PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP) BANDUNG.

(1)

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN

DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP) BANDUNG

Skripsi

DiajukanuntukMemenuhi

Salah SatuSyaratMemperolehGelarSarjana Di DepartemenPsikologi

Oleh : Dian AyuWidiarti

0903971

DEPARTEMEN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP) BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN

DI ORGANISASI KELOMPOK BAKTI SOSIAL

PENGUSAHA (KBSP) BANDUNG

Oleh Dian Ayu Widiarti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dian Ayu Widiarti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015


(3)

(4)

Dian Ayu Widiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP) BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Dian Ayu Widiarti (0903971). Perilaku Prososial Pada Relawan Di Organisasi Kelompok Bakti Sosial Pengusaha (KBSP) Bandung. Skripsi. Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung (2015).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku prososial yang dilakukan oleh relawan di organisasi Kelompok Bakti Sosial Pengusaha (KBSP) Bandung ditinjau dari pandangan relawan mengenai perilaku prososial, faktor-faktor yang mempengaruhi, motivasi, dan aspek-aspek perilaku prososial. Perilaku prososial adalah tindakan yang membantu atau dirancang membantu orang lain, terlepas dari motif si penolong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 2 orang relawan KBSP yang berusia lebih dari 50 tahun dan bergabung aktif kurang lebih 5 tahun terakhir. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik wawancara, pengamatan, dan pengumpulan dokumentasi sebagi data penguat. Data divalidasi dengan teknik triangulasi. Hasil penelitian ini adalah perilaku prososial relawan yang menunjukan bahwa kedua subjek memiliki pandangan mengenai perilaku prososial meninjau dari perspektif norma sosial yaitu tanggung jawab, dan perspektif belajar. Faktor yang mempengaruhi kedua subjek dalam melakukan perilaku prososial diantaranya faktor yang berasal dari luar seperti lingkungan, adanya penolong lain, tekanan waktu, dan kondisi orang yang ditolong. Adapun faktor yang berpengaruh dari dalam diri penolong seperti empati, suasana hati yang baik, rasa bersalah, dan pengamalan nilai agama. Motivasi kedua subjek adalah untuk pengamalan moral, dan aspek yang ditonjolkan kedua subjek meliputi kerjasama, bersikap jujur, berderma, berbagi, dan memikirkan kesejahtaraan orang lain. Rekomendasi dari hasil penelitian ini, kedua subjek diharapkan tetap mempertahankan kegiatan sosial meskipun dengan usia yang mulai lanjut dan dalam jangka waktu yang panjang dengan adanya ketulusan, kerjasama, dan juga tanpa pamrih serta dapat mempertahankan perilaku prososial dan dapat meneruskan pada generasi selanjutnya.


(5)

ABSTRACT

Dian Ayu Widiarti (0903971). Prosocial Behavior On Kelompok Bakti Sosial Pengusaha (KBSP) Organitation Bandung. Paper. Department of Psychology, Faculty of Science Education, Indonesia University of Education. Bandung (2015).

This study aims to determine the prosocial behaviors conducted by Kelompok Bakti Sosial Pengusaha (KBSP) Bandung in terms of the views of volunteers on prosocial behavior, the factors that affectmotivation, and aspects of prosocial behavior. Prosocial behavior is as measures designed to help or help others, regardless of the helper’s motif. This study used a qualitative approach with case study design. Research subjects in this study were two KBSP volunteers over the age of 50 years and joined actively for last 5 years in KBSP. Data were collected by interview, observation, documentation and collection of data as a booster. Data is validated by triangulation techniques. The results showed that prosocial behavior of two subjects have a perspective of prosocial behavior seen of social norm perspective, responsibility norm, and learning perspective. Factors which affect of external subjects like situational, other bystander, time preasure, condition of peoples who helped. and factor which affect of internal subjects like empaty, good mood, personal distress, and religious of them. The subjects motivation are integrity moral. Aspects of prosocial behavior of both, this is cooperating, honesty, sharing, donating, and think of welfare other people. Suggestions from the results of this study, two subjects are expected to maintain the social activities, despite the age of them are getting old, and in the long term with their sincerity, cooperation and without reward also to maintain prosocial behavior can continue to the next generation.


(6)

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK………..……….….i

KATA PENGANTAR………...iii

DAFTAR ISI………. iv

UCAPAN TERIMA KASIH……….xi

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat penelitian ... 9

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Definisi Perilaku Prososial ... 12

B. Perbedaan Prososial dengan Altruisme ... 13

C. Aspek-aspek Perilaku prososial ... 13

D. Perspektif Psikologi Sosial tentang Perilaku Prososial ... 14

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Prososial ... 17

F. Motivasi Melakukan Perilaku Prososial ... 23

G. Kesukarelaan: Membuat Komitmen untuk Membantu ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 28

B. Lokasi dan Subjek penelitian ... 29

C. Desain Penelitian ... 29

D. Instrumen Penelitian ... 30

E. Langkah-langkah Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Teknik Analisis Data ... 32

H. Pengujian Keabsahan Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Subjek ... 37

B. Deskripsi Data ... 39

C. Hasil penelitian... 40 1. Hasil wawancara subjek 1


(7)

b) Faktor yang mempengaruhi perilaku prososial ... 50

c) Motivasi melakukan perilaku prososial ... 60

d) Aspek-aspek perilaku prososial ... 63

2. Hasil wawancara subjek 2 a) Pandangan subjek tentang perilaku prososial ... 69

b) Faktor yang mempengaruhi perilaku prososial ... 75

c) Motivasi melakukan perilaku prososial ... 84

d) Aspek-aspek perilaku prososial ... 88

3. Data hasil pengamatan kegiatan baksos KBSP ... 92

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99

1. Pembahasan hasil penelitian subjek 1 a) Pandangan subjek tentang perilaku prososial ... 99

b) Faktor yang mempengaruhi perilaku prososial ... 105

c) Motivasi melakukan perilaku prososial ... 114

d) Aspek-aspek perilaku prososial ... 116

2. Pembahasan hasil penelitian subjek 2 e) Pandangan subjek tentang perilaku prososial ... 118

f) Faktor yang mempengaruhi perilaku prososial ... 123

g) Motivasi melakukan perilaku prososial ... 131

h) Aspek-aspek perilaku prososial ... 133

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 134

B. Rekomendasi ... 135


(8)

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Manusia adalah makhluk holistik, yang berfungsi sebagai makhluk individual dan makhluk sosial (Prawitasari, 2007: 1). Manusia sebagai makhluk individu karena dapat berkembang dan mengembangkan kepribadiannya masing, dan Sears (1991: 61) memberikan pemahaman mendasar bahwa masing-masing individu bukanlah semata-mata makhluk tunggal yang mampu hidup sendiri, melainkan sebagai makhluk sosial yang sangat bergantung pada individu lain.

Manusia dikatakan makhluk sosial karena manusia membutuhkan pertolongan orang lain, Baron & Byrne (2005: 94) menyebutkan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan bahkan mungkin beresiko bagi orang yang menolong, hal ini disebut sebagai perilaku prososial. Perilaku prososial ini mencakup semua tindakan yang membantu atau dirancang untuk membantu orang lain terlepas dari motif si penolong, perilaku prososial bisa dimulai dari tindakan sukarela tanpa pamrih sampai pada tindakan yang dimotivasi oleh pamrih atau keuntungan pribadi (Taylor, 2009: 457).

