Analisis Isi headline Majalah Al-Wa'ie Edisi Januari-Desember 2006

  

ANALISIS ISI HEADLINE MAJALAH AL-

WA'IE

EDISI JANUARI – DESEMBER 2006

  Disusun Oleh : ABDILLAH MUTTAQIEN

  NIM : 103051028481

  

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

  Nomor : Istimewa Perihal : Permohonan Pengajuan Judul Skripsi Kepada Yth.

  Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Di

  Tempat

  Assalamu’alaikum Wr. Wb

  Salam teriring do’a semoga Bapak senantiasa dalam lindungan serta maghfirah Allah swt. Amien. Guna mendapatkan gelar sarjana (S-1), dengan salah satu syarat adalah menyelesaikan tugas akhir yaitu penulisan skripsi. Oleh karena itu, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Abdillah Muttaqien NIM : 103051028481 Fakultas : Dakwah dan Komunikasi Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam Bermaksud mengajukan proposal skripsi dengan judul “ANALISIS ISI

HEADLINE MAJALAH AL-WA’IE EDISI JANUARI – DESEMBER 2006.

Sebagai bahan pertimbangan, berikut saya lampirkan: 1.

  Abstraksi Outline 2.

Bab 1 3. Daftar pustaka sementara Demikian kiranya permohonan ini saya sampaikan. Atas segala perhatian Bapak saya ucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum Wr Wb Dosen Pembimbing Akademik Hormat saya Dr. A. Ilyas Ismail, MA Abdillah Muttaqien NIP. 150270615 NIM. 103051028481

LEMBAR PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.

  Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Semua sumber yang saya gunakan dalam tulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarit HIdayatullah Jakarta

  3. jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil karya jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

  Ciputat, 16 September 2008 Abdillah Muttaqien

  

ANALISIS ISI HEADLINE MAJALAH AL-WA'IE

EDISI JANUARI – DESEMBER 2006

  Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

  Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos I)

  Oleh:

  

ABDILLAH MUTAQIEN

NIM : 103051028481

  Pembimbing

  

Drs. Jumroni, M.Si

NIP. 150 254 959

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISALAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

  

2008

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ANALISIS ISI HEADLINE MAJALAH AL-

  

WA’IE EDISI JANUARI – DESEMBER 2006 telah diujikan dalam sidang

  munaqasah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas slam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta pada tanggal 23 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Program Strata1 (S1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

  Jakarta, 3 Desember 2008 M

  5 DJulhizah 1429 H Panitia Sidang Munaqasah

  Ketua Sekretaris

  

Dr. Murodi, MA Umi Musyarrofah, MA

NIP. 150 254 102 NIP. 150 281 980

  Penguji I Penguji II

  Gun Gun Heryanto, M.Si Rubiyanah, MA NIP. 150 371 094 NIP. 150 286 373

  Pembimbing Drs. Jumroni, M.Si

  

NIP. 150 254 959

  

ABSTRAK

  Dakwah adalah salah satu kewajiban dalam Islam, dalam melaksanaka dakwah banyak metode yang dapat digunakan. Salah satu metode yang digunakan adalah menggunakan media massa sebagai sarana untuk berdakwah, karena media massa merupakan alat yang paling efektif dalam penyebaran opini ke tengah- merubah nilai-nilai dan kepercayaan suatu masyarakat secara masif. Dan unsur terpenting dari media massa adalah isu yang diangkat, semakin baik isu yang diangkat maka akan semakain menrik perhatian masyarakat. Salah satu media massa yang bergerak dalam bidang dakwah adalah majalah Al-Wa’ie.

  Dari uraian diatas yang menjadi pertanyaan adalah pesan apa saja yang terdapat di Al-Wa’ie? Pesan apa saja yang paling sering muncul pada Al-Wa’ie? Dalam penelitian ini mencoba untuk mengetahui isu apa yang paling sering diangkat oleh majalah Al-Wa'ie, untuk menarik perhatian masyarakat untuk membaca dan merubah masyarakat menuju arah yang lebih baik. Karena perubahan masyarakat berawal dari perubahan paradigmanya. Semakin islami paradigmanya maka akan semakin islami pula masyarakatnya.

  Isu apa yang diangkat oleh suatu media massa dapat dilihat dari headline apa yang sering muncul, maka penelitian ini memfokuskan pada penelitian headline. Majalah Al-Wa'ie sebagai objek penelitian maka yang dilakukan adalah meneliti headlinenya untuk mengetahui tema apa yang paling sering muncul sehingga dapat diketahui arah paradigma yang dibangun majalah ini. Sehingga metode yang digunakan adalah metode analisis isi dengan cara pengkategorisasian atas objek penelitian dan membandingkan kategori apa yang paling sering muncul pada headline majalah Al-Wa'ie.

