”DAMPAK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH” (Studi di Bank Sampah Bintang Mangrove Kelurahan Gunung Anyar Tambak Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya).

”DAMPAK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM
BANK SAMPAH”
(Studi di Bank Sampah Bintang Mangrove Kelurahan Gunung Anyar Tambak
Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ J awa Timur

Oleh :
DIANA FILDZAH APRILIANTI
NPM. 1041010026

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2014


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAMPAK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI
PROGRAM BANK SAMPAH
(Studi di Bank Sampah Bintang Mangrove Kelurahan Gunung Anyar
Tambak Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ J awa Timur

Oleh :
DIANA FILDZAH APRILIANTI
NPM. 1041010026

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2014

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan segala puji syukur Alhamdulillah pada kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “DAMPAK PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI BANK SAMPAH ( Studi di Bank Sampah Bintang
Mangrove Kelur ahan Gunung Anyar Tambak Kecamatan Gunung Anyar Kota
Surabaya ).
Pembuatan Skripsi ini merupakan bagian dari proses studi dalam program studi
Ilmu Administrasi Negara yang wajib diselesaikan oleh setiap mahasiswa yang
merupakan persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana (S1) Ilmu Administrasi
Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Dr. Ertien Rining Nawangsari, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
Disamping itu penulis juga telah mendapatkan banyak bantuan pikiran atau
tenaga dalam peneyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

v


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
2. Bpk Dr. Lukman Arif, MSi, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Susi Hardjati, MAP selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Chusniyati selaku Sekretaris Bank Sampah Bintang Mangrove.
5. Buat kedua orang tua terima kasih atas do’a, kesabaran dan pengertian
memberikan dukungan yang luar biasa selama proses penyusunan skripsi ini.
6. Buat teman-teman angkatan 2010 terima kasih atas dukungannya, khususnya
teman sekost Huswa dan Shinta. Thanks atas semangat yang telah diberikan
kepada penulis. Tetap Semangat eeeeaaaaa…
7. Buat “Mas-Mas UNAIR” dan “BP” terima kasih telah menyediakan jasanya.
8. Lembar Persembahan Terlampir….
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membanguan penulisan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya,

Mei 2014

Penulis
vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN J UDUL ………………………………………………………….

i

HALAMAN PERSETUJ UAN………………………………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………... iii
HALAMAN REVISI …………………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. v
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….

xi

DAFTAR TABEL……………………………………………………............... xii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xiii
ABSTRAKSI……………………………………….. ………………………… xiv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...

1

1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………………….

1

1.2 Perumusan Masalah……………………………………………………. 12

1.3. Tujuan Penelitian………………………………………………………. 12
1.4 Keguanaan Penelitian…………………………………………………... 13

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ………………………………………………… 14
2.1. Penelitian Terdahulu ………………………………………………….. 14
2.2. Landasan Teori ………………………………………………………... 18
2.2.1. Pemberdayaan ……………………………………………………... 18
2.2.1.1. Tujuan Pemberdayaan ………………………………………... 20
2.2.1.2. Dimensi Ukuran dan Indikator Pember dayaan …………….. 21
2.2.1.3. Strategi Pemberdayaan ……………………………………….. 25
2.2.1.4. Pendekatan Pemberdayaan …………………………………... 29
2.2.1.5. Tahap-Tahap Pemberdayaan ………………………………… 30
2.2.1.6. Pemberdayaan sebagai Proses dan Hasil Intervensi ………... 31
2.2.1.7. Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat...………….. 32

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2 Konsep Kebijakan Publik …………………………………………. 32

2.2.2.1. Sifat Kebijakan Publik ………………………………………... 34
2.2.2.2. Manfaat Kebijakan Publik …………………………………… 35
2.2.2.3. Tujuan Kebijakan…………………………………………...… 36
2.2.2.4. Faktor Penentu Dilaksanakan/Tidaknya Suatu Kebijakan
Publik …………………………………………………………... 36
2.2.2.5. Pemberdayaan Mampu Memper kuat Tujuan Kebijakan Publik
…………………………………………………………………... 37
2.2.3. Konsep Bank ………………………………………………………

38

2.2.4. Pengelolaan Sampah ……………………………………………… 39
2.2.5. Tugas dan Wewenang Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah.. 41
2.2.6. Konsep Bank Sampah …………………………………………….. 43
2.2.6.1. Pelaksanaan Bank Sampah ………………………………….... 44
2.2.6.2. Standar Manajemen Bank Sampah ………………………….. 48
2.2.6.3. Manfaat Bank Sampah ………………………………………... 50
2.2.7. Konsep Dampak …………………………………………………… 51
2.3. Kerangka Berfikir ……………………………………………………….. 53


BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………….. 54
3.1. J enis Penelitian ………………………………………………………… 54
3.2. Lokasi Penelitian……………………………………………………….. 55
3.3. Fokus Penelitian ……………………………………………………….. 55
3.4. Sumber dan J enis Data ………………………………………………... 57
3.5. Informan dan Teknik Penarikan Informan …………………………. 59
3.6. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………… 61
3.7. Teknik Analisis Data…………………………………………………... 61
3.8. Keabsahan Data ……………………………………………………….. 64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………….. 67
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………………………………… 67
4.1.1. Gambaran Umum Kelurahan Gunung Anyar Tambak ………... 67

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.1.1. Komposisi Kependudukan ……………………………………. 76
4.1.2. Profil Bank Sampah Bintang Bintang Mangrove ……………….. 78

