STUDI EVALUATIF TENTANG EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PROGRAM PEMANTAPAN KERJA GURU DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH : Studi Kasus di Daerah Tingkat II Kotamadya Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie.
STUDI EVALUATIT TENTANG EFEKTIVITAS PENGELOLAAN
PROGRAM PEMANTAPAN KERJA GURU
DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH
(Studi Kasus di Daerah Tingkat II Kotamadya Banda Aceh,
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
O I e h
Nl S W
ANT O
NIM: 9132315
DEPARTEMEN PENDmiKAN DAN KEBUDAYAAN
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDn>D£AN BANDUNG
19 9 4
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PROF. DR. ACHMAD SANUSI, SH, MPA.
Pembimbing I
rMOH. FAKRYT3AFFAR, M. Ed.
Pembimbing II
ABSTRAK
STUDI EVALUATIF TENTANG EFEKTIVITAS PENGELOLAAN
PROGRAM PEMENTAPAN KERJA GURU DI
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH
(Studi Kasus di Daerah tingkat II Kotamadya
Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan
Kabupaten Pidie)
Oleh
Niswanto R Karyawitana
Pengelolaan
Aceh
program
PKG di
melibatkan banyak unsur,
Daerah
seperti
Istimewa
Bagpro
PAIIA
dan PKG, Penanggung Jawab Pelaksanaan Program (PJPP),
Instruktur,
Guru
Inti,
Ketua
Sanggar
dan
Sekolah. Banyaknya unsur yang terlibat dalam
PKG maka pengelolaan mutlak diperlukan,
daan
sebab
Kepala
program
ketia-
pengelolaan dapat menimbulkan masalah seperti :
perasaan saling lepas antara satu unsur dalam
sanakan
kegiatan
dengan unsur
tumpang
tindih tugas,
lainnya,
melak-
terjadinya
atau pun saling berebut
kewe-
nangan; yang pada gilirannya akan berpengaruh
terha
dap efektivitas pencapaian tujuan Program PKG.
Berda-
sarkan
hal
itulah penulis
tertarik
untuk
menilai
tentang efektivitas pengelolaan program PKG di Daerah
Istimewa Aceh, dengan mengambil lokasi di tiga daerah
tingkat II yaitu Kotamadya Banda Aceh, Kabupaten Aceh
Besar dan Kabupaten Pidie.
XI
Untuk memperoleh pemahaman dan pengertian yang
mendalam,
penelitian ini menggunakan pendekatan
alitatif.
Sampel yang dijadikan sebagai nara
adalah,
(1) Kabid Dikmenum Kanwil
Istimewa
Aceh,
struktur,
(4)
(6)
Guru-guru
(7)
Penanggung
Guru
Inti,
peserta
Jawab
(5)
Ketua
Latihan
sumber
Depdikbud
(2) Kabagpro PAIIA dan PKG,
Daerah
(3)
PKG,
Guru,
serta
Program
(PJPP).
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,
vasi
dan studi dokumentasi,
langsung
1993.
(human
pengumpul data adalah
instrument)
catatan,
tape
dikumpulkan
peneliti
dengan alat bantu
(1) reduksi data,
dengan
Oktober
sendiri
buku
Data
mengikuti
(2) display data,
ber
seperti
recorder dan kamera foto.
dianalisis
obser-
yang eksplorasinya
dari bulan Juli sampai dengan awal
Alat
In
Sanggar
Kerja
Pelaksanaan
ku-
yang
prosedur
serta (3) pengam-
bilan kesimpulan dan verifikasi.
Dari analisis tersebut ditemukan bahwa
lolaan
program
naan;
alat
meliputi kegiatan (1)
(2) realisasi rencana ; serta
program
aspek
PKG
PKG;
(1)
yang
Kegiatan itu
personil,
(3)
mencakup
(2) biaya,
dipergunakan dalam
(3)
program
penge
perenca
pengawasan
sebagian
dari
fasilitas
PKG.
dan
Proses
kegiatan perencanaan dan pengawasan program PKG belum
Xll
dilaksanakan
disusun
sebagaimana mestinya.
Rencana
dengan kurang memperhatikan suatu
perencanaan,
pengawasan
teknik-teknik
program
belum
supervisi pendidikan,
kegiatan
mekanisme
menggunakan
sehingga
keber-
hasilan program PKG berupa perubahan sikap guru dalam
mengelola
Hal
proses belajar mengajar
kurang
terlihat.
ini dapat diartikan bahwa pengelolaan program PKG
yang
dilakukan
efektif.
dalam
melalui
pola lama
baru
Aspek koordinasi antar unsur yang
pelaksanaan program PKG
sehingga
dan
kurang
masing-masing unsur seperti
diri-sendiri.
belum
terlibat
dilaksanakan,
berjalan
sen-
Perubahan program PKG dari pola lama ke
pola baru adalah untuk membuat guru-guru merasa butuh
terhadap program PKG guna mengembangkan kemampuan dan
pengetahuannya dalam proses belajar mengajar,
sehing
ga sedikit demi sedikit dapat mengurangi ketergantun-
gan biaya pelaksanaan program PKG dari pettierintah.
Selanjutnya dapat diidentifikasi bahwa faktorfaktor
yang
dukung
efektivitas
(a)
kondisi
dalam
kepala
diduga sebagai penghambat
maupun
pengelolaan program
siswa di sekolah,
(b)
kondisi
mendukung proses belajar mengajar,
sekolah,
dan (d) motivasi guru
Latihan Kerja Guru.
Xlll
PKG
(c)
para
pen-
adalah
sekolah
fungsi
peserta
Berdasarkan
temuan-temuan
rankan sebagai berikut
tersebut maka
disa-
: (1) hendaknya proses
penyu-
sunan rencana kegiatan program PKG dengan memperhatikan
yang
suatu
mekanisme dengan melibatkan
terkait secara aktif dalam untuk
semua
mengakomodasi
pemikiran yang bertujuan untuk perbaikan
program
berikutnya;
hendaknya
pelaksanaan
(2) dalam realisasi program
diperhatikan
Instruktur dan Guru
unsur
tentang
Inti,
masalah
PKG
regenerasi
di samping itu peran
kepala
sekolah hendaknya ditingkatkan melalui wadah kelompok
kerja kepala sekolah,
fungsi kepala sekolah hendaknya
lebih menampakkan dirinya sebagai administrator
yang
bertanggungjawab untuk mengefektifkan program PKG
sekolahnya,
PKG
tidak
(3) untuk mengawasi pelaksanaan
saja dilakukan oleh Instruktur
Inti sebagaimana yang telah dilaksanakan,
program
dan
untuk
pengawasan
supervisi
PKG
memberikan hasil
hendaknya
yang
dilakukan
pendidikan;
(4)
laporan
sebagai pertanggungjawaban
lebih
dengan
Guru
tetapi juga
hendaknya mengikutsertakan pengawas (PJPP) dan
lain
di
pihak
objektif,
pendekatan
kegiatan
program
pelaksanaan
program
hendaknya berfungsi aktif untuk perbaikan pelaksanaan
program PKG berikutnya.
xiv
^
#;
DAFTAR ISI
HALAMAN
RATA
PENGESAHAN
ii
PENGANTAR
iii
ABSTRAK
DAFTAR
xi
ISI
xv
DAFTAR TABEL
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I
xix
PENDAHULUAN
1
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Gambaran Umum Program Pemantapan
Kerja Guru
1. Latar Belakang Historis
2. Kegiatan Program Pemantapan
Kerja Guru
11
Permasalahan
17
C.
1
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2.
E.
BAB
II
8
8
...
.26
26
Manfaat Penelitian
27
Ruang Lingkup Penelitian
28
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PROGRAM
A.
31
Konsepsi Tentang Efektivitas Penge
lolaan Program
31
1. Pengertian Efektivitas
2.
Pengelolaan
3. Program
B.
*
36
•.
'.
40
Konsep Dasar Evaluasi Program
1. Hakekat dan Tujuan Evaluasi
Program
2.
41
Ruang Lingkup Evaluasi Program ..
2.1.
Tujuan Program
2.2.
Sumber dan
2.3.
Manajemen Program
xv
31
Prosedur
.
41
45
45
47
48
C. Program Latihan Pemantapan Kerja
Guru
1. Tujuan Program Latihan Pemantapan
Kerja Guru
D.
BAB III
BAB
IV
Tahap-Tahap Pengembangan Program
Latihan
52
3.
Proses Manajemen Dalam Pelatihan.
58
4.
Mengukur Efektivitas Pelatihan
60
Metode Penelitian
66
72
72
B. Unit Analisis dan Sampel Penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data ..
D. Tahap-Tahap Penelitian .. . .
75
78
79
E.
83
Prosedur Analisis Data
F. Pengujian Tingkat Kepercayaan
86
TEMUAN PENELITIAN
92
Efektivitas Perencanaan Program
Pemantapan Kerja Guru
2.
3.
92
Efektivitas Pelaksanaan Program
Pemantapan Kerja Guru
98
Efektivits Pengawasan Program
Pemantapan Kerja Guru
V
..
Kesimpulan Kajian Teoritik dan Implikasinya Terhadap Penelitian ini ....
1.
BAB
48
2.
PROSEDUR PENELITIAN
A.
48
127
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
137
A. Kesimpulan
137
B.
148
Rekomendasi
DAFTAR KEPUSTAKAAN
159
LAMPIRAN-LAMPIRAN
164
CURRICULUM VITAE
190
xvi
DAFTAR TABEL
1.
Rincian
Penyelenggaraan Sanggar
Program
Pemantapan Kerja Guru dan Musyawarah Guru
Mata Pelajaran Tahun Anggaran 1993/1994
xvi i
99
DAFTAR GAMBAR
i
Gambar
1.
Halaman
Struktur Organisasi Bagpro PAIIA dan PKG
.
Daerah Istimewa Aceh
2.
Pembinaan Guru Melalui Pemantapan Kerja Guru
Pola Lama
3.
14
Pembinaan Guru Melalui Pemantapan Kerja Guru
Pola Baru
4.
12
15
Struktur Organisasi Sanggar Pemantapan Kerja
Guru
16
5.
Ruang Lingkup Penelitian
29
6.
Sumber
34
7.
Fungsi Manajemen Pelatihan
8.
Efektivitas
59
Matriks Pengelolaan Program Pemantapan Kerja
Guru
.
69
9.
Implikasi Teori ke Dalam Penelitian
71
10.
Tahap-Tahap Penelitian
82
11.
Jalur Karir Dalam Sistem Program Pemantapan
Kerja Guru
xvm
118
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Pedoman Wawancara dengan Bidang Dikmenum
Kanwil Depdikbud Daerah Istimewa Aceh
164
2.
Pedoman Wawancara dengan Instruktur PKG
167
3.
Pedoman Wawancara dengan Guru Inti Latihan
Kerja Guru
4.
169
Pedoman Wawancara dengan Guru-guru Peserta
Latihan Kerja Guru
171
5. Pedoman Wawancara dengan Ketua Sangar PKG
172
6.
Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah
173
7.
Struktur Organisasi Sanggar PKG Matematika
Kotamadya Banda Aceh/Kabupaten Aceh Besar
8.
Struktur Organisasi Sanggar Bahasa Inggris
Kotamadya Banda Aceh/Kabupaten Aceh Besar
9.
178
179
Struktur Organisasi Sanggar PKG Matematika
Kabupaten Pidie
14.
177
Struktur Organisasi Sanggar PKG IPA
Kabupaten Pidie
13.
176
Struktur Organisasi Sanggar PKG Bahasa
Indonesia Kabupaten Pidie
12.
175
Struktur Organisasi Sanggar PKG IPA
Kotamadya Banda Aceh/Kabupaten Aceh Besar
11.
..:..
Struktur Organisasi Sanggar Bahasa Indonesia
Kotamadya Banda Aceh/Kabupaten Aceh Besar
10.
174
180
Struktur Organisasi Sanggar PKG Bahasa
Inggris Kabupaten Pidie
181
15.
Foto-foto hasil penelitian
182
16.
Perij inan
186
xix
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembangunan dalam bidang pendidikan
salah
satu bagian dalam pembangunan
meliputi
peningkatan kuantitas dan
merupakan
nasional,
kualitas
yang
pendi
dikan. Pembangunan pendidikan yang berorientasi
kuantitas
Pelita,
pada
telah lama dilaksanakan melalui Pelita
dan bertujuan untuk memenuhi hak
ke
masyarakat
Indonesia sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945,
Pasal
berhak
31
ayat (1) yaitu,
"Tiap-tiap
mendapat pengajaran".
warga
Sementara
negara
peningkatan
kualitas pendidikan ditujukan untuk memenuhi tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selama
bidang
Pelita V, titik berat
pendidikan
setiap jenjang
kesempatan
adalah
pada
pembangunan
peningkatan
dan jenis pendidikan serta
belajar pada jenjang pendidikan
di
mutu
perluasan
menengah
(GBHN, 1988). Hal ini dipertegas lagi di dalam
kebi-
jaksanaan pembangunan lima tahun keenam yang tertuang
dalam
GBHN 1993, (Bab IV:hal.88) bahwa
pengadaan,
dikan
"pendidikan,
dan pembinaan guru serta tenaga
lainnya
pada semua jalur, jenis
dan
kependijenjang
pendidikan
dikembangkan untuk meningkatkan
kualitas
pendidikan di seluruh tanah air".
Peningkatan
mutu pendidikan
merupakan
berat yang tidak hanya menyangkut teknis
tugas
pendidikan,
tetapi juga menyangkut persoalan perencanaan,
naan,
itu
dan efisiensi penyelenggaraan
sendiri (Tilaar,
penda-
sistem
sekolah
1991:10). Oleh sebab itu
upaya
peningkatan mutu pendidikan dengan sendirinya
memer
lukan penataan sumber daya, yaitu manusia, kurikulum,
atau
sumber
tujuan
42).
belajar dan
fasilitas
untuk
mencapai
pendidikan secara optimal (Engkoswara,
Untuk
dengan
itu, upaya peningkatan
sendirinya
manusia
katan
mutu
memerlukan panataan
pendidikan
sumber
(guru), yang ditunjang oleh program
mutu guru melalui program yang
1987:
daya
pening
berlanjut
dan
intensif.