  Headline adalah tema utama dalam suatu media massa maka headline manjadi ujung tombak dari kesuksesan media massa itu. Semakin baik isu headline yang diangkat maka akan semakin banyak masyarakat yang mengkonsumsi media massa itu. Dan akhirnya visi dari media massa itu akan terwujud.

  Dengan demikianlah penelitian ini di fokuskan untuk meneliti headline. Karena begitu pentingnya posisi headline dalam sebuah media massa sehingga tidak dapat dipilih secara sembarangan, pentingnya headline tidak hanya pada media massa elektronik seperti televisi dan radio, tapi juga media massa cetak seperti koran, tabloid dan majalah yang dapat dibaca berulang-ulang oleh masyarakat.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahhirobbil 'alamin…. Puji dan syukur ke pada Allah SWT, Islam yang telah diturunkan, dan atas keimanan yang diberikan pada hamba yang dhoif ini dapat menyelsaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada Muhammad SAW, seluruh keluarganya, sahabat-sahabatnya, para tabi'in, tabi'ut-tabi'in, dan seluruh umat yang merindukan kemuliaan Islam hingga akhir zaman.

  Ucapan terimakasih tak terhingga kepada Alm. Ayahanda (Dudih Salahudin) yang telah mendidik anakmu dengan sangat baik, semoga ayahanda diberikan tempat yang luas dan terang benderang bagaikan siang yang tak pernah malam.

  Terimakasih setinggi langit penulis berikan pada ibunda (fatimah) tercinta yang selalu membimbing menuju jalan kebenaran, atas semua kebaikan kasih sayang dan cinta yang tak pernah padam untuk anak mu ini.

  Terima kasih juga penulis berikan kepada kedua kaka-kaka ku Andri dan hedi serta adik ku Isti di Bogor, yang selalu memberikan dukungan dan kasih saying. Semoga Allah membalasnya.

  Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada: 1. Dr. Murodi, M.A., sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi 2.

  Drs. Wahidin Saputra, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

  3. Umi Masyarofah, M.A., sebagai Sekretaris Jurusan KPI 4.

  Drs. Jumroni, M,Si., selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar membimbng dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.

  Dr. Ilyas Ismail, M.A., sebagai Dosen Penasehat Akademik.

  6. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah yang telah mendidik, membimbing, dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

  7. Ust. Anwar Iman (Pemimpin Perusahaan dan Keuangan Majalah Al-Wa'ie) yang dengan baik hati 'melayani' sehngga memudahkan penelitian ini, dan Ust.

  Hafidz (Redaksi Majalah Al-Wa'ie) yang telah baik membantu penulis dalam penelitian ini.

  8. Semua teman-teman Khilafah Centre, bip El-Mughni, di pondok mahasiswa muslim al-haris dan al-amin serta di gema pembebasan. terimakasih atas semua kerjasamanya selama ini 9. Seluruh teman-temanku di KPI B angkatan 2003, "semoga kalian semua sukses".

  Semoga penelitian ini bermanfaat untuk penulis dan para pembaca, kritik serta saran sangat diharapkan demi pekembangan penelitian-penelitian berikutnya.

  Jakarta, 15 September 2008 Penulis DAFTAR ISI ABSTRAK………………………………………………………………………… i KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. ii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… iv DAFTAR TABEL …………………………………………………………………. vi BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….

  1 A.

  Latar Belakang Masalah ………………………………………………... 1 B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

  …………………………………… 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  …………………………………………. 5 D. Metodologi Penelitian

  …………………………………………………... 6

  1. Metode Penelitian …………………………………………………….. 6

  2. Populasi dan Sampel ………………………………………………….. 6

  3. Teknik Pengumpulan Data

  4. Waktu Penelitian

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Kategorisasi Headline Edisi Januari – desember 2006 ....................... 42 Tabel 3 Nilai Kesepakatan Antara Juri Pada Headline Majalah Al Wa'ie Januari 2006 dengan Judul " Pejuang Khilafah dan Syariah, Bukan Teroris" ... 44 Tabel 4 Nilai Kesepakatan Juri Edisi Januari 2006 .......................................... 44 Tabel 5 Nilai Kesepakatan Antara Juri Pada Headline Majalah Al Wa'ie Februari 2006 dengan Judul" Kekerasan Dalam Rumah Tangga " ................... 44 Tabel 6 Nilai Kesepakatan Juri Edisi Februari 2006 ....................................... 45 Tabel 7 Nilai Kesepakatan Antara Juri Pada Headline Majalah Al Wai'e Maret dengan Judul " Saatnya Khilafah Memimpin Dunia"............................. 45 Tabel 8 Nilai Kesepakatan Juri Edisi Maret 2006 ........................................... 45 Tabel 9 Nilai Kesepakatan Antara Juri Pada Headline Majalah Al Wa'ie April 2006 dengan Judul " Menggugat Kepornoan".................................................. 46 Tabel 10 Nilai Kesepakatan Juri Edisi April 2006 ........................................... 46 Tabel 11 Nilai Kesepakatan Antara Juri Pada Headline Majalah Al Wa'ie Mei 2006dengan Judul "Menyoal Listrik Mahal" ................................................... 46 Tabel 12 Nilai Kesepakatan Juri Edisi Mei 2006 ............................................. 47 Tabel 13 Nilai Kesepakatan Antara Juri Pada Headline Majalah Al Wa'ie Juni 2006 dengan Judul "Penjajahan Melalui Undang-undang"............................... 47 Tabel 14 Nilai Kesepakatan Juri Edisi Juni 2006 ............................................ 47

