Evaluasi Penerapan Keselamatan dan kesehatan Kerja Pada proyek Konstruksi (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung RS. Santo Borromeus).
EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI
(STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RS.
SANTO BORROMEUS)
Novani Nur IndrianiNRP : 9921028
Pembimbing : MAKSUM TANUBRATA, Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
ABSTRAK
Pekerjaan konstruksi bangunan adalah kegiatan beresiko tertinggi dalam hal kecelakaan kerja. Namun umumnya keselamatan dan kesehatan kerja sering kurang mendapat perhatian dari pihak - pihak yang terlibat didalamnya. Baik dari pihak pekerja maupun pihak kontraktor.
Tujuan dari penerapan keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja, sumber produksi, peralatan, serta bahan kerja atau material. Sistem keselamatan kerja yang disusun oleh kontraktor sebaiknya tidak hanya berdasarkan kepentingan kontraktor namun juga berdasar kepada kepentingan keselamatan dan kesehatan kerja pekerja dan lingkungan sekitar.
Untuk memperjelas pemahaman tentang penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja pada pelaksanaan konstruksi bangunan gedung bertingkat maka dilakukan suatu studi kasus. Studi kasus ini dilakukan pada proyek pembangunan gedung RS Santo Borromeus Jl Ir.H Djuanda Bandung. Pemilihan proyek Pembangunan Rs. Santo Borromeus ini sebagai objek studi kasus karena dianggap proyek ini memiliki jumlah lantai yang cukup tinggi, pelaksanaan yang cukup rumit sehingga diyakini dalam pelaksanaannya memerlukan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik.
Dari studi kasus yang dilakukan diketahui kendala-kendala umum yang menghambat terlaksananya keselamatan dan kesehatan kerja pada suatu proyek konstruksi . Kebijakan kontraktor yang kurang berpihak kepada pekerja serta kurangnya kesadaran pekerja dalam menjaga keselamatannya adalah hal utama yang menjadi kendala dalam terlaksananya keselamatan dan kesehatan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek dapat diwujudkan dengan kerjasama yang baik antara pekerja dan kontraktor dalam menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja. Sehingga baik dari pihak kontraktor maupun pekerja dapat bekerja dalam kondisi lingkungan serta suasana kerja yang aman dan tidak mengganggu biaya, jadwal serta mutu pekerjaan.
(2)
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
ASTEK = Asuransi Tenaga Kerja
CAR = Construction All Risk Depnaker = Departemen Tenaga Kerja Jamsostek = Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jl = Jalan
INST = Instruksi
K3 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja
KEP = Keputusan
PA = Personal Accident
PU = Pekerjaan Umum
PT = Perseroan Terbatas
PP = Pembangunan Perumahan
PM = Project Manager
P3K = Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
P2K3 = Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
RS = Rumah Sakit
SOM = Site Operation Manager SEM = Site Engineering Manager
TC = Tower Crane
(3)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Dokumen Asuransi Pekerja ……….. 84
Lampiran 2 Dokumen Asuransi Contractor.s All Risk ……… 91
Lampiran 3 Kuitansi Pembayaran Klaim Kecelakaan ………....109
(4)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Uraian Kelengkapan Administrasi Pada Proyek ……….. 12
Tabel 2.2 Ruang Lingkup Pekerjaan K3 Peralatan ... 26
Tabel 2.3 Pengawasan Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 34
Tabel 2.4 Resiko Kecelakaan dan Pencegahan ... 35
Tabel 4.1 Evaluasi Kelengkapan Administrasi Pada Proyek ...60
Tabel 4.2 Evaluasi Pengawasan Pelaksanaan K3 ... 65
Tabel 4.3 Evaluasi Pelaksanaan Program K3 Pada Pekerjaan Persiapan... 67
Tabel 4.4 Evaluasi Pelaksanaan Program K3 Pada PekerjaanTanah... 69
Tabel 4.5 Evaluasi Pelaksanaan Program K3 Pada Pekerjaan Struktur... 70
