Mundur, Langkah Paling Santun.

123
17
OJan

.
18

Pikiran Rakyat
o Selasa 0 Rabu 0

Sen;n
19

ePeb

Mundur,

4

5


6

20

21

o Mar

OApr

7
22

(!)

9

23

OMel


OJun

Langkah

Paling Santun

S

ECARA defacto (fakta), pemakzulan terjadi
sepanjang sejarah dan
waktu di banyak negara, ada
yang diturunkan melalui people power (demontrasi) dan
atau mengundurkan diri dengan damai. Mengundurkan
diri bagi pemimpin yang tidak
kredibel merupakan cara termudah dan tercepat,
bukankah kita sudah menyaksikan bagaimana pergantian satu rezim ke rezim
lainnya, mulai dari Orde
Lama ke Orde Barn; Orde
Barn ke Orde Reformasi pada tahun 1998, dan semuanya

memiliki risiko dan biaya sosial yang sangat mahal, baik materi maupun jiwa. AIih-alih para elite politik yang berkuasa
tetap belum mampu belajar bagaimana mengelola negara ini
dengan optimal dan profesional untuk sebuah perubahan
yang lebih baik bagi mayoritas rakyat.
Lembaga politik kenegaraan yang terbentuk melalui
demokratisasi dikonstruksi sesuai selera para penguasa dan
teralienasi dari rakyat pemilihnya. Sebagai contoh, aksi
demonstrasi tanggal 28 Januari 2010 banyak ditanggapi
berbeda dari cara berdemo sebagai sebuah gerakan massal
yang soot dikontrol dalam alam demokrasi dan kebebasan
HAM, dan para elite kali ini seolah "lupa" bahwa Orde Reformasi lahir tanpa mengindahkClJl etika demonstrasi, begitu juga dalam kasus pemakzulan Soeharto dan Gus Dur.
Terlalu banyak elite formal negeri ini yang tak sadar diri
akan eksistensi dan perannya, sikap reaktif, dan bermainmain di area politik praktis sebagai "topeng" untuk mengelabui hasrat kemaruknya dalam kekuasaan. Ini diperankan
atas nama identitas politik, agama, budaya, dan keyakinan
kelompok yang sangat eksklusif dan sentralistik. Mereka
melupakan substansi dan akar permasalahan yang telah,
sedang, dan akan terjadi dalam masyarakat. Bukankah identitas yang dimiliki dan dikelola dalam praksis apa pun tak
pe,!!1ah,!;!tuhgan selalu dinamisZ

_ _


0

Kam;s
10
24

12

11
25

OJul

o Sabtu 0 M;nggu

Jumat
26

13

27

0 Ags OSep

14
28

OOkt

15
29
ONov

16
30

31

ODes


'T'raksis kenegaraan adalah satu politik idenfitas yang
dibangun atas kesepakatan melalui proses demo~i
(pemilu) dan payung hukum positif yang dicipta lewat kesepakatan bersama pula. Demikian juga pemakzulan e;(itenegara bukanlah sesuatu yang harns dinaifkan apalagi dibuat
"sulit", oleh karena mereka (para elite) dilahirkan atas nama
demokrasi. Permainan politik yang elegen dan santfin adalah
tindakan mengundurkan diri dengan damai saja, jiJta merasa
sudah tidak mampu oleh komunitas sendiri dan atap oleh
masyarakat luas. Arogansi kekuasaan yang dibangun atas kepentingan sekolompok elite formal yang bermasalaI:,. dan
mencoba ditutup-tutupi, apalagi dibela habis-hab~n, sementara rakyat di luar kekuasaan merasa sudah bo!jan dan
bingung dengan sepak terjang para elite negara, sei;ljngga
potensi pemakzulan hanyalah wujud dari ketidakpuasan
rakyat yang akumulatif yang sudah berlangsung lama dibiarkan.
Dari dua dim~nsi di atas baik secara defacto maupun de
jure, merupakan alternatif yang akan kembali pada kesadaran dan kemauan rakyat. Karena, melalui kedtianya, pemakzulan elite formal dimungkinkan terjadi. Yangjadi persoalan dan tantangannya adalah sejauhmana kemauan politik (political will) para elite yang ada pada lembaga politik
formal dan informal mampu memberi bukti kuat dan dapat
dipertanggungjawabkan baik secara hukum? SaJ