  Tabel 15 Nilai Kesepakatan Antara Juri Pada Headline Majalah Al Wa'ie Juli 2006 dengan Judul "Keagungan Hukum dan Peradilan Islam"......................... 48 Tabel 16 Nilai Kesepakatan Juri Edisi Juli 2006.............................................. 48 2006 dengan Judul "Keagungan Hukum dan Peradilan Islam"......................... 48 Tabel 18 Nilai Kesepakatan Juri Edisi Juli 2006 ............................................. 49 Tabel 19 Nilai Kesepakatan Antara Juri Pada Headline Majalah Al Wa'ie Agustus 2006 dengan Judul "Syariah Islam Mewujudkan Cita-cita Kemerdekaan" ............................................................................................... 49 Tabel 20 Nilai Kesepakatan Juri Edisi Agustus 2006 ...................................... 49 Tabel 211Nilai Kesepakatan Antara Juri Pada Headline Majalah Al Wa'ie September 2006 dengan Judul "Amerika Membendung Gerakan Syariah dan Khilafah" ....................................................................................................... 50 Tabel 22 Nilai Kesepakatan Juri Edisi September 2006 .................................. 50 Tabel 23 Nilai Kesepakatan Antara Juri Pada Headline Majalah Al Wa'ie Oktober 2006 dengan Judul "Membumikan Al-Quran dengan Formalisasi Syariah".......................................................................................................... 50 Tabel 24 Nilai Kesepakatan Juri Edisi Oktober 2006 ...................................... 51 Tabel 25 Nilai Kesepakatan Antara Juri Pada Headline Majalah Al Wa'ie November 2006 dengan Judul "Isu Gender Perlu Diwaspadai" ....................... 51 Tabel 26 Nilai Kesepakatan Juri Edisi November 2006 .................................. 51 Tabel 27 Nilai Kesepakatan Antara Juri Pada Headline Majalah Al Wai'e Desember 2006 dengan Judul "Ham Alat Penjajahan Barat" ........................... 52

  Tabel 28 Nilai Kesepakatan Juri Edisi Desember 2006 ................................... 52

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  manusia ada. Dengan komunikasi manusia dapat memenuhi kebutuhan- kebutuhannya, bahkan hingga mampu membangun peradaban besar yang tak mampu dibangun oleh makhluk lain, dengan mengkomunikasikan pemikiran dengan orang lain, sehingga mampu diwujudkan dalam realitas kehidupan manusia.

  Era pertama dalam komunikasi adalah era komunikasi tulisan yang dimulai ketika bangsa Sumeria mulai mengenal kemampuan menulis pada lembaran tanah liat sekitar 4000 tahun SM. Era kedua adalah era komunikasi cetakan yang dimulai sejak mesin cetak hand-press ditemukan oleh Gutenberg (1456). Era ketiga adalah era telekomunikasi yang diawali dengan penemuan alat telegraph oleh Samuel Morse (1844). Era keempat adalah era komunikasi interaktif yang mulai terjadi pada pertengahan abad 19 yakni sejak ditemukan

1 Manframe Computer.

  Mentransfer pemikiran dengan menggunakan simbol-simbol kepada orang lain merupakan aktivitas komunikasi. Aktivitas komunikasi membutuhkan media dalam prosesnya. Media dalam berkomunikasi dapat berupa benda padat seperti media cetak, dapat pula melalui udara yaitu komunikasi verbal. 1 Henny S, Widyaningsih, Manajemen Media Massa, (Jakarta: Universitas Tebuka,

  2004), h. 3.17

  Media massa sebagai perantara dalam proses komunikasi, sangat dibutuhkan oleh manusia yang selalu membutuhkan informasi agar tetap eksis didalam kehidupannya. Sehingga tak dapat dipungkiri akan posisi strategis yang massa adalah pembentuk masyarakat.

  Media massa adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.

  Jenis media yang secara tradisional termasuk di dalam media massa adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan tabloid.

