PERANCANGAN KOMIK BATIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BATIK UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JETIS BANTUL.
388
PERANCANGAN KOMIK BATIK SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN BATIK UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1
JETIS BANTUL
DESIGNING BATIK COMIC AS A BATIK LEARNING MEDIA FOR VIII CLASS
STUDENT OF 1 JETIS BANTUL JUNIOR HIGH SCHOOL
Oleh: Imadudin Yudhistira,NIM 13207241003,Program Pendidikan Kriya, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Yogyakarta,imadudinyudhistira@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menghasilkan media pembelajaran batik berupa komik edukasi
dengan unsur cerita, ilustrasi, materi dan gaya bahasa untuk siswa SMP sekaligus mengandung nilai
sikap, pengetahuan dan keterampilan mengenai batik yang dibutuhkan siswa SMP. Penelitian ini
merupakan penelitian Research and Development atau R&D, melalui 8 tahapan yang memfokuskan
pada perancangan media pembelajaran batik dalam bentuk komik edukasi.
Subjek
penelitian
adalah siswa SMP N 1 Jetis kelas VIII sejumlah 32 anak. Teknik pengumpulan data yaitu observasi,
wawancara dan studi literatur. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif
dengan penyederhanaan data secara deskriptif menggunakan tabel frekuensi.Validasi produk
dilakukan oleh 3 orang ahli.Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk merancang media
pembelajaran batik berupa komik edukasi memiliki unsur cerita fantasi sederhana yang disesuaikan
dengan keseharian siswa. Gaya bahasa yang diterapkan singkat, padat, dan sederhana. Materi berupa
pengertian batik, macam-macam batik, motif batik beserta makna folosofisnya, teknik pembuatan
batik, dan cara melestarikan batik.Nilai keseluruhan tingkat kelayakan komik edukasi batik = 92%.
Dengan demikian komik edukasi dinyatakan sangat layak dijadikan media pembelajaran batik.
Kata Kunci: Media Pembelajaran Batik, Komik Edukasi
ABSTRACT
This study isintended to make a batik learning media of education comic that contains story
element, illustration, and language features for Junior High School Students. Besides that, this media
also contains attitude values knowledge, and skill about batik which is related and needed to JHS
students. This study is a Research and Development (R&D) in which go through 8 steps focused on
designing batik learning media as an educative comic book. The research subject were 32 students of
VIII Grade on 1 Jetis Bantul Junior High School. The data was collected by observations, interviews,
and literature studies. In this research, the technique to analysisdata was qualitative and quantitative
analysis with data simplification with frequency table.Meanwhile, the product validation was done by
three experts. The result shows that the design of batik learning media had a simple fantasy story
elements based on students daily life. The language features are short, compact, and simple. The
materials are about meaning of batik, kind of batik, batik’s motive which contains philosophy
meaning, how to make batik, and how to conserve batik. the overall score of batik educative comic
book is about 92%,it can be concluded that this educational comic is stated very proper as a batik
learning media.
Keywords: Batik learning Media, Educational Comic
389
dengan perkembangan komik di Jepang
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu bentuk jenis
sebagaimana yang dimuat dalam laman
bacaan, komik masih terperangkap dalam
web Kementerian Luar Negeri Jepang
asumsi
(www.mofa.go.jp)
sebagian
besar
publik
yang
menganggap bahwa komik adalah bacaan
Manga
ringan
hiburan.
bahwa perkembangan komik di Jepang
sebagai
telah menjadikan komik sebagai sarana
sesuatu yang rendah dan sepele, bahkan
diplomasi. Melalui Kementerian Luar
menganggap sebagai bacaan yang hanya
Negeri, Pemerintah Jepang mengadakan
diperuntukkan bagi anak-anak. Marcell
“TheInternational MANGA Award” pada
Boneff (1998:99) menjelaskan bahwa
tahun 2007. Acara ini diselenggarakan
komik seringkali menjadi sasaran kritik
pada Mei 2007 atas perintah dari Menteri
masyarakat (orang tua, guru, wartawan)
Luar Negeri Taro Aso dengan tujuan
yang mendukung bacaan yang “sehat”
memberikan
untuk anak-anak. Mereka menganggap
sebagai
komik sebagai terbitan pornografis, non-
budaya manga dan budaya Jepang di luar
gramatis, dan non-edukatif.
negeri.
sekadar
Masyarakat
sebagai
memandangnya
McCloud
(www.manga-award.jp)
dan
menciptakan
kontribusi
untuk
komik
penyebaran
10-11)
Komik di Indonesia masih dinilai
memetakan potensi-potensi komik dalam
sebagai media hiburan sebagaimana pada
sembilan arah, yaitu: 1) komik sebagai
alinea
karya sastra, 2) komik sebagai seni, 3)
mencetuskan sebuah ide untuk merancang
komik
komik
sebagai
(2008:
Award
International
dan
kendali
atas
hak-hak
di
atas,
edukasi.
sehingga
penulis
Pemilihan
media
komikus, 4) komik sebagai industri bisnis
pembelajaran berupa komik dikarenakan
yang selalu berinovasi, 5) komik sebagai
komik bersifat menghibur dan pembacanya
alat membentuk persepsi masyarakat, 6)
tidak
pengawasan
komik
konvensional pada umumnya sering dinilai
sebagai bukti keseimbangan gender, 8)
membosankan oleh siswa. Komik dinilai
komik
lebih
minoritas,
institusional,
sebagai
dan
7)
representasi
9)
komik
kaum
bosan
seperti
menyenangkan
buku
dan
pelajaran
menghibur
mampu
karena anak-anak cenderung lebih tertarik
menampilkan beraneka ragam genre. Di
dengan ilustrasi gambar sebagimana yang
Indonesia komik masih dianggap hanya
diutarakan Nana Sudjana (2013: 12)
sebagai media hiburan saja. Berbeda sekali
bahwa ilustrasi gambar dapat menarik
390
minat belajar siswa secara efektif dan
menutup kain dengan melukiskan atau
ilustrasi
menempelkan malam cair menggunakan
gambar
membantu
siswa
membaca buku pelajaran terutama dalam
canting
menafsirkan dan mengingat isi materi dan
Perkembangan batik di dunia pendidikan
teks
itu,
saat ini terlihat dengan adanya muatan
menurut Daryanto (2013: 128), disebutkan
lokal batik yang dikembangkan oleh
bahwa secara empirik siswa cenderung
pemerintah, khususnya Daerah Istimewa
lebih menyukai buku yang bergambar,
Yogyakarta. Dalam Kurikulim Muatan
yang penuh warna dan divisualisasikan
Lokal Batik SMP DIY (2013: 05) muatan
dalam bentuk realistis maupun kartun.
lokal batik merupakan sarana pembina rasa
yang
menyertainya.
Selain
Walaupun komik edukasi bukanlah
hal
yang
baru,
namun
bagaimana
atau
alat
cap
(cetak).
bangga terhadap budaya bangsa, sarana
peningkatan
pengetahuan
dan
penyampaian muatan konten atau isi dalam
keterampilan dalam rangka pelestarian
komik perlu adanya inovasi. Perancangan
batik sebagai budaya asli Indonesia, sarana
komik edukasi ditujukan sebagai media
menyebarluaskan batik dan sebagai sarana
belajar anak-anak khususnya siswa kelas
pemahaman
VIII.
pembuatannya.
