STUDI KASUS PENERAPAN DAN IDENTIFIKASI MASALAH KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) PROYEK GEDUNG DINAS PRASARANA JALAN, TATA RUANG DAN PEMUKIMAN PROVINSI SUMATERA BARAT.

STUDI KASUS PENERAPAN DAN IDENTIFIKASI
MASALAH KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN
LINGKUNGAN (K3L) PROYEK GEDUNG DINAS
PRASARANA JALAN, TATA RUANG DAN PEMUKIMAN
PROVINSI SUMATERA BARAT

SKRIPSI
Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Program Strata-1 pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Andalas Padang

Oleh :
JIMMI HENDRICO
07 172 037

Pembimbing:
AKHMAD SURAJI, Ph.D
YERVI HESNA, M.T

JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG
2012

ABSTRAK
Konstruksi merupakan sektor industri yang mempunyai tingkat risiko
kecelakaan yang tinggi. Sebagai tindak lanjutnya, saat ini proyekproyek di Indonesia, khususnya proyek gedung, pada umumnya sudah
dilengkapi dengan sistem K3L. Sayangnya penerapan sistem K3L ini
diduga masih belum baik. Berdasarkan data ILO, keselamatan kerja di
Indonesia pada tahun 2007 menduduki peringkat 52 dari 53 negara di
dunia yang didata ILO. termasuk didalamnya negara-negara tetangga
seperti Singapura dan Malaysia.Pada penelitian ini yang diteliti
adalah gambaran umum mengenai penerapan sistem K3L pada proyek
konstruksi beserta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan
membandingkan sistem K3L pada proyek konstruksi gedung yang
sedang berlangsung dengan penerapannya di lapangan, kelengkapan
K3L (Keselamatan,Kesehatan Kerja dan Lingkungan) dan identifikasi
resiko K3L yang berkaitan dengan proyek ini. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah survey ke lapangan pada proyek
konstruksi bangunan tinggi yang sedang berlangsung, menyebarkan
kuesioner, dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian diolah

dengan menggunakan metode pemeriksaan check list data dan metode
grafik rating scale. Kemudian dilakukan analisis perbandingan antara
sistem K3L pada proyek konstruksi yang sedang berlangsung dengan
penerapannya di lapangan.Penelitian ini menghasilkan kesimpulan
bahwa saat ini penerapan sistem K3L di proyek sudah baik dan
terdapat indikasi peningkatan kesadaran para pelaku jasa konstruksi
akan pentingnya K3L dan untuk mengetahui penerapan SMK3 serta
mengidentifikasi resiko K3L yang dapat terjadi di lokasi proyek
rekonstruksi gedung Dinas Prasarana Jalan,Tata Ruang dan
Pemukiman Provinsi Sumatera Barat.
Kata Kunci : Keselamatan ,Kesehatan Kerja dan Lingkungan,
Identifikasi Resiko,Proyek Konstruksi,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
KATAPENGATAR
BAB I

i
vii
ix
xi

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ......................................................... 3
1.3 Batasan Masalah .............................................................. 4
1.4 Sistematika Penulisan ...................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan ................................................................... 6
2.2 Macam-macam Proyek .................................................... 7
2.3 Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan


(K3L)

Proyek
2.3.1.Pemenuhan Aspek Kelengkapan Administrasi….10
2.3.2. Penyusunan rencana K3L untuk Proyek………..12
2.3.3. Jenis Kegiatan K3L di Lapangan………………..13
2.3.4 Kegiatan Pelatihan Program K3L………………..15
2.3.5 Jenis Alat dan Perlengkapan Penunjang Program….
K3L……………………………………… . ……17
2.3.6 Penataan Lokasi Proyek…………………….…...21
2.4 Dasar Hukum Pelaksanaan K3L Proyek
i

2.4.1. Undang-undang ................................................... 22
2.4.2. Peraturan Pemerintah ........................................... 25
2.5 Pengukuran Kinerja K3L
2.5.1. Fungsi Pengukuran Kinerja K3L ......................... 26
2.5.2. Jenis Pengukuran Kinerja K3L ............................ 27
2.5.3. Waktu Pengukuran Kinerja K3L ......................... 28
2.5.4 Pihak-pihak yang Terkait Pengukuran

