PEMBELAJARAN IBING PENCAK SILAT PADA SISWA SDN 4 MUNJUL JAYA PURWAKARTA.

(1)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN IBING PENCAK SILAT PADA SISWA SDN 4 MUNJUL JAYA PURWAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagaian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh :

PARAMITA NUR AMALIA 0900007

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada

Siswa SDN 4 Munjul Jaya

Oleh

Paramita Nur Amalia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Paramita Nur Amalia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI:

PARAMITA NUR AMALIA NIM 0900007

PEMBELAJARAN IBING PENCAK SILAT PADA SISWA SDN 4 MUNJUL JAYA PURWAKARTA

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. NIP. 196507241993021001

Pembimbing II

Ace Iwan Suryawan, S.Pd., M.Hum. NIP. 19720342001121002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen,. M.Si. NIP. 19571018198503200


(4)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ……….. iv

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ……….………. viii

DAFTAR BAGAN……….. ix

DAFTAR DIAGRAM……….………. x

BAB I PENDAHULUAN ………..………. 1

A. Latar Belakang……….……… 1

B. Rumusan Masalah ………..……….…… 5

C. Tujuan Penelitian ………...………. 5

D. Manfaat Penelitian ………..……. 6

E. Struktur penulisan skripsi………. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 10

A. Pengertian Pembelajaran……….………. 10

B. Metode Mengajar………..………..……. 18

C. Pengertian Sekolah Dasar……….………….……….…. 20

D. Karakteristik Sekolah Dasar ……… 21

E. Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) / Seni Tari……….. 22


(5)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN……… 34

A. Pendekatan dan Metode Penelitian………. 34

B. Subjek Penelitian dan Sumber Data……… 36

1. Lokasi ……….……. 36

2. Populasi ………..………….………..………. 36

3. Sampel ………..………..……… 36

C. Desain Penelitian….……….………. 38

D. Definisi Operasional…….………. 39

E. Instrument Penelitian…….……… 41

F. Teknik Pengumpulan Data…………..….……….. 42

G. Teknik Analisis Data……….………. 45

H. Tahap-tahap Penelitian………..………. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 54

A. Hasil Penelitian ……… 54

1. Profil SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta………...……….…... 54

2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar SDN 4 Purwakarta………….. 58

3. Karakteristik Guru……….….. 59

4. Hasil Pengamatan Terhadap Pembelajaran Pencak Silat di SDN 4 Munjul Jaya………...……….. 61

5. Deskripsi Proses Pembelajaran Seni Budaya di SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta.……… 97

6. Deskripsi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran Pencak Silat di SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta……….. 104

B. Deskripsi Pembahasan Hasil Pembelajaran Jurus Paleredan Dalam Ibing Pencak Silat Di SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 108


(6)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran ……….……… 109

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Hal

3.1 Daftar Absen Siswa Kelas IV A……….…… 42

3.2 Skala Penilaian……….…… 46

4.1 Profil Data SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta………..….. 54

4.2 Data Bangunan SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta……….. 57

4.3 Data Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Tahun Ajaran 2012-2013………..…… 58

4.4 Data Personal Guru SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta….………... 59

4.5 Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan pertama …...……….. 63

4.6 Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan kedua……….. 67

4.7 Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan ketiga….………. 72

4.8 Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan keempat………. 78

4.9 Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan kelima……… 82

4.10 Urutan materi jurus 1-7 mada ibing pencak silat paleredan……… 84

4.11 Arti dan makna yang terkandung dalam pencak silat jurus paleredan……… 95 4.12 Penilaian pembelajaran ibing pencak silat paleredan berdasarkan


(8)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penghafalan gerak jurus 1-7………... 98 4.13 Penilaian pembelajaran ibing pencak silat paleredan penggabungan

gerak dengan musik………... 100 DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Hal

4.1 Jurus 1 dan 2 ibing pencak paleredan yang digerakan oleh siswa … 69 4.2 Jurus 3,4 dan 5 ibing pencak paleredan

yang digerakan oleh siswa...………. 75 4.3 Jurus 6 dan 7 ibing pencak paleredan yang


(9)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Diagram Keterangan Hal

2.1 Komponen-komponen dalam pembelajaran ……… 13

4.1 Konsep Pembelajaran pertemuan ke 1………. 62

4.2 Konsep Pembelajaran pertemuan ke 2……….. 66

4.3 Konsep Pembelajaran pertemuan ke 3……….. 71

4.4 Konsep Pembelajaran pertemuan ke 4……….. 77


(10)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR DIAGRAM

Diagram Keterangan Hal

3.1 Presentase Data ……….. 50

4.1 Indikator Penilaian Pembelajaran Ibing Pencak Silat

Paleredan berdasarkan penghafalan gerak jurus 1- 7… ……. 102 4.2 Indikator penilaian pembelajaran ibing pencak


(11)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul ”Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta”. Penelitian ini membahas tentang proses pembelajaran pencak silat dengan materi pembelajaran jurus paleredan kepada siswa kelas IV di SD Negeri Munjul Jaya Kabupaten Purwakarta. Adaun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu 1) Bagaimana proses pembelajaran pencak silat di SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta?, 2) Bagaimana hasil pembelajaran pencak silat di SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta?, dan 3) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi proses pembelajaran pencak silat di SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pembelajaran jurus paleredan dalam ibing pencak silat, mendeskripsikan hasil pembelajaran ibing pencak silat jurus paleredan di SD Negeri 4 Munjul Jaya dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran pencak silat di SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskritif dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi pustaka. Hasil daripada penelitian ini pembelajaran tari ibing pencak silat pada siswa dalam prosesnya berjalan dengan lancar, dalam pembelajaran ini siswa mampu meningkatnya semangat siswa, menimbulkan rasa percaya diri yang berupa tumbuhnya perasaan bangga terhadap kesenian dari daerah sendiri, memiliki sifat pemberani untuk tampil di depan kelas, guru berperan penting dalam proses pembelajaran, guru membimbing siswa melalui aktifitas pembelajaran praktek. Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP dan kaidah-kaidah pembelajaran. Kesimpulannya materi jurus paleredan dalam ibing pencak silat cocok di terapkan kepada siswa SD karena sebagai pembelajaran awal jurus paleredan ini gerak-geraknya tidak terlalu susah dan irama dan ketukannya pun lambat sehingga siswa dapat mengikuti materi pembelajaran. Siswa tidak hanya hafal gerakan saja akan tetapi mereka bisa menggabungkan gerakan dengan musik dan mereka mengetahui makna gerak itu sendiri.


(12)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The study is titled " Learning Ibing Pencak Silat Students of SDN 4 Munjul At Jaya Purwakarta " . This study discusses the process of learning martial arts moves paleredan learning materials to students in the fourth grade Elementary School Munjul Jaya Purwakarta. Adaun formulation of the problem in this study: 1) How does the process of learning martial arts in SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta ? , 2 ) How do the results of learning martial arts in SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta ? , And 3 ) what factors affect the learning process of martial arts The SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta ? . The purpose of this study is to describe the learning process moves paleredan ibing martial arts , describing learning outcomes ibing martial arts moves in Elementary School paleredan 4 Munjul Jaya and describe the factors that affect the learning process of martial arts in SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta . The method used in this research is descriptive method with qualitative approach, data collection techniques in this study is done through observation , interviews , documentation and literature studies . The results of this research ibing dance learning martial arts to students in the process goes smoothly, the students were able to study the rising spirit of students, raises confidence that a growing sense of pride in the art of the region itself , has a brave nature to perform in front of the class , teachers play an important role in the learning process , teachers guide students through practical learning activities . Teachers conduct lessons according to the lesson plans and learning rules. In conclusion paleredan material moves in martial arts match ibing applied to elementary school students as a learning moment paleredan beginning of this motion - the motion is not too difficult and too slow rhythm and knock so that students can follow the learning materials. Students do not just memorize the movement alone but they can combine movement with music and they know the meaning of the motion itself.


(13)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah antara guru dengan muridnya, pembe lajaran merupakan kegiatan mengajar guru di kelas, guru mampu menciptakan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan materi yang di berikan. Keberhasilan suatu pembelajaran tergantung bagaimana guru memberikan materi yang disampaikan dan dipamahi oleh siswa. Interkasi guru dengan siswa dapat berjalan dengan baik apabila guru pandai mengelola kelas.

