HUBUNGAN ANTARA LAMANYA KEMOTERAPI DENGAN Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra Sekolah Di Rsud Dr. Moewardi Di Surakarta.

HUBUNGAN ANTARA LAMANYA KEMOTERAPI DENGAN
BODY IMAGE PASIEN LEUKEMIA LIMFOSIT AKUT PADA
ANAK PRA SEKOLAH DI RSUD Dr. MOEWARDI DI
SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Me menuhi Salah Satu Persyaratan
Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Oleh :
SRI LESTARI
J210 110 216

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra
Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)


1

PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA LAMANYA KEMOTERAPI DENGAN
BODY IMAGE PASIEN LEUKEMIA LIMFOSIT AKUT
PADA ANAK PRA SEKOLAH DI RSUD DR. MOEWARDI
DI SURAKARTA

Sri Lestari*
Siti Arifah, S.Kp.,M.Kes **
Dewi Suryandari S.Kep. Ns***
Abstrak

Kemoterapi mempunyai efek samping diantaranya nafsu makan
menurun, mual muntah, penurunan berat badan, dan rambut rontok. Salah
satu diantaranya menimbulkan gangguan body image. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lamanya kemoterapi
dengan body image pasien leukemia limfosit akut pada anak pra sekolah
di RSUD dr. Moewardi di Surakarta. Jenis penelitian adalah penelitian
kuantitatif, metode penelitian deskriptif korelasi, dan rancangan penelitian

cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 15 anak dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan total sampling. Kriteria sampel yaitu
anak leukemia limfosit akut usia 3-6 tahun yang menjalani perawatan di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Instrument penelitian variabel lamanya
kemoterapi menggunakan metode wawancara dengan keluarga dan data
di Rekam Medik seberapa lama anak mendapatkan kemoterapi,
sementara body image menggunakan kuesioner dengan instrument
penelitian menggunakan Multidimensional Body Self Relation
Questionnaire. Pengujian hipotesis menggunakan uji Spearman Rho.
Hasil menunjukkan nilai koefisien korelasi (τ) sebesar 0,005 dengan nilai
signifikansi (p-value) -0,680. Simpulan : (1) Mayoritas anak leukemia
limfosit akut usia pra sekolah mendapatkan kemoterapi kategori lama
47%, sedang 33%, dan baru 20% (2) Mayoritas anak leukemia limfosit
akut usia pra sekolah mengalami body imge baik yaitu sebesar 60%,
sedangkan yang memiliki body image baik 40%. (3) Terdapat hubungan
signifikan antara lamanya kemoterapi dengan body image pasien
leukemia limfosit akut pada anak pra sekolah di RSUD dr. Moewardi di
Surakarta.

Kata kunci: lamanya kemoterapi, body image, anak pra sekolah, leukemia

Limfosit akut

Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra
Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)

2

THE RELATIONSHIP BETWEEN LENGTH OF CHEMOTHERAP
WITH BODY IMAGE ACUTE LYMPHOCTYTIC LEUKEMIA
PATIENTS IN PRE SCHOOL CHILDREN
IN HOSPITAL Dr. MOEWARDI IN SURAKARTA

Sri Lestari*
Siti Arifah, S.Kp.,M.Kes **
Dewi Suryandari S.Kep. Ns***

Abstract
The effecs of chemotheraphy are eating, nausea, decreasing the of
weight body and alopecia this. This condition cause body image disturbance.
The research aims is to determine the relationship between body image and the