4.1.2.1. Sejarah Berdirinya Bank Sampah Bintang Mangrove ……... 78
4.1.2.2. Tujuan Bank Sampah Bintang Mangrove …………………… 81
4.1.2.3. Struktur Organisasi Bank Sampah Bintang Mangrove …….. 82
4.1.2.4. Tugas Pokok dan Fungsi ……………………………………… 82
4.1.2.5. Daftar Pengurus Bank Sampah Bintang Mangrove
berdasar kan Tingkat Pendidikan…………………………….. 85
4.1.2.6. J umlah Nasabah Bank Sampah Bintang Mangrove ………... 86
4.1.2.7. Bank Sampah Keliling (BanKeling) ………………………….. 87
4.1.2.8. Daftar Harga Sampah di Bank Sampah Bintang Mangrove .. 87
4.1.2.9. J enis Sampah yang Diterima Bank Sampah Bintang
Mangrove………………………………………………………. 89
4.1.2.10. Program Bank Sampah Bintang Mangrove ………………... 90
4.1.2.11. Proses Pemilahan Sampah …………………………………... 91
4.2. Hasil Penelitian ………………………………………………………... 93
4.2.1. Dampak Ekonomi Pemberdayaan melalui Program Bank Sampah
Bintang Mangrove…………………………………………………. 95
4.2.1.1. Menambah Pendapatan :Bagi Nasabah, Bagi Pengurus, dan
Bagi Bank Sampah Bintang Mangrove ……………………… 95
4.2.1.2. Menambah J umlah Tabungan Nasabah yang diperoleh dari
Penyetoran Sampah pada Bank Sampah Bintang Mangrove ….. 103

4.2.2. Dampak Sosial ……………………………………………………... 107
4.2.2.1. Pola Pikir Masyarakat terhadap Pemilahan Sampah,
Keikutsertaan Masyarakat dalam Mengaktifkan Kegiatan Bank
Sampah dan Pola Pikir Masyarakat terhadap Lingkungan dengan
Menjaga Kebersihan dan Kelestarian Lingkungan …………….. 107
4.2.2.2. Merubah Persepsi Negatif terhadap Pemulung …………….. 113
4.3. Pembahasan ……………………………………………………………. 115
4.3.1. Dampak Ekonomi …………………………………………………. 115

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.1.1. Menambah Pendapatan :Bagi Nasabah, Bagi Pengurus, dan
Bagi Bank Sampah Bintang Mangrove ………………………….. 116
4.3.1.2.Menambah J umlah Tabungan Nasabah yang diperoleh dari
Penyetoran Sampah pada Bank Sampah Bintang Mangrove …, 118
4.3.2. Dampak Sosial ……………………………………………………. 120
4.3.2.1. Pola Pikir Masyarakat terhadap Pemilahan Sampah,
Keikutsertaan Masyarakat dalam Mengaktifkan Kegiatan Bank
Sampah dan Pola Pikir Masyarakat terhadap Lingkungan dengan
Menjaga Kebersihan dan Kelestarian Lingkungan …………….. 121
4.3.2.2. Merubah Persepsi Negatif terhadap Pemulung ……………... 124

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………... 126
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………………… 126
5.2. Saran ……………………………………………………………………... 127

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
DIANA FILDZAH APRILIANTI NPM
1041010026, DAMPAK
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM BANK
SAMPAH (STUDI DI BANK SAMPAH BINTANG MANGROVE
KELURAHAN GUNUNG ANYAR TAMBAK KECAMATAN GUNUNG
ANYAR KOTA SURABAYA).
Masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak
berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan. Masyarakat dalam
mengelola sampah masih bertumpu pada pendekatan akhir (end-of-pipe), yaitu
sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah.
Namun sekarang telah berkembang cara pengelolaan sampah secara terpisah yaitu
dengan membedakan antara sampah organik dan sampah anorgnik. Salah satunya
dengan mendirikan Bank Sampah sehingga masyarakat akan mengetahui bahwa
sampah mempunyai nilai ekonomis. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat melalui
Program Bank Sampah (Studi di Bank Sampah Bintang Mangrove Kelurahan
Gunung Anyar Tambak Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya).
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini adalah
dampak ekonomi dan fokus yang kedua adalah dampak sosial. Key Informan
dalam penelitian ini adalah Ibu Chusniyati selaku Kader Lingkungan Kelurahan
Gunung Anyar Tambak dan selaku Sekretaris Bank Sampah Bintang
Mangrove.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan
wawancara. Analisa data dalam Penelitian ini dengan menggunakan model
interaktif Miles and Huberman(1992: 20) Terjemahan dari Tjetjep Rohendi
Rohidin. Keabsahan data pada penelitian ini meliputi credibility (derajat
kepercayaan); transferability (keteralihan); dependability (ketergantungan);
konfirmability (kepastian).
Hasil dari penelitian ini adalah adanya Program Bank Sampah Bintang
Mangrove memberikan dampak ekonomi yang positif dalam menambah
penghasilan tetapi tidak pada jumlah tabungan yang dimiliki nasabah hal ini
disebabkan karena masih rendahnya kesadaran nasabah akan menabung. Dampak
sosial berdampak positif bagi masyarakat adanya perubahan pola pikir terhadap
pemilahan sampah, kini masyarakat mampu memilah sampah berdasarkan
jenisnya, hal ini pun dapat dikatakan bahwa masyarakat turut mengaktifkan
program Bank Sampah Bintang Mangrove. Kini masyarakat mampu menjaga
kelestarian lingkungan. Pola pikir masyarakat berubah mengenai pekerjaan
pemulung kini masyarakat tidak menganggap rendah pekerjaan pemulung.
Kata Kunci : Pemberdayaan masyarakat, Dampak Pemberdayaan Masyarakat, &
Program Bank Sampah