Terjadinya perilaku prososial diawali dengan adanya kemampuan mengadakan interaksi sosial, dalam interaksi sosial ini perilaku prososial akan terjadi karena dalam interaksi sosial individu butuh bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Dayakisni dan Hudaniah, 2003: 211). Dalam melakukan tindakan prososial, individu masih memerlukan pertimbangan untuk menolong orang lain (Dovidio, dkk, dalam Taylor, 2009: 469) seseorang akan bertindak prososial jika dia menganggap keuntungan membantu ini melebihi keuntungan dari tidak membantu.


(9)

Relawan adalah salah satu contoh orang yang bertindak prososial, sebelumnya mereka memiliki perencanaan dan mempertahankan kegiatannya karena aktivitas relawan adalah kegiatan yang direncanakan, dipertahankan dan membutuhkan banyak waktu (Snyder dan Omoto, 2001: 287), setiap tahun jutaan orang merelakan waktunya untuk melayani atau melakukan kegiatan amal (Taylor, 2009: 492).

Siapa saja yang terlibat sebagai relawan atau yang akan memberikan pertolongan baiknya memiliki komitmen dalam waktu, keterampilan istimewa, dan materi selama waktu yang panjang. Contohnya adalah di Amerika serikat, hampir 100 juta orang dewasa menyumbangkan waktunya selama 20,5 miliar jam setiap tahunnya, dengan rata-rata 4,2 jam aktivitas prososial setiap pekannya. (Moore, dalam Baron dan Byrne, 2005: 117). Namun, menurut Grube dan Pilivian (dalam Baron dan Byrne, 2005: 119) relawan sulit untuk melakukan kerja sukarela sepanjang waktu terkait pada motivasinya.

Motif dari relawan ada yang menyatakan untuk menunaikan kewajiban kemanusiaan dan membantu orang lain (Taylor, 2009: 485) dan juga termotivasi untuk mengembangkan self esteem ataupun menolong perkembangan pribadi mereka sendiri.

Beragam motif yang dilakukan ini dapat menjelaskan mengapa banyak orang menjadi relawan dalam jangka waktu yang sangat panjang dan yang sebagiannya tidak. Sebuah riset dari Clary dkk., (dalam Taylor, 2009: 486) menyatakan bahwa relawan terus melakukan kegiatan amalnya apabila manfaat dari kegiatan itu sesuai dengan motifnya.

Prososial dalam kehidupan bermasyarakat menjadi bagian yang tak terpisahkan. Ada kalanya kita akan dihadapkan dalam kondisi memberikan pertolongan, ada pula kita dalam kondisi membutuhkan pertolongan. Meskipun demikian, tidak selamanya seseorang yang membutuhkan pertolongan akan mendapatkan apa yang dinginkannya, karena orang yang dianggap dapat memberikan pertolongan barangkali tidak berada di dekatnya, ataupun menganggap individu tersebut tidak layak diberikan pertolongan (Taufik, 2012:


(10)

3

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

127). Secara konkrit, perilaku prososial meliputi tindakan berbagi (sharing), kerjasama (cooperation), menolong (helping), kejujuran (honesty), dermawan (generousity) serta mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain (Mussen dalam Asih & Pratiwi, 2010: 34).

Pemahaman perilaku prososial juga diperkaya dengan berbagai perspektif teoritis. Perspektif dari perlaku prososial terdiri dari pendekatan evolusi yang menyatakan bahwa individu akan cenderung melakukan prososial disebabkan warisan evolusi genetik, sebuah riset menunjukan bahwa seseorang cenderung lebih mementingkan saudara dan kawannya ketimbang orang asing, kita merasakan tanggung jawab yang lebih besar cenderung untuk orang yang dekat dengan kita, dan kita berasumsi mereka akan membantu disaat kita membutuhkan (Dovidio, 1991: 86) Selain itu, pandangan individu melakukan tindakan prososial karena pemahaman mengenai norma sosial, belajar dari orang lain, mengambil keputusan pada proses penilaian tentang menolong, serta melihat orang yang pantas ditolong dalam kondisi yang tidak terkontrol (Taylor, 2009: 458).

Banyak faktor seseorang melakukan tindakan prososial antara lain adalah rasa empati yang dibangun dan juga faktor agama. Hasil akhir yang terbaik dari empati adalah perilaku menolong (Warneken & Tomasollo dalam Taufik, 2012: 127). Dovidio menjelasan sepanjang orang itu dapat meningkatkan kondisi orang lain atau menjadikannya lebih baik, maka perilaku prososial dan menolong orang lain telah terjadi, contohnya memberi hadiah, memberi sumbangan, dan tindakan menolong lainnya (Taufik, 2012: 128).

Aktivitas keberagamaan tidak hanya terkait pada ibadah vertikal yang langsung berhubungan dengan Tuhan dengan cara melakukan ritual-ritual yang telah ditetapkan, namun juga ibadah secara horisontal yang berkaitan dengan alam serta sesama manusia dalam bentuk pemeliharaan alam serta tolong menolong antar makhluk Tuhan. Menurut Jalaludin (2005: 85) religiusitas berkaitan dengan terbentuknya perilaku prososial, individu dikatakan memiliki tingkat religiusitas yang tinggi apabila memiliki keterikatan religius yang lebih besar sehingga


(11)

individu tersebut dapat menjalankan ajaran dan kewajibannya dengan patuh, termasuk salah satunya adalah perilaku prososial.

KBSP adalah suatu kumpulan Kelompok Bakti Sosial Pengusaha yang bertempat di Jl. Setiabudhi, Bandung. KBSP ini berdiri dari seorang relawan pada tahun 1998 yaitu Dr. Tan. Beliau adalah seorang pengusaha yang peduli dalam berkegiatan sosial, maka dari itu Beliau mengumpulkan teman-temannya untuk mendirikan sebuah kumpulan yaitu KBSP.

KBSP adalah kumpulan sekelompok pengusaha Bandung yang mewadahi kegiatan sosial mereka. Contoh pengusaha Indonesia yang juga aktif dalam

kegiatan sosial adalah Sri Dato’ Tahir, seorang pendiri dan CEO Mayapada

Group. Lewat Tahir Foundation, dirinya menyumbang pendidikan para mahasiswa dan universitas dalam jumlah besar dan berjanji menyumbang US$ 25 juta pada April 2013 lalu untuk membasmi polio pada 2018. Bill & Melinda Gates Foundation juga menargetkan jumlah yang sama guna meningkatkan kampanye vaksin dan pendidikan. Donasinya tersebut bagian dari dana sebesar US$ 200 juta untuk kesehatan masyarakat selama lebih dari 5 tahun yang dikhususkan untuk penyakit TBC, malaria dan HIV. Masing-masing yayasan menyediakan dana US$ 100 juta (Deil, 2013).