Upaya
jenjang
peningkatan mutu pendidikan,
Sekolah
Menengah,
oleh GBHN tersebut di atas,
jang
oleh
peningkatan
sebagaimana
khususnya
diamanatkan
antara lain perlu
program peningkatan
mutu
kualitas dan kuantitas
guru,
alat
ditun
program
pelajaran,
pemantapan sistem informasi, serta tersedianya sarana
dan prasarana pendidikan yang memadai.
Program
peningkatan
mutu guru
SMP
dan
SMA
merupakan hal strategis.
Strategis bukan hanya
untuk
menyiapkan siswa ke lembaga yang lebih tinggi dan
dunia
kerja,
tetapi juga untuk
membenahi
guru
untuk
Oleh
kareha itu peningkatan perbuatan
profesional
jabatan
semakin profesional di
guru melalui pendidikan
(penataran)
tanggung
masa
merupakan
Sutisna,
pekerjaan
mendatang.
(performance)
tambahan
aspek
jawab administratif sistem
dalam
penting
sekolah
dari
(Oteng
1985:116).
Menyadari
belajar
mengajar
bahwa faktor keberhasilan
proses
dapat dicapai
selaku
kalau
guru
pengelolanya dapat berfungsi dengan baik, maka
lailah
yang
ke
penataran guru dan aparat pendidikan
dimulainnya
menjadi penunjang program peningkatan mutu
relevansi
pendidikan untuk jenjang sekolah
(Hardjomarsono,
dilaksanakan
1991:1). Berbagai
dan
yang akan ditatar.
bentuk
disesuaikan dengan
dan
menengah
penataran
populasi
guru
Untuk Sekolah Dasar (SD) misalnya,
dimanfaatkan Tim Penatar keliling agar dapat menjang-
kau
guru-guru SD di seluruh pelosok tanah air.
Pada
umumnya, penataran itu dilaksanakan secara berjenjang
dari tingkat nasional ke tingkat propinsi,
kotamadya
khusus
dan bahkan sampai ke kecamatan.
kabupaten/
perhatian
terutama dicurahkan kepada upaya untuk
dapat
menjangkau
guru-guru dalam waktu yang relatif
sing-
kat.
Selesai penataran guru-guru kembali ke sekolah
untuk
melakukan tugasnya,
warnai
yang diharapkan telah
oleh penataran yang telah diikutinya.
Sekolah
dapat
dan
aparat
pendidikan
menunjang pelaksanaan
yang
telah
penataran
Namun,
Kepala
lainnya
diharapkan
pembaharuan
pendidikan
diperkenalkan kepada
tersebut.
di-
guru-guru
melalui
praktek
kurang
dalam
nampak menonjol dukungan kepala sekolah maupun aparat
pembinaan pendidikan lainnya. Oleh karena itu
guru
yang
mengikuti
kemudian kembali kepada
penataran,
kondisi
seakan-akan tidak
banyak
sebelum
pernah
ada
usaha untuk memperbaiki kondisi kegiatan belajar
dan
mengajar di dalam ruang kelas.
Menjelang akhir tahun tujuh-puluhan Direktorat
Pendidikan
situasi
dengan
Menengah Umum berupaya untuk
dan
kondisi
memperkenalkan
yang terjadi
di
bentuk penataran
memperbaiki
SD
tersebut
jenis
untuk memperbaiki proses belajar mengajar di
sekolah
intensif,
menengah,
yang
yaitu
penataran
kemudian dikenal
tingkat
berlanjut
dengan
lain
dan
Pemantapan
Kerja Guru (PKG). Pikiran dasar yang melatarbelakangi
PKG
itu
adalah bahwa,
pada waktu
sebelum
ditatar
guru
"belum
terjadi
muda
mantap" melaksanakah tugasnya. Hal
antara
lain karena,
banyaknya
yang dididik melalui program
ini
tenaga
pendidikan
guru
cepat
(Crash Program),
sehingga mereka belum memiliki bekal
dan
kerja di
kemantapan
lapangan,
(Hardjomarsono,
1992:52).
Melalui penataran berlanjut dan intensif, guru
dilatih
dalam
melalui
atau
pemantapan
kerja
yang
dilaksanakan
in-service training (latihan persiapan
LPK)
(latihan
dan diikuti
dengan
Latihan
Persiapan Kerja (LPK) berlangsung, guru-guru
diasra-
dan
mengenai
dalam
mendapat pelatihan
bahan,
hasil
kerja
intensif
guru
mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan
penilaian
per
terhadap
belajar murid di dalam kelas. Di samping
diberikan pula pendalaman materi untuk
mata
yang
apa saja yang harus dilakukan seorang
mengelola kelas,
siapan
Pada
training
saat
makan
dalam kerja atau LDK).
on-service
kerja
pelajaran. Ketika guru kembali ke
itu,
masing-masing
sekolah,
ia
masih menerima bimbingan dalam melaksanakan tugasnya
melalui kunjungan para instruktur kepada guru masing-
masing,
dan diikuti dengan pembinaan.
Kegiatan
jutan setelah LPK ini dinamakan dengan latihan
lan-
dalam
kerja (LDK). Dengan demikian, diharapkan guru menjadi
6
i
lebih
mantap
melaksanakan
dan
tumbuh rasa
diri
Untuk mendukung
dalam
program
ini
Kepala Sekolah dan Pengawas pun ditatar mengenai
ke-
PKG-an,
tugasnya.
percaya
sehingga mereka bersama-sama dapat
membentuk
sistem pembinaan profesional.
Sebagaimana program penataran lainnya,
pemantapan
dikan
kerja guru juga dikaitkan
dengan
dan latihan yang diarahkan untuk
kemampuan
bahwa
kerja guru.
tujuan
(Hardjomarsono,
Kerja
1992:53) "untuk
Guru
dikemukakan
(PKG)
menaikkan
efektivi
proses belajar mengajar (PBM)". Dengan
jelas
bahwa tujuan tersebut diarahkan
adalah
kualitas
pengajaran melalui perbaikan efisiensi dan
tas
pendi
mempertinggi
Secara umum dapat
Pemantapan
program
demikian
kepada
suatu
proses yang amat erat kaitannya dengan fungsi seorang
guru di dalam mengelola kelompok belajar yang menjadi
asuhannya.
Program Pemantapan Kerja Guru (PKG)
mengguna-
kan sistem berjenjang dalam pengorganisasian
kerja
bagi
program
(Latihan
guru.
PKG
Secara
memberi
Kerja
nasional
penataran
Instruktur
atau
Tim
kepada
LKI).
latihan
Pengembang
Instruktur
Di
tingkat
propinsi diadakan Latihan Kerja Guru Inti (LKGI) yang
diberikan
oleh
Instruktur hasil LKI,
sementara
di
tingkat
kabupaten diadakan Latihan Kerja
diberikan
latihan
oleh Guru Inti. Guru-guru
Guru
yang
mengikuti
kerja guru inilah yang nantinya akan
langsung
ke
sekolah asalnya
dalam
yang
terjun
proses
belajar
mengajar. Tujuannya adalah untuk mencapai efektivitas
dan efisiensi pelaksanaan proses belajar mengajar.
Efektivitas
dan
efisiensi
proses
belajar
mengajar dapat dicapai bila tujuan program pemantapan
kerja guru tercapai secara efektif dan efisien, yaitu
tercapainya
tujuan
latihan
yang
diberikan
oleh
Instruktur kepada Guru Inti di tingkat propinsi,
dari Guru Inti kepada guru-guru di tingkat
atau
Kabupaten
Kotamadya. Berdasarkan pemikiran tersebut,
kualitas
guru
di
Aceh
yang
masih
dari
1992),
pengelolaan
mengambil
rangking
Indonesia,
maka penulis terdorong untuk
tivitas
yang
27 propinsi (Serambi
mengkaji
program pemantapan
lokasi di tiga daerah
dan
dipertanyakan,
karena secara nasional Aceh hanya menduduki
ke-23
dan
2
Mai
efek
kerja
guru
tingkat
dua,
yaitu Kotamadya Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, dan
Kabupaten Pidie.
8
B. Gambaran Umum Program Pemantapan Kerja Guru
.1. Latar Belakang Historis
Program. Pemantapan Kerja Guru
merupakan
(Program
PKG)
program pembinaan guru SMTP dan SMTA
yang
dilaksanakan
Aceh
baru
tahun
secara
nasional, dan
melaksanakan Program
Daerah.
PKG
Istimewa
tersebut
1981/1982 (tahun ketiga), karena secara
pada
nasi
onal Program PKG dimulai pada tahun 1979/1980.
Program
PKG di Daerah Istimewa Aceh
ditandai
dengan datangnya Prof. Dr. Gordon Elwood dari Austra
lia,
sebagai
arsiteknya
Program
Pemantapan
Kerja
Guru, pada awal Oktober 1981. Ketika itu dikumpulkanlah sekitar 70 (tujuh Puluh) orang guru IPA SMTP
dan
SMTA dari Daerah Tingkat II Kotamadya Banda Aceh
dan
Kabupaten
guru
IPA
studi
IPA
tersebut
dan
Aceh Besar. Ketujuh-puluh orang
kemudian diseleksi dalam bidang
Bahasa
kemudian
Inggris.
Dari
hasil
seleksi
muncullah 5 orang guru untuk
tersebut
masing-masing
Bidang Studi (Fisika, Kimia, dan Biologi). Lima besar
dari
masing-masing guru bidang studi tersebut
dian
diseleksi kembali oleh
dibawa
ke Jakarta, dan seminggu
dikirimkan
orang
Elwood,
guru
ke Banda Aceh, yaitu
dari
Bidang Studi
hasil
kemudian
kemu
seleksi
hasilnya
masing-masing
Biologi,
Kimia
satu
dan
Fisika.
Mereka
inilah yang
lulus
seleksi
calon Instruktur Pemantapan Kerja Guru
Guru-guru
calon
tenaga
yang
telah lulus
mengikuti
IPA.
seleksi
Instruktur tersebut,
berturut-turut
sebagai
sebagai
kemudian
course di
secara
Bandung,
short
course di British Cuoncil Jakarta selama empat bulan,
dan
course ke Malaysia selama empat
itu
mereka
Thailand
studi
Setelah
perbandingan
Ke Thailand,
mereka
Australia
sama
mereka
bagaimana pelaksanaan Pemantapan Kerja
sana
sebagai tempat
lahirnya
ke
melihat
Kerja Guru di sana, yang kondisinya
di Indonesia. Sedangkan ke
melihat
di
mengikuti
dan Australia.
Pemantapan
dengan
juga
bulan.
Pemantapan
Guru
Kerja
Guru. Sebagai kelanjutan pembekalan kepada Instruktur
pada
tahun 1987 mereka mengikuti course
ke
Inggris
selama tiga setengah bulan.
Karena Program PKG merupakan bentuk
penataran
secara intensif dan berlanjut, dan perkembangan dalam
materi
maka
juga terus berubah ke arah yang
Instruktur setiap enam bulan
lebih
sekali
baik,
mengikuti
Latihan Kerja Instruktur, yang dilaksanakan di Jakar
ta,
Bandung atau Yogyakarta. Di samping
pengayaan
materi, setiap empat bulan
itu,
biasanya
Instruktur mengikuti penyegaran materi yang
untuk
para
dilaksa-
10
nakan
di Bandung dengan bekerjasama dengan
Institut
Teknologi Bandung.
Di
daerah,
para Instruktur
juga
memperoleh
tambahan materi untuk mata pelajaran yang
diikutser-
takan dalam Program Pemantapan Kerja Guru. Penambahan
materi tersebut dilaksanakan dengan pihak Universitas
Syiah
Kuala. Kerjasama tersebut khusus untuk
bahan
materi, yang menurut istilahnya
Belakang
Materi (LBM). Sedangkan
penam
adalah
untuk
Latar
pengelolaan
kelas ditangani sendiri oleh Instruktur masing-masing
bidang studi. Hal ini dengan alasan bahwa
yang
juga
adalah guru, dengan
Instruktur
pengalamannya
lebih
menguasai proses belajar mengajar di dalam kelas.
Program PKG IPA tidak mungkin berdiri sendiri.
IPA, yang terdiri dari bidang studi Fisika, Kimia dan
Biologi terkait dengan Matematika. Fisika, Kimia
dan
Biologi
karena
itu
juga harus di PKG-kan. Pelajaran IPA
dan
selalu
Matematika
menggunakan Matematika,
Matematika banyak menggunakan bahasa Inggris,
itu
Bahasa
Inggris juga harus
diPKG-kan.
juga untuk mata pelajaran lainnya, karena
karena
Demikian
pendidikan
di sekolah merupakan pengembangan suatu sistem,
maka
di antara satu mata pelajaran selalu mempunyai kaitan
dengan pelajaran lainnya. Sampai saat ini telah
lima
1.1
mata
pelajaran yang telah diikutsertakan dalam
gram
Pemantapan Kerja Guru,
Bahasa Inggris,
2.
yaitu
IPA,
Matematika,
Bahasa Indonesia, dan IPS-Geografi.
Kegiatan Program Pemantapan Kerja Guru
Secara
nasional
Program
PKG
berada
tanggung jawab Departemen Pendidikan dan
Jenderal Pendidikan Dasar dan
Direktorat
misinya,
guru
yaitu mengadakan pembinaan
maka
Direkto-
Menengah
Pendidikan Menengah Umum.
SMTP/SMTA,
dalam
Kebudayaan,
yang dalam operasionalnya dilaksanakan oleh
rat
Pro
melalui
Sesuai
dengan
terhadap
penanggungjawab
guru-
pengelolaan
Program PKG di Daerah dilaksanakan oleh Kantor
yah
Departemen
Pendidikan dan
Kebudayaan,
Wilamelalui
Bidang Pendidikan Menengah Umum.
Untuk kelancaran pengelolaan Program Pemantap
an
Kerja
Guru di daerah dibentuk gugus
tugas
yang
disebut dengan Bagian Proyek Pengadaan Alat Ilmu-Ilmu
Alam
dan Pemantapan Kerja Guru (selanjutnya
dengan
Bagpro PAIIA dan PKG). Bagpro PAIIA
tersebut
dipimpin oleh seorang yang
Pimpinan
Bagian
Bendaharawan
sekretaris
Proyek
dan
bagian
dan
disebut
dibantu
Bagian Proyek serta
disebut
oleh
dilengkapi
proyek dan beberapa
orang
PKG
dengan
seorang
dengan
staf.