xiv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pembangunan didefinisikan sebagai “rangkaian suatu usaha mewujudkan
pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu
Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nationbuilding). (Siagian, 2003:4)
Tujuan pembangunan suatu Negara pada hakekatnya adalah untuk
mensejahterakan masyarakat, demikian halnya dengan Negara Indonesia. Dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa tujuan Pembangunan
Nasional Bangsa Indonesia adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut maka dilaksanakan pembangunan nasional, yaitu pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya.
Dalam merealisasikan tujuan pembangunan yang merata, maka setiap daerah
diberikan kewenangan untuk mengatur daerahnya sendiri dengan menggali
potensi alam yang harus dikembangkan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
kesejahteraan masyarakat. Begitu pula dengan potensi sumber daya manusia yang
juga harus ditingkatkan dalam hal pengetahuan dan keterampilannya sehingga,
mampu mengembangkan dan memanfaatkan potensi alam secara maksimal, dan
pelaksanaan program pembangunan tercapai.

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Berbagai

program

pembangunan

dibuat

sebagai

wujud

keseriusan

pemerintah dalam membangun masyarakat kearah yang lebih baik. Dan dalam
mewujudkan program pembangunan harus melibatkan peran serta masyarakat
dalam mengatasi permasalahan yang timbul, salah satunya adalah permasalahan
lingkungan.
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda
lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara
saja, melainkan tanggung jawab seluruh manusia. Setiap orang harus melakukan
usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup. Menurut Undang-Undang Nomor
32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup,
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.
Permasalahan lingkungan yang umum terjadi adalah permasalah sampah.
Permasalahan sampah telah menjadi permasalahan nasional dan menjadi isu
penting dalam masalah lingkungan di perkotaan maupun di pedesaan. Sampah
yang merupakan bagian sisa aktifitas manusia perlu dikelola dengan baik agar
tidak menimbulkan berbagai permasalahan terhadap kehidupan manusia maupun
gangguan pada lingkungan seperti pencemaran lingkungan, penyebaran penyakit,
menurunnya estetika dan sebagai pembawa penyakit. “Pelestarian lingkungan
hidup berada pada peringkat ke-4 dalam 10 tantangan masa depan” (Sondang
Siagian, 2003:18).

Jumlah sampah sebagai dampak buangan dari aktivitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

manusia yang meningkat. Semakin beragam aktivitas manusia, maka sampah
yang dihasilkan semakin beragam pula jenisnya.
Permasalahan sampah bila diindentifikasi memang sangat luas dan bukan
lagi hanya menjadi masalah perseorangan, keluarga, suku bangsa, tetapi sudah
menjadi permasalahan dari suatu bangsa dan bahkan sudah menjadi permasalahan
dari suatu Negara seperti apa yang dikemukakan oleh H.R. Sudradjat (2009:6)
sebagai berikut:
a. Volume sampah sangat besar sehingga melebihi kapasitas, daya tampung
Tempat Pembuangan sampah Akhir atau TPA.
b. Lahan tempat pembuangan Akhir (TPA) semakin sempit karena tergeser tujuan
pengunaan lain.
c. Teknologi pengelolaan sampah tidak optimal sehingga sampah lambat
pembusukannya. Hal ini menyebabkan percepatan peningkatan volume sampah
lebih besar dari pembusukannya. Oleh karena itu selalu diperlukan perluasan
areal Tempat Pembuangan Ahir (TPA) baru
d. Sampah yang telah matang dan telah berubah menjadi kompos tidak
dikeluarkan dari tempat pembuangan Akhir

(TPA) karena berbagai

pertimbangan.
e. Manajemen pengelolaan sampah tidak efektif sehingga seringkali menjadi
penyebab distoris dengan masyarakat setempat.
f. Pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada
lingkungan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

g. Kurangnya dukungan kebijakan dari pemerintah, terutama dalam pemanfaatan
produk sampingan dari sampah sehingga menyebabkan tertumpuknya produk
tersebut di Tempat Pembuangan Ahir (TPA).
Pemberdayaan pada awalnya digerakkan oleh kebutuhan organisasi atau
komunitas yang berbeda, harapan dari suatu organisasi pada prinsipnya cenderung
diarahkan pada produktivitas, karena pemberdayaan akan meningkatkan
produktivitas

individu,

maka

perhatian

utama

adalah

fleksibilitas

dan

responsivenees pelanggan dan kualitas adalah tujuan dari kebanyakan organisasi
modern yang mengadopsi pemberdayaan sebagai suatu kebijakan. Pemberdayaan
menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah, untuk:
Pertama, memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan
jasa-jasa yang mereka perlukan; dan kedua, berpartisipasi dalam proses
pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.
Menurut Parsons, (et al., 1994) dalam Edi Suharto (2009:58-59), pengertian
Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat
untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi
terhadap

kejadian-kejadian

kehidupannya.

