ANALISIS KUALITAS PRODUK PLAT BAJA KARBON HOT ROLLED DENGAN PENDEKATAN KAIZEN DAN SEVEN TOOLS DI PT. GUNAWAN DIANJAYA STEEL, Tbk.

ANALISIS KUALITAS PRODUK PLAT BAJ A KARBON HOT ROLLED
DENGAN PENDEKATAN KAIZEN DAN SEVEN TOOLS
DI PT. GUNAWAN DIANJ AYA STEEL, Tbk

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :
ANDRE ARIEF HENDRAWAN
1032010085

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
ANALISIS KUALITAS PRODUK PLAT BAJ A KARBON HOT ROLLED

DENGAN PENDEKATAN KAIZEN DAN SEVEN TOOLS
DI PT. GUNAWAN DIANJ AYA STEEL, Tbk
Disusun oleh :

ANDRE ARIEF HENDRAWAN
NPM : 1032010085
Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
J ur usan Teknik Industr i Fakultas Teknologi Industr i
Universitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada Tanggal 23 Desember 2014
Tim Penguji :
1.

Pembimbing :
1.

Enny Ariyani, ST. MT
NPY. 3700 9950 0411

Ir. Yustina Ngatilah, MT

NIP.19570306 198803 2 001

2.

2.

Ir. Iriani, MMT.
NIP. 19621126 198803 2 001

Drs. Pailan, M. Pd.
NIP. 19530504 198303 1 001

Mengetahui
Dekan Fakultas Teknologi Industr i
Universitas Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur
Sur abaya

Ir . Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
ANALISIS KUALITAS PRODUK PLAT BAJ A KARBON HOT ROLLED
DENGAN PENDEKATAN KAIZEN DAN SEVEN TOOLS
DI PT. GUNAWAN DIANJ AYA STEEL, Tbk
Disusun oleh :

ANDRE ARIEF HENDRAWAN
NPM : 1032010085
Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
J ur usan Teknik Industr i Fakultas Teknologi Industr i
Universitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada Tanggal 23 Desember 2014
Tim Penguji :
1.

Pembimbing :
1.


Enny Ariyani, ST. MT
NPY. 3700 9950 0411

Ir. Yustina Ngatilah, MT
NIP.19570306 198803 2 001

2.

2.

Ir. Iriani, MMT.
NIP. 19621126 198803 2 001

Drs. Pailan, M. Pd.
NIP. 19530504 198303 1 001

3.

Ir. Yustina Ngatilah, MT

NIP.19570306 198803 2 001
Mengetahui
Ketua J ur usan Teknik Industr i
Fakultas Teknologi Industr i
Universitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Sur abaya

Dr. Ir . Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
berkenan

memberikan rahmat


dan hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul :
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAJA KARBON HOT ROLLED
DENGAN PENDEKATAN KAIZEN DAN SEVEN TOOLS DALAM
RANGKA MENSUPORT PERBAIKAN ISO 9001:2000
STUDI KASUS DI PT. GUNAWAN DIANJ AYA STEEL, Tbk
Penyusunan tugas akhir

ini guna memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri pada Fakultas
Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa selama melakukan penelitian dan penyusunan
skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan.
Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Ir Minto Waluyo, MM, selaku Ketua Program Studi Tenik Industri
UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu. Ir. Yustina Ngatilah. MT, selaku Dosen Pembimbing I.
5. Bapak Drs. Pailan M. Pd, selaku Dosen Pembimbing II.
6. Bapak Bambang bagian HRD di PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk yang telah
membantu saya dalam proses pengumpulan data di lapangan.
7. Segenap Karyawan PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuannya selama penulis
melaksanakan penelitian.
8. Orangtua tercinta yang telah memberikan bantuan baik moral maupun materi
kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
9. Nur Indah Sari yang berperan sangat penting untuk memberikan semangat

kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan balasan atas amal perbuatan
dan segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata penulis
berharap semoga hasil penelitian yang tertuang dalam skripsi ini banyak
bermanfaat bagi setiap pembaca pada umumnya.
Surabaya,5 Desember 2014
Penulis

Andre Arief Hendrawan
NPM: 1032010085

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
LEMBAR J UDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ………………..……………………………………...


iii

DAFTAR ISI ………………..……………………………………………..…

v

DAFTAR TABEL ……………….…………………………………………..

viii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………..

ix

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………

x

ABSTRAKSI ………………..……………………………………………..…


xi

BAB I

PENDAHULUAN

1

1.1

Latar Belakang Masalah ………………………………

1

1.2

Perumusan Masalah ………….. ……………………...

3


1.3

Batasan Masalah ……………………….……………..

3

1.4

Asumsi ………………………….………………….....

4

1.5

Tujuan ………………………………………………...

4

1.6

Manfaat Penelitian …………………………………....

4

1.7

Sistematika Penulisan ………………………………...

5

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1

7

Kualitas ……………….……………………………...

7

2.1.1

Pengertian Pengendalian Kualitas ………….

7

2.1.2

Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kualitas...

8

2.1.3

Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas ……….

9

2.1.4

Perspektif Terhadap Kualitas …………………

10

2.1.5

Dimensi Kualitas …………...…………………

11

2.1.6

Organisasi Pengendalian Kualitas ……………

12

2.1.7

Maksud dan Tujuan Pengendalian Kualitas…...

13

2.1.8

Hal – hal yang Mempengaruhi Derajat

2.1.9

Pengendalian Kualitas ……………………

13

Teknik Pengendalian Kualitas……………….

15

2.1.10 Pengertian Produk, Produk Cacat, Produk
Rusak ………………………………………

16

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2

2.3

2.4
BAB III

21

2.2.1

Pengertian Budaya Kaizen …………………….