Pemilik dan CEO Properti dan Obat-obatan Herbal, Sidomuncul Group juga menjadi pengusaha yang dermawan. Dana sebesar US$ 280 ribu dihabiskan setiap tahun untuk program mudik gratis untuk para tukan jamu, sebuah program pulang kampung gratis bagi para pekerja berpenghasilan rendah di wilayah Jakarta menjelang libur lebaran. Program yang dimulai sejak 22 tahun lalu sudah memulangkan 190 ribu orang ke kampung halamannya masing-masing. 300 bus disewa setiap tahun guna menyukseskan program ini. Sejak 2010 dia bahkan menghabiskan uang senilai US$ 2,5 juta untuk membayar operasi mata gratis bagi 12 ribu penderita katarak. Program ini hasil kerjasamanya dengan 97 rumah sakit swasta dan 100 rumah sakit militer di seluruh tanah air. Di Asia Selatan, kasus katarak di Indonesia yang tercatat sangat tinggi (Deil, 2013).


(12)

5

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tidak kalah dengan Pak Tahir dan Pak Irwan, Teddy Rachmat, seorang mantan presiden direktur PT. Astra Internasional pada wawancara bersama Andy Noya dalam talkshow Kick Andy 23 Januari 2015, memiliki yayasan pelayanan kasih A&A Rachmat yang bergerak pada tiga bidang yaitu beasiswa yang selama 10 tahun telah memberikan beasiswa pada 10.000 mahasiswa, sebagai donator panti asuhan yang kurang lebih telah berbagi dengan 6.500 anak yatim piatu, serta mendirikan klinik kesehatan di daerah-daerah terpencil dengan biaya yang murah antara Rp. 5000;- Rp. 10.000; untuk pemeriksaan dan obat yang telah berbagi dengan 100.000 orang. Teddy Rachmat menjaga nilai yang diberikan orang tuanya, ketika memiliki sesuatu yang lebih maka berbagilah, dan merasa bahagia saat dapat berbagi dengan apa yang dimilikinya. Pengalaman masa kecil Teddy Rachmat yang menumbuhkan jiwa sosialnya, saat itu Teddy melihat anak-anak yang berada di balai keselamatan dan sering meminta makan, ada rasa iba dalam hati Teddy dan sejak saat itu Teddy berjanji untuk dapat berbagi dan memberi.

Penelitian psikologi sosial pada tingkah laku menolong salah satunya bermaksud untuk mengetahui mengapa orang kadang-kadang memberi pertolongan kepada orang yang tidak dikenalnya dan kadang-kadang diam saja dan tidak melakukan apapun (Baron dan Byrne, 2005: 94).

Penelitian lainnya mengeni perilaku prososial menyatakan bahwa prososial juga erat kaitannya dengan religiusitas, rasa empati, penalaran moral seseorang, motif, dan berbagai aspek lainnya. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh Perwitasari (2007) tentang hubungan antara religusitas dengan perilaku prososial menunjukkan adanya hubungan positif antara perilaku prososial dengan religiusitas, yang artinya semakin tinggi tingkat religiusitas maka perilaku prososialnya semakin tinggi. Diseluruh dunia, ungkap peneliti Gallup Brett Pelham dan Steve Crabtree yang dilakukan pada tahun 2008 (Myers, 2012: 228) orang yang sangat religius telah menyumbangkan sejumlah uang dibulan sebelumnya dan juga dilaporkan telah melakukan kerja sosial serta menolong orang asing. Mereka yang sangat religius berkata bahwa nilai agama penting dalam kehidupan sehari-hari dan mereka yang tidak religius tidak melakukan hal


(13)

tersebut. Suatu penelitian pada mahasiswa dan khalayak umum di Amerika mereka yang sangat religius memiliki komitmen bahwa mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk kerja sosial (Penner, 2002: 446).

Berkaitan dengan empati, banyak studi yang dilakukan di Amerika dan Negara lain menunjukan bahwa empati meningkatkan perilaku prososial (Batson, 1998: 282), riset juga mengidentifikasi beberapa faktor yang cenderung mendorong empati seseorang muncul untuk menolong. Faktor tersebut dapat ditimbulkan karena orang yang ditolong memiliki kesaamaan, dan hal lainnya seperti penderitaannya berasal dari hal yang tidak disengaja bukan orang yang menyengaja membuat dirinya sakit, dan empati juga dapat ditingkatkan pada focus seseorang yang membutuhkan (Taylor, 2009: 473).

Farid (2011) menjelaskan Perilaku prososial erat hubungannya dengan penalaran moral, kecerdasan emosi, dan religiusitas, hal ini juga berkaitan dengan perilaku prososial seperti yang di sebutkan oleh Sumargo (2005) bahwa penalaran moral adalah proses berpikir yang mendasari keputusan benar dan salah. Penalaran moral merupakan hal yang penting. Salah satu perilaku yang dapat dikontrol oleh penalaran moral adalah perilaku prososial, dimana penalaran moral dapat mempengaruhi perilaku prososial seseorang.

Penelitian yang dilakukan oleh Mark Wetley (Myers, 2012: 196) menyatakan bahwa mahasiswa lebih bersedia membuat ikrar amal ketika hal tersebut adalah amal bagi seseorang yang sebelumnya telah memberikan mereka sesuatu, hal ini menyatakan bahwa ketika seseorang akan menolong orang lain maka mereka cenderung memilih orang yang telah menolong sebelumnya. Terkait dengan motif yang dilakukan oleh seseorang melakukan tindakan prososial, individu yang memiliki beragam motif untuk bertindak akan lebih dinamis dan memberikan tindakan yang tidak hanya menguntungkan untuk dirinya namun juga kepada orang lain (Setiadi, 2010).

Selain empati dan motif yang mendasari seseorang menolong, orang juga akan cenderung menolong orang terdekatnya, terlebih yang memiliki hubungan darah dan kekerabatan. Perilaku menolong pada kerabat dekat dipersepsikan


(14)

7

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai hal yang rasional, etis, dan merupakan kewajiban, hal ini akan berlaku jika menolong memberikan pengaruh terhadap keberhasilan bertahan hidup atau reproduksidan hanya jika individu yang merasa dekat dengan kerabatnya (Baron dan Byrne, 2005: 129). Burnstein dan koleganya melakukan penelitian berdasarkan pada keputusan hipotesis mengenai siapa yang seharusnya ditolong. Sebagaimana yang telah diperkirakan, kesamaan genetis, partisipan penelitian cenderung menolong kerabat dekat daripada bukan kerabat, dan pertolongan yang lebih banyak diberikan kepada kerabat wanita muda yang masih produktif untuk bisa melangsungkan keturunan dibandingkan pada kerabat wanita yang sudah tua (Baron dan Byrne, 2005: 129).

Dari uraian diatas, banyak hal yang melatarbelakangi serta menjadi faktor dan motif bagaimana individu atau sekolompok orang yang menyatakan dirinya sebagai relawan melakukan tindakan prososial, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana relawan dapat memutuskan dirinya untuk melakukan tindakan menolong orang lain, dari berbagai aspek, faktor, motif, serta perspektif prososialnya. Penelitian ini dilakukan pada relawan sosial yang bertempat di KBSP kota Bandung.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam kualitatif bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya berdasarkan variabel penelitian, tapi keseluruhan siuasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis.

Penelitian ini memfokuskan pada perilaku prososial yang dilakukan oleh relawan sosial yang berada di KBSP yang berada di kota Bandung. Dimana perilaku prososial sebagai aktivitas yang dijalani, relawan KBSP adalah sebagai pelaku, dan tempatnya adalah di kantor KBSP yang berada di Jalan Setiabudhi, Kota Bandung.