serta

Pemberdayaan

lembaga-lembaga

menekankan

bahwa

yang

mempengaruhi

orang

memperoleh

keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi
kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Rappaport
(1984) dalam Edi Suharto (2009:59) juga berpendapat bahwa pemberdayaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar
mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya.
Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai
barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu
dimanfaatkan. Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu pada
pendekatan akhir (end-of-pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan
dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah. Namun sekarang telah berkembang
cara pengelolaan sampah secara terpisah yaitu dengan membedakan antara
sampah organik dan sampah anorgnik.
Berdasarkan Penjelasan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, dijelaskan mengenai paradigma baru dalam pengelolaan
sampah. Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir
sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan
sampah. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang
mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi,
kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah
dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif dari hulu, sejak sebelum
dihasilkan suatu produk yang berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir, yaitu
pada fase produk sudah digunakan sehingga menjadi sampah, yang kemudian
dikembalikan ke media lingkungan secara aman. Pengelolaan sampah dengan
paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan
sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi
pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
Proses pengelolaan sampah selain merupakan kewajiban bagi Dinas
Kebersihan dan Pertamanan juga membutuhkan dukungan dari seluruh warga kota
maupun pihak-pihak yang terkait. Dukungan yang dimaksudkan adalah dalam
bentuk penggunaan kembali sampah yang masih berguna (reuse), pemisahan
sampah organik dan anorganik, penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan
untuk kemasan, pengolahan sampah dengan pengomposan, dan mengurangi
produksi sampah. Sesuai dengan paradigma baru tentang pengelolaan sampah
yaitu dengan merangkul elemen masyarakat dengan program bank sampah. Bank
sampah adalah tempat mengumpulkan berbagai macam sampah yang telah
dipisah-pisahkan sesuai dengan jenisnya untuk disetorkan ke tempat pengepul
sampah. Bank sampah berfungsi untuk memberdayakan masyarakat agar peduli
terhadap kebersihan.
Pendekatan pengelolaan sampah melalui kegiatan reduce, reuse, dan recycle
atau batasi sampah, guna ulang sampah dan daur ulang sampah yang selanjutnya
disebut Kegiatan 3R adalah segala aktivitas yang mampu mengurangi segala
sesuatu yang dapat menimbulkan sampah, kegiatan penggunaan kembali sampah
yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lain, dan kegiatan
mengolah sampah untuk dijadikan produk baru membuka pandangan dan
wawasan baru bagi masyarakat dalam mengelola sampah. Sampah tidak lagi
dipandang barang tidak berguna, akan tetapi melalui pendekatan 3R sampah dapat
dijadikan suatu yang bernilai tambah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Ide dari pelaksanaan program Bank Sampah di Indonesia berasal dari
masyarakat Bantul, tepatnya Dusun Bandegan Yogyakarta. Bank
sampah gemah ripah atau yang lebih dikenal sebagai bank sampah
bantul didirikan pada tanggal 23 februari 2008. Bank sampah didirikan
oleh bambang suwerda dan rekan-rekan atas dasar keprihatinannya
terhadap pengelolaan sampah dan permasalahan kesehatan lingkungan
di lingkungan sekitar. Bank sampah didirikan di dusun Badegan yang
terletak diwilayah perkotaan di kabupaten Bantul, Dusun Badegan
memiliki sekitar 1000 kk yang terbagi menjadi 13 RT. Dengan
keberadaan bank sampah pada tahun 2008. Pelan tapi pasti kondisi
lingkungan dusun Badegan menjadi lebih baik. Perilaku hidup bersih
masyarakat juga turut berubah sehingga masalah-masalah yang dulu
dihadapi oleh warga semakin berkurang. Bank sampah juga telah
banyak mengalami perkembangan, tidak hanya sebagai wahana
pengelolaan lingkungan, tetapi juga wahana pendidikan dan bisnis
kreatif. Kunjungi bank sampah gemah ripah dan mari wujudkan
lingkungan hidup yang baik. (http://banksampahbantul.or.id diunduh
tanggal 2 januari 2014).
Usaha di atas ternyata juga dilakukan di kota Surabaya. Untuk penanganan
sampah terpadu kota Surabaya, Pemkot Surabaya membangun TPS (Tempat
Pembuangan Sampah) dan mendirikan bank sampah, kedua tempat tersebut
diadakan guna melaksanakan kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan
ulang, pendauran ulang, pengolahan dan pemprosesan akhir sampah. Sehingga
memberikan penurunan terhadap produksi sampah yang dapat dilihat dari
pernyataan artikel dibawah ini:
Dengan masyarakat mengelola sampah sendiri, terjadi penurunan
signifikan pada pengiriman sampah ke TPA. Bahkan jumlah penduduk
berbanding terbalik dengan jumlah sampah. Penduduk semakin
meningkat, tapi pengiriman sampah ke TPA justru turun drastis, hal
tersebut terlihat dari Tahun 2005 jumlah penduduk 2.740.490 jiwa;
realisasi sampah ke TPA 1.819 m3. Jumlah itu terus menurun hingga
2011. Rinciannya, berturut-turut: 2006 (2.784.196 jiwa : 1.641 m3),
2007 (2.829.552 jiwa : 1.480 m3), 2008 (2.903.382 jiwa : 1.259 m3),
2009 (2.938.382 jiwa : 1.229 m3). Tren turunnya realisasi sampah ke
TPA berlanjut di tahun 2010 (2.929.528 jiwa : 1.242 m3) dan 2011
(3.024.321 jiwa : 1.150 m3). (http://swa.co.id/ diunduh pada tanggal 7
Januari 2014)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa menurunnya angka produksi
sampah dari tahun 2005 sampai 2011 dikarenakan adanya peran aktif dari
masyarakat dan pemerintah dibantu oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Peran aktif ketiganya mampu menyadarkan masyarakat sekitar untuk lebih peduli
terhadap pengelolaan sampah. Pelibatan masyarakat dalam proses pengelolaan
sampah dengan basis partisipasi aktif masyarakat terdiri dari beberapa tahapan
proses yaitu, mengupayakan agar sampah dikelola, dipilah, dan diproses pada
tahap awal, mulai dari lingkungan rumah tangga, upaya ini merupakan sebuah
usaha pemberdayaan masyarakat untuk ikut