21

2.2.2

Konsep Budaya Kaizen ………………………..

22

2.2.3

Prinsip Budaya Kaizen ………………………...

24

2.2.4

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Budaya
Kaizen …………………………………………

27

2.2.5

Penilaian Kinerja ……………………………..

29

2.2.6

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ...

30

2.2.7

Kegunaan Penilaian Kinerja …………………..

31

2.2.8

Pengaruh Budaya Kaizen Terhadap Kinerja …..

33

Seven Tools ……………………………………………

33

2.3.1

Lembar Pengecekan (Check Sheet) ……………

34

2.3.2

Diagram Batang ……………………………….

37

2.3.3

Diagram Sebab – Akibat ………………………

38

2.3.4

Histogram ……………………………………..

42

2.3.5

Diagram Pareto ………………………………..

44

2.3.6

Peta Kontrol X dan R ………………………….

45

2.3.7

Diagram Pencar ………………………………..

48

Penelitian Terdahulu …………………………………...

51

METODE PENELITIAN

53

3.1

Tempat dan Waktu Penelitian ………………………...

53

3.2

Identifikasi Variabel dan Operasional Variabel ……....

53

3.2.1 Identifikasi Variabel ....…………………….......

53

3.2.2 Definisi Operasional Variabel ……………….....

54

Langkah – Langkah Pemecahan Masalah …………...

55

3.3
BAB IV

Budaya Kaizen …………………………………………

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

59

4.1

Pengumpulan Data ………………………………….....

59

4.1.1

Karakteristik Standart Kualitas……………….

59

4.1.2

Data Jenis Kecacatan …………………………

59

4.1.3

Data Kecacatan ...………...……………….........

60

4.2

Pembuatan Check Sheet, Diagram Batang, Histogram,
Diagram Pareto, Peta Control ………………..

61

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3

4.4

4.2.1 Check Sheet …………………………………….

61

4.2.2 Diagram Batang …..…………………………….

62

4.2.3 Histogram ……………………………………....

62

4.2.4 Diagram Pareto …………………………………

64

4.2.5 Peta Kontrol P ………………………………….

65

Identifikasi Penyebab Masalah …………………………

69

4.3.1

(Fishbone Diagram) ………………………………

69

Usulan Perbaikan ……………….……………………...

75

4.4.1

Rencana Perbaikan Dengan Kaizen M Checklist
dan Kaizen Five Step Plan / 5S ….…………….

4.5

BAB V

75

Analisa dan Pembahasan

78

KESIMPULAN DAN SARAN

81

5.1

Kesimpulan ……...........................................................

81

5.2

Saran …….....................................................................

82

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK

PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk adalah suatu perusahaan yang bergerak
di bidang produsen pelat baja karbon di indonesia. Salah satu produk yang
ditawarkan oleh PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk adalah pelat baja karbon hot
rolled. Namun dalam proses produksi masih terdapat defect diantaranya yaitu
proses rolling, proses cutting, dan finishing. Tujuan dilakukannya penelitian di
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk adalah Untuk menganalisis menggunakan
Seven Tools serta penerapan KAIZEN dalam mengendalikan kualitas produk PT.
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk dan menekan kerusakan (Defect)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada proses produksi selama
3 bulan terdapat kecacatan pada rolling sebesar 0,23%, kecacatan pada cutting
sebesar 0,82%, dan kecacatan pada finishing sebesar 0,13%. Dapat diketahui juga
jenis cacat yang dominan yaitu pada proses cutting, sebesar 76 lembar pelat baja
dengan prosentase cacat sebesar 0,82%. Sehingga untuk mengurangi waste
tersebut disarankan untuk mengurangi Defect atau kecacatan yang terjadi di PT.
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk perlu adanya peningkatan pengawasan terhadap
pekerja maupun pemeliharaan terhadap mesin atau peralatan yang digunakan dan
juga perlu melakukan pelatihan untuk mengasah kemampuan pegawai pada
perusahaan tersebut.

Kata kunci: Defect, Seven tools, Kaizen

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT

PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk is producer of carbon steel plate in
Indonesia. The one of their product is steel plate hot rolled, but in production
process still have defect, there are rolling process, cutting process, and finishing.
The research in PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk is analyzed by seven tools and
kaizen application on maintain of product quality and reduce waste (defect)
Based on research result, on production process during 3 month. There is
0,23% rolling damage, 0,82% cutting damage, and 0,13% finishing damage, the
most damage is in cutting process about 76 sheets of steel plate with defect
percentage 0,82%. For reducing waste is recommended to reducing defect in PT.
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk needs increase supervision to employee and
machine maintenance or toolskit and needs training for increase ability of
employee in this company.

Key word: Defect, Seven tools, Kaizen

xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Saat ini dunia industri memegang peran penting dalam era pembangunan

di Indonesia. Munculnya industri kecil dan besar baik perusahaan swasta
maupun perusahaan negara akan menjadi tonggak dalam memajukan bangsa.
Hanya perusahaan yang mempunyai daya saing yang tinggi yang dapat bertahan
didalam usaha meningkatkan keuntungan. Dalam dunia perindustrian. kualitas
atau mutu produk dan produktivitas adalah kunci keberhasilan bagi berbagai
sistem produksi. Keduanya merupakan kriteria kinerja perusahaan yang sangat
penting baik bagi perusahaan yang berorientasi keuntungan. Kemampuan
perusahaan menghasilkan produk barang atau jasa yang bermutu tinggi
merupakan kunci bagi posisi persaingan dan prospek keberhasilan jangka
panjangnya.
Kualitas dapat diartikan sebagai tingkat atau ukuran kesesuaian suatu
produk dengan pemakainya, dalam arti sempit kualitas diartikan sebagai tingkat
kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan (Juita Alisjahbana, 2007).
Kualitas dari suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan ditentukan
berdasarkan ukuran-ukuran dan karakteristik tertentu. Suatu produk dikatakan
berkualitas baik apabila dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atau
dapat diterima oleh pelanggan sebagai batas spesifikasi, dan proses yang baik
yang akan diberikan oleh produsen sebagai batas kontrol. Selain pembentukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

