Panduan Praktis bagi Pengusaha untuk Mem
Ringkasan isi Kode Praktik, buku Panduan praktis serta daftar Kasus, Bagan dan Alat
Kode praktik untuk pengusaha: 1. Pendahuluan 2. Prinsip-prinsip Untuk Mempromosikan Kesetaraan Kesempatan Dan Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja 3. Kemungkinan Metode Pelaksanaan 4. Lampiran: Daftar Untuk Pengusaha Pada Prinsip Kerja Untuk Promosi Kesetaraan
Panduan praktis dalam lima bagian: Buku 1: Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama
Kata Pengantar Pendahuluan 1. Apa arti dari kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja? 1.1 Apakah kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja? 1.2 Non-diskriminasi: Konsep-konsep utama dalam Konvensi ILO No.111 dan hukum Indonesia
Buku 2: Kasus Bisnis Untuk Kesetaraan
1. Mengapa pengusaha harus peduli tentang kesetaraan? 2. Apa yang dapat majikan lakukan untuk mendorong kesetaraan?
Buku 3: Kesetaraan Dalam Praktik Perusahaan 1. Praktik-praktik perekrutan yang adil 2. Perlakuan yang adil selama bekerja
3. Menciptakan lingkungan kerja yang produktif 4. Kesetaraan dalam praktik bisnis perusahaan
Buku 5: Sumber Daya Pendukung Eksternal Untuk Manajemen Kesetaraan Pada Perusahaan
1. Organisasi pengusaha 2. Otoritas negara, organisasi pekerja dan kelompok masyarakat sipil 3. Belajar dari pengalaman di luar negeri 4. Sumber informasi dari ILO
Bibliograi Studi Kasus
Buku 2: Kasus Bisnis Untuk Kesetaraan 1. Contoh kasus 1. Kasus bisnis yang menarik untuk tempat kerja kemitraan,
keragaman dan kesetaraan - Irlandia 2. Contoh Kasus 2. Kepemimpinan perempuan dan proitabilitas perusahaan 3. Contoh Kasus 3. Keanekaragaman dalam manajemen perusahaan-perusahaan
Eropa
iv
Buku 3: Kesetaraan Dalam Praktik Perusahaan 1. Contoh Kasus 4. Penggunaan diskriminatif tes seleksi - Inggris Raya 2. Contoh Kasus 5. Stereotip gender di Indonesia 3. Contoh Kasus 6. Praktik yang baik pada perlindungan kehamilan dari PT. Dewhirst
Company 4. Contoh Kasus 7. Dhamawangsa Hotel Jakarta dan penyandang disabilitas.
Buku 5: Sumber Dukungan Eksternal Untuk Manajemen Kesetaraan Pada Perusahaan 1. Contoh Kasus 8. Hong Kong Komisi Persamaan Kesempatan - Hong Kong, Cina
Bagan Buku 1: Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Kunci Dan Prinsip
1. Bagan 1: Tiga komponen deinisi diskriminasi berdasarkan Konvensi No.111 Buku 4: Mengelola Kesetaraan Di Tempat Kerja
1. Bagan 2: Mengelola Kesetaraan Di Tempat Kerja
Alat Buku 1: Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama
1. Tips Manajemen 1. Yang dilarang untuk diskriminasi 2. Tips Manajemen 2. Kenali berbagai bentuk diskriminas 3. Tips Manajemen 3. Ketentuan kesetaraan dalam hukum nasional
Buku 2: Kasus Bisnis Untuk Kesetaraan 1. Tips Manajemen 4. Pikirkan tentang bisnis Anda 2. Tips Manajemen 5. Diskriminasi dalam SA8000 dan ISO26000 3. Tips Manajemen 6. Daftar Periksa: Seberapa baik adalah bisnis Anda lakukan
dalam manajemen kesetaraan? Buku 3: Kesetaraan Dalam Praktik Perusahaan
1. Tips Manajemen 7. Kriteria yang tidak boleh ada di iklan lowongan kerja 2. Tips Manajemen 8. Kapankah karakteristik pribadi menjadi persyaratan yang melekat dari pekerjaan?
3. Tips Manajemen 9. Menyadari bias 4. Tips Manajemen 10. Yang dapat dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam Wawancara
5. Tips Manajemen 11. Bagaimana mendeinisikan “nilai” dari pekerjaan? Buku 4: Mengelola Kesetaraan Di Tempat Kerja
1. Tips Manajemen 12. Peta jalan non-diskriminasi 2. Tips Manajemen 13. Contoh kebijakan kesempatan yang sama 3. Tips Manajemen 14. Contoh langkah-langkah kesetaraan khusus yang diambil di
empat Kerja
tingkat perusahaan - Selandia Baru 4. Tips Manajemen 15. Ingat peran manajer menengah dan supervisor 5. Tips Manajemen 16. Contoh Prosedur untuk menangani keluhan-keluhan terkait
diskriminasi
Buku 4: Mengelola Kesetaraan di T
Buku
Panduan Praktis bagi Pengusaha
untuk Mempromosikan Kesetaraan dan
Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia
vi
Kata Pengantar APINDO
Prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja merupakan prinsip dasar ketenagakerjaan yang juga sudah temuat dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pada dasarnya, prinsip ini bermaksud untuk menjunjung harkat dan martabat
manusia dalam mewujudkan keadilan sosial dan ekonominya. Bagi kalangan pelaku usaha, prinsip ini pun telah diterima secara sebagai standar universal demi mencapai eisiensi pasar
dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Berbagai pengaturan kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendukung penerapan
prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi. Sejumlah perusahaan tertentu juga telah memiliki kebijakan khusus dalam perusahannya untuk menerapkan prinsip ini. Namun tantangan di lapangan tetap lah ada. Berbagai praktik diskriminatif di tempat kerja masih sering ditemui. Kaum perempuan, kalangan minoritas dan kelompok rentan lainnya masih berpeluang besar mengalami perlakuan yang diskriminatif ini.
Dengan mengeluarkan Panduan Praktis dan Kode Praktik bagi Pengusaha untuk Mempromosikan Kesetaraan dan Mencegah Diskriminasi di Tempat kerja, APINDO telah mengambil langkah pro-aktif untuk membantu kalangan pengusaha di Indonesia untuk
menerapkan prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja. Kode Praktik berisikan prinsip-prinsip umum yang diserap dari perundang-undangan ketenagakerjaan di Indonesia
dan juga Konvensi ILO khususnya Konvensi tentang Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1951 (No. 111) dan Konvensi Upah yang sama untuk pekerjaan yang setara yang nilainya, 1951 (No. 100). Sementara Panduan Praktis memuat pengejawantahan prinsip-prinsip umum tadi secara lebih terperinci dalam bentuk langkah-langkah praktis. Panduan Praktis ini dipilah
menjadi 5 buku sesuai temanya agar lebih mudah dipergunakan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kantor ILO Jakarta dan proyek ILO MAMPU yang telah
memberikan masukan teknis dan bantuan dalam penyusunan dan penerbitan Kode Praktik dan Panduan Praktis ini. Kami berharap bahwa kedua bahan acuan ini dapat memberikan
masukan dan manfaat tidak hanya kepada pengusaha, tapi juga kepada mitra APINDO; pekerja dan pemerintah, untuk bersama-sama menerapkan prinsip non-diskriminasi dan kesetaraan
di tempat kerja. Jakarta, 1 Oktober 2013
empat Kerja
Sofjan Wanandi Ketua Umum
Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPN APINDO)
Buku 4: Mengelola Kesetaraan di T
vii
Buku
Panduan Praktis bagi Pengusaha
untuk Mempromosikan Kesetaraan dan
Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia
viii
Kata Pengantar ILO
Non diskriminasi serta peluang dan perlakuan yang sama dalam pekerjaan merupakan hak ketenagakerjaan dasar dan fundamental bagi pencapaian keadilan sosial dan pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Prinsip hak atas kesetaraan dalam peluang kerja dan
perlakuan memungkinkan orang dari segala ras, jenis kelamin, agama, latar belakang sosial atau etnis, status kesehatan atau disabilitas untuk melakukan cara mereka keluar dari kemiskinan dan untuk menghidupi keluarga mereka.