Kinerja K3L……………………………………...29
2.5.5. Cara Pengukuran Kinerja K3LMenggunakan
Metode Grafik Rating Scale ................................ 30
2.5.6 Indikator Keselamatan ,Kesehatan Kerja
dan Lingkungan………………………………….33
2.6. Pengukuran Kinerja K3L Berdasarkan OHSAS
2.6.1 Pengertian OHSAS .............................................. 34
2.6.2 Manfaat OHSAS…………………………………36
2.7 Kondisi Tempat Kerja....................................................41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Studi Literatur ............................................................... 45
3.2 Pengumpulan Data Lapangan ....................................... 45
3.2.1Pembuatan Kuisoner ............................................. 46
3.2.2 Identifikasi List Kuisoner .................................... 46
3.2.3 Responden Kuisoner……………………………..48
3.3

Pengolahan Data………………………………………48


3.4

Kesimpulan dan Saran……………..……… …………48

ii

BAB IV HASIL KERJA
4.1

Pendahuluan .................................................................. 49

4.2

Data Umum Proyek ...................................................... 49

4.3

Ruang Lingkup Rencana K3LL
4.3.1 Pengertian .......................................................... 52
4.3.2 Program K3L di Proyek ..................................... 53

4.3.3 Aspek yang diperhatikan pada proyek ............... 40
4.3.4 Penjelasan Aspek Lingkungan ........................... 57
4.3.5. Pencegahan dan Penanggulangan ...................... 59
4.3.6. Pengendalian Bahaya Kecelakaan Kerja............ 60
4.3.7. Tindakan Penanggualangan Setelah Kecelakaan
…………………. ............................................... 60
4.3.8 Cara Penanganan Khusus ................................... 61

4.4 Penerapan Sistem Manajemen K3L……………………62
4.5 Pengukuran Kinerja K3L
4.5.1 Kriteria Pengukuran Indikator K3L ..................... 74
4.5.1.1 Perlengkapan K3L…………………….. 74
4.5.1.2 Lingkungan Kerja…………………….. . 75
4.6 Penilaian dan Pengukuran Indikator
4.6.1 Aplikasi Standar Penilaian Metode Grafik Rating
Scale………………………………………………76
4.6.2 Penilaian Kinerja Kelengkapan K3L .................... 77
4.6.3 Hasil Penilaian Penerapan .................................... 95
4.7


Identifikasi Resiko Pekerjaan ......................................101

4.8

Pekerjaan Yang Diamati ..............................................102
4.8.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang .......................102
4.8.1 .1 Pemasangan Pondasi Tiang Pancang .....102
iii

4.8.1 .2 Pekerjaan Pemotongan Pancang ..........103
4.8.1 .3 Pekerjaan Pembesian Pancang .............103
4.8.1.4 Pekerjaan Pengecoran Shock/isi pancang
……………………………………… …….. 104
4.8.1 .5 Upaya Pengendalian Resiko Pondasi
Tiang Pancang………………………..105

4.8.2 Pekerjaan Pile Cap ...............................................105
4.8.2 .1 Pekerjaan Persiapan Pile Cap .................105
4.8.2 .2 Pekerjaan Bekisting Pile Cap ................106
4.8.1 .3 Pekerjaan Pembesian Pile Cap ..............107

4.8.1.4 Pekerjaan Pengecoran Pile Cap.……... 108
4.8.1 .5 Upaya Pengendalian Resiko Pekerjaan
Pile Cap……………………………… 109
4.8.3 Pekerjaan Pelat Lantai Semi Basement ...............109
4.8.3 .1 Pekerjaan Persiapan Pelat Lantai Semi
Basement……………………………. 109
4.8.3 .2 Pekerjaan Bekisting Pelat Lantai Semi
Basement……………………………. 110
4.8.3 .3 Pekerjaan Pembesian Pelat Lantai Semi
Basement……………………………. 111
4.8.3.4 Upaya Pengendalian Resiko Pekerjaan
Bekisting dan Pembesian Pelat Lantai
Semi Basement………………………112
4.8.3 .5 Pekerjaan Pengecoran Pelat Lantai Semi
Basement……………………………. 112
iv

4.8.3.4 Upaya Pengendalian Resiko Pekerjaan
Pengecoran Pelat Lantai Semi
Basement…………………………….113

4.8.4 Pekerjaan Base Isolator ........................................115
4.8.4 .1 Pekerjaan Persiapan Base Isolator .........115
4.8.4 .2 Pekerjaan Pemasangan Base Isolator ....116
4.8.4 .3 Pekerjaan Bekisting Base Isolator .........117
4.8.4.4 Pekerjaan Pengecoran Base Isolator…...118
4.8.4 .5 Upaya Pengendalian Resiko Pekerjaan
Base Isolator………………………… 119
4.8.5 Pekerjaan Balok Kolom dan Plat Lantai Dasar ....120
4.8.5 .1 Pekerjaan Balok, Kolom Dan Plat
Lantai Dasar……………………….

