Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan

(1)

DAMPAK PROGRAM BANK SAMPAH TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN BINJAI, KECAMATAN

MEDAN DENAI, KOTA MEDAN

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (S-1)

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Diajukan Oleh: MITA NOVIANTY

090902041

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama : Mita Novianty NIM : 090902041

Departemen : Ilmu Kesejahteraan Sosial

Judul : Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan

Medan, Desember 2013

PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN

Agus Suriadi, S.Sos, M.Si Hairani Siregar. S.Sos. M.SP NIP. 196708081994031004 NIP. 197109271998012001

DEKAN FISIP USU

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL NAMA : MITA NOVIANTY

NIM : 090902041

Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan

ABSTRAK

Salah satu terobosan besar dalam pengeloaan sampah di Indonesia adalah program bank sampah. Melalui program ini, paradigma yang terbentuk dalam pikiran masyarakat bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak berguna dan dibuang begitu saja, diubah menjadi sesuatu yang juga memiliki nilai dan harga. Melalui bank sampah, masyarakat bisa menabung sampah, yang kemudian dalam kurun waktu tertentu bisa menghasilkan uang.

Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak program bank sampah terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai. Dampak diartikan pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Dalam hal ini dampak ditujukan terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai.

Berdasarkan hasil analisis data disimpulakn bahwa adanya dampak yang positif terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Binjai setelah adanya pembangunan Bank Sampah. Ini ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan masyarakat walaupun sedikt tetapi memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat. Tidak hanya pendapatan saja yang mengalami peningkatan, tetapi kesehatan, dan interkasi sosial yang lebih baik diantara masyarakat juga yang paling penting adalah lingkungan yang lebih bersih juga mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

Kata kunci : Dampak, Sosial Ekonomi, Bank Sampah

ABSTRACT

One of the major breakthroughs in the management of waste in Indonesia is a waste bank program . Through this program , the paradigm established in the public mind that garbage is something that is useless and thrown away , changed into something that also has value and price . Bank through the garbage , people can save rubbish , which was then in a period of time can make money .

Research studies using quantitative descriptive analysis . This study aims to determine how the programs socio-economic impact on the waste bank in the Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai . Impact is defined as a result of the influence that brings both positive and negative . In this case the intended impact


(4)

on the socio-economic life of the people in the Kelurahan Binjai , Kecamatan Medan Denai.

Based on the results of data analysis concluded that the existence of a positive impact on the socio-economic life of the people in the village after the construction of Binjai Garbage Bank . This is shown by the increase in people's income even though in few but provide significant benefits for society . Not only are revenues have increased , but health , and better social interaction among people are also the most important is a cleaner environment also increased over time .


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan skripsi ini hingga akhir. Shalawat beriring salam juga tak henti-hentinya saya haturkan kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa pengetahuan di dunia yang fana ini sehingga sedikitnya saya bisa merasakan dan mengamalkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan guna menggapai kesempurnaan baik di dunia maupun akhirat kelak. Amin.

Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan”.

Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang luar biasa dan paling istimewa buat orangtua saya. Skripsi ini saya persembahkan buat mama tersayang Dian Hariaty Siregar yang yang sudah mendidik dan membesarkan saya sampai saat ini dan telah memberikan segenap cinta dan kasih sayangnya sehingga saya bisa meyelesaikan skripsi ini dengan baik. Terima kasih juga kepada abang Muhammad Novri, S.I.Kom dan juga adek tersayang Fauziah Noor yang paling saya sayangi yang telah memberikan doa dan motivasi semangat untuk saya.


(6)

Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini, dan secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos M.SP selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bang Agus Suriadi S.Sos,M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia menyediakan waktu dan tenaga yang secara ikhlas untuk membimbing dan memberi dukungan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga bagi penulis selama masa perkuliahan.

5. Seluruh Staff pendidikan dan administrasi FISIP USU, yang membantu segala hal yang dibutuhkan penulis dalam hal administrasi, yaitu Bu Zuraida , Bang Ria Lesmana, dan Kak Deby.