Proses belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam proses pendidikan. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tentunya banyak faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar. Faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu. Hal ini sejalan dengan pandangan Slameto (2003:54) yaitu:

Yang termasuk faktor Intern antara lain: faktor faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh); faktor psikologis (intelligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan); dan faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan rohani). Sedang yang termasuk faktor ektern antara lain faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan); faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, standar pelajajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah); dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Berkaitan dengan proses belajar mengajar di sekolah dasar tentunya perlu diberikan arahan-arahan positif agar siswa termotivasi mengikuti pembelajaran,


(14)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adanya dorongan rasa ingin tahu dan ingin mencoba memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar, seperti minat terhadap pembelajaran tidak akan meningkat apabila siswa tidak berminat dalam pembelajaran dan akan berdampak negatif dalam pembelajaran, siswa tidak disiplin dan bersikap kurang baik di dalam kelas seperti membuat gaduh di dalam kelas, tidak memperhatikan guru, dan sebaliknya apabila siswa tertarik dalam pembelajaran, siswa akan memgeluarkan pendapat di dalam kelas dan bersikap positif selama proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam proses pendidikan. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tentunya banyak faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar.

Sekolah artinya belajar menggunakan pikiran dengan baik, berfikir kreatif menghadapi persoalan-persoalan penting, serta menanamkan kebiasaan untuk berfikir (Sizer, 1992). Di sekolah dasar, anak-anak harus melakukan langkah-langkah kecil dahulu sebelum akhirnya menjadi terampil maksudnya guru memberikan stimulus terlebih dahulu kepada siswa dan guru memberikan materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa, guru memberikan materi tahap demi tahap agar materi dapat tersampaikan dengan baik. Para ilmuwan mengemukakan bahwa “anak-anak lebih berkompeten dan dapat belajar lebih banyak dari pada yang telah diperkirakan dalam teori-teori, salah satu hal yang paling menakjubkan dari anak-anak adalah keterbukaan mereka pada informasi baru dan kemauan mereka untuk berubah” (D’Ar cangelo, 2000).

Pendidikan seni di sekolah dasar memiliki kedudukan yang setara dengan mata pelajaran lain dalam lingkup program pendidikan. Namun dalam pendidikan seni penekanannya dimaksudkan untuk membantu pertumbuhan fisik dan mental peserta didik. Sehubungan dengan adanya perbedaan sifat dan karakteristik peserta didik yang satu dengan yang lain, maka pendidikan seni pun perlu memperhatikan hal tersebut. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan seni yang tidak ditujukan untuk melatih keterampilan peserta didik agar pandai dalam berkarya seni, melainkan lebih ditekankan sebagai sarana atau alat pendidikan.


(15)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagai sarana pendidikan, pembelajaran seni dan budaya di SD diarahkan untuk bermain. Kegiatan ini sebagai ekspresi kreatif dalam membantu tumbuh kembang peserta didik. Pendidikan seni sebagai sarana ekspresi kreatif peserta didik juga mampu mengembangkan kepekaan apresiasi estetik dan membentuk kepribadian seseorang seutuhnya secara seimbang baik lahir-batin, jasmani-rohani, sifat budi pekerti luhur sesuai dengan lingkungan dan konteks sosial budaya Indonesia. Dengan demikian sifat dan karakteristik pendidikan seni perlu diketahui dan dipahami bagi seorang guru dalam pelaksanaan pendidikan seni

Munculnya mata pelajaran seni budaya di sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mencakup seni tari, seni musik dan seni rupa yang dikemas menjadi satu mata pelajaran dan masuk ke dalam kurikulum. Sekolah Dasar merupakan salah satu peletak dasar untuk meningkatkan kemampuan dan perkembangan anak dalam sikap, potensi dan keterampilannya. Pembelajaran seni budaya pun merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh pemerintah, agar proses pewarisan kebudayaan dan pembudayaan peserta didik dapat terlaksana dengan baik. Apabila dulu pendidikan seni kita terlalu konsen terhadap masalah-masalah bentuk dan teknik belaka, maka saat ini haruslah merubah cara pandang dengan memperdalam jangkauan pembelajaran seni melalui yang pembahasan lebih luas, dan lebih menarik agar siswa pun berminat. Pendidikan Seni Budaya adalah sebuah mata pelajaran yang diharapkan mampu memberikan pembelajaran seni melalui perspektif kebudayaan seperti tersebut.

Dalam dunia pendidikan secara tidak langsung sebenarnya telah menerapkan dan menanamkan adanya pendidikan seni sebagai salah satu strategi dalam proses pembelajaran, baik sejak TK sampai dengan SMA, dengan cara ini diharapkan menghasilkan dampak positif bagi siswa untuk menanamkan rasa seni dan menumbuhkan motivasi untuk menghargai kebudayaan khususnya kesenian lokal. Fenomena yang sedang terjadi pada saat ini adalah kurangnya kebanggaan anak-anak terhadap jati diri suatu kesenian dan kebudayaan bangsa. Anak usia sekolah dasar sudah banyak terpengaruh oleh budaya asing yang masuk ke Indonesia dengan mudahnya mereka mengakses di internet dan mencari hal-hal


(16)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang sedang marak di lingkungan sekitar mereka, jarang sekali anak-anak mencintai dan mengetahui budaya asli dari Indonesia.

Berdasarkan pra survey yang dilakukan peneliti, SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta adalah sekolah dasar yang menggunakan kurikulum KTSP 1996 dan pembelajaran seni khususnya seni tari telah mengalami perkembangan, terutama dari segi teknis. Salah satu contohnya di SDN 4 Munjul Jaya jam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, mengalami perubahan yang tadinya dua jam menjadi empat jam. Tidak hanya itu, perubahan diikuti pula perkembangan tujuan dari pendidikan seni yang ingin dicapai yaitu sebagai pemberian pengalaman estetik kepada peserta didik dan diharapkan dapat mencetak siswa-siswa yang berprestasi selain itu guru mengharapkan peserta didiknya agar dapat menyalurkan bakat dan kemampuannya dalam bidang kesenian. Disini guru memberikan materi pembelajaran seni budaya dan keterampilan dengan metode bagian dan metode keseluruhan, maksudnya guru memberikan metode bagian adalah guru menjelaskan langkah-langkah awal gerakan yang akan dipelajari atau tahap demi tahap. Sedangkan metode keseluruhan yaitu guru memberikan langsung contoh gerak keseluruhan yang akan dipelajari.

Materi yang akan di berikan kepada siswa kelas IV A ini adalah Ibing Pencak Silat Jurus Paleredan yang sebelumnya siswa kelas IV sendiri belum mendapatkan materi tersebut di dalam kelas akan tetapi ada beberapa siswa yang pernah belajar pencak silat akan tetapi pembelajarannya bukan di dapat dalam pembelajaran formal, maka dari karena itu peneliti ingin meneliti bagaimana pembelajaran pencak silat di dalam kelas (formal) sebagai awal pembelajaran guru memberikan materi dasar yaitu ibing pencak silat jurus paleredan kepada siswa SDN 4 Munjul Jaya, dalam pembelajaran ini diharapkan siswa perempuan maupun siswa laki-laki dapat ikut bergerak mengikuti materi pembelajaran. Dengan materi ini diharapkan dalam proses pembelajaran siswa untuk bersosialisai sehingga siswa mampu menumbuhkan rasa percaya diri yang berupa tumbuhnya perasaan bangga terhadap budaya sendiri memiliki sifat pemberani dan tidak hanya hafal gerakan saja akan tetapi mereka bisa menggabungkan


(17)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gerakan dengan musik dan mereka mengetahui makna gerak itu sendiri, guru memberikan gerakan dan guru memberikan bimbingan.

Pencak silat merupakan salah satu kesenian yang tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Barat khususnya daerah purwakarta, pencak silat menumbuhkan cinta terhadap budaya sendiri dan harus dimulai sejak usia dini. Pencak silat di SDN 4 Munjul Jaya sudah sangat bagus bahkan di SDN 4 Munjul Jaya ini sudah melahirkan juara-juara dalam bidang seni beladiri khususnya pencak silat akan tetapi pembelajaran yang mereka kuasai didapat dari pembelajaran ekstrakulikuler sehingga peneliti ini menganasisi mempotret proses pembelajaram sedang bisa di terapkan di dalam kelas. Berdasarkan pembahasan diatas peneliti ingin meneliti tentang “PEMBELAJARAN IBING PENCAK SILAT PADA SISWA SDN 4 MUNJUL JAYA PURWAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

Setelah peneliti memaparkan dan mengungkapkan jangkauan dalam meneliti, maka peneliti mencoba untuk membatasi masalah pada “PEMBELAJARAN PENCAK SILAT PADA SISWA SDN 4 MUNJUL JAYA PURWAKARTA”. Dalam hal ini permasalahan yang akan dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembelajaran pencak silat d SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta?