(15)

Peneliti ingin memfokuskan perilaku prososial yang dilihat dari aspek sosial yang condong dilakukan, persektif prososial, faktor yang mempengaruhi perilaku prososial, dan motif yang mendasari relawan melakukan tindakan prososial.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah utama yang akan digali dalam penelitian ini ialah bagaimana seorang relawan KBSP melakukan perilaku prososial yang dilihat dari beberapa aspek, sub pertanyaan yang mungkin menjadi fokus studi mencakup:

a. Bagaimana pandangan relawan KBSP terhadap perilaku prososial yang dilakukan?

b. Hal apa sajakah yang mempengaruhi relawan KBSP dalam tindakan prososial?

c. Bagaimana motif yang terbentuk hingga mampu menolong dalam jangka waktu yang panjang bagi relawan KBSP?

d. Aspek apa saja yang menonjol pada relawan KBSP dari perilaku prososial yang dilakukan?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empirik mengenai perilaku prososial yang dilakukan oleh relawan yang berada di KBSP. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahui bagaimana pandangan seorang relawan KBSP atas perilaku prososial yang dilakukan ditinjau dari pandangan evolusi


(16)

9

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

genetik, norma sosial, proses belajar, dan pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan prososial.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memepengaruhi dalam melakukan perilaku prososial. Faktor tersebut ditinjau dari situasional, kondisi penolong, orang yang akan ditolong, serta kepercayaan religius.

c. Untuk mengetahui motif yang mendasari relawan mampu melakukan tindakan prososial dalam jangka waktu yang lama yang ditinjau dari motif kepentingan pribadi dan atau integritas moral.

d. Untuk mengetahui aspek yang menonjol dari perilaku prososial yang dilakukan oleh relawan KBSP yang meliputi aspek kerjasama, berbagi, menolong, kejujuran, berderma, dan memperhatikan kesejahteraan orang lain.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara ilmiah. Manfaat-manfaat dari penelitian ini, yaitu menambah kekayaan keilmuan psikologi terutama berkenaan dengan perilaku prososial serta dapat menambah literatur penelitian mengenai perilaku prososial yang khususnya dilakukan oleh relawan dari Kelompok Bakti Sosial Pengusaha Bandung.

2. Manfaat Praktis

Selain manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi:

a. Relawan Kelompok Bakti Sosial Pengusaha (KBSP) Bandung Untuk relawan yang berada di KBSP, agar mendapatkan gambaran mengenai perilaku prososial yang dilakukan, sehingga kedepannya akan terus mempertahankan dan meningkatkan aktifitas sosial, dalam bekerja sama untuk masyarakat sekitar apalagi dalam jangka waktu yang sangat panjang.


(17)

b. Masyarakat

Dengan penelitian ini diharapkan masyarakat dapat memahami perilaku prososial yang dilakukan oleh suatu komunitas tertentu yang dapat dijadikan sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, serta memberikan pemahaman bagi masyarakat untuk memahami alasan bagaimana seseorang dapat menolong orang lain.

c. Peneliti

Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran bagi peneliti tentang perilaku prososial yang ditinjau dari berbagai perspektif, faktor dan motifnya, serta aspek lainnya.

F. Struktur Organisasi Skripsi 1. BAB I

Berisi uraian tenang pendahuluan yang merupakan bagian awal dari penulisan skripsi. Pendahuluan ini berisi latar belakang penelitian, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat dari penelitian itu sendiri.

2. BAB II

Dalam bab ini berisi kajian pustaka. Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting, yang berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian. Kajian pustaka ini berisi teori yang berkaitan dengan penelitian.

3. BAB III

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen, diantaranya : lokasi penelitian, desain penelitian yang digunakan, metode penelitian, teknik pengumpulan data, serta analisis data.


(18)

11

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berisi hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari : pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan.

Dalam penelitian kualitatif, hasil pembahasan temuan merupakan hasil bahasan yang terkait dengan teori yang dikaji dalam Bab Kajian Pustaka. Pembahasan merupakan refleksi dari teori yang dikembangkan peneliti.

5. BAB V

Bab V berisi kesimpulan dan saran yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penlitian. Kesimpulan mencakup pada jawaban pertanyaan penelitian atau rumusan masalah, sedangkan saran dan rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan ditujukan kepada pembuat kebijakan, kepada pengguna hasil peneitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya, ataupun follow up dari hasil penlitian.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif ini bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, mengenai perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan hal lainnya yang dilihat secara holistik atau menyeluruh dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah (Moleong, 2012: 6).

Dalam penelitian kualitatif, prosedur analisis tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya (Moleong, 2012: 6). Fenomena yang diteliti dalam kualitatif merupakan kesatuan antara subjek dengan lingkungan sosialnya, karena keduanya saling terkait satu sama lain. Penelitian ini juga bersifat alamiah yang artinya melakukan penelitian kualitatif tidak dibenarkan untuk mengubah atau memanipulasi latar ranah penelitian. Peneliti dalam penelitian kualitatif terlibat dalam proses interaksi komunikasi hal ini menunjukan harus adanya komunikasi yang baik dan kondusif antara peneliti, subjek, dan lingkungan sosialnya (Herdiansyah, 2012: 9).

Dalam penelitian ini, bermaksud untuk memahami fenomena tentang perilaku prososial yang dialami oleh relawan Kelompok Bakti Sosial Pengusaha (KBSP) Bandung, untuk mengetahui aspek-aspeknya, dilihat dari faktor, motif, serta dinamika dan dampak sosial yang diperoleh. Penelitian ini juga ingin mengetahui bagaimana fenomena prososial di kalangan relawan dan bagaimana dampak sosial bagi pelaku tersebut.


(20)

29

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian yang akan dilakukan bertempat di KBSP Bandung. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara memilih berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek sesuai dengan tujuan yang dilakukan.

Pada penelitian ini, kriteria subjek yang dipilih sebagai berikut : 1. Terdaftar sebagai anggota KBSP

2. Aktif dikegiatan KBSP selama 5 tahun terakhir 3. Berusia >50 tahun

C. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Desain ini memfokuskan pada kasus tertentu yaitu bagaimana relawan bisa melakukan tindakan prososial untuk orang lain. Creswell (Herdiansyah, 2010: 76) menyatakan bahwa studi kasus (case study) pada satu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, dalam hal ini mengenai perilaku prososial yang disertai dengan penggalian data secara mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi yang kaya akan konteks. Dalam penelitian ini, merinci tentang individu atau suatu unit sosial yaitu KBSP Bandung selama kurun waktu tertentu. Secara mendalam, studi kasus merupakan suatu model yang bersifat komperhensif, intens, terperinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer (berbatas waktu).

Bungin (Herdiansyah, 2010: 76) menyatakan bahwa studi kasus adalah suatu inquiry empiris yang mendalami suatu fenomena dalam konteks kehidupan nyata, ketika batas antara fenomena dan konteks tidak tampak begitu jelas.


(21)

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti sendiri sebagai instrumen utamanya supaya dapat dengan baik menyesuaikan dengan kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Hanya peneliti sebagai instrumen yang dapat menilai apakah kehadirannya menjadi pengganggu sehingga apabila terjadi hal seperti itu, intrumen dapat mengetahui dan mengatasinya. Peran peneliti adalah sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, penganalisis, penafsir data, dan pada akhirnya sebagai pelapor hasil penelitian.

