NASKAH PUBLIKASI Perbedaan Tingkat Pendidikan Ibu, Pengetahuan Gizi Ibu, Pengeluaran Pangan Dan Non Pangan Keluarga Pada Anak SD Yang Stunted Dan Non Stunted Di Wilayah Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

NASKAH PUBLIKASI
PERBEDAAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU, PENGETAHUAN GIZI IBU,
PENGELUARAN PANGAN DAN NON PANGAN KELUARGA PADA ANAK SD
YANG STUNTED DAN NON STUNTED DI WILAYAH KECAMATAN
KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir
pada Program Studi Gizi FIK UMS

Disusun Oleh :
GALIH MEDANIATI
J310 100 094

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

NUTRITION DEPARTMENT, FACULTY OF HEALTH SCIENCE
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA
ABSTRACT

GALIH MEDANIATI, J.310.100.094
THE DIFFERENCE AMONG MOTHER EDUCATION LEVEL, MOTHER
NUTRITION KNOWLEDGE, FOOD AND NON FOOD EXPENDITURES OF
FAMILY OF STUNTED AND NON-STUNTED PRIMARY SCHOOL CHILDREN
IN SUB-DISTRICT OF KARTASURA SUKOHARJO.
Introduction: prevalence of stunted to children of 6-12 ages in Indonesia is
35.6%, whereas Central Java indicate is 34.1%.
Objective: The purpose of the study was to determine the difference among
mother education level, mother nutrition knowledge, food and non food
expenditures of family of stunted and non-stunted primary school children.
Method: The research was the observational. Nutritional status was measured
using Height / age indicator. Questionnaire and interview were used to
determined the nutrition knowledge of mother and expenditure for food and nonfood. The data of nutrition knowledge and expenditure for food and non-food
were analised using independent simple t-test, whereas the education level was
tested using Mann-Whitney.
Result: The results indicated that there was a difference between the mother
nutrition knowledge of stunted children and non-stunted. Most of mother nutrition
knowledge of stunted children displayed not good 65.6%, whereas for nonstunted, majority gave good 37.5%. The food and non-food expenditures of family
with stunted children were 53.45% and 46.43%, respectively. However, the food
and non-food expenditures of family with non-stunted children had 61.38% and

38.60 %, respectively.
Conclusion: There is no difference between mother education of stunted
children and non-stunted children. There are difference in mother nutrition
knowledge and food and non-food expenditures between stunted children and
non-stunted children in sub-district of Kartasura Sukoharjo.
Suggestion: The community health center of kartasura is suggested to perform
measurements the nutritional status of children regularly.
Key words : Stunted, mother education, mother nutrition knowledge, food and
non-food expenditure.
PENDAHULUAN
Anak yang

pada masa kanak-kanak, mengalami
sehat

akan
proses tumbuh kembang ini secara

mengalami


pertumbuhan

yang
cepat. Proses pertumbuhan yang

normal dan wajar,

yaitu sesuai
ditandai

standar

pertumbuhan

fisik

oleh

semakin


besarnya

anak
ukuran tubuh (berat, tinggi badan,

pada umumnya. Manusia terutama
dan lainnya) (Santoso, 2004).

Stunted

atau

merupakan

suatu

pertumbuhan

linier


pendek,
retardasi

tengah

merupakan

salah

satu

provinsi yang memiliki prevalensi

telah

stunted pada anak usia 6-12 tahun

digunakan sebagai indikator secara

sebesar 14,9% sangat pendek dan


luas untuk mengukur status gizi

19,2%

individu.

Berdasarkan

Stunted

yang

atau

pendek

pendek

(Depkes,


data

hasil

2010).
laporan

dikatakan suatu bentuk adaptasi

penjaringan anak sekolah dasar di

fisiologis pertumbuhan atau non-

Puskesmas

patologis, karena dua penyebab

2012/2013, status gizi pada anak


utamanya adalah asupan makanan

kelas satu SD yang memiliki status

yang tidak adekuat dan respon

gizi normal adalah sebesar 81,05%,

terhadap tingginya penyakit infeksi

status gizi kurus 8,015% dan status

(Sudirman, 2008).

gizi gemuk 5,23%. Data hasil survey

Kartasura

tahun


penelitian

di enam Sekolah Dasar wilayah

yang dilakukan oleh Onis et al

Sukoharjo yang terdiri dari 413 anak

(2011) jumlah prevalensi stunted

terdapat 17,43% anak yang memiliki

pada masa kanak-kanak di Asia

status gizi stunting dan 82,57% anak

menunjukkan penurunan sejak tahun

dengan status gizi normal.