  Salah satu media massa yang banyak beredar di masyarakat adalah majalah, walaupun telah banyak bermunculan berbagai media massa lain, namun posisi majalah sebagai salah satu wujud media massa cetak tidak dapat disingkirkan. Kelebihan dari majalah walaupun terbit berkala dalam jangka waktu yang cukup lama namun, majalah biasanya memberikan suguhan lain dari yang biasa diberikan oleh media massa lain yang terbit setiap hari.

  Surat kabar dan majalah diterbitkan akhir abad ke-19, surat kabar tertua tahun 1566 (Nitizie Zcritte di Venezia) da tahun 1731 (Gentleman’s Magazine di london) yang berkembang sempai akhir abad ke-19 adn didomonasi oleh surat

  2 kabar.

  Majalah biasanya melaporkan hal-hal yang tersembunyi, karena memiliki media lain, sehingga dapat memberikan data dan fakta yang belum terungkap.

  Sehingga, walaupun terbit lebih lama, majalah bisa memposisikan dirinya agar tetap bisa memberikan sesuatu yang baru, yang menjadikan majalah tetap menjadi media massa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

  Indonesia mengalami beberapa periode sistem pers yang dianut. Dimulai dari 1945 – 1966 menganut sistem pers bebas bertanggung jawab dimana dalam sistem pers ini seseorang bebas untuk menerbitkan media tetapi dengan pengawasan pemerintah, lalu dari 1966 – 1999 menganut sistem pers otoriter dimana tidak semua orang bebas untuk menerbitkan media dan media yang ada pun merupakan kepanjangan lidah dari penguasa, sejak 1999 - Sekarang menganut sitem pers liberal dimana setiap orang berhak untuk menerbitkan apa pun

  3 termasuk menerbitkan majalah.

  Pasca reformasi, mulai diberlakukan sistem pers yang liberal, dimana setiap orang mampu menggunakan hak untuk berbicara dan berpendapat secara bebas dengan media apapun. Hal ini ditandai dengan bermunculannya berbagai media massa-media massa baru, dengan ciri khasnya masing-masing. Di Indonesia sejak reformasi menjadi keniscayaan, terdapat 1500 media cetak (data 2 3 Ibid, Henny S, Widyaningsih, Manajemen Media Massa, h. 3.18 Suyuti S Budiharso. Politik Komunikasi, (Jakarta: Grasinso, 2003), h. 130 Juli 1999). Baik itu surat kabar maupun majalah. Sekitar 70% dari media cetak terbit di Jakarta, dan sisanya tersebar di seluruh daerah dari sabang sampai

  4 merauke.

  Jumlah insan pers menjadi berlipat ganda. Mereka yang berprofesi sebagai wartawan menjadi tidak eksklusif lagi Begitu pula untuk majalah Islam yang mulai menemukan udara segar, karena setelah reformasi majalah yang menyerukan nilai-nilai Islam dapat terbit lebih bebas, seperti majalah Sabili, Hidayatullah, Hidayah, dan al-Wa’ie. Refomasi memang merupakan memontum yang digunakan secara maksimal oleh insan pers untuk menyuarakan ide-idenya.

  Salah satu bagian yang sangat penting dari sebuah majalah adalah

  

headline. Headline merupakan tulisan yang berada pada halaman muka pada

  5 sebuah majalah, biasanya ditulis dengan huruf tebal.

  Headline merupakan judul utama dari sebuah majalah yang terbit pada edisi itu. Sehingga headline merupakan deskripsi dari isi sebuah majalah, dan inilah yang menjadikan headline memiliki posisi strategis dalam sebuah majalah, karena dengan melihat headline kita bisa menilai bagus atau tidaknya sebuah majalah.

  Al-Wa’ie adalah majalah yang mencoba untuk mengungkapkan berbagai macam tema aktual pada setiap bulannya. Tema yang sedang menjadi opini 4 Aceng Abdullah, Pers Relation Kiat Berhubungan dengan Media Massa. (Bandung: PT

  Remaja Rosdakarya, 200), h. 10 5 http://wikipedia-indonesia.com/headline.html. 8 Mei 2007 publik. Majalah ini mencoba memberikan sisi lain dalam sebuah wacana yang berkembang, sisi yang tersembunyi dengan suara yang lemah di balik kuatnya suara opini dari Barat. Majalah ini mencoba untuk melawan arus utama informasi berdasarkan suara Islam, pandangan Islam, dan pemikiran Islam.

  Oleh karena itu penelitian terhadapat headline majalah al-Wa’ie penting untuk dilakukan sehingga penelitian ini berjudul “Analisis Isi Headline Majalah

  al-Wa’ie Edisi Januari – Desember 2006”.

  B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

  Masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagaimana berikut: 1.

  Apa saja isi pesan headline Majalah al-Wa’ie edisi Januari - Desember 2006?

  Pembatasan Masalahnya sebagai adalah: 1.