Dalam
perancangannya,
komik
batik
Salah
edukasi ini akan disesuaikan dengan
melalui
satu
cara
yang
proses
dapat
karakteristik anak-anak dan muatan materi
digunakan untuk menyampaikan informasi
dalam komik tersebut. Sedangkan materi
dan upaya pelestarian batik dalam proses
yang akan disampaikan dalam komik
pembelajaran
edukasi adalah materi mata pelajaran batik.
pembelajaran.
Pemilihan
pembelajaran
materi
batik
karena
batik
adalah
dengan
Perancangan
yang
media
media
sesuai
untuk
merupakan salah satu warisan Indonesia
menyampaikan segala informasi bukan
yang masuk dalam Masterpiece of Oral
hanya berupa tulisan, namun juga memuat
and Intangible Heritage of Humanity oleh
ilustrasi yang jelas mengenai batik. Penulis
UNESCO pada tahun 2009 (Asti Musman,
memutuskan untuk menggunakan komik
2001: 1).
sebagai media pembelajaran batik. Komik
Sudah selayaknya sebagai
generasi muda sekaligus penerus perlu
bila
menjaga dan melestarikan warisan budaya
dalam bidang pendidikan akan sangat
tersebut.
menarik,
Yayat
Nusantara
(2007:
5)
mengemukakan bahwa membatik adalah
dikembangkan
serta
dan
untuk
dipergunakan
membantu
keterbatasan menangkap penjelasan dan
penyampaian lisan materi oleh guru.
391
Berdasarkan
pernyataan-
Desain Penelitian
pernyataan di atas maka muncul sebuah
Pendekatan
penelitian
yang
gagasan untuk merancang sebuah media
digunakan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran berupa komik edukasi yang
Penelitian dan Pengembangan (Research
memuat materi batik untuk siswa kelas
and Development) atau R&D. Menurut
VIII Sekolah Menengah Pertama yang
Sugiyono (2012: 407) penelitian dan
kemudian
pengembangan
diimplementasikan
sebuah
penelitian
yang
dalam
berjudul
and
(Research
Development) atau R&D adalah metode
“Perancangan Komik Batik sebagai Media
penelitian
Pembelajaran Batik untuk Siswa Kelas
menghasilkan
VIII SMP N 1 Jetis” yang nantinya akan
menguji
diujicobakan kepada siswa SMP N 1 Jetis
Metode penelitian R&D ini bertujuan
sebagai sampel. Media pembelajaran ini
untuk
bertujuan untuk mengoptimalkan komik
pembelajaran berupa komik edukasi batik
sebagai
dunia
yang dapat dipergunakan para siswa dalam
mampu
kegiatan pembelajaran.Melalui prosedur
siswa
pengembangan adaptasi dari penelitian dan
sekaligus sebagai upaya pelestarian batik
pengembangan Sugiyono, maka penelitian
di Indonesia.
ini terdiri dari 8 tahapan yaitu: (1) Analisis
media
pendidikan
pendidikan
dan
meningkatkan
di
diharapkan
minat
membaca
Konsep awal produk yang akan
komik
edukasi
dengan jumlah halaman 40 halaman
hingga 50 halaman. Komik tersebut akan
dirancang
sesuai
produk
keefektifan
untuk
tertentu,
produk
menginovasikan
dan
tersebut.
media
Desain Produk; (4) Validasi Desain Awal;
Konsep Produk
merupakan
digunakan
Kebutuhan; (2) Pengumpulan Data; (3)
METODE PENELITIAN
diciptakan
yang
dengan
materi
(5) Revisi Desain; (6) Validasi Desain
(Validasi Ahli); (7) Uji Coba Terbatas dan
(8) Revisi Desain dan
Implementasi
Produk.
Tempat dan Waktu Penelitian
pembelajaran batik yang diajarkan di SMP
Penelitian dilaksanakan di SMP N
N 1 Jetis Bantul. Dalam perancangannya,
1 Jetis Bantul. Alasan pemilihan tempat
pemilihan materi pada komik disesuaikan
penelitian di SMP N 1 Jetis Bantul adalah
dengan
Standar
karena dahulu peneliti melakukan kegiatan
Kompetensi, Kompetensi Dasar, serta
PPL disana dan sudah mengenal sekolah,
rancangan pelaksanaan pembelajaran yang
para guru, staf dan telah dekat dengan para
berlaku.
siswa. Ditambah kesediaan pihak sekolah
kurikulum,
silabus,
392
menjadi tempat penelitian dan disana
Data yang diperoleh dari penilaian
pelajaran batik menjadi pelajaran muatan
ahli
lokal. Sasaran penelitian adalah siswa
pelajaran dan siswa kelas 8 SMP N 1
kelas VIII.
JetisBantul yang berupa data kualitatif
Subjek penelitian yaitu siswa kelas
VIII SMP N 1 Jetis Bantul yang diambil
dari kelas VIII A dan VIII F menyesuaikan
jadwal yang ditentukan sekolah. Dengan
jumlah 5 siswa untuk uji personal, 15
siswa untuk uji kelompok kecil, dan 32
siswa untuk uji kelompok besar.
analisis
data
dalam
deskriptif,
yaitu
proses
penyederhanaan data secara deskriptif
dengan tabel frekuensi (tabel tunggal).
deskriptif
digunakan
untuk
menjelaskan media pembelajaran komik
edukasi untuk pembelajaran batik di
sekolah menengah pertama. Data hasil
penilaian dari para ahli validasi dan siswa
yang telah diperoleh kemudian diolah dan
dianalisis. Langkah-langkah analisis data
adalah
sebagai
mengubah
kualitatif
berikut:
(1)
Dengan
dalam
bentuk
kuantitatif
dengan
penilaian
menjadi
menjadi
sesuai
guru
skor
dengan
mata
data
aturan
pemberian skor. Kemudian menganalisis
setiap aspek dan mengkonversi skor
menjadi tingkat kelayakan produk dengan
mengacu pada kriteria penilaian ideal yang
sudah ditentukan sebelumnya.
PEMBAHASAN
penelitian dan pengembangan ini adalah
Analitik
kuantitatif,
media,
HASIL PENELITIAN DAN
Teknik Analisis Data
analitik
ahli
dikonversikan
Subjek Penelitian
Teknik
materi,
ketentuan;(2) Menghitung skor rata-rata
dengan rumus:Χ=Σx/Ν;(3) Mengubah skor
rata-rata menjadi nilai kualitatif sesuai
dengan kriteria penilaian.
Pengembangan
komik
edukasi
sebagai media pembelajaran di kelas, di
rumah maupun sumber belajar mandiri
melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Tahap I Analisis Kebutuhan, dilakukan
melalui
3
tahap
yaitu
observasi,
wawancara dengan guru terkait, studi
literatur
mengenai
pendidikan
dan
dokumentasi
kajian
pustaka
mengenai pemilihan materi yang sesuai
dalam mengembangkan produk.