E. Langkah-langkah pengumpulan data

Dalam penelitian kualitatif, tidak terlepas dari usaha mengenal tahap-tahap penelitian, salah satu ciri khas tahap-tahap penelitian kualitatif adala peneliti sebagai alat penelitian dan analisis data sudah dilakukan sejak awal pengumpulan data (Moleong, 2012: 126). Pada setiap penelitian, umumnya melibatkan data yang akan diolah atau dianalisis. Data tersebut didapat melalui serangkaian proses pengumpulan data yang disesuaikan dengan metode penelitian yang dipilih (Herdiansyah, 2010:152). Berikut adalah langkah yang diambil peneliti dalam pengumpulan data penelitian (Moleong, 2012: 127):

1. Tahap Pra-lapangan

a. Menyusun rancangan penelitian (menyiapkan panduan wawancara dan literatur berkaitan dengan masalah yang diteliti)

b. Memilih lapangan penelitian


(22)

31

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mengenali pandangan hidup subjek penelitian dan mulai menyesuaikann dengan lingkungan penelitian

e. Menyiapkan perlengkapan penelitian (alat tulis, recorder, dan alat yang mendukung lainnya)

2. Tahap pelaksanaan

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri, termasuk dari penampilan yang disesuaikan dengan kebiasaan subjek, pengenalan hubungan di lapangan, dan pembatasan jumlah waktu studi.

b. Memasuki lapangan, membangun keakraban dengan subjek dan menyesuaikan dengn lingkungan penelitian.

c. Mengumpulkan data penelitian, termasuk merekam wawancara, mencatat hal-hal yang perlu dan menganalisis hal-hal yang terkait dilapangan selama penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Wawancara.

Menurut Moleong (2012: 186) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yaitu peneliti sendiri dan terwawancara (interviewee) yaitu relawan dari KBSP yang sesuai dengan kreteria yang ditentukan.

Jenis wawancara yang akan digunakan oleh peneliti adalah jenis wawancara semi terstruktur, agar dalam melakukan wawancara, peneliti dapat mengajukan pertanyaan yang terbuka sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat oleh peneliti, lebih fleksibel, dan mencapai


(23)

tujuan akhir yaitu memahami fenomena perilaku prososial yang dilakukan oleh relawan KBSP.

2. Pengamatan

Teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung. Teknik ini juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagimana dari keadaan yang sebenarnya (Moleong, 2012: 208).

Pengamatan yang akan dilakukan oleh peneliti ialah dengan pengamatan tidak berperan serta (Moleong, 2012: 214), peneliti disini hanya memiliki satu fungsi yaitu sebagai pengamat saja. Pengamatan disini diketahui secara terbuka oleh subjek dan peneliti me ncatat hal-hal yang penting selama penelitian dan wawancara berlangsung.

3. Dokumen

Pengumpulan dokumen yang dilakukan penelit mengenai kegiatan sosial yang selama ini dilakukan oleh relawan KBSP dalam bentuk foto, profil, dan beberapa dokumen yang mendukung.

G. Teknik Analisis Data

Berdasarkan Miles dan Huberman (dalam Herdiansyah, 2010: 164), teknik analisis data yang mudah dipahami dan lebih sesuai adalah teknik analisis data model interaktif dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, display data, dan yang terakhir adalah penarikan kesimpulan dan/atau tahap verifikasi. Berikut bagan teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman:


(24)

33

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian, waktu untuk pengumpulan data dapat dilakukan selama penelitian itu berlangsung.

Reduksi data ialah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi suatu bentuk tulisan yang akan dianalisis. Langkah selanjutnya memilih hal yang pokok dan memfokuskan pada hal yang penting dari data yang diperoleh. Untuk memudahkan reduksi data, peneliti menggunakan kode berdasarkan tema atau kriteria dari hasil wawancara tersebut. Kode-kode yang digunakan ini adalah :

Kode Keterangan Kode Keterangan

W1 W2 W3 Wawancara ke-1 Wawancara ke-2 Wawancara ke-3 P1 P2 P3 P-n

Perspektif prososial Ke-1 Perspektif prososial Ke-2 Perspektif prososial Ke-3 Perspektif prososial Ke-n S1 S2 Subjek 1 Subjek 2 Nt1 Nt2 Nt3 Nt-n

Norma tanggung jawab ke-1 Norma tanggung jawab ke-2 Norma tanggung jawab ke-3 Norma tanggung jawab ke-n F1

F2 F3 F-n

Faktor prososial ke-1 Faktor prososial ke-2 Faktor prososial ke-3 Faktor prososial ke-n

Nr1 Nr2 Nr3 Nr-n

Norma timbal balik ke-1 Norma timbal balik ke-2 Norma timbal balik ke-3 Norma timbal balik ke-n


(25)

Lg1 Lg2 Lg3 Lg-n Lingkungan ke-1 Lingkungan ke-2 Lingkungan ke-3 Lingkungan ke-n Nk1 Nk2 Nk3 Nk-n

Norma keadilan ke-1 Norma keadilan ke-2 Norma keadilan ke-3 Norma keadilan ke-n By1 By2 By3 By-n Bystander ke-1 Bystander ke-2 Bystander ke-3 Bystander ke-n Ev1 Ev2 Ev3 Ev-n Evolusi ke-1 Evolusi ke-2 Evolusi ke-3 Evolusi ke-n Wk1 Wk2 Wk3 Wk-n

Tekanan waktu ke-1 Tekanan waktu ke-2 Tekanan waktu ke-3 Tekanan waktu ke-n

Be1 Be2 Be3 Be-n

Proses belajar ke-1 Proses belajar ke-2 Proses belajar ke-3 Proses belajar ke-n Pr1 Pr2 Pr3 Pr-n Kepribadian ke-1 Kepribadian ke-2 Kepribadian ke-3 Kepribadian ke-n Kp1 Kp2 Kp3 Kp-n

Pengambilan keputusan ke-1 Pengambilan keputusan ke-2 Pengambilan keputusan ke-3 Pengambilan keputusan ke-n Ag1 Ag2 Ag3 Ag-n Agama ke-1 Agama ke-2 Agama ke-3 Agama ke-n M1 M2 M3 M-n

Motivasi prososial ke-1 Motivasi prososial ke-2 Motivasi prososial ke-3 Motivasi prososial ke-n Mo1

Mo2

Mo3

Mo-n

Suasana hati (mood) ke-1

Suasana hati (mood) ke-2

Suasana hati (mood) ke-3

Suasana hati (mood) Ig1 Ig2 Ig3 Ig-n

Integritas moral ke-1 Integritas moral ke-2 Integritas moral ke-3 Integritas moral ke-n


(26)

35

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ke-n

Lk1

Lk2

Lk3

Lk-n

Orang yang disukai (like) ke-1

Orang yang disukai (like) ke-2

Orang yang disukai (like) ke-3

Orang yang disukai (like) ke-n

Si1 Si2 Si3 Si-n

Kepentingan pribadi ke-1 Kepentingan pribadi ke-2 Kepentingan pribadi ke-3 Kepentingan pribadi ke-n