1990 sebesar 49 % (190 juta) pada

BAHAN DAN METODE

Berdasarkan

hasil

tahun 2010 menjadi 28 % (100 juta).

Jenis penelitian ini bersifat

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan

Observasional

dengan

Dasar (2010) prevalensi kependekan


menggunakan

pada anak umur 6-12 tahun adalah

sectional. Populasi pada penelitian

35,6% yang terdiri dari 15,1% sangat

ini adalah anak usia sekolah

pendek dan 20 % pendek. Jawa

(6-12 tahun) baik laki-laki maupun

pendekatan

cross

dasar

dasar

score -

Sukoharjo. Jumlah subjek penelitian

2SD. Untuk kriteria eksklusi dalam

ini

dalam

penelitian ini adalah responden sakit

penelitian ini adalah anak tidak cacat

atau meninggal saat pengambilan

secara fisik, orang tua dan anak

data responden berpindah tempat

bersedia menjadi responden dalam

atau mengundurkan diri.

perempuan pada 6 sekolah

64.

Kriteria

inklusi

penelitian responden mampu untuk

Teknik pengambilan subjek

berkomunikasi dengan baik, anak

penelitian yang digunakan adalah

stunted menggunakan indikator z-

Random

Sampling.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Distribusi Tingkat Pengeluaran Pangan Keluarga

Pengeluaran Pangan
Keluarga Anak Non Stunted

Pengeluaran Pangan
Keluarga Anak Stunted

28.1%

baik

31.3%

kurang

71.9%

baik
68.8%

kurang

Gambar 5. Distribusi Tingkat Pengeluaran Pangan Keluarga antara Anak SD
stunted dan non stunted

Berdasarkan

Gambar

5

dalam kategori kurang pada

didapatkan data bahwa tingkat

anak SD yang stunted lebih

pengeluaran pangan keluarga

besar dari pada pengeluaran

pangan keluarga pada anak SD

psikologis

maupun

sosial

yang

(Suhardjo,

1989).

Jika

pengeluaran pangan keluarga

keterbatasan

pangan

yang kurang

pada anak SD

dibagi dengan jumlah anggota

yang stunted sebesar 71.9%

keluarga yang semakin banyak,

dan untuk anak SD yang non

maka

stunted

31.3%..

mengalami kekurangan pangan,

Konsumsi pangan dimaksudkan

sehingga akan mempengaruhi

untuk

kesehatan dan keadaan status

non

stunted.

sebesar

Tingkat

memenuhi

kebutuhan

secara

biologis,

individu

harus

seseorang

akan

gizi.

2. Distribusi Tingkat Pengeluaran Non Pangan Keluarga
Pengeluaran Non Pangan
Keluaraga Anak Stunted
100

Pengeluaran Non Pangan
Keluarga Anak Non Stunted

93.8%

80

80

65.6%

60

60

34.4 %

40
40

non
stunted

stunted

20

20

6.3%

0

0
baik

lebih

baik

lebih

Gambar 6. Distribusi tingkat Pengeluaran Non Pangan Keluarga antara Anak SD
Stunted dan Non Stunted
Berdasarkan

Gambar

6

lebih

besar

didapatkan data bahwa tingkat

pengeluaran

pengeluaran

dari
non

pada
pangan

non

pangan

keluarga pada anak SD yang

termasuk

kategori

stunted. Tingkat pengeluaran

lebih pada anak SD non stunted

non pangan keluarga yang lebih

keluarga

pada anak SD non stunted

hasil pendapatan dialokasikan

adalah

untuk

sebesar

34.4%

dan

pengeluaran

pangan

untuk anak SD stunted sebesar

maupun non pangan karena

6.3%. Tingkat pengeluaran non

ditabung.

pangan baik sebesar 93.8%

pangan terbesar adalah untuk

pada keluarga anak stunted

biaya pendidikan, sumbangan,

dikarenakan untuk mencukupi

rokok, bahan bakar, pulsa dan

kebutuhan

transportasi.

pangan

keluarga

Pengeluaran

non

masih kurang, dan tidak semua
Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu
Tingkat Pendidikan Ibu
Anak Stunted

Tingkat Pendidikan Ibu
Anak Non Stunted

dasar
50%

43.8%

50%
lanjut

56.3%

dasar
lanjut

Gambar7. Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu antara Anak SD Stunted dan Non
Stunted
Berdasarkan gambar 7 di

ibu pada anak SD yang stunted lebih

atas dapat dilihat bahwa pendidikan

besar dari pada ibu pada anak SD

dasar (Tidak Tamat SD, Tamat SD,

non stunted, masing-masing sebesar

Tidak Tamat SMP dan Tamat SMP)

50% dan 43.8%.