serta berpartisipasi dalam

pengelolaan sampah.
Cara kerja bank sampah mengadobsi cara kerja bank pada umumnya. Apabila
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Sedangkan bank sampah adalah tempat pemilihan dan
pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/atau diguna ulang yang
memiliki nilai ekonomi. Kegiatan 3R ( Reduce, Reuse, dan Recycle ) melaui bank
sampah dilaksanakan terhadap sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga. pada umumnya bank ada nasabah, pencatatan pembukuan dan
manajemen pengelolaannya, apabila dalam bank yang biasa dikenal yang
disetorkan nasabah adalah uang akan tetapi dalam bank sampah yang disetorkan
adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis. Nasabah bank sampah adalah
individu, komunitas/ kelompok yang berminat menabungkan sampahnya pada
bank sampah. Individu biasanya perwakilan dari kepala keluarga yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

mengumpulkan sampah rumah-tangga. Komunitas/ kelompok, adalah kumpulan
sampah dari satu rukun tetangga (RT), atau sampah dari sekolah-sekolah dan
perkantoran.
Sistem kerja bank sampah pengelolaan sampahnya berbasis rumah tangga,
dengan memberikan reward kepada yang berhasil memilah dan menyetorkan
sejumlah sampah. Konsep bank sampah mengadopsi menajemen bank pada
umumnya. Selain bisa sebagai sarana untuk melakukan gerakan penghijauan,
pengelolaan sampah juga bisa menjadi sarana pendidikan gemar menabung untuk
masyarakat dan anak-anak. Metode bank sampah juga berfungsi untuk
memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap kebersihan.
Gambar 1.1.
Bank Sampah Bintang Mangrove

Gambar diatas menunjukan bahwa di kota Surabaya tepatnya di wilayah
Pesisir kawasan Mangrove tepatnya di Kelurahan Gunung Anyar Tambak RW I,
Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya terdapat bank sampah dengan nama

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Bank Sampah Bintang Mangrove yang resmi beroperasi pada tanggal 23 April
2012. Bank Sampah Bintang Mangrove mempunyai 8 anggota pengurus dan
mempunyai 150 nasabah dalam mendukung kelestarian lingkungan di Kota
Surabaya.
Sebelum adanya bank sampah di Kelurahan Gunung Anyar Tambak, daerah
tersebut sering terjadi banjir, karena letak daerah tersebut yang berdekatan dengan
kawasan mangrove dan sungai yang sering dijadikan sebagai tempat pembuangan
sampah sehari-hari warga. Selain itu juga banyak sampah kiriman dari daerah lain
yang terbawa arus sungai, lebih dari itu dampak yang ditimbulkan dari adanya
pembuangan sampah tersebut dapat merusak lingkungan warga sekitar khususnya
di kawasan hutan mangrove yang dijadikan sebagai penahan abrasi. Sehingga
perlu adanya pengelolaan sampah untuk mengembalikan fungsinya seperti
semula. Dengan adanya hal tersebut sebagian warga tergerak hatinya untuk
menjaga kelestarian lingkungan dengan mendirikan bank sampah.
Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Surabaya, membentuk Bank
Sampah Bintang Mangrove, yang menjadi tempat aktivitas ekonomi
sekaligus wadah untuk menjaga serta melestarikan lingkungan. Melalui
kegiatan mengumpulkan sampah, masyarakat yang awalnya hidup
serba terbatas ini mampu bangkit untuk memberdayakan diri, sekaligus
menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan. Dengan adanya Bank
Sampah ini, tingkat kehidupan masyarakat di sini bisa menaik dengan
adanya sampah ini. Juga memancing kreativitas mereka supaya dia
tidak segan-segan untuk membersihkan lingkungannya, tapi sekaligus
tindakan itu berdaya guna bagi kehidupannya. (http://Surabaya1.com di
unduh pada tanggal 21 Oktober 2013)
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, adanya program
bank sampah tidak hanya mengurangi timbunan sampah di lingkungan sekitar,
bahkan keberadaan bank sampah di kelurahan Gunung Anyar Tambak,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Kecamatan Gunung Anyar kota Surabaya dapat memberi dampak yang positif
bagi masyarakat secara sosial dan ekonomi dari pengelolaan tersebut. Dampak
secara ekonomi dimana pendapatan masyarakat kelurahan Gunung Anyar Tambak
semakin bertambah dan dampak secara sosial dimana terjadi perubahan pola pikir
masyarakat kelurahan Gunung Anyar Tambak terhadap sampah sehingga kawasan
lingkungan kelurahan Gunung Anyar Tambak menjadi lebih lestari.
Dan ternyata, keberadaan bank sampah ini membawa dampak positif.
Tak hanya air sungai yang bersih, nasabah (baca: anggota) bank
sampah bisa mendapatkan uang dari penjualan sampah plastik yang
dikumpulkannya. Bahkan, rumah tangga yang memiliki sampah plastik
dan menjualnya ke bank sampah Bintang Mangrove, bisa mendapatkan
nilai ekonomi. (http://KabarGress.com di unduh pada tanggal 21
Desember 2013).
Bank sampah merupakan tempat menabung sampah dan yang ditabung pada
bank sampah diharapkan adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis. Selain
itu dengan adanya bank sampah di Kelurahan Gunung Anyar Tambak diharapkan
mampu memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar baik secara
ekonomi (pendapatan masyarakat bertambah) maupun secara sosial (perubahan
pola pikir masyarakat hingga menghasilkan kelestarian lingkungan)
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti ingin membahas
mengenai kepedulian masyarakat terhadap lingkungan disekitar hutan mangrove
melalui program bank sampah. Sehingga dapat ditentukan judul penelitian yaitu
”Dampak Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Bank Sampah (Studi
di Bank Sampah Bintang Mangrove Kelurahan Gunung Anyar Tambak
Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya) ”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