standart sebagai batas kontrol dapat dilakukan pula berupa pelaksanaan proses
produksi yang baik yakni sesuai dengan prosedur yang ada sehingga kualitas
produk yang dihasilkan tetap terjaga.
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk adalah suatu perusahaan yang bergerak di
bidang produsen pelat baja karbon di indonesia. Salah satu produk yang
diproduksi oleh PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk adalah pelat baja karbon hot
rolled. Pelat baja karbon hot rolled memiliki prospek yang sangat baik dalam
perkembangan industri dalam negeri maupun luar negeri, dan hal ini merupakan
faktor yang mendorong PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk untuk tetap unggul
dalam bidang produsen pelat baja.
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk sebagai perusahaan yang bergerak dalam
industri pelat baja karbon hot rolled dalam menjalankan kegiatan bisnisnya telah
menerapkan sistem pengendalian kualitas produksi dengan menggunakan metode
ISO. Perusahaan bahkan telah meraih sertifikasi ISO 9001:2000, EN ISO
9001:2000, BS EN ISO 9001,2000 dari Lloyd’s Register Quality Assurance Ltd,
untuk standard sistem manajemen kualitas, dan sertifikasi “U-Mark” di Jerman
dari RWTUV untuk pabrik dan pengetesan yang layak pada pelat baja. Berbagai
program pengendalian kualitas dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat
menghasilkan produk yang baik dan sesuai dengan standard kualitas yang
ditetapkan. Akan tetapi pada kenyataanya masih terdapat produk yang mengalami
kerusakan (defect), meskipun kerusakan sangat kecil, perusahaan harus
melakukan proses produksi dengan tidak ada kecacatan sama sekali atau nol
kecacatan, dari produksi yang dilakukan oleh PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

yaitu pada proses rolling, proses cutting, dan finishing. Pada proses rolling
terdapat berlubang, gupil dan retak, pada proses cutting terdapat pemotongan
tidak simetris, pada finishing terdapat bekas potongan tidak rata sehingga perlu
dilakukan penelitian guna memperoleh hasil untuk dapat memperbaiki kualitas
produk yang ada di PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk.
Dengan adanya permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian analisis
kualitas produk plat baja karbon hot rolled dengan pendekatan kaizen dan
seventools dengan harapan untuk meningkatkan kualitas produk.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan yaitu :
“Bagaimana kualitas produk pelat baja karbon hot rolled dan upaya perbaikan
untuk meningkatkan kualitas”.

1.3

Batasan Masalah
Agar penulisan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan alurnya maka

perlu di berikan batasan-batasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini mencakup jumlah produksi produk pelat baja Hot Rolled pada
bulan April - Juni 2014.
2. Analisis kualitas produk pelat baja hot rolled didasarkan pada SOP yang
digunakan di PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk.
3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kaizen dan seven tools.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

1.4

Asumsi
Sedangkan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :
1. Kondisi operasional, keuangan dan manajemen perusahaan tidak berubah
selama penelitian.
2. Dari 8 proses produksi hanya ada 3 proses produksi yang mengalami
kecacatan yaitu proses rolling, cutting dan finishing.

1.5

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kualitas produk pelat baja karbon hot rolled.
2. Memberikan usulan perbaikan untuk meningkatkan kualitas.

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, sebagai syarat menyelesaikan pendidikan juga dapat menambah
wawasan dan kemampuan dalam mengaplikasikan KAIZEN dan analisis
Seven Tools dalam memecahkan permasalahan nyata di dunia industri
terutama industri jasa.
2. Bagi PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi
perusahaan dalam merumuskan upaya-upaya dalam meningkatkan kualitas
produknya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

3. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bacaan untuk
menambah ilmu pengetahuan tentang kualitas pelayanan. Selain itu dapat
digunakan sebagai acuan penelitian berikutnya.
1.7

Sistematika Penulisan
Pada dasarnya sistematika penulisan berisikan mengenai uraian yang akan

dibahas pada masing-masing bab, sehingga dalam setiap bab akan mempunyai
pembahasan topik tersendiri. Adapun sistematika penulisan dari tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah yang
diteliti, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang dipakai
dalam penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini berisi dasar-dasar teori yang digunakan untuk mengolah dan
menganalisa data-data yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian, yaitu
teori mengenai kualitas produk dengan menggunakan Seven Tools dan
Pendekatan Kaizen.

BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini yaitu
hal-hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian atau
gambaran atau urutan kerja menyeluruh selama pelaksanaan penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi pengolahan dari data yang telah dikumpulkan dan
melakukan analisa, langkah-langkah pemecahan masalah dan metode
analisis serta pembahasan penelitian.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari analisa yang telah
dilakukan sehingga dapat memberikan suatu rekomendasi sebagai
masukan bagi pihak perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Kualitas
Kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu, kadar, derajat, atau taraf

(kepandaian, kecakapan, dsb). Menurut Sofjan Assauri (2004), mutu atau kualitas
diartikan sebagai the standart of something as measured against other thing of a
similar kind, yang artinya secara bebas adalah standar sesuatu sebagai pengukur
yang membedakan suatu benda dengan yang lainya. Di sini keberadaan kualitas
tersebut yang menjadikan suatu benda berbeda. Perbedaan yang terdapat pada
benda ini menjadikan benda ini istimewa dan spesial dibandingkan dengan benda
lainya yang masih tergolong sama. Kualitas merupakan hal yang paling penting
untuk diperhatikan dalam setiap proses produksi, kulitas yang baik akan
dihasilkan oleh proses yang terkendali. Kualitas menjadi faktor dasar keputusan
konsumen dalam banyak produk dan jasa, tanpa membedakan apakah konsumen
itu perorangan, kelompok industri, program pertahanan militer, atau toko
pengecer. Akibatnya kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan
bisnis, pertumbuhan, dan peningkatan posisi bersaing perusahaan.

2.1.1 Pengertian Pengendalian Kualitas
Pada suatu perusahaan pengendalian kalitas sangat penting karena hal ini
menentukan

produk

yang

dihasilkan

sesuai

dengan

standar

kualitas

perusahaan atau tidak. Sedangkan menurut Sofjan Assauri dalam bukunya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Manajemen Produksi dan Operasi (2004) mengemukakan bahwa Pengendalian
kualitas adalah kegiatan memastikan apakah kebijakan dalam hal kualitas
(standar) dapat tercermin dalam hasil akhir, atau dengan kata lain usaha untuk
mempertahankan mutu atau kualitas dari barang-barang yang dihasilkan agar
sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan
pimpinan. Pelaksanaan pengendalian kualitas dilaksanakan oleh operator dan
leader pada masing-masing departemen. Pada pelaksanaan pengendalian kualitas
semua produk dicek menurut standar, dan semua penyimpangan-penyimpangan
dalam

hal

ini digunakan sebagai umpan balik sehingga dapat dilakukan

tindakan perbaikan untuk produksi di masa yang akan datang.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas
Kualitas dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa suatu
barang

dapat

memenuhi

tujuannya.

Menurut

Sofjan

Assauri

(2004),

mengemukakan bahwa tingkat kualitas ditentukan oleh beberapa faktor, antara
lain:
a. Fungsi Suatu Barang
Kualitas yang hendak dicapai sesuai dengan fungsi untuk apa barang tersebut
digunakan atau dibutuhkan tercermin pada spesifikasi dari barang tersebut
seperti tahan lamanya, kegunaannya, berat, bunyi, mudah atau tidaknya
perawatan dan kepercayaannya.
b. Wujud Luar
Salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakan oleh konsumen
dalam melihat suatu barang pertama kalinya, untuk menentukan kualitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

barang tersebut, adalah wujud luar barang itu.

Faktor wujud luar yang

terdapat pada suatu barang tidak hanya terlihat dari bentuk, tetapi juga dari
warna, susunan dan hal-hal lainnya.
c. Biaya Barang Tersebut
Umumnya biaya dan harga suatu barang akan menentukan kualitas barang
tersebut. Hal ini terlihat dari barang-barang yang mempunyai biaya atau
harga yang mahal, dapat menunujukan bahwa kualitas barang tersebut relatif
lebih baik.

2.1.3

Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas
Menurut Sofjan Assauri (2004), secara garis besar pengendalian kualitas

dikelompokan dalam dua tingkatan, yaitu :
a. Pengendalian Selama Pengolahan (Proses)
Pengendalian harus dilakukan secara beraturan dan teratur. Pengendalian
dilakukan hanya terhadap bagian dari proses mungkin tidak ada artinya bila
tidak diikuti dengan pengendalian pada bagian lain. Pengendalian ini
termasuk juga pengendalian atas bahan-bahan yang digunakan untuk proses.
b. Pengendalian Atas Hasil yang Telah Diselesaikan
Meskipun telah diadakannya pengendalian kualitas selama proses tidak
menjamin bahwa tidak ada hasil produksi yang rusak atau kurang baik. Untuk
menjaga agar barang-barang yang dihasilkan cukup baik sampai ke
konsumen maka diperlukan adanya pengendalian atas barang hasil produksi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2.1.4 Perspektif Terhadap Kualitas
Beraneka ragamnya definisi mengenai kualitas ini dikarenakan perpedaan
perspektif atau pandangan yang digunakan. David Garvin mengidentifikasikan
lima alternatif perspektif kualitas yang biasa digunakan Fandy Tjiptono (2011)
yaitu :
a. Transcedental Approach
Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit
didefinisikan dan dioperasionalkan. Dengan demikian fungsi perencanaan,
produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit sekali menggunakan definisi
seperti ini sebagai dasar manajemen kualitas.
b. Produck-based Aproach
Pendekatan ini menganggap kualitas ini sebagai karakteristik atau atribut
yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak
dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi
individual.
c. User-based Approach
Pendekatan didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang
yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan preferensi
seseorang ( misalnya perceived quality ) merupakan produk yang berkualitas
paling tinggi. Perspektif yang subjektif dan demand-oriented ini juga
menyatakan bahwa konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan
keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama
dengan kepuasan maksimum yang dirasakannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

d. Manufacturing-based Approach
Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktikpraktik perekayasaan serta mendefinisikan kualitas sebagai sama dengan
persyaratannya ( conformance to requirements ). Dalam sektor jasa, dapat
dikatakan bahwa kualitasnya bersifat operation-driven. Pendekatan ini
berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal,
yang seringkali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan
penekanan biaya. Jadi yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang
ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya.
e. Value-based Approach
Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Dengan
mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan
sebagai ” affordable exellence ”. Kualitas dalam perspektif ini bersifat
relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu
produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk
atau jasa yang paling tepat dibeli (best-buy).