2. Tahap II Pengumpulan Data, berupa
observasi,
kajian
pustaka
maupun
dokumentasi. Kemudian menentukan
tujuan dari pembuatan komik edukasi
batik, memilih Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD), yang
dipergunakan
kemudian
dalam
penciptaan
menggabungkan
(merangkum) dan menetapkan KI dan
393
KD yang sesuai dengan materi yang
Komik
edukasi
batik
untuk
telah dipilih sebelumnya untuk komik
pembelajaran batik yang telah dibuat
edukasi.
memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Selain
pembelajaran,
pengumpulan
diperlukan
a. Penyajian komik edukasi dalam bentuk
pengumpulan data atau riset untuk
buku dengan halaman isi menggunakan
pengembangan komik dan materi yang
kertas HVS 100 gsm dan halaman
akan disampaikan.
sampul menggunakan kertas ivory 260
3. Tahap
juga
data
III
Perancangan
dan
Pengembangan, seperti membuat desain
karakter,
edukasi menerapkan desain dan tata
membuat naskah cerita, membuat draft
tulis gaya komik yang telah disesuaikan
atau storyline, membuat storyboard,
dengan anak-anak.
atau
alur
b. Pembuatan media pembelajaran komik
cerita,
penintaan
merancang
gsm.
inking,
pemindaian
c. Ilustrasi halaman sampul komik edukasi
menggunakan scanner yang kemudian
batik disesuaikan dengan tema untuk
akan
mendukung isi komik.
diproses
dengan
komputer,
memberi warna (pewarnaan) tiap panel
d. Pemilihan
warna
halaman
sampul
pada setiap halaman menggunakan
komik disesuaikan dengan ilustrasi
piranti lunak GIMP 2 dan Adobe
yang ada agar saling terhubung.
Photoshop CS 6 , lettering atau
e. Isi
komik
edukasi
batik
meliputi
pemberian dialog pada balon kata
pendahuluan, perlengkapan membatik,
dengan teks dan symbolia, menyusun
proses
halaman pengantar, kompetensi, daftar
pewarnaan dan proses pelorotan. Materi
pustaka, soal evaluasi dan membuat
yang ada berdasarkan pada Kompetensi
halaman sampul depan dan belakang.
Inti (KI) 3: memahami, menerapkan
4. Tahap IV dan V Validasi Desain Awal
membatik
pengetahuan
tulis,
faktual
proses
tentang
batik,
dan Revisi Desain, validasi oleh materi
pengetahuan konseptual dan makna
ahli media, dan guru mata pelajaran
batik, serta prosedural dalam membuat
termasuk
batik berdasarkan rasa ingin tahunya
penilaian
terhadap
penggambaran ilustrasi dalam komik
tentang
ilmu
edukasi yang mampu menampilkan
teknologi batik, batik sebagai karya
aspek sikap, aspek pengetahuan dan
seni, budaya terkait fenomena dan
aspek keterampilan serta nilai estetika
kejadian
dari komik edukasi batik.
Mengidentifikasi
tampak
pengetahuan
mata.
KD
pengertian
batik,
3.1:
batik,
ragam batik, teknik pembuatan batik,
394
alat dan bahan membatik, dan upaya
penilaian kelayakan dari para ahli pada
melestarikan
3.2:
tiap aspek penilaian telah sesuai dengan
Menguraikan keunikan batik dari segi
kriteria penskoran dan menunjukkan
teknik (prosedur) konsep motif dan
sangat baik. Namun harus melalui tahap
implementasinya sebagai karya seni.
revisi terlebih dahulu sesuai dengan
batk.
f. Strategi
dalam
edukasi,
yaitu:
memahami
KD
membaca
1)
komik
Membaca
kompetensi
saran dan masukkan dari para ahli.
dan
Hasilvalidasi
untuk
ahli
materi,
ahli
memahami materi yang ditampilkan
media, dan guru mata pelajaran dalam
dalam komik edukasi batik; 2) Sasaran
aspek isi/materi, aspek pembelajaran,
pendahuluan untuk mengetahui tujuan
aspek bahasa, aspek tampilan, dan
dan maksud dari pembuatan komik
aspek penyajian menunjukkan bahwa
edukasi batik ini; 3) Materi komik
secara umum berbentuk komik edukasi
edukasi batik tidak hanya ditampilkan
batik yang disusun adalah sangat baik
melalui ilustrasi gambar, namun juga
dengan nilai kelayakan sebesar 92
dengan berbagai contoh gambar/ foto
persen.
mengenai materi. Hal ini dilakukan
6. Tahap VII Uji Coba Terbatas, meliputi
sebagai upaya memperjelas materi yang
uji personal (5 orang siswa), kelompok
disampaikan sekaligus untuk menarik
kecil (15 orang siswa), dan kelompok
rasa ingin tahu dari para pembaca; 4)
besar (32 orang siswa): penelitian
Materi yang ditampilkan menggunakan
melibatkan siswa kelas VIIIA dan
tata tulis seperti komik edukasi pada
VIIIE SMP N 1 Jetis Bantul . Uji coba
umumnya
terbatas untuk melihat sejauh mana
uji
kelayakan komik edukasi berupa media
kompetensi atau soal evaluasi pilihan
pembelajaran batik untuk siswa SMP.
ganda
pada halaman
Penilaian siswa, atas semua aspek
belakang dengan tata cara penampilan
media pembelajaran batik berbentuk
dibalik.
komik edukasi yang disusun adalah
g. Terdapat
kunci
jawaban
yang tertera
pada
5. Tahap IV dan V Validasi Desain
baik dengan nilai kelayakan komik
(Validasi Ahli) dan Revisi Desain.
edukasi batik sebesar 84,5 persen. Hal
Secara keseluruhan hasil dari validasi
ini
ahli menurut 3 orang ahli yaitu komik
masukkan
eduaksi
diuji
menyebutkan bahwa komik edukasi
cobakan pada siswa. Karena hasil
sangat menarik, mudah dipahami dan
sudah
layak
untuk
didukung
dengan
dari
saran
siswa
dan
yang
395
Isi atau materi komik edukasi
sesuai dengan materi pelajaran batik
yang diajarkan di sekolah sehingga,
dijelaskan
melalui
jalan
cerita
yang
membantu mereka dalam belajar.
disusun sendiri oleh penulis. Jalan ceritan
7. Tahap VIII Revisi dan Implementasi
dalam komik dibuat sesederhana mungkin
Produk hasil dari validasi ahli dan uji
sehingga mudah dipahami. Ilustrasi dan
terbatas yang menghasilkan beberapa
warna dalam komik disesuaikandengan
saran serta masukkan dari para ahli dan
naskah
siswa. Saran dan masukkan inilah yang
sebelumnya. Selain ilustrasi, dalam komik
menjadi dasar komik edukasi batik akan
edukasi yang telah dibuat juga didukung
mengalami revisi, sehingga dapat layak
dengan contoh gambar yang jelas sehingga
digunakan sebagai media pembelajaran
mempermudah siswa memahami materi.
efektif
Pada halaman awal terdapat dua halaman
dan
menyenangkan
untuk
yang
telah
disusun
spread yang berisi kompetensi inti dan
sekolah menengah pertama.
Tujuan
cerita
perancangan
media
kompetensi dasar sebagai acuan pemilihan
pembelajaran batik berupa komik edukasi
materi.
adalah sebagai media pembelajaran yang
penjelasan
mampu
dan
filosofis motif batik yang meliputi Batik
pemahaman siswa mengenai batik seperti
Lereng, batik Kawung, Batik Parang, Batik
pengertian batik, macam-macam batik,
Tambal, Batik Ceplok, Batik Sekar Jagad,
makna
cara
Batik Semen, Batik Gurda, dan Batik
membatik. Sehingga siswa mampu belajar
Mega Mendung. Selain makna filosofis,
lebih
mendapatkan
juga disampaikan langkah membatik dan
pengetahuan guna mengatasi masalah-
cara melestarikannya. Komik ini didukung
masalah yang dijumpai dalam pelajaran
dengan pemberian soal evaluasi untuk
membatik. Produk ini diciptakan sebagai
mengukur
salah satu solusi dari pengembangan media
membaca komik batik.
menambah
dan
motif
mandiri
pengetahuan
batik,
dan
dan
Ditambah
untuk
mengatasi
halaman
pengertian
pemahaman
isi
terdapat
batik,
makna
siswa
setelah
Berdasarkan hasil validasi ahli
pembelajaran dan bahan ajar mengenai
batik.