Struktur organisasi Bapro PAIIA dan PKG Daerah
Isti
mewa Aceh dapat digambarkan seperti bagan berikut
Gambar
:
1
Struktur Organisasi
Bagpro PAIIA dan PKG Daerah Istimewa Aceh
Kakanwil
Depdikbud
Pimpinan Proyek
Kabid Dikmenum
Pimpinan/Bend. Bagpro
i
Sekretaris Bagpro
Staf
Staf
Staf
Keterangan :
Gar is Komando
Garis Pembinaan
Program PKG di Daerah Istimewa Aceh
kan
naan
dua pola,
guru
yaitu pola lama dan pola baru.
melalui Program PKG pola
langsung oleh Instruktur,
sebagaimana
mengguna
lama
Pembi
dilakukan
tidak menggunakan Guru Inti
halnya pembinaan yang
dilakukan
dengan
1.3
menggunakan
pola
baru.
Jadi,
Instruktur
langsung
membina guru-guru peserta Program PKG baik pada
in-service
maupun
Kegiatan
service.
ketika
guru
melaksanakan
in-service di sini
oleh
lazimnya
Instruktur.
disebut
Kegiatan
dengan
Kerja
ke
Program
in-service
Latihan
on-
merupakan
giatan pembekalan terhadap guru-guru peserta
PKG
saat
disini
Pemantapan
Kerja Guru.
Kegiatan
guru
menerapkan
diterimanya
masing
on-service merupakan kegiatan
konsep dan pengetahuan
dari
sekolahnya
dalam proses belajar mengajar. Tatkala
guru melaksanakan
dakan
in-service di
on-service,
pembinaan secara rutin terhadap mereka
mengadakan kunjungan pembinaan
guru
yang sedang mengelola proses belajar
visual
Program PKG dengan
digambarkan sebagai berikut
telah
masingguru-
Instruktur tetap menga-
cara
Secara
yang
guru-
terhadap
pola
: (di sebelah)
dengan
guru-
mengajar.
lama
dapat
14
Gambar
2
Pembinaan Guru Melalui
PKG Pola Lama
Pelatihan Oleh
Instruktur
Pemantapan
Kerja Guru
(LKPKG)
Guru yang dilatih
di LKPKG kembali
Sekolah
menSaiar di sekol^l*'
sendiri
Pola baru Program PKG pembinaan terhadap guru-
guru
peserta Latihan Kerja Guru dilakukan oleh
Inti.
Sebelum melaksanakan fungsinya Guru Inti terle-
bih
dahulu mengikuti Latihan Kerja Guru Inti
yang
diberikan oleh Instruktur. Latihan
Inti
merupakan
in-service bagi Guru
Guru
(LKGI)
Kerja
Inti.
Guru
Setelah
mengikuti Latihan Kerja Guru Inti, Guru Inti melaksa
nakan on-service, yaitu mengadakan pembinaan terhadap
guru-guru
peserta
wadah
Sanggar
wadah
Musyawarah
Latihan Kerja
Guru,
Pemantapan Kerja Guru
Guru Mata Pelajaran
baik
(SPKG)
Guru
Inti tersebut mengajar di
maupun
(MGMP).
Inti masih tetap dibina oleh Instruktur, baik
sekolahnya
dalam
Guru
ketika
sendiri,
15
maupun
ketika
Latihan
Kerja
Guru Inti membina
guru-guru
Guru di Sanggar maupun
peserta
tatkala
Inti mengunjungi sekolah-sekolah dimana guru
Guru
peserta
Latihan Kerja Guru bertugas. Program PKG dengan
pola
baru dapat divisualkan sebagai berikut :
Gambar
3
Pembinaan Guru Melalui
PKG Pola Baru
Latihan Kerja
Guru Inti
( LKGI )
Latihan Kerja
Guru
Pelatihan Guru Inti
Oleh Instruktur
Propinsi
Pelatihan Oleh
Guru Inti
( LKG )
Guru Mengajar
Sekolah
di Sekolah
Sendiri
Pelaksanaan Program PKG, baik dengan pola lama
maupun
pola baru biasanya diselenggarakan di
gedung
Sanggar Pemantapan Kerja Guru (Sanggar PKG). Pengelo
laan
gedung Sanggar PKG dipimpin oleh seorang
yang
biasanya adalah Kepala Sekolah
PKG itu berada.
dimana
ketua
Sanggar
Pengelolaan yang dilakukan oleh Ketua
16
Sanggar PKG hanya menyangkut masalah penggunaan fasilitas sanggar untuk kegiatan Latihan Kerja Guru serta
bersama-sama
Guru Inti menunjuk guru-guru yang
diikutsertakan
Struktur
dalam
organisasi
sebagai berikut
kegiatan Latihan
Sanggar PKG
Kerja
dapat
akan
Guru.
digambarkan
:
Gambar
4
Struktur Organisasi
Sanggar Pemantapan Kerja Guru
Ketua SPKG
Waket.SPKG
Sekretaris
KELOMPOK
GURU INTI
Bendahara
Pembantu
Guru-Guru
Peserta LKG
Untuk
Kepala
Kepala
. Pembantu
Penyelenggara
mendukung pelaksanaan Program PKG
Sekolah
berkaitan
Pembantu
Laboratorium
juga ditatar mengenai
dengan Program PKG melalui
Sekolah (LKKS). Demikian juga
hal-hal
Latihan
para
para
yang
Kerja
Pengawas
mengikuti Latihan Kerja Pengawas untuk dapat memaksimalkan fungsinya sebagai pengawas dalam Program PKG.
C.
Permasalahan
Penyelenggaraan program pemantapan kerja guru,
sebagaimana dikemukakan di muka, melibatkan
Pendidikan
Inti,
Menengah
Ketua
Sekolah,
Umum (PJPP),
Pengawas
Instruktur,
Sanggar Pemantapan Kerja
Guru,
Kepala
dan Panitia program pemantapan kerja
Dalam hal ini Instruktur bertugas memberikan
han
Guru
guru.
pelati
dalam bentuk Latihan Kerja Guru Inti (LKGI)
memberikan
kepada
bimbingan
melalui
kunjungan
dan
bimbingan
Guru Inti. Selain itu Instruktur juga
berke-
wajiban mengunjungi dan memberi bimbingan kepada Guru
Inti yang menjalankan tugas pelatihan terhadap
guru
peserta di Sanggar Pemantapan Kerja
Guru
guru-
atau
dalam wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Sedangkan
Guru
Inti berfungsi " mengunjungi dan
memberi
bingan kepada guru-guru yang mengikuti latihan
guru di Sanggar Pemantapan Kerja
bim
kerja
Guru dan di sekolah
masing-masing" (Hardjomarsono, 1991:12).
Instruktur
dan Guru Inti
dalam
melaksanakan
fungsinya menyusun program kegiatan untuk satu
(dua semester). Program tersebut mencakup
materi
serta
dibuat
dan analisis materi proses belajar
evaluasi
hasil belajar.
Program
tahun
pendalaman
mengajar,
yang
oleh Instruktur akan dapat efektif bila
telah
Guru
IB
i
Inti dapat dipersiapkan,
Inti
atau
LKGI),
(melalui Latihan Kerja
untuk
membina
guru-guru
Guru
melalui
Latihan Kerja Guru.
Sedangkan program Guru Inti dapat
dikatakan
bila
Kerja
efektif
guru-guru
peserta
Guru dapat mengelola proses
dengan
lebih
baik karena
Latihan
belajar
telah
mengajar
mengikuti
program
Latihan Kerja Guru dari Guru Inti.
Instruktur
sebagai
orang
dan Guru Inti, dalam
dalam
program
pemantapan kerja guru, bagi Kanwil Depdikbud
(Bidang
Dikmenum)
mereka
yang bertanggungjawab
kapasitasnya
mungkin tidak menimbulkan
memang
telah ditunjuk
dan
masalah,
diberi
sebab
tanggung
jawab serta dibekali untuk dapat melaksanakan
tersebut.
hal
itu
mereka
fungsi
Tetapi, di pihak Instruktur dan Guru
merupakan permasalahan
tersendiri,
juga guru, yang tetap melaksanakan
karena
fungsinya
sebagai guru seperti halnya guru-guru lainnya.
mengantisipasi
Inti
Untuk
masalah tersebut Instruktur dan
Guru
Inti dikurangi jam mengajarnya di sekolah, yaitu dari
24 jam yang dibolehkan dalam seminggu menjadi
maksi-
mal hanya 12 jam, (Juklak DIP/PO Bagpro PAIIA dan PKG
Seluruh Indonesia,
1993).
Kegiatan di Sanggar dikelola oleh Ketua
gar,
yang
dirangkap langsung
oleh
Kepala
Sang
Sekolah
19
i
dimana Sanggar itu berada,
sedangkan untuk percepatan
keberhasilan Latihan Kerja Guru Kepala Sekolah
dita
tar untuk dapat mendukung fungsi Instruktur dan
Inti pada saat mengadakan kunjungan pembinaan
terha
dap guru peserta Program Latihan Kerja Guru di
lah.
Namun,
Kepala Sekolah juga
sering
Guru
seko
disibukkan
dengan fungsinya sebagai penanggungjawab berlangsung-
nya
proses pendidikan di sekolah
demikian
Guru.
yang
dipimpinnya,
juga dengan Ketua Sanggar Pemantapan
Dengan
demikian,
setiap orang
yang
Kerja
harusnya
terlibat dan bertanggungjawab dalam Program Pemantap
an
Kerja
Guru cenderung menimbulkan
mementingkan
yaitu
masing-masing.
Isu-isu
tersebut terasa gejolaknya dalam pengelolaan
Program
Pemantapan
tugas pokoknya
friksi,
Kerja
Guru
di tiga
Daerah
Tingkat
II
dimana penelitian ini dilaksanakan.
Program
adalah
pemantapan kerja guru
upaya pengembangan profesional
peningkatan
efektivitas dan efisiensi
belajar mengajar.
pada
dasarnya
guru
melalui
dalam
proses
Pengembangan oleh Moekijat,
(1981:
28) diartikan sebagai kegiatan yang dimaksudkan untuk
mengubah
kecakapan
kelakuan
dan
mengemukakan
yang
sikap.
terdiri
Sementara
atas
Flippo
pengetahuan,
(1991:215)
bahwa pengembangan meliputi baik
pela-
:,:::o
tihan untuk meningkatkan
kan
ketrampilan dalam melaksana
pekerjaan tertentu maupun pendidikan
untuk
me
ningkatkan pengetahuan umum dan pemahaman atas
kese-
luruhan
dalam
lingkungan.
pengembangan
Dengan
demikian,
maka
guru merupakan setiap usaha untuk
perbaiki pelaksanaan proses belajar mengajar,
memberikan
menambah
informasi,
kecakapan
meningkatkan
mem
dengan
kompetensi
yang berhubungan
dengan
dan
proses
belajar mengajar.
Untuk
membantu pengembangan profesional
tersebut perlu dipenuhi hal-hal berikut,
Hoyle,
1980),
(1) pengadaan sistem
layak bagi guru;
yang
(Joice dalam
pelatihan
(2) pemberian dukungan dari
memungkinkan
mereka
guru
memperbaiki
yang
sekolah
programnya;
(3) menciptakan iklim sehingga guru dapat mengembangkan potensi mereka.
an
profesional
sebagaimana
Perry (dalam Hoyle,
yaitu,
lam
Dengan demikian ciri
(1) menumbuhkan
mereka;
(3)
individu guru
(2)
mempertajam
kelas;
ketrampilan
serta (5) meninggikan kesadaran
da
keyakinan
mereka;
memperluas dan
pengetahuan tentang apa yang
oleh
dipenuhi,
(pribadi)
meningkatkan
(4) terus-menerus memperbaharui,
perdalam
dikemukakan
1980) diharapkan dapat
kehidupan kerjanya;
diri
yang
pengembang
diajarnya
memdi
tentang menga-
21
pa
mereka berbuat seperti apa yang
diperbuatnya
di
kelas .
Program
pemantapan kerja guru
sebagai
peningkatan mutu guru mempunyai tujuan untuk
kan
kualitas pengajaran melalui perbaikan
media
menaikperubahan
kompetensi guru dalam proses belajar mengajar.
tersebut
merupakan
suatu sistem yang
Media
terdiri
atas
sub-sub sistem. Sub sistem tersebut meliputi
Latihan
Kerja
Latihan
Guru Inti untuk tingkat propinsi
dan
Kerja Guru (LKG) untuk tingkat Kabupaten (Kotamadya).
Sistem
tersebut
diarahkan
untuk
mencapai
tingkat
efektivitas dan efisiensi dalam proses belajar
meng
ajar. Efisien dikaitkan dengan "sumber daya yang ter-
batas yang dimanfaatkan untuk mengeluarkan hasil, sementara efektif mengacu kepada upaya mencapai
tujuan
yang sudah ditetapkan" (Hardjomarsono, 1992:53).
Dalam
pendekatan
diukur
melihat efektivitas organisasi
tujuan,
maka
keberhasilan
melalui
organisasi
dari kemampuannya mencapai tujuan yang
telah
ditargetkan (Muhyadi, 1989:286). Tinjauan efektivitas
dari
sudut pencapaian tujuan tidak
saja
bangkan sasaran organisasi, tetapi juga
mempertahankan
kata
lain,
mempertim-
mekanismenya
diri dan mengejar sasarannya.
penilaian
efektivitas
harus
Dengan
berkaitan
dengan masalah sarana maupun tujuan-tujuan organisasi
(Steers,
1985:50).