Kesetaraan peluang dan perlakuan dalam pekerjaan merupakan bagian integral dari Agenda Kerja Layak ILO dan Program Kerja Layak Nasional di Indonesia. ILO mempromosikan peluang bagi perempuan dan laki-laki untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan produktif dalam
kondisi bebas, adil, aman dan bermartabat. Konvensi tentang Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 (No. 111) diadopsi oleh negara-negara anggota ILO pada tahun 1958 dan diratiikasi oleh Indonesia pada tahun 1999. Ini tetap menjadi instrumen internasional yang
paling komprehensif yang didedikasikan untuk mempromosikan kesetaraan peluang dan perlakuan di dunia kerja. Menyusul ratiikasi Konvensi ILO, Indonesia telah memasukkan prinsip-
prinsip kesetaraan dalam pekerjaan di UU Ketenagakerjaan (UU No.13 Tahun 2003). Konvensi ILO No.111 dan UU Ketenagakerjaan memberi kerangka untuk panduan yang dicantumkan di
dalam Pedoman Praktis dan Kode Praktik mengenai kesetaraan dalam pekerjaan . Pengusaha yang berhasil dapat memahami bahwa mengupayakan kesetaraan di tempat kerja
memberikan keunggulan kompetitif atas perusahaan dan pengusaha yang melakukan praktik- praktik diskriminatif. Melalui penerapan prinsip-prinsip kesetaraan dan non - diskriminasi,
pengusaha mampu menarik dan mempertahankan bakat terbaik, mendukung inovasi yang lebih besar dan menikmati lingkungan kerja yang produktif. Penghapusan diskriminasi dalam pekerjaan juga merupakan bagian integral untuk mewujudkan globalisasi yang adil.
Pedoman Praktis dan Kode Praktik ini disusun melalui kemitraan antara Proyek MAMPU ILO dan APINDO. Pedoman ini terbagi ke dalam lima booklet terpisah. Pedoman ini dirancang untuk mendukung pemahaman praktis pengusaha tentang bagaimana menerapkan prinsip-prinsip
kesetaraan dalam pekerjaan di tempat kerja mereka. Kami berharap bahwa Pedoman dan Kode Praktik bagi pengusaha untuk mempromosikan
kesetaraan dan mencegah diskriminasi di tempat kerja di Indonesia ini akan mengilhami para pengusaha untuk mempromosikan dan mewujudkan prinsip-prinsip kesetaraan dan non
diskriminasi di tempat kerja mereka.
empat Kerja
1 Oktober 2013
Peter van Rooij Direktur, ILO Kantor Jakarta
Buku 4: Mengelola Kesetaraan di T
ix
Buku
Panduan Praktis bagi Pengusaha
untuk Mempromosikan Kesetaraan dan
Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia
Kata Pengantar
ILO MAMPU – Akses pada Ketenagakerjaan dan Pekerjaan yang Layak mempromosikan kesetaraan dalam dunia kerja bagi pekerja. Ini diupayakan melalui beberapa strategi, seperti kemitraan dan peningkatan kapasitas dengan pengusaha Indonesia. Komitmen pengusaha untuk menyikapi diskriminasi dalam dunia kerja dan mempromosikan kesetaraan kesempatan
kerja adalah langkah penting menuju pencapaian kesetaraan substantif bagi perempuan di Indonesia.
Perempuan yang berasal dari kelompok etnis atau agama minoritas atau yang memiliki disabilitas atau masalah kesehatan tertentu seperti HIV dan AIDS lebih rentan lagi terhadap bentuk- bentuk diskriminasi dan menghadapi ketidakmujuran berganda dalam pasar tenaga kerja. Dengan mengenali kerentanan khusus pada kelompok perempuan tersebut dan
bahwa diskriminasi berbasis gender hanyalah satu dari sekian banyak bentuk diskriminasi yang ditemukan dalam dunia kerja, Pedoman praktis dan Kode Praktik yang dikembangkan bersama APINDO ini memberikan panduan bagi pengusaha tentang bagaimana mencegah dan menyikapi diskriminasi dalam dunia kerja berdasarkan landasan yang berbeda-beda, seperti
jenis kelamin, etnisitas, agama, ras, akar sosial, nasionalitas, status kesehatan, disabilitas dan pandangan politik.
Proyek ILO MAMPU ingin mengucapkan terima kasih kepada APINDO atas komitmennya mengupayakan kesetaraan dalam pekerjaan dan atas peran utamanya dalam mengembangkan
dan menyebarluaskan pedoman praktis tentang kesetaraan kesempatan dan perlakuan kepada para pengusaha di Indonesia.
Pengembangan panduan bagi pengusaha tentang keseteraan dan non-diskriminasi ini bermula di Cina melalui upaya Marja Paavilainen, Nelien Haspels dan Tim De Meyer. Proyek ILO MAMPU hendak berterima kasih kepada rekan-rekan kerja dalam Tim Pekerjaan yang Layak ILO atas
sumbangsihnya dalam pengembangan Pedoman dan Kode Praktik ini. Kami juga hendak berterima kasih pada Australian Aid, selaku penyandang dana Proyek ILO
MAMPU, atas dukungannya yang baik dan komitmennya untuk mempromosikan kesetaraan bagi perempuan di Indonesia.
Kami berharap bahwa selanjutnya pengusaha akan menggunakan Panduan dan Kode Praktik ini dalam mempekerjakan, memberhentikan dan proses pengambilan keputusan terkait
sumber daya manusia.