Distribusi Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu
Tingkat Pengetahuan Ibu
Anak Stunted

34.4%

Tingkat Pengetahuan Ibu
Anak Non Stunted

37.5%

baik
tidak baik

65.6%

baik
62.5%

tidak baik

Gambar 8. Distribusi Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu antara Anak SD Stunted
dan Non Stunted
Berdasarkan Gambar 8 didapatkan

merupakan faktor risiko kejadian

data bahwa tingkat pengetahuan gizi

stunted, pengetahuan ibu tentang

ibu tidak baik pada anak SD yang

gizi akan menentukan perilaku ibu

stunted lebih besar dari pada tingkat

dalam menyediakan makanan untuk

pengetahuan gizi ibu pada anak SD

anaknya (Nasikhah, 2012). Nutrisi

non stunted, masing-masing stunted

yang

sebesar 65.6% dan anak SD non

mempengaruhi pertumbuhan anak

stunted

dan

sebesar

37.5%.

baik

dan

status

cukup

gizi

akan

anak.

Pengetahuan gizi ibu tentang gizi

3. Perbedaan Tingkat Pendidikan Ibu antara Anak Stunted dan Non Stunted
Tabel 12 . Perbedaan Tingkat Pendidikan Ibu antara Anak SD Stunted dan
Non Stunted

Status Gizi Anak
SD
Stunted
Non Stunted

N
32
32

Pendidikan Ibu (Tahun
Tempuh)
9.28
10.12

p value
0.514

Berdasarkan

lama

tahun

dari sembilan tahun. Tingkat

tempuh pendidikan ibu pada

Pendidikan

anak stunted dan non stunted

merupakan

ada perbedaan, tetapi hasil uji

langsung memberikan pengaruh

statistik dengan menggunakan

terhadap

status

uji Mann-Whitney, didapatkan

Faktor

yang

dengan p-value sebesar 0.514

mempengaruhi

yang

ada

seseorang adalah jenis dan

perbedaan tingkat pendidikan

jumlah pangan yang dikonsumsi

ibu antara anak SD stunted dan

seseorang (Khomsan, 2004).

non

berarti

stunted

tidak

di

wilayah

Rata-rata tingkat pendidikan
ibu

pada

responden

berpendidikan
menempuh

lanjut

pendidikan

adalah

bukanlah

faktor

yang

gizi

anak.

langsung
status

gizi

Beberapa faktor lain yang
dapat

Kecamatan Kartasura.

ibu

menyebabkan

anak

pendek yaitu kecukupan nutrisi,
penyakit infeksi dan lingkungan

yaitu

yang

lebih

2010).

tidak

sehat

(Depkes,

4. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu antara Anak Stunted dan Non
Stunted
Tabel 13 . Perbedaan Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu antara Anak SD
Stunted dan Non Stunted

Status Gizi Anak
SD

N

Tingkat Pengetahuan
Gizi ibu (skor)

p value

Stunted
Non Stunted

32
32

71.82
79.88

0.016

Berdasarkan
Pengetahuan gizi dapat
diperoleh

melalui

pendidikan

hasil

uji

statistik dengan menggunakan uji
Mann-Whitney,

formal maupun informal. Selain

dengan

itu,

0.016 yang berarti ada perbedaan

dapat

diperoleh

dengan

nilai

didapatkan
p-value

melihat, mendengar sendiri, atau

tingkat

melalui

komunikasi

antara anak SD stunted dan non

seperti, membaca surat kabar

stunted di wilayah Kecamatan

dan majalah, mendengar siaran

Kartasura.

alat-alat

pengetahuan

sebesar

gizi

ibu

radio dan menyaksikan siaran
televisi

maupun

penyuluhan

kesehatan/gizi (Suhardjo, 2003).
5. Perbedaan Tingkat Pengeluaran Pangan Keluarga antara Anak Stunted dan
Non Stunted
Tabel 14 . Perbedaan Tingkat Pengeluaran Pangan Keluarga antara Anak SD
Stunted dan Non Stunted
Status Gizi Anak
N
% Pengeluaran Pangan
p value
SD
Stunted
32
46.62
0.008
Non Stunted
32
57.27
dibawah
50.66%
untuk
pengeluaran

pangan,

sedangkan pada anak SD non
tingkat

stunted

persentase

pengeluaran pangan keluarga

57.27%

ini

anak SD yang stunted adalah

karena

lebih

46.62%

menurut Badan Pusat Statistik

Persentase

ini

tergolong

dalam

kriteria kurang karena masih

(BPS).