Program pemantapan kerja guru yang
dilaksana
kan di Daerah Tingkat II Kotamadya Banda Aceh,
paten
Aceh
berbagai
batkan
dan Kabupaten
Pidie
sarana untuk mencapai tujuan,
Instruktur
Sanggar
Kepala
Besar,
Pemantapan
Sekolah.
persoalan
Kerja Guru
paling
besar
pengelolaan
mana
dalam
kerja guru agar dapat efektif,
efektivitas
dan
bukan pihak
dengan
program
sehingga
untuk
meningkatkan efisiensi dan
meli
Inti,
Ketua
Pengawas
serta
menjadi
pokok
yang
mempunyai
program
melainkan
guruj
ajaran berhasil.
menggunakan
Guru
Oleh karena itu yang
adalah
kontribusi
dari propinsi,
Kabu
pemantapan
sejauh
pemantapan
mana
kerja
tujuan program pemantapan kerja
efektivitas
guru
peng-
Dengan kata lain bagaimana mengefek-
tifkan pengelolaan program pemantapan kerja guru agar
upaya peningkatan mutu pendidikan melalui
dan
efisiensi
pengelolaan proses
efektivitas
belajar
mengajar
oleh guru berhasil.
Untuk mengefektifkan pemantapan kerja guru
daerah
tingkat II
memang bukan tugas mudah,
terutama disebabkan oleh pengorganisasiannya.
hal
di
ini
Seperti
telah dikemukakan di muka bahwa di Daerah Tingkat
II
pemantapan
tapan
kerja guru berlangsung di Sanggar
Kerja Guru yang dibina oleh Guru
bantuan
(yang
Instruktur.
Dalam
Inti
pelaksanaannya,
ditunjuk) berfungsi sebagai
Peman
dengan
pengawas
Penanggung
Jawab
Pelaksanaan Program Pemantapan Kerja Guru.
Seperti
menengah
karena
diketahui bahwa
operasional
adalah langsung di bawah Kanwil
itu
Menengah
dapat dilihat
bahwa
Depdikbud,
Bidang
Umum dan Pengawas adanya hanya
sekolah
Pendidikan
di
tingkat
Kanwil, (Kepmendikbud, No.0173/0/1983. Dengan demiki
an, mobilitas pengawas selaku Penanggung Jawab Pelaksana
Program Pemantapan Kerja Guru
agak
terganggu.
Hal ini akan membawa implikasi terhadap proses penye
lenggaraan pemantapan kerja guru, dan dengan sendiri
nya
akan
mempengaruhi
efektivitas
penyelenggaraan
program pemantapan kerja guru.
Sebagai
suatu
sistem
sosial
yang
program pemantapan kerja guru terdiri atas
kat komponen dan aktivitas yang saling
kepada
kerja
efektivitas
pelaksanaan
program
guru. Untuk kepentingan penelitian
ditetapkan
aspek-aspek atau
seperang-
berinteraksi,
membentuk suatu sistem kerja yang
sehingga
terbuka,
mengarah
pemantapan
ini
komponen-komponen
perlu
yang
dinilai efektivitasnya dalam program pemantapan kerja
24
guru.
Menurut Arikunto (1988:33),
suatu
program dikelompokkan kepada
yaitu:
(1)
tujuan;
(2) sumber;
aspek-aspek
empat
(3)
dalam
kategori,
prosedur;
dan
(4) manajemen.
Dalam
konteks program pemantapan kerja
guru,
tujuan yang dimaksud adalah tujuan program pemantapan
kerja guru baik tujuan umum maupun tujuan
Sedangkan
sumber
merupakan
sarana
khususnya.
penunjang
yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan program pemantapan
kerja
guru.
proses
Prosedur merupakan teknik, strategi
yang
berbagai
digunakan
dalam
rangka
sumber dalam upaya mencapai
lenggaraan
dan
memanfaatkan
tujuan
program pemantapan kerja guru.
penye
Manajemen
digunakan untuk memonitor sumber-sumber maupun prose
dur
kerja
ada
dalam rangka mencapai tujuan program
guru.
Di dalam program pemantapan
komponen
prosedur
lain
dan
selain
tujuan,
manajemen, yaitu
pemantapan
kerja
guru
sumber-sumber,
peserta,
pengelola,
pembina dan organisasi program pemantapan kerja guru.
Berdasarkan uraian di atas,
pertanyaan
pengelolaan
maka yang
menjadi
pokok dalam penelitian ini adalah
apakah
program pemantapan kerja guru di
Daerah
Istimewa Aceh.,
khususnya di Daerah Tingkat II
madya Banda Aceh,
Kabupaten Aceh Besar dan
Kota
Kabupaten
i
Pidie, berjalan dengan efektif? Dari pertanyaan pokok
ini kemudian diajukan pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Bagaimanakah proses perencanaan program Pemantapan
Kerja
Guru (PKG) di Daerah Istimewa Aceh
dilaku
kan?. Pertanyaan ini dirinci lagi menjadi :
a. Siapa
yang menyusun rencana
kegiatan
program
PKG di Daerah Istimewa Aceh?
b. Pihak mana saja yang diikutsertakan dalam
pro
ses perencanaan program PKG ?
c. Adakah proses penyusunan rencana kerja
program
PKG mengikutsertakan tenaga ahli (ekspert)?
d. Apakah biaya yang dipergunakan dalam proses pe
nyusunan program PKG cukup efektif?
e. Adakah pemanfaatan berbagai fasilitas dalam pe
nyusunan
rencana
kerja
program
PKG
efektif
dimanfaatkan?
f. Apakah waktu yang dipergunakan dalam penyusunan
rencana program PKG efektif?
2. Apakah pelaksanaan program PKG efektif
dilaksana
kan? Pertanyaan ini dirinci lagi menjadi :
a. Apakah realisasi kegiatan efektif dilaksanakan?
b. Adakah realisasi biaya program PKG efektif
tuk melaksanakan kegiatan program PKG?
un
c.
Apakah
pemanfaatan berbagai fasilitas
efektif
untuk mencapai tujuan program PKG?
d.
3.
Adakah waktu pelaksanaan program PKG efektif?
Apakah pengawasan terhadap pelaksanaan program PKG
efektif dilaksanakan? Pertanyaan ini dirinci
menjadi
a.
lagi
:
Apakah personil pengawasan efektif
menjalankan
fungsinya?
b.
Apakah
tujuan pengawasan efektif kepada
upaya
mencapai sasaran program PKG?
c.
Adakah
proses
pengawasan dilaksanakan
sesuai
dengan prinsip-prinsip supervisi pendidikan?
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara
umum,
penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendeskripsikan dan menganalisis efektivitas pengelo
laan program pemantapan
kerja guru yang
di Daerah Istimewa Aceh,
II
Kotamadya Banda Aceh,
dilaksanakan
khususnya di Daerah
Kabupaten Aceh
Tingkat
Besar,
dan
Kabupaten Pidie.
Beranjak dari tujuan umum di atas,
khusus dari penelitian
maka tujuan
ini adalah sebagai berikut
:
a. Mendeskripsikan,
proses
(PKG)
menganalisis
dan
mengembangkan
perencanaan program pemantapan kerja
yang
Daerah
lebih efektif untuk
Istimewa
guru
dilaksanakan
Aceh, khususnya di
tiga
di
Daerah
Tingkat II yang dijadikan wilayah penelitian.
b. Mendeskripsikan,
menganalisis
dan
mengembangkan
strategi pelaksanaan program PKG yang lebih
efek
tif dalam rangka membina guru-guru yang dilaksana
kan
di
Daerah
Daerah Istimewa Aceh, khususnya
di
Tingkat II yang dijadikan wilayah
tiga
peneli
tian.
c. Mendeskripsikan,
pelaksanaan
menganalisis
dan
mengembangkan
pengawasan terhadap pelaksanaan
gram PKG untuk mencapai tujuan yang lebih
pro
efektif
di Daerah Istimewa Aceh, khususnya di tiga
Daerah
Tingkat II yang dijadikan wilayah penelitian.
2.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini berusaha mengkaji secara menda-
lam
pelaksanaan program pemantapan kerja guru
rangka
Aceh,
meningkatkan
terutama
mutu guru
di
di Kotamadya Banda
Daerah
Aceh,
dalam
Istimewa
Kabupaten
Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Oleh karena itu hasil
penelitian
ini
secara
teoritis
dapat
memperkaya
khasanah
dalam
guru.
studi
bidang
administrasi
pengelolaan
Selain itu,
pendidikan,
program
pemantapan
mutu
hasil penelitian ini juga dapat
dijadikan sebagai bahan kajian
sarjana
terutama
administrasi
lebih lanjut bagi para
pendidikan
guna
mempertajam
wawasan keilmuwannya.
Manfaat
praktis
adalah sebagai berikut
penelitian ini
antara
lain
:
a. Dapat dijadikan sebagai masukan bagi Kantor
Wila
yah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Istimewa
untuk penyelenggaraan Program
Aceh
Daerah
PKG
agar lebih efektif mencapai tujuan.
b. Dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pengelola
program,
terutama
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan kompetensi guru.
c.
Dapat memperluas wawasan peneliti tentang
penyelenggaraan program,
praktek
terutama program pemanta
pan kerja guru.
E.
Ruang Lingkup Penelitian
Uraian
di
muka
memberikan
suatu
gaambaran
bahwa ruang lingkup penelitian ini dapat dibuat dalam
bentuk bagan sebagai berikut
: (di sebelah)
29
Gambar
5
Ruang Lingkup Penelitian
KAKANWIL
DEPDIKBUD
KABID DIKMENUM
PEMIMPIN/BEND. BAGPRO
PJPP
_L
r-
Koord.
Instruktur
SPKG
LKGI
Guru Inti
LKG
.j
Kep.Sekolah
Guru
Penanggungjawab
utama
pengelolaan
Program
Pemantapan Kerja Guru di Daerah Istimewa Aceh
Kepala
Kantor
Wilayah
Departemen
adalah
Pendidikan
Kebudayaan. Sedangkan penanggungjawab teknis
dan
Program
Pemantapan Kerja Guru adalah Kepala Bidang Pendidikan
Menengah Umum,
yang di dalamnya dibentuk gugus
tugas
dengan
Alam
PKG).
nama Bagian Proyek Pengadaan
dan
Pemantapan Kerja Guru
Alat
(Bagpro
Bagpro PAIIA dan PKG adalah
Ilmu-Ilmu
PAIIA
penanggung
dan
jawab
teknis administratif dalam pelaksanaan Program Peman
tapan
Kerja
akademik,
Guru.
Sementara
melibatkan
itu
Pengawas yang
penanggung
jawab
diserahi
tugas
sebagai Penanggung Jawab Pelaksanaan Program
Instruktur,
Guru
ini
Guru Inti,
Ketua Sanggar Pemantapan Kerja
dan Kepala Sekolah.
mencoba
melibatkan
(PJPP),
mengamati
Untuk itu,
kegiatan
maka
penelitian
pengelolaan
berbagai unsur dalam merealisasikan
gram Pemantapan Kerja Guru.
---
NRK
--
yang
Pro
ws IU ^
S o
*§>
Daerah Istimewa Aceh,
II,
terutama di tiga Daerah Tingkat
yaitu Kotamadya Banda Aceh,
dan
Kabupaten Pidie.
Kabupaten Aceh
Dengan demikian
unit
penelitian ini bersifat institusional,
Besar
analisis
dengan penger
tian bahwa yang menjadi fokus kajian adalah organisa
si
atau lembaga yang terkait dalam pengelolaan
gram Pemantapan Kerja Guru, bukan atas nama
Pro
individu
atau pejabat pengelolanya.
Dalam
penelitian kualitatif banyaknya
sampel
bukan merupakan kriteria utama. Oleh karena itu
diutamakan
adalah
memberikan
informasi sebanyak mungkin sesuai
tujuan
bagaimana sampel
penelitian.
tersebut
Untuk keperluan
yang
dapat
dengan
tersebut
peng
ambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan
teknik
sampel
yang
purposif (purposive sampling). Adapun
dijadikan responden sebagai nara
sumber
penelitian ini adalah adalah sebagai berikut
1. Kepala
Bidang
Wilayah
Pendidikan
Menengah
Umum
dalam
:
Kantor
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dae
rah Istimewa Aceh.
2. Kepala Bagian Proyek Pengadaan Alat-Alat Ilmu-Ilmu
Alam
dan
Pemantapan Kerja Guru
Daerah
Istimewa
Aceh.
3. Instruktur
program Pemantapan Kerja
Guru
Daerah
/ /
Istimewa
Aceh, meliputi Instruktur
IPA, Bahasa
tika,
Inggris, Bahasa
Bidang
Indonesia,
Studi
Matema
dan IPS-Geografi.
4. Guru
Inti
Tingkat
Program Pemantapan Kerja
II Kotamadya Banda Aceh,
Guru
Daerah
Kabupaten
Aceh
Besar dan Kabupaten Pidie, meliputi Guru Inti IPA,
Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan
Sedangkan
Matematika.
untuk IPS-Geografi belum ada Guru
karena masih menggunakan Program Pemantapan
Inti
Kerja
Guru pola lama.
5. Guru-guru (peserta) Program Pemantapan Kerja
Daerah
Guru
Istimewa Aceh, meliputi guru-guru yang te
lah pernah dan sedang mengikuti Program Pemantapan
Kerja Guru.
6. Kepala Sekolah, yaitu kepala sekolah di mana guru-
guru peserta Program Pemantapan Kerja Guru bertu
gas baik SMTP maupun SMTA.
7. Ketua Sanggar Pemantapan Kerja Guru.
Untuk
Koordinator
Guru Inti, peserta, Kepala Sekolah
Sanggar
Pemantapan
Kerja
Guru
dipilih untuk dijadikan responden adalah yang
dan
yang
berada
di daerah penelitian, yaitu Daerah Tingkat II Kotama
dya
Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar
Pidie.
dan
Kabupaten
Khusus untuk Kepala sekolah diambil 3
(tiga)
orang Kepala Sekolah di masing-masing 'Daerah
II,
Tingkat
dengan perincian 2 (dua) dari SMTA dan 1
dari
SMTP, dengan demikian berjumlah
9
(satu)
(sembilan)
orang Kepala Sekolah.
C.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
Pengumpulan
yang
dipergunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara,
observasi, dan
studi dokumentasi.
data
Ketiga teknik tersebut
diperguna
kan untuk memperoleh informasi yang saling
menunjang
atau melengkapi tentang pengelolaan program pemantap
an kerja guru.
Adapun instrumen penelitiannya
adalah
diri peneliti sendiri.