1 Oktober 2013
Miranda Fajerman, Kepala Penasehat Teknis MAMPU – Akses pada Ketenagakerjaan dan Pekerjaan yang Layak bagi Perempuan, ILO Jakarta
PENDAHULUAN
Dengan senang hati Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) bekerja sama dengan Kantor Perburuhan Internasional (ILO), menyajikan Kode praktik dan buku Panduan menyertainya, untuk membantu pengusaha dalam mempromosikan kesetaraan dan mencegah diskriminasi
di tempat kerja di Indonesia. Buku Panduan terdiri dari lima bagian:
1. Kesetaraan dalam Pekerjaan: Konsep dan Prinsip Utama
2. Kasus Bisnis untuk Kesetaraan
3. Kesetaraan dalam Praktik Perusahaan
4. Mengelola Kesetaraan di Tempat Kerja
5. Sumber Dukungan eksternal untuk Manajemen Kesetaraan di Perusahaan
Kami berharap bahwa Panduan ini bermanfaat bagi Anda dan dapat digunakan. Kami menyambut umpan balik untuk perbaikan selanjutnya bagi kebijakan-kebijakan Anda terkait
kesetaraan dan non-diskriminasi.
empat Kerja
Buku 4: Mengelola Kesetaraan di T
Buku
Panduan Praktis bagi Pengusaha
untuk Mempromosikan Kesetaraan dan
Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia
I. MERENCANAKAN DAN MENERAPKAN LANGKAH-LANGKAH KESETARAAN
Memastikan bahwa semua kebijakan dan praktik manajemen sumber daya manusia bebas dari diskriminasi membutuhkan sebuah pendekatan sistematis untuk mengelola kesetaraan
di tempat kerja. Tindakan meninjau dan merevisi kebijakan sumber daya manusia, melatih staf yang bertanggung jawab atas perekrutan dan manajemen sumber daya manusia, dan memasukkan kesetaraan ke dalam budaya perusahaan sebaiknya diambil sebagai bagian dari rencana aksi kesetaraan perusahaan yang terencana dan terstruktur dengan baik. Rencana aksi kesetaraan perusahaan kerap didasarkan pada kebijakan kesetaraan yang menyatakan komitmen perusahaan terhadap kesetaraan. Rencana aksi kesetaraan seringkali mencakup serangkaian kegiatan dan langkah tindakan airmatif yang diimplementasikan mengikuti sebuah pendekatan bertahap, mulai dari penilaian dan menentukan target dan langkah penerapan dan mengukur kemajuan yang dicapai. (Lihat bagan 2.)
Bagan 2: Langkah-langkah dasar manajemen kesetaraan 1
3) MEMUTUSKAN 6) MENGKOMUNIKASIKAN
Bab ini menjelaskan langkah-langkah utama manajemen kesetaraan yang memberikan panduan praktis bagi manajer tentang bagaimana cara menerapkan langkah-langkah kesetaraan di tingkat perusahaan. Untuk gambaran langkah-langkah utama untuk mengintegrasikan non-diskriminasi ke
dalam praktik sumber daya manusia perusahaan Anda lihat Tips Manajemen 13. Peta jalan non-diskriminasi empat Kerja di bawah.
1 Diadaptasi dari UN Global Compact: UN global compact management model (New York, 2010). Buku 4: Mengelola Kesetaraan di T
Buku
Panduan Praktis bagi Pengusaha
untuk Mempromosikan Kesetaraan dan
Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia
Tips Manajemen 12
Peta jalan non-diskriminasi
Mengidentiikasi w Kaitkan non-diskriminasi dengan prioritas perlunya strategi
usaha.
non-diskriminasi w Dapatkan dukungan manajemen puncak terhadap prakarsa-prakarsa. w Identiikasilah manfaat bisnis dari non-
diskriminasi.
Mempersiapkan w Analisislah komposisi tenaga kerja. informasi dasar
w Analisislah komposisi pasar tenaga kerja lokal. w Dapatkan informasi mengenai ketentuan
perundang-undangan.
Meninjau dan w Pindahlah ke sistem berbasis kompetensi. mengubah kebijakan
w Pastikan perekrutan tidak didasarkan pada perekrutan
spesiikasi pribadi. w Latihlah para manajer tentang perekrutan non-
diskriminatif.
Menilai praktik w Identiikasilah praktik yang berpotensi pengupahan
diskriminatif. w Lakukan audit kesenjangan pengupahan bagi perempuan dan kelompok minoritas.
Menerapkan w Tentukan kebijakan anti-pelecehan. kebijakan anti
w Komunikasikan kebijakan tersebut kepada pelecehan
tenaga kerja. w Latihlah para manajer tentang kebijakan
tersebut. w Berikan dukungan kepada pekerja yang
dilecehkan.
Menyusun kebijakan w Buatlah kebijakan cuti melahirkan. ramah keluarga
w Doronglah kerja leksibel bila memungkinkan. w Pertimbangkan kemungkinan menyediakan
tempat penitipan anak. w Pertimbangkan cara untuk mengakomodasi
ibu menyusui.
Memahami w Ketahui batas-batas budaya di masyarakat keragaman budaya
tempat Anda beroperasi. dan agama
w Latihlah dan kembangkan para manajer agar memahami perbedaan budaya. w Sesuaikan praktik tempat kerja untuk memfasilitasi praktik budaya dan agama bila
memungkinkan.
Melibatkan w Periksalah persyaratan perekrutan Anda: kelompok yang
apakah benar-benar diperlukan? kurang terwakili
w Pertimbangkan cara memberikan pelatihan dalam angkatan
bagi karyawan potensial untuk meningkatkan kerja Anda
kesempatan kerja mereka. w Pertimbangkan apakah Anda dapat bekerja dengan pemerintah, organisasi pekerja
dan pemangku kepentingan lain untuk mengembangkan potensi kelompok yang kurang terwakili.
w Kajilah cara pekerjaan dapat disesuaikan Merancang strategi
untuk mengakomodasi penyandang untuk menangani
disabilitas.
isu disabilitas dan w Miliki sistem manajemen kesehatan kesehatan
yang bertujuan untuk merehabilitasi atau mengintegrasikan kembali karyawan yang
memiliki masalah kesehatan jangka panjang. w Susunlah kebijakan tentang HIV/AIDS.
Mengkomunikasikan w Pastikan manajer dan tenaga kerja Anda mengetahui standar perilaku yang diharapkan
dari mereka dan mengetahui kebijakan perusahaan.
w Biarkan komunitas terpinggirkan tahu tentang
program-program Anda. w Tekankan keuntungan positif dari non- diskriminasi dengan semua pemangku
kepentingan.
Sumber: International Finance Corporation: Good practice note: Non-discrimination and equal opportunity, No.5
(Januari 2006).
1.1. Berkomitmen pada kesetaraan, mengadopsi sebuah kebijakan kesetaraan
Pengusaha yang memperhatikan kesetaraan harus mengadopsi kebijakan kesetaraan untuk secara formal berkomitmen terhadap prinsip kesetaraan kesempatan dan perlakuan dalam praktik sumber daya manusia perusahaan mereka. Sama seperti kebijakan utama perusahaan lainnya, kebijakan kesetaraan harus disusun dengan cermat dan disetujui oleh dewan direksi perusahaan. Dukungan manajemen senior yang kuat sangat penting untuk keberhasilan
empat Kerja
pelaksanaan kebijakan kesetaraan. Setelah diadopsi, kebijakan harus diumumkan dan diedarkan di tempat kerja. Banyak perusahaan sukses yang memilih untuk juga memasukkan komitmen mereka terhadap ketenagakerjaan setara ke dalam misi dan nilai inti mereka.
