IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PKN BERBASIS KARAKTER BAGI PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK.

(1)

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PKn BERBASIS KARAKTER BAGI PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK

(Studi Deskriptif pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya)

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Ilmu Pendidikan

Oleh

H A D I R I A N T O 1103879

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


(2)

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PKn BERBASIS KARAKTER BAGI PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK

(Studi Deskriptif pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya)

Oleh Hadi Rianto, S.Pd UPI Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

© Hadi Rianto 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya


(5)

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya


(6)

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

Hadi Rianto (1103879). Implementasi Pembelajaran PKn Berbasis Karakter bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik: Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang mampunya siswa mengembangkan cara belajarnya sendiri, mudah menyerah terhadap permasalahan pribadi yang berdampak pada keengganan untuk masuk sekolah, tidak percaya diri dalam menghadapi tes baik ulangan harian maupun ujian semester yang berakibat pada munculnya tindakan mencontek, dan suka meniru trend modis di sekolah sehingga berakibat pada imitasi yang kurang baik dikalangan pelajar. Penelitian ini mengkaji pengembangan aspek-aspek kemandirian peserta didik melalui pembelajaran PKn berbasis karakter, dengan tujuan memperoleh gambaran faktual mengenai proses implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan dengan kajian teoritis tentang perkembangan moral Piaget yang menyatakan bahwa untuk mencapai kemandirian secara utuh, maka individu harus melalui dua tahap perkembangan moral, yaitu tahap Heteronomous morality (realisme moral), dan tahap Autonomous morality (hubungan timbal balik). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi. Temuan dalam penelitian ini yaitu: 1) guru membuat perencanaan pembelajaran berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik. 2) pengembangan aspek-aspek kemandirian terlihat jelas pada pelaksanaan pembelajaran PKn berbasis karakter di kelas. 3) Hasil pelaksanaan pembelajaran PKn berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik tampak pada aspek moral knowing, moral feeling, dan moral action. Kesimpulan dari penelitian ini adalah implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik berdampak pada kemandirian emosi, kemandirian nilai, kemandirian belajar, kemandirian bertindak, kemandirian sosial, dan kemandirian menentukan masa depan yang terwujud dalam sikap dan perilaku siswa.


(7)

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT

Hadi Rianto (1103879). Implementation Civics Lessons of Character-Based for Students Independence Developing: Descriptive Study On Students in State Senior Hight School 1 of Kubu Raya district.

This research is motivated by an unqualified students to develop their own way of learning, it is easy to give up the personal issues that impact on the reluctance to go to school, not confident in the face of both tests daily tests and semester exams that resulted in the emergence of acts of cheating, and likes to imitate the fashionable trend in school resulting in a poor imitation among students. This study examines the development of aspects of learner autonomy through learning Civics character-based, with the aim of obtaining factual overview of the implementation process based characters civics lesson for learner autonomy development. This study was conducted with the theoretical study of moral development Piaget stated that to achieve full independence, then the individual must go through two stages of moral development, the stage Heteronomous morality (moral realism), and stage ofmorality Autonomous (reciprocity). This study used a qualitative approach with descriptive methods. Data was collected through observation, interviews, literature studies and documentation. The findings in this study are: 1) the teacher made learning plan for the character-based learner of autonomy development. 2) the development of aspects of independence is evident in the implementation of learning-based character in Civics class. 3) The results of the implementation of civics lessons of character-based for autonomy development appears on the moral aspects of knowing, moral feeling, and moral action. Civics learning of character-based implementation for the independence development outcomes impact on emotional self-reliance, independence, values, learning independence, independence of action, social self-sufficiency, and independence to determine the future embodied in the attitudes and behavior of students.


(8)

iv

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAKS ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

UCAPAN TERIMA KASIH ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan masalah ... 7

C. Tujuan penelitian ... 7

D. Manfaat penelitian ... 8

E. Struktur organisasi penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Hakikat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 10

B. Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Karakter ... 18

C. Kemandirian ... 27

D. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 52

E. Paradigma Penelitian ... 52

BAB III METODE PENELITIAN ... 54

A. Pendekatan Dan Metode Penelitian ... 54

B. Defenisi Operasional ... 56

C. Prosedur Penelitian ... 58

D. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 60

E. Teknik Pengumpulan Data ... 60

F. Teknik analisis data ... 67

0 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 70

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 74

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 134

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 166

A. Kesimpulan ... 166


(9)

v

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... 170 LAMPIRAN


(10)

1

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B A B I

P E N D A H U L U A N

Pada bab ini peneliti akan menyajikan latar belakang masalah dilapangan yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian ini, dilanjutkan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi penulisan tesis.

A. Latar Belakang

Membangun karakter untuk meningkatkan kualitas nilai dan moral masyarakat bangsa Indonesia sudah merupakan wacana yang sejak lama berkembang. Mulai dari masa kerajaan hingga bangsa Indonesia menjadi republik yang merdeka upaya pembangunan karakter sudah ada. Oleh karena itu sudah selayaknya seluruh komponen bangsa ini secara bahu membahu berupaya untuk mewujudkan terciptanya masyarakat Indonesia yang berkarakter, tentu saja karakter yang dimaksudkan disini adalah karakter yang mengandung nilai-nilai yang sesuai ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

Sejak masa pemimpin pertama Republik Indonesia telah dicanangkan slogan kemandirian. Dalam pidatonya di muka Hakim Kolonial pada tahun 1930 tersebut, Ir. Soekarno seperti yang dikutip Sapriya dalam Budimansyah dan Komalasari (2012: 137) menegaskan bahwa:

Kalau bangsa Indonesia ingin mentjapai kekuasaan politik, jakni ingin merdeka, kalau bangsa kami itu ingin menjadi tuan di dalam rumah sendiri, maka ia harus mendidik diri sendiri, mendjalankan perwalian atas diri sendiri, berusaha dengan kebiasaan dan tenaga sendiri! (Soekarno, 1930: 92)

Dari pernyataan tersebut tentu saja terkandung makna yang sangat memotivasi seluruh masyarakat Indonesia, karena dalam pidato tersebut mengisyaratkan “jika bangsa ini ingin menjadi bangsa yang maju dan menjadi bangsa yang merdeka, maka seluruh komponen yang ada dalam bangsa ini harus memiliki karakter yang mencerminkan nilai-nilai kemandirian”. Masih dalam


(11)

2

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

topik yang sama, Sapriya dalam Budimansyah dan Komalasari (2012: 137) menyatakan bahwa:

Nilai kemandirian sebagai bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa pejuang sangat penting di era kehidupan global sekarang ini, menurutnya, era globalisasi pada hakikatnya adalah era persaingan walaupun dikemas dalam masyarakat dunia dimana batas antar negara-bangsa sudah semakin samar dan kabur.

Dengan demikian pembentukan karakter kemandirian sangat diperlukan dalam menghadapi perkembangan dunia global, karena dengan kemandirian tersebut, masyarakat Indonesia akan menjadi lebih unggul dalam mempertahan-kan keberadaan bangsa ini. Jika kemandirian ini tidak mampu untuk dipertahan-kan, meskipun tidak dalam waktu yang singkat, maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang akan bergantung dan selalu mengharapkan bantuan dari bangsa yang lain. Oleh karena itu Sapriya dalam Budimansyah dan Komalasari (2012: 137) menegaskan bahwa:

Apabila nilai kemandirian yang dimaksudkan oleh para pendiri bangsa ini dihubungkan dengan kehidupan masa kini maka nilai-nilai tersebut tampaknya masih tetap relevan untuk diterapkan dan diwariskan kepada generasi kini yang hidup di era perubahan yang begitu cepat ini.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki peranan dalam membantu mencerdaskan generasi muda agar mencapai taraf perkembangan mental yang lebih baik. Salah satu peranan yang diamanatkan pada lembaga formal ini adalah melakukan pengembangan nilai-nilai kemandirian pada peserta didik. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pada BAB II, Pasal 3 telah dinyatakan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


(12)

3

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendidikan mengemban suatu misi yang teramat penting yaitu membentuk manusia seutuhnya yang memiliki semangat kebangsaan cinta tanah air dan mampu berpartisipasi dalam pembangunan. Untuk mewujudkan cita-cita itu maka usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan harus semakin ditingkatkan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembang-kan kemandirian peserta didik melalui pengembangan proses pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif yang sarat dengan nilai-nilai kebaikan tentunya akan melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas secara pengetahuan, moral, dan mandiri. Belajar dan mengajar merupakan isi pokok pendidikan, oleh karena itu semua komponen yang ada dalam pendidikan harus diabadikan demi terciptanya proses belajar yang baik pada siswa.

Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai lembaga pendidikan yang diselenggarakan secara formal merupakan tempat berkumpulnya para remaja. Para remaja ini sangat rentan dengan ombang-ambing pergaulan dilingkungannya. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena pada masa-masa inilah para remaja banyak menghadapi tekanan dan masalah yang datang silih berganti baik itu yang bersumber dari keluarganya sendiri maupun lingkungan mereka dalam melakukan aktivitas sosial. Masalah yang sering muncul seperti tampak pada kurang mampunya siswa mengembangkan cara belajarnya sendiri, mudah menyerah terhadap permasalahan yang muncul, cengeng dalam menghadapi masalah kecil yang bersifat pribadi yang berdampak pada keengganan untuk masuk kelas/sekolah, tidak percaya diri dalam menghadapi tes baik itu ulangan harian maupun ujian semester yang berakibat pada munculnya tindakan mencotek, dan yang terakhir adalah suka meniru trend terbaru seperti bergaya modis di sekolah dan tindakan ini berakibat pada imitasi yang kurang baik di kalangan para pelajar.

Kemandirian (autonomy) merupakan awal dari pendidikan sebagai proses sosial. Mengutip dari pandangan Thanasoulas (2000) yang menyatakan bahwa:

It is noteworthy that autonomy can be thought of in terms of a departure from education as a social process, as well as in terms


(13)

4

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

of redistribution of power attending the construction of knowledge and the roles of the participants in the learning process.

Istilah kemandirian selanjutnya dapat di bagi menjadi lima macam dilihat dari beberapa situasi yang menjadikan kemandirian itu terbentuk. Dalam hal ini Benson dan Voller dalam Thanasoulas (2000) menegaskan bahwa kelima hal tersebut adalah sebagai berikut:

1. For situations in which learners study entirely on their own; 2. For a set of skills which can be learned and applied in

self-directed learning;

3. For an inborn capacity which is suppressed by institutional education;

4. For the exercise of learners' responsibility for their own learning;

5. For the right of learners to determine the direction of their own learning.

Dari kutipan tersebut di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwa kemandirian merupakan langkah awal bagi pendidikan sebagai proses pendidikan remaja. Selanjutnya kemandirian itu sendiri akan terbentuk sesuai dengan keadaan situasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi terbentuknya kemandirian itu sendiri. Situasi yang dimaksudkan adalah; 1) Situasi dimana peserta didik belajar untuk kebutuhannya sendiri, 2) Memperoleh seperangkat keterampilan yang dapat dipelajari dan diterapkan secara mandiri, 3) Untuk kapasitas bawaan yang ditekankan oleh sebuah lembaga pendidikan, 4) Pelaksanaan tanggung jawab peserta didik untuk belajar lebih mandiri, dan 5) Untuk memperoleh hak menentukan arah pembelajaran mereka sendiri.

Dengan tindakan mengembangkan kemandirian pada siswa untuk menghadapi segala permasalahan yang sedang dihadapinya bukan merupakan suatu hal yang dianggap sulit karena siswa akan terus berusaha untuk memecahkannya sendiri, walau pada akhir tingkat keberhasilannya dalam memecahkan masalah tersebut siswa mengharapkan bantuan dari orang lain sebagai penasehat, namun harapan kedepan adalah dengan mengembangkan


(14)

5

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kemandirian dalam diri siswa yang telah terbentuk akan menciptakan generasi penerus yang tidak cengeng, mudah prustasi, cepat menyerah, generasi yang selalu bergantung pada kemampuan dan kekuasaan orang lain sedangkan dalam dirinya sendiri memiliki potensi untuk lebih berkembang dari keadaannya saat ini.

Generasi muda yang mandiri merupakan cerminan kualitas yang dimilikinya, karena dengan kemandirian manusia akan memiliki karakter yang tidak mudah menyerah dan akan selalu konsisten terhadap segala keputusan yang telah diambil. Sejalan dengan hal ini Sumahamijaya (2003: 9) menyatakan bahwa:

Ciri-ciri sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan unggul adalah berkarakter mandiri, berwatak kerja keras, tekun belajar dan menghargai waktu, pantang menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan, selalu proaktif dalam mencari dan menemukan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi. Menghadapi masa depan yang penuh dengan persaingan sangatlah diperlukan SDM yang berkualitas unggul supaya dapat bertahan dan bersaing di masa mendatang.

Pemikiran tersebut di atas memberikan pemahaman bahwa untuk menghadapi kehidupan di masa sekarang dan masa yang akan datang dan demi terbentuknya generasi yang mampu bersaing dalam era globalisasi ini, maka dibutuhkan generasi yang berkarakter mandiri, bertanggung jawab, selalu memiliki solusi dalam mengentaskan semua permasalahan yang dihadapinya.

Proses pembelajaran mencakup beberapa kegiatan penting, diantaranya adalah transfer ilmu pengetahuan (Knowledge), nilai (Values), dan budaya (Culture). Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan bukan saja memberikan pemahaman tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik, namun lebih dalam lagi, pendidikan kewarganegaraan mestinya dapat membentuk karakter generasi penerus yang baik. Artinya bukan sekedar menciptakan generasi penerus yang memiliki pengetahuan, namun seharusnya dapat juga menciptakan generasi penerus yang berkarakter dan memiliki ciri khas yaitu ciri bangsa Indonesia yang selalu berpegang teguh pada ideologi bangsa yaitu Pancasila.


(15)

6

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam proses pembelajaran guru bukan sekedar membelajarkan materi-materi pelajaran yang dibebankan kepada siswa namun lebih jauh lagi, seharusnya guru mampu menjadikan siswa sebagai individu-individu yang memiliki karakter mandiri. Ada banyak cara yang dapat dikembangkan oleh guru dalam mengem-bangkan kemandirian, salah satunya adalah melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter.

Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan pendidikan yang mengarah pada pembentukan warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Secara konseptual dan epistemologis, pendidikan kewarganegaraan memiliki misi menumbuhkan potensi individu agar memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai warga negara yang berwatak dan berperadaban baik. Selanjutnya Best dalam Winataputra (2007) menegaskan bahwa “Pendidikan kewaraganegaraan merupakan salah satu wujud dari pendidikan karakter yang mengajarkan etika personal dan nilai-nilai kebajikan”.

Pendidikan karakter merupakan sistem penanaman nilai-nilai yang baik dan benar pada siswa di sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Salah satu unsur penting dalam pendidikan karakter adalah mengajarkan nilai-nilai agar peserta didik memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai dasar sebagai acuan dalam berperilaku. Pemahaman tersebut mestinya menjadi bagian dari pemahaman pendidikan karakter, hal tersebut disebabkan karena peserta didik lebih banyak belajar dari pemahaman dan pengertian tentang nilai-nilai yang dipahami oleh orang dewasa atau guru (Koesoema, A., 2007: 213). Selanjutnya salah satu tugas penting dari pendidikan menurut Budimansyah (2010:116) adalah membangun karakter anak didik, karena karakter merupakan standar batin yang terimplementasikan dalam berbagai bentuk kualitas diri, sehingga karakter diri dilandasi nilai serta cara berpikir berdasarkan nilai tersebut dapat terwujud dalam perilaku.


