ANALISIS RAGAM KALIMAT PADA WACANA KONSULTASI MAJALAH PARAS EDISI JANUARI-DESEMBER 2012 Analisis Ragam Kalimat Pada Wacana Konsultasi Majalah PARAS Edisi Januari-Desember 2012.

(1)

ANALISIS RAGAM KALIMAT PADA WACANA KONSULTASI

MAJALAH PARAS EDISI JANUARI-DESEMBER 2012

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan

Guna mencapai derajat Sarjana S-1

Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Oleh:

DITA LESTY SUMASTO A 310050004

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

ANALISIS RAGAM KALIMAT PADA WACANA KONSULTASI MAJALAH PARAS EDISI JANUARI-DESEMBER 2012

Dita Lesty Sumasto, A 310050004, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 134 halaman.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan ragam kalimat berita, tanya dan perintah yang terdapat pada wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012, (2) Mengetahui frekuensi pemunculan ragam kalimat berita, tanya dan perintah pada wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah ragam kalimat yang terdapat dalam wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012. Data dalam penelitian ini berupa wacana konsultasi yang berisi tentang tanya jawab suatu masalah. Sumber data dalam penelitian ini adalah majalah Paras edisi Januari-Desember 2012. Pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik catat. Analisis data menggunakan metode agih dengan teknik lanjutan Bagi Unsur Langsung (BUL) dan padan dengan teknik lanjutan pilah penentu, selain itu juga juga menggunakan angka untuk mendeskripsikan frekuensi pemunculan ragam kalimat. Hasil penelitian menyimpulkan wacana konsultasi dalam penelitian ini menggunakan 3 ragam kalimat, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah. Berdasarkan ketiga macam kalimat tersebut yang paling banyak digunakan adalah kalimat berita yaitu 432 kali yang terdiri dari kategori verba 228 kali, ajektiva 60 kali, nomina 80 kali, numeralia 12 kali, adverbia 47 kali, dan demonstrativa 6 kali. Sementara kalimat tanya sebanyak 131 kali, yang terdiri dari 33 kalimat tanya apa, 37 kalimat tanya bagaimana, 1 kalimat tanya mana, 2 kalimat tanya mengapa, 1 kalimat tanya berapa, 4 kalimat tanya menggunakan menggunakan tanda tanya, 53 Kalimat tanya menggunakan partikel –kah. Sedangkan kalimat perintah sebanyak 117 kali yang terdiri dari 6 kalimat perintah halus, 18 kalimat perintah permohonan, 3 kalimat perintah permintaan, 4 kalimat perintah larangan, 2 kalimat perintah peringatan, 1 kalimat perintah harapan, 80 kalimat perintah transitif aktif, dan 2 kalimat perintah berbentuk kalimat berita.


(7)

A. PENDAHULUAN

Majalah merupakan suatu bagian dari komunikasi massa yang memiliki karakteristik berbeda dengan media cetak lainnya. Karakteristik majalah dapat dilihat dari isi pesan yang disajikan oleh majalah. Pesan yang disajikan oleh majalah biasanya dapat dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup panjang dengan jumlah halaman yang banyak serta pesan lebih dalam dan beragam karena frekuensi terbitnya sebulan sekali. Daya tarik dari sebuah majalah adalah cover dan perpaduan berbagai warna. Selain itu, tagline dari majalah itu sendiri menentukan daya tarik pembaca terhadap suatu majalah (Anggraini, 2012: 2).

Peterson menjelaskan arti majalah dalam bukunya yang berjudul “Media Massa dan Masyarakat Modern”. Peterson mengatakan bahwa majalah modern muncul sebagai media massa terutama karena perannya sebagai penghubung sistem pemasaran, seperti halnya koran. Selama bertahun-tahun majalah mampu merangkum aneka selera dan kepentingan yang luas, tidak seperti media yang lainnya. Sebagian besar majalah yang ada terfokus pada khalayak homogen tertentu atau kelompok-kelompok yang kepentingannya sama. Tidak seperti koran, sirkulasi majalah umumnya berskala nasional bahkan internasional. Berfokus pada selera atau bidang tertentu, majalah bisa meraih khalayak dari berbagai kelas sosial, tingkat pendapatan, atau pendidikan di seluruh penjuru negara (Reswari, 2010: 3).

Berdasarkan karakteristik di atas, muncul ragam majalah dengan segmentasi khusus, salah satunya adalah majalah Paras. Hal ini dikarenakan majalah tersebut mempunyai banyak peminat di kalangan masyarakat terutama pada kaum wanita karier dan ibu-ibu rumah tangga. Mereka tertarik dikarenakan majalah ini menonjolkan tentang wawasan Islami yang modern dan memberikan penyuluhan yang berguna tentang fakta yang sedang menjadi masalah dalam masyarakat.