2. Bagaimana hasil pembelajaran pencak silat di SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta?

3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi proses pembelajaran pencak silat di SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran jurus paleredan dalam ibing


(18)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mendeskripsikan hasil pembelajaran ibing pencak silat jurus paleredan di SD Negeri 4 Munjul Jaya.

3. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran pencak silat di SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta.

D. Manfaat Penelitian

Setelah melihat tujuan yang telah dijelaskan di atas, maka manfaat yang diharapkan adalah:

1. Peneliti

a. Penelitian ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan mengetahui lebih jauh tentang gerak Ibing Pencak Silat Paleredan di Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta, serta menambah pengalaman bagi peneliti tentang bentuk penyajian kesenian.

b. Memperkaya pengetahuan dan pengalaman peneliti mengenai proses penerapan dari pembelajaran jurus paleredan ibing pencak silat

2. Bagi Siswa

a. Mengembangkan keterampilan siswa, sosial dan emosionalnya b. Melatih kemampuan motorik siswa

c. Meningkatkan percaya diri

d. Siswa diharapkan menjadi lebih aktif

e. Hasil belajar siswa menjadi lebih memuaskan 3. Bagi Guru

a. Sebagai bahan evaluasi guru terhadap pembelajaran tari yang telah dilakukan

b. Membantu guru dalam memahami masalah apa saja yang terjadi di kelas c. Menambah wawasan keilmuan terutama pelajaran Seni Budaya dan

Keterampilan


(19)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menambahkan sumber kepustakaan dan sebagai referensi bagi para mahasiswa, khususnya bagi mahasiswa jurusan pendidikan seni tari dan umumnya untuk seluruh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

E. Struktur Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi disesuaikan dengan ranah dan cakupan disiplin bidang ilmunya yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia terdiri dari unsur-unsur yaitu sebagai berikut: Judul, halaman pengesahan yang ditandatangani oleh dosen pembimbing I, dosen pembimbing II dan ketua jurusan/program studi, pernyataan mengenai keaslian tulisan karya ilmiah, kata pengantar, ucapan terima kasih, abstrak yang merupakan uraian singkat dan lengkap yang memuat beberapa hal diantaranya;(judul, hakekat penelitian yang menyangkut tentang apa, dimana dan dengan siapa penelitian itu dilakukan, tujuan dilakukannya penelitian, metode penelitian yang digunakan dan teknik pengumpulan data, dan yang terakhir yaitu hasil temuan dan rekomendasi dari hasil penelitian yang dilaksanakan), daftar isi yang berfungsi untuk mempermudah para pembaca mencari judul dan subjudul yang ingin dibacanya yang sudah dilengkapi dengan halaman, daftar tabel yang menyajikan tabel secara berurutan mulai dari tabel pertama hingga tabel terakhir yang tercantum dalam skripsi, daftar gambar yang sama seperti fungsi daftar-daftar lainnya yakni menyajikan gambar secara berurutan mulai dari gambar pertama sampai gambar terakhir yang tercantum dalam skripsi, daftar diagram yang mempunyai fungsi sama dengan daftar-daftar lainnya yakni menyajikan diagram secara berurutan mulai dari diagram pertama sampai diagram terakhir yang tercantum dalam skripsi.


(20)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A. BAB I: pendahuluan

Berisi tentang pendahuluan yang merupakan bagian awal dari skripsi,, pendahuluan ini berisi latar belakang penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti, pentingnya masalah itu untuk diteliti dan pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut baik dari sisi teoretis maupun sisi praktis, identifikasi dari perumusan masalah ini berisi tentang rumusan dan analisis masalah sekaligus identifikasi variabel-variabel penelitian beserta definisi operasionalnya, tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilaksanaka, manfaat penelitian yang berisi tentang manfaat dari penulisan skripsi untuk berbagai pihak (manfaat bagi siswa, bagi peneliti, bagi guru, dan bagi jurusan peneliti), dan yang terakhir yaitu struktur organisasi skripsi yang berisi rincian tentangurutan penulisan dari setiap bab dan bagian dari bab I hingga bab akhir.

B. BAB II: Kajian Pustaka

Kajian pustaka yang memiliki peran sangat penting dimana pada bagian ini berisi tentang teori-teori yang sedang dikaji dalam penelitisn tersebut dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang ditelit. Dalam kajian pustaka ini juga peneliti membandingkan dan memposisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji dikaitkan dengan masalah yang sedang ditelit. Kajian pustaka dalam penelitian ini terdiri dari beberapa subjudul di antaranya: teori-teori mengenai pembelajaran, teori-teori komponen pembelajaran, strategi pembelajaran, metode yang digunakan dalam pembelajaran Pencak Silat, pendidikan seni di sekolah dasar, karakteristik sekolah dasar dan sekilas tentang pencak silat

C. BAB III: Metode Penelitian

Metode penelitian berisi mengenai penjabaran yang dirinci mengenai metode penelitian yang termasuk beberapa komponen sebagai berikut: pendekatan dan metode penelitian, lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian cara pemilihan sampel serta justifikasi dari beberapa lokasi serta penggunaan sampel, desain penelitian dijustifikasi dari pemilihan desain penelitian itu. Dalam desain


(21)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini terdiri dari: rencana penelitian, pelaksanaan penelitian, penyusunan hasil penelitian (penyusunan data dan pengetikan data), metode penelitian berisi mengenai metode yang digunakan dalam metode penelitian tersebut dan uraian singkat mengenai pengertian dari metode penelitian itu, definisi operasional yang dirumuskan untuk setiap variable harus melahirkan indikator-indikator dari setiap yang diteliti kemudian akan dijabarkan melalui intrumen penelitia, instrumen penelitian yang terdiri dari (lembar observasi, pedoman wawancara, dan studi dokumentasi), instrumen penelitian yang berisi tentang indikator-indikator penilaian yang dibutuhkan pada saat penelitian berlangsung untuk mendapatkan nilai yang pada akhirnya akan diolah pada bagian hasil penelitian, teknik pengumpulan data yang terdiri dari (observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi pustaka), analisi data yang berisi mengenai laporan secara rinci tahap-tahap analisis data, serta teknik yang dipakai dalam analisis itu. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kualitatif, analisis yang dipaparkan secara rinci berdasarkan tahap-tahap analisis yang dilakukan untuk data dari setiap teknik pengumpulan data sesuai dengan tema-tema utama penelitian. Data yang diperoleh dari setiap sumber data ini ditriangulasi, untuk meyakinkan bahwa dari semua data dari semua sumber mengarah pada kesimpulan yang sama.

D. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian dan pembahasan hasil deskripsi hasil penelitian pembelajaran pencak silat dengan materi jurus paleredan pada kelas IV di SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta ini pada setiap pertemuannya. Setelah dideskripsikan proses pembelajaran seni tari pada setiap pertemuannya, peneliti juga mengakumulasikan hasil dalam bentuk persentase diagram dari setiap indikator-indikatornya. Dalam hasil penelitian ini juga dijelaskan pula secara singkat mengenai profil SDN 4 Munjul Jaya tersebut.

E. BAB V Kesimpulan dan Saran

Bagian ini merupakan bagian yang terakhir dalam sistematika penulisan skripsi yang meliputi: kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan penamaan peneliti terhadap hasil analisi temuan penelitian. Kesimpulan ini juga merupakan


(22)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jawaban daripada rumusan masalah. Sedangkan untuk saran atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditunjukan kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian yang selanjutnya.

Selanjutnya yaitu daftar pustaka yang memuat sumber-sumber tertulis yang meliputi buku, artikel jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet yang pernah dikutip dan digunakan dalam penelitian karya ilmiah setelah daftar pustaka juga ada lampiran-lampiran yang berisi tentang semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya melalui karya ilmiah.