Pada
materi,
ahli
media,
perancangan
dan
guru
mata
kejenuhan atau kebosanan siswa dalam
pelajaran,
produk komik
pembelajaran batik sehingga semangat
edukasi batik telah memenuhi syarat
mereka dapat meningkat setelah membaca
kelayakan dalam kategori sangat baik. Dari
komik edukasi dan dapat memanfaatkan
hasil validasi ahli tersebut maka komik
waktu untuk belajar mandiri di manapun
edukasi batik layak untuk dijadikan media
siswa berada.
pembelajaran.Masukkan yang diperoleh
396
pada hasil uji coba terbatas dari siswa,
Gambar 1. Cover Depan dan Belakang
menyebutkan bahwa komik edukasi batik
Komik Eduakasi
mampu membantu
dan meningkatkan
pemahaman mereka dalam pembelajaran
batik.Nilai edukatif dan manfaat yang
diperoleh dari penciptaan komik edukasi
batik adalah mampu menghasilkan media
pembelajaran
yang
bernilai
edukasi
danmenyenangkan sebagai bahan ajar bagi
siswa sekolah menengah pertama maupun
masyarakat
luas.
meningkatkan
Selain
semangat
itu
mampu
belajar
Gambar 2. Spread Sheet yang Berisi KD
dan
dan Materi
membaca.
Nilai rata-rata indikator kelayakan
media pembelajaran batik berupakomik
edukasi
sangat
baik
yang
meliputi
penilaian materi, desain dan ilustrasi
gambar,
kesesuaian
bahasa
dan
kemenarikan komik edukasi batik sebesar
92 persen. Sedangkan nilai rata-rata
keseluruhan indikator kelayakan komik
Gambar 3. Contoh Ilustrasi pada Komik
edukasi batik sebesar 92 persen. Maka
Edukasi
komik edukasi dapat dikatakan layak
sebagai media pembelajaran batik dengan
kategori sangat layak.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan,
maka
dapat
ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Produk komik edukasi batik dalam
penelitian dan pengembangan (research
and
development)
ini
dikembangkan
melalui delapan tahapan sebagai berikut:
tahap I, yaitu analisis kebutuhan; tahap II,
397
mengumpulkan data; tahap III, desain
Mega Mendung. Selain makna filosofis,
produk awal; tahap IV dan V yaitu validasi
juga disampaikan langkah membatik dan
desain awal dan revisi desain; tahap VI
cara melestarikannya. Komik ini didukung
yaitu validasi desain (validasi ahli); tahap
dengan pemberian soal evaluasi untuk
VII yaitu uji coba terbatas dan tahap VIII
mengukur
yaitu revisi dan mengimplementasikan
membaca komik batik.
pemahaman
Berdasarkan
produk.
Penciptaan
media
pembelajaran
kelayakan
siswa
penilaian
komik
edukasi
setelah
tingkat
batik
batik berupa komik edukasi memiliki
menunjukkan,bahwa komik edukasi sangat
unsur cerita yang mudah dipahami. Bahasa
layak sebagai media pembelajaran batik
yang digunakan ringan, singkat, padat,
dandapat dijadikan media pembelajaran
tidak terlalu formal, tidak ambigu dan
yang efektif, dengan nilai kelayakan
sering digunakan dalam komik edukasi
sebesar: (a) aspek isi dan pembelajaran
pada
gambar
menurut ahli materi sebesar 92%; (b)
disesuaikan dengan jalan cerita sekaligus
aspek media menurut ahli media sebesar
memperjelas materi batik. Materi yang
90%; aspek isi dan pembelajaran menurut
disajikan dalam komik edukasi batik
guru mata pelajaran sebesar 94%; dan
adalah pengertian batik, macam-macam
aspek kelayakan menurut para siswa
batik,
batik,
sebesar 84,5%. Secara keseluruhan tingkat
cara
kelayakan komik edukasi batik sebesar
umumnya.
makna
langkah-langkah
Ilustrasi
filosofis
motif
membatik,
dan
melestarikan batik. Secara keseluruhan
92%
sehingga
komik
edukasi
batik
komik edukasi batik disusun dalam 53
dikatakan sangat layak sebagai media
halaman dengan kertas HVS 100 gsm pada
pembelajaran batik.
bagian isi dan ivory paper 260 gsm pada
sampul komik.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan
Komik batik memiliki latar tempat
penelitian
dan
yang
pengembangan produk komik edukasi
disampaikan beragam tidak hanya batik
batik ini adalah dibutuhkannya waktu yang
Yogyakarta. Isi materi komik edukasi batik
lama dalam proses pembuatan, mulai dari
berupa penjelasan pengertian batik, makna
pemilihan materi, pembuatan alur cerita,
filosofis motif batik yang meliputi Batik
desain ilustrasi (adegan), penyusunan dan
Lereng, batik Kawung, Batik Parang, Batik
pewarnaan.
di
Yogyakarta,
tetapi
materi
Karena keterbatasan waktu yang
Tambal, Batik Ceplok, Batik Sekar Jagad,
Batik Semen, Batik Gurda, dan Batik
ada
sehingga
penciptaan
dan
398
pengembangan komik edukasi batik masih
dapat digunakan sebagai fasilitas belajar
merupakan tahap awal sehingga bisa
maupun
dikembangkan pada penelitian lebih lanjut.
menyenangkan
sebagai
bacaan
sekaligus
yang
menambah
Penulis hanya mengangkat materi
wawasan dan pemahaman siswa mengenai
yang sudah ada dengan dokumentasi dari
batik. Sehingga siswa lebih mandiri dalam
berbagai buku bacaan. Karena penelitian
belajar dan memanfaatkan waktu luang
ini lebih berfokus kepada penyampaian
mereka
materi dan bagaimana materi tersebut
belajar.
dengan
membaca
sekaligus
mudah diterima oleh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Saran
Komik edukasi batik ini masih
dalam
tahap
sehingga
pengembangan
diharapkan
bagi
awal,
peneliti
selanjutnya untuk tahap pengembangan
materi dan desain lebih beragam, agar
semakin menarik dan menjadi media
pembelajaran
batik
yang
interaktif,
Asti Musman& Ambar B. Arini. 2011.
Batik:
Warisan
Adiluhung
Nusantara.
Yogyakarta: Andi
Offset.
Daryanto.2002.Media
Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media.
Marcell Boneff. 1998. Komik Indonesia.
Jakarta: Gramedia
Nana
Sudjana, dkk. 2013. Media
Pengajaran
(Edisi
ke-11).
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Scott
McCloud. 2008. Understanding
Comics: The Invisible Art. Jakarta:
Gramedia
inovatif dan menyenangkan bagi siswa
sekolah menengah pertama.
Penelitian
dan
pengembangan
produk komik edukasi batik ini hanya
sebatas pada uji kelayakan produk, oleh
sebab itu bagi peneliti selanjutnya dapat
dilakukan uji coba lebih lanjut dan
mendalam.
Bagi sekolah menengah pertama,
produk komik edukasi yang dikembangkan
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
________. 2012.
Kombinasi
Bandung:
Metode Penelitian
(Mixed
Methods).