length of chemotheraphy with acut lymphocytic leukemia patients in pre school
children in hospital in Dr. Moewardi in Surakarta. This is quantitative research,
correlation method, and research program used cross sectional. The sample 15
children with the total of sampling technique use of sampling. Sample criteria are
acut lymphocytic leukemia children age 3- 6 years who underwent treatment ot
the hospital dr. Moewardi in Surakarta. Research instrument variable duration of
chemotherapy using interviews with the families and the data in the medical
record how long the child receiving chemotherapy, while body image research
using questionnaires with the instrument using the Multidimensional Body Self
Relations Questionnaire. Hypotheses testing use Spearman's Rho. The results of
research showed a correlation coefficient (τ) of 0.005 with a significance value (pvalue) -0.680. The conclusion of the research are: (1) The majority of acute
lymphocytic leukemia children in pre-school age receiving chemotherapy old
category 47%, moderate 33%, and only 20% (2) The majority of acute
lymphocytic leukemia children in pre-school age have a good body image that is
equal to 60%,while the have a good body image 40%. (3) There is a significant
relationship between body image and the length of chemotherapy with acute
lymphocytic leukemia patients in pre-school children in dr. Moewardi in
Surakarta.
Keywords: duration of chemotherapy, body image, pre-school children, leukemia
acute lymphocytic


Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra
Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)

PENDAHULUAN
Leukemia Limfosit Akut (LLA)
adalah keganasan klonal dari selsel precursor limfoid. Lebih dari 80%
kasus, sel- sel ganas berasl dari
limfosit B, dan sisanya merupakan
leukemia sel T. Leukemia ini
merupakan bentuk leukemia yang
paling banyak pada anak- anak
(Fianza, 2007).
Leukemia akut pada masa
anak- anak merupakan 30-40% dari
keganasan. Insiden rata- rata 4- 4,5
kasus/ tahun/ 100.000 anak dibawah
15 tahun. Dinegara berkembang
83% LLA, 17% AML, lebih tinggi
pada anak kulit putih dibandingkan

kulit hitam. Di Jepang mencapai
4/100.000 anak, dan diperkirakan
tiap tahun mencapai 1000 kasus
baru. Sedangkan di Jakarta insiden
mencapai 2.76/100.000 anak usia 14 tahun (IDAI,2010).
Secara umum pengobatan
yang tepat untuk kasus leukemia
pada anak adalah kemoterapi.
Karena prevaliansi leukemia dan
limfoma pada anak cukup tinggi,
sekitar 97-98% dapat mencapai
remisi sempurna (Nelson, 2007).

Reaksi
penyakit
dan
pengobatan kemoterapi yang
dijalani sangat mempengaruhi
efek pada anak usia pra sekolah.
Hal ini mempengaruhi kondisi

body image seperti persepsi
ukuran bentuk tubuh, status jenis
kelamin,
pola
perilaku
di
masyarakat (Potter, 2010).
Berdasarkan
hasil
observasi pada Rekam Medik di
Rumah Sakit dr. Moewardi di
Surakarta menunjukan bahwa
data dari bulan Juli 2010 sampai
dengan bulan September 2011
terdapat
144
pasien
yang
menderita leukemia.Sehingga dapat
digolongkan dengan anak usia 1-4


3

tahun terdapat 36% pasien anak
perempuan maupun anak laki-laki.
Berdasarkan
hasil
wawancara dengan 9 orang tua
pasien
penderita
leukemia
limfositakut, dari 14 pasien penderita
leukemia limfosit akut terdapat 70%
pasien mengeluh merasa sakit dan
cemas, selain itu 45% pasien
cenderung menarik diri dari teman
sebaya maupun tetangga ketika
mendapat kunjungan. Sering kali
anak
menunjukan

ekspresinya
dengan menangis.
LANDASAN TEORI
Leukemia limfoblastik akut
Leukemia limfosit akut (LLA)
merupakan
penyakit
yang
menunjukan proliferasi maligna sel
immature
(yaitu,
blastik)
dan
melibatkan pra sel b biasanya ini
terjadi pada anak- anak dengan
angka kejadian 80% (Rudolph,
2006).
Model pengobatan kemoterapi
menurut (Hockbenberry, 2011) :
1. Kemoterapi

a. Remission Induction (Induksi
remisi)
b. Intensification,
or
Consolidation,
Therapy
(Terapi intensifikasi atau
konsolidasi)
c. Rumatan (Pemeliharaan)
2. Transplantasi sum-sum tulang
belakang
Anak Usia Pra Sekolah
Menurut Soepartini (2004)
anak
usia prasekolah adalah
merupakan masa transisi dan
periode ini berkisar antara usia 3-6
tahun, pada masa ini anak akan
lebih aktif, kreatif, inovatif, imajinativ,
dan kemampuan berbicara dan

berhubungan dengan orang lain
semakin meningkat.

Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra
Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)

Ciri anak pra sekolah meliputi
dimana merupakan anak memiliki
perkembangan individu pada usia 26 tahun, ketika anak memiliki
kesadaran tentang dirinya sebagai
seorang pria atau wanita, dapat
mengatur diri dalam toilet training
dan mengenal beberapa hal yang
dianggap berbahaya (Mansyur,2008)
Menurut Potter Perry (2010)
meliputi beberapa hal tentang
karekter anak prasekolah terhadap
body image sebagai berikut:
a. Persepsi terhadap bagian tubuh
secara positif terhadap bagian
dan keadaan yang sedang
dialami.
b. Penampilan secara keseluruhan,
selain bagian tubuh yang
dipandang
secara
positif
terhadap bagian keadaan dari
dirinya.
c. Pengukuran
ukuran
tubuh,
melihat
bagaimana
anak
memandang berat badannya
dibanding teman sebaya.
Kemoterapi
Kemoterapi pada anak saat
ini mempunyai arti sangat penting
karena telah berhasil menaikan
angka kesembuhan kanker anak.
Obat anti kanker yang sekarang ini
digunakan secara klinis mempunyai
efek
sitostatik
dengan
cara
mempengaruhi sintesis atau fungsi
DNA (Permono,2010).
Tujuan
pemberian
kemoterapi
adalah
untuk
menghambat
pertumbuhan
sel
kanker, Membunuh sel kanker,
meningkatkan
kualitas
hidup,
mematikan sel- sel kanker yang ada
dalam tubuh, dan memperkecil
ukuran sel kanker (William, 2008).
efek
samping
kemoterapi
menurut (Hoffbrand, 2012):
a. Mual muntah

4

b. Anemia hemolitik
c. Rambut rontok
d. Penurunan berat badan

Body image
Body image atau citra tubuh
adalah perilaku yang berkaitan
dengan
tubuh,
termasuk
penampilan, struktur, atau fungsi
fisik. Rasa terhadap citra tubuh
termasuk semua yang berkaitan
dengan seksualitas, feminitas, dan
maskulinitas, berpenampilan muda,
kesehatan, dan kekuatan (Potter,
2010).
Faktor

faktor
yang
mempengaruhi body image Menurut
Linda Smolak (2004) dalam Body
Image Development in Children, hal
yang mempengaruhi citra tubuh
sebagai berikut:
1) Penampilan dan struktur tubuh
yang dimiliki.
2)
Rasa terhadap citra tubuh
terhadap bentuk tubuh yang
dimiliki.
3)
Mengeksplorasi hal terpenting
pada
organ
tubuh
dan
fungsinya.
Pengukuran
body
image
menggunakan alat ukur dengan
Multidiminsional Body Selt Relation
Questionnaire Appearance Scale
menurut Cash (2005). meliputi:
a. Orientasi penampilan
b. Evaluasi penampilan
c. Kepuasan terhadap bagian
tubuh
d. Pengukuran ukuran tubuh

Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra
Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)

Kerangka Konsep
V. Bebas
Lamanya
kemoterapi:
1. lama
2. sedang
3. baru

V. Terikat
Body image anak pra
sekolah pasien leukemia:
1. Baik
2. Buruk

V. Penganggu
Faktor-faktor yang
mempengaruhi body image
anak:
1. Rasa terhadap citra tubuh
terhadap bentuk tubuh
yang dimliki