  Apa isi pesan yang paling sering muncul pada headline pada majalah al-Wa’ie edisi Januari – Desember 2006?

  C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian : 1.

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tema-tema apa saja yang diangkat oleh majalah al-Wa’ie.

2. Serta untuk mengetahui tema apa yang paling sering diangkat pada majalah al-Wa’ie.

  Manfaat Penelitian :

  Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian studi ilmu komunikasi yaitu penggunaan headline yang tepat bagi media massa Islam.

  2. Penelitian ini juga diharapkan akan menjadi masukan pada para peneliti media, para aktivis, dan para da’i untuk mendapatkan informasi penting dalam hal penggunaan headline.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian analisis isi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan metode unit tematik, lalu dilakukan kategorisasi. pada headline majalah al-Wa’ie. Kategosasi yang digunakan mengadaptasi kategorisasi dari Deuttscmann (Flournoy, 1989). dan tabel frekuensi.

  2. Populasi dan Sampel

  Populasi dari penelitian ini adalah Headline majalah al-Wa’ie, dan sample yang digunakan adalah sempel purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah headline majalah al-Wa’ie edisi Januari hingga Desember 2006 (12 Edisi).

  3. Teknik Pengumpulan data

  Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara: a.

  Dokumentasi Majalah al-Wa’ie selama 2006, buku-buku dan artikel-artikel yang terkait dengan media massa, majalah, dan headline.

  b.

  Observasi dalam penelitiannya dilakukan dengan meneliti teks headline pada majalah al- Wa’ie dengan sampel hanya pada edisi Januari - Desember 2006. Penggunaan koder sangat dibutuhkan dalam observasi ini untuk memberikan kategorisasi pada objek peneltian. diharapkan dengan langkah ini dapat menemukan kesimpulan.

  c.

  Wawancara Wawancara akan dilakukan kepada pimpinan redaksi majalah al-Wa’ie, untuk mendapatkan informasi yang dapat membatu dalam penyelesaian penelitian ini. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara yang terstruktur.

  4. Waktu Penelitian

  Waktu penelitian yang digunakan penulis adalah dari bulan Januari hingga Maret 2008. Dengan waktu penelitian selama 3 bulan ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah penelitian yang sebaik mungkin.

  5. Teknik Analisa Data

  Dengan metode observasi analisis data dengan cara unit tematik, yaitu tema apa saja yang sering muncul pada majalah al-Wa’ie lalu dilakukan kategorisasi. Kategorisasi yaitu penggelompokan tema-tema headline dari majalah al-Wa’ie. Kategorisasi yang digunakan mengadaptasi kategorisasi dari Deuttscmann (Flournoy, 1989). dan tabel frekuensi. Adapun kategorisasi yang dilakukan pada headline majalah al-Wa’ie adalah sebagai berikut: Ekonomi 2. Politik 3. Agama 4. Budaya

  Diharapkan dengan pengkategorisasian ini kesimpulan yang didapatkan bisa memenjadi lebih spesifik dan objektif.

  Setelah instrument kategori telah ditetapkan, maka koder (juri) akan menilai berdasarkan kategori yang telah ditetapkan, tema apakah yang diangkat oleh majalah al-Wa’ie setiap bulannya.

  Penelitian ini akan mengunakan 3 orang juri dengan asumsi untuk meminimalisir kesalahan dalam pemberian kategori pada objek.

  Data yang dihaslikan oleh juri akan dihitung dengan rumus holsti, yaitu: Komposit Reliabilitas : N (X antara Juri)

   1+(n1) (X antara Juri)

  Keterangan: N : Jumlah Juri X : rata Koefisiensi Reliabilitasi antar Juri

E. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN

  pembahasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, sistematika penulisan

  BAB II : LANDASAN TEORI Terdiri dari: media massa: pengertian, teori, jenis-jenis, dan

  bagian-bagian, headline: teori dan jenis-jenis, majalah sebagai media dakwah

  BAB III : GAMBARAN UMUM MAJALAH AL-WA’IE Terdiri dari: latar belakang berdirinya majalah al-wa’ie, visi dan

  misi, profil pembaca, sirkulasi pembaca, rubrikasi, kebijakan redaksional, struktur redaksi, jenis headline yang diadopsi oleh majalah al-wa’ie.

  BAB IV : ANALISIS ISI PESAN DALAM MAJALAH AL- WA’IE Terdiri dari : Isi pesan majalah al-Wa’ie, pesan dengan tema

  politik, pesan dengan tema budaya, pesan dengan tema ekonomi, pesan dengan tema agama.

  BAB V : PENUTUP Terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran.

BAB II TINJAUAN TEORI MEDIA MASSA SEBAGAI MEDIA DAKWAH A. Media Massa Secara etimologi media adalah jamak dari bahasa latin yaitu “Median” yang

  berarti alat perantara. Sedangkan secara terminologi media berarti segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk mencapai tujuan tertentu. media massa dapat berupa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan

  6 sebagainya.