Alfabeta.
PERANCANGAN KOMIK BATIK SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN BATIK UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1
JETIS BANTUL
DESIGNING BATIK COMIC AS A BATIK LEARNING MEDIA FOR VIII CLASS
STUDENT OF 1 JETIS BANTUL JUNIOR HIGH SCHOOL
Oleh: Imadudin Yudhistira,NIM 13207241003,Program Pendidikan Kriya, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Yogyakarta,imadudinyudhistira@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menghasilkan media pembelajaran batik berupa komik edukasi
dengan unsur cerita, ilustrasi, materi dan gaya bahasa untuk siswa SMP sekaligus mengandung nilai
sikap, pengetahuan dan keterampilan mengenai batik yang dibutuhkan siswa SMP. Penelitian ini
merupakan penelitian Research and Development atau R&D, melalui 8 tahapan yang memfokuskan
pada perancangan media pembelajaran batik dalam bentuk komik edukasi.
Subjek
penelitian
adalah siswa SMP N 1 Jetis kelas VIII sejumlah 32 anak. Teknik pengumpulan data yaitu observasi,
wawancara dan studi literatur. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif
dengan penyederhanaan data secara deskriptif menggunakan tabel frekuensi.Validasi produk
dilakukan oleh 3 orang ahli.Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk merancang media
pembelajaran batik berupa komik edukasi memiliki unsur cerita fantasi sederhana yang disesuaikan
dengan keseharian siswa. Gaya bahasa yang diterapkan singkat, padat, dan sederhana. Materi berupa
pengertian batik, macam-macam batik, motif batik beserta makna folosofisnya, teknik pembuatan
batik, dan cara melestarikan batik.Nilai keseluruhan tingkat kelayakan komik edukasi batik = 92%.
Dengan demikian komik edukasi dinyatakan sangat layak dijadikan media pembelajaran batik.
Kata Kunci: Media Pembelajaran Batik, Komik Edukasi
ABSTRACT
This study isintended to make a batik learning media of education comic that contains story
element, illustration, and language features for Junior High School Students. Besides that, this media
also contains attitude values knowledge, and skill about batik which is related and needed to JHS
students. This study is a Research and Development (R&D) in which go through 8 steps focused on
designing batik learning media as an educative comic book. The research subject were 32 students of
VIII Grade on 1 Jetis Bantul Junior High School. The data was collected by observations, interviews,
and literature studies. In this research, the technique to analysisdata was qualitative and quantitative
analysis with data simplification with frequency table.Meanwhile, the product validation was done by
three experts. The result shows that the design of batik learning media had a simple fantasy story
elements based on students daily life. The language features are short, compact, and simple. The
materials are about meaning of batik, kind of batik, batik’s motive which contains philosophy
meaning, how to make batik, and how to conserve batik. the overall score of batik educative comic
book is about 92%,it can be concluded that this educational comic is stated very proper as a batik
learning media.
Keywords: Batik learning Media, Educational Comic
389
dengan perkembangan komik di Jepang
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu bentuk jenis
sebagaimana yang dimuat dalam laman
bacaan, komik masih terperangkap dalam
web Kementerian Luar Negeri Jepang
asumsi
(www.mofa.go.jp)
sebagian
besar
publik
yang
menganggap bahwa komik adalah bacaan
Manga
ringan
hiburan.
bahwa perkembangan komik di Jepang
sebagai
telah menjadikan komik sebagai sarana
sesuatu yang rendah dan sepele, bahkan
diplomasi. Melalui Kementerian Luar
menganggap sebagai bacaan yang hanya
Negeri, Pemerintah Jepang mengadakan
diperuntukkan bagi anak-anak. Marcell
“TheInternational MANGA Award” pada
Boneff (1998:99) menjelaskan bahwa
tahun 2007. Acara ini diselenggarakan
komik seringkali menjadi sasaran kritik
pada Mei 2007 atas perintah dari Menteri
masyarakat (orang tua, guru, wartawan)
Luar Negeri Taro Aso dengan tujuan
yang mendukung bacaan yang “sehat”
memberikan
untuk anak-anak. Mereka menganggap
sebagai
komik sebagai terbitan pornografis, non-
budaya manga dan budaya Jepang di luar
gramatis, dan non-edukatif.
negeri.
sekadar
Masyarakat
sebagai
memandangnya
McCloud
(www.manga-award.jp)
dan
menciptakan
kontribusi
untuk
komik
penyebaran
10-11)
Komik di Indonesia masih dinilai
memetakan potensi-potensi komik dalam
sebagai media hiburan sebagaimana pada
sembilan arah, yaitu: 1) komik sebagai
alinea
karya sastra, 2) komik sebagai seni, 3)
mencetuskan sebuah ide untuk merancang
komik
komik
sebagai
(2008:
Award
International
dan
kendali
atas
hak-hak
di
atas,
edukasi.
sehingga
penulis
Pemilihan
media
komikus, 4) komik sebagai industri bisnis
pembelajaran berupa komik dikarenakan
yang selalu berinovasi, 5) komik sebagai
komik bersifat menghibur dan pembacanya
alat membentuk persepsi masyarakat, 6)
tidak
pengawasan
komik
konvensional pada umumnya sering dinilai
sebagai bukti keseimbangan gender, 8)
membosankan oleh siswa. Komik dinilai
komik
lebih
minoritas,
institusional,
sebagai
dan
7)
representasi
9)
komik
kaum
bosan
seperti
menyenangkan
buku
dan
pelajaran
menghibur
mampu
karena anak-anak cenderung lebih tertarik
menampilkan beraneka ragam genre. Di
dengan ilustrasi gambar sebagimana yang
Indonesia komik masih dianggap hanya
diutarakan Nana Sudjana (2013: 12)
sebagai media hiburan saja. Berbeda sekali
bahwa ilustrasi gambar dapat menarik
390
minat belajar siswa secara efektif dan
menutup kain dengan melukiskan atau
ilustrasi
menempelkan malam cair menggunakan
gambar
membantu
siswa
membaca buku pelajaran terutama dalam
canting
menafsirkan dan mengingat isi materi dan
Perkembangan batik di dunia pendidikan
teks
itu,
saat ini terlihat dengan adanya muatan
menurut Daryanto (2013: 128), disebutkan
lokal batik yang dikembangkan oleh
bahwa secara empirik siswa cenderung
pemerintah, khususnya Daerah Istimewa
lebih menyukai buku yang bergambar,
Yogyakarta. Dalam Kurikulim Muatan
yang penuh warna dan divisualisasikan
Lokal Batik SMP DIY (2013: 05) muatan
dalam bentuk realistis maupun kartun.
lokal batik merupakan sarana pembina rasa
yang
menyertainya.
Selain
Walaupun komik edukasi bukanlah
hal
yang
baru,
namun
bagaimana
atau
alat
cap
(cetak).
bangga terhadap budaya bangsa, sarana
peningkatan
pengetahuan
dan
penyampaian muatan konten atau isi dalam
keterampilan dalam rangka pelestarian
komik perlu adanya inovasi. Perancangan
batik sebagai budaya asli Indonesia, sarana
komik edukasi ditujukan sebagai media
menyebarluaskan batik dan sebagai sarana
belajar anak-anak khususnya siswa kelas
pemahaman
VIII.
pembuatannya.
