ARTIKEL ILMIAH Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Bolu Kukus Yang Di Formulasi Sebagian Dengan Tepung Sukun.

ARTIKEL ILMIAH

TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG
DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijazah Diploma Gizi

Disusun Oleh :

RINDY PRASTIKA
J.300.090.008

PROGRAM STUDI GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG
DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN
Rindy Prastika

Program Studi DIII Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstract
The use of breadfruit flour is one of attempts to reduce dependency of
people on wheat flour. Breadfruit flour is used as formulation to know expansion
level in making sponge cake. A sponge cake is a cake using flour as its basis
ingredient and usually, the ingredients consist of wheat flour, white sugar, and
egg. Steamed sponge cake has soft texture and it is expanded. Steamed sponge
cake is easy to make and its ingredients are easy to find.
Purpose of the research is to know how much breadfruit formula that can be
added in the making sponge cake with expansion degree and high acceptability.
The research is experimental one. It uses complete random design with 4
treatments and 3 repeating, namely, breadfruit flour formulations of 0%, 25%,
50% and 75%. Degree of expansion is measured by comparing height of dough
and height of sponge cake and acceptability is measured by using trained
panelists. Then, data is tested by using one-way Anova and LSD test.
Results of the research indicated that a significant effect of breadfruit flour
addition on expansion degree and acceptability for sponge cake was found.
Conclusion of the research is percentage of the highest expansion degree of flour

formulation is 75%, and acceptability percentage test indicated that 52% of the
panelists prefer breadfruit formulation of 75%.
Key words: Breadfruit flour, expansion degree, acceptability to steamed sponge
cake
PENDAHULUAN

Sukun

digoreng
di

Indonesia

kebanyakan dikonsumsi dalam
bentuk

olahan

baik


digoreng

maupun direbus dari buah yang
masih

mentah.

umumnya

Buah

dikonsumsi

sukun
setelah

seperti

talas


dan

adakalanya direbus atau dibuat
kripik. Di Maluku, buah sukun
sering dibakar utuh, kemudian
baru
potong

dikupas

dan

dipotong-

untuk dijadikan

kolak,

demikian pula yang dilakukan
oleh


penduduk

Tahiti.

Diversifikasi produk dari sukun

Data SUSENAS tahun 1999, 2002,

masih sangat terbatas, padahal

2005

sukun

gandum

masyarakat

perkapita


dari

merupakan

salah

satu

komoditas yang mudah rusak,
sehingga

harga

sukun

relatif

tingkat


konsumsi

tahun

produk
Indonesia

ke

tahun

semakin meningkat. Upaya untuk
mengurangi peningkatan konsumsi

murah. relatif murah.
produk

gandum

ini.


Masyarakat

Buah sukun merupakan buah
dapat melakukan pengurangan pada
yang memiliki masa simpan yang
gandum dengan cara memanfaatkan
singkat. Saat musim panen datang
produk
perlu

upaya

pengawetan,

olahan

tepung

sukun


pada
(Putranto, 1994).

pengawetan

buah

sukun

dapat
Pembuatan

tepung

sukun

dikerjakan

seperti


halnya

diolah menjadi tepung. Salah satu
dapat
pemanfaatan dibuat tepung supaya
pembuatan tepung beras. Gaplek
sukun memiliki daya simpan yang
sukun ditumbuk di lumpang dengan
cukup lama.
antan

sampai

lembut.

Hasil

Pemanfaatan sukun sebagai
tumbukan

bahan

pangan

semakin

yang

halus

kemudian

penting,
tepung

dijemur

dengan

panas

sejak pemerintah mulai melancarkan
matahari hingga betul-betul kering.
progam diversifikasi pangan. Sukun
Pembuatan tepung sukun dapat pula
mengandung karbohidrat dan gizi
dilakukan dengan cara nasional.
yang baik seperti halnya ubi, uwi,
Rendeman sukun menjadi tepung
gembili, gadung, suweg, dll. Dengan
dipengaruhi

oleh

ketuaan

buah,

demikian sukun mempunyai prospek
kadar air buah segar, musim panen
yang

cerah

agroindustri

sebagai
diwaktu

komoditas
mendatang.

dan cara memprosesnya (Setijo,

jenis tepung lain dengan

1995).

penambahan bahan – bahan lain
Tepung

sukun

dapat

untuk menambah zat gizi diproses

dimanfaatkan untuk mensubstitusi

dengan pengukusan atau

tepung terigu yang bertujuan untuk

pengovenan . Kualitas kue bolu

mengurangi

ketergantungan

kukus ditentukan dari rasa, tekstur,

masyarakat terhadap tepung terigu.

aroma dan tingkat pengembangan.