Em1 Em2 Em3 Em-n Empati ke-1 Empati ke-2 Empati ke-3 Empati ke-n Bd1 Bd2 Bd3 Bd-n Berderma ke-1 Berderma ke-2 Berderma ke-3 Berderma ke-n At1 At2 At3 At-n Atribusi ke-1 Atribusi ke-2 Atribusi ke-3 Atribusi ke-n Ks1 Ks2 Ks3 Ks-n Kerjasama ke-1 Kerjasama ke-2 Kerjasama ke-3 Kerjasama ke-n A1 A2 A3 A-n

Aspek prososial ke-1 Aspek prososial ke-2 Aspek prososial ke-3 Aspek prososial ke-n

Sj1 Sj2 Sj3 Sj-n Kesejahteraan ke-1 Kesejahteraan ke-2 Kesejahteraan ke-3 Kesejahteraan ke-n Bg1 Bg2 Bg3 Bg-n Berbagi ke-1 Berbagi ke-2 Berbagi ke-3 Berbagi ke-n Mn1 Mn2 Mn3 Mn-n Menolong ke-1 Menolong ke-2 Menolong ke-3 Menolong ke-n


(27)

Display data adalah mengelola data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas kedalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokan dan dikategorikan. Penyajian data dapat berupa tabel dan uraian.

Kesimpulan dari data yang diperoleh, dipilih hal pokonya, kemudian dikategorikan, dicari temanya kemudian ditarik kesimpulan. Kesimpulan awal bisa saja bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung sesuai dengan apa yang diteliti.

H. Pengujian Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data dapat dilakukan beberapa cara, antara lain (Moleong, 2012: 327-336):

a. Melakukan member check (pengecekan anggota) dilakukan dalam bentuk diskusi dengan anggota yang terlibat yang cukup berpengetahuan dan berpengalaman yang diambil dari kelompok-kelompok tertentu. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh subjek yang diteliti.

b. Melakukan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Tujuannya untuk menghilangkan perbedaan dari konstruksi kenyataan dalam penelitian sewaktu pengumpulan data tentang berbagai kejadian dan hubungannya dari berbagai pandangan. Denzin (Moleong, 2011: 330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

c. Perpanjangan keikutsertaan penelitian jika data yang diperoleh dianggap kurang menggali fokus penelitian. Dengan memperpanjang waktu penelitian,

peneliti dapat lebih banyak mempelajari “kebudayaan”, dapat menguji


(28)

37

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun kepercayaan subjek. Perpanjangan keikutsertaan juga menuntut peneliti agar terjun ke lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang kemungkinan mengotori data.


(29)

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perilaku prososial pada relawan KBSP, secara umum subjek memiliki pandangan, motivasi, aspek yang menonjol serta faktor kuat yang mempengaruhi tindakan prososialnya. Berikut ini adalah kesimpulan yang diperoleh:

1. Bagi relawan KBSP, menolong orang lain adalah kewajiban, hal tersebut terlihat dari perspektif sosiokultural yang mementingkan norma yang berlaku di masyarakat. Perilaku prososial juga merupakan suatu proses pembelajaran yang diwariskan oleh orang tua kepada generasi selanjutnya.

2. Faktor yang mempengaruhi relawan KBSP dalam melakukan tindakan prososial adalah faktor dari dalam diri relawan dan faktor luar yang mempengaruhi. Faktor dari diri penolong adalah kepribadian yang baik, rasa empati, rasa bersalah jika tidak menolong, suasana hati yang baik, dan faktor agama. Sedangkan faktor dari luar yang mempengaruhi seperti faktor lingkungan, ketersediaan akses, prioritas waktu, dan orang yang akan diberikan bantuan.

3. Motivasi terkuat perilaku prososial relawan KBSP adalah integritas moral, keinginan untuk melihat adanya keadilan dan kesejahteraan. Motivasi dari kepentingan pribadi cenderung sedikit karena kecenderungan orang ketika berbuat baik ingin dibalas, namun dengan adanya rasa peduli, orangpun lebih condong pada motivasi untuk mewujudkan nilai moral dan keadilan.

4. Aspek-aspek perilaku prososial yang sangat menonjol pada relawan KBSP adalah kerjasama, adanya kerjasama antar tim relawan dan juga orang yang menerima pertolongan. Aspek menonjol lainnya adalah bersikap jujur dengan para donator, memikirkan kesejahteraan orang lain, dengan wujud berderma dan berbagi.


(30)

135

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman peneliti selama melakukan penelitian, maka rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi relawan

Melakukan perilaku prososial atau menolong orang lain adalah kegiatan utama, yang diberengi dengan motivasi yang kuat dan tanpa pamrih. Menjadi relawan dengan jangka waktu yang lama memang tidak mudah jika tidak dibarengi dengan jiwa sosial. Demi mewujudkan tujuan agar kehidupan lebih adil dan sejahtera. Maka dari itu, relawan KBSP diharapkan dapat mempertahankan kegiatan sosial meskipun dengan usia yang mulai lanjut dan dalam jangka waktu yang panjang dengan adanya ketulusan, kerjasama, dan juga tanpa pamrih serta dapat mempertahankan perilaku prososial dan dapat meneruskan pada generasi selanjutnya.

2. Bagi KBSP

KBSP diharapkan tetap dapat mewadahi aspirasi pengusaha di kota Bandung dalam bakti sosial dan dapat berbadan hukum menjadi lembaga sosial karena saat ini KBSP merupakan suatu kumpulan pengusaha di kota Bandung. Selain itu KBSP diharapkan dapat terus menjalin kerjasama dengan mahasiswa sebagai sarana untuk dapat melanjutkan kelangsungan organisasi. 3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam mengenai perilaku prososial pada relawan yang berada di lembaga sosial yang lebih besar atau relawan yang mendirikan lembaga sosial sendiri. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menggali lebih dalam mengenai perilaku prososial dari berbagai agama.


(31)

Asih, G.Y. & Pratiwi, M. 2010. Perilaku Prososial ditinjau dari empati dan kematangan emosi. v (1), pp. 39-40

Andy, Kick. 2015. Miliader Dermawan Full. [Online]. Tersedia: https://www.youtube.com/watch?v=6VJZbTQ_b3U. Diakses tanggal 6 Februari 2015

Ary, D. et al. 2006. Introduction to Research in Education. Belmont: Thomson

Baron, R. A. & Byrne. D.2005. Psikologi sosial. Jilid 2. Alih Bahasa: Ratna Djuwita. Edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

Basuki, E. 2013. Pengertian Relawan. [Online]. Tersedia:

http://ebasonline.blogdetik.com/2013/03/07/apa-itu-kerelawanan-dan-siapa-yang-disebut-relawan/. Diakses Tanggal 14 November 2014

Batson. 1998. Altruism and Prosocial Behavior, Handbook of Social psychology. v (2). pp. 282 Berkowitz. 1987. Mood, Self Awareness, and Willingest To Help. Jounal of Personality and

Social Psychology. V (53), pp. 721

Berkowitz. 1972. Social Norms, Feelings, and Other Factor Affecting Helping and Altruism. v (6)

Bringham, J.C. 1991. Social Psychology. Edisi 2. New York: Harper Colling Publisher Inc

Dahrianai, A. 2007. Perilaku Prososial pada Pengguna Jalan Studi Fenomenologis pada Polisi Lalu Lintas. (Skripsi, Universitas Diponegoro, 2007)

Dayakisni, & Hudaniyah. 2003. Psikologi Sosial. Edisi Revisi. Malang: UMM Press

David, C. 2012. Hubungan Perilaku Prososial Terhadap Motivasi Kerja Relawan Palang Merah Indonesia di DKI Jakarta. 01(7).