Dalam
perancangannya,
komik
batik
Salah
edukasi ini akan disesuaikan dengan
melalui
satu
cara
yang
proses
dapat
karakteristik anak-anak dan muatan materi
digunakan untuk menyampaikan informasi
dalam komik tersebut. Sedangkan materi
dan upaya pelestarian batik dalam proses
yang akan disampaikan dalam komik
pembelajaran
edukasi adalah materi mata pelajaran batik.
pembelajaran.
Pemilihan
pembelajaran
materi
batik
karena
batik
adalah
dengan
Perancangan
yang
media
media
sesuai
untuk
merupakan salah satu warisan Indonesia
menyampaikan segala informasi bukan
yang masuk dalam Masterpiece of Oral
hanya berupa tulisan, namun juga memuat
and Intangible Heritage of Humanity oleh
ilustrasi yang jelas mengenai batik. Penulis
UNESCO pada tahun 2009 (Asti Musman,
memutuskan untuk menggunakan komik
2001: 1).
sebagai media pembelajaran batik. Komik
Sudah selayaknya sebagai
generasi muda sekaligus penerus perlu
bila
menjaga dan melestarikan warisan budaya
dalam bidang pendidikan akan sangat
tersebut.
menarik,
Yayat
Nusantara
(2007:
5)
mengemukakan bahwa membatik adalah
dikembangkan
serta
dan
untuk
dipergunakan
membantu
keterbatasan menangkap penjelasan dan
penyampaian lisan materi oleh guru.
391
Berdasarkan
pernyataan-
Desain Penelitian
pernyataan di atas maka muncul sebuah
Pendekatan
penelitian
yang
gagasan untuk merancang sebuah media
digunakan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran berupa komik edukasi yang
Penelitian dan Pengembangan (Research
memuat materi batik untuk siswa kelas
and Development) atau R&D. Menurut
VIII Sekolah Menengah Pertama yang
Sugiyono (2012: 407) penelitian dan
kemudian
pengembangan
diimplementasikan
sebuah
penelitian
yang
dalam
berjudul
and
(Research
Development) atau R&D adalah metode
“Perancangan Komik Batik sebagai Media
penelitian
Pembelajaran Batik untuk Siswa Kelas
menghasilkan
VIII SMP N 1 Jetis” yang nantinya akan
menguji
diujicobakan kepada siswa SMP N 1 Jetis
Metode penelitian R&D ini bertujuan
sebagai sampel. Media pembelajaran ini
untuk
bertujuan untuk mengoptimalkan komik
pembelajaran berupa komik edukasi batik
sebagai
dunia
yang dapat dipergunakan para siswa dalam
mampu
kegiatan pembelajaran.Melalui prosedur
siswa
pengembangan adaptasi dari penelitian dan
sekaligus sebagai upaya pelestarian batik
pengembangan Sugiyono, maka penelitian
di Indonesia.
ini terdiri dari 8 tahapan yaitu: (1) Analisis
media
pendidikan
pendidikan
dan
meningkatkan
di
diharapkan
minat
membaca
Konsep awal produk yang akan
komik
edukasi
dengan jumlah halaman 40 halaman
hingga 50 halaman. Komik tersebut akan
dirancang
sesuai
produk
keefektifan
untuk
tertentu,
produk
menginovasikan
dan
tersebut.
media
Desain Produk; (4) Validasi Desain Awal;
Konsep Produk
merupakan
digunakan
Kebutuhan; (2) Pengumpulan Data; (3)
METODE PENELITIAN
diciptakan
yang
dengan
materi
(5) Revisi Desain; (6) Validasi Desain
(Validasi Ahli); (7) Uji Coba Terbatas dan
(8) Revisi Desain dan
Implementasi
Produk.
Tempat dan Waktu Penelitian
pembelajaran batik yang diajarkan di SMP
Penelitian dilaksanakan di SMP N
N 1 Jetis Bantul. Dalam perancangannya,
1 Jetis Bantul. Alasan pemilihan tempat
pemilihan materi pada komik disesuaikan
penelitian di SMP N 1 Jetis Bantul adalah
dengan
Standar
karena dahulu peneliti melakukan kegiatan
Kompetensi, Kompetensi Dasar, serta
PPL disana dan sudah mengenal sekolah,
rancangan pelaksanaan pembelajaran yang
para guru, staf dan telah dekat dengan para
berlaku.
siswa. Ditambah kesediaan pihak sekolah
kurikulum,
silabus,
392
menjadi tempat penelitian dan disana
Data yang diperoleh dari penilaian
pelajaran batik menjadi pelajaran muatan
ahli
lokal. Sasaran penelitian adalah siswa
pelajaran dan siswa kelas 8 SMP N 1
kelas VIII.
JetisBantul yang berupa data kualitatif
Subjek penelitian yaitu siswa kelas
VIII SMP N 1 Jetis Bantul yang diambil
dari kelas VIII A dan VIII F menyesuaikan
jadwal yang ditentukan sekolah. Dengan
jumlah 5 siswa untuk uji personal, 15
siswa untuk uji kelompok kecil, dan 32
siswa untuk uji kelompok besar.
analisis
data
dalam
deskriptif,
yaitu
proses
penyederhanaan data secara deskriptif
dengan tabel frekuensi (tabel tunggal).
deskriptif
digunakan
untuk
menjelaskan media pembelajaran komik
edukasi untuk pembelajaran batik di
sekolah menengah pertama. Data hasil
penilaian dari para ahli validasi dan siswa
yang telah diperoleh kemudian diolah dan
dianalisis. Langkah-langkah analisis data
adalah
sebagai
mengubah
kualitatif
berikut:
(1)
Dengan
dalam
bentuk
kuantitatif
dengan
penilaian
menjadi
menjadi
sesuai
guru
skor
dengan
mata
data
aturan
pemberian skor. Kemudian menganalisis
setiap aspek dan mengkonversi skor
menjadi tingkat kelayakan produk dengan
mengacu pada kriteria penilaian ideal yang
sudah ditentukan sebelumnya.
PEMBAHASAN
penelitian dan pengembangan ini adalah
Analitik
kuantitatif,
media,
HASIL PENELITIAN DAN
Teknik Analisis Data
analitik
ahli
dikonversikan
Subjek Penelitian
Teknik
materi,
ketentuan;(2) Menghitung skor rata-rata
dengan rumus:Χ=Σx/Ν;(3) Mengubah skor
rata-rata menjadi nilai kualitatif sesuai
dengan kriteria penilaian.
Pengembangan
komik
edukasi
sebagai media pembelajaran di kelas, di
rumah maupun sumber belajar mandiri
melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Tahap I Analisis Kebutuhan, dilakukan
melalui
3
tahap
yaitu
observasi,
wawancara dengan guru terkait, studi
literatur
mengenai
pendidikan
dan
dokumentasi
kajian
pustaka
mengenai pemilihan materi yang sesuai
dalam mengembangkan produk.