Majalah Paras menampilkan beberapa rubrik antara lain; cakrawala, gaya hidup, humanitas, reguler, pesona. Selain itu wacana yang ditampilkan pun beraneka ragam antara lain; wacana pendidikan, kesehatan, konsultasi,


(8)

syariah agama dan fashion muslim. Berdasarkan keanekaragaman wacana di atas, peneliti lebih tertarik untuk menganalisis wacana konsultasi. Konsultasi adalah sebuah proses dialog yang mengarah kepada sebuah keputusan yang di dalamnya terdapat aktivitas berbagi serta bertukar informasi dalam rangka untuk memastikan pihak yang berkonsultasi agar mengetahui lebih dalam tentang suatu tema. Terdapat berbagai macam ragam kalimat berdasarkan maknanya dalam wacana konsultasi, antara lain; kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan ragam kalimat berita, tanya dan perintah yang terdapat pada wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012, dan 2) mengetahui frekuensi pemunculan ragam kalimat berita, tanya dan perintah pada wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012. B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pengkajian jenis ini bertujuan untuk mengungkapkan data sebagai media informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti dan penuh nuansa untuk menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal (indikator atau kelompok), keadaan, fenomena dan tidak terbatas pada pengumpulan data meliputi analisis interpretasi (Sutopo, 2002: 8-10). Menurut Mahsun (2007: 18) sebagai bahan penelitian, maka di dalam data terkandung objek penelitian (gegenstand) dan unsur lain yang membentuk data yang disebut konteks (objek penelitian). Objek dalam penelitian ini adalah ragam kalimat berdasarkan makna yang terdapat dalam wacana konsultasi majalah Paras

edisi Januari-Desember 2012. Data dalam penelitian ini berupa kalimat konsultasi yang berisi tentang tanya jawab suatu masalah yang terdapat dalam majalah Paras edisi Januari-Desember 2012. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah ragam kalimat berdasarkan makna yaitu kalimat berita, tanya dan perintah.


(9)

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik catat yaitu cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis (Mahsun, 2007: 92). Data penelitian dikumpulkan dengan cara menyimak dan membaca, kemudian dilanjutkan dengan teknik catat yaitu pencatatan ragam kalimat berdasarkan makna dalam wacana konsultasi tersebut.

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis data. Analisis data merupakan suatu aktivitas mengurai atau memburaikan data untuk melahirkan kaidah data untuk melahirkan kaidah atau kaidah-kaidah yang berkenaan dengan fokus penelitian dengan menggunakan metode, teknik, dan alat (Muhammad, 2011: 222). Selanjutnya akan dianalisis menggunakan metode padan. Metode ini akan dilakukan oleh teknik dasar pilih unsur penentu (PUP). Teknik PUP dengan daya pilih sebagai pembeda reaksi, maka satuan lingual atau dapat dibedakan menjadi tiga kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah dalam wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Ragam kalimat berita, tanya dan perintah yang terdapat pada wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012

Berikut ini ragam kalimat berdasarkan maknanya yang terdapat dalam wacana konsultasi majalah Paras Edisi Januari-Desember 2012. a. Kalimat Berita

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Ciri-ciri kalimat berita adalah 1) isinya memberitahukan, 2) diakhiri dengan tanda titik, 3) intonasinya yang menyertai kalimat jelas. Kalimat berita dibagi menjadi enam kategori, yaitu:


(10)

1) Verba adalah kategori yang hanya dilakukan dalam hal kemungkinannya satuan itu didampingi partikel tidak dalam konstruksi dan dalam hal tidak dapat didampingi satuan itu dengan partikel di, ke, dari, atau dengan partikel seperti sangat, lebih, agak. (1) Saya pernah membaca buku Risalah Salat Subuh. (Paras,

Edisi Januari 2012: 104)

Data (1) kata membaca merupakan kalimat berita yang bersusun biasa, dan predikatnya verba.

(2) Ada salah satu hadis menerangkan bahwa salat di rumah bagi perempuan itu lebih baik dengan alasan fitnah. (Paras, Edisi Januari 2012: 104)

Data (2) kata menerangkan merupakan kalimat berita yang bersusun biasa, dan predikatnya verba.

2) Ajektiva adalah kategori yang ditandai oleh kemungkinannya untuk 1) bergabung dengan partikel tidak, 2) mendampingi nomina, 3) didampingi partikel lebih, sangat, agak, 4) mempunyai ciri-ciri morfologis, 5) dibentuk menjadi nomina dengan konfiks ke-an.

(1) Dari peristiwa ini, kini saya semakin memperketat perhatian. (Paras, Edisi Januari 2012: 105)

Data (1) kata perhatian merupakan kalimat berita yang bersusun biasa, dan predikatnya ajektiva.

(2) Rambut susah diatur dan rontok. (Paras, Edisi Januari 2012: 106)

Data (2) kata susah merupakan kalimat berita yang bersusun biasa, dan predikatnya ajektiva.

3) Nomina adalah kategori yang secara sintaksis 1) tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak, 2) mempunyai potensi untuk didahului oleh partikel dari.

(1) Saya seorang ibu rumah tangga yang sering ditawari bisnis on line. (Paras, Edisi Januari 2012: 104)

Data (1) kata seorang ibu rumah tangga merupakan kalimat berita yang bersusun biasa, dan predikatnya nomina.

(2) Tidak ada gharar (unsur judi). (Paras, Edisi Januari 2012: 104) Data (2) kata gharar (unsur judi) merupakan kalimat berita


(11)

4) Numeralia adalah kategori yang dapat 1) mendampingi nomina dalam konstruksi sintaksis, 2) mendampingi numeralia lain, 3) tidak dapat bergabung dengan tidak atau sangat.