Agar wawancara tetap berlangsung dalam konteks
peneliti menggunakan pedoman wawancara (lihat
ran),
dengan
pertanyaan-pertanyaan
yang
lampiterbuka.
Untuk mel
PROGRAM PEMANTAPAN KERJA GURU
DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH
(Studi Kasus di Daerah Tingkat II Kotamadya Banda Aceh,
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
O I e h
Nl S W
ANT O
NIM: 9132315
DEPARTEMEN PENDmiKAN DAN KEBUDAYAAN
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDn>D£AN BANDUNG
19 9 4
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PROF. DR. ACHMAD SANUSI, SH, MPA.
Pembimbing I
rMOH. FAKRYT3AFFAR, M. Ed.
Pembimbing II
ABSTRAK
STUDI EVALUATIF TENTANG EFEKTIVITAS PENGELOLAAN
PROGRAM PEMENTAPAN KERJA GURU DI
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH
(Studi Kasus di Daerah tingkat II Kotamadya
Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan
Kabupaten Pidie)
Oleh
Niswanto R Karyawitana
Pengelolaan
Aceh
program
PKG di
melibatkan banyak unsur,
Daerah
seperti
Istimewa
Bagpro
PAIIA
dan PKG, Penanggung Jawab Pelaksanaan Program (PJPP),
Instruktur,
Guru
Inti,
Ketua
Sanggar
dan
Sekolah. Banyaknya unsur yang terlibat dalam
PKG maka pengelolaan mutlak diperlukan,
daan
sebab
Kepala
program
ketia-
pengelolaan dapat menimbulkan masalah seperti :
perasaan saling lepas antara satu unsur dalam
sanakan
kegiatan
dengan unsur
tumpang
tindih tugas,
lainnya,
melak-
terjadinya
atau pun saling berebut
kewe-
nangan; yang pada gilirannya akan berpengaruh
terha
dap efektivitas pencapaian tujuan Program PKG.
Berda-
sarkan
hal
itulah penulis
tertarik
untuk
menilai
tentang efektivitas pengelolaan program PKG di Daerah
Istimewa Aceh, dengan mengambil lokasi di tiga daerah
tingkat II yaitu Kotamadya Banda Aceh, Kabupaten Aceh
Besar dan Kabupaten Pidie.
XI
Untuk memperoleh pemahaman dan pengertian yang
mendalam,
penelitian ini menggunakan pendekatan
alitatif.
Sampel yang dijadikan sebagai nara
adalah,
(1) Kabid Dikmenum Kanwil
Istimewa
Aceh,
struktur,
(4)
(6)
Guru-guru
(7)
Penanggung
Guru
Inti,
peserta
Jawab
(5)
Ketua
Latihan
sumber
Depdikbud
(2) Kabagpro PAIIA dan PKG,
Daerah
(3)
PKG,
Guru,
serta
Program
(PJPP).
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,
vasi
dan studi dokumentasi,
langsung
1993.
(human
pengumpul data adalah
instrument)
catatan,
tape
dikumpulkan
peneliti
dengan alat bantu
(1) reduksi data,
dengan
Oktober
sendiri
buku
Data
mengikuti
(2) display data,
ber
seperti
recorder dan kamera foto.
dianalisis
obser-
yang eksplorasinya
dari bulan Juli sampai dengan awal
Alat
In
Sanggar
Kerja
Pelaksanaan
ku-
yang
prosedur
serta (3) pengam-
bilan kesimpulan dan verifikasi.
Dari analisis tersebut ditemukan bahwa
lolaan
program
naan;
alat
meliputi kegiatan (1)
(2) realisasi rencana ; serta
program
aspek
PKG
PKG;
(1)
yang
Kegiatan itu
personil,
(3)
mencakup
(2) biaya,
dipergunakan dalam
(3)
program
penge
perenca
pengawasan
sebagian
dari
fasilitas
PKG.
dan
Proses
kegiatan perencanaan dan pengawasan program PKG belum
Xll
dilaksanakan
disusun
sebagaimana mestinya.
Rencana
dengan kurang memperhatikan suatu
perencanaan,
pengawasan
teknik-teknik
program
belum
supervisi pendidikan,
kegiatan
mekanisme
menggunakan
sehingga
keber-
hasilan program PKG berupa perubahan sikap guru dalam
mengelola
Hal
proses belajar mengajar
kurang
terlihat.
ini dapat diartikan bahwa pengelolaan program PKG
yang
dilakukan
efektif.
dalam
melalui
pola lama
baru
Aspek koordinasi antar unsur yang
pelaksanaan program PKG
sehingga
dan
kurang
masing-masing unsur seperti
diri-sendiri.
belum
terlibat
dilaksanakan,
berjalan
sen-
Perubahan program PKG dari pola lama ke
pola baru adalah untuk membuat guru-guru merasa butuh
terhadap program PKG guna mengembangkan kemampuan dan
pengetahuannya dalam proses belajar mengajar,
sehing
ga sedikit demi sedikit dapat mengurangi ketergantun-
gan biaya pelaksanaan program PKG dari pettierintah.
Selanjutnya dapat diidentifikasi bahwa faktorfaktor
yang
dukung
efektivitas
(a)
kondisi
dalam
kepala
diduga sebagai penghambat
maupun
pengelolaan program
siswa di sekolah,
(b)
kondisi
mendukung proses belajar mengajar,
sekolah,
dan (d) motivasi guru
Latihan Kerja Guru.
Xlll
PKG
(c)
para
pen-
adalah
sekolah
fungsi
peserta
Berdasarkan
temuan-temuan
rankan sebagai berikut
tersebut maka
disa-
: (1) hendaknya proses
penyu-
sunan rencana kegiatan program PKG dengan memperhatikan
yang
suatu
mekanisme dengan melibatkan
terkait secara aktif dalam untuk
semua
mengakomodasi
pemikiran yang bertujuan untuk perbaikan
program
berikutnya;
hendaknya
pelaksanaan
(2) dalam realisasi program
diperhatikan
Instruktur dan Guru
unsur
tentang
Inti,
masalah
PKG
regenerasi
di samping itu peran
kepala
sekolah hendaknya ditingkatkan melalui wadah kelompok
kerja kepala sekolah,
fungsi kepala sekolah hendaknya
lebih menampakkan dirinya sebagai administrator
yang
bertanggungjawab untuk mengefektifkan program PKG
sekolahnya,
PKG
tidak
(3) untuk mengawasi pelaksanaan
saja dilakukan oleh Instruktur
Inti sebagaimana yang telah dilaksanakan,
program
dan
untuk
pengawasan
supervisi
PKG
memberikan hasil
hendaknya
yang
dilakukan
pendidikan;
(4)
laporan
sebagai pertanggungjawaban
lebih
dengan
Guru
tetapi juga
hendaknya mengikutsertakan pengawas (PJPP) dan
lain
di
pihak
objektif,
pendekatan
kegiatan
program
pelaksanaan
program
hendaknya berfungsi aktif untuk perbaikan pelaksanaan
program PKG berikutnya.
xiv
^
#;
DAFTAR ISI
HALAMAN
RATA
PENGESAHAN
ii
PENGANTAR
iii
ABSTRAK
DAFTAR
xi
ISI
xv
DAFTAR TABEL
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I
xix
PENDAHULUAN
1
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Gambaran Umum Program Pemantapan
Kerja Guru
1. Latar Belakang Historis
2. Kegiatan Program Pemantapan
Kerja Guru
11
Permasalahan
17
C.
1
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2.
E.
BAB
II
8
8
...
.26
26
Manfaat Penelitian
27
Ruang Lingkup Penelitian
28
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PROGRAM
A.
31
Konsepsi Tentang Efektivitas Penge
lolaan Program
31
1. Pengertian Efektivitas
2.
Pengelolaan
3. Program
B.
*
36
•.
'.
40
Konsep Dasar Evaluasi Program
1. Hakekat dan Tujuan Evaluasi
Program
2.
41
Ruang Lingkup Evaluasi Program ..
2.1.
Tujuan Program
2.2.
Sumber dan
2.3.
Manajemen Program
xv
31
Prosedur
.
41
45
45
47
48
C. Program Latihan Pemantapan Kerja
Guru
1. Tujuan Program Latihan Pemantapan
Kerja Guru
D.
BAB III
BAB
IV
Tahap-Tahap Pengembangan Program
Latihan
52
3.
Proses Manajemen Dalam Pelatihan.
58
4.
Mengukur Efektivitas Pelatihan
60
Metode Penelitian
66
72
72
B. Unit Analisis dan Sampel Penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data ..
D. Tahap-Tahap Penelitian .. . .
75
78
79
E.
83
Prosedur Analisis Data
F. Pengujian Tingkat Kepercayaan
86
TEMUAN PENELITIAN
92
Efektivitas Perencanaan Program
Pemantapan Kerja Guru
2.
3.
92
Efektivitas Pelaksanaan Program
Pemantapan Kerja Guru
98
Efektivits Pengawasan Program
Pemantapan Kerja Guru
V
..
Kesimpulan Kajian Teoritik dan Implikasinya Terhadap Penelitian ini ....
1.
BAB
48
2.
PROSEDUR PENELITIAN
A.
48
127
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
137
A. Kesimpulan
137
B.
148
Rekomendasi
DAFTAR KEPUSTAKAAN
159
LAMPIRAN-LAMPIRAN
164
CURRICULUM VITAE
190
xvi
DAFTAR TABEL
1.
Rincian
Penyelenggaraan Sanggar
Program
Pemantapan Kerja Guru dan Musyawarah Guru
Mata Pelajaran Tahun Anggaran 1993/1994
xvi i
99
DAFTAR GAMBAR
i
Gambar
1.
Halaman
Struktur Organisasi Bagpro PAIIA dan PKG
.
Daerah Istimewa Aceh
2.
Pembinaan Guru Melalui Pemantapan Kerja Guru
Pola Lama
3.
14
Pembinaan Guru Melalui Pemantapan Kerja Guru
Pola Baru
4.
12
15
Struktur Organisasi Sanggar Pemantapan Kerja
Guru
16
5.
Ruang Lingkup Penelitian
29
6.
Sumber
34
7.
Fungsi Manajemen Pelatihan
8.
Efektivitas
59
Matriks Pengelolaan Program Pemantapan Kerja
Guru
.
69
9.
Implikasi Teori ke Dalam Penelitian
71
10.
Tahap-Tahap Penelitian
82
11.
Jalur Karir Dalam Sistem Program Pemantapan
Kerja Guru
xvm
118
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Pedoman Wawancara dengan Bidang Dikmenum
Kanwil Depdikbud Daerah Istimewa Aceh
164
2.
Pedoman Wawancara dengan Instruktur PKG
167
3.
Pedoman Wawancara dengan Guru Inti Latihan
Kerja Guru
4.
169
Pedoman Wawancara dengan Guru-guru Peserta
Latihan Kerja Guru
171
5. Pedoman Wawancara dengan Ketua Sangar PKG
172
6.
Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah
173
7.
Struktur Organisasi Sanggar PKG Matematika
Kotamadya Banda Aceh/Kabupaten Aceh Besar
8.
Struktur Organisasi Sanggar Bahasa Inggris
Kotamadya Banda Aceh/Kabupaten Aceh Besar
9.
178
179
Struktur Organisasi Sanggar PKG Matematika
Kabupaten Pidie
14.
177
Struktur Organisasi Sanggar PKG IPA
Kabupaten Pidie
13.
176
Struktur Organisasi Sanggar PKG Bahasa
Indonesia Kabupaten Pidie
12.
175
Struktur Organisasi Sanggar PKG IPA
Kotamadya Banda Aceh/Kabupaten Aceh Besar
11.
..:..
Struktur Organisasi Sanggar Bahasa Indonesia
Kotamadya Banda Aceh/Kabupaten Aceh Besar
10.
174
180
Struktur Organisasi Sanggar PKG Bahasa
Inggris Kabupaten Pidie
181
15.
Foto-foto hasil penelitian
182
16.
Perij inan
186
xix
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembangunan dalam bidang pendidikan
salah
satu bagian dalam pembangunan
meliputi
peningkatan kuantitas dan
merupakan
nasional,
kualitas
yang
pendi
dikan. Pembangunan pendidikan yang berorientasi
kuantitas
Pelita,
pada
telah lama dilaksanakan melalui Pelita
dan bertujuan untuk memenuhi hak
ke
masyarakat
Indonesia sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945,
Pasal
berhak
31
ayat (1) yaitu,
"Tiap-tiap
mendapat pengajaran".
warga
Sementara
negara
peningkatan
kualitas pendidikan ditujukan untuk memenuhi tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selama
bidang
Pelita V, titik berat
pendidikan
setiap jenjang
kesempatan
adalah
pada
pembangunan
peningkatan
dan jenis pendidikan serta
belajar pada jenjang pendidikan
di
mutu
perluasan
menengah
(GBHN, 1988). Hal ini dipertegas lagi di dalam
kebi-
jaksanaan pembangunan lima tahun keenam yang tertuang
dalam
GBHN 1993, (Bab IV:hal.88) bahwa
pengadaan,
dikan
"pendidikan,
dan pembinaan guru serta tenaga
lainnya
pada semua jalur, jenis
dan
kependijenjang
pendidikan
dikembangkan untuk meningkatkan
kualitas
pendidikan di seluruh tanah air".
Peningkatan
mutu pendidikan
merupakan
berat yang tidak hanya menyangkut teknis
tugas
pendidikan,
tetapi juga menyangkut persoalan perencanaan,
naan,
itu
dan efisiensi penyelenggaraan
sendiri (Tilaar,
penda-
sistem
sekolah
1991:10). Oleh sebab itu
upaya
peningkatan mutu pendidikan dengan sendirinya
memer
lukan penataan sumber daya, yaitu manusia, kurikulum,
atau
sumber
tujuan
42).
belajar dan
fasilitas
untuk
mencapai
pendidikan secara optimal (Engkoswara,
Untuk
dengan
itu, upaya peningkatan
sendirinya
manusia
katan
mutu
memerlukan panataan
pendidikan
sumber
(guru), yang ditunjang oleh program
mutu guru melalui program yang
1987:
daya
pening
berlanjut
dan
intensif.
