRT asal Sinjau
Sul-Sel itu ditemukan tewas dikamar pembantu lantai tiga dalam kondisi membusuk setelah
dianiaya oleh majikannya. Wandi Tandiawan (majikan Ati) ditangkap dirumahnya di Jalan
Gunung Latimojong A8 setelah polisi memperoleh laporan tentang penganiayaan itu.
Peristiwa yang memicu demonstrasi khususnya mahasiswa dan mahasiswa dan masyarakat
Sinjai itu disebut-sebut sebagai yang terburuk dialami oleh PRT di Makassar (Mashar,2006).
Nasib PRT sebagaimana digambarkan di atas tentu saja belum menggambarkan secara
utuh hubungan antara majikan dan PRT, sangat banyak majikan yang mempekerjakan PRT
dengan baik, penuh dengan kekeluargaan, toleransi dan berakhir dengan harmonis, sayangnya
data mengenai hal ini kurang terekspos dibanding dengan data mengenai konflik yang terjadi
antara majikan dan PRT. Selanjutnya sangat banyak PRT yang meskipun berpendidikan

7

rendah dan dari keluarga miskin akan tetapi mereka terampil dan pandai menyesuaikan diri
sehingga bisa bekerja sama dalam waktu yang relative lama, mereka mempunyai bargaining
potition yang tinggi dan disenangi oleh majikannya kemampuan akomodatif yang
dimilikinya.
Disini peneliti tertarik untuk menulis bagaimana relasi sosial pembantu rumah tangga
dengan majikan karena dirunut kebelakang bahwa pembantu rumah tangga adalah seseorang
yang dipekerjakan dengan tujuan untuk membantu beberapa pekerjaan rumah tangga yang
dengan kata lain meringankan pekerjaan dari keluarga tersebut selain keberadaan pembantu
pada masa ini merupakan posisi yang tidak bertukar atau berubah yang secara sederhana
dapat dijelaskan bahwa seseorang pembantu yang dipilih untuk dipekerjakan apabila terjadi
pertumbuhan anak dalam keluarga tersebut. Seiring waktu maka pembantu tersebut turut serta
dalam proses perkembangan keluarga tersebut sehingga sudah sangat umum apabila seorang
pembantu rumah tangga memiliki hubungan yang lebih erat dengan majikannya, relasi
hubungan antara pembantu rumah tangga dan majikan seperti ini yang akan dilihat dalam
penilitian nantinya.
1.2 Perumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang pemikiran yang dipaparkan sebelumnya maka yang
menjadi masalah pokok dalam penelitian ini “ Bagaimana hubungan relasi antara pembantu
rumah tangga dengan majikan”. Permasalahan pokok ini saya rinci sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan pembantu rumah tangga dengan majikan ?
2.

Bagaimana hubungan relasi sosial antara PRT dengan majikan berdasarkan suku ?

8

3. Bagaimana hubungan relasi sosial antara PRT dengan majikan berdasarkan pekerjaan
majikan ?
4. Masalah-masalah apa saja yang terjadi didalam hubungan relasi antara PRT dengan
majikan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan pembantu rumah tangga dengan majikan
2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan relasi sosial antara PRT dengan majikan
berdasarkan suku etnis
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan relasi sosial antara PRT dengan majikan
berdasarkan pekerjaan majikan
4. Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi didalam hubungan relasi
antara PRT dengan majikan
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang hendak dicapai adalah:
1. Pada bidang teoritis, pengembangan ilmu sosiologi tentang pentingnya relasi
hubungan sosial antara pembantu rumah tangga dengan majikan secara harmonis
sesama hamba Tuhan, masyarakat dan warga Negara
2. Pada bidang praktis, sumbangan pemikiran atau kebijakan kepada Pemerintah untuk
menciptakan budaya tenaga kerja pembantu rumah tangga dan majikan secara
harmonis dengan memperhatikan kesejahteraan, memperhatikan jam kerja yang layak
dan manusiawi.

9

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian hubungan tentang relasi sosial pembantu rumah tangga dengan
majikan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hubungan antara pembantu rumah tangga dengan majikan dapat berlangsung lama
yaitu antara 3 sampai 8 tahun karena keduanya memperoleh keuntungan bersama,
meski harus diakui bahwa diantara mereka ada juga yang merasakan keterpaksaan.
pembantu rumah tangga yang bekerja pada rumah tangga mereka telah mengalami
perkembangan pola hubungan dengan diangkat/ diangggapnya pembantu rumah
tangga sebagai kerabat mereka yang secara sederhana dapat diartikan sebagai tali
persaudaraan.
2. Ada dua jenis hubungan majikan dengan pembantu rumah tangga berdasarkan
suku, yaitu : Majikan dan pembantu rumah tangga yang satu suku, majikan dan
pembantu rumah tangga yang berbeda suku. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan bahwa hubungan majikan dengan pembantu rumah tangga yang satu
suku terdapat kecocokan antara yang satu dengan lainnya. Hubungan majikan
dengan PRT yang satu suku terjalin dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya
kesamaan watak dan karakter dari keduanya sedangkan hubungan majikan dengan
PRT yang berbeda suku tidak terjalin dengan baik. Hal ini dikarenakan tidak
adanya kesamaan watak dan karakter dari keduanya.
3. Hubungan relasi sosial antara PRT dengan majikan berdasarkan pekerjaan majikan
dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu majikan yang berpenghasilan
tinggi dan majikan yang
98

berpenghasilan sedang. Relasi sosial PRT dengan majikan yang berpenghasilan tinggi
tersebut dapat berjalan dengan baik karena beberapa faktor yaitu : besarnya gaji PRT,
fasilitas pendukung pekerjaan PRT lebih lengkap, jaminan kesehatan. Relasi sosial
PRT dengan majikan yang berpenghasilan tinggi tersebut dapat berjalan dengan tidak
baik karena beberapa faktor yaitu : diperlukan wawasan yang tinggi, diperlukan
pengalaman lebih, dituntut lebih rapi dan bersih, harus bisa menjaga nama baik
majikannya, harus disiplin.