Kebijakan kesetaraan harus disusun dengan cermat dan dengan berkonsultasi dengan organisasi pekerja atau perwakilan karyawan lain . Sifat kebijakan kesetaraan dan cara
Buku 4: Mengelola Kesetaraan di T
Buku
Panduan Praktis bagi Pengusaha
untuk Mempromosikan Kesetaraan dan
Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia
implementasinya bervariasi dari perusahaan ke perusahaan, misalnya tergantung pada ukuran dan kebutuhan operasional perusahaan. Perusahaan-perusahaan kecil, misalnya, mungkin
memerlukan kadar formalitas lebih rendah. Namun, terdapat unsur-unsur umum yang harus muncul di seluruh kebijakan kesetaraan.
Pedoman penyusunan kebijakan kesetaraan
w Terbitkan kebijakan tersebut dalam bentuk tertulis. w Nyatakan Komitmen perusahaan terhadap kesetaraan di seluruh kebijakan dan
praktik sumber daya manusia. Tegaskan bahwa tidak ada diskriminasi atau pelecehan yang akan ditoleransi di perusahaan.
w Tentukan dasar-dasar diskriminasi yang dicakup oleh kebijakan tersebut. Pastikan bahwa setidaknya dasar-dasar yang tercantum di dalam undang-undang dicakup, dan tambahkan lagi bila memungkinkan.
w Publikasikan kebijakan tersebut melalui papan pengumuman perusahaan, buletin staf, buku panduan karyawan, e-mail dan sejenisnya sehingga staf tahu bahwa kebijakan tersebut ada.
w Tentukan cakupan kebijakan dengan mencantumkan keputusan perekrutan dan ketenagakerjaan yang prinsip kesetaraan akan diterapkan.
w Nyatakan secara eksplisit komitmen dewan direksi perusahaan dan manajemen senior terhadap kebijakan kesetaraan. Buatlah kebijakan tersebut ditandatangani oleh dewan direksi atau kepala eksekutif perusahaan.
w Tugaskan seorang anggota manajemen senior untuk memegang tanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan tersebut dan memantau kemajuan.
w Angkatlah seorang koordinator kesetaraan untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan tersebut.
w Berikan pelatihan kepada manajer, penyelia dan staf tentang kesetaraan. w Lakukan audit kesetaraan di perusahaan untuk meninjau kebijakan dan praktik
sumber daya manusia yang ada dan untuk mendokumentasikan demograi staf saat ini di berbagai jenis pekerjaan di perusahaan tersebut.
w Berikan gambaran singkat tentang bagaimana kebijakan itu akan dilaksanakan
dan tujuannya. Rencanakan penyusunan sebuah rencana aksi untuk menentukan tindakan nyata dan langkah-langkah tindakan airmatif yang akan diambil.
w Uraikan bagaimana efektivitas kebijakan tersebut akan dipantau. w Sertakan sebuah uraian tentang bagaimana masalah dan pengaduan terkait
diskriminasi ditangani di tempat kerja. Prosedur penanganan pengaduan juga dapat diadopsi dalam sebuah dokumen terpisah.
Konsultasi dengan karyawan dan organisasi pekerja
Kebijakan kesetaraan harus disusun dengan berkonsultasi dengan organisasi pekerja atau perwakilan karyawan lain. Tujuan kebijakan hanya dapat dicapai jika karyawan menerima dilaksanakannya kebijakan tersebut dan mendukung pelaksanaan efektifnya. Konsultasi dengan karyawan dan organisasi pekerja harus dimulai pada tahap awal perumusan kebijakan dan dilanjutkan selama proses berlangsung.
Komitmen dari Dewan direksi dan manajemen senior
Kebijakan kesetaraan harus disetujui oleh dewan direksi perusahaan dan ditandatangani oleh pemilik atau kepala eksekutif (CEO). Dukungan dari CEO dan manajemen senior merupakan
salah satu faktor terpenting yang berkontribusi terhadap keberhasilan pelaksanaan langkah- langkah kesetaraan di perusahaan. Maka penting bagi CEO untuk memimpin dengan memberi
contoh dan melibatkan tim manajemen senior dalam pelaksanaan praktik ketenagakerjaan yang adil.
Untuk memperkuat tanggung jawab manajemen senior atas kesetaraan, akuntabilitas pribadi untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut dapat ditetapkan. Di banyak perusahaan terkemuka, manajer dan penyelia bertanggung jawab atas perilaku pribadi mereka serta memenuhi tujuan ketenagakerjaan yang adil, misalnya pengembangan dan mentoring pemimpin perempuan
atau mempekerjakan pekerja yang lebih tua. 2
Tips Manajemen 13
Contoh kebijakan kesempatan sama
Di bawah ini adalah contoh kebijakan kesempatan yang sama bagi UKM yang disusun oleh Hong Kong Equal Opportunities Commission. Equal Opportunities
Commission mendorong perusahaan-perusahaan untuk mengadaptasi kebijakan tersebut untuk kebutuhan khusus perusahaan mereka, mengadopsinya, dan mengesahkannya dengan stempel perusahaan.
Sampel kebijakan kesempatan sama _____[Tuliskan nama perusahaan]_____ adalah pengusaha persamaan
kesempatan. Ini berarti kami memastikan bahwa setiap pelamar pekerjaan dan karyawan memiliki kesempatan kerja yang sama. Anda
tidak akan dirugikan karena jenis kelamin, kehamilan, disabilitas, ras, status perkawinan atau status keluarga ______[tambahkan empat Kerja
2 ILO: As one employer to another… What is all this about EQUALITY? Bureau of Employers’ Activities (Jenewa, 1996); New Zealand Employers’ Federation: A guide for employers on discrimination in employment (Wellington, 1993); Hong Kong Equal Opportunities Commission: Equal opportunity essentials kit for SMEs (Hongkong); Singapore Centre for Fair Employment: Fair employment: Leading fair employment practices handbook (Singapura, 2009).
Buku 4: Mengelola Kesetaraan di T
Buku
Panduan Praktis bagi Pengusaha
untuk Mempromosikan Kesetaraan dan
Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia
Tips Manajemen 13
karakteristik lain yang ingin Anda cantumkan]_______ Anda selama Anda bekerja atau saat mengajukan lamaran pekerjaan kepada kami. Yang penting bagi kami adalah Anda adalah orang terbaik untuk pekerjaan tersebut dan Anda melaksanakan pekerjaan dengan baik. Di ______[tuliskan nama perusahaan]__ _____ kami percaya bahwa setiap orang memiliki hak untuk bekerja di lingkungan yang bebas
dari diskriminasi, pelecehan, itnah dan viktimisasi. Kami tidak akan mentoleransi perilaku semacam itu dalam keadaan apapun.
Diskriminasi Kami tidak akan mentoleransi diskriminasi langsung atau tidak
langsung berdasarkan jenis kelamin, kehamilan, disabilitas, ras, status perkawinan atau status keluarga or_____[tambahkan dasar lain]_____.
Diskriminasi langsung adalah bila Anda diperlakukan tidak adil karena jenis kelamin, disabilitas atau karakteristik Anda lainnya yang dilindungi lainnya yang disebutkan di atas. Contohnya, akan merupakan diskriminasi langsung bagi seorang peyelia bila menolak Anda mengikuti pelatihan karena Anda sedang hamil.