sebesar

tergolong
dari

baik

50.66%

Hasil penelitian menunjukkan

hewani

dalam

seminggu,

keluarga pada anak stunted

sedangkan pada keluarga anak

rata-rata

stunted

pengahasilan

yaitu

rata-rata

dapat

berkisar antara Rp 950.000-

mengkonsumsi hanya 1 sampai

4.500.000,

2

dari

total

kali

dalam

seminggu.

pendapatan tersebut sebesar

Berdasarkan hasil uji statistik

46.62%

dengan menggunakan uji Mann-

membeli

digunakan
kebutuhan

untuk
pangan,

Whitney,

didapatkan

sedang pada keluarga anak non

nilai

stunted berkisar Rp 1.145.000-

yang berarti ada perbedaan

6.000.000,

sebesar

tingkat

digunakan

untuk

kebutuhan

antara anak SD stunted dan

pangan keluarga.

Perbedaan

non

57.27%

terlihat yaitu pada kemampuan

p-value

dengan

sebesar

pengeluaran

stunted

di

0.008

pangan

wilayah

Kecamatan Kartasura.

membeli sumber lauk hewani,
pada keluarga anak non stunted
rata-rata dapat mengkonsumsi
3 kali sampai 4 kali sumber lauk
6. Perbedaan Tingkat Pengeluaran Non Pangan Keluarga antara Anak Stunted
dan Non Stunted
Tabel 15 . Perbedaan
Tingkat Pengeluaran Non Pangan
Status Gizi Anak
SD
Stunted
Non Stunted

N
32
32

Keluarga antara Anak SD Stunted
dan Non Stunted
% Pengeluaran Non
Pangan
25.03
39.97

p value
0.001

Pengeluaran

non

pangan

keluarga

dapat

meliputi

kemampuan

untuk

memenuhi

kebutuhan

biaya

keluarga

yang

terbesar

adalah untuk biaya pendidikan,
transportasi,

pulsa,

bahan

pendidikan,

bakar, rokok dan sumbangan.

kesehatan, sandang, sumbangan,

Akan tetapi rokok dan pulsa

transportasi, listrik, air, bahan

lebih

bakar, peralatan dan perabotan

pengeluaran untuk membayar

rumah dan lain-lain

tagihan listrik maupun membeli

Hasil penelitian menunjukkan
keluarga pada anak stunted
rata-rata

pengahasilan

gas

besar

untuk

2

kali

dari

memasak

dalam

sebulan .

yaitu

Berdasarkan hasil uji statistik

berkisar antara Rp 950.000-

dengan menggunakan uji Mann-

4.500.000,

Whitney,

dari

total

pendapatan tersebut sebesar

nilai

didapatkan

p-value

dengan

sebesar

0.001

yang berarti ada perbedaan
25.03%
membeli

digunakan

untuk

kebutuhan

non

tingkat pengeluaran non pangan
keluarga

antara

anak

SD

pangan, sedang pada keluarga

stunted dan non stunted di

anak non stunted berkisar Rp

wilayah Kecamatan Kartasura.

1.145.000-6.000.000,
39.97%

digunakan

sebesar
untuk

KESIMPULAN DAN SARAN
Ada

perbedaan

tingkat

pangan

pengetahuan gizi ibu, tingkat

keluarga. Hasil penelitian ini

pengeluaran pangan dan non

menunjukkan pengeluaran non

pangan keluarga antara anak

pangan

SD stunted dan anak SD non

kebutuhan

non

stunted di wiliayah Kartasura

stunted

Kabupaten Sukoharjo.

stunted di wiliayah Kartasura

Tidak ada perbedaan tingkat

dan

anak

SD

non

Kabupaten Sukoharjo.