1.2.Perumusan Masalah
Dengan menurunnya produksi sampah dari tahun 2005 sampai 2011
dikarenakan adanya peran aktif masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan
sampah melalui bank sampah. Sehingga mampu memberikan dampak positif baik
secara ekonomi dan sosial kepada masyarakat sekitar khususnya masyarakat
Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya.
Dalam konsep pemberdayaan terdapat salah satu indikator yang bisa
digunakan sebagai tolak ukur berhasil atau tidaknya sebuah pemberdayaan. Hal
tersebut dapat dilihat dari dampak atau hasil yang diterima objek yang
diberdayakan yaitu warga Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kecamatan Gunung
Anyar Kota Surabaya untuk membentuk individu menjadi mandiri. Kemandirian
tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang
mereka lakukan. Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau
akibat.
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Bagaimana
Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Bank Sampah ( Studi di
Bank Sampah Bintang Mangrove Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kecamatan
Gunung Anyar Kota Surabaya )?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini oleh penulis adalah sebagai berikut:
“Untuk mengetahui dan menganalisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat melalui
Program Bank Sampah (Studi di Bank Sampah Bintang Mangrove Kelurahan
Gunung Anyar Tambak Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya)”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Bank Sampah Bintang Mangrove
Hasil ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam
mengatasi masalah yang terjadi dan juga untuk membantu memberikan
pemahaman lebih kepada Bank Sampah Bintang Mangrove sebagai bahan
pertimbangan dalam mengembangkan pemberdayaan masyarakat melalui
program bank sampah.
2. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Sebagai bahan studi perbandingan bagi mahasiswa yang mengkaji mengenai
topik pemberdayaan masyarakat melalui program bank sampah serta menjadi
bahan referensi bagi mahasiswa yang lainnya
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam mengkaji
pengetahuan atau teori Ilmu Administrasi Negara khusunya tentang teori
pemberdayaan masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan
penelitian ini, yaitu :
1. Fatmawati Mohamad, Dharma Cakrawartana Sutra, Endang Kusnawati,
Agustus

2012,

Jurnal

Health

&

Sport,

Volume

5,

Nomor

3,

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI DUKUH MRICAN SLEMAN YOGYAKARTA. Tujuan Penelitian
Menurunkan

perilaku

warga

membuang

sampah

sembarangan

melalui

pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah, dan mengharapkan warga
masyarakat memperoleh pengetahuan, pengalaman dan manfaat ekonomi dari
pengolahan sampah. Metode jenis penelitian ini mengkombinasikan metode
kuantitatif dan kualitatif, metode kuantitatif menggunakan desain quasi
eksperimen dengan pendekatan one group pre-post test. Intervensi yang diberikan
adalah diskusi kelompok, studi banding, pembentukan model dan advokasi media.
Populasi penelitian adalah warga RT 14, 15 dan 16 RW 06 Pringgodani Dukuh
Mrican Kec. Depok Kab. Sleman Yogyakarta, dengan teknik purposive sampling.
Instrumen penelitian untuk data kuantitatif adalah wawancara terstruktur dengan
kuesioner dan instrumen data kualitatif adalah wawancara mendalam dan
observasi partisipatif, data dianalisis dengan Stata 9 dan Open code. Pengetahuan

14
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

masyarakat mengalami peningkatan yang nyata setelah intervensi yang didukung
oleh hasil wawancara mendalam pada warga. Hal ini seiring dengan peningkatan
sikap yang signifikan, didukung data kualitatif yang menggunakan diskusi
kelompok terarah dengan pendekatan participatoris. Hasil ini memberikan
dampak positif pada warga melalui partisipasi sosial, praktek model pengolahan
sampah, upaya untuk mengetahui teknik dan mempertahankan pengelolaan
sampah yang baik.

2. Aryenti, 2011, Jurnal Permukiman, Vol. 6 No. 1 April 2011 : 40-46
PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT MELALUI GERAKAN
MENABUNG PADA BANK SAMPAH DI KELURAHAN BABAKAN
SURABAYA, KIARACONDONG BANDUNG. Bank sampah adalah tempat
menabung sampah yang telah dipisah-pisah sesuai dengan jenisnya dan masih
mempunyai nilai ekonomis. Setiap masyarakat dapat menjadi nasabah bank
sampah dengan mendaftarkan diri sebagai nasabah. Manajemen bank sampah
hampir sama dengan bank biasa pada umumnya, setiap nasabah yang akan
menabung mendapatkan buku tabungan dan dicatat sebagai anggota bank
sampah.