  Dalam kamus istilah Telekomunikasi BC. TT. Ghazali menyatakan bahwa media berarti sarana yang digunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan apabila komunikan jauh tempatnya dan banyak jumlahnya. Jadi segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam berkomunikasidisebut media komunikasi, sedangkan

  7 bentuknya beragam.

  Definisi lain media massa adalah berasal dari istilah “medium” yang artinya sarana apa saja yang membawa atau memuat pesan-pesan diantara manusia.

  Medium ini meliputi telepon, telegram, dan papan bulletin. Namun medium yang kita artikan medium massa adalah media yang membawa pesan-pesan yang bukan saja dari satu orang ke orang lain tetapi dari satu orang kepada ribuan atau jutaan 6 Asmuni Syukri. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.

  104-105 7 Ghazali BC. Kamus Istilah Komunikasi (Bandung: Djambatan, 1992), h. 227

  8

  lainnya. Sebagai contoh presiden Amerika Serikat dalam pidatonya mampu menyampaikan pada seluruh bangsa yang dibawa oleh televisi tanpa mengadakan perjalanan keliling dari kota ke kota. Berarti juga membebaskan masyarakat dari

  Media massa adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920- an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering

  9 disingkat menjadi media.

  Ada juga yang mendefinisikan media massa dengan benda yang menjadi alat perantara seperti Koran, Majalah, TV, Radio, dan film. Acuan definisi ini dirangkum dari pengertian dasar komunikasi massa yakni komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Pengertian media massa yang dilakukan melalui media massa. Pengertian media massa disini secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok: Media massa cetak dan media massa elektronika.

  a.

  Media massa cetak antara lain meliputi surat kabar, majalah, dan bulletin.

  b.

  Media massa elektronika mencakup media “audio” (suara) seperti radio dan media “audio visual” (suara dan gambar) yaitu televisi dan 8 film.

  Henny S Widyaningsih. Manajemen Media Massa, (Jakarta: Universitas Tebuka, 2004)

h. 3.3

  9 http://wikipedia-indonesia/mediamassa.html. 15 Mei 2007 Yang dimaksudkan dengan komunikasi massa “mass communications” (pakai “s”) sama dengan mass media yang dalam bahasa Indonesianya media massa. Sedangkan dapat dijumpai lagi istilah mass communication (tanpa “s”)

  Komunikasi melalui media massa modern meliputi surat kabar dengan sirkulasinya yang luas, siaran radio dan televisi yang ditunjukan kepada umum

  10 dan film yang dipertunjukan di gedung-gedung bioskop.

  Hubungan melalui media berbeda dengan hubungan pribadi. Selain itu, pesan ditunjukan untuk sejumlah besar individu, bukan untuk segelintir kecil

  11 individu.

  Pada prinsipnya media massa berfungsi sebagai pemberi informasi, pendidikan, dan hiburan bagi khalayak. Semua media massa cetak dan elektronik tersebut dalam bahasan ini dikategorikan sebagai media massa modern. Karena media massa dapat meliputi juga media massa tradisional seperti cerita dongeng “kancil mencuri ketimun misalnya, yang menampilkan kancil sebagai tokoh legendaris yang cerdik dan memikat namun kadang-kadang nakal dan licik”. Juga cerita-cerita pewayangan, pertunjukkan atau kesenian rakyat yang bersifat hiburan bagi khalayak.

  . Penegasan ini penting karena kata pakar seperti Everett M. Rogers menyatakan bahwa, “Selain media massa modern terdapat media massa

  

tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun.

10 11 Ibid, Henny S Widyaningsih. Manajemen Media Massa h. 3.4 3th Stewart L. Tubs dan Sylviana Moss, Human Communication (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), h. 18.

  

Sebenarnya juru dongeng keliling dan juru pantun tidak termasuk media massa

tradisional, akan tetapi tergolong komunikator dengan medianya yang primer

adalah bahasa.”

  menunjukan sebuah kelas, yang berupa bagian dari spesifikasi memimpin and membentuk khalayak luas seperti populasi disebuah negara. Hal ini dimulai pada tahun 1920-an dengan adanya sirkulasi koran dan majalah. Kata ‘media publik’ adalah kata yang memiliki makna sama yaitu sejumlah distribusi media massa dalam bentuk berita dan hiburan yang disajikan dalam koran, televisi, radio,

  12 tulisan yang dipublikasikan.

  Selanjutnya menurut Werner I Severin dan James W. Tankard dalam bukunya Communication Teories, Origins, Methods, Uses, sebagaimana yang dikutip Onong Uchjana, 1990. menyatakan bahwa:

  “Definisi media massa dapat mengacu juga dari pemahaman komunikasi massa sebagai keterampilan, seni, dan sebagai ilmu.

  a.