Upaya
jenjang
peningkatan mutu pendidikan,
Sekolah
Menengah,
oleh GBHN tersebut di atas,
jang
oleh
peningkatan
sebagaimana
khususnya
diamanatkan
antara lain perlu
program peningkatan
mutu
kualitas dan kuantitas
guru,
alat
ditun
program
pelajaran,
pemantapan sistem informasi, serta tersedianya sarana
dan prasarana pendidikan yang memadai.
Program
peningkatan
mutu guru
SMP
dan
SMA
merupakan hal strategis.
Strategis bukan hanya
untuk
menyiapkan siswa ke lembaga yang lebih tinggi dan
dunia
kerja,
tetapi juga untuk
membenahi
guru
untuk
Oleh
kareha itu peningkatan perbuatan
profesional
jabatan
semakin profesional di
guru melalui pendidikan
(penataran)
tanggung
masa
merupakan
Sutisna,
pekerjaan
mendatang.
(performance)
tambahan
aspek
jawab administratif sistem
dalam
penting
sekolah
dari
(Oteng
1985:116).
Menyadari
belajar
mengajar
bahwa faktor keberhasilan
proses
dapat dicapai
selaku
kalau
guru
pengelolanya dapat berfungsi dengan baik, maka
lailah
yang
ke
penataran guru dan aparat pendidikan
dimulainnya
menjadi penunjang program peningkatan mutu
relevansi
pendidikan untuk jenjang sekolah
(Hardjomarsono,
dilaksanakan
1991:1). Berbagai
dan
yang akan ditatar.
bentuk
disesuaikan dengan
dan
menengah
penataran
populasi
guru
Untuk Sekolah Dasar (SD) misalnya,
dimanfaatkan Tim Penatar keliling agar dapat menjang-
kau
guru-guru SD di seluruh pelosok tanah air.
Pada
umumnya, penataran itu dilaksanakan secara berjenjang
dari tingkat nasional ke tingkat propinsi,
kotamadya
khusus
dan bahkan sampai ke kecamatan.
kabupaten/
perhatian
terutama dicurahkan kepada upaya untuk
dapat
menjangkau
guru-guru dalam waktu yang relatif
sing-
kat.
Selesai penataran guru-guru kembali ke sekolah
untuk
melakukan tugasnya,
warnai
yang diharapkan telah
oleh penataran yang telah diikutinya.
Sekolah
dapat
dan
aparat
pendidikan
menunjang pelaksanaan
yang
telah
penataran
Namun,
Kepala
lainnya
diharapkan
pembaharuan
pendidikan
diperkenalkan kepada
tersebut.
di-
guru-guru
melalui
praktek
kurang
dalam
nampak menonjol dukungan kepala sekolah maupun aparat
pembinaan pendidikan lainnya. Oleh karena itu
guru
yang
mengikuti
kemudian kembali kepada
penataran,
kondisi
seakan-akan tidak
banyak
sebelum
pernah
ada
usaha untuk memperbaiki kondisi kegiatan belajar
dan
mengajar di dalam ruang kelas.
Menjelang akhir tahun tujuh-puluhan Direktorat
Pendidikan
situasi
dengan
Menengah Umum berupaya untuk
dan
kondisi
memperkenalkan
yang terjadi
di
bentuk penataran
memperbaiki
SD
tersebut
jenis
untuk memperbaiki proses belajar mengajar di
sekolah
intensif,
menengah,
yang
yaitu
penataran
kemudian dikenal
tingkat
berlanjut
dengan
lain
dan
Pemantapan
Kerja Guru (PKG). Pikiran dasar yang melatarbelakangi
PKG
itu
adalah bahwa,
pada waktu
sebelum
ditatar
guru
"belum
terjadi
muda
mantap" melaksanakah tugasnya. Hal
antara
lain karena,
banyaknya
yang dididik melalui program
ini
tenaga
pendidikan
guru
cepat
(Crash Program),
sehingga mereka belum memiliki bekal
dan
kerja di
kemantapan
lapangan,
(Hardjomarsono,
1992:52).
Melalui penataran berlanjut dan intensif, guru
dilatih
dalam
melalui
atau
pemantapan
kerja
yang
dilaksanakan
in-service training (latihan persiapan
LPK)
(latihan
dan diikuti
dengan
Latihan
Persiapan Kerja (LPK) berlangsung, guru-guru
diasra-
dan
mengenai
dalam
mendapat pelatihan
bahan,
hasil
kerja
intensif
guru
mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan
penilaian
per
terhadap
belajar murid di dalam kelas. Di samping
diberikan pula pendalaman materi untuk
mata
yang
apa saja yang harus dilakukan seorang
mengelola kelas,
siapan
Pada
training
saat
makan
dalam kerja atau LDK).
on-service
kerja
pelajaran. Ketika guru kembali ke
itu,
masing-masing
sekolah,
ia
masih menerima bimbingan dalam melaksanakan tugasnya
melalui kunjungan para instruktur kepada guru masing-
masing,
dan diikuti dengan pembinaan.
Kegiatan
jutan setelah LPK ini dinamakan dengan latihan
lan-
dalam
kerja (LDK). Dengan demikian, diharapkan guru menjadi
6
i
lebih
mantap
melaksanakan
dan
tumbuh rasa
diri
Untuk mendukung
dalam
program
ini
Kepala Sekolah dan Pengawas pun ditatar mengenai
ke-
PKG-an,
tugasnya.
percaya
sehingga mereka bersama-sama dapat
membentuk
sistem pembinaan profesional.
Sebagaimana program penataran lainnya,
pemantapan
dikan
kerja guru juga dikaitkan
dengan
dan latihan yang diarahkan untuk
kemampuan
bahwa
kerja guru.
tujuan
(Hardjomarsono,
Kerja
1992:53) "untuk
Guru
dikemukakan
(PKG)
menaikkan
efektivi
proses belajar mengajar (PBM)". Dengan
jelas
bahwa tujuan tersebut diarahkan
adalah
kualitas
pengajaran melalui perbaikan efisiensi dan
tas
pendi
mempertinggi
Secara umum dapat
Pemantapan
program
demikian
kepada
suatu
proses yang amat erat kaitannya dengan fungsi seorang
guru di dalam mengelola kelompok belajar yang menjadi
asuhannya.
Program Pemantapan Kerja Guru (PKG)
mengguna-
kan sistem berjenjang dalam pengorganisasian
kerja
bagi
program
(Latihan
guru.
PKG
Secara
memberi
Kerja
nasional
penataran
Instruktur
atau
Tim
kepada
LKI).
latihan
Pengembang
Instruktur
Di
tingkat
propinsi diadakan Latihan Kerja Guru Inti (LKGI) yang
diberikan
oleh
Instruktur hasil LKI,
sementara
di
tingkat
kabupaten diadakan Latihan Kerja
diberikan
latihan
oleh Guru Inti. Guru-guru
Guru
yang
mengikuti
kerja guru inilah yang nantinya akan
langsung
ke
sekolah asalnya
dalam
yang
terjun
proses
belajar
mengajar. Tujuannya adalah untuk mencapai efektivitas
dan efisiensi pelaksanaan proses belajar mengajar.
Efektivitas
dan
efisiensi
proses
belajar
mengajar dapat dicapai bila tujuan program pemantapan
kerja guru tercapai secara efektif dan efisien, yaitu
tercapainya
tujuan
latihan
yang
diberikan
oleh
Instruktur kepada Guru Inti di tingkat propinsi,
dari Guru Inti kepada guru-guru di tingkat
atau
Kabupaten
Kotamadya. Berdasarkan pemikiran tersebut,
kualitas
guru
di
Aceh
yang
masih
dari
1992),
pengelolaan
mengambil
rangking
Indonesia,
maka penulis terdorong untuk
tivitas
yang
27 propinsi (Serambi
mengkaji
program pemantapan
lokasi di tiga daerah
dan
dipertanyakan,
karena secara nasional Aceh hanya menduduki
ke-23
dan
2
Mai
efek
kerja
guru
tingkat
dua,
yaitu Kotamadya Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, dan
Kabupaten Pidie.
8
B. Gambaran Umum Program Pemantapan Kerja Guru
.1. Latar Belakang Historis
Program. Pemantapan Kerja Guru
merupakan
(Program
PKG)
program pembinaan guru SMTP dan SMTA
yang
dilaksanakan
Aceh
baru
tahun
secara
nasional, dan
melaksanakan Program
Daerah.
PKG
Istimewa
tersebut
1981/1982 (tahun ketiga), karena secara
pada
nasi
onal Program PKG dimulai pada tahun 1979/1980.
Program
PKG di Daerah Istimewa Aceh
ditandai
dengan datangnya Prof. Dr. Gordon Elwood dari Austra
lia,
sebagai
arsiteknya
Program
Pemantapan
Kerja
Guru, pada awal Oktober 1981. Ketika itu dikumpulkanlah sekitar 70 (tujuh Puluh) orang guru IPA SMTP
dan
SMTA dari Daerah Tingkat II Kotamadya Banda Aceh
dan
Kabupaten
guru
IPA
studi
IPA
tersebut
dan
Aceh Besar. Ketujuh-puluh orang
kemudian diseleksi dalam bidang
Bahasa
kemudian
Inggris.
Dari
hasil
seleksi
muncullah 5 orang guru untuk
tersebut
masing-masing
Bidang Studi (Fisika, Kimia, dan Biologi). Lima besar
dari
masing-masing guru bidang studi tersebut
dian
diseleksi kembali oleh
dibawa
ke Jakarta, dan seminggu
dikirimkan
orang
Elwood,
guru
ke Banda Aceh, yaitu
dari
Bidang Studi
hasil
kemudian
kemu
seleksi
hasilnya
masing-masing
Biologi,
Kimia
satu
dan
Fisika.
Mereka
inilah yang
lulus
seleksi
calon Instruktur Pemantapan Kerja Guru
Guru-guru
calon
tenaga
yang
telah lulus
mengikuti
IPA.
seleksi
Instruktur tersebut,
berturut-turut
sebagai
sebagai
kemudian
course di
secara
Bandung,
short
course di British Cuoncil Jakarta selama empat bulan,
dan
course ke Malaysia selama empat
itu
mereka
Thailand
studi
Setelah
perbandingan
Ke Thailand,
mereka
Australia
sama
mereka
bagaimana pelaksanaan Pemantapan Kerja
sana
sebagai tempat
lahirnya
ke
melihat
Kerja Guru di sana, yang kondisinya
di Indonesia. Sedangkan ke
melihat
di
mengikuti
dan Australia.
Pemantapan
dengan
juga
bulan.
Pemantapan
Guru
Kerja
Guru. Sebagai kelanjutan pembekalan kepada Instruktur
pada
tahun 1987 mereka mengikuti course
ke
Inggris
selama tiga setengah bulan.
Karena Program PKG merupakan bentuk
penataran
secara intensif dan berlanjut, dan perkembangan dalam
materi
maka
juga terus berubah ke arah yang
Instruktur setiap enam bulan
lebih
sekali
baik,
mengikuti
Latihan Kerja Instruktur, yang dilaksanakan di Jakar
ta,
Bandung atau Yogyakarta. Di samping
pengayaan
materi, setiap empat bulan
itu,
biasanya
Instruktur mengikuti penyegaran materi yang
untuk
para
dilaksa-
10
nakan
di Bandung dengan bekerjasama dengan
Institut
Teknologi Bandung.
Di
daerah,
para Instruktur
juga
memperoleh
tambahan materi untuk mata pelajaran yang
diikutser-
takan dalam Program Pemantapan Kerja Guru. Penambahan
materi tersebut dilaksanakan dengan pihak Universitas
Syiah
Kuala. Kerjasama tersebut khusus untuk
bahan
materi, yang menurut istilahnya
Belakang
Materi (LBM). Sedangkan
penam
adalah
untuk
Latar
pengelolaan
kelas ditangani sendiri oleh Instruktur masing-masing
bidang studi. Hal ini dengan alasan bahwa
yang
juga
adalah guru, dengan
Instruktur
pengalamannya
lebih
menguasai proses belajar mengajar di dalam kelas.
Program PKG IPA tidak mungkin berdiri sendiri.
IPA, yang terdiri dari bidang studi Fisika, Kimia dan
Biologi terkait dengan Matematika. Fisika, Kimia
dan
Biologi
karena
itu
juga harus di PKG-kan. Pelajaran IPA
dan
selalu
Matematika
menggunakan Matematika,
Matematika banyak menggunakan bahasa Inggris,
itu
Bahasa
Inggris juga harus
diPKG-kan.
juga untuk mata pelajaran lainnya, karena
karena
Demikian
pendidikan
di sekolah merupakan pengembangan suatu sistem,
maka
di antara satu mata pelajaran selalu mempunyai kaitan
dengan pelajaran lainnya. Sampai saat ini telah
lima
1.1
mata
pelajaran yang telah diikutsertakan dalam
gram
Pemantapan Kerja Guru,
Bahasa Inggris,
2.
yaitu
IPA,
Matematika,
Bahasa Indonesia, dan IPS-Geografi.
Kegiatan Program Pemantapan Kerja Guru
Secara
nasional
Program
PKG
berada
tanggung jawab Departemen Pendidikan dan
Jenderal Pendidikan Dasar dan
Direktorat
misinya,
guru
yaitu mengadakan pembinaan
maka
Direkto-
Menengah
Pendidikan Menengah Umum.
SMTP/SMTA,
dalam
Kebudayaan,
yang dalam operasionalnya dilaksanakan oleh
rat
Pro
melalui
Sesuai
dengan
terhadap
penanggungjawab
guru-
pengelolaan
Program PKG di Daerah dilaksanakan oleh Kantor
yah
Departemen
Pendidikan dan
Kebudayaan,
Wilamelalui
Bidang Pendidikan Menengah Umum.
Untuk kelancaran pengelolaan Program Pemantap
an
Kerja
Guru di daerah dibentuk gugus
tugas
yang
disebut dengan Bagian Proyek Pengadaan Alat Ilmu-Ilmu
Alam
dan Pemantapan Kerja Guru (selanjutnya
dengan
Bagpro PAIIA dan PKG). Bagpro PAIIA
tersebut
dipimpin oleh seorang yang
Pimpinan
Bagian
Bendaharawan
sekretaris
Proyek
dan
bagian
dan
disebut
dibantu
Bagian Proyek serta
disebut
oleh
dilengkapi
proyek dan beberapa
orang
PKG
dengan
seorang
dengan
staf.
