Memperluas Akses Publik Pada Informasi Pemberantasan Korupsi.

o Senin --o Selasa
4

123
17

@

o Jan

0

19
Peb

6

5
20

21


o Mar

OApr

.

Rabu

o Kamis
8
23

7
22

9
24

OJun


OMei

0 Jumat
10
25

o Sabtu
12

11
26

0 Jul 0 Ags

13
27

-.-


o Sep

28

0

Diet

Memperluas AksesPublikPada
Informasi Pemberantasan
Korupsi
..

g ~

_ _

'"' ~:.L

~_


_

podium
OSI PRATIWI SASMITA
Mahasiswa Administrasi Negara
FISIP Universitas Padjadjaran Bandung

SATV hal yang sangatpenting kita catatsaat iniadalah
besamya perhatian masyarakat, terutama kalangan
intelektual dan pemuda,
terhadap memanasnya hubungan antara tiga lembaga
penega hukum di Indonesia, yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian RI (polri), dan Kejaksaan Agung (Kejagung)..
Hal tersebut adalah bukti
betapa signifikannya peran
publik dalam mendorong
keterbukaan hal-hal yang
sebelumnya tidak diketahui
masyarakat dalam proses
pemberantasan

korupsi.
Kini ban yak peristiwa-peristiwa hukum yang berhubungan dengan pemberantasan korupsi terakses dengan mudah dan cepat oleh
berjuta-juta masyarakat Indonesia.
Meningkatnya daya tarik
kasus-kasus pemberantasan
korupsi di mata publik ini
tentu akan menjadi modal
dasar bagi penguasa untuk
melegitimasi program-program antikorupsi
secara
masu. Diharapkan hal tersebut bisa memberi roadmap
(peta jalan) yang jelas terhadap masa depan pemberantasan korupsi di Indonesia.
Tanpa maksud mencampuradukan an tara proses
law enforcementyang semestinya independent dengan
opini publik yang dalam
konteks tertentu bisa saja
keliru, proses penegakan
hukum, khususnya pemberantasan korupsi sudah
sepatutnyalah
mendapat

dukungan luas dari publik.
Pasalnya, progr.?mjangka

-

.-.

panjang pemberantasan
korupsi adalah buah dari
kemauan politik (politioal
will) penguasa yang dipilih
oleh mayoritas rakyat. Dapat dikatakan salah satu
program andalan Susilo
Bambang
Yudhoyono
(SBY) saat kembali mencalonkan did sebagai Presiden
RI adalah melanjutkan prograp1 pemberantasan
korupsi yang pada dekade sebelurnnya telah relatif terbukti mampu mengangkat
citra politik SBY di mata
konstituen.

Berangkat dari asumsi
tersebut, maka proses penegakan hukum dan pemberantasan korupsi adalah
satu hal, sedangkan dukungan publik merupakan hal
yang lainnya. Namun tak
dapat dipungkiri, kedua hal
ini adalah ibarat dua sisi
mata uang.
Pemberantasan korupsi
mesti tetap berjalan, apapun
rintangannya, namun jika
penegak-penegak
hukum
yang concern dalam pemberantasan korupsi (KPK,Polri,
dan Kejaksaan) tidak bisa
membuktikan bahwa apa
yang mereka lakukan adalah
dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat akan
keadilan, maka wajar jika
yang tumbuh dan menyesaki

ruang publik adalah resistensi dan keraguan.
Dan antipati masyarakat
ini justru akan semakin
meluap, jika yang tampak
di permukaan tidak hanya
arogansi penegak-penegak
hukum yang melahirkan
impotensi
dalam
berkomunikasi dengan publik,
D,
__.;8