6. Seluruh Staff dan Pegawai di Bank Sampah Mutiara Kelurahan Binjai yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data - data yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh masyarakat penabung di Bank Sampah Kelurahan Binjai yang telah bersedia membantu dan bekerjasama dengan menjadi responden dalam penelitian penulis.


(7)

8. Terima kasih untuk seluruh keluarga penulis yang selalu mendukung, memberi semangat dan tidak pernah berhenti mendoakan penulis. Semoga harapan dan doa kalian akan terus memacu penulis untuk dapat menjadi yang terbaik bagi kalian.

9. Terima kasih untuk sahabat-sahabatku tersayang Sri Fusanti, Dewi Lestari, Yudieth Sry Lestari, Veronica Andini yang telah memberikan segenap perhatian dan waktunya buat penulias dan bersedia membantu penulis selama pengerjaan skripsi ini. (Cepat kelen kerjakan skripsi itu, semangat!!!)

10.Buat kawan-kawan seperjuangan Frenky Tanni Wijaya, Hamzah Rambe, Eka Hermawan, Farid Iskandar, Teguh Setyawan, Adoel Gembel, M. “Oco” Johan, Joni Rahman, Heri Prasuhanda, Rachmadan Chaniago, Asrul Fahmi yang sudah memberikan dukungan kepada penulis, yang selalu setia menemani dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. 11.Terima kasih untuk kawan-kawan seperjuangan satu stambuk 2009,

terutama sekali buat Citra Gustianda, S.Sos yang telah duluan tamat menyelesaikan studi S1-nya. Dan juga untuk Ezwin Fahmi Daulay, Eren Harikasenda, Raihana, Okto Praeka, Intan Dirja, Iren Simanjuntak, Windy Safutri, Melvira Novia Sari dan teman-teman yang lain, terimakasih buat persahabatan kita selama ini, semoga kita selalu sukses kedepannya, dan teman-teman yang tak tersebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungannya.


(8)

12.Buat junior (adek-adek kelas) Ilmu Kesejahteraan Sosial stambuk 2010, 2011, 2012 yang tak tersebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan dan doa kalian kepada penulis.

13.Buat kawan-kawan jurusan yang lain di FISIP USU yang tak tersebutkan satu persatu, makasih banyak atas dukungan dan persahabatan kita selama ini.

14.Untuk seluruh keluarga besar HMI KOMISARIAT FISIP USU yang tak tersebutkan satu persatu, terima kasih untuk dukungan dan doa kalian yang sangat berarti untuk penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang benar-benar konstruktif dari semua pihak, agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang membutuhkannya.

Medan, Desember 2013

Hormat Saya,


(9)

DAFTAR ISI

JUDUL ………. ... HALAMAN PERSETUJUAN ………... ... ABSTRAK ………. ... KATA PENGANTAR ………. ... DAFTAR ISI ………. ... LAMPIRAN …...

BAB I PENDAHULUAN ... 13

1.1 Latar Belakang Masalah ... 13

1.2 Perumusan Masalah ... 20

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 20

1. 3.1 Tujuan Penelitian ... 20

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 20

1.4 Sistematika Penulisan ... 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 23

2.1 Pengertian Dampak ... 23

2.2 Pengertian Program ... 23

2.3 Bank ... 25

2.4 Pengelolaan Sampah ... 28

2.5 Bank Sampah ... 29

2.5.1. Lokasi Bank Sampah ... 30


(10)

2.5.3 Manajemen Bank Sampah ... 30

2.5.4 Kebijakan Penanganan Program 3R ... 31

2.6 Peranan Bank Sampah ... 33

2.7 Sosial Ekonomi ... 33

2.7.1 Pengertian Sosial Ekonomi ... 33

2.7.2 Perekonomian Keluarga ... 35

2.7.3 Pendapatan ... 36

2.7.4 Pendidikan ... 37

2.7.5 Kesehatan ... 39

2.8 Mayarakat ... 41

2.9 Kesejahteraan ... 42

2.10 Kerangka Pemikiran ... 44

2.11 Definisi Konsep dan Definisi Operasional ... 46

2.11.1 Definisi Konsep ... 46

2.11.2 Definisi oprasional ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 49

3.1 Tipe Penelitian ... 49

3.2 Lokasi Penelitian ... 49

3.3 Populasi dan Sampel ... 50


(11)