(23)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Masalah yang berkaitan dengan kajian ilmu seni memerlukan penganalisaan dan metode penelitian yang tepat dengan penelitian yang kita ambil sehingga dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Metode penelitian adalah suatu atau cara teknik yang dilakukan dalam proses penelitian dengan kata lain metode penelitian adalah tatacara dimana penelitian dilaksanakan (Hasan 2002:21). Metode penelitian pun membantu peneliti mendapatkan hasil dan kesimpulan dari penelitian tersebut secara tepat dan benar. Berdasarkan karakteristik data yang dibutuhkan dalam melaksanakan penelitian tersebut metode yang digunakan peneliti dalam penelitian Pembelajaran Jurus Paleredan dalam Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta” adalah metode deskritif dengan pendekatan kualitatif karena metode ini dianggap paling sesuai dengan penelitian yang dilakukan peneliti dan diharapkan dapat mengungkap masalah-masalah yang aktual dan yang sedang terjadi dimasa sekarang. Dengan menggunakan metode penelitian ini bermaksud agar penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak. Peneliti terjun langsung kelapangan agar data yang didapat lebih akurat dan bisa dipercaya dan metode ini juga bertujuan menghimpun data-data secara sistematis.

Menurut Surakhmad (1985:139) tentang metode dekskriptif mengatakan sebagai berikut “ Metode deskriptif adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak terbatas hanya pada pengumpulan data saja, tetapi analisis dan interpretasi sehingga arti data itu penekanannya ditunjukan kepada pemecahan masalah yang terjadi secara aktual, setelah data dan informasi yang diperoleh diklasifikasikan untuk dijadikan


(24)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

acuan sebagai bahan analisis pada langkah yang bermakna secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta yang diteliti”.

Dalam hal ini Whitney (1960-160) berpendapat bahwa metode deskriptif sebagai berikut:

Pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tat cara yang berlaku dalam masyarakat seryta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Sedangkan pengertian kualitatif menurut Sugiono (2011:15)

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian berlandaskan pada filsafat Postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposivedan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pendekatan Kualitatif juga digunakan karena dalam pelaksanaanya diungkapkan berdasarkan:

1. Pengkajian terhadap objek penelitian dilakukan secara alamiah (naturalistic). Dalam ini, peneliti mendeskripsikan tentang proses pembelajaran Ibing Pencak silat jurus paleredan berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan.

2. Pengetahuan dibentuk berdasarkan pengetahuan kolektif dalam suatu relitas termasuk pengetahuan peneliti sendiri.

3. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata, tidak menekankan pada angka (Sugiyono 2010: 22)

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan metode deskriptif selain untuk mengetahui gejala yang telah terjadi di masyarakat juga untuk


(25)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencapai tujuan penelitian berupa gambaran dari masalah yang diteliti. Peneliti berharap dengan menggunakan metode ini peneliti dapat menjawab semua permasalahan yang berhubungan dengan penelitian. Kemudian hasil penelitian di analisis dan dapat diketahui bagaimana proses pembelajaran dan hasil pembelajaran Ibing Pencak Silat, pembelajaran pencak silat yang akan di pelajari adalah jurus Paleredan.

B. Subjek Penelitian dan Sumber Data 1. Lokasi

Kegiatan penelitian ini di lakukan di kelas IV SD Negeri 4 Munjul Jaya Purwakarta yang merupakan salah satu sekolah formal yang berada didaerah Perumahan Munjul Jaya Permai Kabupaten Purwakarta yang tepatnya di jalan rawa Mekar. Alasan peneliti memilih lokasi ini dikarenakan pencak silat di SDN 4 Munjul Jaya sudah sangat bagus, bahkan sudah melahirkan beberapa siswa yang berbakat dalam bidang pencak silat, akan tetapi pencak silat yang mereka kuasai diperoleh dari pembelajaran di ekstrakulikuler sehingga peneliti ingin menganalisi dan memotret proses pembelajaran pencak silat hingga bisa di terapkan di dalam kelas dan sebagai upaya proses pewarisan ibing pencak silat paleredan di Purwakarta. Materi diberikan oleh guru SDN 4 Munjul Jaya, pengambilan lokasi ini agar mempermudah dan melancaran dalam melakukan kegiatan penelitan.

2. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Menurut Arikunto (2006:130) menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian”. Maksud dari pernyataan di atas adalah banyaknya subjek keseluruhan dari sampel yang akan diambil. Oleh karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A sebanyak 23 siswa dengan 15 orang laki-laki dan 8 orang perempuan.


(26)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2012:81) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Maksudnya jika kita akan meneliti sebagian dari populasi. Julmah siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah murid-murid kelas IV tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 67 orang siswa, siswa dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas A, B dan C. Kelas A berjumlah 23 orang siswa,15 orang laki-laki dan 8 orang siswa perempuan, di kelas B berjumlah 23 orang siswa yang di antaranya 10 orang laki-laki dan 13 orang perempuan, sedangkan di kelas C berjumlah 21 orang siswa, 9 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Purposive sampel atau sampel bertujuan, artinya sampel ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan atas beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang jauh dan besar. Alasan peneliti menetapkan penelitian di kelas IV karena dilihat dari karakteristik siswa jurus pencak silat ini cocok untuk diterapkan pada siswa karena gerakan yang mudah dan ketukan irama yang lambat. Di bawah ini daftar absen kelas IV A.


(27)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TABEL 3.1

Daftar Absen Siswa Kelas IV A

NO NAMA JENIS

KELAMIN 1 Moch. Ikhsal Syaelendra L

2 Nurhayati P

3 Afdan Nandang Wiatno L

4 Aif Ahmad Fauzi L

5 Ainiyyah Putri Gita Sari P

6 Andri Priyono L

7 Arief Khidayatullah L

8 Ayu Retno Wulandari P

9 Bintang Maulana Sidiq L

10 Cintya Nur Anggraeni P

11 Deni Rahmatillah L

12 Devaira Fahma K. P

13 Dicky Adriansyah L

14 Dimas Cakra Winata L

15 Dimas Setiawan L

16 Fadila Dwi Rahman L

17 Fauzi L

18 Firli Najwa Mawadah P

19 Firman Firdaus L

20 Genta Berliana Putri P

21 Hafidzh Triansyah L

22 Ilham Noor Khatami L

23 Raihan Adjie Arnanda L

C. Desain Penelitian 1. Rencana Penelitian


(28)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap perencanaan penelitian tahapan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menghimpun informasi-informasi dari bebagai sumber subjek melalui tehnik pengumpulan data yang berupa observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi pustaka yang dilakukan kurang lebih tiga bulan.

2. Pelaksannan Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta yang beralamat di Jl. Ipik Gandamanah Gg. Rawasari II No 146 Kelurahan Munjul Jaya Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta – Jawa Barat 41117. Tahap akhir pada penelitian ini adalah penulisan laporan, kegiatan penyusunan lapporan ini di bawah bimbingan dosen pebimbing I dan dosen pembimbing II untuk menilai, mengkoreksi dan memberikan saran serta masukan untuk kelayakan penelitian ini. Sehingga penelitian ini dapat di pertanggung jawabkan kepada masyarakat luas. Penulisan menulis laporan ini yang terdiri dari pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan dan saran.

3. Penyusunan Hasil Penelitian

Dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini meliputi beberapa proses kegiatan, di antaranya penyusunan data dan pengetikan data.

a. Penyusunan Data

Penyusunan data dilakukan melalui pengelolaan data yang dihasilkan dalam penelitian di lapangan. Hal ini dilakukan agar penulisan laporan penelitian menjadi sistematis

b. Pengetikan Data

Pengetikan data dilakukan setelah semuadata yang di peroleh selam penelitian di lakukan tersusun secara sistematis melalui beberapa kali proses bimbingan


(29)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Definisi Oprasional

Untuk menegaskan definisi istilah agar tidak terjadi salah penafsiran dalam judul penelitian ini, maka perlu adanya penafsiran terhadap istilah-istilah tersebut. Oleh karena itu penelitian akan mendefinisikan secara oprasional terhadap istilah-istilah tersebut sebagai:

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang secara sengaja dikelola untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen tersebut meliputi : siswa, guru, tujuan (kompetensi dan indikator), materi, metode dan alat serta evaluasi.

Pencak Silat menurut Maryono (1999:112) ”pencak silat yang aslinya adalah “penca” atau khususnya di daerah Cianjur disebut “maenpo” (maen poho), maksudnya permainan pencak silat kalau diserang musuh dengan cara mendadak, geraka yang sudah dipelajari terkadang suka lupa”.