(1) Uang saya menjadi tiga juta. (Paras, Edisi Januari 2012: 104) Data (1) kata tiga juta merupakan kalimat berita yang bersusun biasa dengan numeralia.

(2) Kalau bisnis untung ia akan mendapat 50%. (Paras, Edisi Januari 2012: 104)

Data (2) kata 50% merupakan kalimat berita yang bersusun inversi dengan numeralia.

5) Adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi ajektifa, numeralia, atau preposisi dalam konstruksi sintaksis

(1) Saat ini sedang marak bisnis melalui jalur virtual. (Paras, Edisi Januari 2012: 104)

Data (1) kata sedang merupakan kalimat berita yang bersusun biasa, dan predikatnya adverbia.

(2) Paling besar berusia sekitar 15 tahun. (Paras, Edisi Januari 2012: 105)

Data (2) kata paling merupakan kalimat berita yang bersusun biasa dengan adverbia.

6) Demonstrativa adalah kategori yang berfungsi untuk menunjukkan sesuai di dalam maupun di luar wacana.

(1) Di sini saya tampilkan dua desain. (Paras, Edisi Januari 2012: 107)

Data (1) kata di sini merupakan kalimat berita yang bersusun inversi dengan demonstrativa.

(2) Akhir-akhir ini demam korea sudah melanda Indonesia. (Paras, Edisi Februari 2012: 139)

Data (2) kata ini merupakan kalimat berita yang bersusun inversi dengan demonstrativa.

b. Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Ciri-ciri kalimat tanya adalah 1) menambah kata tanya apa, siapa, bagaimana, mengapa, kapan, 2) membalikkan urutan kata, 3) memakai kata bukan atau tidak, 4) mengubah intonasi kalimat, 5) memakai kata tanya. Berikut kategori


(12)

kalimat tanya yang terdapat dalam majalah Paras edisi Januari-Desember 2012.

1) Kalimat tanya apa

(1) Apa yang harus saya lakukan? (Paras, Edisi Januari 2012: 105)

Data (1) adalah kalimat tanya yang terbentuk dengan menambah kata tanya apa di awal kalimat dan kata bantu yang dan harus. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa data (1) adalah kalimat tanya yang terbentuk dari kalimat berita saya lakukan, yang ditambah kata tanya apa dan kata bantu yang dan harus.

(2) Perawatan apa yang harus saya jalani? (Paras, Edisi Januari 2012: 106)

Data (2) adalah kalimat tanya yang dibentuk dengan menyisipkan kata tanya apa. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa data (2) adalah kalimat tanya yang terbentuk dari kalimat berita perawatan yang harus dijalani yang disisipi kata tanya apa.

2) Kalimat tanya bagaimana

(1) Tapi bagaimana jika ia sedang berada di luar rumah? (Paras, Januari 2012: 105)

Data (1) dibentuk dengan menambahkan kata tapi dan kata tanya bagaimana. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa data (1) adalah kalimat tanya yang terbentuk dari kalimat berita dengan cara menambahkan kata tapi dan kata tanya bagaimana.

(2) Bagaimana hukumnya dan apa yang harus kami lakukan, mohon jawabannya? (Paras, Edisi Edisi Februari 2012: 136) Data (3) kata bagaimana yang bermaksud untuk menanyakan hukum sesuatu hal dan yang harus dilakukan. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa data (3) adalah kalimat tanya yang menanyakan hukum dan sesuatu yang harus dilakukan.

3) Kalimat tanya mana

(1) Yang mana, yang harus saya dahulukan, apakah puasa nazar yang 3 hari itu atau utang puasa saya? (Paras, Edisi Juli 2012: 184)

Data (1) adalah kalimat tanya yang dibentuk dengan menyisipkan kata tanya mana dan awalan kata penghubung yang di awal kalimat. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa data (1) adalah kalimat tanya yang terbentuk dari kalimat berita yang disisipi kata tanya mana dan kata


(13)

4) Kalimat tanya mengapa

(1) Pada kemasan tertulis bahwa krem tersebut dioleskan ke permukaan wajah tetapi tidak pada kulit seputar mata dan bibir. Mengapa? (Paras, Edisi Februari 2012: 138)

Data (1) adalah kalimat tanya yang terbentuk dengan menambahkan kata tanya mengapa di akhir kalimat. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa data (1) adalah kalimat tanya yang terbentuk dari kalimat berita dengan cara menambah kata tanya mengapa pada akhir kalimat.

(2) Mengapa bau creamy foundation itu tidak harum malah cenderung tidak enak? (Paras, Edisi Maret 2012: 106)

Data (2) adalah kalimat tanya yang dibentuk dengan menambah kata tanya mengapa di awal kalimat. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa data (2) adalah kalimat tanya yang terbentuk dari kalimat berita dengan cara menambah kata tanya mengapa di awal kalimat.

5) Kalimat tanya berapa

(1) Berapa persen hak ibu saya dalam warisan paman? Mohon penjelasannya. (Paras, Edisi November 2012: 132)

Data (1) kata berapa merupakan kata tanya yang menunjukkan jumlah persen hak ibu dalam warisan. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa data (1) tersebut adalah kalimat tanya yang terbentuk dari tambahan kata tanya berapa.