Gambar 1 Kerangka Konsep
Hipotesis
H0 : Tidak ada hubungan antara
lamanya kemoterapi dengan
body image pasien leukemia
limfosit akut pada anak pra
sekolah
hubungan
antara
Ha : Ada
lamanya kemoterapi dengan
body image pasien leukemia
limfosit akut pada anak pra
sekolah
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian
kuantitatif,
desain
penelitian yang digunakan deskriptif
korelasi yaitu rancangan penelitian
yang bermaksud untuk mencari
hubungan 2 variabel (Arikunto,
2010)
Pengumpulan data peneliti
menggunakan kuesioner melalui
pendekatan
cross
sectional.
Penelitian ini dilakukan dengan
membuat gambaran tentang suatu
keadaan secara objektif untuk
mempelajari
dinamika
korelasi
antara faktor resiko dengan efek,
dengan cara pengumpulan data

sekaligus
pada
suatu
(Notoatmojo, 2005).
Populasi dan Sampel

5

saat

Populasi dalam penelitian ini
adalah semua anak usia prasekolah
yang menderita leukemia limfositik
akut yang menjalani perawatan di
RSUD DR. Moewardi Surakarta,
sejumlah 15 pasien yang didapatkan
dari
dokumentasi
keperawatan
Ruang Melati 2 tahun 2012.
Teknik
sampling
yang
digunakan dalam penelitian inii
adalah total sampling yaitu 15
responden
Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan alat
ukur berupa kuesioner body image
dan tehnik wawancara serta data
dari Rekam Medik untuk Lamanya
Kemoterapi.
Analisis Data
Pengujian hipotesis dilakukan
dengan uji Spearman Rho.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Tabel 1. Tabulasi Data
kemoterapi
No.
1
2
3

Rentang
Skor
Baru (1
bulan)
Sedang(5
bulan)
Lama (7
bulan)
Total

lamanya

Frek

%

3

20 %

5

33 %

7

47 %

15

100%

Distribusi
lamanya
kemoterapi menunjukkan distribusi
tertinggi adalah lama
yaitu
sebanyak 7 anak (47 %).

Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra
Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)

Tabel 2. Body image pasien
leukemia limfosit akut pada anak pra
sekolah
Rentang
No
Frek
%
Skor
Baik (Skor
1
6
40%
> 70)
Buruk
2
9
60%
(Skor < 70)
Total
15
100%
Berdasarkan
tabel
4.3
tersebut
diatas
hasil
analisis
univariat data mayoritas body image
anak leukemia limfoblastik akut usia
pra sekolah dalam kategori memiliki
body image buruk dengan skor < 70
yaitu sebanyak 9 anak atau 60%.
Analisis Bivariat
Tabel 3. Hubungan antara lamanya
kemoterapi dengan body
image pasien leukemia
limfosit akut pada anak pra
sekolah
Body image anak pasien
Frek
leukemia limfosit akut pada anak
Lamanya pra sekolah
KemoBuruk
Baik
Total
terapi
N
%
N
%
N
%
1
33
2
67
Baru
3
100
Sedang
Lama

1

Total

9

7

20
100
60

4

80

5

100

0

0

7

100

6

40

15

Berdasarkan
analisa
pentabel silangan data (crosstab)
dari tabel 4.5 diatas, hasil analisa
hubungan
lamanya
kemoterapi
dengan body image diperoleh bahwa
hasil crosstab data pada nilai
frekuensi kemoterapi baru dengan
body image baik sebanyak 2
responden (67%). Untuk crosstab
data pada frekuensi kemoterapi
sedang sebanyak 1 responden
(20%) dengan body image baik
sebanyak (80%), 7 responden
(100%) dengan body image buruk
Selanjutnya crosstab data pada nilai

6

kategori body image yang lama
kemoterapi sebanyak 7 (100%),
sedang sebanyak 5 responden
(80%%) dengan kecemasan sedang,
3 responden baru (67%) dengan
terhitung baru, ada 1 responden
dengan body image buruk(33 %).
Hubungan
lamanya
kemoterapi dengan body image
pasien leukemia pada anak usia pra
sekolah di RSUD dr. Moewardi
Surakarta
menunjukkan
bahwa
semakin lama kemoterapi, maka
body image responden semakin
buruk. Hasil uji korelasi Rank
Spearman diperoleh nilai rhitung
sebesar -0,680 dengan nilai p-value
0,005. Nilai p-value lebih kecil dari
0,05 (0,005 < 0,05) maka diputuskan
H0 ditolak dan disimpulkan terdapat
hubungan
lamanya
kemoterapi
dengan body image pasien leukemia
limfosit akut pada anak usia pra
sekolah di RSUD dr. Moewardi
Surakarta, yaitu semakin lama
kemoterapi maka body image anak
semakin buruk (Sugiyono, 2012)
Pembahasan
Lamanya
kemoterapi
anak
leukemia limfoblastik akut usia
pra sekolah
Berdasarkan hasil penelitian
kategori lama sebanyak 7 responden
disebabkan
karena
responden
sudah mendapatkan kemoterapi
selama 18 minggu, dalam fase ini
merupakan fase Consolidation atau
Maintenance.
Fase kemoterapi ini akan
mengakibatkan penurunan jumlah
sel darah putih karena dosis yang
digunakan tergolong pengobatan
dosis tinggi. Penurunan jumlah sel
darah putih tersebut mengakibatkan
kekebalan seseorang individu akan
menurun (Hockbenbery, 2011).
Sedangkan dalam kategori
baru terdapat 3 responden, hasil

Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra
Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)

observasi responden mendapatkan
kemoterapi selama 6 minggu, fase
ini termasuk dalam fase
awal
Remission Induction Fase ini
merupakan mielosupresi
dalam
unsur-unsur darah yang tidak
normal, periode waktu yang terjadi
segera sesudah remisi merupakan
periode yang sangat menentukan..
(IDAI, 2010).
Kondisi ini didukung oleh
penelitian Gutierrez (2012) dalam
penelitian ini menerangkan bahwa
anak dengan LLA akan menjalani
serangkaian tahap kemoterapi yang
sebagian besar pasien mengalami
kemoterapi dalam kategori tinggi,
kondisi ini memungkinkan timbulnya
efek samping kemoterapi pada diri
pasien juga tinggi.
Body image pasien leukemia
limfosit akut pada anak pra
sekolah
Berdasarkan hasil penelitian
banyaknya
responden
yang
menunjukan kondisi body image
buruk sebanyak 9 responden.
Responden mengalami penurunan
berat badan, bibir sariawan, wajah
pucat, dan kerontokan rambut.
Faktor lain disebabkan oleh
adanya
faktor
tidak
nyaman
terhadap perubahan penampilan
tubuh
dan
fungsinya
yang
disebabkan
oleh
pengobatan,
perlukaan
dan
ketidakmapuan
(Hockbenbery, 2011).
Dalam penelitian Rosenberg
(2008) penampilan tubuh yang
memiliki
komponen
kognitif
berhubungan dengan keyakinan
individu mengenai bentuk dan
penampilan fisik. Self esteem yang
didalamnya terdapat dimensi fisik
tentu saja berpengaruh terhadap
perkembangan body image.
Sedangkan yang memiliki
body image baik terdapat 6
responden. Dimana mereka masih

7

memiliki kemampuan untuk saling
berinteraksi dengan teman sebaya,
serta masih memiliki percaya diri
yang kuat untuk bertemu dengan
orang asing (Potter, 2010).
Menurut penelitian Erol &
Orth (2011) seseorang yang memiliki
body image yang posistif yang
berarti memiliki persepsi posistif
mengenai diri mereka, maka mereka
akan menerima kondisi fisik yang
dimiliki
dan
memanfaatkannya
secara efektif.
Hubungan
antara
lamanya
kemoterapi dengan body image
pasien leukemia limfosit akut
Hubungan
lamanya
kemoterapi dengan body image
pasien leukemia pada anak usia pra
sekolah di RSUD dr. Moewardi
Surakarta
menunjukkan
bahwa
semakin lama kemoterapi, maka
body image responden semakin
buruk. Hasil uji korelasi Rank
Spearman diperoleh nilai rhitung
sebesar -0,680 dengan nilai p-value
0,005. Nilai p-value lebih kecil dari
0,05 (0,005 < 0,05) maka diputuskan
H0 ditolak dan disimpulkan terdapat
hubung
anantara
lamanya
kemoterapi dengan body image
pasien leukemia limfosit akut pada
anak usia pra sekolah di RSUD dr.
Moewardi Surakarta, yaitu semakin
lama kemoterapi, maka body image
anak semakin buruk.
Berdasarkan hasil tabel 4.4
diatas 1 responden dengan lamanya
kemoterapi dengan kategori baru
dengan hasil 33% mengalami body
image buruk. Hal ini sebabkan oleh
responden
mendapatkan
terapi
selama 6 minggu dalam fase ini
disebut fase
awal Remission
Dalam
fase
awal
Induction.
Remission
Induction
terjadinya
penurunan kondisi tubuh setelah
dikemoterapi
sampai
terjadinya

Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra
Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)

perubahan kondisi fisik sekitar 6- 12
jam, perubahan fisik yang terjadi
wajah pucat, bibir kering, nafsu
makan
menurun
dan
terjadi
penurunan berat badan.
Menurut
Jones
(2005)
perubahan fisik yang terjadi ini tentu
saja mempengaruhi perubahan fisik
seperti penurunan berat badan hal
ini akan mempengaruhi rasa tidak
percaya diri terhadap diri sendiri.
Seseorang yang mempersepsikan
dirinya memiliki kekurangan maka
hal tersebut akan mempengaruhi
terjadinya gangguan perubahan
body image.
Terdapat
7 Responden
(100%) dengan frekuensi kategori
lama
mengalami
tindakan
kemoterapi
sehingga
hasil
menujukan responden tergolong
memiliki
body
image
buruk.
Kebanyakan
dari
responden
mengalami pengobatan kemoterapi
diatas 28 minggu sehingga fase ini
termasuk Consolidation fase dimana
penyuntikan
intratekal
yang
menyertai kemoterapi yang sistemik
meliputi pemberian L-asparaginase,
metotreksat dosis tinggi sehingga
hal tersebut akan memperlihatkan
adanya perubahan yang signifikan
terhadap perubahan kondisi body
image.
Faktor yang menyebabkan
kebotakan akibat kemoterapi salah
satu
diantaranya
karena
mendapatkan sebuah pengobatan
pengikat DNA daunorubisin dan
hidroksodaunorubisin
dengan
mekanisme yang berkaitan dengan
DNA mengganggu mitosis dan
mengakibatkan kerusakan spindle
tanpa adanya metastase yang salah
satu efek samping dari pengobatan
tersebut menyebabkan kerontokan
rambut (Hoffbrand, 2012).
Sebanyak
5
responden
mengalami
kerontokan
rambut,
wajah menjadi pucat ,badan kurus

8

karena kehilangan nafsu makan dan
bibir pecah- pecah. Menurut Philips
(2006) bahwa sikap seseorang
terhadap tubuhnya baik yang
disadari maupun tidak, mengalami
perubahan penampilan fisik serta
kehilangan fungsi struktur tubuh
akan mempengaruhi seseorang
mengalami gangguan body image.
Hubungan
pemberian
kemoterapi dengan perubahan body
image adalah ketika seseorang
mengalami pengobatan kemoterapi
pasti akan mengalami efek dari
pengobatan tersebut seperti mual
muntah, penurunan nafsu makan,
penurunan berat badan dan rambut
rontok.
Dari sekian efek tersebut akan
berpengaruh terhadap gangguan
body image dengan dua kriteria bila
dikatakan body image baik maka
seseo positif dirinya, nyaman
dengan
keadaan
dirinya
bagaimanapun
keadaanya.Sedangkan
dikatakan
body image buruk maka seseorang
selalu tidak percaya diri, merasa
minder dan tidak bisa menerima
keadaan dirinya sendiri sehingga
mereka cenderung menarik diri.
Faktor lain penampilan secara
keseluruhan merupakan komponen
yang ikut menentukan pula terhadap
perkembangan anak dimana anak
mengalami
perubahan
dalam
penampilan, struktur atau fungsi
tubuh, kehilangan fungsi yang
signifikan atau perubahan dalam
penampilan (Potter, 2010).
Sebagai contoh ketika anak
mengalami proses perkembangan
dan pertumbuhan pada dirinya dan
memiliki
sesuatu
kekurangan
terhadap kondisi fisik maka hal
tersebut akan mempengaruhi body
image anak (Hockbenbery, 2011).
Hasil penelitian ini, yaitu adanya
hubungan
lamanya
kemoterapi
dengan body image anak pra

Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra
Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)

sekolah, ternyata mendukung hasil
penelitian terdahulu, yaitu penelitian
David & Murray (2006) Penelitian
tersebut menganalisis faktor-faktor
apakah yang menganggu gambaran
body image pada anak. Penelitian
menunjukkan bahwa salah satu
faktor penganggu gambaran body
image anak adalah terjadinya
pemberian pengobatan kemoterapi
dalam waktu jangka panjang.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Lama kemoterapi pada anak
usia
prasekolah
yang
menderita
leukemia
sebagian besar adalah lama
sebanyak 47%.
2. Gambaran body image pada
anak usia pra sekolah yang
menderita leukemia sebagian
besar adalah buruk sebanyak
60%.
3. Terdapat hubungan antara
lamanya kemoterapi dengan
body image pada anak usia
pra sekolah yang menderita
leukemia, yaitu semakin lama
kemoterapi, maka gambaran
body image anak pra sekolah
semakin buruk.
Saran
1. Perawat
hendaknya
mengembangkan
kemampuan
caringnya
kepada
pasien,
sehingga
dapat
memotivasi
pasien
untuk
menghadapi
kondisinya saat ini, khususnya
yang berhubungan dengan efek
kemoterapi.
kecemasan anak selama anak
dihospitalisasi,
teruatama
saat dilakukan tindakan invasif.
2. Institusi pendidikan hendaknya
membekali
mahasiswanya
dengan
teknik-teknik
keperawatan anak yang baik,

9

sehingga
mereka
memiliki
pengetahuan dan ketrampilan
yang cukup untuk melakukan
keperawatan pada anak.
3. Rumah
sakit
hendaknya
memperhatikan
kelengkepan
sarana dan prasarana ruang
kemoterapi, khususnya bagi
anak pra sekolah, sehingga
dengan penataan ruang yang
baik, misalnya dibuat senyaman
mungkin dan semirip mungkin
dengan
kondisi
rumah,
diharapkan dapat meminimalkan
rasa perpisahan anak dari rumah
dan
dampaknya
mampu
menurunkan kecemasan anak.
4. Peneliti selanjutnya diharapkan
mampu mengembangkan hasil
penelitian
dengan
menambahkan factor-faktor lain
yang
berhubungan
dengan
gambaran body image anak pra
sekolah, sehingga diketahui
faktor manakah yang paling
dominan berhubungan dengan
body image anak pra sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi.(2010). Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Edisi revisi 2010.
Jakarta : Rineka Cipta
David. & Murray, JN. D. (2004).
“Very Young children’s body
images”: Bodies and Minds
under construction. Journal of
Educational Enquiry. Vol. 7,
No. 4. 2006 University of
South Australia, Australia
Rudolp, Abraham. (2007). Buku Ajar
Pediatric Rudolph/ Rudolph’’s
Pediatrics: Jakarta: EGC
EroErol. RY & Orth, U. (2011), SelfEsteem development from age

Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra 10
Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)

14 to 30 years: A longitudinal
study, Journal of Personality
and Social Psychology, Vol,
101, No. 3, 607- 619.
http;//web.ebscohost.com/ehos
t/res. Diakses 3 Mei 2010

Mansyur. 2008. Psikologi Ibu Dan
Anak.
Jakarta:
Salemba
Medika

Fianza,
(2010).
Buku
Ajar
Hematologi- Onkologi Anak.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI

Nelson. E. Waldo. (2007). Nelson
Esensi Pediatri. Edisi 15. Vol.
3. Jakarta : EGC

Guetierrez, L. Jasso. (2012).
Estimation of Chemotherapy
Costs Applying The Full
Protocol of Children. Vol.2.
University
of
Mexico.
http//www.google.co.id.
Diakses 22 Mei 2012

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005).
Metode Penelitian Kesehatan.
Edisi revisi. Jakarta : Rineka
Cipta

Hockbenberry, M.J. David. Wilson.
(2011). Wong’s Nursing Care
Of Infant And Children.
Edition 9. Canada : Mosby
Elsevier
Hoffbrand.A.V, Pettit. Moss. (2012).
Hematologi. edisi 4. Alih
Bahasa Jakarta: EGC
IDAI.