(16)

7

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendidikan karakter memiliki makna yang sama dengan pendidikan moral yang bertujuan membentuk kepribadian individu agar menjadi masyarakat, dan warga negara yang baik. Oleh karena itu, hakikat pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.

Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral yang berlaku secara universal yang bersumber dari agama yang disebut juga sebagai kaidah atau aturan. Pendidikan nilai dalam konteks pendidikan di sekolah merupakan upaya untuk membantu peserta didik mengenal, menyadari, dan menghayati nilai-nilai yang pantas dan semestinya dijadikan panduan bagi sikap dan perilaku manusia, baik secara perorangan maupun bersama-sama masyarakat.

Dari beberapa uraian tersebut di atas, upaya mengembangkan kemandirian melalui pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter dianggap penting dan menarik untuk dikaji lebih jauh, sehingga perlu dilakukan sebuah penelitian ilmiah tentang implementasi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik. Penelitian deskriptif analitik ini akan dilaksanakan pada SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya. Penyelesaian masalah yang akan dikaji ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk mengembangkan kemandirian siswa melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka yang menjadi masalah umum dalam penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya?.


(17)

8

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian, dan mengacu pada masalah umum tersebut di atas, selanjutnya akan dijabarkan dalam sub-sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter di sekolah?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik?

3. Bagaimanakah hasil pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh informasi tentang mengembangkan kemandirian siswa melalui Pendidikan Kewarga-negaraan berbasis karakter di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya, dan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter di sekolah.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter bagi upaya pengembangan kemandirian peserta didik.

3. Mendeskripsikan hasil pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat secara ilmiah bagi dunia pendidikan baik pada tataran pendidikan dasar dan pendidikan menegah, dalam pengimplementasian pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik, lebih khusus dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, dapat dijadikan pedoman dasar dalam proses


(18)

9

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

melaksanakan pendidikan karakter yang bertujuan untuk mengembangkan kemandirian siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi lembaga pendidikan di Kabupaten Kubu Raya, khususnya SMA, dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam mengimplementasikan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan bagi pengembangan kemandirian peserta didik. b. Sebagai salah satu rujukan bagi pihak yang berwenang dalam meningkatkan

kualitas anak didik sebagai subyek pembangunan bangsa dan negara dalam pembinaan karakter dengan mengimplementasikan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan bagi pengembangan kemandirian peserta didik.

c. Bagi peserta didik melalui penelitian ini, diharapkan memperoleh pengalaman baru dalam mempelajari pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter, sehingga mampu menampilkan sikap dan perilaku yang menunjukkan kemandirian.

d. Memberikan masukan pada sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terutama dalam pengembangan kemandirian siswa melalui pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter.

e. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk menentukan dasar kebijaksanaan dalam mengimplementasikan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Tesis yang akan ditulis terdiri dari 5 bab, yakni: bab I tentang pendahuluan, bab II tentang kajian pustaka, bab III tentang metode penelitian, bab IV tentang hasil penelitian dan pembahasan serta bab V tentang kesimpulan dan rekomendasi. Untuk lebih jelasnya, pembahasan dari kelima bab ini secara singkat diuraikan dibawah ini.


(19)

10

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bab I tentang pendahuluan. Bab ini secara rinci mendeskripsikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan tesis.

Bab II tentang kajian pustaka. Pada bab ini terbagi dalam beberapa sub bab yaitu: Hakikat dan tujuan pendidikan kewarganegaraan, Implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter, Kemandirian, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan.

Bab III membahas tentang metode penelitian. Adapun sub bab yang dibahas dalam bab ini mencakup pendekatan dan metode penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analsis data.

Bab IV membahas tentang hasil dan pembahasan. Pada bab ini dibahas tentang gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi. Pada bab ini dibagi menjadi dua sub bab yaitu: kesimpulan, dan saran.


(20)

54

54

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B A B I I I

M E T O D E P E N E L I T I A N

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang mencakup lokasi dan subjek penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi oprasional, prosedur penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analsis data yang ditemukan selama melakukan penelitian di lapangan.

A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi berupa data-data serta pedoman bagi kajian untuk melaksanakan suatu penelitian secara ilmiah yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Sejalan dengan hal tersebut, Arikunto (2005: 100) menyatakan bahwa metode penelitian adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk untuk mengumpulkan data.

Dalam penelitian ini akan digunakan pendekatan kualitatif, dalam hal ini Bogdan dan Taylor (1992: 5) menyatakan bahwa pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sejalan dengan hal ini, Moleong (2003: 3) menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif ini mengacu pada latar belakang alami sebagai suatu keseluruhan yang mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, mengadakan analisis secara induktif, mengarahkan sasaran penelitian pada usaha untuk menemukan teori dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi kajian penelitian dengan fokus masalah, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data,


(21)

55

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

rancangan penelitian bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati kedua belah pihak yaitu peneliti dan subjek penelitian.

Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengamati proses Mengembangkan Kemandirian Siswa melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter, mulai dari persiapan hingga akhir pembelajaran.

Menurut Moleong (2005:9) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data yang utama.

2. Metode Penelitian

Mangacu pada pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode deskriptif. Alasan penggunaan metode ini adalah karena penelitian ini dilakukan pada variabel mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungakan variabel yang lain. Untuk memperkuat argumen ini, Alan Valdes dalam http://www.ehow.com mengemukakan:

Descriptive research is concerned with the description of data and characteristics about a population. The goal is the acquisition of factual, accurate and systematic data that can be used in averages, frequencies and similar statistical calculations. Descriptive studies seldom involve experimentation, as they are more concerned with naturally occurring phenomena than with the observation of controlled situations.

Sejalan dengan hal tersebut, Sugiyono (2003: 75) menyatakan bahwa studi deskriptif berorientasikan pada pemecahan masalah untuk mengungkap dan memahami kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya, secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif. Melalui penelitian deskriptif ini nantinya akan memberikan gambaran secara mendetail terhadap latar belakang, sifat dan karakter kajian yang khas, kemudian dari kekhasan tersebut akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek


(22)

56

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang diteliti secara jelas, sesuai dengan fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat”.

Melalui metode deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif diyakini akan memberikan pemaparan secara luas dan mendalam yanag memuat penjelasan tentang proses dan aktifitas yang terjadi di lingkungan pelaksanaan penelitian terutama pada upaya mengembangkan kemandirian siswa melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter.

Pemilihan metode deskriptif ini tentunya melalui pertimbangan dan disesuaikan dengan masalah yang akan dikaji. Kajian penelitian ini adalah untuk memaparkan tentang mengembangkan kemandirian siswa melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter.

B. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran arti dan makna yang salah pada kajian masalah, maka perlu di uraikan definisi operasional sebagai inti dari subtansi kajian penelitian ini sebagai berikut :

1. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Karakter

Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan pendidikan yang mengarah pada terbentuknya warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Best seperti yang dikutip oleh Winataputra (2011) menyatakan bahwa:

Secara konseptual dan epistemologis, pendidikan kewarganegaraan memiliki misi menumbuhkan potensi individu agar memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai warga negara yang berwatak dan berperadaban baik. Selanjutnya, Pendidikan kewaraganegaraan merupakan salah satu wujud dari pendidikan karakter yang mengajarkan etika personal dan nilai-nilai kebajikan.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Budimansyah, (2012: 68) beranggapan bahwa “pendidikan karakter didefinisikan sebagai pendidikan nilai, pendidikan moral, pendidikan budi pekerti, pendidikan watak, yang bertujuan


(23)

57

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik/ buruk, dan benar/salah.