120

4.8.5 .1 Pekerjaan Pembesian Balok, Kolom Dan
Plat Lantai Dasar………………………120
4.8.5 .1 Pekerjaan Bekisting Balok, Kolom Dan
Plat Lantai Dasar………………………122
4.8.5 .5 Upaya Pengendalian Resiko Pekerjaan
Balok Kolom dan Plat Lantai Dasar…..123
4.8.4 Pekerjaan Pemasangan Bata ................................ 124

4.8.5 .5 Upaya Pengendalian Resiko Pekerjaan
Pemasangan Bata………………….…..124

v

BAB V PEMBAHASAN
5.1

Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan .....................140

5.2

Kebijakan K3L Perusahaan .........................................142

5.3 Penerapan Kondisi K3L Secara Umum .......................143
5.4. Penilaian Penerapan K3L di Proyek … … ……… …149
5.4.1. Penerapan Kinerja Perlengkapan K3L ..............149
5.4.2. Penilaian Penerapan Kinerja Lingkungan Kerja 152
5.5 Penerapan K3L di Lapangan ........................................153
5.6 Tindakan Pencegahan Dan Pengendalian Resiko ........157

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ....................................................................159
6.2 Saran...............................................................................160
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN

vi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konstruksi memiliki karakteristik yang unik bila dibandingkan dengan industri lainnya khususnya
konstruksi gedung. Bahkan dapat dikatakan bahwa setiap proyek di konstruksi berbeda satu sama lain, dengan
menghasilkan permasalahan yang berbeda selama proses pengerjaannya. Perencanaan dan eksekusi proyek
dibawah tekanan waktu dan anggaran yang terbatas, pekerjaan yang banyak dilakukan oleh banyak tenaga kerja
manusia dengan banyak keahlian dan sifatnya yang sementara dan berpindah-pindah dan pekerjaan yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan lingkungan sekitar adalah sedikit karakteristik yang dapat membedakan
industri konstruksi dengan industri lainnya.
Manajemen proyek konstruksi adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang
dilakukan pada suatu kegiatan proyek tersebut menghasilkan suatu konstruksi yang selesai tepat waktu, efisien
biaya, kualitas memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, keamanan, dan keselamatan kerja terjamin dan
selama kegiatan proyek terlaksana dengan lancar dan baik. Proyek konstruksi mempunyai resiko kecelakaan yang
sangat tinggi selama pelaksanaannya karena bersifat terbuka terhadap alam, melibatkan material, peralatan yang
besar, pekerjaan bersifat dinamis, dan melibatkan pekerja konstruksi dari yang professional sampai tidak terampil
(Suraji, 2005).
Konstruksi merupakan sektor industri yang mempunyai tingkat risiko kecelakaan yang tinggi. Sebagai
tindak lanjutnya, saat ini proyek-proyek di Indonesia, khususnya proyek gedung, pada umumnya sudah dilengkapi
dengan sistem K3L. Sayangnya penerapan sistem K3L ini diduga masih belum baik. Berdasarkan data ILO
(International Labour Organization), keselamatan kerja di Indonesia pada tahun 2007 menduduki peringkat 52
dari 53 negara di dunia yang didata ILO. termasuk didalamnya negara-negara tetangga seperti Singapura dan
Malaysia. Kewajiban untuk menyelenggarakaan Sistem Manajemen K3L pada perusahaan-perusahaan besar
melalui UU Ketenagakerjaan, baru menghasilkan 2,1% saja dari 15.000 lebih perusahaan berskala besar di
Indonesia yang sudah menerapkan Sistem Manajemen K3L. Minimnya jumlah itu sebagian besar disebabkan oleh
masih adanya anggapan bahwa program K3L hanya akan menjadi tambahan beban biaya perusahaan. Padahal jika
diperhitungkan besarnya dana kompensasi/santunan untuk korban kecelakaan kerja sebagai akibat diabaikannya
Sistem Manajemen K3L mencapai Rp150.987 triliun pada tahun 2010, jelaslah bahwa masalah K3L tidak
selayaknya diabaikan.
Di samping itu, yang masih perlu menjadi catatan adalah standar keselamatan kerja di Indonesia ternyata
paling buruk jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk dua negara lainnya, yakni
Bangladesh dan Pakistan. Sebagai contoh, data terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat fatal pada tahun 2001
di Indonesia sebanyak 16.931 kasus, sementara di Bangladesh 11.768 kasus. Khusus di Indonesia, berdasarkan
data PT Jamsostek pada tahun 2010 terjadi 47.919 kasus kecelakaan kerja sebanyak 7.965 meninggal dunia. Pada
2009 dari 54.398 kasus kecelakaan kerja, sebanyak 20.086 kasus tergolong pelanggaran Kelembagaan
Pengawasan Ketenagakerjaan dan Personil (K3L) dan sebanyak 107 kasus masuk proses penyidikan (BAP).
Sedangkan hingga Agustus 2010 tercatat 37 kasus ketenagakerjaan yang sudah dibuat Berita Acara Pemeriksaan
(BAP) namun Laporan Kejadian (LK) yang masuk mencapai 144 kasus.