2. Tahap II Pengumpulan Data, berupa
observasi,
kajian
pustaka
maupun
dokumentasi. Kemudian menentukan
tujuan dari pembuatan komik edukasi
batik, memilih Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD), yang
dipergunakan
kemudian
dalam
penciptaan
menggabungkan
(merangkum) dan menetapkan KI dan
393
KD yang sesuai dengan materi yang
Komik
edukasi
batik
untuk
telah dipilih sebelumnya untuk komik
pembelajaran batik yang telah dibuat
edukasi.
memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Selain
pembelajaran,
pengumpulan
diperlukan
a. Penyajian komik edukasi dalam bentuk
pengumpulan data atau riset untuk
buku dengan halaman isi menggunakan
pengembangan komik dan materi yang
kertas HVS 100 gsm dan halaman
akan disampaikan.
sampul menggunakan kertas ivory 260
3. Tahap
juga
data
III
Perancangan
dan
Pengembangan, seperti membuat desain
karakter,
edukasi menerapkan desain dan tata
membuat naskah cerita, membuat draft
tulis gaya komik yang telah disesuaikan
atau storyline, membuat storyboard,
dengan anak-anak.
atau
alur
b. Pembuatan media pembelajaran komik
cerita,
penintaan
merancang
gsm.
inking,
pemindaian
c. Ilustrasi halaman sampul komik edukasi
menggunakan scanner yang kemudian
batik disesuaikan dengan tema untuk
akan
mendukung isi komik.
diproses
dengan
komputer,
memberi warna (pewarnaan) tiap panel
d. Pemilihan
warna
halaman
sampul
pada setiap halaman menggunakan
komik disesuaikan dengan ilustrasi
piranti lunak GIMP 2 dan Adobe
yang ada agar saling terhubung.
Photoshop CS 6 , lettering atau
e. Isi
komik
edukasi
batik
meliputi
pemberian dialog pada balon kata
pendahuluan, perlengkapan membatik,
dengan teks dan symbolia, menyusun
proses
halaman pengantar, kompetensi, daftar
pewarnaan dan proses pelorotan. Materi
pustaka, soal evaluasi dan membuat
yang ada berdasarkan pada Kompetensi
halaman sampul depan dan belakang.
Inti (KI) 3: memahami, menerapkan
4. Tahap IV dan V Validasi Desain Awal
membatik
pengetahuan
tulis,
faktual
proses
tentang
batik,
dan Revisi Desain, validasi oleh materi
pengetahuan konseptual dan makna
ahli media, dan guru mata pelajaran
batik, serta prosedural dalam membuat
termasuk
batik berdasarkan rasa ingin tahunya
penilaian
terhadap
penggambaran ilustrasi dalam komik
tentang
ilmu
edukasi yang mampu menampilkan
teknologi batik, batik sebagai karya
aspek sikap, aspek pengetahuan dan
seni, budaya terkait fenomena dan
aspek keterampilan serta nilai estetika
kejadian
dari komik edukasi batik.
Mengidentifikasi
tampak
pengetahuan
mata.
KD
pengertian
batik,
3.1:
batik,
ragam batik, teknik pembuatan batik,
394
alat dan bahan membatik, dan upaya
penilaian kelayakan dari para ahli pada
melestarikan
3.2:
tiap aspek penilaian telah sesuai dengan
Menguraikan keunikan batik dari segi
kriteria penskoran dan menunjukkan
teknik (prosedur) konsep motif dan
sangat baik. Namun harus melalui tahap
implementasinya sebagai karya seni.
revisi terlebih dahulu sesuai dengan
batk.
f. Strategi
dalam
edukasi,
yaitu:
memahami
KD
membaca
1)
komik
Membaca
kompetensi
saran dan masukkan dari para ahli.
dan
Hasilvalidasi
untuk
ahli
materi,
ahli
memahami materi yang ditampilkan
media, dan guru mata pelajaran dalam
dalam komik edukasi batik; 2) Sasaran
aspek isi/materi, aspek pembelajaran,
pendahuluan untuk mengetahui tujuan
aspek bahasa, aspek tampilan, dan
dan maksud dari pembuatan komik
aspek penyajian menunjukkan bahwa
edukasi batik ini; 3) Materi komik
secara umum berbentuk komik edukasi
edukasi batik tidak hanya ditampilkan
batik yang disusun adalah sangat baik
melalui ilustrasi gambar, namun juga
dengan nilai kelayakan sebesar 92
dengan berbagai contoh gambar/ foto
persen.
mengenai materi. Hal ini dilakukan
6. Tahap VII Uji Coba Terbatas, meliputi
sebagai upaya memperjelas materi yang
uji personal (5 orang siswa), kelompok
disampaikan sekaligus untuk menarik
kecil (15 orang siswa), dan kelompok
rasa ingin tahu dari para pembaca; 4)
besar (32 orang siswa): penelitian
Materi yang ditampilkan menggunakan
melibatkan siswa kelas VIIIA dan
tata tulis seperti komik edukasi pada
VIIIE SMP N 1 Jetis Bantul . Uji coba
umumnya
terbatas untuk melihat sejauh mana
uji
kelayakan komik edukasi berupa media
kompetensi atau soal evaluasi pilihan
pembelajaran batik untuk siswa SMP.
ganda
pada halaman
Penilaian siswa, atas semua aspek
belakang dengan tata cara penampilan
media pembelajaran batik berbentuk
dibalik.
komik edukasi yang disusun adalah
g. Terdapat
kunci
jawaban
yang tertera
pada
5. Tahap IV dan V Validasi Desain
baik dengan nilai kelayakan komik
(Validasi Ahli) dan Revisi Desain.
edukasi batik sebesar 84,5 persen. Hal
Secara keseluruhan hasil dari validasi
ini
ahli menurut 3 orang ahli yaitu komik
masukkan
eduaksi
diuji
menyebutkan bahwa komik edukasi
cobakan pada siswa. Karena hasil
sangat menarik, mudah dipahami dan
sudah
layak
untuk
didukung
dengan
dari
saran
siswa
dan
yang
395
Isi atau materi komik edukasi
sesuai dengan materi pelajaran batik
yang diajarkan di sekolah sehingga,
dijelaskan
melalui
jalan
cerita
yang
membantu mereka dalam belajar.
disusun sendiri oleh penulis. Jalan ceritan
7. Tahap VIII Revisi dan Implementasi
dalam komik dibuat sesederhana mungkin
Produk hasil dari validasi ahli dan uji
sehingga mudah dipahami. Ilustrasi dan
terbatas yang menghasilkan beberapa
warna dalam komik disesuaikandengan
saran serta masukkan dari para ahli dan
naskah
siswa. Saran dan masukkan inilah yang
sebelumnya. Selain ilustrasi, dalam komik
menjadi dasar komik edukasi batik akan
edukasi yang telah dibuat juga didukung
mengalami revisi, sehingga dapat layak
dengan contoh gambar yang jelas sehingga
digunakan sebagai media pembelajaran
mempermudah siswa memahami materi.
efektif
Pada halaman awal terdapat dua halaman
dan
menyenangkan
untuk
yang
telah
disusun
spread yang berisi kompetensi inti dan
sekolah menengah pertama.
Tujuan
cerita
perancangan
media
kompetensi dasar sebagai acuan pemilihan
pembelajaran batik berupa komik edukasi
materi.
adalah sebagai media pembelajaran yang
penjelasan
mampu
dan
filosofis motif batik yang meliputi Batik
pemahaman siswa mengenai batik seperti
Lereng, batik Kawung, Batik Parang, Batik
pengertian batik, macam-macam batik,
Tambal, Batik Ceplok, Batik Sekar Jagad,
makna
cara
Batik Semen, Batik Gurda, dan Batik
membatik. Sehingga siswa mampu belajar
Mega Mendung. Selain makna filosofis,
lebih
mendapatkan
juga disampaikan langkah membatik dan
pengetahuan guna mengatasi masalah-
cara melestarikannya. Komik ini didukung
masalah yang dijumpai dalam pelajaran
dengan pemberian soal evaluasi untuk
membatik. Produk ini diciptakan sebagai
mengukur
salah satu solusi dari pengembangan media
membaca komik batik.
menambah
dan
motif
mandiri
pengetahuan
batik,
dan
dan
Ditambah
untuk
mengatasi
halaman
pengertian
pemahaman
isi
terdapat
batik,
makna
siswa
setelah
Berdasarkan hasil validasi ahli
pembelajaran dan bahan ajar mengenai
batik.