6) Kalimat tanya menggunakan menggunakan tanda tanya

(1) Kira-kira Wardah Cosmetic punya produk yang bisa

mencerahkan wajah, mengingat di bawah mata banyak flek hitam halus dan mata cenderung hitam? (Paras, Edisi Juli 2012: 186)

Data (1) adalah kalimat tanya yang terbentuk dari kalimat berita, dengan mengubah tanda baca titik (.) menjadi tanda tanya (?). Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa data (1) adalah kalimat tanya yang dibentuk dengan mengubah intonasi kalimat.

(2) Saya ingin tanya tentang hukum makan bekicot? (Paras, Edisi Agustus 2012: 122)

Data (2) adalah kalimat tanya yang terbentuk dari kalimat berita, dengan mengubah tanda baca titik (.) menjadi tanda tanya (?). Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa data (2) adalah kalimat tanya yang dibentuk dengan mengubah intonasi kalimat.

7) Kalimat tanya menggunakan partikel –kah

(1) Apakah salat di rumah juga pahalanya sama dengan salat berjemaah di mesjid? (Paras, Edisi Januari 2012: 104)


(14)

Pada data (1) kata apakah dibentuk dari kalimat berita dengan cara menambahkan partikel –kah pada kata tanya di awal kalimat.

(2) Apakah bisnis tersebut dibolehkan? (Paras, Edisi Januari 2012: 104)

Kata apakah pada data (2) ini mengandung arti menanyakan suatu hal. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa data (2) adalah kalimat tanya yang menanyakan hukum bisnis.

c. Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya memberi perintah kepada pembaca atau pendengar untuk melakukan sesuatu. Ciri-ciri kalimat perintah adalah 1) hilangkan subjek yang berupa pronomina persona kedua, 2) pertahankan bentuk verba seperti apa adanya, 3) tambahkan partikel –lah untuk memperhalus isinya, 4) menggunakan tanda seru (!)

1) Konsumen harus waspada dan teliti saat ingin melakukan investasi!. (Paras, Edisi Januari 2012: 104)

Data (1) merupakan kalimat perintah peringatan. Hal ini dapat dilihat dari kata waspada dan teliti yang terdapat dalam data (1). 2) Mohon bantuannya Bu. (Paras, Edisi Januari 2012: 105)

Data (2) merupakan kalimat perintah permohonan. Hal ini dapat ditunjukkan dari kata mohon yang terdapat dalam data (2).

3) Gunakan Pure Olive Oil pada bagian tubuh yang terdapat bercak. (Paras, Edisi Januari 2012: 106)

Data (5) verbanya diubah menjadi bentuk perintah, dengan meninggalkan afiks me(N)-. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa data (5) adalah kalimat perintah transitif aktif.

2. Frekuensi pemunculan ragam kalimat berita, tanya dan perintah pada wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012

Dalam wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012 terdapat berbagai ragam kalimat, antara lain kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah. Dari berbagai ragam kalimat tersebut, frekuensinya berbeda-beda.

a. Kalimat berita


(15)

Januari-kali tersebut mencakup: verba 228 Januari-kali, ajektiva 60 Januari-kali, nomina 80 kali, numeralia 12 kali, adverbia 47 kali, dan demonstrativa 6 kali. b. Kalimat tanya

Kalimat tanya pada wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012 ini frekuensinya sebanyak 131 kali. Dari jumlah130 kali tersebut terdapat 33 kalimat tanya apa, 37 kalimat tanya bagaimana, 1 kalimat tanya mana, 2 kalimat tanya mengapa, 1 kalimat tanya berapa, 4 kalimat tanya menggunakan menggunakan tanda tanya, 53 Kalimat tanya menggunakan partikel –kah.

c. Kalimat perintah

Kalimat perintah merupakan kalimat yang isinya memberikan perintah kepada pembaca atau pendengar untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dalam wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012 terdapat 117 kalimat. Dari 117 kalimat perintah tersebut, mencakup 6 kalimat perintah halus, 18 kalimat perintah permohonan, 3 kalimat perintah permintaan, 4 kalimat perintah larangan, 2 kalimat perintah peringatan, 1 kalimat perintah harapan, 80 kalimat perintah transitif aktif, dan 2 kalimat perintah berbentuk kalimat berita.

3. Temuan Studi yang Dihubungan dengan Kajian Teori

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dengan sejumlah kosa kata yang kita kuasai, kita dapat menyusun berbagai jenis kalimat sesuai dengan pikiran, gagasan, atau perasaan yang ingin kita utarakan. Variasi bentuk atau jenis kalimat ini lazim disebut ragam kalimat.

Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Markhamah (2009: 51) yang menyatakan bahwa kalimat dibagi atas dua dasar yaitu dasar bentuk dan dasar makna. Berdasarkan bentuknya, kalimat dibedakan menjadi dua macam yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Sedangkan berdasarkan maknanya, Markhamah (2009: 50-51) membagi


(16)

kalimat menjadi 5 macam yaitu: 1) kalimat berita, 2) kalimat perintah, 3) kalimat tanya, 4) kalimat seru, dan 5) kalimat emfatik.