Dari pendapat yang dikemukakan tersebut di atas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa Implementasi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu usaha pengimplementasian proses pembelajaran yang berdasarkan pada pendidikan karakter bagi pengembangan perilaku dan sikap. Adapun yang menjadi aspek-aspek: Preplanning (aktivitas sebelum proses pembelajaran), Menciptakan lingkungan belajar yang positif, Mengembangkan rencana pembelajaran, Mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang sesuai, Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan monitoring, dan mengevaluasi hasil pembelajaran individu. 2. Mengembangkan kemandirian Peserta didik

Kemandirian dapat diartikan sebagai suatu sikap yang ditandai dengan adanya kepercayaan diri tanpa tergantung dan mengharapkan bantuan orang lain. Dalam hal ini Benson dan Grove (2000) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kemandirian adalah kemampuan individu untuk memutuskan sendiri dan tidak terus menerus dikontrol orang lain. Selanjunya kemandirian yang menggunakan istilah autonomy, seperti yang dikemukakan oleh Steinberg (1995: 285) kemandirian dikonsepsikan sebagai self governing person, yakni kemampuan menguasai diri sendiri.

Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa mengembangkan kemandirian yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mengembangkan kemampuan individu untuk lebih percaya diri dalam membuat sebuah keputusan dalam hidup dengan tidak bergantung kepada orang lain.

Kemandirian merupakan sikap dimana seorang individu mencoba menghadapi persoalan hidup dengan menggunakan caranya sendiri tanpa ada interpensi dari pihak eksternal, dan meminimalisir bantuan dari orang lain. Kemandirian juga dapat diartikan sebuah posisi dimana individu bebas mengatur hidupnya, dan menerima sendiri segala konsekuensi atas apa yang telah ia


(24)

58

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kehendaki. Dengan demikian individu mampu memetik hikmah dari setiap masalah yang ia hadapi, sehingga ia akan lebih matang dan siap dalam menjalani kehidupan yang keras dan penuh tantangan di masa depan. Sehingga seseorang bisa disebut pribadi/individu yang sepenuhnya, dalam arti mampu mengendalikan sendiri kehidupannya, baik dari aspek fisiologis dan psikologis.

Berdasarkan aspek-aspsek kemandirian yang dikemukanan oleh Steinberg dan Beller, maka Kemandirian yang akan dikembangkan pada siswa di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemandirian emosi, kemandirian nilai, kemandirian belajar, kemandirian bertindak, kemandirian sosial, dan kemandirian menentukan masa depan.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan secara sistematis yang menggambarkan langkah-langkah pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Secara garis besar tahapan-tahapan penelitian yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian ini adalah ; tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.

1. Tahap Persiapan

Untuk melaksanakan penelitian ini perlu beberapa persiapan yang dilakukan oleh peneliti, hal ini dimulai dengan penyusunan konsep dan model penelitian yang akan peneliti tuangkan dalam rancangan penelitian berikut ini: a. Melakukan identifikasi masalah beserta latar belakang munculnya

permasalahan.

b. Melakukan studi kepustakan dengan mempelajari dan mereview penelitian terdahulu.

c. Merumuskan masalah penelitian

d. Menentukan batasan masalah yang diteliti e. Menyusun pertanyaan penelitian


(25)

59

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

g. Menentukan metodologi yang akan digunakan dalam penelitian agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.

h. Merancang instrument pengumpulan data

i. Melakukan pengumpulan data dengan instrument penelitian yang telah dibuat j. Melakukan analisis terhadap data yang telah diperoleh dilapangan, dan k. Menarik kesimpulan dari keseluruhan proses pelaksanaan penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti akan melaksanakan kegiatan yang telah dirancang, mulai dari melakukan identifikasi terhadap sumber data (subjek penelitian), dan melakukan pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian. Gambaran tahap pelaksanaan penelitian ini akan di tuangkan dalam table berikut:

Table. 3.1

Tahap Pelaksanaan Penelitian

No Tahapan Uraian Kegiatan

1 Tahapan awal mulai dilaksana-kan pada bulan Maret 2013

1. Memperoleh surat pengantar dari Universitas Pendidikan Indonesia untuk melaksanakan penelitian di daerah.

2. Memperoleh rekomendasi dari Kepala Sekolah untuk melakukan penelitian tentang implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya. 2 Tahap Pelaksanaan

mulai dilaksana-kan pada bulan April - Mei 2013

1. Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dalam upaya pengembangan kemandirian.

2. Melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang dianggap mengerti dan memahami tentang proses pengembangan kemandirian di sekolah,


(26)

60

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terutama guru PKn dan Kepala Sekolah

3. Melakukan wawancara dengan beberapa siswa untuk memperoleh kejelasan data yang diperoleh sebelumnya

3. Tahap Penyelesaian

Ini merupakan tahap akhir dari rentetan ketiga tahap pelaksanaan penelitian. Pada tahap penyelesaian ini peneliti melakukan analisis dan membuat laporan akhir penelitian. Adapun tahap-tahap dalam tahap penyelesaian ini akan dilaksanakan dengan:

a. Melakukan editing dan memilah data dan informasi yang telah terkumpul. b. Melakukan analisis data dan informasi.

c. Membuat dan mendiskusikan penarikan kesimpulan dengan para dosen pembimbing.

d. Merumuskan alternative kebijakan dan menyusun laporan penelitian secara lengkap.

D. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya Propinsi Kalimantan Barat. Pemilihan Lokasi ini didasari atas pertimbangan bahwa sekolah ini merupakan lembaga pendidikan menengah formal negeri satu-satunya yang berada di Kecamatan Kubu kabupaten Kubu Raya. Sebagai lembaga pendidikan formal tingkat menengah, maka mengembangkan kemandirian siswa sangat penting untuk dilakukan. Selain itu letak geografis sekolah ini berada di pertengahan wilayah yang cukup sulit dijangkau karena harus melewati sungai kapuas yang cukup luas (3 jam perjalanan menggunakan kapal penyeberangan). Selain dari pertimbangan letak geografis dan sarana transportasi yang digunakan, latar belakang keluarga dan siswa itu sendirilah yang menjadi daya tarik peneliti untuk melaksanakan penelitian ini.


(27)

61

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selanjutnya yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru PKn dalam implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik.

E. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kualitatif Asmara (2011: 49) menyarankan bahwa teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan cara: Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi.

Mengacu pada pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini akan digunakan teknik pengumpulan data berupa: Observasi, wawancara, dokumentasi, dan ditambahkan lagi studi literature, berikut penjelasannya;

1. Observasi

Observasi merupakan studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam, dengan pengamatan secara menyeluruh. Berkenaan dengan hal ini, observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata tentang implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik. Menurut Hammersly dan Atkinson (Creswell, 1997: 125) kegiatan observasi adalah suatu kemampuan khusus dari peneliti dalam menangkap isu yang dikemukakan oleh responden, seperti pesan dan kesan menipu dan sesuatu yang terlewatkan peneliti dari lapangan seperti apa yang dikemukakan oleh responden. Dari pendapat ini mengisyaratkan pada setiap peneliti untuk melakukan pencatatan terhadap berbagai hal yang diamati, terutama pada hal-hal yang berkaitan dengan fokus masalah yang dikaji.

Selanjutnya tindakan yang akan dilakukan dalam memperoleh data penunjang dalam penelitian menurut Asmara (2011: 49) adalah dengan:

Melakukan pengamatan terhadap fokus atau masalah penelitian. Hal ini akan memudahkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun yang langsung diperoleh dari data. Dengan pengamatan memungkinkan peneliti memahami situasi yang rumit.