Namun

Tingkat pengembangan adalah

dengan

demikian

upaya

penganekaragaman produk olahan

perbandingan tinggi kue bolu kukus

berbahan

dengan tinggi adonan. Faktor yang

dasar

tepung

sukun

tersebut perlu mempertimbangkan

mempengaruhi tingkat

penerimaan masyarakat dan nilai

pengembangan antara lain putih

gizinya.

telur ayam, soda kue atau

Tepung

sukun

merupakan

pengembang kue dan protein yaitu

produk olahan dari buah sukun yang

gluten (Widayati dan Damayanti,

memiliki kandungan pati cukup tinggi

2001).

yaitu

mencapai

69%

sehingga

METODE PENELITIAN

tepung sukun berprotein sebagai
bahan makanan sumber karbohidrat.

Berdasarkan

jenisnya

Pada proses pembuatan adonan

penelitian ini merupakan penelitian

tepung yang mengandung kadar pati

eksperimental yang bertujuan untuk

cukup tinggi maka banyak menyerap

mengetahui tingkat pengembangan

air pada saat pembuatan adonan.

dan daya terima bolu kukus yang di

Bolu kukus merupakan produk yang

formulasi

di hasilkan dari tepung terigu atau

Penelitian

dengan

tepung

dilakukan

di

sukun.
berbagai

laboratorium tempat pembuatan dan

bolu

mahal dibandingkan dengan tepung

kukus di laboratorium Ilmu Teknologi

beras. Untuk mengurangi jumlah

Pangan Fakultas Ilmu Kesehatan

penggunaan tepung terigu maka

Universitas

perlu

pengujian

tingkat kesukaan

Muhammadiyah

dilakukan

kombinasi

Pengujian

penggunaan bahan lain. Salah satu

Tingkat Kesukaan Bolu Kukus di

bahan yang dapat mengurangi peran

Laboratorium

tepung terigu adalah buah sukun.

Surakarta.

Tempat

penyelenggaraan

makanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas
Surakarta.

Muhammadiyah
Rancangan

penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini
adalah

rancangan

acak

lengkap

dengan tiga perlakuan, yaitu :

0%.

Perlakuan

B

:

penambahan tepung sukun 25%.
Perlakuan C : penambahan tepung
sukun

50%.

Perlakuan

Penelitian pendahuluan dilakukakan
sebelum
digunakan

penelitian

utama

yang

sebagai

acuan

yang

bertujuan untuk menentukan variasi
perbandingan antara tepung terigu

Perlakuan A : penambahan tepung
sukun

a. Penelitian Pendahuluan

D

:

penambahan tepung sukun 75%.

dan

tepung

sukun.

Penelitian

pendahuluan ini dilakukan dengan
formulasi tepung sukun 0%, 25%
dan 50% dari terigu kemudian dilihat
daya terimanya. Hasil dari uji daya
terima pada penelitian pendahuluan
bahwa yang paling disukai adalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

bolu kukus dengan formulasi tepung

Hasil

sukun 50%. Hasil daya terima bolu

Tepung terigu merupakan bahan
dasar

pada

pembuatan

kue

sebagian
yang

besar
harganya

kukus
sukun

dengan
0%,

formulasi
25%

dan

tepung
50%,

menunjukkan bahwa formulasi 50%

memiliki daya terima lebih baik

Tingkat

dibanding dengan 0% dan 25%.