Bank

sampah

bertujuan

membantu

masyarakat

dalam

memasarkan/menjual sampah anorganik. Metode yang digunakan dalam
peningkatan peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R melalui
gerakan menabung pada bank sampah, adalah menggunakan metode deskriptif
analisis, yaitu mengamati dan mempelajari perilaku masyarakat dalam
mengelola sampah. Teknis analisis yang digunakan adalah dengan cara
kualitatif dan pengamatan langsung di lapangan pada ibu-ibu rumah tangga
yang bermukim di Kelurahan Babakan Surabaya Kiaracondong Bandung pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

masyarakat RW 13 yaitu RT 1, 2, 3 dan 4. Sistem pengambilan sampelnya
menggunakan teknik random sampling tiap RT diambil 10 responden yang
mewakili. Data sekunder diambil dari literatur-literatur, hasil-hasil penelitian
terdahulu dan melalui penelusuran data di internet. Berdirinya bank sampah di
RW 13 Kiaracondong Bandung telah mampu merubah perilaku masyarakat
dalam mengelola sampah. Melalui kegiatan program 3R dan gerakan
menabung sampah telah mereduksi sampah lingkungan di RW 13 ± 40% dari
jumlah sampah yang ada. Keberhasilan pengelolaan sampah 3R di RW 13
telah membawa RW 13 menjadi juara 3 kebersihan se Kotamadya Bandung.
3. Rochyani Naditya, Agus Suryono, Mochamad Rozikin, 2013, Jurusan
Adminsitrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya,
Malang, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1086-1095,
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 10
TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

(Suatu Studi di

Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dalam Pelaksanaan Program Bank
Sampah Malang (BSM) di Kelurahan Sukun Kota Malang). Pengelolaan
sampah di Kota Malang merupakan hal yang sangat penting, karena jumlah
penduduk yang bertambah akibat berbagai kemajuan di Kota Malang yaitu
pendidikan dan perekonomian yang menciptakan gunungan timbulan sampah
di TPA Supiturang. Adanya Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 10 Tahun
2010 Tentang Pengelolaan Sampah telah membentuk kesadaran warga RW 3
Kelurahan Sukun untuk mengelola sampah melalui implementasi bank
sampah pada Bank Sampah Malang (BSM). Penelitian ini menggunakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengelolaan sampah melalui manajemen bank sampah di RW 3 Kelurahan
Sukun atau Kampung Terapi telah sesuai dengan amanat pada Peraturan
Daerah Kota Malang Nomor 10 Tahun 2010 dan berdampak pada
pengurangan sampah dan peningkatan ekonomi warga RW 3 Kelurahan
Sukun.
Penelitian terdahulu yang tertulis ini merupakan penelitian yang dilakukan
oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan pengkajian atau perbandingan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Adapun beda penelitian sekarang
dengan penelitian terdahulu, penelitian ini difokuskan pada Bagaimana Dampak
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Bank Sampah di Bank Sampah
Bintang Mangrove Kelurahan Gunung Anyar Tambak Kecamatan Gunung Anyar
Kota Surabaya. Sedangkan penelitian terdahulu mengenai Pemberdayaan
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Dukuh Mrican, Sleman, Yogyakarta,
yang kedua mengenai, Peningkatan Peran Serta Masyarakat Melalui Gerakan
Menabung Pada Bank Sampah Di Kelurahan Babakan Surabaya, Kiaracondong
Bandung dan yang ketiga mengenai Implementasi Peraturan Daerah Kota Malang
Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Sampah (Suatu Studi di Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dalam Pelaksanaan Program Bank Sampah
Malang (BSM) di Kelurahan Sukun Kota Malang).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pemberdayaan
Suharto (2009:57) menjelaskan bahwa secara konseptual, pemberdayaan atau
pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata power (kekuasaan atau
keberdayaan). Karena ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep
mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita
untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari
keinginan dan minat mereka.
Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (2007:74) menjelaskan konsep pemberdayaan
masyarakat mencakup pengertian community development (pembangunan
masyarakat) dan community-based development (pembangunan yang bertumpu
pada masyarakat), dan tahap selanjutnya muncul istilah community-driven
development yang diterjemahkan sebagai pembangunan yang diarahkan
masyarakat atau diistilahkan pembangunan yang digerakkan masyarakat.
Keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu yang
bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat
bersangkutan. Masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental,
terdidik dan kuat serta inovatif, tentu memiliki keberdayaan yang tinggi.
Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat Indonesia yang dalam kondisi sekarang tidak mampu
melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata
lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.
Menurut Sennet & Cabb (1972) dan Conway (1979) dalam Suharto (2009:61)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

menyatakan bahwa ketidakberdayaan ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti:
ketiadaan jaminan ekonomi, ketiadaan pengalaman dalam arena politik, ketiadaan
akses terhadap informasi, ketiadaan dukungan finansial, ketiadaan pelatihanpelatihan , dan adaya ketegangan fisik maupun emosional (Suharto, 1997). Para
teoritisi seperti Seeman (1985), Seligman (1972), dan Learner (1986) yang
dirangkum Suharto (2009:61) meyakini bahwa ketidakberdayaan yang dialami
oleh sekelompok masyarakat merupakan akibat dari proses internalisasi yang
dihasilkan dari interaksi mereka dengan masyarakat. Mereka menganggap diri
mereka lemah dan tidak berdaya, karena masyarakat memang menganggap
demikian. Seeman menyebut keadaan ini