3.3.2 Sampel ... 50

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.5 Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV LOKASI PENELITIAN ... 54

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Denai ... 54

4.2 Kependudukan ... 57

4.3 Pendidikan ... 62

4.4 Mata Pencaharian ... 63

4.5 Kesehatan Masyarakat ... 64

4.6 Sarana Sosial Budaya ... 65

4.6.1 Kehidupan keagamaan ... 65

4.6.2 Kemasyarakatan ... 66

4.7 Gambaran Umum Kelurahan Binjai ... 67

BAB V ANALISIS DATA ... 72

5.1 Karakteristik Umum Responden ... 73

5.2. Variabel Bebas (Program Bank Sampah) ... 81

5.3 Variabel Terikat (Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat) ... 88

5.4 Uji Hipotesa ... 99

5.4.1 Koefisien Determinasi ... 100


(12)

5.4.3 Uji Keseluruhan ( Uji F-Statistik) ... 102

BAB VI PENUTUP ... 103

6.1 Kesimpulan ... 103


(13)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL NAMA : MITA NOVIANTY

NIM : 090902041

Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan

ABSTRAK

Salah satu terobosan besar dalam pengeloaan sampah di Indonesia adalah program bank sampah. Melalui program ini, paradigma yang terbentuk dalam pikiran masyarakat bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak berguna dan dibuang begitu saja, diubah menjadi sesuatu yang juga memiliki nilai dan harga. Melalui bank sampah, masyarakat bisa menabung sampah, yang kemudian dalam kurun waktu tertentu bisa menghasilkan uang.

Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak program bank sampah terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai. Dampak diartikan pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Dalam hal ini dampak ditujukan terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai.

Berdasarkan hasil analisis data disimpulakn bahwa adanya dampak yang positif terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Binjai setelah adanya pembangunan Bank Sampah. Ini ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan masyarakat walaupun sedikt tetapi memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat. Tidak hanya pendapatan saja yang mengalami peningkatan, tetapi kesehatan, dan interkasi sosial yang lebih baik diantara masyarakat juga yang paling penting adalah lingkungan yang lebih bersih juga mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

Kata kunci : Dampak, Sosial Ekonomi, Bank Sampah

ABSTRACT

One of the major breakthroughs in the management of waste in Indonesia is a waste bank program . Through this program , the paradigm established in the public mind that garbage is something that is useless and thrown away , changed into something that also has value and price . Bank through the garbage , people can save rubbish , which was then in a period of time can make money .

Research studies using quantitative descriptive analysis . This study aims to determine how the programs socio-economic impact on the waste bank in the Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai . Impact is defined as a result of the influence that brings both positive and negative . In this case the intended impact


(14)

on the socio-economic life of the people in the Kelurahan Binjai , Kecamatan Medan Denai.

Based on the results of data analysis concluded that the existence of a positive impact on the socio-economic life of the people in the village after the construction of Binjai Garbage Bank . This is shown by the increase in people's income even though in few but provide significant benefits for society . Not only are revenues have increased , but health , and better social interaction among people are also the most important is a cleaner environment also increased over time .


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lingkungan yang sehat dan sejahtera hanya dapat dicapai dengan lingkungan pemukiman yang sehat. Terwujudnya suatu kondisi lingkungan yang baik dan sehat salah satunya dapat dilihat dari pengelolaan sampah yang baik. Menurut Peraturan Menteri PU Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP), daerah yang mendapatkan pelayanan persampahan yang baik memiliki kondisi sebagai berikut, pertama seluruh masyarakat memiliki akses untuk penanganan sampah yang dihasilkan dari aktifitas sehari-hari, baik di lingkungan perumahan, perdagangan, perkantoran, maupun tempat-tempat umum lainnya. Kedua masyarakat memiliki lingkungan permukiman yang bersih karena sampah yang dihasilkan dapat ditangani secara benar. Ketiga masyarakat mampu memelihara kesehatannya karena tidak terdapat sampah yang berpotensi menjadi bahan penularan penyakit seperti diare, tipus, disentri, dan lain-lain, serta gangguan lingkungan baik berupa pencemaran udara, air atau tanah. Keempat masyarakat dan dunia usaha atau swasta memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengelolaan persampahan sehingga memperoleh manfaat bagi kesejahteraannya.

Pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak negatif sampah bagi manusia dan lingkungannya diantaranya dampak bagi kesehatan. Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa


(16)

organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat, tikus, anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan yaitu penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit). Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita. Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan atau sampah. Sampah beracun, contoh raksa (Hg) berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.

Dampak sampah terhadap lingkungan yaitu cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

Dampak sampah terhadap keadaan sosial dan ekonomi yaitu dengan pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, misalnya: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.Oleh karena


(17)

karena jika tidak di tangani dengan baik masalah sampah ini akan menjadi masalah yang serius dan merugikan manusia.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk sangat besar dan memiliki kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, selama 30 tahun terakhir, jumlah penduduk Indonesia meningkat hampir dua kali lipat, yaitu 147,49 juta jiwa pada tahun 1980 menjadi 179,37 juta jiwa pada tahun 1990 dan pada tahun 2000 bertambah mencapai 206,26 juta jiwa. Angka tersebut terus mengalami peningkatan dan mencapai 218,86 juta jiwa pada tahun 2005 hingga peningkatan itu terus meningkat hingga pada tahun 2011 mencapai 259.940.857 jiwa. Hal tersebut akan mengakibatkan semakin besarnya volume sampah yang dihasilkan oleh manusia setiap.

Jumlah penduduk yang terus meningkat akan mengakibatkan kemampuan sumber daya alam dapat pulih (misalnya air dan udara) untuk menyerap limbah yang diakibatkan oleh aktivitas manusia menjadi menurun (Fauzi, 2006). Kenaikan jumlah penduduk tersebut juga akan meningkatkan volume sampah yang dihasilkan, terutama di kota-kota besar yang ada di Indonesia.

Selain itu dengan kepadatan penduduk yang tinggi maka akan menimbulkan masalah ketenagakerjaan. Ketenagakerjaan berhubungan dengan tingkat angkatan kerja pada suatu wilayah tertentu. Untuk tahun 2010, jumlah angka pengangguran di Provinsi Sumatera Utara mencapai angka sekitar 400 ribu orang. Dan tercatat sekitar 143.366 orang jumlah pengangguran di Kota Medan dengan tingkat kemiskinan 8,58 %. Hanya ada satu cara untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan, yaitu menciptakan lapangan kerja. Sedangkan untuk dapat membuka lapangan kerja sendiri tanpa harus memiliki ijazah


(18)

diperlukan tenaga kerja terlatih dan modal usaha serta mental pengusaha, bukan yang bermental pekerja.

Untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidupnya seseorang harus berusaha untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga. Tinggi rendahnya ekonomi masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain besarnya pendapatan, pengeluaran, dan pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari.

Dari segi pendapatan atau penghasilan, kemiskinan digambarkan sebagai kurangnya pandapatan atau penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Menurut BPS salah satu kriteria keluarga miskin adalah pendapatan keluarga rendah. Garis kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin tidaknya seseorang. BPS telah menggunakan batas garis kemiskinan yang baru. Sejak Maret 2011,batas garis kemiskinan BPS adalah pengeluaran Rp 233.740 per bulan atau naik 10,39 persen dibandingkan dengan batas garis kemiskinan Maret 2010 sebesar Rp 211.726. Bank Dunia (2001) untuk standar internasional memberikan batas garis kemiskinan yang lebih tinggi dari standar-standar lainnya yaitu dengan pendapatan perkapita sebesar US$275 per.tahun atau 2 dollar per hari (http://www.wikipedia.org/kemiskinan, diakses 20 Juni 2013 pukul 13:23 WIB).

