(B. Sosial) Strategi Penanganan Berbasis Masyarakat bagi Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Provinsi Jawa Tengah.

(B. Sosial)
Strategi Penanganan Berbasis Masyarakat bagi Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Provinsi Jawa
Tengah
Kata kunci : ABH, Perlindungan Anak, Partisipasi Masyarakat
Liestyasari, Siany Indria; Agustinawati, Eva
LPPM UNS, Penelitian, DP2M Dikti, Hibah Penelitian Strategis Nasional, 2012
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahun. Tahun pertama bertujuan untuk mengidentifikasi: (1)
persoalan ABH di tingkatan masyarakat, (2) strategi penanganan yang dilakukan oleh Negara, (3) potensi
local masyarakat yang bisa dikembangkan untuk penanganan ABH. Semua identifikasi tersebut bermuara
untuk menemukan strategi (model) penanganan ABH berbasis masyarakat.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode research and development
(R&D). Di tahun pertama pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk melakukan identifikasi dan
analisis kebutuhan yang berkaitan dengan penyusunan strategi penanganan berbasis masyarakat bagi
ABH. Sumber data primer digali melalui FGD dan wawancara mendalam sementara sumber data
sekunder digali melalui studi dokumentasi. Informan penelitian ditetapkan secara purposive. Validitas
data dilakukan dengan menggunakan trianggulasi sumber sementara metode analisis data menggunakan
teknik analisis interaktif. Lokasi penelitian dipilih di empat Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah yaitu
Kota Salatiga, Kota Surakarta, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Kebumen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) fenomena ABH semakin lama semakin besar. Di setiap lokasi
penelitian terdapat ABH dengan karakteristik mayoritas adalah anak laki-laki, berusia 15 – 18 tahun,
kasus yang didakwakan adalah pencurian, persetubuhan, pengeroyokan dan pelecehan seksual serta

hampir semua ABH yang ditemukan sedang menjalani masa tahanan di rutan masing-masing Kab/kota.
(2) Penanganan yang dilakukan oleh Negara (penegak hukum) dimulai dari adanya pelaporan,
penyidikan, penuntutan, persidangan dan menjalani masa hukuman. Berbagai kelemahan yang muncul
dari penanganan ABH oleh Negara adalah bahwa penjara tidak merupakan solusi untuk memecahkan
persoalan kriminal yang dilakukan oleh anak, penanganan oleh Negara mengkerdilkan peran masyarakat
dalam persoalan anak sehingga masyarakat selalu lepas tangan ketika ada persoalan ABH, penegak
hukum selalu terbentur dengan juklak dan juknis yang ada di masing-masing lembaga sehingga
penerapan restorative justice belum bisa dilakukan, sementara itu belum terbangunnya perspektif hak
anak yang komprehensif dalam lembaga penegak hukum dan masyarakat membuat prinsip restorative
justice menjadi hal yang tidak lazim dilakukan. (3) Potensi local masyarakat diantaranya adalah adanya
kelompok local yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan penanganan ABH berbasis masyarakat yang
disinergiskan dengan LSM dan Dinas setempat. Sementara itu strategi penanganan berbasis masyarakat
yang diusulkan dalam penelitian ini memuat empat tahap yakni tahap pencegahan, tahap pengurangan
resiko, tahap penanganan kasus dan tahap penanganan pasca kasus.