(28)

62

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keuntungan yang akan diperoleh peneliti melalui observasi ini adalah pengalaman secara mendalam, karena peneliti berhubungan langsung dengan subjek penelitian. Dari pengamatan yang dilakukan ini dapat diambil manfaatnya sebagaimana yang di ungkapkan Patton (1998: 124-126) bahwa manfaat observasi atau pengamatan adalah:

1. Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistic atau menyeluruh.

2. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan konsep pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi konsep-konsep lain.

Untuk memperjelas tindakan observasi yang akan dilakukan dalam penelitian, Mc. Millan dan Schumacher (2001: 41-42) memberikan gambaran tentang bentuk-bentuk observasi dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:

a. Observasi partisipan (participant observation), adalah suatu teknik interaktif dalam mencatat untuk menggambarkan partisipasi dari si peneliti terhadap apa yang terjadi dalam objek penelitiannya.

b. Observasi lapangan (field observation), adalah suatu teknik observasi yang seringkali dilakukan dalam penelitian kualitatif. Pada observasi ini peneliti bertindak sebagai saksi mata dalam mencatat secara detail apa saja yang terjadi dalam objek pengamatan, disini peneliti membatasi diri dalam berpartisipasi hanya sebagai pengamat dan tidak berperan serta sebagai bagian dari objek penelitian.

Oleh karena itu dalam penelitian ini observasi yang akan digunakan adalah observasi lapangan (field observation), karena peneliti ingin mengamati aspek-aspek yang berhubungan dengan implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik. Agar data observasi tidak kehilangan makna, maka dalam hal ini perlu penggunaan observasi terhadap apa yang sesungguhnya terjadi dalam mengembangkan kemandirian siswa melalui implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter berdasarkan hasil pengamatan. 2. Wawancara


(29)

63

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan nara sumber yang dianggap dapat menjelaskan dan memberikan informasi. Dalam hal ini Basrowi dan Suwandi (2008: 127) menyatakan bahwa “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan, dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu”. Dari pendapat tersebut, maka wawancara yang akan dilaksanakan ini berkaitan dengan implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi pengembangan kemadirian peserta didik.

Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru PKn, dan siswa untuk memperoleh informasi tentang implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi pengembangan kemadirian peserta didik di SMA Negeri 1 Kubu Kec. Kubu Kabupaten Kubu Raya.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data penelitian kualitatif. Dalam hal ini Moleong (2007) menyatakan bahwa “dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, dan untuk meramalkan”.

Kajian dokumen dalam penelitian ini difokuskan pada materi dan substansi yang terkait dengan mengembangkan kemandirian. Dokumen tersebut dapat berupa; kurikulum SMA, dokumen pembelajaran Pendidikan Kewarga-negaraan, Jurnal nasional maupun internasional, dan dokumen-dokumen lain yang dianggap relevan.

4. Studi Literatur

Studi literatur ini merupakan teknik yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengkaji buku-buku referensi, penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi pengembangan kemadirian peserta didik.

Faisal (1992:30) mengemukakan bahwa hasil studi literatur bisa dijadikan masukan dan landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang


(30)

64

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

akan diteliti termasuk juga memberi latar belakang mengapa masalah tadi penting diteliti. Dari pendapat ini studi literatur penting dilakukan agar dalam pelaksanaan penelitian tidak berjalan tanpa acuan, sehingga kebenaran dari hasil penelitian ini selain didukung oleh teori-teori yang relevan juga dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih ringkas teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini akan digambarkan dalam tabel skenario penelitian di bawah ini:


(31)

64

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel. 3. 2

SKENARIO PENELITIAN

No Rumusan Masalah Sub Aspek Skenario Penelitian Validasi Data

Observasi Wawancara Dokumentasi

1 Bagaimanakah perencanaan pembelajaran PKn berbasis karakter di sekolah

Perancangan program pengajaran meliputi: 1. Silabus, dan 2. Rencana Program

Pengajaran (RPP) - Mengamati langkah-langkah pengimplementasia n pembelajaran PKn berbasis karakter - Mengamati kesesuaian implementasi pembelajaran pkn berbasis karakter dengan tujuan pendidikan karakter

- Melakukan wawan cara dengan guru dan siswa - Melakukan wawancara dengan guru pendidikan kewarganegaraan - Mengumpulkan dokumen-dokumen yang dianggap berkaitan dengan upaya mengembang-kan kemandirian siswa berupa: Perangkat pembelajaran dan fotografi - Melakukan Triangulasi terhadap informasi yang telah diperoleh pada Guru PKn dan Siswa


(32)

65

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 Bagaimanakah

Pelaksanaan pembelajaran PKn berbasis karakter bagi upaya pengembangan kemandirian peserta didik?

Pelaksanaan KBM berdasarkan RPP yang telah di buat guru PKn Meliputi:

- Kegiatan awal - Kegiatan inti:

Eksplorasi Elaborasi konfirmasi - Kegiatan penutup

Mengamati kegiatan yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan: - Kegiatan

Pendahuluan, - Kegiatan Inti, dan - Kegiatan penutup Yang memiliki keterkaitan dengan pengembangan aspek-aspek kemandirian

- Peneliti akan melakukan wawan cara dengan guru dan siswa - Melakukan

wawancara dengan kepala sekolah, guru dan beberapa aparatur sekolah - Mengumpulkan data-data perangkat pembelajaran yang digunakan - Mengumpulkan fotografi proses implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter - Perangkat pembelajaran yang digunakan guru (Silabus, RPP) dan materi yang di sampai-kan - Melakukan Triangulasi terhadap informasi yang telah diperoleh pada Guru PKn - Secara cermat

melakukan pengamatan terhadap proses pengembangan kemandirian peserta didik melalui kegiatan Be;ajar mengajar di kelas


(33)

66

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3 Bagaimanakah hasil

pembelajaran PKn berbasis karakter dalam mengembangkan kemandirian peserta didik.? Menampilkan perilaku yang mencerminkan aspek-aspek kemandirian, yaang meliputi:

- Keteladanan guru - Interaksi antara siswa

dengan siswa - Kemandirian emosi - Kemandirian nilai - Kemandirian belajar - Kemandirian

bertindak

- Kemandirian social (kegiatan eksul) - Kemandirian

menentukan masa depan

- Interaksi siswa dengan keluarga dan masyarakat

- Mengamati dampak positif yang di peroleh dari proses pengembangan kemandirian siswa melalui pendidi-kan kewarga-negaraan berbasis karakter

- Mengamati pola interaksi antara guru dan siswa dalam mengem-bangkan

kemandirian siswa

- Melakukan

wawancara dengan kepala sekolah dan guru PKn - Melakukan wawancara dengan beberapa anggota masyarakat di sekitar lingkungan sekolah - Menganalisis dokumen hasil pembelajaran - Publikasi kegiatan

ekstrakurikuler baik, Pramuka, PMR, maupun Paskibra sekolah - Data-data yang

berkaitan dengan upaya guru mengembangkan kemandirian siswa - Melakukan Triangulasi terhadap informasi yang telah diperoleh pada Siswa


(34)

67

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkanya dalam pola, thema atau kategori. Tanpa kategori atau klasifikasi akan menimbulkan chaos. Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep. Interpretasi akan menggambarkan perspektif atau pandangan peneliti, bukan kebenaran, karena kebenaran hasil penelitian harus dinilai orang lain dan diuji dalam berbagai situasi lain.

Langkah-langkah analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Reduksi Data (data reduction)

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan tentunya sangat banyak, oleh karena itu data yang diperoleh tersebut perlu dicatat dan di lakukan perincian secara mendetail. Untuk melaksanakan itu Asmara (2011: 57) menyatakan perlu melakukan pereduksian data. Reduksi data adalah mencatat atau mengetik kembali dalam bentuk uraian atau laporan yang terinci. Reduksi data sangat membantu analisis data sejak awal penelitian dilakukan.