Deil, S. A. 4 Hartawan Indonesia Paling Murah Hati. [Online]. Tersedia : https://bisnis.liputan6.com/read/600302/4-hartawan-indonesia-paling-murah-hati. Diakses tanggal 6 Februari 2015


(32)

Dian Ayu Widiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Eisenberg, N., & Miller, P. A. 1987. The relation of empathy to prosocial and related behaviors. Psychological Bulletin. 101(1). 91-119

Erza, M, P. 2012. Konstruksi Makna Social Volunteer Oleh Relawan Anak Jalanan Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (Skripsi, Universitas Padjajaran, 2012)

Eukaristia. 2012. Prilaku Prososial dan Antisosial.[Online]. Tersedia : Error! Hyperlink reference not valid.. Diakses tanggal 23Oktober 2012

Farid, M. 2011. Temukan Empat Prediktor Perilaku Prososial Remaja. [Online]. Tersedia :

http://doktor.psikologi.ugm.ac.id/berita.17/muhammad-farid-temukan-empat-prediktor-perilaku-prososial-remaja.html. di akses tanggal 24 Oktober 2012

Frisnawati, A. 2012. Hubungan Antara Intensitas Menonton Reality Show Dengan Kecenderungan Perilaku Prososial Pada Remaja. No.1 v (1) pp. 1-12

Giling, H. 2012. Detik news online. Diakses 23 Oktober 2012

Hediansyah, H. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika

Hestya. 2012. Untaian Kehidupan. [Online]. Tersedia:http://hestyasunstar.blogspot. com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none7860.html. Diakses 23 Oktober 2012

Hoffman. 2000. Empathy and Moral Development. New York: Cambridge University Press Jalaludin. 2005. Psikologi Agama, Memahami Perilaku Keagamaan dengan Mengaplikasikan

Prinsip-prinsip Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers

Knight, et al. 1994. Journal Personality and Social Psychology. v (60). pp. 178

Latane, & Darley. (1970). The Unresponsive Bystander. New York: Appleton Century Crofts Mahmudah, S. 2011. Psikologi Sosial Teori dan Model Penelitian. Malang: UIN-Maliki Press Moleong, L, Prof, Dr. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Multiply.com. 2008. Tingkah Laku Prososial. [Online]. http://valmband.multiply.com/ journal/item/27/TINGKAH_LAKU_PROSOSIAL&show_interstitial=1&u=Fjournal 2Fitem. Diakses tanggal 12 Oktober 2012

Myers, D. 2012. Psikologi Sosial Jilid 2. Alih Bahasa : Aliya Tusyani. Jakarta : Salemba Humanika


(33)

Perwitasari, D. 2007. Hubungan antara religiusitas dengan perilaku prososial pada mahasiswa psikologi UIN Malang. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Malang, 2007)

Raksadjaja,. 2011. [Online]. Tersedia: http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id =82326. (Skripsi, Universitas Atmajaya, 2011). di akses tanggal 24 Oktober 2012 Sabiq, Z. 2012. Perilaku Prososial. [Online]. Tersedia: http://zamzamisabiq.blogspot.com/2012/

05/perilaku-prososial.html tgl. 29.09.2012\. diakses tanggal 23 Oktober 2012 Sears. D. 1985. Psikologi Sosial Jilid 2. Alih Bahasa : Michael Adryanto. Jakarta : Erlangga

Snyder, & Omoto. 2001. Basic Research and Practical Problem: Volunteerism and the Psychology Individual and Collective Action. pp. 287

Spica, B. 2008. Perilaku Prososial Mahasiswa Ditinjau dari Empati dan Dukungan Teman Sebaya (Skripsi, Universitas Khatolik Soegijapranata, 2008)

Steffen, & Masters,. 2005. Does Compassion Medite the Intrinsic Religion-Health Relationship. v (30), pp. 217

Taufik, Dr, M.Si. 2012. Empati, Pendekatan Psikologi Sosial. Jakarta: PT raja grafindo persada

Taylor, S. 2009. Psikologi Sosial edisi Kedua belas. Alih Bahasa : Tri Wibowo. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Umm.ac.id. T.t. Empati dan Perilaku Prososial. [Online]. Tersedia: http://p2kk.umm.ac .id/files/file/empatidanperilakuprososial.pdf. diakses tanggal 23 Oktober 2012


(1)

37

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun kepercayaan subjek. Perpanjangan keikutsertaan juga menuntut peneliti agar terjun ke lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang kemungkinan mengotori data.


(2)

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perilaku prososial pada relawan KBSP, secara umum subjek memiliki pandangan, motivasi, aspek yang menonjol serta faktor kuat yang mempengaruhi tindakan prososialnya. Berikut ini adalah kesimpulan yang diperoleh:

1. Bagi relawan KBSP, menolong orang lain adalah kewajiban, hal tersebut terlihat dari perspektif sosiokultural yang mementingkan norma yang berlaku di masyarakat. Perilaku prososial juga merupakan suatu proses pembelajaran yang diwariskan oleh orang tua kepada generasi selanjutnya.

2. Faktor yang mempengaruhi relawan KBSP dalam melakukan tindakan prososial adalah faktor dari dalam diri relawan dan faktor luar yang mempengaruhi. Faktor dari diri penolong adalah kepribadian yang baik, rasa empati, rasa bersalah jika tidak menolong, suasana hati yang baik, dan faktor agama. Sedangkan faktor dari luar yang mempengaruhi seperti faktor lingkungan, ketersediaan akses, prioritas waktu, dan orang yang akan diberikan bantuan.

3. Motivasi terkuat perilaku prososial relawan KBSP adalah integritas moral, keinginan untuk melihat adanya keadilan dan kesejahteraan. Motivasi dari kepentingan pribadi cenderung sedikit karena kecenderungan orang ketika berbuat baik ingin dibalas, namun dengan adanya rasa peduli, orangpun lebih condong pada motivasi untuk mewujudkan nilai moral dan keadilan.

4. Aspek-aspek perilaku prososial yang sangat menonjol pada relawan KBSP adalah kerjasama, adanya kerjasama antar tim relawan dan juga orang yang menerima pertolongan. Aspek menonjol lainnya adalah bersikap jujur dengan para donator, memikirkan kesejahteraan orang lain, dengan wujud berderma dan berbagi.


(3)

135

Dian AyuWidiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman peneliti selama melakukan penelitian, maka rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi relawan

Melakukan perilaku prososial atau menolong orang lain adalah kegiatan utama, yang diberengi dengan motivasi yang kuat dan tanpa pamrih. Menjadi relawan dengan jangka waktu yang lama memang tidak mudah jika tidak dibarengi dengan jiwa sosial. Demi mewujudkan tujuan agar kehidupan lebih adil dan sejahtera. Maka dari itu, relawan KBSP diharapkan dapat mempertahankan kegiatan sosial meskipun dengan usia yang mulai lanjut dan dalam jangka waktu yang panjang dengan adanya ketulusan, kerjasama, dan juga tanpa pamrih serta dapat mempertahankan perilaku prososial dan dapat meneruskan pada generasi selanjutnya.