Kota Medan yang merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia, dengan luas wilayah 265.10 km2, memiliki jumlah penduduk sekitar 2.949. 830 jiwa dengan kepadatan mencapai 11.127,2/km2. Dengan jumlah tersebut, tak heran jika pola produksi dan konsumsi di Tanah Deli ini juga tinggi. Fakta ini pula yang


(19)

menyebabkan produksi sampah di Kota Medan terus mengalami kenaikan setiap tahun.

Penanggulangan yang serius sangat dibutuhkan untuk mengatasi produksi sampah yang cukup besar tersebut. Hal ini dikarenakan, sampah merupakan salah satu penyebab terjadinya pencemaran lingkungan yang pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan lingkungan. Pengelolaan sampah yang tampak selama ini hanya dilakukan secara konvensional yaitu pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Keterbatasan lahan menjadi permasalahan bagi pembukaan TPA baru, sehingga saat ini kondisi TPA yang sudah ada telah mengalami daya tampung yang berlebih. Diperkirakan paling banyak hanya sekitar 65 persen sampah yang dapat terangkut ke TPA oleh institusi yang bertanggung jawab atas masalah sampah dan kebersihan.

Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah beserta Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu paradigma kumpul-angkut-buang menjadi pengeloaan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat luas melaksanakan kegiatan timbunan sampah, pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse dan Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas, efisien dan terprogram (Profil Bank Sampah: 2012).

Namun kegiatan 3R masih menghadapi kendala utama, yaitu rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah. Salah satu solusi untuk mengatasi


(20)

masalah tersebut yaitu melalui pengembangan Bank Sampah yag merupakan kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Pembangunan Bank Sampah ini harus menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk memulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah, karena sampah mempunyai nilai jual yang cukup baik, sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menjadi budaya baru Indonesia.

Bank Sampah dapat berperan sebagai dropping point bagi produsen untuk produk dan kemasan produk yang masa pakainya telah usai. Sehingga sebagian tanggungjawab pemerintah dalam pengelolaan sampah juga menjadi tanggungjawab masyarakat. Dengan menerapkan pola ini diharapkan volume sampah yang dibuang ke TPA berkurang. Penerapan prinsip 3R sedekat mungkin dengan sumber sampah juga diharapkan dapat menyelesaikan masalah sampah secara terintegrasi dan meyeluruh sehingga tujuan akhir kebijakan Pengeleloaan Sampah Indonesia dapat dilaksankan dengan baik.

Statistik perkembangan pembangunan Bank Sampah di Indonesai pada bulan Februari 2012 adalah 471 buah jumlah Bank Sampah yang sudah berjalan dengan jumlah penabung sebanyak 47.125 orang dan jumlah sampah yang terkelola adalah 755.600 kg/bulan dengan nilai perputaran uang sebesar Rp. 1.648.320.000 perbulan. Angka statistik ini meningkat menjadi 886 buah Bank Sampah berjalan sesuai data bulan Mei 2012, dengan penabung sebanyak 84.623


(21)

menghasilkan uang sebesar Rp. 3.182.281.000 perbulan (Profil Bank Sampah: 2012).

Proses dalam bank sampah ini hampir sama dengan bank konvensional pada umumnya. Bedanya, jika bisanya masyarakat menabung uang dapatnya uang, maka melalui bank sampah masayarakat menabung sampah dapatnya uang. Inilah yang dilakukan pertama kali oleh Bank Sampah Gemah Ripah di Desa Badegan, Bantul, Yogyakarta, digagas oleh dosen Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta Bambang Suwerda pada tahun 2008.

Dalam 4 tahun, keberadaan bank sampah yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup ini bertambah secara drastis menjadi sebanyak 477 unit dengan penghasilan Rp 1,7 miliar. Salah satunya ada di Kota Medan, yaitu Bank Sampah Mutiara yang berada di Jalan Pelajar Timur, Gang Kelapa, Lorong Gabe, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, yang diresmikan pada 12 Mei 2012 lalu. Selain memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat yang menabungkan sampahnya melalui bank sampah, keberadaan bank sampah ini juga diharapkan mampu mengurangi sekitar 10 persen sampah yang masuk ke TPA.