2.1.5

Dimensi K ualitas
Ada delapan dimensi kualitas menurut Vincent Gaspersz (2005) yang

dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk
produk manufaktur. Dimensi-dimensi tersebut adalah:
a. Kinerja (performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti.
b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features),

yaitu karakteristik

sekunder atau pelengkap.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

c. Kehandalan (reliability),

yaitu kemungkinan kecil akan mengalami

kerusakan atau gagal pakai.
d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh
mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah
ditetapkan sebelumnya.
e. Daya tahan (durability), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk
tersebut dapat terus digunakan.
f. Serviceability,

meliputi kecepatan,

kompetensi,

kenyamanan,

mudah

direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.
g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi
produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

2.1.6

Organisasi Pengendalian Kualitas
Menurut Sofjan Assauri dalam bukunya Manajemen Produksi (2004)

berpendapat bahwa pengendalian kualitas merupakan salah satu fungsi yang
penting dari suatu perusahaan, sehingga kegiatan ini ditangani oleh bagian
pengendalian kualitas yang ada di perusahaan itu.

Tugas dari bagian

pengendalian kualitas itu sendiri adalah menyelenggarakan atau melihat kegiatan
atau hasil yang dikerjakan serta mengumpulkan dan menyalurkan kembali
keterangan-keterangan yang
dianalisa.

dikumpulkan selama

pekerjaan

Tugas-tugas ini meliputi :

a. Pengendalian atas penerimaan dari bahan-bahan yang masuk.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

itu

sesudah

13

b. Pengendalian atas kegiatan di bermacam-macam tingkat proses dan diantara
tingkat-tingkat proses jika perlu.
c. Pengendalian terakhir atas produk-produk hasil sebelum dikirimkan kepada
langganan.
d. Test-test dari para pemakai.
e. Penyelidikan atas sebab-sebab kesalahan yang timbul selama pembuatan.

2.1.7

Maksud dan Tujuan Pengendalian Kualitas
Menurut Sofjan Assauri dalam bukunya yang berjudul Manajemen

produksi (2004), bahwa maksud dari pengendalian kualitas adalah agar
spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standar dapat tercermin dalam
produk atau hasil akhir.
Secara terperinci dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian kualitas
adalah :
a. Agar produk hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang ditetapkan.
b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
c. Mengusahakan agar biaya design dari produk dan proses dengan
menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
d. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

2.1.8 Hal-hal yang Mempengaruhi Derajat Pengendalian Kualitas
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi derajat atau tingkat
pengendalian kualitas produk menurut Sofjan Assauri (2004) adalah sebagai
berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

a. Kemampuan proses
Batas-batas yang ingin dicapai harus disesuaikan dengan kemampuan proses
yang ada, tidak akan ada gunanya mencoba mengendalikan suatu proses
dalam batas-batas yang melebihi kemampuan proses yang ada.
b. Spesifikasi yang berlaku
Spesifikasi dari hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku,
bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan
konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. Dalam hal ini
harus dapat dipastikan apakah spesifikasi yang ditentukan tersebut dapat
berlaku, sebelum pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai.
c. Apkiran yang dapat diterima
Tujuan untuk mengendalikan suatu proses adalah untuk dapat mengurangi
bahan-bahan di bawah standar, sehingga menjadi seminimum mungkin.
Derajat atau tingkat pengendalian kualitas yang dilakukan akan tergantung
pada banyaknya bahan/barang yang berada di bawah standar atau apkiran
yang dapat diterima. Banyaknya produk yang dinyatakan rusak ( salah ),
yang dapat diterima harus ditentukan dan disetujui sebelumnya.
d. Ekonomisnya kegiatan produksi
Ekonomis atau efisiennya suatu kegiatan produksi tergantung pada
seluruh proses yang

ada di dalamnya.

Sesuatu

yang

sama dapat

dihasilkan dengan macam-macam proses, dengan biaya produksi yang
berbeda-beda, dan jumlah barang-barang yang terbuang atau apkiran yang
berbeda. Tidaklah selalu ekonomis untuk memilih proses dengan jumlah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

barang-barang apkiran yang sedikit, karena biaya untuk pengerjaan atau
processing lebih lanjut akan mungkin lebih mahal ( melebihi biaya-biaya
yang telah dihemat ).

2.1.9

Teknik Pengendalian Kualitas
Sofjan Assauri dalam bukunya Manajemen Produksi dan Operasi (2004),

ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengadakan pengendalian kualitas :
A. Inspeksi ( inspect )
Inspeksi dilakukan untuk melihat dimana barang yang diproduksi
mempunyai kualitas yang dikehendaki. Caranya dengan melakukan
pengukuran dan sampel yang telah diambil.
1. Cara pemeriksaan
a) Attributes
Pemeriksaan karakteristik yang bersifat kualitatif pengelompokan
sesuai standar dengan produk yang cacat.
b) Variabel-variabel
Pemeriksaan secara variabel berarti bahwa karakteristik diukur
secara kualitatif.
2. Jenis sampel
a) Single sampling
Sampel diambil dari sejumlah barang yang diambil secara acak
dari kumpulan produk akhir.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

b) Double sampling
Pengambilan sampling dengan 2 tingkatan apabila sampel pertama
rusak melebihi standar yang ditentukan oleh perusahaan maka
dilakukan pengambilan sampel lagi. Sampel kedua merupakan yang
menentukan apakah produk tersebut diterima atau tidak.
B. Pemberian Keterangan
Keterangan-keterangan yang diperoleh selama inspeksi diteruskan ke bagian
lain yang bersangkutan. Keterangan yang diberikan dapat berupa ringkasan,
catatan, demonstrasi atau pemberian komentar, tindakan atau peringatan.
C. Penyelidikan
Kegiatan penyelidikan membutuhkan penganalisaan catatan ( biasanya
tentang pengendalian ), yang hasilnya dapat digunakan untuk menentukan
kebijakan perusahaan dalam pengendalian kualitas produk.