Tabel 4.6 Evaluasi Pelaksanaan Program K3 Pada Pekerjaan Finishing dan Arsitektur... 71
Tabel 4.7 Evaluasi Pelaksanaan Program K3 Pada Pekerjaan Elektrikal...72
(5)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Lokasi RS Santo Borromeus ... 46
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Proyek ... 47
Gambar 3.3 Tempat Cuci Sepatu Pekerja ... 52
Gambar 3.4 Toilet Portable Pekerja ... 52
Gambar 3.5 Jaring Pengaman Vertikal ... 56
Gambar 3.6 Jaring Pengaman Horizontal ... 57
Gambar 3.7 Proteksi Atap Gedung Existing ... 57
Gambar 4.1 Diagram Kecelakaan Ringan ... 74
Gambar 4.2 Diagram Kecelakaan Berat ... 75
(6)
Tunjukkanlah kami jalan yang lurus
Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahkan nikmat kepada mereka, Bukan jalan yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.... Amien ( Al Fatihah 6-7)
Kupersembahkan untuk bapak, ibu Dan semua orang yang kusayangi
(7)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pekerjaan konstruksi bangunan adalah kegiatan yang termasuk dalam kategori beresiko tertinggi dalam hal kecelakaan kerja. Namun umumnya keselamatan dan kesehatan kerja sering kurang mendapat perhatian dari pihak - pihak yang terlibat didalamnya. Keselamatan dan kesehatan kerja sering kali diabaikan dengan berbagai alasan. Diantaranya akibat keterbatasan biaya yang
(8)
dianggarkan, kurangnya kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, dan lain – lain.
Penerapan program keselamatan kerja pada proyek konstruksi diharapkan dapat memperkecil resiko terjadinya kecelakaan kerja. Namun walaupun telah dilaksanakan tidak tertutup kemungkinan masih terjadi kecelakaan kerja. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan kesadaran baik dari pihak kontrakor maupun dari pihak pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja itu sendiri.
Keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan erat dengan biaya pekerjaan dan produktivitas kerja, karena untuk mencapai produktivitas kerja yang maksimal diperlukan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja secara bijaksana.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi serta upaya – upaya yang dapat dilakukan dalam memperkecil resiko terjadinya kecelakaan kerja pada proyek konstruksi bangunan .
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja sangat luas bidang permasalahannya. Oleh karena itu, dalam Tugas Akhir ini dibatasi topik permasalahan hanya pada penerapan keselamatan dan kesehatan kerja proyek selama pembangunan berlangsung. Proyek yang ditinjau adalah proyek
(9)
pembangunan Gedung Kantor Pusat Rs Santo Borromeus di jalan Ir.H Djuanda No 100 Bandung pada saat proyek sedang berjalan.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam membuat Tugas Akhir ini dibagi dalam 5 (lima) bab. Masing – masing bab akan menguraikan sebagai berikut :
• Bab 1 Pendahuluan
Bab ini menjelaskan secara garis besar isi dari Tugas Akhir, meliputi latar belakang permasalahan, tujuan yang ingin dicapai, pembatasan masalah serta sistematika penulisan.
• Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini menguraikan tentang dasar - dasar keselamatan kerja, perangkat peraturan keselamatan dan kesehatan kerja proyek konstruksi, manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek, penerapan kesehatan dan keselamatan kerja, serta identifikasi berbagai bahaya yang umum terjadi selama proyek berlangsung.
• Bab 3 Studi Kasus
Bab ini membahas tentang contoh penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek yang ditinjau sebagai suatu studi kasus.
(10)
• Bab 4 Analisis Masalah
Bab ini berisi uraian tentang evaluasi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada pelaksanaan konstruksi pada gedung bertingkat sehubungan dengan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
• Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran yang didapat dari bab – bab sebelumnya.