Beranjak dari pemamparan di atas penulis merasa perlu melakukan kajian secara akademis dalam hal kajian kesejahteraan. Untuk itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti dampak dari pelaksanaan program ini terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang di tuangkan dalam tulisan yang berbentuk Skripsi dengan judul: “Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai Kota Medan”.


(22)

1.2 Perumusan Masalah

Menurut M. Nazir (1983 : 111) perumusan masalah merupakan langkah yang penting karena langkah ini akan menentukan kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan masalah perlu jelas dan tegas sehingga proses penelitian benar-benar tearah dan terfokus pada permasalahan yang jelas Berdasarkan dari uraian latar belakang, maka yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut:

“Bagaimana Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. 3.1 Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan khususnya terhadap studi masyarakat dan lingkungan yang membahas masalah keadaan sosial ekonomi masyarakat yang terjadi akbiat adanya program Bank Sampah dimana


(23)

kaitannya dengan ilmu kesejahteraan sosial. Selain itu dapat memperluas wawasan serta mengembangkan ilmu pengetahuan terkhusus ilmu kesejahteraan sosial.

2. Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuhan bagi penulis sendiri.

3. Penelitan ini juga sebagai salah satu mata kuliah wajib guna memenuhi syarat menjadi sarjana sosial.

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah dan objek yang akan diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, sumber informasi data (informan), teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.


(24)

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai lokasi penelitian.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisi tentang uraian data yang diperoleh dalam penelitian serta analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Berisikan kesimpulan dan saran atas penelitian yang telah dilakukan.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Dampak

Pengertian dampak menurut KBBI adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. (KBBI Online, 2013).

2.2 Pengertian Program

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan mengenai:

1. Tujuan kegiatan yang akan dicapai.

2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.

3. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui. 4. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan.


(26)

Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk diopersionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian program yang diuraikan.

“A programme is collection of interrelated project designed to harmonize and integrated various action an activities for achieving averral policy abjectives” (suatu program adalah kumpulan proyek-proyek yang berhubungan telah dirancang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dan secara integraft untuk mencapaisasaran kebijaksanaan tersebut secara keseluruhan.

Menurut Charles O. Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu:

1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai pelaku program.

2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga diidentifikasikan melalui anggaran.

3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui oleh publik.

Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis yang jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik (Jones, 1996:295).


(27)

2.3 Bank

“Perbankan adalah segala sesuatu yang mencakup tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya” (Thomas Suyanto, 2001:152).

Prof G.M. Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik, bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau uang yang diperoleh dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral (Thomas Suyanto, 2001:1).

A.Abdurrachman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan menjelaskan bahwa, bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha-usaha perusahaan, dan lain-lain (Thomas Suyanto, 2001:1).

Menurut Undang-Undang RI No.14/1967 Pasal 1 tentang pokok-pokok Perbankan, “bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”. Bank berdasarkan pasal 1 Undang-Undang RI No.10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang–Undang RI No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, “ bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan


(28)

menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Berdasarkan Undang-Undang No.14/1967 terdapat 3 jenis bank (Thomas Suyatno, 2001:17-20) yaitu:

a. Dilihat dari segi fungsinya terdiri dari: 1. Bank Sentral atau Bank Indonesia

2. Bank Umum ialah bank yang dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam usahanya memberikan kredit jangka pendek.

3. Bank Tabungan ialah bank yang dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam surat berharga.

4. Bank Pembangunan ialah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang, serta dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang.

5. Bank Desa ialah bank yang menerima simpanan dalam bentuk uang dan natura (padi, jagung dan sebagainya) dan dalam usaha memberikan kredit jangka pendek dalam bentuk uang maupun natura kepada sector pertanian dan pedesaan.

b. Dilihat dari segi kepemilikannya terdiri dari : 1. Bank-Bank Milik Negara terdiri dari:


(29)

(a) Bank Sentral atau Bank Indonesia yang didirikan dengan Undang Undang No 13/1968.