Diskriminasi tidak langsung adalah bila Anda diperlakukan dengan cara yang sama seperti orang lain tetapi Anda tidak atau tidak dapat memenuhi aturan, kondisi atau persyaratan kerja yang berlaku untuk
semua orang karena jenis kelamin, kehamilan, disabilitas, status perkawinan atau status keluarga Anda, dan banyak orang yang tidak memiliki karakteristik itu memenuhinya atau dapat memenuhinya,
dan tidak ada alasan yang sah untuk aturan atau persyaratan tersebut. (Contohnya, kebijakan untuk hanya mempekerjakan orang-
orang yang mampu berpindah dalam waktu singkat dapat merugikan orang-orang yang tanggung jawab keluarganya (misalnya orang yang memiliki anak kecil) menghalanginya pindah dengan cepat.
Namun, bukan merupakan diskriminasi tidak langsung jika kami, sebagai pengusaha Anda, dapat memberikan alasan yang sah untuk
persyaratan semacam itu.
Pelecehan Kami tidak akan mentoleransi pelecehan seksual, pelecehan
disabilitas, pelecehan ras or____[tambahkan pelecehan karakteristik lain yang ingin Anda cantumkan] ______. Pelecehan adalah perilaku
yang tidak diterima, tidak diminta dan tidak dibalas, dan yang kemungkinan akan membuat tempat kerja menjadi tidak nyaman dengan menghina, mempermalukan dengan serius, menyinggung atau
mengintimidasi seseorang. Seluruh karyawan bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri dan hendaknya tidak melakukan perilaku yang berpotensi menyinggung. Tidak mesti orang yang dilecehkan
Tips Manajemen 13
harus memberitahu Anda bahwa mereka terhina atau tersinggung dengan perilaku tersebut.
Penghinaan Penghinaan terhadap seorang karyawan karena disabilitasnya tidak
bisa diterima di tempat kerja ini. Penghinaan adalah kegiatan di muka umum yang menghasut kebencian, ejekan serius atau penghinaan terhadap seseorang karena disabilitasnya. Bila perilaku tersebut mengandung ancaman bahaya atau kerusakan properti, itu bisa menjadi penghinaan yang serius, yang merupakan tindak pidana.
Viktimisasi Kami tidak akan merugikan Anda karena mengadukan tindakan-
tindakan tidak sah di tempat kerja ini atau membantu orang lain untuk melakukannya. Kami memperhatikan laporan tentang diskriminasi,
pelecehan, itnah dan viktimisasi dengan sangat serius dan akan menangani pengaduan semacam itu dengan cepat, rahasia dan
seadil-adilnya. Siapa yang dicakup oleh kebijakan ini
Kebijakan ini mencakup manajemen, penyelia, seluruh karyawan, termasuk pekerja untuk komisi, staf lepas dan staf kontrak. Kebijakan ini juga mencakup pelanggan dan siapapun lainnya yang menjadi pengguna barang, jasa atau fasilitas kami.
Apa yang dicakup oleh kebijakan ini Kebijakan ini mencakup:
• Iklan lowongan pekerjaan. •
Perekrutan. •
Peluang pelatihan dan pengembangan. •
Alokasi Kerja. •
Shift, daftar karyawan, jam kerja dan lembur. •
Besaran dan paket gaji. •
Pengaturan cuti. •
Pengaturan dan cuti terkait kehamilan. •
Penilaian kinerja. • empat Kerja Prosedur disipliner.
• Restrukturisasi. •
Pemberhentian, pengurangan karyawan dan pemutusan hubungan kerja.
• Penyediaan barang, jasa dan fasilitas.
Buku 4: Mengelola Kesetaraan di T
Buku
Panduan Praktis bagi Pengusaha
untuk Mempromosikan Kesetaraan dan
Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia
Tips Manajemen 13
Penyelesaian masalah Jika Anda merasa Anda secara tidak sah didiskriminasi, dilecehkan,
diitnah atau dikorbankan, kami harap Anda memberitahu kami secepat mungkin sehingga kami dapat menyelesaikan isu atau
masalah tersebut sedini mungkin.
Kami memiliki prosedur untuk menangani masalah terkait EO. Kami tidak akan mengorbankan Anda karena mengungkapkan dan tidak akan mengizinkan
karyawan perusahaan ini untuk melakukannya. Karyawan yang didapati melakukan perilaku tidak sah bisa mendapat tindakan disiplin dan, dalam
kasus-kasus serius, diberhentikan.
____________________________________ Tanggal _____________________ Tanda tangan pelaksana usaha
/perusahaan/stempel perusahaan
Sumber: Diadaptasi dari Hong Kong Equal Opportunities Commission: Equal opportunity essentials kit for SMEs
(Hongkong).
1.2. Melakukan audit kesetaraan Peninjauan kebijakan dan praktik
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh setiap pengusaha yang berkomitmen untuk mempromosikan kesetaraan adalah meninjau kebijakan dan praktik manajemen sumber daya manusia perusahaan. Seluruh kebijakan, praktik dan prosedur yang ada mengenai perekrutan, pengupahan, hak atas manfaat, penentuan syarat dan ketentuan kerja, akses ke pelatihan kerja, kemajuan dan promosi, serta pemutusan kontrak kerja harus ditinjau dan
perlunya perubahan diidentiikasi. Tinjauan kebijakan dan praktik manajemen sumber daya manusia harus dilakukan dengan berkonsultasi dengan organisasi pekerja atau perwakilan karyawan lainnya.
Mengidentiikasi hambatan tersembunyi melalui penilaian tenaga kerja
Meninjau kebijakan dan praktik pada apa yang tampak di permukaan saja tidaklah cukup untuk mengidentiikasi seluruh hambatan terhadap kesetaraan dalam praktik manajemen
sumber daya manusia perusahaan. Sebagian besar hambatan terhadap kesempatan dan perlakuan yang sama adalah tersembunyi , dan hanya bisa diidentiikasi dengan menganalisa
ini dapat membantu mengidentiikasi kebijakan-kebijakan atau praktik-praktik yang (sengaja atau tidak sengaja) menciptakan perpecahan tak terlihat atau kelembagaan di kalangan
tenaga kerja. Cara penilaian tenaga kerja dilakukan dan kadar formalitas yang diperlukan akan bervariasi
menurut ukuran organisasi. Di sebuah organisasi kecil dengan struktur sederhana tinjauan informal untuk menilai penyebaran dan upah karyawan mungkin sudah cukup. Di organisasi
yang lebih besar dan lebih kompleks, analisis yang lebih formal mungkin diperlukan. Organisasi pekerja atau perwakilan karyawan lainnya harus selalu dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan penilaian tenaga kerja.