2.1.10 Pengertian Produk, Produk cacat, Produk Rusak
Produk merupakan sesuatu yang dapat dirasakan manfaatnya oleh
konsumen untuk

memenuhi kebutuhannya.

Perusahaan

dituntut

untuk

menciptakan suatu produk yang sesuai dengan permintaan konsumen. Pengertian
Produk adalah hasil dari kegiatan produksi yang mempunyai wujud tertentu,
mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia tertentu. Menurut Philip Kotler dalam
bukunya manajemen pemasaran (2007), Produk adalah segala sesuatu

yang

dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Philip

Kotler

dalam

bukunya

Manajemen

Pemasaran

(2007),

mengklasifikasikan produk menjadi 3 macam berdasarkan karakteristik produk
tersebut, yaitu :
a. Daya tahan dan keberwujudan
Produk dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok menurut daya tahan
dan wujudnya, yaitu :
1) Barang yang tidak tahan lama (non durable goods), yaitu barang
berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
penggunaan, misalnya makanan, sabun, bir, minyak tanah, kertas tisu, dan
sebagainya.
2) Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya
dapat digunakan berkali-kali, contohnya seperti meja, kursi, mobil, mesin,
pakaian, dan sebagainya.
3) Jasa (service), jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan
mudah habis, contohnya mencakup potongan rambut, reparasi.
b. Klasifikasi Barang Konsumen Produk dapat diklasifikasikan menjadi 4
macam:
1) Barang Convinience, adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli
konsumen, segera dan dengan usaha minimum, contohnya meliputi
produk tembakau surat kabar, sabun.
2) Barang Shopping, merupakan barang-barang yang karakteristiknya
dibandingkan, berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

proses pemilihan, dan pembelian, contohnya meliputi meja, kursi,
pakaian, peralatan rumah tangga.
3) Barang

Khusus

(Special

goods),

adalah

barang-barang

dengan

karakteristik unik atau identifikasi merek dimana untuk memperoleh
barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia
melakukan usaha khusus untuk membelinya, contohnya meliputi merek
dan jenis barang mewah, mobil, komponen stereo.
4) Barang unsought, adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen
atau diketahui namun secara normal konsumen tidak berfikir untuk
membelinya, contohnya detektor asap, pengolah makanan, batu nisan,
tanah kuburan, ensiklopedia.
c. Klasifikasi Barang Industri
Barang

industri dapat

diklasifikasikan berdasarkan cara barang

itu

memasuki proses produksi dan harga relatifnya, yaitu :
1) Barang baku dan suku cadang (material and part), adalah barang-barang
yang sepenuhnya memasuki produk yang dihasilkan. Barang-barang itu
terbagi menjadi dua kelas, yaitu :
a) Bahan mentah, yaitu produk pertanian (misalnya gandum, kapas,
ternak, buah, dan sayuran) dan produk alam (misalnya ikan, kayu,
minyak mentah, biji besi).
b) Bahan baku dan suku cadang hasil manufaktur, yaitu bahan baku
komponen (misalnya besi,

benang semen, semen, kabel) dan

suku cadang komponen (misalnya motor kecil, ban, cetakan).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2) Barang Modal (capital items) adalah barang-barang tahan lama yang
memudahkan pengembangan atau pengolahan produk akhir, meliputi
instalasi dan peralatan.
3) Perlengkapan dan jasa bisnis, adalah barang dan jasa tidak tahan lama
yang membantu pengembangan atau pengolahan produk akhir. Barangbarang itu dibagi dalam dua jenis :
a) Perlengkapan operasi (misalnya pelumas, batu bara, kertas tulis,
pensil) atau barang untuk pemeliharaan dan perbaikan (misalnya cat,
paku, sapu)
b) Jasa bisnis, meliputi jasa pemeliharaan dan perbaikan (misalnya
pembersihan jendela, reparasi mesin) dan jasa konsultasi bisnis
(misalnya konsultasi manajemen, hukum, periklanan).
Salah satu tujuan perusahaan dalam kegiatan pengendalian kualitas adalah
menekan jumlah produk cacat dan produk rusak sehingga biaya produk yang
dikeluarkan

tidak

terlalu

besar

dan

tidak

mengecewakan

konsumen.

Pengertian produk cacat menurut Sofjan assauri (2004) adalah : “Produk cacat
adalah produk yang dihasilkan dari proses produksi yang tidak memenuhi
standar

namun

secara ekonomis

bila

diperbaiki

lebih

menguntungkan

dibanding langsung dijual. Dengan kata lain biaya perbaikan terhadap produk
cacat masih lebih rendah dari hasil penjualan produk cacat tersebut setelah
diperbaiki”.
Produk cacat dapat disebabkan karena hal-hal sebagai berikut :
a.

Produk cacat yang disebabkan oleh sulitnya pengerjaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

b.

Produk cacat yang sifatnya normal dalam perusahaan.

c.