(b) Bank Umum Milik Negara, seperti Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia’46, Bank Ekspor Impor, Bank Dagang Negara.

(c) Bank Tabungan Negara (BTN) (d) Bank Pembangunan Indonesia

2. Bank Milik Pemerintah Daerah, adalah bank-bank pembangunan daerah yang terdapat pada daerah tingkat I atau propinsi, seperti Bank Pembangunan Daerah DIY (Bank BPD DIY).

3. Bank–Bank Milik Swasta terdiri dari:

(a) Bank Milik Swasta Nasional berbentuk Bank Umum Swasta, Bank Tabungan Swasta, Bank Pembangunan Swasta. Beberapa bank swasta nasional telah ditetapkan sebagai bank devisa yaitu bank yang dapat melakukan transaksi valuta asing, seperti Bank Niaga, Panin Bank, dll.

(b) Bank Milik Swasta Asing, seperti City Bank.

(c) Kerjasama bank swasta asing dengan swasta nasional, seperti Bank Perdagangan Indonesia (gabungan bank swasta Indonesia dan bank swasta Jepang).

4. Bank Koperasi, adalah bank yang modalnya berasal dari perkumpulan-perkumpulan koperasi, seperti BUKOPIN.

c. Dilihat dari segi penciptaan uang giral


(30)

2. Bank Umum yang dapat mencetak uang giral.

2.4 Pengelolaan Sampah

Merujuk pada Undang-Undang RI No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yang dimaksud dengan “sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat”.

Menurut Agung Suprihatin (1999:6), penggolongkan sampah yaitu: a. Sampah Organik

Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik.Termasuk sampah organik seperti sampah dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, daun.

b. Sampah Anorganik

Sampah anorganik berasal dari sumberdaya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi atau dari proses industri. Beberapa bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam jangka waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, kaleng.


(31)

Pengelolaan Sampah menurut UU No 18 Tahun 2008 yaitu kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan:

a. Pembatasan timbunan sampah b. Daur ulang sampah

c. Pemanfaatan sampah

Sedangkan penanganan sampah meliputi kegiatan:

a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai jenis, jumlah dan atau sifatnya.

b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah ke tempat penampungan sementara atau tepat pengolahan sampah terpadu. c. Pengangkutan dalam bentuk ebawa sampah dari sumber dan atau dari

tempat penampungan sementara atau dari tempat penampungan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir.

2.5 Bank Sampah

Bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilah menurut jenis sampah, sampah yang ditabung pada bank sampah adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis. Cara kerja bank sampah pada umumnya hampir sama dengan bank lainnya, ada nasabah, pencatatan pembukuan dan manajemen pengelolaannya, apabila dalam bank yang biasa kita kenal yang disetorkan nasabah adalah uang akan tetapi dalam bank sampah yang disetorkan adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis, sedangkan pengelola bank sampah harus orang yang kreatif dan inovatif serta memiliki jiwa kewirausahaan agar


(32)

dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sistem kerja bank sampah pengelolaan sampahnya berbasis rumah tangga, dengan memberikan reward kepada yang berhasil memilah dan menyetorkan sejumlah sampah. Konsep bank sampah mengadopsi menajemen bank pada umumnya. Selain bisa sebagai sarana untuk melakukan gerakan penghijauan, pengelolaan sampah juga bisa menjadi sarana pendidikan gemar menabung untuk masyarakat dan anak-anak. Metode bank sampah juga berfungsi untuk memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap kebersihan.

2.5.1. Lokasi Bank Sampah

Tempat atau lokasi bank sampah dapat berupa lahan terbuka, gudang dan lahan-lahan kosong yang dapat menampung sampah dalam jumlah yang banyak.

2.5.2 Nasabah Bank Sampah

Nasabah bank sampah adalah individu, komunitas/ kelompok yang berminat menabungkan sampahnya pada bank sampah. Individu biasanya perwakilan dari kepala keluarga yang mengumpulkan sampah rumah-tangga. Komunitas/ kelompok, adalah kumpulan sampah dari satu rukun tetangga (RT), atau sampah dari sekolah-sekolah dan perkantoran.