Pencak Silat menurut Draeger (1969:21) ”pencak silat adalah kemahiran gerak badan dalam memberi variasi-variasi untuk pembelaan diri, dan silat adalah aplikasi pencak pada perkelahian, silat tidak akan ada tanpa pencak, pencak tanpa silat tidak berarti”.

Pencak Silat adalah permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian mengkis, menyerang dan membela diri, baik dengan atau tanpa senjata.

Pencak adalah gerakan dasar beladiri yang terikat pada aturan tertentu dan digunakan dalam belajar dan latihan atau pertunjukan.

Silat adalah gerakan beladiri yang sempurna, bersumber pada kerohanian yang suci murni guna kesucian diri atau kesejahteraan bersama (Kasmahidayat, Sumiaty 2008:04)

Jurus adalah gerakan inti dalam dunia persilatan sebagai senjata anatomi tubuh menyerang dan mempertahankan diri.


(30)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ibing Pencak Silat adalah pengembangan pencak silat beralih dari aspek terhadap beladiri ke aspek seni, secara harfiah bisa disebut dengan tari Pencak.

Purwakarta adalah salah satu Kabupaten yang ada di Jawa Barat, berada di antara perbatasan Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang.

Paleredan adalah jenis pukulan kendang yang tidak dapat dipisahkan dari jenis irama pada dasarnya motif-motif pukulan kendang paleredan lambat. Lagu yang biasa dibawakan adalah Ayun Ambing, Bela Pati, Sasaimpetan, Buah Kawung, Gendu, Gaya dan Sari.

Pencak Silat menurut peneliti adalah suatu gerakan pertahanan diri dari serangan lawan/musuh pada saat bertanding ataupun pada saat keselamatan seseorang terancam, gerakan pencak silat, pencak silat di Kota Purwakarta merupakan pencak silat gaya paleredan yang bersumber kepada daerah palered yang berada di kecamatan yang ada di Purwakarta.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan penelitian. Instrumen sebagai alat pada waktu penelitian yang menggunakan suatu metode. Menyusun instrumen penelitian dapat dilakukan peneliti jika peneliti telah memahami benar penelitiannya. Pemahaman terhadap variabel atau hubungan antar variabel merupakan modal penting bagi peneliti agar dapat menjabarkan menjadi sub variabel, indikator, deskriptor dan butir-butir instrumennya. Penggunaan beberapa instrumen dapat memperkuat informasi dari data-data yang diperoleh peneliti dalam penelitiannya baik dari hasil observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Bentuk instrumen penelitian biasanya berupa pedoman-pedoman observasi, dan biasanya diuraikan di lampiran-lampiran.


(31)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (1994:84) bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Dalam sebuah penelitian kualitatif, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data yang diharapkan dengan teknik observasi, observasi yang peneliti akan lakukan yaitu aktivitas guru dengan siswa dengan tujuan untuk mengamati segala macam proses dan hasil pembelajaran pencak silat. Observasi terhadap guru yaitu mengenai materi pembelajaran, kegiatan belajar mengajar (KBM) yang meliputi metode dan media pembelajaran yang digunakan, sedangkan untuk siswa yaitu mengenai hasil proses pembelajaran Ibing Pencak Silat.peneliti sebagai instrument melakukan beberapa kegiatan, diantaranyasebagai berikut:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi inidi susun untuk mengetahui data-data apa yang akan dicari dan diteliti. Dalam hal ini pedoma yang dicari berupa data-data sekolah yang meliputi keadaan sekolah, keadaan proses belajar mengajar mata pembelajaran seni tari melalui pembelajaran pencak silat dengan materi jurus paleredan di kelas IV A dan keadaan siswa kelas IV di SDN 4 Munjul Jaya. b. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan salah satu instrumen penelitian yang dilakukan Tanya jawab secara langsung dengan narasumber untuk memperoleh data lisan yang mendukung dalam penelitian. Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada siswa dan guru. Pertanyaan wawancara mengenai proses pembelajaran seni budaya di SDN 4 Munjul Jaya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara.


(32)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Observasi

Teknik Pengumpulan data dengan cara observasi merupakan sebuah kegiatan pengamatan langsung dan pencatatan tentang gejala-gejala yang terjadi di lapangan. Pada observasi ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengamatan, pencatatan, dan pengambilan dokumentasi di lapangan sesuai dengan kejadian di lokasi, para subjek dapat membantu menjelaskan makna-makna dalam hal tertentu dan disusun secara bersama-sama antara penelitian dengan subjektif. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian sesuai dengan tempat yang diteliti yaitu di daerah Kabupaten Purwakarta. Dengan melakukan observasi ini peneliti dapat melihat dan mengamati secara menyeluruh gerakan pencak dan menerapkan kepada siswa. Peneliti melakukan observasi ke SDN 4 Munjul Jaya secara langsung melihat proses pembelajaran yang dilakukan dan mengamati materi dan metode yang digunakan oleh guru tersebut dan akhirnya penelitian melihat hasil pembelajaran yang telah dicapai. Observasi dilakukan pada dua objek yaitu siswa dan guru SDN 4 Munjul Jaya. Pengamatan dilakukan dengan mengamati segala aktivitas yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran Tari Pencak Silat berlangsung mulai dari materi yang diberikan dan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran Pencak Silat kepada siswa SD tersebut.

b. Wawancara

Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakuakan peneliti untuk memperoleh informasi atau teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab. Dalam wawancara peneliti menyiapkan sejumlah pertanyaan pada sejumlah orang yang dianggap berkompeten pada masalah ini, seperti melakukan wawancara dengan guru mengenai hasil belajar siswa sebelum pembelajaran pencak silat ibing paleredan.Selain kepada guru wawancara dilakukan juga kepada siswa guna mengetahui kondisi dan perasaan siswa dalam mengikuti pembelajaran Pencak Silat.Kegiatan wawancara pada siswa dilakukan dengan jenis wawancara tak


(33)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berstruktur (unstructured interview ). Sugiyono (2011 : 233) mengemukakan bahwa “Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya “. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

c. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu upaya dalam rangka pencarian berdasarkan dokumen-dokumen pribadi dengan sejumlah informasi yang dianggap memiliki informasi tentang masalah yang sedang diteliti. Hasil dari pendokumentasian ini yaitu berupa gambar dan hasil dari rekaman wawancara antara penelitian dengan sejumlah informan. Cara ini dilakukan untuk melengkapi penelitian.

a. Studi Pusaka

Studi pustaka dimaksudkan untuk mempelajari dari sumber-sumber kepustakaan yang ada baik berupa buku-buku maupun media bacaan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dikaji pada penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk membantu peneliti dalam menetukan landasan berfikir yang berkaitan erat dengan permasalahan penelitian selain itu juga agar peneliti mempunyai pijakan yang cukup kuat untuk membangun kerangka berfikir.

Studi pustaka dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber bacaan baik yang bersifat dokumen sumber lainnya. Pada intinya studi pustaka dilakukan agar peneliti mempunyai pedoman, pengetahuan pandangan dan pemahaman yang luas terhadap masalah yang diteliti yaitu untuk mendapatkan teori dan konsep-konsep yang diinginkan landasan pemikiran dalam penelitian ini. Jenis studi pustaka dalam penelitian ini berupa buku-buku, skripsi, artikel, koran internet dan sumber lain yang ada kaitanya dengan


(34)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian yang akan dilakukan. Adapun sumber yang mendukung dalam penelitian ini diantaranya:

1. Syaiful Sagala, tahun 2013 dengan judul “Konsep dan Makna Pembelajaran” yang membahas tentang konsep-konsep pembelajaran dan pengetahuan tentang pendekatan serta teknik-teknik dalam pembelajan.

2. Yuliawan Kasmahidayat dan Sumiaty tahun 2008 dengan judul “Ibing Pencak Sebagai Materi Pembelajaran” yang membahas tentang pembelajaran pencak silat.

G. Teknik Analisis Data

Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan teknik deskriptif analisis. Pendeskripsian bertujuan untuk mendapatkan dan menyempurnakan fakta-fakta yang telah didapatkan dengan jelas, teliti, dan lengkap. Menurut Sugiono (2007:89) bahwa “analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun langsung ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian”.

Tahapan pengolahan data yang dilakukan sebagai berikut :

1. Semua data yang terkumpul diolah sesuai fakta yang terjadi di lapangan yaitu mengenai materi, metode dan hasil pembelajaran Ibing Pencak Silat paleredan

2. Mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah diolah dalam bentuk tulisan. 3. Disusun menjadi draf laporan skripsi.