perbandingan tinggi kue bolu kukus

Persentase formulasi tepung sukun
pada pembuatan bolu kukus pada
penelitian utama adalah 0%, 25%,
50% dan 75% dari jumlah total
tepung terigu. Adapun hasil uji
tingkat pengembangan dan daya

dihitung berdasarkan pengukuran
tinggi adonan dan tinggi kue bolu
kukus yang dihasilkan. Pengukuran
tinggi adonan dan tinggi kue bolu
kukus dihitung berdasarkan 9 titik
yang mewakili setiap sudut loyang
dapat dilihat pada tabel 1.

terima sebagai berikut :
Tingkat

adalah

dibagi dengan tinggi adonan yang

b. Penelitian Utama

1).

pengembangan

Pengembangan

dengan Formulasi Tepung Sukun

Tabel 1. Tingkat Pengembangan Bolu Kukus yang Diformulasi Tepung Sukun
Penambahan
Tepung sukun (%)
0
25
50
75
Nilai p 0,000

Tingkat Pengembangan
31,62b
31,27b
19,20a
17,76a

Keterangan : notifikasi huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata.
2). Daya Terima
Daya

terima

adalah

tingkat

penerimaan panelis terhadap produk
berdasarkan tingkat kesukaan. Hasil
dari penelitian daya terima dari 25

panelis

terhadap

tekstur,

rasa,

kukus

dengan

warna,

aroma,

keseluruhan
formulasi

bolu
tepung

sukun dari tepung terigu dapat dilihat
pada tabel 2.

Tabel 1. Daya Terima Panelis Terhadap Warna, Aroma, Rasa, Tekstur, Dan
Keseluruhan
Formulasi
Tepung Sukun
0%
25%
50%
75%
Nilai p

warna
ab

3.72
3.16b
2.96ac
3.36c
0.001

aroma
3,08
3,12
3,08
3,20
0,935

rasa

tekstur

ab

keseluruhan

ab

3,64
2,96a
3,08b
3,16c
0,040

3,64a
3,28b
3,20a
3,36c
0,150

3,48
3,08a
2,84b
3,48ab
0,003

Keterangan : notifikasi huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata.
tergantung pada beberapa faktor di

Warna
Warna

dalam

makanan

penting

karena

terhadap

penampakan

sangat

berpengaruh
produk

antaranya adalah citarasa, warna,
tekstur,

dan

Persentase

nilai

gizinya.

terima

panelis

daya

makanan, sehingga meningkatkan

terhadap warna dapat dilihat pada

daya tarik. Penentuan mutu bahan

Tabel 6.

makanan pada umumnya sangat

Tabel 2. Daya Terima Terhadap Warna
No
1
2
3
4

Formulasi
tepung
sukun
0%
25%
50%
75%

% panelis
5

4

3

2

1

0
0
0
0

72
32
28
52

28
52
40
32

0
16
32
16

0
0
0
0

Panelis menyatakan suka sebesar 75% pada formulasi tepung sukun 0%.
volatil yang tercium oleh saraf –

Aroma
aroma

dapat

sebagaisensasi

bau

diartikan
yang

timbul

karena rangsangan kimia senyawa

saraf

oilfaktori

dirongga
pangan

hidung
masuk

yang

berberda

ketika

bahan

kedalam

mulut.

Persentase

daya

terima

panelis

Tabel 7 sebagai berikut :

terhadap aroma dapat dilihat pada

Tabel 3. Daya Terima Terhadap Aroma
No
1
2
3
4

Formulasi
tepung
sukun
0%
25%
50%
75%

% panelis
5

4

3

2

0
0
0
0

28
36
28
36

52
48
52
48

20
8
20
16

1
0
8
0
0

Panelis menyatakan suka sebesar 36% pada formulasi tepung sukun
75%.
kimia,

Rasa
Rasa

makanan

merupakan

faktor kedua yang menentukan cita

beberapa faktor yaitu

konsentrasi

dan

interaksi dengan kompenen rasa
yang lain (winarno, 1997).
Persentase daya terima panelis

rasa makanan setelah penampilan
makanan. Rasa dipengaruhi oleh

suhu,

terhadap rasa dapat dilihat Tabel 8.