Pedoman menganalisa data dari penilaian tenaga kerja:
w Nilailah komposisi staf dalam hal jenis kelamin, etnis dan lain-lain di berbagai jenis pekerjaan di perusahaan, misalnya di setiap pengelompokan besar di dalam organisasi (misalnya manajer, administrasi, karyawan terampil atau tidak terampil),
masing-masing kelompok kerja (misalnya teknik mesin, pekerjaan proses) dan jenis ketenagakerjaan (misalnya kontrak jangka tidak ditentukan atau kontrak jangka tetap, penuh atau paruh waktu).
w Lihatlah orang seperti apa yang mengajukan lamaran untuk bekerja di perusahaan Anda, siapa yang Anda wawancarai dan siapa yang direkrut di perusahaan Anda.
w Tetapkan berapa besaran gaji untuk berbagai kelompok karyawan di perusahaan Anda.
w Bandingkan peringkat kinerja berbagai kelompok karyawan di perusahaan tersebut. w Pantaulah siapa yang mendaftar untuk kesempatan pelatihan di perusahaan Anda,
dan siapa yang diberi pelatihan dan di bidang kerja apa. w Pantaulah orang seperti apa yang mengajukan promosi di perusahaan Anda, dan
siapa yang dipromosikan. w Analisalah garis kemajuan , yaitu urutan pekerjaan dilalui oleh karyawan dalam
proses promosi. Tetapkan di tingkat mana para anggota dari berbagai kelompok karyawan bekerja untuk mengidentiikasi kemungkinan hambatan untuk promosi ketenagakerjaan. Analisalah apakah sebagian anggota staf berada dalam posisi
di mana mereka tidak dapat memanfaatkan sepenuhnya kemampuan dan bakat mereka.
w Analisalah siapa yang menyampaikan pengaduan di perusahaan Anda, dan untuk alasan apa.
empat Kerja
w Analisalah siapa yang tidak hadir atau sakit, dan untuk alasan apa. w Analisalah siapa yang Anda berhentikan dan siapa yang meninggalkan perusahaan,
dan untuk apa alasan.
Buku 4: Mengelola Kesetaraan di T
Buku
Panduan Praktis bagi Pengusaha
untuk Mempromosikan Kesetaraan dan
Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia
Saat menganalisa data lihatlah perbedaan yang signiikan antar kelompok pekerja (misalnya karyawan perempuan, laki-laki, etnis minoritas) dan identiikasilah tren selama periode waktu tersebut. Bila perbedaan yang signiikan ditemukan, alasanya harus dianalisa. Temuan dari
penilaian tenaga kerja akan menjadi dasar untuk menentukan langkah-langkah tindakan airmatif yang akan diambil di perusahaan sebagai bagian dari rencana aksi kesetaraannya.
Di sebagian besar kasus, penilaian tenaga kerja mengharuskan pengumpulan informasi pribadi , misalnya status perkawinan, etnis, atau usia, dari karyawan untuk tujuan analisa. Maka penting untuk menjelaskan kepada karyawan bahwa data yang dikumpulkan semata- mata untuk tujuan mengidentiikasi bidang-bidang yang perlu ditingkatkan dalam praktik
sumber daya manusia dan perusahaan dan mendeteksi perlunya mengadopsi langkah- langkah kesetaraan di perusahaan. Karyawan harus diyakinkan bahwa data pribadi mereka
akan ditangani secara rahasia. Dalam hal apapun, pemberian informasi pribadi harus selalu bersifat sukarela. 3
Audit keadilan upah (evaluasi pekerjaan obyektif)
Audit keadilan upah dilakukan untuk menilai apakah besaran gaji untuk berbagai pekerjaan di organisasi tersebut ditetapkan pada besaran yang adil dan setara. Audit keadilan upah fokus pada penilaian nilai berbagai pekerjaan, dengan membandingkan pengetahuan, upaya,
tanggung jawab dan kondisi kerja berbagai pekerjaan. Membandingkan nilai pekerjaan harus dilakukan melalui sebuah proses terencana dan
terstruktur yang bebas dari bias diskriminatif. Paling sering perusahaan mengangkat sebuah komite untuk merencanakan dan melaksanakan proses audit keadilan upah. Baik manajer
maupun perwakilan karyawan atau perwakilan organisasi pekerja harus terwakili di dalam komite tersebut.
Pedoman melakukan audit keadilan upah
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menerbitkan Pedoman untuk Pengusaha tentang Melakukan Evaluasi Upah yang Netral Gender pada tahun 2013. Pedoman ini memberikan
panduan langkah demi langkah kepada pengusaha tentang bagaimana cara melakukan evaluasi upah guna untuk memastikan pekerjaan bernilai sama mendapatkan upah sama.
3 ILO: As one employer to another… What is all this about EQUALITY? Bureau of Employers’ Activities (Jenewa, 1996); New Zealand Employers’ Federation: A guide for employers on discrimination in employment (Wellington, 1993); ACAS: Delivering equality and diversity (London, 2009).
Menentukan rencana aksi kesetaraan
Kebijakan kesetaraan yang diadopsi oleh perusahaan perlu didukung oleh tindakan nyata untuk meninjau dan mengubah kebijakan dan praktik perusahaan. Guna untuk memastikan berhasilnya pelaksanaan langkah-langkah kesetaraan, yang terbaik adalah merumuskan sebuah rencana aksi yang dengan jelas menentukan tujuan, langkah-langkah dan jadwal pelaksanaan.
Tujuan kesetaraan perusahaan harus ditentukan atas dasar kebutuhan dan tantangan yang teridentiikasi di dalam audit kesetaraan. Organisasi pekerja atau perwakilan karyawan lainnya harus diminta pendapatnya tentang penentuan tujuan dan pemilihan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut. Langkah-langkah tindakan airmatif khusus dapat ditentukan
untuk mengatasi tantangan yang teridentiikasi di dalam penilaian tenaga kerja.
Rencana aksi kesetaraan
Rencana aksi harus:
1. Menguraikan tujuan jangka pendek secara spesiik.
2. Menentukan langkah dan tindakan nyata yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Menetapkan penanggungjawab yang jelas untuk mencapai tujuan.
4. Menetapkan target waktu yang realistis.
5. Menetapkan prosedur untuk mengevaluasi tindakan yang dilakukan. 4 Beberapa contoh langkah-langkah rencana aksi meliputi:
Tujuan 1: Memastikan bahwa semua kebijakan dan praktik perekrutan bebas dari diskriminasi.
Langkah: Meninjau seluruh kebijakan dan prosedur perekrutan (termasuk formulir lamaran kerja dan dokumen perekrutan lainnya), dan
menghapuskan setiap unsur diskriminatif di dalamnya. Melatih semua staf yang terlibat dalam proses perekrutan tentang
praktik penyaringan dan wawancara yang non-diskriminatif. Menuliskan uraian pekerjaan dan pernyataan kompetensi
obyektif untuk semua pekerjaan.
Penanggung-jawab: Manajer senior bertanggung jawab atas kesetaraan. Departemen sumber daya manusia untuk melaksanakan tinjauan dan
empat Kerja
mengkoordinasikan kegiatan pelatihan.
Target waktu:
Dalam jangka 3 bulan.
4 Lihat New Zealand Employers’ Federation: A guide for employers on discrimination in employment (Wellington, 1993); ACAS: Delivering equality and diversity (London, 2009).
Buku 4: Mengelola Kesetaraan di T
Buku
Panduan Praktis bagi Pengusaha
untuk Mempromosikan Kesetaraan dan
Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia
Evaluasi: Departemen sumber daya manusia untuk memantau pelaksanaan kegiatan, dan mengevaluasi dampak pada hasil perekrutan aktual.
Tujuan 2: Menghapuskan segala bentuk pelecehan di tempat kerja. Langkah:
Mengembangkan, mempublikasikan dan melaksanakan kebijakan perusahaan tentang pelecehan dan menetapkan prosedur untuk menangani pengaduan terkait. Melatih seluruh
staf dan manajer mengenai kebijakan dan penggunaan prosedur pengaduan.