(2010).
Buku
Ajar
Hematologi- Onkologi Anak.
Jakarta : EGC

Jones.D.C. (2005). ”Adololescent
body image dissatisfaction”.
Journal of Child Psychology
and Psychiatry. Vol.39, no.8
252262.
http;//web.ebscohost.com/ehos
t/res. Accesed 17 September
2010
Linda. Smolok. (2004). ”Body Image
Development In Children”.
Journal of Psychology in
Medice.Vol. 11. 213- 284.

http//.www.ebscohost.com/eho
st/res. Diakses 10 Maret 2012

Permono, Bambang. 2010. Buku Ajar
Hematologi – Onkologi Anak.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI
Philips, John. (2007). Personality,
Body Image. ”Journal of
Chidren Psychology. Vol.
32(5).
618623.
http//.www.google.co.id.
Diakses 16 Mei 2011
Potter.
Perry.
(2010).
Buku
Fundamental
Keperawatan,Terjemahan.
EGC
Rekam medik (2010-2011) RSUD
Dr.
Moewardi
Surakarta.
Tidak dipublikasikan.
Rosenberg. (2008). Self esteem in
bodysmorphic disorder. Body
image. Journal Psychology
klinis.Vol.http;//www.google.c
o.id. Diakses 12 juni 2012
Rudolp, Abraham. (2007). Buku Ajar
Pediatric Rudolph / Rudolph’s
Pediatrics : Alih Bahasa
Jakarta: EGC

Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra 11
Sekolah Di RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta (Sri Lestari)

Soepartini Yupi. (2004). Buku Ajar
Konsep Dasar Keperawatan
Anak. Jakarta : EGC
Thomas, F. Cash.dkk. (2005).
Multidimensional Body Self
Relation
Questionnaire
Appearance Scale (MBSRQAS). New York
Willie, Japaries. (2008). Buku Ajar
Onkologi Klinis, Edisi 2.
Science Publication. Beijing
China
*Sri Lestari : Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani
Tromol Post 1 Kartasura
** Siti Arifah, S.Kp., M.Kes :
Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A
Yani Tromol Post 1 Kartasura.
** Dewi Suryandari, S.Kep.Ns :
Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A
Yani Tromol Post 1 Kartasura

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN FREKUENSI KEJANG PADA PASIEN EPILEPSI DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Frekuensi Kejang Pada Pasien Epilepsi Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN FREKUENSI KEJANG PADA PASIEN EPILEPSI DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Frekuensi Kejang Pada Pasien Epilepsi Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 7 11

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN FREKUENSI HOSPITALISASI PASIEN LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT PADA ANAK PRASEKOLAH Hubungan Status Gizi Dengan Frekuensi Hospitalisasi Pasien Leukemia Limfositik Akut Pada Anak Prasekolah Di RSUD Dr. Moewardi.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA LAMANYA KEMOTERAPI DENGAN Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra Sekolah Di Rsud Dr. Moewardi Di Surakarta.

0 1 14

BAB 1 PENDAHULUAN Hubungan Antara Lamanya Kemoterapi Dengan Body Image Pasien Leukemia Limfosit Akut Pada Anak Pra Sekolah Di Rsud Dr. Moewardi Di Surakarta.

1 3 5

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAUAN PASIEN Ca SERVIKS UNTUK KEMOTERAPI Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kemauan Pasien Ca Serviks Untuk Kemoterapi Di RSUD Dr. Moewardi.

0 0 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kemauan Pasien Ca Serviks Untuk Kemoterapi Di RSUD Dr. Moewardi.

0 0 6

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAUAN PASIEN Ca SERVIKS UNTUK KEMOTERAPI Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kemauan Pasien Ca Serviks Untuk Kemoterapi Di RSUD Dr. Moewardi.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PASIEN TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI PADA KANKER PAYUDARA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

0 2 11

Hubungan antara obesitas dengan asma di RSUD dr. Moewardi Surakarta

0 0 43