Struktur organisasi Bapro PAIIA dan PKG Daerah
Isti
mewa Aceh dapat digambarkan seperti bagan berikut
Gambar
:
1
Struktur Organisasi
Bagpro PAIIA dan PKG Daerah Istimewa Aceh
Kakanwil
Depdikbud
Pimpinan Proyek
Kabid Dikmenum
Pimpinan/Bend. Bagpro
i
Sekretaris Bagpro
Staf
Staf
Staf
Keterangan :
Gar is Komando
Garis Pembinaan
Program PKG di Daerah Istimewa Aceh
kan
naan
dua pola,
guru
yaitu pola lama dan pola baru.
melalui Program PKG pola
langsung oleh Instruktur,
sebagaimana
mengguna
lama
Pembi
dilakukan
tidak menggunakan Guru Inti
halnya pembinaan yang
dilakukan
dengan
1.3
menggunakan
pola
baru.
Jadi,
Instruktur
langsung
membina guru-guru peserta Program PKG baik pada
in-service
maupun
Kegiatan
service.
ketika
guru
melaksanakan
in-service di sini
oleh
lazimnya
Instruktur.
disebut
Kegiatan
dengan
Kerja
ke
Program
in-service
Latihan
on-
merupakan
giatan pembekalan terhadap guru-guru peserta
PKG
saat
disini
Pemantapan
Kerja Guru.
Kegiatan
guru
menerapkan
diterimanya
masing
on-service merupakan kegiatan
konsep dan pengetahuan
dari
sekolahnya
dalam proses belajar mengajar. Tatkala
guru melaksanakan
dakan
in-service di
on-service,
pembinaan secara rutin terhadap mereka
mengadakan kunjungan pembinaan
guru
yang sedang mengelola proses belajar
visual
Program PKG dengan
digambarkan sebagai berikut
telah
masingguru-
Instruktur tetap menga-
cara
Secara
yang
guru-
terhadap
pola
: (di sebelah)
dengan
guru-
mengajar.
lama
dapat
14
Gambar
2
Pembinaan Guru Melalui
PKG Pola Lama
Pelatihan Oleh
Instruktur
Pemantapan
Kerja Guru
(LKPKG)
Guru yang dilatih
di LKPKG kembali
Sekolah
menSaiar di sekol^l*'
sendiri
Pola baru Program PKG pembinaan terhadap guru-
guru
peserta Latihan Kerja Guru dilakukan oleh
Inti.
Sebelum melaksanakan fungsinya Guru Inti terle-
bih
dahulu mengikuti Latihan Kerja Guru Inti
yang
diberikan oleh Instruktur. Latihan
Inti
merupakan
in-service bagi Guru
Guru
(LKGI)
Kerja
Inti.
Guru
Setelah
mengikuti Latihan Kerja Guru Inti, Guru Inti melaksa
nakan on-service, yaitu mengadakan pembinaan terhadap
guru-guru
peserta
wadah
Sanggar
wadah
Musyawarah
Latihan Kerja
Guru,
Pemantapan Kerja Guru
Guru Mata Pelajaran
baik
(SPKG)
Guru
Inti tersebut mengajar di
maupun
(MGMP).
Inti masih tetap dibina oleh Instruktur, baik
sekolahnya
dalam
Guru
ketika
sendiri,
15
maupun
ketika
Latihan
Kerja
Guru Inti membina
guru-guru
Guru di Sanggar maupun
peserta
tatkala
Inti mengunjungi sekolah-sekolah dimana guru
Guru
peserta
Latihan Kerja Guru bertugas. Program PKG dengan
pola
baru dapat divisualkan sebagai berikut :
Gambar
3
Pembinaan Guru Melalui
PKG Pola Baru
Latihan Kerja
Guru Inti
( LKGI )
Latihan Kerja
Guru
Pelatihan Guru Inti
Oleh Instruktur
Propinsi
Pelatihan Oleh
Guru Inti
( LKG )
Guru Mengajar
Sekolah
di Sekolah
Sendiri
Pelaksanaan Program PKG, baik dengan pola lama
maupun
pola baru biasanya diselenggarakan di
gedung
Sanggar Pemantapan Kerja Guru (Sanggar PKG). Pengelo
laan
gedung Sanggar PKG dipimpin oleh seorang
yang
biasanya adalah Kepala Sekolah
PKG itu berada.
dimana
ketua
Sanggar
Pengelolaan yang dilakukan oleh Ketua
16
Sanggar PKG hanya menyangkut masalah penggunaan fasilitas sanggar untuk kegiatan Latihan Kerja Guru serta
bersama-sama
Guru Inti menunjuk guru-guru yang
diikutsertakan
Struktur
dalam
organisasi
sebagai berikut
kegiatan Latihan
Sanggar PKG
Kerja
dapat
akan
Guru.
digambarkan
:
Gambar
4
Struktur Organisasi
Sanggar Pemantapan Kerja Guru
Ketua SPKG
Waket.SPKG
Sekretaris
KELOMPOK
GURU INTI
Bendahara
Pembantu
Guru-Guru
Peserta LKG
Untuk
Kepala
Kepala
. Pembantu
Penyelenggara
mendukung pelaksanaan Program PKG
Sekolah
berkaitan
Pembantu
Laboratorium
juga ditatar mengenai
dengan Program PKG melalui
Sekolah (LKKS). Demikian juga
hal-hal
Latihan
para
para
yang
Kerja
Pengawas
mengikuti Latihan Kerja Pengawas untuk dapat memaksimalkan fungsinya sebagai pengawas dalam Program PKG.
C.
Permasalahan
Penyelenggaraan program pemantapan kerja guru,
sebagaimana dikemukakan di muka, melibatkan
Pendidikan
Inti,
Menengah
Ketua
Sekolah,
Umum (PJPP),
Pengawas
Instruktur,
Sanggar Pemantapan Kerja
Guru,
Kepala
dan Panitia program pemantapan kerja
Dalam hal ini Instruktur bertugas memberikan
han
Guru
guru.
pelati
dalam bentuk Latihan Kerja Guru Inti (LKGI)
memberikan
kepada
bimbingan
melalui
kunjungan
dan
bimbingan
Guru Inti. Selain itu Instruktur juga
berke-
wajiban mengunjungi dan memberi bimbingan kepada Guru
Inti yang menjalankan tugas pelatihan terhadap
guru
peserta di Sanggar Pemantapan Kerja
Guru
guru-
atau
dalam wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Sedangkan
Guru
Inti berfungsi " mengunjungi dan
memberi
bingan kepada guru-guru yang mengikuti latihan
guru di Sanggar Pemantapan Kerja
bim
kerja
Guru dan di sekolah
masing-masing" (Hardjomarsono, 1991:12).
Instruktur
dan Guru Inti
dalam
melaksanakan
fungsinya menyusun program kegiatan untuk satu
(dua semester). Program tersebut mencakup
materi
serta
dibuat
dan analisis materi proses belajar
evaluasi
hasil belajar.
Program
tahun
pendalaman
mengajar,
yang
oleh Instruktur akan dapat efektif bila
telah
Guru
IB
i
Inti dapat dipersiapkan,
Inti
atau
LKGI),
(melalui Latihan Kerja
untuk
membina
guru-guru
Guru
melalui
Latihan Kerja Guru.
Sedangkan program Guru Inti dapat
dikatakan
bila
Kerja
efektif
guru-guru
peserta
Guru dapat mengelola proses
dengan
lebih
baik karena
Latihan
belajar
telah
mengajar
mengikuti
program
Latihan Kerja Guru dari Guru Inti.
Instruktur
sebagai
orang
dan Guru Inti, dalam
dalam
program
pemantapan kerja guru, bagi Kanwil Depdikbud
(Bidang
Dikmenum)
mereka
yang bertanggungjawab
kapasitasnya
mungkin tidak menimbulkan
memang
telah ditunjuk
dan
masalah,
diberi
sebab
tanggung
jawab serta dibekali untuk dapat melaksanakan
tersebut.
hal
itu
mereka
fungsi
Tetapi, di pihak Instruktur dan Guru
merupakan permasalahan
tersendiri,
juga guru, yang tetap melaksanakan
karena
fungsinya
sebagai guru seperti halnya guru-guru lainnya.
mengantisipasi
Inti
Untuk
masalah tersebut Instruktur dan
Guru
Inti dikurangi jam mengajarnya di sekolah, yaitu dari
24 jam yang dibolehkan dalam seminggu menjadi
maksi-
mal hanya 12 jam, (Juklak DIP/PO Bagpro PAIIA dan PKG
Seluruh Indonesia,
1993).
Kegiatan di Sanggar dikelola oleh Ketua
gar,
yang
dirangkap langsung
oleh
Kepala
Sang
Sekolah
19
i
dimana Sanggar itu berada,
sedangkan untuk percepatan
keberhasilan Latihan Kerja Guru Kepala Sekolah
dita
tar untuk dapat mendukung fungsi Instruktur dan
Inti pada saat mengadakan kunjungan pembinaan
terha
dap guru peserta Program Latihan Kerja Guru di
lah.
Namun,
Kepala Sekolah juga
sering
Guru
seko
disibukkan
dengan fungsinya sebagai penanggungjawab berlangsung-
nya
proses pendidikan di sekolah
demikian
Guru.
yang
dipimpinnya,
juga dengan Ketua Sanggar Pemantapan
Dengan
demikian,
setiap orang
yang
Kerja
harusnya
terlibat dan bertanggungjawab dalam Program Pemantap
an
Kerja
Guru cenderung menimbulkan
mementingkan
yaitu
masing-masing.
Isu-isu
tersebut terasa gejolaknya dalam pengelolaan
Program
Pemantapan
tugas pokoknya
friksi,
Kerja
Guru
di tiga
Daerah
Tingkat
II
dimana penelitian ini dilaksanakan.
Program
adalah
pemantapan kerja guru
upaya pengembangan profesional
peningkatan
efektivitas dan efisiensi
belajar mengajar.
pada
dasarnya
guru
melalui
dalam
proses
Pengembangan oleh Moekijat,
(1981:
28) diartikan sebagai kegiatan yang dimaksudkan untuk
mengubah
kecakapan
kelakuan
dan
mengemukakan
yang
sikap.
terdiri
Sementara
atas
Flippo
pengetahuan,
(1991:215)
bahwa pengembangan meliputi baik
pela-
:,:::o
tihan untuk meningkatkan
kan
ketrampilan dalam melaksana
pekerjaan tertentu maupun pendidikan
untuk
me
ningkatkan pengetahuan umum dan pemahaman atas
kese-
luruhan
dalam
lingkungan.
pengembangan
Dengan
demikian,
maka
guru merupakan setiap usaha untuk
perbaiki pelaksanaan proses belajar mengajar,
memberikan
menambah
informasi,
kecakapan
meningkatkan
mem
dengan
kompetensi
yang berhubungan
dengan
dan
proses
belajar mengajar.
Untuk
membantu pengembangan profesional
tersebut perlu dipenuhi hal-hal berikut,
Hoyle,
1980),
(1) pengadaan sistem
layak bagi guru;
yang
(Joice dalam
pelatihan
(2) pemberian dukungan dari
memungkinkan
mereka
guru
memperbaiki
yang
sekolah
programnya;
(3) menciptakan iklim sehingga guru dapat mengembangkan potensi mereka.
an
profesional
sebagaimana
Perry (dalam Hoyle,
yaitu,
lam
Dengan demikian ciri
(1) menumbuhkan
mereka;
(3)
individu guru
(2)
mempertajam
kelas;
ketrampilan
serta (5) meninggikan kesadaran
da
keyakinan
mereka;
memperluas dan
pengetahuan tentang apa yang
oleh
dipenuhi,
(pribadi)
meningkatkan
(4) terus-menerus memperbaharui,
perdalam
dikemukakan
1980) diharapkan dapat
kehidupan kerjanya;
diri
yang
pengembang
diajarnya
memdi
tentang menga-
21
pa
mereka berbuat seperti apa yang
diperbuatnya
di
kelas .
Program
pemantapan kerja guru
sebagai
peningkatan mutu guru mempunyai tujuan untuk
kan
kualitas pengajaran melalui perbaikan
media
menaikperubahan
kompetensi guru dalam proses belajar mengajar.
tersebut
merupakan
suatu sistem yang
Media
terdiri
atas
sub-sub sistem. Sub sistem tersebut meliputi
Latihan
Kerja
Latihan
Guru Inti untuk tingkat propinsi
dan
Kerja Guru (LKG) untuk tingkat Kabupaten (Kotamadya).
Sistem
tersebut
diarahkan
untuk
mencapai
tingkat
efektivitas dan efisiensi dalam proses belajar
meng
ajar. Efisien dikaitkan dengan "sumber daya yang ter-
batas yang dimanfaatkan untuk mengeluarkan hasil, sementara efektif mengacu kepada upaya mencapai
tujuan
yang sudah ditetapkan" (Hardjomarsono, 1992:53).
Dalam
pendekatan
diukur
melihat efektivitas organisasi
tujuan,
maka
keberhasilan
melalui
organisasi
dari kemampuannya mencapai tujuan yang
telah
ditargetkan (Muhyadi, 1989:286). Tinjauan efektivitas
dari
sudut pencapaian tujuan tidak
saja
bangkan sasaran organisasi, tetapi juga
mempertahankan
kata
lain,
mempertim-
mekanismenya
diri dan mengejar sasarannya.
penilaian
efektivitas
harus
Dengan
berkaitan
dengan masalah sarana maupun tujuan-tujuan organisasi
(Steers,
1985:50).