   Keterampilan di sini meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder, atau mencatat ketika mewawancarai.

  b.

   Sebagai seni dalam pengertian tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah, atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita.

  c.

   Sebagai ilmu meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikukuhkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik.”

  Definisi lain (sebagaimana yang dikutip Onong Uchjana, 1990 dari Joseph A Devito “Communicology: An introduction, To The Study off Communication”) menyatakan bahwa: 12

  http://wikipedia/mediamassa.html. 15 Mei 2007

  a.

   Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa khalayak yang luar biasa banyaknya tapi tidak berarti meliputi seluruh penduduk atau semua orang pembaca, penonton b. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita, yang umumnya menunjukan seluruh sistem di mana pesan- pesan diproduksi, dipilih, disiarkan, diterima dan ditanggapi.

  Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media.

  Definisi dari kajian-kajian secara historis mengenai media massa hanyalah terbatas kepada media massa yang dilatarbelakangi oleh pengaruh politik dalam proses komunikasi khususnya unsur media massa seperti media surat kabar. Hal ini berkaitan dengan definisi komunikasi massa yang didefinisikan oleh Defler dan Dennis, 1985: “Proses dimana komunikator-komunikator menggunakan

  

media untuk meyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus-menerus

menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang

besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.”

  Definisi ini lebih luas dibandingkan dengan definisi sebelumnya dari Bittner, 1980. yakni menonjolkan bagaimana sumber informasi (media massa) mengemas dan menyajikan isi pesan, menciptakan makna pada peristiwa-peristiwa tertentu media massa didekati secara deskriptif yang meliputi dua kelompok terdiri dari: kelompok media cetak yang meliputi berbagai jenis koran, majalah, bulettin,

  13 jurnal, dan kelompok media elektronik yang meliputi radio, televisi, dan film.

  Sehingga dari berbagai pendapat mengenai definisi media massa, maka dapat diambil kesimpulan bahwa media massa adalah alat perantara untuk menyampaian pesan kepada khalayak ramai dengan berbagai cara.

  Salah satu media adalah media cetak, media ini merupakan media massa tertua, konon sampai akhir abad ke 19 kegiatan komunikasi dilakukan oleh surat kabar dan majalah. Pertama kali hadir, media cetak tampil dengan pola atau bentuk yang sederhana yang dicetak hanya dengan tinta hitam. Tetapi media cetak sekarang ini telah mengalami kemajuan pesat sehingga tidak aneh jika media

  14 media telah lahir dengan full colour.

  Perkembangan media sekarang ini semakin canggih karena media ini merupakan media yang bisa diperoleh oleh siapa saja yang membutuhkannya. Dan

  13 14 6th Ibid, Henny S Widyaningsih. Manajemen Media Massa h. 3.3 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 56 perkembangan masyarakat sekarang ini pada umumnya sudah mampu membaca

  15 dan menulis, selain itu juga media cetak mudah diperoleh dimana saja.

  Hal ini didukung oleh sifat media massa ialah serempak cepat. Yang antara komunikator dengan komunikan yang demikian besar jumlahnya. Pada saat yang sama media massa dapat membuat khalayak secara serempak menaruh perhatian kepada pesan yang disampaikan seorang komunikator.

  Contoh yang jelas untuk sifat keserempakan ini ialah kontak antara penyiar radio dengan para pendengarnya, atau penyiar televisi dengan para penontonnya.

  Sebuah acara dapat diikuti oleh khalayak yang ribuan, bahkan jutaan jumlahnya secara serempak.

  Lain daripada itu, sifat media massa adalah cepat (rapid), dalam arti kata memungkinkan pesan yang disampaikan pada begitu banyak orang dalam waktu yang cepat. Dapat dibayangkan betapa lamanya andaikata sebuah pesan disampaikan kepada ratusan ribu atau jutaan orang tanpa melalui media massa.

  Contoh yang jelas untuk sifat ini ialah media radio. Radio tidak mengenal jarak dan rintangan, dapat mengarungi daratan dan melintasi lautan. Karena itulah, maka dalam kegiatan politik, apabila terjadi suatu pemberontakan, maka yang pertama-tama menjadi incaran pihak pemberontak adalah radio. Pada Zaman Revolusi Fisik di Indonesia, karena media radiolah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dapat diketahui cepat oleh rakyat Indonesia, bahkan rakyat di