Produk cacat yang disebabkan kurangnya pengendalian dalam perusahaan.
Produk rusak adalah produk yang dihasilkan dari proses produksi yang

tidak memenuhi standar yang ditentukan. Produk rusak mungkin dapat diperbaiki
namun biaya perbaikan yang dikeluarkan akan lebih besar dari hasil jualnya
setelah diperbaiki. Dengan kata lain secara ekonomis tidak menguntungkan, jadi
produk rusak tidak akan diproses lebih lanjut”.
Dari segi dapat atau tidaknya produk rusak dijual, produk rusak dapat
digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Produk rusak yang laku dijual
Produk rusak yang laku dijual pada umumnya harga jualnya relatif
rendah dibanding apabila produk tersebut tidak mengalami kerusakan.
b. Produk rusak yang tidak laku dijual
Produk rusak yang tidak laku dijual dimungkinkan karena tingkat
kerusakan produk terlalu tinggi, sehingga produk tersebut sudah kehilangan
nilai kegunaan.
Adapun penyebab timbulnya produk rusak adalah :
a. Produk rusak yang disebabkan oleh sulitnya pengerjaan.
b. Produk rusak yang terjadinya bersifat normal dalam perusahaan.
c. Produk rusak karena kesalahan atau kurangnya pengendalian proses produksi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2.2

Budaya Kaizen

2.2.1 Pengertian Budaya Kaizen
Suatu keberhasilan kerja, berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan
perilaku yang menjadi kebiasaannya. Nilai-nilai tersebut bermula dari adat
kebiasaan, agama, norma dan kaidah yang menjadi keyakinannya menjadi
kebiasaan dalam perilaku kerja atau organisasi. Nilai-nilai yang telah menjadi
kebiasaan tersebut dinamakan budaya. Oleh karena budaya dikaitkan dengan mutu
atau kualitas kerja, maka dinamakan budaya kerja menurut Widagdho (2004).
Budaya Kerja Jepang dikenal dengan sebutan Kaizen. Kaizen menurut
Imai (2008) adalah “kemajuan dan perbaikan terus menerus dalam kehidupan
seseorang, kehidupan berumah tangga, kehidupan bermasyarakat dan kehidupan
kerja”. Kata Kaizen digunakan untuk menguraikan suatu proses manajemen
dan budaya bisnis berarti perbaikan terus-menerus dan perlahan-lahan dengan
keikutsertaan aktif dan komitmen dari semua karyawan dalam bentuk apapun
yang dilakukan oleh perusahaan.
Maka pernyataan dapat disimpulkan bahwa :
“Budaya organisasi masyarakat Jepang disebut Kaizen yang secara
bahasa Jepang kai berarti perubahan sedangkan zen berarti baik dan
secara

istilah

artinya

adalah

perbaikan

dan

penyempurnaan

berkesinambungan yang melibatkan semua anggota dalam hirarki
perusahaan, baik manajemen maupun karyawan. Intinya adalah
bahwa manajemen harus memuaskan dan memenuhi kebutuhan
pelanggan jika perusahaan ingin tetap bertahan dan berkembang“.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa budaya Kaizen proses
perbaikan yang terjadi secara terus menerus untuk memperbaiki cara kerja,
meningkatkan mutu dan produktivitas output dengan cara antara lain
menanamkan sikap disiplin terhadap karyawan serta menciptakan tempat
kerja yang nyaman bagi karyan yang melibatkan semua anggota dalam
hierarki perusahaan, baik manajemen maupun karyawan.

2.2.2 Konsep Budaya Kaizen
Konsep utama Kaizen menurut Imai (2008) untuk mewujudkan strategi
Kaizen yaitu :
1. Kaizen dan Manajemen
Dalam konteks Kaizen, manajemen memiliki dua fungsi utama yaitu:
pemeliharaan dan perbaikan. Pemeliharaan berkaitan dengan kegiatan
untuk memelihara teknologi, system manajerial, standar oprasional yang
ada, dan menjaga standar oprasional melalui pelatihan serta disiplin.
Sedangkan perbaikan berkaitan dengan kegiatan yang diarahkan untuk
meningkatkan standar yang ada. Perbaikan dapat dibedakan sebagai:
Kaizen dan Inovasi. Kaizen bersifat perbaikan kecil yang berlangsung
secara berkesinambungan, sedangkan inovasi merupakan perbaikan drastis
sebagai hasil investasi sumber daya berjumlah besar dalam teknologi atau
peralatan.
2. Proses Versus Hasil
Kaizen menekankan pola pikir yang berorientasi proses , karna proses
harus disempurnakan agar hasil dapat meningkat. Kegagalan mencapai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

hasil yang direncanakan merupakan cermin dari kegagalan proses.
Manajemen harus menemukan, mengenali, dan memperbaiki kesalahan
pada proses.
3. Siklus PDCA/SDCA
Langkah pertama dari Kaizen adalah menerapkan siklus PDCA
(Plan,Do,Check,Act) sebagai sarana yang
kesinambungan

dari

Kaizen

guna

menjamin terlaksananya

mewujudkan

kebijakan

untuk

memelihara, memperbaiki dan meningkatkan standar. Setiap proses
kerja yang baru biasanya belum stabil sehingga perlu distabilkan
melalui siklus SDCA (Standardize,Do,Check,Act) dalam rangka mencapai
kestabilan proses. Sedangkan PDCA menerapkan perubahan guna
meningkatkannnya.

SDCA

berkaitan

dengan

fungsi

pemeliharaan

sedangkan PDCA berkaitan dengan fungsi perbaikan.
4. Mengutamakan Kualitas
Kualitas mepurapakan prioritas tinggi dibandingkan dengan harga dan
penyerahan produk yang ditawarkan kepada konsumen, karena perusahaan
tidak dapat bersainga jika kualitas produk dan pelayanan tidak memadai.
5. Berbicara dengan data
Mengumpulkan data tentang keadaan saat ini merupakan langkah awal
dalam upaya perbaikan, karena data berguna untuk memecahkan suatu
masalah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

6. Kepuasan Konsumen
Semua pekerjaan terselenggarakan melalui serangkaian proses dan masingmasing proses memiliki pemasok maupun konsumen.