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data, dalam penelitan ini presentase penilaian berguna untuk menjadi tolak ukur dari kecapaian materi yang telah disampaikan. Pada setiap penelitian disusun beberapa indikator pencapaian yang nantinya akan diberi pengukuran ketercapaian siswa dengan kata-kata sebagai berikut:


(35)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. menentukan nilai huruf menjadi angka sebagai berikut :

A = Sangat baik (90-100) B = Baik (80-90)

C = Cukup (70-80) D = Kurang (60-70)

Skala Penilaian :

A = Siswa akan mendapatkan nilai ini apabila siswa tersebut sangat mampu untuk melakukan gerakan jurus paleredan dengan sangat baik, siswa mampu menghafal gerakan jurus 1-7 dalam Ibing Pencak Silat Paleredan dengan sangat baik, siswa dapat mengabungkan gerak jurus paleredan 1-7 menggunakan musik dengan sangat baik dan mampu menampilkannya di depan kelas secara berkelompok.

B = Siswa akan mendapatkan nilai ini apabila siswa tersebut mampu untuk melakukan gerak jurus paleredan dengan baik, siswa mampu menghafal gerakan jurus paleredan 1-5 dengan baik, siswa dapat menggabungkan gerak dengan baik menggunakan musik dan menampilkannya di depan kelas secara berkelompok .

C = Siswa akan mendapatkan nilai ini apabila siswa tersebut cukup mampu untuk melakukan gerak jurus paleredan, siswa cukup mampu menghafal gerakan jurus paleredan 1-3, siswa cukup mampu menggabungkan gerak dengan baik menggunakan musik dan menampilkannya di depan kelas secara berkelompok.

D = Siswa akan mendapatkan nilai ini apabila siswa tersebut kurang mampu melakukan gerak jurus paleredan, siswa kurang mampu menghafal gerakan jurus paleredan, siswa kurang mampu menggabungkan gerak dengan menggunakan musik dan menampilkannya di depan kelas secara berkelompok .


(36)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. menentukan skala penilaian sebagai berikut :

Tabel 3.2

Skala penilaian gerak ibing pencak silat paleredan jurus 1-7 No Skala Nilai Indikator Uraian Indikator

1.

A Sangat Baik

 Siswa mampu melakukan gerak jurus 1-7 Ibing Pencak Silat paleredan yang dicontohkan oleh guru dengan sangat baik.

 Siswa mampu menghafal gerakan jurus 1-7 dalam Ibing Pencak Silat Paleredan dengan sangat baik

2.

B Baik

 Siswa mampu melakukan gerak Ibing Pencak Silat jurus 1-5 dengan baik.

 Siswa mampu menghafal jurus 1-5.

3.

C Cukup

 Siswa mampu melakukan gerak ibing pencak jurus 1-3

 Siswa mampu menghafal gerak ibing pencak silat jurus 1-3


(37)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.

D Kurang

 Tidak mampu melakukan semua gerak Ibing Pencak Silat yang dicontohkan oleh guru.

Tabel 3.3

Skala penilaian gerak ibing pencak silat paleredan jurus 1-7 dengan menggabungkan dengan musik

No Skala Nilai

Indikator Uraian Indikator

1.

A Sangat Baik

 Siswa mampu menghafal gerakan jurus 1-7 dalam Ibing Pencak Silat Paleredan dengan sangat baik

 Siswa mampu menggabungkan gerak Ibing Pencak Silat 1-7 dengan musik, dengan sangat baik

2.

B Baik

 Siswa mampu menghafal jurus 1-5.

 Siswa mampu menggabungkan gerak Ibing Pencak Silat 1-5 dengan musik, dengan baik

3.

C Cukup

 Siswa mampu menghafal jurus 1-3 namun belum maksimal

 Siswa mampu menghafal gerak jurus 1-3 dan menggabungkan dengan music 4.


(38)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pencak silat jurus paleredan

 Siswa tidak mampu menggabungkan gerak Ibing Pencak Silat dengan music

Adapun tabel penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.

Instrumen penilaian jurus 1-7 pada gerak ibing pencak silat paleredan

NO NAMA

Aspek dan Penilaian

A B C D

(SB) (B) (C) (KCB) 1 Moch. Ikhsal Syaelendra

2 Nurhayati

3 Afdan Nandang Wiatno

4 Aif Ahmad Fauzi

5 Ainiyyah Putri Gita Sari

6 Andri Priyono

7 Arief Khidayatullah

8 Ayu Retno Wulandari

9 Bintang Maulana Sidiq 10 Cintya Nur Anggraeni

11 Deni Rahmatillah

12 Devaira Fahma K.

13 Dicky Adriansyah

14 Dimas Cakra Winata

15 Dimas Setiawan

16 Fadila Dwi Rahman


(39)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 18 Firli Najwa Mawadah

19 Firman Firdaus

20 Genta Berliana Putri

21 Hafidzh Triansyah

22 Ilham Noor Khatami

23 Raihan Adjie Arnanda

a. Persentase data, yaitu menghitung persentase siswa berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh. Sugiyono (2012:39) menjelaskan bahwa penyajian data lebih mudah dipahami bila dinyatakan dalam persen (%) cara pembuatannya adalah dengan merubah frekuensi persen.

b. Persentase data dibuat dengan diagram lingkaran

Diagram 3.1 Diagram Presentase Data

frekuensi : jumlah siswa x


(40)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun tahapan atau prosedur yang peneliti lakukan, langkah-langkah yang diambil dalam menganalisis data di antaranya:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah langkah awal dari kegiatan menganalisis data, mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam memahami data yang telah terkumpul dari kegiatan di lapangan dan juga dapat memberikan gambaran lebih jelas.

2. Penyajian Data

Langkah selanjutnya yaitu dalam pendekatan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian secara jelas dan singkat dengan mengacu pada judul, rumusan masalah. Dalam peyajian ini juga dilakukan dengan teknik triagulasi.

59% 23%

10% 8%

Kriteria Penilaian


(41)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Triagulasi adalah gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terikat dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda

3. Pengambilan Kesimpulan

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dari data yang tersaji.Kegiatan inti dari hasil data-data penelitian untuk memberikan gambaran secara pasti mengenai masalah yang diteliti.Kesimpulan dalam penelitian kualitatif harus dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.

H. Tahap-Tahap Penelitian 1. Tahap Pra Penelitian

a. Survey

Peneliti melakukan survey ke lokasi penelitian yang akan dijadikan sebagai objek penelitian yaitu SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta pada tanggal 23 Agustus 2013

b. Menentukan judul dan topik penelitian

Peneliti menentukan melakukan persiapan-persiapan dalam penelitian, peneliti mengumpulkan bahan dan memfokuskan permasalahan yang akan diteliti sebelum terjun langsung kelapangan untuk melakukan penelitian.


(42)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyusunan proposal penelitian dilakukan setelah penelitian menentukan judul penelitian dan judul tersebut telah disetujui oleh dewan skripsi, hal ini dilakuikan berdasarkan konfirmasi lebih lanjut dengan pembimbing.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan selama proses penelitian berlangsung yang diperoleh dari teknik pengumpulan data pada saat observasi dan wawancara kemudian data yang telah terkumpul mengenai konsep, proses dan hasil pembelajaran Ibing Pencak Silat terhadap siswa SDN 4 Munjul Jaya diuraikan kembali dalam bentuk kalimat pada hasil penelitian.

b. Proses Bimbingan

Proses bimbingan dengan pembimbing I dan II yang telah ditetapkan oleh dewan skripsi dilakukan dari persiapan sampai menjelang ujian skripsi.

c. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengelola dan menganalisis data. Berdasarkan data yang di peroleh melalui kegiatan diatas, maka dilanjutkan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap masalah yang diajukan dalam penellitian yaitu mengenai pengaruh pembelajaran ibing pencak silat paleredan terhadap sikap belajar siswa.

3. Penyusunan Laporan a. Penyusunan Data

Penyusunan data dilakukan setelah melalui tahap pengolahan data. Langkah penyusunan data ini dilakukan agar laporan penelitian menjadi sistematis.


(43)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Penggandaan Laporan

Penggandaan laporan penelitian dilakukan setelah semua isi laporan telah disetujui oleh pembimbing I dan II.