Pada
materi,
ahli
media,
perancangan
dan
guru
mata
kejenuhan atau kebosanan siswa dalam
pelajaran,
produk komik
pembelajaran batik sehingga semangat
edukasi batik telah memenuhi syarat
mereka dapat meningkat setelah membaca
kelayakan dalam kategori sangat baik. Dari
komik edukasi dan dapat memanfaatkan
hasil validasi ahli tersebut maka komik
waktu untuk belajar mandiri di manapun
edukasi batik layak untuk dijadikan media
siswa berada.
pembelajaran.Masukkan yang diperoleh
396
pada hasil uji coba terbatas dari siswa,
Gambar 1. Cover Depan dan Belakang
menyebutkan bahwa komik edukasi batik
Komik Eduakasi
mampu membantu
dan meningkatkan
pemahaman mereka dalam pembelajaran
batik.Nilai edukatif dan manfaat yang
diperoleh dari penciptaan komik edukasi
batik adalah mampu menghasilkan media
pembelajaran
yang
bernilai
edukasi
danmenyenangkan sebagai bahan ajar bagi
siswa sekolah menengah pertama maupun
masyarakat
luas.
meningkatkan
Selain
semangat
itu
mampu
belajar
Gambar 2. Spread Sheet yang Berisi KD
dan
dan Materi
membaca.
Nilai rata-rata indikator kelayakan
media pembelajaran batik berupakomik
edukasi
sangat
baik
yang
meliputi
penilaian materi, desain dan ilustrasi
gambar,
kesesuaian
bahasa
dan
kemenarikan komik edukasi batik sebesar
92 persen. Sedangkan nilai rata-rata
keseluruhan indikator kelayakan komik
Gambar 3. Contoh Ilustrasi pada Komik
edukasi batik sebesar 92 persen. Maka
Edukasi
komik edukasi dapat dikatakan layak
sebagai media pembelajaran batik dengan
kategori sangat layak.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan,
maka
dapat
ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Produk komik edukasi batik dalam
penelitian dan pengembangan (research
and
development)
ini
dikembangkan
melalui delapan tahapan sebagai berikut:
tahap I, yaitu analisis kebutuhan; tahap II,
397
mengumpulkan data; tahap III, desain
Mega Mendung. Selain makna filosofis,
produk awal; tahap IV dan V yaitu validasi
juga disampaikan langkah membatik dan
desain awal dan revisi desain; tahap VI
cara melestarikannya. Komik ini didukung
yaitu validasi desain (validasi ahli); tahap
dengan pemberian soal evaluasi untuk
VII yaitu uji coba terbatas dan tahap VIII
mengukur
yaitu revisi dan mengimplementasikan
membaca komik batik.
pemahaman
Berdasarkan
produk.
Penciptaan
media
pembelajaran
kelayakan
siswa
penilaian
komik
edukasi
setelah
tingkat
batik
batik berupa komik edukasi memiliki
menunjukkan,bahwa komik edukasi sangat
unsur cerita yang mudah dipahami. Bahasa
layak sebagai media pembelajaran batik
yang digunakan ringan, singkat, padat,
dandapat dijadikan media pembelajaran
tidak terlalu formal, tidak ambigu dan
yang efektif, dengan nilai kelayakan
sering digunakan dalam komik edukasi
sebesar: (a) aspek isi dan pembelajaran
pada
gambar
menurut ahli materi sebesar 92%; (b)
disesuaikan dengan jalan cerita sekaligus
aspek media menurut ahli media sebesar
memperjelas materi batik. Materi yang
90%; aspek isi dan pembelajaran menurut
disajikan dalam komik edukasi batik
guru mata pelajaran sebesar 94%; dan
adalah pengertian batik, macam-macam
aspek kelayakan menurut para siswa
batik,
batik,
sebesar 84,5%. Secara keseluruhan tingkat
cara
kelayakan komik edukasi batik sebesar
umumnya.
makna
langkah-langkah
Ilustrasi
filosofis
motif
membatik,
dan
melestarikan batik. Secara keseluruhan
92%
sehingga
komik
edukasi
batik
komik edukasi batik disusun dalam 53
dikatakan sangat layak sebagai media
halaman dengan kertas HVS 100 gsm pada
pembelajaran batik.
bagian isi dan ivory paper 260 gsm pada
sampul komik.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan
Komik batik memiliki latar tempat
penelitian
dan
yang
pengembangan produk komik edukasi
disampaikan beragam tidak hanya batik
batik ini adalah dibutuhkannya waktu yang
Yogyakarta. Isi materi komik edukasi batik
lama dalam proses pembuatan, mulai dari
berupa penjelasan pengertian batik, makna
pemilihan materi, pembuatan alur cerita,
filosofis motif batik yang meliputi Batik
desain ilustrasi (adegan), penyusunan dan
Lereng, batik Kawung, Batik Parang, Batik
pewarnaan.
di
Yogyakarta,
tetapi
materi
Karena keterbatasan waktu yang
Tambal, Batik Ceplok, Batik Sekar Jagad,
Batik Semen, Batik Gurda, dan Batik
ada
sehingga
penciptaan
dan
398
pengembangan komik edukasi batik masih
dapat digunakan sebagai fasilitas belajar
merupakan tahap awal sehingga bisa
maupun
dikembangkan pada penelitian lebih lanjut.
menyenangkan
sebagai
bacaan
sekaligus
yang
menambah
Penulis hanya mengangkat materi
wawasan dan pemahaman siswa mengenai
yang sudah ada dengan dokumentasi dari
batik. Sehingga siswa lebih mandiri dalam
berbagai buku bacaan. Karena penelitian
belajar dan memanfaatkan waktu luang
ini lebih berfokus kepada penyampaian
mereka
materi dan bagaimana materi tersebut
belajar.
dengan
membaca
sekaligus
mudah diterima oleh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Saran
Komik edukasi batik ini masih
dalam
tahap
sehingga
pengembangan
diharapkan
bagi
awal,
peneliti
selanjutnya untuk tahap pengembangan
materi dan desain lebih beragam, agar
semakin menarik dan menjadi media
pembelajaran
batik
yang
interaktif,
Asti Musman& Ambar B. Arini. 2011.
Batik:
Warisan
Adiluhung
Nusantara.
Yogyakarta: Andi
Offset.
Daryanto.2002.Media
Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media.
Marcell Boneff. 1998. Komik Indonesia.
Jakarta: Gramedia
Nana
Sudjana, dkk. 2013. Media
Pengajaran
(Edisi
ke-11).
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Scott
McCloud. 2008. Understanding
Comics: The Invisible Art. Jakarta:
Gramedia
inovatif dan menyenangkan bagi siswa
sekolah menengah pertama.
Penelitian
dan
pengembangan
produk komik edukasi batik ini hanya
sebatas pada uji kelayakan produk, oleh
sebab itu bagi peneliti selanjutnya dapat
dilakukan uji coba lebih lanjut dan
mendalam.
Bagi sekolah menengah pertama,
produk komik edukasi yang dikembangkan
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
________. 2012.
Kombinasi
Bandung:
Metode Penelitian
(Mixed
Methods).
Alfabeta.