2.2.3 Prinsip Budaya Kaizen
Prinsip budaya Kaizen menurut Imai (2008) terdiri dari :
1. Orientasi Pelanggan
2. PMT (Pengendalian mutu Terpadu)
3. Robotik
4. Gugus Kendali Mutu
5. Sistem Saran
6. Otomasi atau Fleksibel
7. Disiplin ditempat kerja
8. Pemeliharaan Produktivitas Terpadu
9. Kamban (Tepat Waktu)
10. Penyempurnaan Mutu
11. Tepat Waktu
12. Tanpa Cacat
13. Aktivitas Kelompok kecil
14. Hubungan Kooperatif Karyawan Manajemen
15. Pengembangan Produk Baru
Prinsip-prinsip Kaizen yang sering diterapkan dalam perusahaan di
jepang adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

1. Memfokuskan pada pelanggan
Dalam Kaizen semua aktifitas diarahkan pada kepuasan pelanggan da focus
pandangan jangka panjang pada kebutuhan pelanggan. Perusahaan harus
menyediakan produk bermutu tinggi dan pelayanan untuk menyampaikannya
ke tangan konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Melakukan Perbaikan Secara Terus Menerus
Perusahaan tidak akan berhenti setelah perbaikan berhasil dimplementasikan.
Setiap

kemajuan

akan

dipersatukan

dalam

proses

desain/

manufaktur/manajemen sebagai standar prestasi kerja yang baru dan formal.
3. Mengakui Masalah Seacara Terbuka
Pada perusahaan Kaizen, setiap tim kerja dapat mengemukakan masalahnya
secara terbuka. Mereka akan mendapat perhatian dari setiap orang yang ada di
tim, departemen atau perusahaan dan menerima ide penyelesaian masalah dari
siapapun.
4. Mendorong Keterbukaan
Pada perusahaan Kaizen, ruang kerja bersfat terbuka, kebersamaan lebih
disukai sehingga membuat kepemimpinan semakin jelas dan komunikasi
semakin hidup.
5. Menciptakan Tim Kerja
Setiap individu dalam sebuah perusahaan Kaizen menjadi anggota tim kerja
yang diarahkan oleh seorang

pimpinan tim. Keberhasilan tim tergantung

sejauh mana tujuan tim dan tingkat kemampuan tim. Kegiatan tim

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

dikendalikan dengan pemeriksaan yang memadai dan keseimbangan dalam
prestasi kerjanya.
6. Mengelola Proyek Lewat Tim Lintas Fungsional
Kaizen menyatakan bahwa tidak seorang pun atau satu tim pun harus
mempunyai semua keterampilan atau ide terbaik untuk mengelola satu proyek
secara efisien, bahkan dalam hal yang menyangkut disiplin ilmunya sendiri.
7. Mengembangkan Proses Hubungan yang Tepat
Pada perusahaan Kaizen diharapkan terjalin hubungan yang harmonis pada
komunikasi dan cara untuk menghindari konfrontasi antar pribadi.
8. Mengembangkan Disiplin Pribadi
Adanya rasa hormat pada diri sendiri dan perusahaan menunjukkan kekuatan
dan keutuhan dalam diri seseorang serta kapasitas agar menjadi harmini
dengan rekan dan pelanggan.
9. Memberikan Informasi kepada Setiap Karyawan
Kaizen memberikan syarat agar semua staff mendapat informasi
lengkap mengenai perusahaan mereka, secara induksi (formal, terstruktur,
lengkap, berkepanjangan) dan sepanjang mereka masih menjadi karyawan.
10. Membuat Setiap Karyawan Menjadi Mampu
Membuat karyawan menjadi mampu berarti member bekal keterampilan
dan

peluang

untuk

menerapkan

informasi

yang diberikan. Lewat

pelatihan berbagai keterampilan, dorongan, tanggungjawab

membuat

keputusan, akses dalam sumber data dan anggaran, umpan balik dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

imbalan, karyawan mendapat wewenang untuk memberikan pengaruh yang
cukup besar pada diri sendiri dan kegiatan perusahaan.
Pokok dari kaizen adalah sederhana dan tepat sasaran. Dalam prinsip
kaizen dikatakan bahwa cara hidup kita, kehidupan ditempat kerja kita, atau
kehidupan sosial kita harus mengalami perbaikan secara konstan, Imai (2008).

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Budaya Kaizen
Kaizen secara harafiah berarti improvement. Kaizen dibutuhkan di
setiap perusahaan. Filosifi Kaizen: dalam perjalan aktivitas suatu perusahaan
pasti akan mengalami penurunan/deteriorasi (baik alat maupun manusia).
Untuk menjaga agar penurunan itu tidak terjadi maka diperlukan
maintenance/repairement (pemeliharaan/perbaikan). Tapi, kalau perusahaan
ingin meningkatkan performancenya, maka dibutuhkan juga aktivitas
improvement (Kaizen). Perusahaan sering menggunakan istilah Kaizen atau
Improvement Proposal dalam melaksanakan program improvementnya.
Ada 5 (lima) faktor yang mendukung di dalam Budaya Kaizen yaitu :
1. Teamwork (Tim Kerja)
Team work bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja
sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling
melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati
sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus
disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi

yang

menjadi satu pribadi untuk