(44)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Profil SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Pada tanggal Tanggal 11 Maret 1986 Proyek Sekolah Pembangunan di kota Purwakarta yang berada di jl. Ipik Gandamanah Gg. Rawasari II No 146 kelurahan Munjul Jaya Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta. Dengan SK Pendirian keputusan Kepala P & K Prop Jabar No: 421.2/44 – Pend /1986. NSS. 101022001101 luas tanah 1102 m2 dan luas bangunan 612m2. Untuk lebih jelasnya terdapat pada tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1

Profil Data SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

NAMA SEKOLAH : SDN 4 MUNJUL JAYA

STATUS : NEGERI

ALAMAT : Jl. IPIK GANDAMANAH Gg. RAWASARI II No 146 KELURAHAN : MUNJUL JAYA

KECAMATAN : PURWAKARTA

KABUPATEN : PURWAKARTA

PROPINSI : JAWA BARAT

NSS : 101022001101

NISP : 20217518

SK Pendirian : Keputusan Kepala P & K Prop Jabar No: 421.2/44 – Pend/198 Tanggal 11 Maret 1986

Luas Tanah : 1102 m2 Luas Bangunan : 612 m2

NAMA KEPSEK : LILIS SULISTIORINNY, S.Pd NIP : 19600808.198112.2.015

Mulai Tugas di SD ini : 1 Maret 2011 Telepon : ( 0264 ) 205061


(45)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut ini merupakan profil singkat dari guru mata pelajaran seni budaya di SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta, beliau yaitu Bapak Komar lahir di Subang pada tanggal 2 April 1961. Pada awalnya beliau merupakan siswa di SDN Suka Hayu Subang dan lulus pada tahun 1972, setelah lulus SD beliau melanjutkan ke SMP Jalan Cagak Subang dan beliau lulus tahun 1975, dilanjutkan ke sekolah tingkat menengah atas pada tahun 1976 sampai 1978 di SGO (Sekolah Guru Olahraga) di Karawang dan melanjutkan D3 d Bandung pada tahun 1997. Meskipun beliau bukan dari bidang seni tari tetapi dalam pembelajaran seni budaya khususnya ibing pencak silat beliau berpengalaman dan beliau pernah mengikuti paguronan pencak silat di Purwakarta.

Adapula Visi, Misi, Budaya Kerja dan Tujuan dari SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta. Dengan Motto yang berbunyi “Tempat Ngatik Jeung Ngadidik ” dari motto tersebut yang berarti berwawasan luas, berpikir cerdas, bertindak tegas, berhati ikhlas dan berkemauan keras. Dengan Visi ”Terwujudnya SDN 4 Munjul Jaya unggul dan berkualitas seimbang antara penguasaan IPTEK

dan IMTAK dengan karakter budaya bangsa pada tahun 2014”. Adapun Misi SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta yaitu sebagai berikut:

1. Mengembangkan peserta didik menguasai Ilmu Pengetahuan mencakup kesimbangan antara Kecerdasan (IQ), Sikap (EQ) dan moral keagamaan. (RQ)

2. Mengembangkan karakter budaya bangsa 3. Mengembangkan keterampilan dan olah raga 4. Meningkatkan pelayanan yang optimal 5. Meningkatkan kualitas pembelajaran 6. Mengembangkan kemauan untuk berubah

7. Meningkatkan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan 8. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian


(46)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu juga ada Budaya Bekerja yang memotifasi guru-guru di SDN 4 Munjul Jaya, yaitu:

1. Direncanakan secara tepat 2. Diprogram dengan baik

3. Diukur dengan kekuatan, kelemahan, dan peluang 4. Dilaksanakan dengan efektif efesien dan relevan 5. Dievaluasi untuk lebih baik

6. Tuntas dan berkualitas dalam semangat kebersamaan

Dan yang terakhir Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar yaitu sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional, secara khusus tujuan pendidikan SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta adalah:

1. Meningkatkan sikap mental peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani berilmu, berpengetahuan, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, mencintai lingkungan, dan peka terhadap perkembangan keadaan.

2. Meningkatnya kepribadian mulia, cerdas dalam berpikir dan bertindak, menguasai norma, etika dan tatakrama bermasyarakat, menguasai konsep dasar teknologi yang sedang berkembang.

3. Meningkatnya berbagai kecakapan hidup yang bermanfaat untuk memasuki jenjang pendidkan selanjutnya.

4. Meningkatnya lulusan yang berkualitas dan sikap bersaing dalam perkembangan kehidupan.

5. Meningkatnya inovasi pembelajaran yang inovatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan

6. Meningkatnya kemampuan mengembangkan kurikulum nasional kedalam kurikulum sekolah

7. Meningkatnya kemampuan mengembangkan sistem pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama, etika, estetika, dan budaya sunda


(47)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Menguasai teknologi informatika tanpa mengesampingkan kultur budaya. Sekolah ini telah mengalami banyak perubahan karena adanya bangunan dan ruang baru, berikut data bangunan yang dimiliki SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Data Bangunan SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Jenis Banyaknya Keadaan

Ruang Kelas 7 Baik Sedang

Ruang Guru 1 Baik

Ruang kepala Sekolah 1 Baik

Ruang Perputakaan 1 Sedang

Musola 1 Baik Sedang

WC Guru 1 Baik Sedang

WC Siswa 3 Rusak sedang

Kursi Tamu 1 Baik

Meja Guru 6 Baik

Kursi Guru 18 Baik

Kursi Siswa 180 Baik sedang

Meja Siswa 140 Baik sedang

Lemari 9 Baik

Rak Buku 9 Baik

Papan tulis 7 Baik sedang

Komputer 4 2 Baik 2 rusak

Laptop 1 Baik

In Focus 1 Baik

Handycam 1 Baik

Parabola 1 Baik

TV 1 Baik


(48)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Taperecorder 1 Baik

Printer 4 3 Baik 1 rusak

2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar SDN 4 Purwakarta

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Munjul Jaya memiliki 449 orang siswa terdiri dari 253 laki-laki dan 251 perempuan, sedangkan adalah murid-murid kelas IV tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 67 orang siswa, siswa di bagi menjadi 3 kelas yaitu kelas A, B dan C orang siswa. Kelas A berjumlah 23 orang siswa,15 orang laki-laki dan 8 orang siswa perempuan, di kelas B berjumlah 23 orang siswa yang diantaranya 10 orang laki-laki dan 13 orang perempuan, sedangkan di kelas C berjumlah 21 orang siswa, 9 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya terdapat di table 4.1 berikut ini.

Tabel 4.3

Data Siswa Siswi SDN 4 Purwakarta Tahun Ajaran 2012-2013

Kelas Keadaan Siswa Jumlah

L P Jumlah Total

I

A 16 16 32

93

B 17 15 32

C 15 14 29

Jumlah 48 45 93

II A 11 17 28

55

B 12 15 27

Jumlah 23 32 55

III

A 16 14 30

84

B 12 15 27

C 18 9 27

Jumlah 46 38 84

IV

A 16 7 23

66

B 10 12 22

C 8 13 21

Jumlah 34 32 66


(1)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kehidupan sehari-hari seperti sopan santun, menghormati sesama teman, mempunyai kepercayaan diri, berani, bertanggung jawab.

Dari penelitian di atas terlihat bahwa peningkatan proses penerapan pembelajaran ibing pencak silat berhasil diterapkan kepada siswa, untuk dipelajari dan dipahami, dengan itu siswa dapat merubah sikap jadi lebih baik dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar, lalu siswa mampu menguasai jurus dan mengetahui arti dan makna gerakan yang terdapat pada pembelajaran pencak silat ibing paleredan.

6. Deskripsi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran Pencak Silat di SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta

Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi peneliti dalam proses pelaksanaan penelitian ini. Permasalahan tersebut disebabkan baik faktor internal maupun dari faktor eksternal. Secara umum, masalah faktor internal merupakan masalah yang berasal dari peneliti, sedangkan faktor eksternal timbulnya masalah-masalah yang berasal dari luar diri peneliti. Berikut ini akan dijelaskan beberapa faktor penyebab masalah yang muncul selama melaksanakan penelitian ini :

Pada pertemuan awal kondisi lingkungan nonsosial (lingkungan alamiah) sedang dalam keadaan yang kurang baik disebabkan cuaca yang panas sehingga mengakibatkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif karena proses pembelajaran ibing pencak silat paleredan dilaksanakan di lapangan sekolah SDN 4 Munjul Jaya, siswa banyak mengeluh kepanasan dan banyak siswa yang tidak berkonsentrasi saat pembelajaran dan pada saat itu guru berusaha mengajak siswanya untuk tetapi melaksanakan proses pembelajaran. Pada pertemuan selanjutnya siswa mulai bisa diatur karena kondisi cuaca mendukung dan siswa mulai menyesuaikan diri dengan materi yang akan disampaikan. Dari faktor individu banyak siswa yang kurang percaya diri, siswa masih terlihat malu-malu saat melakukan gerak ibing pencak silat paleredan terutama pada saat mendemonstrasikan gerakan tersebut di depan siswa yang lain. Dari proses


(2)

110

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran di atas dapat terlihat karakter siswa yang berbeda sehingga peneliti mendapatkan hasil dari faktor-faktor tersebut terlihat dari setiap pembelajaran.