Jika dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang terserap di seluruh sektor usaha, industri jasa
konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Pekerja
di sektor jasa konstruksi ada 5% atau sekitar 4,5 juta pekerja sampai akhir tahun 2009. Namun, kecelakaan kerja
pada sektor jasa konstruksi mencapai 32 % atau 1,44 juta kecelakaan kerja dari keseluruhan kecelakaan kerja yang
terjadi di Indonesia.
Dilatarbelakangi hal diatas, maka perlu kajian mengenai keselamatan, kesehatan kerja pada proyek
kontruksi. Sehubungan dengan itu, dalam rangka rekonstruksi pasca gempa bumi 30 september di Padang,
pemerintah telah mencanangkan dan membangun kembali gedung-gedung yang rusak akibat gempa tersebut.
Salah satu gedung yang membutuhkan rekonstruksi ialah gedung Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan
Permukiman Provinsi Sumatra Barat

1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini ialah :
1. Mengetahui bagaimana penerapan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) yang
dilaksanakan pada proyek konstruksi gedung.
2. Mengidentifikasi berbagai masalah yang menghambat penerapan peraturan K3L pada proyek konstruksi
gedung.

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui penerapan K3L proyek konstruksi gedung
saat ini dan dapat diketahui langkah-langkah dalam mengatasi masalah dari penerapan K3L dalam proyek
konstruksi gedung. Manfaat lain dari penerapan K3L yaitu dapat memberikan informasi bagi pelaku bisnis
konstruksi tentang pentingnya penerapan undang-undang dan peraturan K3L pada proyek konstruksi, dan bisa
diterapkan untuk proyek lain. Diharapkan dengan penerapan undang-undang dan peraturan K3L secara maksimal
dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit sehingga efisiensi dan produktifits kerja dapat
ditingkatkan, dapat menurunkan biaya kompensasi akibat kecelakaan dan sakit yang ditimbulkan dari suatu
pekerjaan konstruksi, serta menciptakan tempat kerja yang aman.

1.3 Batasan Masalah
Tinjauan ini dilakukan pada pelaksanaan proyek rekonstruksi gedung dalam hal ini ialah

gedung Dinas

Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatra Barat yang rusak pasca gempa 30 September 2009.
Adapun batasan masalah yang dianalisis adalah sejauh mana penerapan K3L pada proyek tersebut dan kendala
yang terjadi di proyek sesuai dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) berdasarkan
undang-undang dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan proyek konstruksi khususnya untuk penerapan di
lapangan.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan penulisan, maka penulisan tugas akhir ini akan dibagi
dalam lima BAB dengan penjabaran sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah serta sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan dasar-dasr teori mengenai keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan (K3L) proyek khususnya
proyek konstruksi gedung.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisikan tahap-tahap yang dilakukan dalam pembuatan tugas akhir yaitu: studi pustaka, pengumpulan data,
analisis dan pembahasan, kesimpulan dan saran.
BAB IV HASIL KERJA
Berisikan hasil kerja yang didapatkan dalam penelitian tugas akhir.
BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berisikan analisis dan pembahasan dari hasil kerja yang didapatkan.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan mengenai kesimpulan dari analisis dan pembahasan serta saran yang berkaitan dengan tugas akhir.