Penelitian ini mengacu pada teori Markhamah yang menganalisis ragam kalimat berdasarkan maknanya yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah pada wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012. Berdasarkan hasil analisis, kalimat berita memiliki frekuensi kemunculan sebanyak 432 kali, disusul kalimat perintah sebanyak 117 kali, kemudian kalimat tanya 131 kali. Hal ini menunjukkan bahwa kalimat berita merupakan kalimat yang sering muncul pada wacana konsultasi tersebut.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arinta (2010) yang menunjukkan bahwa dari data yang dianalisis didominasi oleh kalimat berita, sedangkan kalimat permintaan, kalimat seruan, dan kalimat tanya hanya ditemukan dalam sebuah kalimat saja. Perbedaan antara penelitian Arinta dengan penelitian ini antara lain: 1) penelitian Arinta selain menganalisis bentuk-bentuk kalimat juga menganalisis tentang variasi diksi sedangkan pada penelitian ini hanya menganalisis tentang bentuk-bentuk kalimat; dan 2) data yang digunakan Arinta berupa kartu ucapan ulang tahun, sedangkan penelitian ini menggunakan data wacana konsultasi pada majalah Paras edisi Januari-Desember 2012.

Penelitian yang dilakukan Istiqomah (2010) memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Hasil analisisnya adalah ditemukan ragam kalimat yaitu kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat larangan serta gabungan kalimat perintah dan kalimat berita. Dalam iklan produk kecantikan pada majalah wanita, kalimat yang sering muncul adalah kalimat berita dalam satu kalimat tidak hanya mengandung satu jenis kalimat. Hasil analisis tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini, sedangkan perbedaannya adalah 1) penelitian yang dilakukan Istiqomah, selain meneliti ragam kalimat berita, kalimat tanya,


(17)

pola struktur kalimat fungsional, sedangkan peneliti membatasi penelitian hanya pada ragam kalimat berita, tanya dan perintah, 2) data yang digunakan Istiqomah berupa Iklan Produk Kecantikan Dalam Majalah

Wanita, sedangkan penelitian ini menggunakan data wacana konsultasi pada majalah Paras edisi Januari-Desember 2012.

Penelitian yang dilakukan oleh Rohmadi (2011) juga memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan antara penelitian Rohmadi dengan penelitian ini adalah sama membahas tentang ragam kalimat. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa ragam kalimat pada terjemahan QS Al-Haaqqah terdiri atas kalimat-kalimat berita, kalimat tanya, kalimat emfatik, kalimat perintah, tidak terdapat kalimat larangan, satu ayat terdapat gabungan kalimat-kalimat berita dan kalimat tanya, gabungan kalimat tanya dan kalimat perintah, gabungan kalimat perintah dan kalimat larangan. Penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian Rohmadi. Pertama, penelitian Rohmadi selain menganalisis ragam kalimat juga mnganalisis struktur fungsional kalimat sedangkan pada penelitian ini hanya menganalisis tentang ragam kalimat, dan kedua, data yang digunakan Rohmadi berupa Quran surat Al-Haaqqah, sedangkan penelitian ini menggunakan data wacana konsultasi pada majalah Paras edisi Januari-Desember 2012.

Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2012) yang menunjukkan bahwa lirik lagu Sheila On7 ciptaan Eross Candra didominan oleh bentuk pemakaian kalimat berita, selain bentuk pemakaian kalimat berita juga terdapat kalimat perintah, kalimat tanya dalam setiap liriknya. Pada lirik lagu Sheila On 7 ciptaan Eross Candra juga terdapat penggunaan gaya bahasa personifikasi dalam liriknya dan dalam setiap albumnya terdapat berbagai penggunaan gaya bahasa, akan tetapi peneliti hanya merujuk kepenggunaan gaya bahasa personifikasinya. Penelitian kalimat yang dilakukan oleh Amalia memiliki persamaan kajian tentang ragam kalimat, yang memfokuskan tentang ragam kalimat berdasarkan makna. Perbedaan penelitian antara


(18)

Amalia dengan penelitian ini adalah 1) selain meneliti ragam kalimat, Amalia juga menganalisis gaya bahasa, sedangkan penelitian ini hanya memfokuskan pada ragam bahasa, 2) data yang digunakan dalam penelitian Amalia diambil dari lirik lagu Sheila On 7 ciptaan Eross Chandra, sedangkan penelitian ini mengambil data wacana konsultasi pada majalah Paras edisi Januari-Desember 2012.

D. SIMPULAN

Majalah Paras merupakan majalah yang termasuk dalam kategori majalah wanita. Majalah tersebut memiliki rubrik konsultasi yang terdiri dari 4 wacana konsultasi yaitu konsultasi agama, psikologi dan keluarga, kecantikan, dan mode. Wacana konsultasi tersebut menggunakan 3 macam ragam kalimat berdasarkan makna, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah.