pendidikan ibu pada anak SD
DAFTAR PUSTAKA
SARAN
Hasil

penelitian

diharapkan

dapat

ini
menjadi

bahan penelitian lebih lanjut,
dan perlu dilakukan penelitian
dengan

faktor-faktor

terhadap

status

gizi

kesehatan

seperti

badan,

dan

asupan makan serta dengan
sampel yang lebih banyak.
Bagi Puskesmas kartasura 1,
diharapkan dari hasil penelitian
ini dapat membuat program
kerja pengukuran status gizi
secara

berkala

di

Depkes RI. 2010. Laporan Riset
Kesehatan Dasar 2010.
Badan Penelitian dan
Pengembangan
Kesehatan. Jakarta

risiko

genetik, aktivitas fisik, poa asuh
ibu,

Badan Pusat Statistik. 2013. Survei
Sosial
dan
Ekonomi
Nasional
2013.
BPS.
Jakarta

sekolah-

Khomsan, A. 2004. Pangan dan Gizi
untuk Kesehatan. Jakarta:
PT.
Raja
Grafindo
Persada.
Nasihah, R. 2012. Faktor Risiko
Kejadian Stunting pada
Balita Usia 24-36 Bulan Di
Kecamatan
Semarang
Timur. Artikel Penelitian.
Fakultas
Kedokteran.
Universitas Diponegoro
Onis, M., Blossner, M., and Borghi,
E. 2011. Prevalence and
Trends of Stunting Among
Pre-School Children 19902020.
Public
Health
Nutrition: 15(1), 142-148.
Diakses 10 Desember
2012

sekolah untuk mendeteksi dini
status

gizi

anak

sekolah,

sehingga masalah gizi dapat
ditanggulangi dengan cepat.

Santoso, S. dan Ranti, AL. 2004.
Kesehatan dan Gizi. PT.
Asdi Mahasatya. Jakarta
.
Soehardjo. 2003. Berbagai Cara
Pendidikan Gizi. Bumi
Aksara. Jakarta

Sudiman, H. 2008. Stunting Awal
Perubahan Patologis atau
Adaptasi
karena
Perubahan
Sosial
Ekonomi
yang
Berkepanjangan.
Media
Litbang
Kesehatan
Volume XVIII Nomor 1
Tahun 2008

Dokumen yang terkait

POLA PEMBERIAN ASI DAN PENGETAHUAN IBU (ANALISIS PERBEDAAN BALITA STUNTED DAN NON STUNTED)

0 4 9

PERBEDAAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU, PENGETAHUAN GIZI IBU, PENGELUARAN PANGAN DAN NON PANGAN KELUARGA PADA ANAK SD Perbedaan Tingkat Pendidikan Ibu, Pengetahuan Gizi Ibu, Pengeluaran Pangan Dan Non Pangan Keluarga Pada Anak SD Yang Stunted Dan Non Stunted D

0 0 17

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Pendidikan Ibu, Pengetahuan Gizi Ibu, Pengeluaran Pangan Dan Non Pangan Keluarga Pada Anak SD Yang Stunted Dan Non Stunted Di Wilayah Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 2 7

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PANGAN-NON PANGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK Hubungan Antara Tingkat Pendapatan Dan Pengeluaran Pangan-Non Pangan Keluarga Dengan Status Gizi Anak Prasekolahdi Kelurahan Semanggi Dan Sangkrah, Keca

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PANGAN-NON PANGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK Hubungan Antara Tingkat Pendapatan Dan Pengeluaran Pangan-Non Pangan Keluarga Dengan Status Gizi Anak Prasekolahdi Kelurahan Semanggi Dan Sangkrah, Keca

0 1 12

PERBEDAAN FREKUENSI MORBIDITAS ANTARA ANAK STUNTED DAN NON STUNTED DI LINGKUNGAN KUMUH PERKOTAAN PERBEDAAN FREKUENSI MORBIDITAS ANTARA ANAK STUNTED DAN NON STUNTED DI LINGKUNGAN KUMUH PERKOTAAN DI WILAYAH SURAKARTA.

0 0 17

PENDAHULUAN PERBEDAAN FREKUENSI MORBIDITAS ANTARA ANAK STUNTED DAN NON STUNTED DI LINGKUNGAN KUMUH PERKOTAAN DI WILAYAH SURAKARTA.

0 0 8

DAFTAR PUSTAKA PERBEDAAN FREKUENSI MORBIDITAS ANTARA ANAK STUNTED DAN NON STUNTED DI LINGKUNGAN KUMUH PERKOTAAN DI WILAYAH SURAKARTA.

0 0 4

NASKAH PUBLIKASI Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein Dan Zat Gizi Mikro Antara Anak Balita Stunting Dan Non Stunting Di Kelurahan Kartasura Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 0 16

PERBEDAAN STATUS GIZI BALITA PADA IBU YANG BEKERJA SHIFT DAN NON SHIFT DI KECAMATAN Perbedaan Status Gizi Balita Pada Ibu Yang Bekerja Shift dan Non Shift di Kecamatan Kartasura.

0 0 13