15 M. Bahri Gozali, Dakwah Komunikatif, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h. 42

  luar negeri. Disebabkan oleh media radiolah, Bung Tomo dengan Radio

  16 Pemberontaknya di Jawa Timur dapat membakar semangat berjuang pamuda.

  Fungsi dari media massa tidak berbeda dengan fungsi pers. Media massa sering juga disebut dengan pers. Bahkan pers sering juga dipakaikan kepada wartawan. Padahal wartawan adalah satu dari sekian jumlah dan unsur pekerja pers itu sendiri. Secara garis besar fungsi adalah: a. Menyiarkan informasi (to inform). Menyiarkan informasi merupakan fungsi pers pertama dan utama. “Disini pers bertindak sebagai mata dan telingan publik, melaporkan peristiwa-peristiwa

  17

  yang di luar pengetahuan masyarakat dangan netral dan tanpa perasangka.” Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal dibumi ini, mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan oleh orang lain, apa yang dikatakan oranglain, dan sebagainya.

  b. Mendidik (to edicate). Fungsi kedua dari fungsi pers ialah mendidik. Sebagai sarana pendidikan massa (mass education), surat kabar dan majalah memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca bertambah 16 6th 17 3th Ibid, Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi,

  h. 52-53 Luwi Ishwara, Catatan-Catatan Juenalisme Dasar, (Jakarta: PT Komps Media Nusantara, 2007), h. 7 pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang-kadang cerita bersambung atau cerita berita bergambar juga mengadung aspek pendidikan.

  Menghibur (to entertain).

  Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat oleh surat kabar dan majalah untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar dan majalah bersifat hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, tidak jarang juga mengandung minat insani (human interest), dan kadang-kadang tajuk rencana. Meskipun pemuatan isi mengandung hiburan, itu semata-mata untuk melepaskan ketegangan pikiran setelah pembaca dihidangi berita and artikel

  18 yang berat.

  Ada fungsi lain selain dari tiga fungsi tersebut seperti fungsi mempengaruhi (to influence), fungsi membimbing (to guide), fungsi mengkritik (to criticise).

  Tetapi itu hanya merupakan tambahan saja terhadap ketiga fungsi di awal. Seperti biasanya fungsi pers terbagi kepada 4 bagian. Selain yang tiga itu juga ada yang

  19 keempat yaitu fungsi mempengaruhi. .

  Orang mau membaca dan berlangganan media massa, karena pada dasarnya sifat manusia ingin mengetahui sesuatu yang telah,sedang dan akan terjadi. Selain berbentuk peristiwa, informasi juga disajikan dalam bentuk artikel 18 19th

  Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),h. 149-150 19 2th Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), h. 23 atau tulisan lainnya seperti komentar dan tajuk rencana. Semuanya itu dimaksudkan untuk mendidik dan mempeng ruhi orang lain. Bentuk lain dari fungsi mempengaruhi adalah dengan menyajikan berita atau tulisan yang bersifat diharapkan para pelaku penyelewengan merubah perilaku ke arah yang baik.

  Lebih jauh dari itu, si pelaku penyelewengan diberikan sanksi dan hukum yang setimpal agar merasa jera dan pada waktu yang akan datang tidak mengulangi kesalahannya. “Konsep yang suadah disebutkan diatas adalah peran jaga

  20

  (watchdog).” Tugas mulia media (komunikasi massa) adalah menyampaikan

  21

  kebenaran. Sehingga yang menjadi ciri utama dari komunikasi massa adalah karena fungsinya melakukan sosial kontrol. Hal itu dilakukan dalam rangka menegakan kebenaran dan keadilan. Bukan untuk membeber-beberkan kejelekan dan aib orang lain. Mengelola pers atau media massa sesuai fungsi yang empat tersebut merupakan suatu dilema. Bila tidak melakukan sosial kontrol, maka dianggap fungsinya sebagai lembaga pers tidak berjalan dengan baik. Sebaliknya apabila melakukan sosial kontrol sebagai idealnya suatu lembaga pers, maka rintangan dan tantangan sekaligus ancaman banyak dialami. Bagi wartawan, mati dan berhenti bekerja merupakan konsekuensi logis, bahkan dinilai terhormat, kalau penyebabnya adalah menegakan kebenaran dalam bentuk melakukan sosial

  20 21 3th Ibid, Luwi Ishwara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar, h. 8 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. viii kontrol. Karena aspek komersial adalah penting dan aspek sosial kontrol juga perlu, maka pengelola pers dan wartawan harus mempertimbangkan keduanya.

  Fungsi sosial kontrol dari media massa, khususnya pers, semasa Orde Baru selama 32 tahun nyaris tanpa kontrol dan media massa.

  Saat ini kondisi sudah terbalik, pemerintah telah memberi jaminan tidak akan ada lagi hantu pembrendelan pers. Pers dipersilahkan untuk melakukan fungsi sosial kontronya sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

22 Karena pesatnya teknologi di bidang komunikasi massa, komunikasi

  dengan menggunakan media massa mengalami perkembangan dari para pakar yang menghasilkan empat teori/model komunikasi massa sebagai berikut: a.