Berdasarkan ketiga macam kalimat tersebut yang paling banyak digunakan adalah kalimat berita yaitu 432 kali yang terdiri dari kategori verba 228 kali, ajektiva 60 kali, nomina 80 kali, numeralia 12 kali, adverbia 47 kali, dan demonstrativa 6 kali. Sementara kalimat tanya sebanyak 131 kali, yang terdiri dari 33 kalimat tanya apa, 37 kalimat tanya bagaimana, 1 kalimat tanya mana, 2 kalimat tanya mengapa, 1 kalimat tanya berapa, 4 kalimat tanya menggunakan menggunakan tanda tanya, 53 Kalimat tanya menggunakan partikel –kah. Sedangkan kalimat perintah sebanyak 117 kali yang terdiri dari 6 kalimat perintah halus, 18 kalimat perintah permohonan, 3 kalimat perintah permintaan, 4 kalimat perintah larangan, 2 kalimat perintah peringatan, 1 kalimat perintah harapan, 80 kalimat perintah transitif aktif, dan 2 kalimat perintah berbentuk kalimat berita.

E. DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Rizki. “Bentuk Pemakaian Ragam Kalimat Dan Gaya Bahasa Personifikasi Yang Terdapat Dalam Lirik Lagu Ciptaan Eross Candra “Sheila On 7”. Jurnal Ilmiah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah


(19)

Anggraini, Stephanie Y. 2012. “Kepuasan Remaja Putri Membaca Rubrik Fashion Majalah Sister”. Skripsi. Tangerang: Universitas Multimedia Nusantara.

Arinta, Rahayu P. 2010. “Jenis Kalimat dan Variasi Diksi dalam Kartu Ucapan Ulang Tahun”. Skripsi. FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Istiqomah. 2010.”Ragam Kalimat Struktur Fungsional Bahasa Iklan Produk Kecantikan Dalam Majalah Wanita”. Skripsi. Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi Metode dan Tekniknya. Jakarata: PT Raja Grafindo Persada.

Markhamah. 2009. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Reswari, Yudith A. 2010. “Gaya Hidup Pembaca Majalah Motor. Studi

Deskriptif tentang Gaya Hidup Anggota Djarum Black Car Community yang Berlangganan Majalah Motor”. Skripsi. Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

Rohmadi. 2011. “Struktur Fungsional dan Ragam Kalimat Pada Terjemahan

Al-Quran Surat Al-Haaqqah”. Skripsi. FKIP Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Sutopo, H B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.


(1)

Pada data (1) kata apakah dibentuk dari kalimat berita dengan cara menambahkan partikel –kah pada kata tanya di awal kalimat.

(2) Apakah bisnis tersebut dibolehkan? (Paras, Edisi Januari 2012: 104)

Kata apakah pada data (2) ini mengandung arti menanyakan suatu hal. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa data (2) adalah kalimat tanya yang menanyakan hukum bisnis.

c. Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya memberi perintah kepada pembaca atau pendengar untuk melakukan sesuatu. Ciri-ciri kalimat perintah adalah 1) hilangkan subjek yang berupa pronomina persona kedua, 2) pertahankan bentuk verba seperti apa adanya, 3) tambahkan partikel –lah untuk memperhalus isinya, 4) menggunakan tanda seru (!)

1) Konsumen harus waspada dan teliti saat ingin melakukan investasi!. (Paras, Edisi Januari 2012: 104)

Data (1) merupakan kalimat perintah peringatan. Hal ini dapat dilihat dari kata waspada dan teliti yang terdapat dalam data (1). 2) Mohon bantuannya Bu. (Paras, Edisi Januari 2012: 105)

Data (2) merupakan kalimat perintah permohonan. Hal ini dapat ditunjukkan dari kata mohon yang terdapat dalam data (2).

3) Gunakan Pure Olive Oil pada bagian tubuh yang terdapat bercak. (Paras, Edisi Januari 2012: 106)

Data (5) verbanya diubah menjadi bentuk perintah, dengan meninggalkan afiks me(N)-. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa data (5) adalah kalimat perintah transitif aktif.

2. Frekuensi pemunculan ragam kalimat berita, tanya dan perintah pada wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012

Dalam wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012 terdapat berbagai ragam kalimat, antara lain kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah. Dari berbagai ragam kalimat tersebut, frekuensinya berbeda-beda.

a. Kalimat berita

Kalimat berita pada wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012 ini frekuensinya sebanyak 432 kali. Dari jumlah 432


(2)

kali tersebut mencakup: verba 228 kali, ajektiva 60 kali, nomina 80 kali, numeralia 12 kali, adverbia 47 kali, dan demonstrativa 6 kali. b. Kalimat tanya

Kalimat tanya pada wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012 ini frekuensinya sebanyak 131 kali. Dari jumlah130 kali tersebut terdapat 33 kalimat tanya apa, 37 kalimat tanya bagaimana, 1 kalimat tanya mana, 2 kalimat tanya mengapa, 1 kalimat tanya berapa, 4 kalimat tanya menggunakan menggunakan tanda tanya, 53 Kalimat tanya menggunakan partikel –kah.

c. Kalimat perintah

Kalimat perintah merupakan kalimat yang isinya memberikan perintah kepada pembaca atau pendengar untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dalam wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012 terdapat 117 kalimat. Dari 117 kalimat perintah tersebut, mencakup 6 kalimat perintah halus, 18 kalimat perintah permohonan, 3 kalimat perintah permintaan, 4 kalimat perintah larangan, 2 kalimat perintah peringatan, 1 kalimat perintah harapan, 80 kalimat perintah transitif aktif, dan 2 kalimat perintah berbentuk kalimat berita.