2. Bagi KBSP

KBSP diharapkan tetap dapat mewadahi aspirasi pengusaha di kota Bandung dalam bakti sosial dan dapat berbadan hukum menjadi lembaga sosial karena saat ini KBSP merupakan suatu kumpulan pengusaha di kota Bandung. Selain itu KBSP diharapkan dapat terus menjalin kerjasama dengan mahasiswa sebagai sarana untuk dapat melanjutkan kelangsungan organisasi. 3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam mengenai perilaku prososial pada relawan yang berada di lembaga sosial yang lebih besar atau relawan yang mendirikan lembaga sosial sendiri. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menggali lebih dalam mengenai perilaku prososial dari berbagai agama.


(4)

Dian Ayu Widiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Asih, G.Y. & Pratiwi, M. 2010. Perilaku Prososial ditinjau dari empati dan kematangan emosi. v (1), pp. 39-40

Andy, Kick. 2015. Miliader Dermawan Full. [Online]. Tersedia:

https://www.youtube.com/watch?v=6VJZbTQ_b3U. Diakses tanggal 6 Februari 2015

Ary, D. et al. 2006. Introduction to Research in Education. Belmont: Thomson

Baron, R. A. & Byrne. D.2005. Psikologi sosial. Jilid 2. Alih Bahasa: Ratna Djuwita. Edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

Basuki, E. 2013. Pengertian Relawan. [Online]. Tersedia:

http://ebasonline.blogdetik.com/2013/03/07/apa-itu-kerelawanan-dan-siapa-yang-disebut-relawan/. Diakses Tanggal 14 November 2014

Batson. 1998. Altruism and Prosocial Behavior, Handbook of Social psychology. v (2). pp. 282 Berkowitz. 1987. Mood, Self Awareness, and Willingest To Help. Jounal of Personality and

Social Psychology. V (53), pp. 721

Berkowitz. 1972. Social Norms, Feelings, and Other Factor Affecting Helping and Altruism. v (6)

Bringham, J.C. 1991. Social Psychology. Edisi 2. New York: Harper Colling Publisher Inc Dahrianai, A. 2007. Perilaku Prososial pada Pengguna Jalan Studi Fenomenologis pada Polisi

Lalu Lintas. (Skripsi, Universitas Diponegoro, 2007)

Dayakisni, & Hudaniyah. 2003. Psikologi Sosial. Edisi Revisi. Malang: UMM Press

David, C. 2012. Hubungan Perilaku Prososial Terhadap Motivasi Kerja Relawan Palang Merah Indonesia di DKI Jakarta. 01(7).

Deil, S. A. 4 Hartawan Indonesia Paling Murah Hati. [Online]. Tersedia : https://bisnis.liputan6.com/read/600302/4-hartawan-indonesia-paling-murah-hati. Diakses tanggal 6 Februari 2015


(5)

Dian Ayu Widiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Eisenberg, N., & Miller, P. A. 1987. The relation of empathy to prosocial and related behaviors. Psychological Bulletin. 101(1). 91-119

Erza, M, P. 2012. Konstruksi Makna Social Volunteer Oleh Relawan Anak Jalanan Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (Skripsi, Universitas Padjajaran, 2012)

Eukaristia. 2012. Prilaku Prososial dan Antisosial.[Online]. Tersedia : Error! Hyperlink reference not valid.. Diakses tanggal 23Oktober 2012

Farid, M. 2011. Temukan Empat Prediktor Perilaku Prososial Remaja. [Online]. Tersedia :

http://doktor.psikologi.ugm.ac.id/berita.17/muhammad-farid-temukan-empat-prediktor-perilaku-prososial-remaja.html. di akses tanggal 24 Oktober 2012

Frisnawati, A. 2012. Hubungan Antara Intensitas Menonton Reality Show Dengan Kecenderungan Perilaku Prososial Pada Remaja. No.1 v (1) pp. 1-12

Giling, H. 2012. Detik news online. Diakses 23 Oktober 2012

Hediansyah, H. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika

Hestya. 2012. Untaian Kehidupan. [Online]. Tersedia:http://hestyasunstar.blogspot. com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none7860.html. Diakses 23 Oktober 2012

Hoffman. 2000. Empathy and Moral Development. New York: Cambridge University Press Jalaludin. 2005. Psikologi Agama, Memahami Perilaku Keagamaan dengan Mengaplikasikan

Prinsip-prinsip Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers

Knight, et al. 1994. Journal Personality and Social Psychology. v (60). pp. 178

Latane, & Darley. (1970). The Unresponsive Bystander. New York: Appleton Century Crofts Mahmudah, S. 2011. Psikologi Sosial Teori dan Model Penelitian. Malang: UIN-Maliki Press Moleong, L, Prof, Dr. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Multiply.com. 2008. Tingkah Laku Prososial. [Online]. http://valmband.multiply.com/ journal/item/27/TINGKAH_LAKU_PROSOSIAL&show_interstitial=1&u=Fjournal 2Fitem. Diakses tanggal 12 Oktober 2012

Myers, D. 2012. Psikologi Sosial Jilid 2. Alih Bahasa : Aliya Tusyani. Jakarta : Salemba Humanika


(6)

Dian Ayu Widiarti, 2015

PERILAKU PROSOSIAL PADA RELAWAN DI ORGANISASIKELOMPOK BAKTI SOSIAL PENGUSAHA (KBSP)BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penner. 2002. Dispositional and Organisational Influences on Sustained Volunteerism. Journal of Social Issue. v (58). pp. 447-467

Perwitasari, D. 2007. Hubungan antara religiusitas dengan perilaku prososial pada mahasiswa psikologi UIN Malang. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Malang, 2007)

Raksadjaja,. 2011. [Online]. Tersedia: http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id =82326. (Skripsi, Universitas Atmajaya, 2011). di akses tanggal 24 Oktober 2012 Sabiq, Z. 2012. Perilaku Prososial. [Online]. Tersedia: http://zamzamisabiq.blogspot.com/2012/

05/perilaku-prososial.html tgl. 29.09.2012\. diakses tanggal 23 Oktober 2012 Sears. D. 1985. Psikologi Sosial Jilid 2. Alih Bahasa : Michael Adryanto. Jakarta : Erlangga Snyder, & Omoto. 2001. Basic Research and Practical Problem: Volunteerism and the

Psychology Individual and Collective Action. pp. 287

Spica, B. 2008. Perilaku Prososial Mahasiswa Ditinjau dari Empati dan Dukungan Teman Sebaya (Skripsi, Universitas Khatolik Soegijapranata, 2008)

Steffen, & Masters,. 2005. Does Compassion Medite the Intrinsic Religion-Health Relationship. v (30), pp. 217

Taufik, Dr, M.Si. 2012. Empati, Pendekatan Psikologi Sosial. Jakarta: PT raja grafindo persada Taylor, S. 2009. Psikologi Sosial edisi Kedua belas. Alih Bahasa : Tri Wibowo. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

Umm.ac.id. T.t. Empati dan Perilaku Prososial. [Online]. Tersedia: http://p2kk.umm.ac .id/files/file/empatidanperilakuprososial.pdf. diakses tanggal 23 Oktober 2012