Disini faktor guru berpengaruh terhadap proses pembelajaran pencak silat. Faktor guru merupakan faktor penentu, pada akhirnya guru mempegaruhi pelaksannan proses pembelajaran

a. Siswa dengan kemampuan sangat baik

Siswa yang berkemampuan sangat baik didukung dengan faktor-faktor yang terdapat pada diri siswa, ada yang memang berbakat dalam bidang kesenian maupun dalam mata pelajaran yang lainnya mereka tidak malu-malu dan tidak canggung karena memang sudah terbiasa tampil di depan kelas. Dari 23 orang siswa di kelas IV A ada 11 orang dalam penilaian sangat baik.

b. Siswa dengan kemampuan baik

Siswa yang berkemampuan baik dari 23 orang siswa IV A terdapat 8 orang yang mendapatkan nilai baik, 8 orang siswa kelas IV ini memiliki sifat yang pemalu dan pendiam akan tetapi mereka paham dan mengerti penjelasan guru akan tetapi mereka malu untuk mengeluarkan pendapat atau bertanya, keragu-raguan dalam melakukan gerakan, akan tetapi mereka ingat gerakan ibing pencak silat paleredan tetapi tidak mengekspresikannya dalam bentuk gerakan c. Siswa dengan kemampuan cukup

Siswa yang berkemampuan cukup di kelas IV terdapat 4 orang siswa, siswa-siswa tersebut aktif tetapi pada saat mengikuti pembelajaran kurang berminat dalam pembelajaran pun mereka cenderung sibuk dengan hal yang tidak ada hubungannya dengan materi pelajaran, saat guru menerangkan siswa-siswa tersebut terkadang acuh.

Siswa SDN 4 Munjul Jaya memiliki kemampuan yang berbeda serta minat yang berbeda-beda, ada siswa yang mampu dengan baik mencerna pembelajaran ibing pencak silat paleredan dan ada juga siswa yang kurang bisa mencerna dengan baik pembelajaran tersebut.


(3)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Deskripsi Pembahasan Hasil Pembelajaran Jurus Paleredan Dalam Ibing Pencak Silat di SDN 4 Munjul Jaya.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, pada pertemuan pertama terdapat beberapa anak yang kurang begitu tertarik mengikuti pembelajaran, ketika teman-temannya mengikuti dan belajar gerak dasar pencak silat yang dicontohkan guru, mereka tidak memperhatikan dan terkadang mereka juga tidak mengikuti gerakan yang guru contohkan. Hal ini membuat anak kurang mendapatkan penglaman bergerak, sehingga proses pembelajaran pun kurang baik, akan tetapi siswa yang lainnya tertarik dalam pembelajaran ini meskipun ada siswa yang masih kaku dan malu-malu dalam bergerak.

Selain itu berdasarkan hasil wawancara tak berstruktur yang dilakukan peneliti kepada beberapa siswa dapat diketahui bahwa mereka senang karena mereka mampu menari gerakan pencak silat, pembelajaran dilakukan di tempat terbuka, membuat siswa merasa bebas bergerak, walaupun pada proses pembelajaran siswa masih banyak yang mengeluh kepanasan karena proses pembelajaran di lakukan dilapangan dengan keadaan cuaca yang panas, hal ini mengakibatkan minat terhadap pembelajaran sedikit berkurang. Pembelajaran ibing pencak silat paleredan ini membuat siswa yang pemalu, tidak berani untuk tampil dan tidak aktif dalam pembelajaran menjadi aktif karena proses pembelajaran ini siswa dituntut untuk berani menampilkan gerakan yang sudah mereka pelajari, dan pada pembelajaran ini pun mengasah bakat siswa yang belum muncul.

Tujuan pembelajaran pencak silat di SDN 4 Munjul Jaya adalah peneliti ingin menganalisis proses pembelajaran pencak silat yang merupakan salah satu kesenian yang tumbuh dan berkembang di daerah jawa barat khususnya di daerah Purwakarta, dengan pembelajaran pencak silat diharapkan menumbuhkan cinta dan perasaan bangga terhadap budaya daerah sendiri, menumbuhkan rasa percaya diri dan sebagai pewarisan ibing pencak silat. Materi yang di gunakan dalam pembelajaran pencak silat adalah jurus paleredan dilihat dari karakteristik siswa


(4)

112

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah siswa SD maka jurus ini cocokuntuk bisa di terapkan di SD karena gerakannya mudah dan ketukan iramanya yang lambat. Siswa di SDN 4 Munjul Jaya Pada proses pembelajaran awalnya terdapat beberapa kendala yang terlihat, masih banyak siswa yang lupa dengan gerakan yang sebelumnya pernah dipelajari, dan terlihat siswa yang masih kesulitan dalam bergerak, siswi perempuan cenderung lebih aktif dibanding siswa laki-laki, masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru sedang menerangkan. Proses pembelajaran selanjutnya kesulitan-kesulitan yang siswa alami tidak mengurangi semangat siswa dalam pembelajaran, siswa berlatih dengan kelompok sampai mampu melakukan dengan baik, minat siswa untuk belajar tari ibing pencak silat jurus paleredan mengalami perkembangan yang meningkat, guru melakukan evaluasi saat proses akhir pembelajaran. Fasilitas sekolah kurang memadai, tidak adanya ruangan praktek di SDN 4 Munjul Jaya, pada saat awal proses penelitian siswa SDN 4 mengeluh karena cuaca yang panas sehingga mengakibatkan siswa kurang bersemangat untuk mengikuti pembelajaran seni tari, dan pada saat itu kelas IVA mendapatkan giliran kelas masuk siang. Guru memegang peranan penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus memiliki keterampilan mengajar, menyusun tahapan pembelajaran, memilih metode, memanfaatkan media dan mengalokasikan waktu dengan baik.


(5)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Nanik. (2013). Pengelolaan Pembelajaran Tari Rampak Bedug di

Sanggar Bale Seni Ciwasiat Pandeglang. Bandung: UPI

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Asy’ari, M.(2006). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyanti dan Mudiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Dimyati dan Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Garcenia, Gessy. (2013). Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Seni Tari

Pada Siswa Kelas VI di SDPN Setiabudhi Bandung. Bandung: UPI

Hakim, Trusan. (2001). Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara. Hamalik, O. (1994). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Karlin, Hilda. (2007). KTSP Bagaimana Mengimplementasikannya di Kelas?. Bandung: Generasi Info Media

Kasmahidayat, Sumiaty. (2008). Ibing Pencak Sebagai Materi Pembelajaran. Bandung. CV.Bintang WarliArtika.

Mustaqim dan Wahid, Abdul. (2003). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Melton Putra.

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.


(6)

Paramita Nur Amalia, 2014

Pembelajaran Ibing Pencak Silat Pada Siswa SDN 4 Munjul Jaya Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedyawati, Edi. 1986. Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari. Jakarta: Direktorat Kesenian Proyek Perkembangan Kesenian Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

---. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta. Sinar Harapan. Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. CV.ALVABETA. Sumantapura, Djunaedi A. 1999. Sejarah Purwakarta (1633 – 1942); Dari

Karawang ke Purwakarta Lewat Wanayasa. Purwakarta: DHC Angkatan

45 Kab. Purwakarta.

Surakhmad, W. (1985). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Surya, Muhamad. (2003). Pengertian Pembelajaran. Bandung: Yayasan Bakti Winaya.

Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tim Pengemban MKDP Kurikulum dan Pembelajaran (2009). Kurikulum dan

Pembelajaran. Bandung. UPI PRESS

Whitney, F. L. (1960). Elements of Research. Asian Eds. Osaka: Overseas Book Co.

Sumber lain:

http://nagabiru86.wordpress.com http://www.purwakartakab.go.id silatindonesia.com