3. Temuan Studi yang Dihubungan dengan Kajian Teori

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dengan sejumlah kosa kata yang kita kuasai, kita dapat menyusun berbagai jenis kalimat sesuai dengan pikiran, gagasan, atau perasaan yang ingin kita utarakan. Variasi bentuk atau jenis kalimat ini lazim disebut ragam kalimat.

Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Markhamah (2009: 51) yang menyatakan bahwa kalimat dibagi atas dua dasar yaitu dasar bentuk dan dasar makna. Berdasarkan bentuknya, kalimat dibedakan menjadi dua macam yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Sedangkan berdasarkan maknanya, Markhamah (2009: 50-51) membagi


(3)

kalimat menjadi 5 macam yaitu: 1) kalimat berita, 2) kalimat perintah, 3) kalimat tanya, 4) kalimat seru, dan 5) kalimat emfatik.

Penelitian ini mengacu pada teori Markhamah yang menganalisis ragam kalimat berdasarkan maknanya yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah pada wacana konsultasi majalah Paras edisi Januari-Desember 2012. Berdasarkan hasil analisis, kalimat berita memiliki frekuensi kemunculan sebanyak 432 kali, disusul kalimat perintah sebanyak 117 kali, kemudian kalimat tanya 131 kali. Hal ini menunjukkan bahwa kalimat berita merupakan kalimat yang sering muncul pada wacana konsultasi tersebut.

Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arinta (2010) yang menunjukkan bahwa dari data yang dianalisis didominasi oleh kalimat berita, sedangkan kalimat permintaan, kalimat seruan, dan kalimat tanya hanya ditemukan dalam sebuah kalimat saja. Perbedaan antara penelitian Arinta dengan penelitian ini antara lain: 1) penelitian Arinta selain menganalisis bentuk-bentuk kalimat juga menganalisis tentang variasi diksi sedangkan pada penelitian ini hanya menganalisis tentang bentuk-bentuk kalimat; dan 2) data yang digunakan Arinta berupa kartu ucapan ulang tahun, sedangkan penelitian ini menggunakan data wacana konsultasi pada majalah Paras edisi Januari-Desember 2012.

Penelitian yang dilakukan Istiqomah (2010) memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Hasil analisisnya adalah ditemukan ragam kalimat yaitu kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat larangan serta gabungan kalimat perintah dan kalimat berita. Dalam iklan produk kecantikan pada majalah wanita, kalimat yang sering muncul adalah kalimat berita dalam satu kalimat tidak hanya mengandung satu jenis kalimat. Hasil analisis tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini, sedangkan perbedaannya adalah 1) penelitian yang dilakukan Istiqomah, selain meneliti ragam kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat larangan, penelitian ini juga meneliti tentang


(4)

pola struktur kalimat fungsional, sedangkan peneliti membatasi penelitian hanya pada ragam kalimat berita, tanya dan perintah, 2) data yang digunakan Istiqomah berupa Iklan Produk Kecantikan Dalam Majalah Wanita, sedangkan penelitian ini menggunakan data wacana konsultasi pada majalah Paras edisi Januari-Desember 2012.

Penelitian yang dilakukan oleh Rohmadi (2011) juga memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan antara penelitian Rohmadi dengan penelitian ini adalah sama membahas tentang ragam kalimat. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa ragam kalimat pada terjemahan QS Al-Haaqqah terdiri atas kalimat-kalimat berita, kalimat tanya, kalimat emfatik, kalimat perintah, tidak terdapat kalimat larangan, satu ayat terdapat gabungan kalimat-kalimat berita dan kalimat tanya, gabungan kalimat tanya dan kalimat perintah, gabungan kalimat perintah dan kalimat larangan. Penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian Rohmadi. Pertama, penelitian Rohmadi selain menganalisis ragam kalimat juga mnganalisis struktur fungsional kalimat sedangkan pada penelitian ini hanya menganalisis tentang ragam kalimat, dan kedua, data yang digunakan Rohmadi berupa Quran surat Al-Haaqqah, sedangkan penelitian ini menggunakan data wacana konsultasi pada majalah Paras edisi Januari-Desember 2012.

Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2012) yang menunjukkan bahwa lirik lagu Sheila On7 ciptaan Eross Candra didominan oleh bentuk pemakaian kalimat berita, selain bentuk pemakaian kalimat berita juga terdapat kalimat perintah, kalimat tanya dalam setiap liriknya. Pada lirik lagu Sheila On 7 ciptaan Eross Candra juga terdapat penggunaan gaya bahasa personifikasi dalam liriknya dan dalam setiap albumnya terdapat berbagai penggunaan gaya bahasa, akan tetapi peneliti hanya merujuk kepenggunaan gaya bahasa personifikasinya. Penelitian kalimat yang dilakukan oleh Amalia memiliki persamaan kajian tentang ragam kalimat, yang memfokuskan tentang ragam kalimat berdasarkan makna. Perbedaan penelitian antara


(5)

Amalia dengan penelitian ini adalah 1) selain meneliti ragam kalimat, Amalia juga menganalisis gaya bahasa, sedangkan penelitian ini hanya memfokuskan pada ragam bahasa, 2) data yang digunakan dalam penelitian Amalia diambil dari lirik lagu Sheila On 7 ciptaan Eross Chandra, sedangkan penelitian ini mengambil data wacana konsultasi pada majalah Paras edisi Januari-Desember 2012.