dengan istilah alienasi. Sementara

Seligmen menyebutnya sebagai ketidakberdayaan yang dipelajari (Learned
helpless-ness), dan Learner menamakannya dengan istilah ketidakberdayaan
surplus (Surpluss Powerlesness).
Menurut Ife dalam Edi Suharto (2009:59) pemberdayaan memuat dua
pengertian kunci yakni kekuasaan dan kelompok lemah. Kekuasaan di sini
diartikan bukan hanya menyangkut kekuatan politik dalam arti sempit, melainkan
kekusaan atau penguasaan klien atas:
a. Pilihan-pilhan personal dan kesempatan-kesempatan hidup: kemampuan
dalam membuat keputusan-keputusan mengenai gaya hidup, tempat
tinggal dan pekerjaan.
b. Pendefinisian kebutuhan: kemampuan menentukan kebutuhan selaras
dengan aspirasi dan keinginannya.
c. Ide atau gagasan: kemampuan mengekspersikan dan menyumbang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan.
d. Lembaga-lembaga:

kemampuan

menjangkau,

menggunakan

dan

mempengaruhi pranata-pranata masyarakat, seperti lembaga kesejahteraan
sosial, pendidikan, kesehatan.
e. Sumber-Sumber: kemampuan memobilisasi sumber-sumber

formal,

informal kemasyarakatan.
f. Aktivitas ekonomi: kemampuan memanfaatkan dan mengelola mekanisme
produksi, distribusi serta pertukaran barang serta jasa.
g. Reproduksi: kemampuan dalam kaitannya dengan proses kelahiran,
perawatan anak, pendidikan dan sosialisasi.
2.2.1.1.Tujuan Pemberdayaan
Menurut Suharto (2009; 60), Tujuan utama pemberdayaan adalah
memperkuat kekuasaan masyarakat, khususnya kelompok lemah yang memiliki
ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya persepsi mereka
sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial
yang tidak adil). Guna melengkapi pemahaman mengenai pemberdayaan perlu
diketahui konsep mengenai kelompok lemah dan ketidakberdayaan yang
dialaminya. Beberapa kelompok yang dapat dikategorikan sebagai kelompok
lemah atau tidak berdaya meliputi:
1. Kelompok lemah secara struktural, baik lemah secara kelas, gender maupun
etnis.
2. Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak dan remaja,
penyandang cacat, gay dan lesbian, masyarakat terasing.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

3. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami masalah
pribadi atau keluarga.
Kelompok-kelompok tertentu yang mengalami diskriminasi dalam suatu
masyarakat, seperti masyarakat ekonomi rendah, kelompok minoritas etnis,
wanita, populasi lanjut usia, serta para penyandang cacat, adalah orang-orang
yang mengalami ketidakberdayaan. Keadaan dan perilaku mereka berbeda dari
‘keumuman’ kerapkali dipandang sebagai penyimpang. Mereka seringkali
kurang dihargai dan bahkan dicap sebagai orang yang malas, lemah, yang
disebabkan oleh dirinya sendiri. Padahal ketidakberdayaan mereka seringkali
merupakan akibat dari adanya kekurangadilan dan diskriminasi dalam aspekaspek kehidupan tertentu.
Menurut Ife (1995) dalam Edi Suharto (2009:58) berpendapat bahwa
tujuan pemberdayaan adalah untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang
lemah atau tidak beruntung.
2.2.1.2. Dimensi Ukuran dan Indikator Pember dayaan
Menurut Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (2007:147) menjelaskan bahwa
pemberdayaan masyarakat harus dilihat baik dari dengan pendekatan
komprehensif maupun incremental. Pada pengertian pertama, dalam upaya ini
diperlukan perencanaaan berjangka, serta pengerahan sumber daya yang tersedia
dan pengembangan potensi yang ada secara nasional, yang mencakup seluruh
masyarakat. Dalam upaya ini perlu dilibatkan seluruh lapisan masyarakat, baik
pemerintah maupun dunia usaha dan lembaga sosial dan kemasyarakatan, serta
tokoh-tokoh dan individu-individu yang mempunyai kemampuan untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

membantu. Dengan demikian, programnya harus bersifat nasional, dengan
curahan sumber daya yang cukup besar untuk menghasilkan dampak yang
berarti.
Pada pengertian kedua, perubahan yang diharapkan tidak selalu ha

Dokumen yang terkait

Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan

24 217 112

PROGRAM BANK SAMPAH DALAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS (Studi Pada Nasabah M 20 Bank Sampah Malang di Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang)

2 7 42

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PARTISIPASI DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN GUNUNG SARIK KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG.

0 0 6

Ringkasan DPA Kecamatan Gunung Anyar

0 0 2

Ringkasan DPPA Kecamatan Gunung Anyar

0 0 2

DAMPAK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH

0 0 25

Pengetahuan nasabah bank sampah bintang mangrove mengenai isi pesan pada banner kegiatan CSR PT. PLN (Persero) distribusi Jatim di Gunung Anyar Tambak Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah - Pengetahuan nasabah bank sampah bintang mangrove mengenai isi pesan pada banner kegiatan CSR PT. PLN (Persero) distribusi Jatim di Gunung Anyar Tambak Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Rep

0 0 10

Sikap warga kelurahan Gunung Anyar Tambak mengenai program corporate social responcibility Bank Sampah Bintang Mangrove milik PT. PLN (Persero) Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN I.1 - Sikap warga kelurahan Gunung Anyar Tambak mengenai program corporate social responcibility Bank Sampah Bintang Mangrove milik PT. PLN (Persero) Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 10