Untuk mempermudah proses ini maka peneliti akan melakukan tindakan dengan merangkum, memilah hal-hal pokok, dan memfokuskan pada hal-hal penting terutama pada proses mengembangkan kemandirian melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter, serta membuag hal-hal yang dianggap tidak perlu.

2. Menampilkan data (data display)

Menampilkan data adalah upaya untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu data penelitian. Hal ini perlu dilakukan karena Asmara (2011: 57) memberi alasan akan memudahkan peneliti menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail. Selanjunya, dalam penyajian data Miles & Huberman dalam Malik (2011), membatasi suatu “penyajian” sebagai sekumpulan


(35)

68

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dari pendapat ini diyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi; berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Melalui cara ini dengan melakukan analisis data dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan selanjutnya akan menentukan tindakan dalam menarik kesimpulan yang benar melalui penyajian data tersebut.

Proses penyajian data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadikannya dalam satu kategori, berupa data berkelompok yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan fokus masalah. Masing-masing kategori dapat berupa urutan-urutan atau prioritas kejadian.

3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

Kesimpulan merupakan upaya akhir yang diambil oleh peneliti setelah melalui serangkaian proses analisis dan pengolahan data yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk membuat pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu pada tujuan penelitian.

Dengan demikian secara umum proses pengolahan data yang dimulai dari pencatatan data lapangan, kemudian di tulis kembali dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data, setelah data dirangkum, direduksi dan disesuaikan dengan fokus masalah penelitian. Selanjutnya data dianalisis dan diperiksa keabsahannya melalui beberapa teknik, sebagaimana yang di ungkapkan Moleong (2000: 192-195), yaitu:

a. Data yang diperoleh sesuai dengan data pendukung lainnya untuk mengungkapkan permasalahan secara tepat

b. Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik, ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.

c. Data yang diperoleh kemudian difokuskan pada substantif fokus penelitian


(36)

69

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sejatinya sebuah penelitian adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran yang bukan dibenar-benarkan, tapi kebenaran yang memang benar. Karena kebenaran itulah yang akan dijadikan landasan bertindak. Bukan atas dasar asumsi orang lain yang belum tentu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Moleong (2000) menyatakan bahwa “Untuk mendapatkan kebenaran, mestinya suatu penelitian dilandasi kaidah-kaidah yang baik agar hasilnya dapat dipercaya”.

Inilah tahap analisis dan pengolahan data yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. Melalui tahap-tahap tersebut, diharapkan penelitian yang dilakukan nanti dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria keabsahan suatu penelitian serta sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku.


(37)

166

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B A B V

K E S I M P U L A N D A N S A R A N

Mengacu pada hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan dan saran sesuai pertanyaan penelitian.

A . K e s i m p u l a n

Merujuk pada hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa perencanaan pembelajaran PKn berbasis karakter di sekolah telah dirancang dengan baik. Dikatakan baik karena Perancangan tersebut disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah seperti yang tertuang dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Perencanaan tersebut direalisasikan dengan merumuskan RPP yang mengacu pada silabus, mencantumkan identitas mata pelajaran, mengutip standar kompetensi yang terdapat dalam silabus, mengembangkan standar kompetensi kedalam kompetensi dasar, merumuskan indikator pencapaian, merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, mengembangkan materi ajar, menentukan metode dan media pembelajaran yang tepat dalam setiap pertemuan di kelas, menentukan skenario pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup yang mengacu pada RPP yang telah dibuat secara sistematis, menentukan jenis dan alat penilaian yang digunakan dalam melakukan evaluasi, dan memperkaya sumber belajar agar memperkaya pengetahuan siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Pada perencanaan pembelajaran PKn berbasis


(38)

167

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

karakter yang paling menarik adalah dalam strategi pembelajaran yang diterapkan guru kemandirian yang telah dimiliki peserta didik dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku yang disesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari. Untuk mengembangkan pengetahuan moral (moral knowing) pada RPP yang telah dibuat menjabarkan kajian-kajian pokok materi sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dan sesuai dengan tujuan pencapaian materi yang disampaikan. Dalam mengembangkan perasaan moral (moral feeling) pada RPP yang dibuat, guru menggunakan pendelatan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga indikator pencapaian dapat tertanam dalam diri peserta didik. Selanjutnya, untuk mengembangkan sikap moral (moral action) pada RPP terdapat beberapa rencana tindakan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar di kelas. Tindakan yang dimaksudkan seperti membentuk kelompok belajar, melaksanakan diskusi kelompok, dan membuat laporan hasil diskusi, serta presentasi hasil diskusi.

2. Bahwa pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter bagi upaya pengembangan kemandirian peserta didik telah dilaksanakan secara sistematis berdasarkan perencanaan pembelajaran yang telah dirancang guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Pengembangan kemandirian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran lebih banyak dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti yang meliputi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, serta kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan pengembangan aspek kemandirian dilakukan dengan cara memberikan pemahaman, nasehat, motivasi, terhadap kebermanfaatan materi yang sedang dipelajari, pada kegiatan inti pengembangan aspek-aspek kemandirian dilakukan guru dengan dengan memberikan pengarahan untuk mengikuti pelajaran dengan tertib, mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting dari penjelasan


(39)

168

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tersebut, membentuk kelompok belajar, menciptakan susana edukatif di kelas, mengarahkan siswa untuk bekerja sama secara posistif dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan, dan berani atau percaya diri dalam menyampaikan hasil kerja kelompok, dan pada kegiatan penutup pengembangan aspek-aspek kemandirian dilakukan dengan bersama-sama peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

3. Bahwa hasil pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis karakter dalam mengembangkan kemandirian peserta didik dapat dikatakan baik karena implementasi pembelajaran PKn berbasis karekter menjadikan individu yang memiliki kemandirian emosi, kemandirian nilai, kemandirian belajar, kemandirian bertindak, kemandirian sosial, dan kemandirian menentukan masa depan yang baik. Kemandirian dapat diperoleh dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir KBM, memberikan keteladanan dalam bersikap dan berperilaku agar aspek-aspek kemandirian tersebut dapat terwujud dalam sikap dan perilaku, serta menciptakan interaksi yang komunikatif sehingga peserta menjadi termotivasi untuk belajar.

B . S a r a n

Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran PKn berbasis karakter bagi pengembangan kemandirian peserta didik, yakni sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada Pemerintahan Kabupaten Kubu Raya melalui Dinas Pendidikan untuk memberikan pelatihan terhadap guru-guru di daerah pedalaman tentang implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran, memberikan support secara materil kepada sekolah agar implementasi


(40)

169

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik, dan melakukan tindak lanjut terhadap program implementasi pendidikan karakter hingga tuntas.

2. Diharapkan kepada SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya untuk melaksanakan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak terkait dalam mensukseskan pendidikan karakter, sehingga transfer nilai-nilai karakter terutama karakter mandiri benar-benar tertanam dalam diri siswa, menjalin kerjasama dengan keluarga siswa agar penerapan perilaku yang mencerminkan kemandirian dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dan membuat program pengembangan pendidikan karakter agar hasilnya benar-benar sesuai dengan program yang telah direncanakan.

3. Diharapkan kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk mengikuti pelatihan dan seminar tentang pelaksanaan pendidikan karakter baik yang diselenggarakan dinas pendidikan maupun perguruan tinggi yang ada di provinsi Kalimantan Barat maupun diberbagai daerah, agar memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan pendidikan karakter dalam mata pelajaran dengan baik serta mengembangkan RPP agar penyamapaian materi pelajaran dapat diterima siswa dengan baik, dan tentu saja harus mengandung nilai-nilai karakter yang dapat mengembangkan kemandirian.

4. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan tersebut direkomendasikan untuk secara spesifik mengkaji dan menelaah masalah-masalah pengembangan kemandirian untuk menjawab tantangan pada kondisi sekarang sehingga dapat melahirkan generasi muda yang berprestasi, kreatif dan mandiri, dan hendaknya dilaksanakan diberbagai sekolah untuk melihat perbandingan dari sekolah-sekolah yang sudah mengimplementasikan pembelajaran PKn berbasis karakter dalam mengembangkan kemandirian peserta didik.


(41)

170

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya


(42)

183

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ali, M., dan Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmara, U.H, (2011), Penulisan Karya Ilmiah, Pontianak: Fahruna Bahagia . Azwar, S. (2003). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Atkinson, Rita., Atkinson, Richard, C., & Hilgard, Ernest, R., (1983). Introduction to Psychology, 8th Ed. Harcourt Brace Jovanovich, Inc.

Basrowi dan Suwandi.(2008), Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka. Cipta.

Berliner, David, C. & Calfee, Robert.C.(Editor), 1996. Handbook of Educational Psychology. New York, Simon & Schuster Macmillan.

Benson, Nigel C & Simon Grove (Alih bahasa: Medina Khodijah). (2000). Mengenal Psikologi For Beginners. Bandung: Mizan

Bogdan, R. dan Taylor, S. (1992), Pengantar Metode Penelitian Kualitatif: Penerjemah A. Khozin Afandi. Surabaya: Usaha Nasional.

Budiamin, A. , dkk. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung : UPI Press Budimansyah, D. (2010), Penguatan pendidikan kewarganegaraan untuk

Membangun Karakter Bangsa, Bandung. Widya Aksara Press.

Budimansyah, D. dan Komalasari, K. (2011), Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa; Penghargaan dan Penghormatan 70 tahun Prof. Dr. H. Endang Somantri, M.Ed, Bandung: Widya Aksara Press. ____. (2012), Perancangan Pembelajaran Berbasis Karakter, Seri Pembinaan

Profesional Guru, Bandung: Widya Aksara Press.

____. (2012), Dimensi-Dimensi Praktik Pendidikan Karakter, Bandung. Widya Aksara Press.

Budimansyah, D., dan Suryadi, K. (2008), PKn dan Masyarakat Multikultural, Bandung, Bandung: UPI Press SPs UPI.

Bull, N.J, (1969). Moral Judgement from Chilhood to Adolescence. London: Routledge & Kegan Paul.


(43)

184

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Creswell, J.W. (1998), Qualitatif Inquiryand Research Design. SAGE Publication.

Chaplin, J.P. (2002), Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press Djoehaeni H.( 2009), Hakikat Perencanaan Pembelajaran, Slide Presentasi. DS. Agus (2009), Tips Jitu Mendongeng.Yogyakarta, Kanisius.

Elmubarok, Z., (2008), Membumikan Pendidikan Nilai, Bandung: Alfabeta. Fajar (2005). Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Faisal, S. (1992), Format-Format Penelitian Sosial: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press.

Huitt, W. (1997). Socioemotional development. Educational Psychology Interactive. Valdosta, GA: Valdosta State University.

____. (2004). Observational (social) learning: An overview. Educational Psychology Interactive. Valdosta, GA: Valdosta State University.

____. 2001. Motivation to Learn: An Overview. Educational Psychology Interactive. Valdosta, Valdosta State University.

Joyce B, Weil M, Calhoun E, (2011). Models of Teaching; Eighth Edition. Boston, Pearson Education International, Prentice Hall, for sale in Asia Only.

Kartono, K. (2003). Kenakalan Remaja (Patologi sosial 2). Cetakan Ketiga. Bandung: PT Raja Grapindo Persada.

Kemendiknas (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Koesoema A. D, (2007), Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta, PT. Grasindo.

Leonard, Nancy, H., Beauvais, Laura Lynn., & Scholl Richard, W., (1995). “A Self Concept-Based Model of Work Motivation”. In The Annual Meeting of

the Academy of Management (URL: http://chiron.valdosta.edu/wh…).


(44)

185

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mc. Milan dan Schumacher, S. (2001), Research Education. New York: Longman.

Megawangi, R. (2003). Pendidikan Karakter untuk Membangun Masyarakat Madani. IPPK Indonesia Heritage Foundation.

____________. (2009). Pendidikan Karakter Solusi yang tepat untuk membangun bangsa; Jakarta: Indonesia Heritage Fundation.

Moleong, L. J. (2003).Metode Penelitian Kualitatif. Edition Indonesia Language. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moejiono, I. (2002), Kepemimpinan dan Keorganisasian, Jogakarta, UII Press Hamalik, O. (2005), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Bandung: Bumi Aksara

Patton, M.Q (1998), Qualitative Evaluation and Research Methods. Edisi 2, SAGE Publications.

Steinberg, Laurence. (1993). Adolescene Sanfrancisco : McGraw-Hill Inc

Sugiyono (2007), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sukmadinata, (2003). Landasa Psikologis Proses Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sumahamijaya, S., Yasben, D., dan Agus, D. (2003), Pendidikan Karakter Mandiri dan Kewiraswastaan; suatu upaya Bagi keberhasilan Program Pendidikan Berbasis Luas (BBE) dan Life Skill, Bandung; Angkasa.

Sumantri, M. dan Syaodih, S. (2007), Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Depdiknas.

Soemanto, W. (2006). Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Tim Pustaka Familia (2006), Membuat Prioritas, Melatih anak Mandiri, Yogyakarta, Kanisius,

Turmudhi, Audith M. 2003. “Membalik Paradigma Pendidikan“ Kedaulatan

Rakyat, 10 Juni 2003.

Universitas Pendidikan Indonesia (2011), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung, UPI,


(1)

170

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya


(2)

183

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ali, M., dan Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmara, U.H, (2011), Penulisan Karya Ilmiah, Pontianak: Fahruna Bahagia . Azwar, S. (2003). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Atkinson, Rita., Atkinson, Richard, C., & Hilgard, Ernest, R., (1983). Introduction to Psychology, 8th Ed. Harcourt Brace Jovanovich, Inc.

Basrowi dan Suwandi.(2008), Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka. Cipta.

Berliner, David, C. & Calfee, Robert.C.(Editor), 1996. Handbook of Educational Psychology. New York, Simon & Schuster Macmillan.

Benson, Nigel C & Simon Grove (Alih bahasa: Medina Khodijah). (2000). Mengenal Psikologi For Beginners. Bandung: Mizan

Bogdan, R. dan Taylor, S. (1992), Pengantar Metode Penelitian Kualitatif: Penerjemah A. Khozin Afandi. Surabaya: Usaha Nasional.

Budiamin, A. , dkk. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung : UPI Press Budimansyah, D. (2010), Penguatan pendidikan kewarganegaraan untuk

Membangun Karakter Bangsa, Bandung. Widya Aksara Press.

Budimansyah, D. dan Komalasari, K. (2011), Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa; Penghargaan dan Penghormatan 70 tahun Prof. Dr. H. Endang Somantri, M.Ed, Bandung: Widya Aksara Press. ____. (2012), Perancangan Pembelajaran Berbasis Karakter, Seri Pembinaan

Profesional Guru, Bandung: Widya Aksara Press.

____. (2012), Dimensi-Dimensi Praktik Pendidikan Karakter, Bandung. Widya Aksara Press.

Budimansyah, D., dan Suryadi, K. (2008), PKn dan Masyarakat Multikultural, Bandung, Bandung: UPI Press SPs UPI.

Bull, N.J, (1969). Moral Judgement from Chilhood to Adolescence. London: Routledge & Kegan Paul.


(3)

184

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Creswell, J.W. (1998), Qualitatif Inquiryand Research Design. SAGE Publication.