D. SIMPULAN

Majalah Paras merupakan majalah yang termasuk dalam kategori majalah wanita. Majalah tersebut memiliki rubrik konsultasi yang terdiri dari 4 wacana konsultasi yaitu konsultasi agama, psikologi dan keluarga, kecantikan, dan mode. Wacana konsultasi tersebut menggunakan 3 macam ragam kalimat berdasarkan makna, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah.

Berdasarkan ketiga macam kalimat tersebut yang paling banyak digunakan adalah kalimat berita yaitu 432 kali yang terdiri dari kategori verba 228 kali, ajektiva 60 kali, nomina 80 kali, numeralia 12 kali, adverbia 47 kali, dan demonstrativa 6 kali. Sementara kalimat tanya sebanyak 131 kali, yang terdiri dari 33 kalimat tanya apa, 37 kalimat tanya bagaimana, 1 kalimat tanya mana, 2 kalimat tanya mengapa, 1 kalimat tanya berapa, 4 kalimat tanya menggunakan menggunakan tanda tanya, 53 Kalimat tanya menggunakan partikel –kah. Sedangkan kalimat perintah sebanyak 117 kali yang terdiri dari 6 kalimat perintah halus, 18 kalimat perintah permohonan, 3 kalimat perintah permintaan, 4 kalimat perintah larangan, 2 kalimat perintah peringatan, 1 kalimat perintah harapan, 80 kalimat perintah transitif aktif, dan 2 kalimat perintah berbentuk kalimat berita.

E. DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Rizki. “Bentuk Pemakaian Ragam Kalimat Dan Gaya Bahasa Personifikasi Yang Terdapat Dalam Lirik Lagu Ciptaan Eross Candra “Sheila On 7”. Jurnal Ilmiah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.


(6)

Anggraini, Stephanie Y. 2012. “Kepuasan Remaja Putri Membaca Rubrik Fashion Majalah Sister”. Skripsi. Tangerang: Universitas Multimedia Nusantara.

Arinta, Rahayu P. 2010. “Jenis Kalimat dan Variasi Diksi dalam Kartu Ucapan Ulang Tahun”. Skripsi. FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Istiqomah. 2010.”Ragam Kalimat Struktur Fungsional Bahasa Iklan Produk Kecantikan Dalam Majalah Wanita”. Skripsi. Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi Metode dan Tekniknya. Jakarata: PT Raja Grafindo Persada.

Markhamah. 2009. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Reswari, Yudith A. 2010. “Gaya Hidup Pembaca Majalah Motor. Studi

Deskriptif tentang Gaya Hidup Anggota Djarum Black Car Community yang Berlangganan Majalah Motor”. Skripsi. Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

Rohmadi. 2011. “Struktur Fungsional dan Ragam Kalimat Pada Terjemahan Al-Quran Surat Al-Haaqqah”. Skripsi. FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sutopo, H B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.


Dokumen yang terkait

Analisis Isi headline Majalah Al-Wa'ie Edisi Januari-Desember 2006

0 28 84

PENGGUNAAN KALIMAT PERSUASI PADA ARTIKEL MAJALAH Penggunaan Kalimat Persuasi Pada Artikel Majalah Aulia Edisi Oktober-Desember 2013.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Ragam Wacana Dalam Kolom Renungan Majalah Paras Edisi Januari 2012 – Mei 2013.

0 2 6

ANALISIS RAGAM WACANA DALAM KOLOM RENUNGAN MAJALAH PARAS EDISI JANUARI 2012 – MEI 2013 Analisis Ragam Wacana Dalam Kolom Renungan Majalah Paras Edisi Januari 2012 – Mei 2013.

0 3 21

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA ARTIKEL DALAM MAJALAH TARBAWI EDISI Analisis Kalimat Perintah Pada Artikel Dalam Majalah Tarbawi Edisi Oktober s.d. November 2012.

0 1 13

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA ARTIKEL DALAM MAJALAH TARBAWI EDISI Analisis Kalimat Perintah Pada Artikel Dalam Majalah Tarbawi Edisi Oktober s.d. November 2012.

0 3 18

ANALISIS RAGAM KALIMAT PADA WACANA KONSULTASI MAJALAH PARAS EDISI JANUARI-DESEMBER 2012 Analisis Ragam Kalimat Pada Wacana Konsultasi Majalah PARAS Edisi Januari-Desember 2012.

0 1 12

PENDAHULUAN Analisis Ragam Kalimat Pada Wacana Konsultasi Majalah PARAS Edisi Januari-Desember 2012.

0 1 6

PEMAKAIAN KOSAKATA KECANTIKAN DALAM MAJALAH PEMAKAIAN KOSAKATA KECANTIKAN DALAM MAJALAH PARAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2011.

0 0 11

ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL PADA RUBRIK KECANTIKAN DAN KESEHATAN DI MAJALAH PARAS ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL PADA RUBRIK KECANTIKAN DAN KESEHATAN DI MAJALAH PARAS EDISI JULI 2010.

0 0 11