Begitu juga relasi sosial PRT dengan majikan yang

berpenghasilan sedang tersebut dapat berjalan dengan baik karena beberapa faktor
yaitu : kerja bisa paruh waktu, majikan lebih toleransi, dekat dengan tempat tinggal.
Relasi sosial PRT dengan majikan yang berpenghasilan sedang tersebut dapat berjalan
dengan tidak baik karena beberapa faktor yaitu : gaji tidak terlalu besar, tidak adanya
jaminan kesehatan, tidak lengkapnya fasilitas pendukung, sering tidak sesuai
kesepakatan, jam kerja yang panjang
4. Masalah-masalah yang terjadi di dalam hubungan relasi antara PRT dengan majikan
dapat kita lihat sebagai berikut : masalah etnis, masalah pekerjaaan, masalah status
sosial, masalah keterampilan, upah rendah, ketiadaan standar jam kerja, ketiadaan
jaminan sosial, asuransi kesehatan dan tunjangan lainnya, kekerasan fisik dan seksual
yang dialami PRT, pembatasan kebebasan dan akses untuk mendapatkan informasi,
ketiadaan organisasi pekerja rumah tangga

99

SARAN
Saran pada penelitian ini adalah mendefenisikan kembali apa itu pembantu rumah
tangga sehingga di dapat suatu hal yang mendasar tentang pembantu rumah tangga,
kedepannya diharapkan posisi pembantu rumah tangga tidak lagi sekedar pekerjaan yang
dianggap rendah, melainkan sebagai suatu jenis pekerjaan yang sama dengan pekerjaan
lainnya. Perubahan paradigma mengenai pembantu rumah tangga diharapkan mampu untuk
mendudukkan pembantu rumah tangga pada profesi dan hubungan dengan majikan.
Saran selanjutnya adalah meningkatkan pola hubungan yang terjadi diantara
pembantu rumah tangga dan majkan, peningkatan ini selain itu untuk mengukuhkan
kekerabatan yang timbul diantaranya juga sebagai factor pendorong loyalitas dan konsentrasi
bekerja pembantu rumah tangga.
Berkenaan dengan usaha menjadikan pembantu rumah tangga sebagai profesi yang
membutuhkan kemampuan untuk bersaing sebelum menyandang profesi “pembantu rumah
tangga” dibutuhkan pendidikan dasar yang menjadikan bekal dan menjalankan profesi
sebagai pembantu rumah tangga

100

DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2008. Faktor – Faktor yang mempengaruhi sikap ( Online ) http: // www.
Sikap. Com,diakses 7 April 2010

Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi ke 2.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

D, Hendropuspito. 1989. Sosiologi sistematik, Yogyakarta : Kanisius.

Edriana Noerdin, Situasi Pekerja Rumah Tangga (PRT) di Indonesia, 2004.
RUMPUN Tjoet Njak Dien.

Fitri. 2008. Pengertian Sikap (Online ) http:// Blog dunia Psikologi. Com, diakses 7
April 2010

H. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Ihromi, T.O ( Ed). Pokok-pokok Antropologi Budaya, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1996.

Iswati, 2001, Hak Pembantu Rumah Tangga dari Kajian Hukum, Pikiran Rakyat, 21
Mei 2001 Martin, Roderick. Sosiologi Kekuasaan. Diterjemahkan oleh Herry
Joediono. Jakarta : CV. Rajawali,1990

Keesing, Roger M. Antropologi Budaya, Suatu Perspektif Kontemporer. Jakarta:
Erlangga, 1999.

Lubis, Mochtar. Budaya. Masyarakat dan Manusia Indonesia ( Himpunan “ Catatan
Kebudayaan” Mochtar Lubis Dalam Majalah Horison), Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia, 1992.

Mashar. (2006). Pembunuhan Pembantu Mencekam Makassar. Koran Tempo. 10 Mei
101

2006.

Menno, S dan Mustamin Alwi. Antropologi Perkotaan. Jakarta: Raja Grafindo

Miles, M.B. (2000). Analisa Data Kualitatif. Jakarta : UI-Press
Persada, 1992.

Mulyana, Dedy, 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Grafindo Persada, 1990.

Soekanto, Soerjono, 1982, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, CV Rajawali Press

Soenyoto, Soeparman. Pekerjaan Dalam Demensi Waktu, Yogyakarta : syarikat, 2008

Sajogyo dan Pudjiwati, 1995. Sosiologi Pedesaan, Yogyakarta, Gadjah Mada
Universitas Press.

Sri Utami Rahayuningsih . 2008. Sikap ( Attitude ) (Online ) http:// www.
Atttitude,blogspot. Com, diakses 7 April 2010

Spradley dan McCurdy, 1975. Cultural Experience, Ethnography in Complex Society.
Chicago : Science Research Association

UU No 22/1957 Penyelesaian Perselisihan Perburuhan diakses : 20 Maret 2014

UU No 13 tahun 2003 Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja diakses:
12 April 2014

Website :
102

http//www.scribd.com/doc/34826071/46/B-Jenis-Hubungan-Sosial diakses tanggal 3
Maret 2014
www.goegle.com/pembantu_rumah_tangga/php_094
www.yahoo.com/pembantu_rumah_tangga/23_p/html
www.wikipedia.or.id/pembantu_rumah_tangga/php.html.

103