(11)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Secara umum pelaksanaan keselamatan dan kesehatan pekerja telah dipenuhi oleh PT. PP selaku kontraktor utama pada proyek pembangunan Gedung Kantor Pusat Rs Santo Borromeus. Namun ada beberapa kekurangan - kekurangan yang perlu diperbaiki oleh pihak kontraktor. Kekurangan tersebut antara lain :
1. Penyusunan dokumen kontrak antara pihak kontraktor dengan subkontraktor mempengaruhi kebijakan dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Hak-hak serta kewajiban pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja kurang dipahami oleh pekerja itu sendiri.
(12)
3. Ada pemahaman yang keliru, yaitu anggapan bahwa, jika perusahaan sudah memenuhi sarana peralatan K3 berarti sudah memenuhi persyaratan K3. Padahal sarana peralatan K3 ini adalah baru sebagian dari sistem K3. 4. Keselamatan dan kesehatan lingkungan sekitar merupakan tanggung jawab
pihak kontraktor. 5.2 Saran
1. Program Keselamatan dan kesehatan kerja sebaiknya disusun atas dasar kepentingan kedua belah pihak, baik pihak pekerja maupun dari pihak kontraktor. Penyusunan hanya atas dasar kepentingan salah satu pihak akan mengakibatkan program keselamatan dan kesehatan kerja tidak berjalan dengan baik sehingga rentan menimbulkan kecelakaan.
2. Penyusunan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebaiknya juga bersumber kepada undang-undang yang berlaku agar tidak ada masalah dengan departemen pemerintah yang mengatur tentang masalah ini jika dikemudian hari terjadi kecelakaan.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kebijakan - kebijakan perusahaan selaku main kontraktor sehubungan kerjasama dengan sub kontraktor-sub kontraktor yang dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang sistem dan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi yang disusun pihak perusahaan sehubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan konstruksi. Dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang baik dan sesuai untuk proyek konstruksi akan menghasilkan dasar pedoman dan tindakan pencegahan serta penanggulangan kecelakaan yang
(13)
terarah tanpa menganggu biaya, mutu dan waktu pelaksanaan yang telah direncanakan. Sehingga memudahkan pelaku pada bidang konstruksi untuk melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja.
(14)
DAFTAR PUSTAKA
1. Bennet N.B Silalahi, MA (1991), Manajemen Keselamatan & Kesehatan
Kerja, Edisi kedua, Penerbit Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
2. Buku Panduan Keselamatan dan Kesehatan kerja PT Caltex, Chevron Healty,
Safety and Enviromental .
3. Istimawan Dipohusodo, (1996), Manajemen Proyek Konstruksi, Jilid 2, Penerbit Kanisius , Yogyakarta
4. Maksum T. Ir, MT .Diktat Kuliah Rekayasa Pelaksanaan Konstruksi 2, Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
5. Marwansyah dan Mukaram, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke II, Pusat Penerbit Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung, Indonesia.
6. Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
7. PT Jaya Obayashi (2002) , Buku Panduan Praktis Program K3, Surabaya. 8. Suherman Hertanto (2002), Tugas Akhir, Studi Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Proyek Konstruksi Bangunan
Gedung Bertingkat, Universitas Kristen Maranatha
9. Suma’mur Msc, (1987), Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan, Penerbit CV Haji Masagung, Jakarta.
10. Syahputra Tunggal Imam, SH, (2000) , Peraturan Perundangan
(1)
pembangunan Gedung Kantor Pusat Rs Santo Borromeus di jalan Ir.H Djuanda No 100 Bandung pada saat proyek sedang berjalan.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam membuat Tugas Akhir ini dibagi dalam 5 (lima) bab. Masing – masing bab akan menguraikan sebagai berikut :
• Bab 1 Pendahuluan
Bab ini menjelaskan secara garis besar isi dari Tugas Akhir, meliputi latar belakang permasalahan, tujuan yang ingin dicapai, pembatasan masalah serta sistematika penulisan.
• Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini menguraikan tentang dasar - dasar keselamatan kerja, perangkat peraturan keselamatan dan kesehatan kerja proyek konstruksi, manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek, penerapan kesehatan dan keselamatan kerja, serta identifikasi berbagai bahaya yang umum terjadi selama proyek berlangsung.
• Bab 3 Studi Kasus
Bab ini membahas tentang contoh penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek yang ditinjau sebagai suatu studi kasus.
(2)
• Bab 4 Analisis Masalah
Bab ini berisi uraian tentang evaluasi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada pelaksanaan konstruksi pada gedung bertingkat sehubungan dengan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
• Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran yang didapat dari bab – bab sebelumnya.
(3)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Secara umum pelaksanaan keselamatan dan kesehatan pekerja telah dipenuhi oleh PT. PP selaku kontraktor utama pada proyek pembangunan Gedung Kantor Pusat Rs Santo Borromeus. Namun ada beberapa kekurangan - kekurangan yang perlu diperbaiki oleh pihak kontraktor. Kekurangan tersebut antara lain :
1. Penyusunan dokumen kontrak antara pihak kontraktor dengan subkontraktor mempengaruhi kebijakan dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Hak-hak serta kewajiban pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja kurang dipahami oleh pekerja itu sendiri.
(4)
3. Ada pemahaman yang keliru, yaitu anggapan bahwa, jika perusahaan sudah memenuhi sarana peralatan K3 berarti sudah memenuhi persyaratan K3. Padahal sarana peralatan K3 ini adalah baru sebagian dari sistem K3. 4. Keselamatan dan kesehatan lingkungan sekitar merupakan tanggung jawab
pihak kontraktor.
5.2 Saran
1. Program Keselamatan dan kesehatan kerja sebaiknya disusun atas dasar kepentingan kedua belah pihak, baik pihak pekerja maupun dari pihak kontraktor. Penyusunan hanya atas dasar kepentingan salah satu pihak akan mengakibatkan program keselamatan dan kesehatan kerja tidak berjalan dengan baik sehingga rentan menimbulkan kecelakaan.
2. Penyusunan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebaiknya juga bersumber kepada undang-undang yang berlaku agar tidak ada masalah dengan departemen pemerintah yang mengatur tentang masalah ini jika dikemudian hari terjadi kecelakaan.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kebijakan - kebijakan perusahaan selaku main kontraktor sehubungan kerjasama dengan sub kontraktor-sub kontraktor yang dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang sistem dan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi yang disusun pihak perusahaan sehubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan konstruksi. Dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang baik dan sesuai untuk proyek konstruksi akan menghasilkan dasar pedoman dan tindakan pencegahan serta penanggulangan kecelakaan yang
(5)
terarah tanpa menganggu biaya, mutu dan waktu pelaksanaan yang telah direncanakan. Sehingga memudahkan pelaku pada bidang konstruksi untuk melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
1. Bennet N.B Silalahi, MA (1991), Manajemen Keselamatan & Kesehatan
Kerja, Edisi kedua, Penerbit Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
2. Buku Panduan Keselamatan dan Kesehatan kerja PT Caltex, Chevron Healty,
Safety and Enviromental .
3. Istimawan Dipohusodo, (1996), Manajemen Proyek Konstruksi, Jilid 2, Penerbit Kanisius , Yogyakarta
4. Maksum T. Ir, MT .Diktat Kuliah Rekayasa Pelaksanaan Konstruksi 2, Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
5. Marwansyah dan Mukaram, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke II, Pusat Penerbit Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung, Indonesia.
6. Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
7. PT Jaya Obayashi (2002) , Buku Panduan Praktis Program K3, Surabaya. 8. Suherman Hertanto (2002), Tugas Akhir, Studi Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Proyek Konstruksi Bangunan
Gedung Bertingkat, Universitas Kristen Maranatha
9. Suma’mur Msc, (1987), Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan, Penerbit CV Haji Masagung, Jakarta.
10. Syahputra Tunggal Imam, SH, (2000) , Peraturan Perundangan