Program pemantapan kerja guru yang
dilaksana
kan di Daerah Tingkat II Kotamadya Banda Aceh,
paten
Aceh
berbagai
batkan
dan Kabupaten
Pidie
sarana untuk mencapai tujuan,
Instruktur
Sanggar
Kepala
Besar,
Pemantapan
Sekolah.
persoalan
Kerja Guru
paling
besar
pengelolaan
mana
dalam
kerja guru agar dapat efektif,
efektivitas
dan
bukan pihak
dengan
program
sehingga
untuk
meningkatkan efisiensi dan
meli
Inti,
Ketua
Pengawas
serta
menjadi
pokok
yang
mempunyai
program
melainkan
guruj
ajaran berhasil.
menggunakan
Guru
Oleh karena itu yang
adalah
kontribusi
dari propinsi,
Kabu
pemantapan
sejauh
pemantapan
mana
kerja
tujuan program pemantapan kerja
efektivitas
guru
peng-
Dengan kata lain bagaimana mengefek-
tifkan pengelolaan program pemantapan kerja guru agar
upaya peningkatan mutu pendidikan melalui
dan
efisiensi
pengelolaan proses
efektivitas
belajar
mengajar
oleh guru berhasil.
Untuk mengefektifkan pemantapan kerja guru
daerah
tingkat II
memang bukan tugas mudah,
terutama disebabkan oleh pengorganisasiannya.
hal
di
ini
Seperti
telah dikemukakan di muka bahwa di Daerah Tingkat
II
pemantapan
tapan
kerja guru berlangsung di Sanggar
Kerja Guru yang dibina oleh Guru
bantuan
(yang
Instruktur.
Dalam
Inti
pelaksanaannya,
ditunjuk) berfungsi sebagai
Peman
dengan
pengawas
Penanggung
Jawab
Pelaksanaan Program Pemantapan Kerja Guru.
Seperti
menengah
karena
diketahui bahwa
operasional
adalah langsung di bawah Kanwil
itu
Menengah
dapat dilihat
bahwa
Depdikbud,
Bidang
Umum dan Pengawas adanya hanya
sekolah
Pendidikan
di
tingkat
Kanwil, (Kepmendikbud, No.0173/0/1983. Dengan demiki
an, mobilitas pengawas selaku Penanggung Jawab Pelaksana
Program Pemantapan Kerja Guru
agak
terganggu.
Hal ini akan membawa implikasi terhadap proses penye
lenggaraan pemantapan kerja guru, dan dengan sendiri
nya
akan
mempengaruhi
efektivitas
penyelenggaraan
program pemantapan kerja guru.
Sebagai
suatu
sistem
sosial
yang
program pemantapan kerja guru terdiri atas
kat komponen dan aktivitas yang saling
kepada
kerja
efektivitas
pelaksanaan
program
guru. Untuk kepentingan penelitian
ditetapkan
aspek-aspek atau
seperang-
berinteraksi,
membentuk suatu sistem kerja yang
sehingga
terbuka,
mengarah
pemantapan
ini
komponen-komponen
perlu
yang
dinilai efektivitasnya dalam program pemantapan kerja
24
guru.
Menurut Arikunto (1988:33),
suatu
program dikelompokkan kepada
yaitu:
(1)
tujuan;
(2) sumber;
aspek-aspek
empat
(3)
dalam
kategori,
prosedur;
dan
(4) manajemen.
Dalam
konteks program pemantapan kerja
guru,
tujuan yang dimaksud adalah tujuan program pemantapan
kerja guru baik tujuan umum maupun tujuan
Sedangkan
sumber
merupakan
sarana
khususnya.
penunjang
yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan program pemantapan
kerja
guru.
proses
Prosedur merupakan teknik, strategi
yang
berbagai
digunakan
dalam
rangka
sumber dalam upaya mencapai
lenggaraan
dan
memanfaatkan
tujuan
program pemantapan kerja guru.
penye
Manajemen
digunakan untuk memonitor sumber-sumber maupun prose
dur
kerja
ada
dalam rangka mencapai tujuan program
guru.
Di dalam program pemantapan
komponen
prosedur
lain
dan
selain
tujuan,
manajemen, yaitu
pemantapan
kerja
guru
sumber-sumber,
peserta,
pengelola,
pembina dan organisasi program pemantapan kerja guru.
Berdasarkan uraian di atas,
pertanyaan
pengelolaan
maka yang
menjadi
pokok dalam penelitian ini adalah
apakah
program pemantapan kerja guru di
Daerah
Istimewa Aceh.,
khususnya di Daerah Tingkat II
madya Banda Aceh,
Kabupaten Aceh Besar dan
Kota
Kabupaten
i
Pidie, berjalan dengan efektif? Dari pertanyaan pokok
ini kemudian diajukan pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Bagaimanakah proses perencanaan program Pemantapan
Kerja
Guru (PKG) di Daerah Istimewa Aceh
dilaku
kan?. Pertanyaan ini dirinci lagi menjadi :
a. Siapa
yang menyusun rencana
kegiatan
program
PKG di Daerah Istimewa Aceh?
b. Pihak mana saja yang diikutsertakan dalam
pro
ses perencanaan program PKG ?
c. Adakah proses penyusunan rencana kerja
program
PKG mengikutsertakan tenaga ahli (ekspert)?
d. Apakah biaya yang dipergunakan dalam proses pe
nyusunan program PKG cukup efektif?
e. Adakah pemanfaatan berbagai fasilitas dalam pe
nyusunan
rencana
kerja
program
PKG
efektif
dimanfaatkan?
f. Apakah waktu yang dipergunakan dalam penyusunan
rencana program PKG efektif?
2. Apakah pelaksanaan program PKG efektif
dilaksana
kan? Pertanyaan ini dirinci lagi menjadi :
a. Apakah realisasi kegiatan efektif dilaksanakan?
b. Adakah realisasi biaya program PKG efektif
tuk melaksanakan kegiatan program PKG?
un
c.
Apakah
pemanfaatan berbagai fasilitas
efektif
untuk mencapai tujuan program PKG?
d.
3.
Adakah waktu pelaksanaan program PKG efektif?
Apakah pengawasan terhadap pelaksanaan program PKG
efektif dilaksanakan? Pertanyaan ini dirinci
menjadi
a.
lagi
:
Apakah personil pengawasan efektif
menjalankan
fungsinya?
b.
Apakah
tujuan pengawasan efektif kepada
upaya
mencapai sasaran program PKG?
c.
Adakah
proses
pengawasan dilaksanakan
sesuai
dengan prinsip-prinsip supervisi pendidikan?
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara
umum,
penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendeskripsikan dan menganalisis efektivitas pengelo
laan program pemantapan
kerja guru yang
di Daerah Istimewa Aceh,
II
Kotamadya Banda Aceh,
dilaksanakan
khususnya di Daerah
Kabupaten Aceh
Tingkat
Besar,
dan
Kabupaten Pidie.
Beranjak dari tujuan umum di atas,
khusus dari penelitian
maka tujuan
ini adalah sebagai berikut
:
a. Mendeskripsikan,
proses
(PKG)
menganalisis
dan
mengembangkan
perencanaan program pemantapan kerja
yang
Daerah
lebih efektif untuk
Istimewa
guru
dilaksanakan
Aceh, khususnya di
tiga
di
Daerah
Tingkat II yang dijadikan wilayah penelitian.
b. Mendeskripsikan,
menganalisis
dan
mengembangkan
strategi pelaksanaan program PKG yang lebih
efek
tif dalam rangka membina guru-guru yang dilaksana
kan
di
Daerah
Daerah Istimewa Aceh, khususnya
di
Tingkat II yang dijadikan wilayah
tiga
peneli
tian.
c. Mendeskripsikan,
pelaksanaan
menganalisis
dan
mengembangkan
pengawasan terhadap pelaksanaan
gram PKG untuk mencapai tujuan yang lebih
pro
efektif
di Daerah Istimewa Aceh, khususnya di tiga
Daerah
Tingkat II yang dijadikan wilayah penelitian.
2.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini berusaha mengkaji secara menda-
lam
pelaksanaan program pemantapan kerja guru
rangka
Aceh,
meningkatkan
terutama
mutu guru
di
di Kotamadya Banda
Daerah
Aceh,
dalam
Istimewa
Kabupaten
Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Oleh karena itu hasil
penelitian
ini
secara
teoritis
dapat
memperkaya
khasanah
dalam
guru.
studi
bidang
administrasi
pengelolaan
Selain itu,
pendidikan,
program
pemantapan
mutu
hasil penelitian ini juga dapat
dijadikan sebagai bahan kajian
sarjana
terutama
administrasi
lebih lanjut bagi para
pendidikan
guna
mempertajam
wawasan keilmuwannya.
Manfaat
praktis
adalah sebagai berikut
penelitian ini
antara
lain
:
a. Dapat dijadikan sebagai masukan bagi Kantor
Wila
yah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Istimewa
untuk penyelenggaraan Program
Aceh
Daerah
PKG
agar lebih efektif mencapai tujuan.
b. Dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pengelola
program,
terutama
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan kompetensi guru.
c.
Dapat memperluas wawasan peneliti tentang
penyelenggaraan program,
praktek
terutama program pemanta
pan kerja guru.
E.
Ruang Lingkup Penelitian
Uraian
di
muka
memberikan
suatu
gaambaran
bahwa ruang lingkup penelitian ini dapat dibuat dalam
bentuk bagan sebagai berikut
: (di sebelah)
29
Gambar
5
Ruang Lingkup Penelitian
KAKANWIL
DEPDIKBUD
KABID DIKMENUM
PEMIMPIN/BEND. BAGPRO
PJPP
_L
r-
Koord.
Instruktur
SPKG
LKGI
Guru Inti
LKG
.j
Kep.Sekolah
Guru
Penanggungjawab
utama
pengelolaan
Program
Pemantapan Kerja Guru di Daerah Istimewa Aceh
Kepala
Kantor
Wilayah
Departemen
adalah
Pendidikan
Kebudayaan. Sedangkan penanggungjawab teknis
dan
Program
Pemantapan Kerja Guru adalah Kepala Bidang Pendidikan
Menengah Umum,
yang di dalamnya dibentuk gugus
tugas
dengan
Alam
PKG).
nama Bagian Proyek Pengadaan
dan
Pemantapan Kerja Guru
Alat
(Bagpro
Bagpro PAIIA dan PKG adalah
Ilmu-Ilmu
PAIIA
penanggung
dan
jawab
teknis administratif dalam pelaksanaan Program Peman
tapan
Kerja
akademik,
Guru.
Sementara
melibatkan
itu
Pengawas yang
penanggung
jawab
diserahi
tugas
sebagai Penanggung Jawab Pelaksanaan Program
Instruktur,
Guru
ini
Guru Inti,
Ketua Sanggar Pemantapan Kerja
dan Kepala Sekolah.
mencoba
melibatkan
(PJPP),
mengamati
Untuk itu,
kegiatan
maka
penelitian
pengelolaan
berbagai unsur dalam merealisasikan
gram Pemantapan Kerja Guru.
---
NRK
--
yang
Pro
ws IU ^
S o
*§>
Daerah Istimewa Aceh,
II,
terutama di tiga Daerah Tingkat
yaitu Kotamadya Banda Aceh,
dan
Kabupaten Pidie.
Kabupaten Aceh
Dengan demikian
unit
penelitian ini bersifat institusional,
Besar
analisis
dengan penger
tian bahwa yang menjadi fokus kajian adalah organisa
si
atau lembaga yang terkait dalam pengelolaan
gram Pemantapan Kerja Guru, bukan atas nama
Pro
individu
atau pejabat pengelolanya.
Dalam
penelitian kualitatif banyaknya
sampel
bukan merupakan kriteria utama. Oleh karena itu
diutamakan
adalah
memberikan
informasi sebanyak mungkin sesuai
tujuan
bagaimana sampel
penelitian.
tersebut
Untuk keperluan
yang
dapat
dengan
tersebut
peng
ambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan
teknik
sampel
yang
purposif (purposive sampling). Adapun
dijadikan responden sebagai nara
sumber
penelitian ini adalah adalah sebagai berikut
1. Kepala
Bidang
Wilayah
Pendidikan
Menengah
Umum
dalam
:
Kantor
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dae
rah Istimewa Aceh.
2. Kepala Bagian Proyek Pengadaan Alat-Alat Ilmu-Ilmu
Alam
dan
Pemantapan Kerja Guru
Daerah
Istimewa
Aceh.
3. Instruktur
program Pemantapan Kerja
Guru
Daerah
/ /
Istimewa
Aceh, meliputi Instruktur
IPA, Bahasa
tika,
Inggris, Bahasa
Bidang
Indonesia,
Studi
Matema
dan IPS-Geografi.
4. Guru
Inti
Tingkat
Program Pemantapan Kerja
II Kotamadya Banda Aceh,
Guru
Daerah
Kabupaten
Aceh
Besar dan Kabupaten Pidie, meliputi Guru Inti IPA,
Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan
Sedangkan
Matematika.
untuk IPS-Geografi belum ada Guru
karena masih menggunakan Program Pemantapan
Inti
Kerja
Guru pola lama.
5. Guru-guru (peserta) Program Pemantapan Kerja
Daerah
Guru
Istimewa Aceh, meliputi guru-guru yang te
lah pernah dan sedang mengikuti Program Pemantapan
Kerja Guru.
6. Kepala Sekolah, yaitu kepala sekolah di mana guru-
guru peserta Program Pemantapan Kerja Guru bertu
gas baik SMTP maupun SMTA.
7. Ketua Sanggar Pemantapan Kerja Guru.
Untuk
Koordinator
Guru Inti, peserta, Kepala Sekolah
Sanggar
Pemantapan
Kerja
Guru
dipilih untuk dijadikan responden adalah yang
dan
yang
berada
di daerah penelitian, yaitu Daerah Tingkat II Kotama
dya
Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar
Pidie.
dan
Kabupaten
Khusus untuk Kepala sekolah diambil 3
(tiga)
orang Kepala Sekolah di masing-masing 'Daerah
II,
Tingkat
dengan perincian 2 (dua) dari SMTA dan 1
dari
SMTP, dengan demikian berjumlah
9
(satu)
(sembilan)
orang Kepala Sekolah.
C.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
Pengumpulan
yang
dipergunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara,
observasi, dan
studi dokumentasi.
data
Ketiga teknik tersebut
diperguna
kan untuk memperoleh informasi yang saling
menunjang
atau melengkapi tentang pengelolaan program pemantap
an kerja guru.
Adapun instrumen penelitiannya
adalah
diri peneliti sendiri.
Agar wawancara tetap berlangsung dalam konteks
peneliti menggunakan pedoman wawancara (lihat
ran),
dengan
pertanyaan-pertanyaan
yang
lampiterbuka.
Untuk mel