Penanggung-jawab: Manajer senior bertanggung jawab atas kesetaraan, departemen
sumber daya manusia.
Target waktu:
Dalam jangka 6 bulan.
Evaluasi: Departemen sumber daya manusia untuk memantau penggunaan prosedur pengaduan.
Langkah-langkah tindakan airmatif (tindakan positif)
Langkah-langkah tindakan airmatif adalah langkah-langkah khusus yang bersifat sementara untuk memperbaiki dampak diskriminasi di masa lalu atau yang masih berlanjut guna untuk membangun kesetaraan kesempatan dan perlakuan di antara berbagai kelompok karyawan
di perusahaan. Langkah-langkah ini menargetkan sekelompok karyawan atau pelamar kerja tertentu (misalnya perempuan atau laki-laki, pekerja penyandang disabilitas, pekerja etnis, atau pekerja yang lebih tua) yang kurang terwakili di perusahaan atau di beberapa jenis posisi tertentu di dalam perusahaan. Beberapa contoh di Indonesia mencakup kuota 30% yang ditetapkan untuk calon anggota parlemen perempuan dan kuota mempekerjakan 1 orang penyandang disabilitas untuk setiap 100 karyawan.
Langkah-langkah tindakan airmatif juga penting untuk memerangi segregasi pekerjaan horisontal dan vertikal berdasarkan prasangka, sikap atau gagasan stereotip tentang “jenis pekerjaan apa yang cocok untuk orang seperti apa”. 5 Beberapa cara yang dapat ditempuh
adalah dengan mempromosikan akses perempuan ke jangkauan pekerjaan yang lebih luas di Indonesia, termasuk pekerjaan di tingkat senior dan dalam pekerjaan biasanya didominasi oleh laki-laki.
Pengusaha harus menggunakan hasil audit kesetaraan untuk menentukan jenis langkah- langkah positif apa yang dibutuhkan di perusahaan tersebut untuk meratakan perwakilan
5 ILO: Equality and non-discrimination at work in China: Training Manual (Beijing dan Bangkok, 2010); New Zealand Employers’ Federation: A guide for employers on Discrimination in Employment (Wellington, 1993); ACAS: Delivering equality and diversity (London, 2009).
w Program perekrutan khusus. w Kursus pengembangan karir khusus. w Program mobilitas ke atas. w Tujuan, target atau kuota.
Langkah-langkah tindakan airmatif harus dimasukkan ke dalam rencana aksi kesetaraan perusahaan, dan tujuan, langkah-langkah, tanggung jawab, jangka waktu dan metode yang jelas untuk efektivitas pemantauan harus ditentukan untuk masing-masing langkah. Contohnya:
Tujuan 3: Meningkatkan perekrutan pelamar etnis minoritas secara bertahap sebesar 10 persen.
Langkah: Mencantumkan pemberitahuan khusus di dalam iklan pekerjaan untuk mendorong orang-orang etnis minoritas untuk mengajukan
lamaran. Menempatkan iklan di koran-koran dan pusat-pusat komunitas etnis minoritas. Melatih seluruh staf yang terlibat di dalam perekrutan tentang kesetaraan.
Penanggung-jawab: Manajer senior bertanggung jawab atas kesetaraan, departemen
sumber daya manusia.
Target waktu:
Dalam jangka 12 bulan.
Evaluasi: Departemen sumber daya manusia untuk memantau etnisitas karyawan baru.
Tujuan 4: Meningkatkan proporsi perempuan dalam posisi manajemen senior hingga 30 persen.
Langkah: Mengiklankan seluruh peluang pelatihan dan promosi secara terbuka dan mendorong perempuan untuk mendaftar. Memastikan bahwa pelatihan diselenggarakan sehingga
perempuan yang memiliki tanggung jawab keluarga juga dapat hadir. Memberikan konseling karir individual kepada perempuan
berkinerja baik yang memiliki potensi kepemimpinan. Target waktu:
Dalam jangka 3 tahun.
empat Kerja
Penanggung-jawab: Manajer senior bertanggung jawab atas kesetaraan, departemen
sumber daya manusia.
Evaluasi: Departemen sumber daya manusia untuk memantau jenis kelamin orang-orang yang dipromosikan.
Buku 4: Mengelola Kesetaraan di T
Buku
Panduan Praktis bagi Pengusaha
untuk Mempromosikan Kesetaraan dan
Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia
Tips Manajemen 14
Contoh langkah-langkah kesetaraan khusus yang diadopsi di tingkat perusahaan – Selandia Baru
Berikut ini adalah contoh strategi yang digunakan di dalam program kesetaraan yang berhasil di Selandia Baru.
Perekrutan •
Mengembangkan program perekrutan khusus untuk pekerjaan- pekerjaan di mana, misalnya, perempuan dan anggota kelompok etnis kurang terwakili. Upaya perekrutan mungkin melibatkan komunikasi
dengan jaringan yang relevan dan penggunaan pers dan radio etnis dll. •
Mengembangkan program masuk usia dewasa dan secara umum memfasilitasi masuknya kembali tenaga kerja melalui program
pelatihan ulang dan sejenisnya
• Berhubungan dengan kelompok-kelompok relevan untuk menentukan strategi untuk meningkatkan representasi mereka, misalnya dengan etnis minoritas atau pekerja penyandang disabilitas, baik dalam perusahaan ataupun masyarakat
• Berhubungan secara rutin dengan lembaga-lembaga pendidikan untuk memfasilitasi perekrutan anggota kelompok minoritas yang secara teknis dan secara profesional memenuhi syarat
• Meninjau iklan pekerjaan perusahaan dan materi informasi karir untuk menghapuskan bias yang ada dalam isi, bahasa dan gambar
• Secara berkala meninjau strategi perekrutan untuk melihat masih adanya bias
• Mengembangkan pelatihan mengenai teknik seleksi di mana kemungkinan sumber-sumber diskriminasi diuraikan dan dibahas
Pelatihan dan pengembangan staf •
Mengadakan kursus pengembangan karir yang tepat •
Memperluas kegiatan pelatihan untuk memberikan kursus ketrampilan dasar yang diperlukan misalnya keterampilan bahasa
lokal, menulis surat dan keterampilan dasar administrasi perkantoran. Akses ke kursus hendaknya tidak dibatasi pada orang yang sudah berada dalam posisi yang membutuhkan penggunaan keterampilan- ketrampilan ini
• Memberikan kursus induksi untuk seluruh karyawan, termasuk, bila relevan, untuk kelompok karyawan tertentu
• Menyediakan konseling karir individual dan memastikan bahwa seluruh karyawan diberitahu tentang layanan ini
Tips Manajemen 14
• Mengidentiikasi kebutuhan pelatihan untuk kelompok yang telah ditentukan melalui konsultasi dengan kelompok pekerja yang terkait
langsung •
Mendorong anggota kelompok-kelompok tertentu untuk mendaftarkan diri dalam program pelatihan baik eksternal maupun internal, dan
meninjau prosedur pengkadidatan kursus •
Mengadakan kursus orientasi kesetaraan berkala untuk seluruh staf, untuk memberikan informasi tentang kesetaraan dan untuk
meningkatkan kesadaran yang berkelanjutan akan perlunya promosi kesetaraan
• Memeriksa materi pelatihan yang ada untuk melihat adanya bias. Mengembangkan materi pelatihan baru untuk digunakan di dalam
kursus orientasi kesetaraan dan di segmen kesetaraan di dalam kursus pelatihan lain
• Memasukkan segmen kesetaraan ke dalam kursus pelatihan yang relevan, misalnya hubungan masyarakat, pengembangan penyelia,
keterampilan manajemen yang efektif, hubungan antar orang dan kursus efektivitas organisasi
Promosi dan peluang karir •
Mengembangkan program mobilitas ke atas untuk karyawan tingkat rendah sehingga mereka memiliki kesempatan untuk memperoleh
keterampilan yang akan memungkinkan mereka bersaing untuk posisi lebih tinggi, misalnya, melalui posisi yang “menjembatani”
• Menabrak stereotip kerja. Bukan hanya laki-laki, misalnya, yang menjadi ahli mesin atau bukan hanya perempuan yang menjadi
pendidik anak usia dini •
Melaksanakan program rancangan ulang pekerjaan dan rotasi pekerjaan
• Mengkompilasi daftar dan/atau inventaris keterampilan personil dengan menggunakan kriteria obyektif sehingga manajer menjadi lebih
tahu siapa yang tersedia untuk jabatan manajemen dan pekerjaan tingkat atas
• Memastikan bahwa prestasi yang relevan selalu menjadi kriteria dasar untuk setiap pengangkatan atau promosi, dan keragaman tim dan langkah-langkah empat Kerja tindakan airmatif dipertimbangkan secara
memadai.