senyawa

Tabel 4. Daya Terima Terhadap Rasa
No
1
2
3
4

Formulasi
tepung
sukun
0%
25%
50%
75%

% panelis
5

4

3

2

8
0
8
0

60
28
32
36

20
48
24
40

12
16
36
24

1
0
8
0
0

Panelis menyatakan suka sebesar 60% pada formulasi tepung sukun 0%
menentukan

Tekstur
Tekstur

makanan

juga

merupakan kompenen yang turut

cita

rasa

makanan

karena sensitifikasi indera cita rasa
memberikan

rangsangan

lebih

lambat ( Lubis, 2010). Persentase

dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai

daya terima panelis terhadap tekstur

berikut

:
Tabel 5. Daya Terima Terhadap Tekstur

No
1
2
3
4

Formulasi
tepung
sukun
0%
25%
50%
75%

% panelis
5

4

3

2

1

0
0
0
0

60
28
12
64

28
52
60
20

12
20
28
16

0
0
0
0

Panelis menyatakan suka sebesar 64% pada formulasi tepung sukun
75%.
Kesukaan keseluruhan

tekstur.

Kesukaan keseluruhan merupakan

panelis

persepsi

keseluruhan dapat dilihat Tabel 10

panelis

terhadap

keseluruhan prodek kue bolu kukus

Persentase

daya

derhadap

terima

kesukaan

sebagai berikut :

yang meliputi warna aroma rasa dan

Tabel 6. Daya Terima Terhadap Kesukaan Keseluruhan

No
1
2
3
4

Formulasi
tepung
sukun
0%
25%
50%
75%

% panelis
5

4

3

2

0
0
0
0

72
44
36
52

24
40
48
32

4
16
8
16

1
0
0
0
0

Panelis menyatakan suka sebesar 72% pada formulasi tepung sukun 0%
PENUTUP
Kesimpulan

Ada
sukun

pengaruh

formulasi

tehadap

pengembangan bolu kukus

tepung
tingkat

Bolu kukus dengan formulasi tepung

yang

sukun 0%, 25%, 50% dan 75%

tepung sukun 0% dan 75%

memiliki

Saran

tingkat

pengembangan

disukai

dengan

formulasi

masing – masing sebesar 31,62% ,

Bolu kukus juga dapat diformulasi

31,37% , 19,20% dan 17,76%.

dengan tepung sukun 75% untuk

Ada

mengurangi

pengaruh

formulasi

tepung

sukun dalam pembuatan bolu kukus

ketergantungan

terhadap tepung terigu.

terhadap daya terima. Bolu kukus

DAFTAR PUSTAKA
Lubis, E. 2008. Kue Kering popular. PT Mizan Publika. Jakarta.
Widayati, E dan Damayanti, W. 2001. Aneka Makanan dari Talas. Trubus
Agrisasana. Surabaya
Winarno, F.G .1997. Kimia Pangan dan Pangan. PT Gramedia Pustaka utama.
Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Pengaruh Penambahan Tepung Talas Kimpul (Xanthosoma Sagittifolium) Pada Pembuatan Bolu Kukus Terhadap Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima.

0 3 5

PENDAHULUAN Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Bolu Kukus Berbahan Dasar Tepung Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Yang Disubstitusi Tepung Daun Katuk (Sauropus Androgynus).

0 2 9

KARYA TULIS ILMIAH Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Bolu Kukus Berbahan Dasar Tepung Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Yang Disubstitusi Tepung Daun Katuk (Sauropus Androgynus).

0 3 19

TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS BERBAHAN DASAR TEPUNG SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) YANG DISUBSTITUSI TEPUNG Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Bolu Kukus Berbahan Dasar Tepung Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Yang Disubstitus

0 3 10

TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS BERBAHAN DASAR TEPUNG SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) YANG DISUBSTITUSI TEPUNG TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS BERBAHAN DASAR TEPUNG SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) YANG DISUBSTITUS

0 4 10

KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS BERBAHAN DASAR TEPUNG SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) YANG DISUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus).

0 3 18

PENDAHULUAN TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS BERBAHAN DASAR TEPUNG SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) YANG DISUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus).

0 3 8

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA.

0 1 6

KARYA TULIS ILMIAH Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Bolu Kukus Yang Di Formulasi Sebagian Dengan Tepung Sukun.

0 1 17

PENDAHULUAN Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Bolu Kukus Yang Di Formulasi Sebagian Dengan Tepung Sukun.

0 2 4