Chaplin, J.P. (2002), Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press Djoehaeni H.( 2009), Hakikat Perencanaan Pembelajaran, Slide Presentasi. DS. Agus (2009), Tips Jitu Mendongeng.Yogyakarta, Kanisius.

Elmubarok, Z., (2008), Membumikan Pendidikan Nilai, Bandung: Alfabeta. Fajar (2005). Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Faisal, S. (1992), Format-Format Penelitian Sosial: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press.

Huitt, W. (1997). Socioemotional development. Educational Psychology Interactive. Valdosta, GA: Valdosta State University.

____. (2004). Observational (social) learning: An overview. Educational Psychology Interactive. Valdosta, GA: Valdosta State University.

____. 2001. Motivation to Learn: An Overview. Educational Psychology Interactive. Valdosta, Valdosta State University.

Joyce B, Weil M, Calhoun E, (2011). Models of Teaching; Eighth Edition.

Boston, Pearson Education International, Prentice Hall, for sale in Asia Only.

Kartono, K. (2003). Kenakalan Remaja (Patologi sosial 2). Cetakan Ketiga. Bandung: PT Raja Grapindo Persada.

Kemendiknas (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Koesoema A. D, (2007), Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta, PT. Grasindo.

Leonard, Nancy, H., Beauvais, Laura Lynn., & Scholl Richard, W., (1995). “A Self Concept-Based Model of Work Motivation”. In The Annual Meeting of the Academy of Management (URL: http://chiron.valdosta.edu/wh…). Markum, M. E. (1985), Anak, Keluarga, dan Masyarakat, Jakarta: Sinar Harapan.


(4)

185

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mc. Milan dan Schumacher, S. (2001), Research Education. New York: Longman.

Megawangi, R. (2003). Pendidikan Karakter untuk Membangun Masyarakat Madani. IPPK Indonesia Heritage Foundation.

____________. (2009). Pendidikan Karakter Solusi yang tepat untuk membangun bangsa; Jakarta: Indonesia Heritage Fundation.

Moleong, L. J. (2003).Metode Penelitian Kualitatif. Edition Indonesia Language. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moejiono, I. (2002), Kepemimpinan dan Keorganisasian, Jogakarta, UII Press Hamalik, O. (2005), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Bandung: Bumi Aksara

Patton, M.Q (1998), Qualitative Evaluation and Research Methods. Edisi 2, SAGE Publications.

Steinberg, Laurence. (1993). Adolescene Sanfrancisco : McGraw-Hill Inc

Sugiyono (2007), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sukmadinata, (2003). Landasa Psikologis Proses Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sumahamijaya, S., Yasben, D., dan Agus, D. (2003), Pendidikan Karakter Mandiri dan Kewiraswastaan; suatu upaya Bagi keberhasilan Program Pendidikan Berbasis Luas (BBE) dan Life Skill, Bandung; Angkasa.

Sumantri, M. dan Syaodih, S. (2007), Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Depdiknas.

Soemanto, W. (2006). Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Tim Pustaka Familia (2006), Membuat Prioritas, Melatih anak Mandiri, Yogyakarta, Kanisius,

Turmudhi, Audith M. 2003. “Membalik Paradigma Pendidikan“ Kedaulatan Rakyat, 10 Juni 2003.

Universitas Pendidikan Indonesia (2011), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung, UPI,


(5)

186

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Vasta, Ross, at all. (1992). Child Psychology : The Modern Science. John Wiley & Sons Inc.

Wahab, A. dan Sapriya (2008), Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: UPI Press SPs UPI

W. Sutanto, BLI (2008), Brain Management Series For Learning Strategy: MIND MAP Langkah demi Langkah: cara paling mudah dan benar mengajarkan dan membiasakan anak menggunakan Mind Map untuk meraih prestasi, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia,

Winataputra, U.S dan Budimansyah, D. (2007). Civic Education : Landasan, Konteks, Bahan ajar dan Kultur Kelas, Bandung : Prodi pendidikan kewarganegaraan SPS UPI.

Sumber Tesis, Jurnal dan Web

Buchori. (2007). Pendidikan Karakter dan Kepemimpinan Kita. Dikutip dari

(www.tempointeraktif.com/hg/kolom/…/kol,20110201-315,id.html) diakses hari minggu 1 Januari 2013 pukul 18.50 WIB.

Damayanti, T. (2008), Efektivitas Intervensi Keterampilan Self-Regulated Learning Dan Keteladanan Dalam Meningkatkan Kemampuan Belajar Mandiri Dan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 9, Nomor 2, September 2008, 68-82

Dewi, R. P. (2011). Hubungan Antara Kemeandirian dengan Perilaku Konsumtif pada Mahasiswi di Ma’had Sunan Ampel Al-Ali Mabna Khodijah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana MAlik Ibrahim Malang. http://www.lib.uin-malang.ac.id/thesis/.../07410025-ratih-puspita-dewi.ps Irwan, (2012), Pembinaan karakter siswa melalui Pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum di SMP Negeri 2 Ternate, Tesis Pada Sekolah Pascasarjana UPI. Tidak diterbitkan

Latifah, M. (2011), Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Karakter, di lihat pada

http://indo2.islamic-world.net/

Maisaroh, E. (2012). Implementasi Pembelajaran Berbasis Pengalaman Dalam Membina Kemandirian Dan Kepemimpinan Siswa (Proses Pengembangan Karakter dalam Konteks pendidikan kewarganegaraan di Sekolah Lanjutan Alam Bandung). Tesis Pada Sekolah Pascasarjana UPI. Tidak diterbitkan. Malik H, (2011), Penelitian Kualitatif, http://edukasi.kompasiana.com. Di unduh

pada 11 February 2011 | 07:53.

Khumaidi Tohar, (2006). Pembangunan Kemandirian dan Kreativitas Hidup Melalui Pendidikan. http://www.bungokab.go.id/content/pembangunan-kemandirian-dan-kreativitas-hidup-melalui-pendidikan.


(6)

187

Hadi Rianto, 2013

Implementasi Pembelajaran PKN Berbasis Karakter Bagi Pengembangan Kemandirian Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Kubu Raya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Minsih, (2012), Pendidikan Karakter Berbasis Kecerdasan Majemuk dalam Membentuk Kemandirian Siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Surakarta. FKIP. PGSD. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tt

Mu’tadin, Z. (2008), Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Pada Remaja. Di unduh pada http://maktabahku.wordpress.com/2008/11/14/kemandirian-sebagai-kebutuhan-psikologis-pada-remaja

Musfiroh, (2008), Artikel Pendidikan; Konsep Pendidikan Karakter. Di unduh dari; (http://www.majalahpendidikan.com/2011/05)

Nuryani, T. S. (2011). Hubungan Antara Sikap Terhadap Model Pembelajaran Inkuiri dan Kemandirian dengan Hasil Belajar Pendidikan Kewarga-negaraan pada Materi Globalisasi Siswa Kelas IX SMP Negeri 7 Samarinda Tahun Pembelajaran 2011/2012. http://www.falah.freejoomlas.com

Thanasoulas, D. (2000), What is Learner Autonomy and How Can It Be Fostered?, dapat dilihat pada (http://iteslj.org/Articles/Thanasoulas-Autonomy.html). Di unduh pada 19 Januari 2013.

Valdes, A. What is the Meaning of the Descriptive Method in Research? eHow.com http://www.ehow.com/about_6663890_meaning-descriptive-method-research_.html#ixzz2BEBCbq23

http://en.wikipedia.org/wiki/Autonomy

http://dictionary.reference.com/browse/independence

Sumber Undang-undang dan Peraturan Pendukung

UU RI (2003), Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003; Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, Asa Mandiri

Permendiknas No. 23 Tahun 2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Permendiknas No. 20 Tahun 2007, tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Permendiknas No. 41 Tahun 2007, tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.