Sumber: New Zealand Employers’ Federation: A guide for employers on Discrimination in Employment (Wellington, 1993).
Buku 4: Mengelola Kesetaraan di T
Buku
Panduan Praktis bagi Pengusaha
untuk Mempromosikan Kesetaraan dan
Mencegah Diskriminasi di Tempat Kerja di Indonesia
1.3. Menerapkan kebijakan dan rencana aksi kesetaraan Komunikasi internal
Kebijakan dan rencana aksi kesetaraan akan efektif hanya jika diumumkan kepada seluruh staf dan manajer. Staf dan manajer harus tahu apa perilaku atau praktik di tempat kerja
yang bisa dan tidak bisa diterima, dan apa hak-hak dan tanggung jawab mereka. Untuk memastikan bahwa kebijakan kesetaraan secara efektif dikomunikasikan kepada seluruh
karyawan, informasi mengenai kebijakan kesetaraan harus disertakan di dalam berkas-berkas yang diberikan kepada seluruh karyawan baru dan pembaharuan informasi rutin mengenai pelaksanaan kebijakan harus diberikan kepada seluruh staf. Beberapa cara yang dianjurkan untuk mengkomunikasikan praktik kesetaraan secara internal meliputi:
w pidato dan pesan CEO. w Buku pegangan karyawan, surat edaran SDM, buletin staf dan intranet perusahaan. w Selebaran, lembar informasi, brosur dan materi Humas lainnya yang mengumumkan
kebijakan kesetaraan dan menampilkan kisah-kisah keberhasilan. w Poster yang menekankan kesetaraan kesempatan dan perlakuan sebagai nilai inti
perusahaan. w Sesi brieing mengenai kebijakan pada saat rapat staf, acara perusahaan atau
lokakarya pelatihan. Pengusaha harus memastikan bahwa karyawan memiliki kemungkinan untuk mengkomunikasikan
pandangan, gagasan dan perhatian mereka terhadap pelaksanaan langkah-langkah kesetaraan di perusahaan. Komunikasi dua arah ini dapat dilakukan melalui mekanisme formal (misalnya kotak saran) atau diskusi informal. Bila perlu, komunikasi oleh karyawan harus dijaga
kerahasiaannya. Pelaksanaan langkah-langkah kesetaraan di perusahaan harus dilakukan dengan berkonsultasi dengan organisasi pekerja atau perwakilan karyawan lainnya.
Pelatihan kesetaraan
Melatih manajer, penyelia dan staf yang terlibat dalam pengambilan keputusan perekrutan dan ketenagakerjaan tentang kesetaraan adalah sangat penting untuk keberhasilan
suatu kebijakan kesetaraan. Hanya jika manajer tahu bagaimana cara untuk memastikan kesetaraan di setiap keputusan terkait manajemen sumber daya manusia yang mereka buat,
maka diskriminasi dapat dihapuskan dalam praktik perusahaan. Pelatihan harus fokus pada pemberian keterampilan praktis dan alat untuk melaksanakan proses perekrutan yang adil dan mengelola tim kerja yang beragam kepada manajer. Manajer juga harus diberi saran tentang
bagaimana cara mengembangkan potensi anggota tim sembari memanfaatkan perbedaan yang dibawa oleh masing-masing anggota tim. Pelatihan kesetaraan yang diberikan kepada seluruh staf dan manajer juga dapat membantu mengubah cara staf dan manajer memandang perbedaan, yang mendorong mereka untuk melihat keragaman sebagai sumber kekuatan perusahaan. 6
6 Lihat Singapore Centre for Fair Employment, Fair employment: Leading fair employment practices handbook (Singapura, 2009); Hong Kong Equal Opportunities Commission: Equal opportunity essentials kit for SMEs (Hongkong).
18
19
Buku 4: Mengelola Kesetaraan di T
empat Kerja
Menunjuk seorang koordinator kesetaraan
Pengusaha harus menunjuk seorang koordinator kesetaraan untuk mengkoordinasikan penerapan kebijakan dan rencana aksi kesetaraan. Tergantung pada kebutuhan perusahaan,
jabatan koordinator kesetaraan penuh waktu dapat dibentuk, atau tanggung jawab untuk koordinasi kesetaraan dapat dijadikan sebagai bagian dari tugas seorang karyawan yang
ada. Yang paling sering, koordinator kesetaraan adalah seseorang di departemen sumber daya manusia perusahaan.
Koordinator kesetaraan harus melapor langsung kepada manajer senior yang bertanggung jawab untuk kesetaraan. Tugas utama koordinator adalah memastikan bahwa langkah-langkah
yang ditetapkan di dalam rencana aksi kesetaraan diterapkan dalam jangka waktu yang disepakati untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan dalam kebijakan dan rencana aksi.
Koordinator harus mengambil peran aktif dalam memfasilitasi perubahan di dalam perusahaan melalui pelibatan karyawan dan manajer di semua tingkatan, dan menciptakan kesadaran tentang pentingnya kesetaraan. Dia juga harus memberikan saran dan bantuan praktis kepada manajer lini dalam memastikan bahwa praktik-praktik sumber daya manusia yang sama diterapkan di semua tingkatan. Koordinator juga harus menjadi titik kontak pertama bagi karyawan yang merasa bahwa mereka telah didiskriminasikan atau dilecehkan di tempat kerja.
Ingatlah peran manajer menengah dan penyelia
Berhasilnya pelaksanaan praktik ketenagakerjaan yang adil yang diberlakukan oleh manajemen puncak membutuhkan keterlibatan dan dukungan positif manajer menengah dan penyelia. Manajer menengah dan penyelia juga