2.5.3 Manajemen Bank Sampah


(33)

diberi buku tabungan secara resmi. Bagi nasabah yang ingin menabung sampah, caranya cukup mudah, tinggal datang ke kantor bank sampah dengan membawa sampah, sampah yang akan ditabung harus sudah dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya seperti kertas, plastik, botol, kaleng, besi, alumunium dan lainnya dimasukkan kekantong-kantong yang terpisah. Sampah yang akan ditabung harus dalam kondisi bersih dan kering. Petugas teller akan melakukan penimbangan, pencatatan, pelabelan dan memasukkan sampah pada tempat yang telah disediakan. Nasabah yang sudah menabung dapat mencairkan uangnya sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati misalnya 3 bulan atau 5 bulan sekali dapat mengambil uangnya. Sedangkan jadwal menabung ditentukan oleh pengelola. Pencatatan dibuku tabungan akan menjadi patokan berapa uang yang sudah terkumpul oleh masing-masing nasabah, sedang pihak bank sampah memberikan harga berdasarkan harga pasaran dari pengepul sampah. Berbeda dengan bank pada umumnya menabung pada bank sampah tidak mendapat bunga. Untuk keperluan administrasi dan upah pekerja pengelola akan memotong tabungan nasabah sesuai dengan harga kesepakatan. Dana yang terkumpul akan dikelola oleh bendahara.

2.5.4 Kebijakan Penanganan Program 3R

Strategi nasional kebijakan penanganan sampah melalui program 3 R adalah :

- Pengurangan sampah - Penanganan sampah - Pemanfaatan sampah


(34)

- Peningkatan kapasitas pengelolaan - Pengembangan kerja sama

Sedangkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengatakan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga, terdiri dari pengurangan sampah sampah dan penanganan sampah. Pengurangan sampah yang dimaksud meliputi :

- Pembatasan timbulan sampah - Daur ulang sampah

- Pemanfaatan kembali sampah

Dalam kegiatan penanganan sampah berbasis 3R mulai dari sumber tak lepas dari peran serta masyarakat sebagai penghasil sampah. Sumber sampah yang berasal dari masyarakat, sebaiknya dikelola oleh masyarakat yang bersangkutan agar mereka bertanggung jawab terhadap sampahnya sendiri, karena jika dikelola oleh pihak lain biasanya mereka kurang bertanggung jawab.

Dalam pelaksanaan kegiatan penanganan sampah berbasis 3R tidak lepas dari peranserta masyarakat, untuk itu perlu adanya perubahan kebiasaan dan pola pikir masyarakat dalam menangani sampah.

Aktivitas pengelolaan sampah berbasis masyarakat berupa kegiatan pemilahan dan composting untuk sampah organik dan daur ulang anorganik dilakukan oleh warga sejak dari rumah, yang bertujuan mengurangi sampah yang akan diangkut ke TPS dan TPA. Hasil yang ingin dicapai dalam pengelolaan sampah berbasis 3R adalah meningkatnya kesehatan lingkungan dan masyarakat, melindungi sumberdaya alam, melindungi fasilitas umum dan mengurangi volume


(35)

2.6 Peranan Bank Sampah

Peranan Bank Sampah terdapat dalam teori pertukaran. “Teori pertukaran menekankan kepada sosiologi perilaku agar memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku seorang aktor terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap aktor. Hubungan ini adalah dasar untuk pengkondisian operan atau proses belajar yang melalui perilaku disebabkan oleh konsekuensinya.”(Ritzer dan Douglas, 2007:356). Teori ini berkembang pada

rewads and punishment. Bank sampah merupakan institusi lokal yang kekuasaannya tidak begitu besar. Bank Sampah tidak dapat melakukan

punishment kepada masyarakat, sehingga Bank Sampah harus menggunakan sistem rewads. Proses penyadaran lingkungan melalui tabungan sampah yang dinilai dengan uang atau Rupiah merubah paradigma masyarakat tentang sampah. Sampah yang seharusnya dibuang menjadi bermanfaat.

2.7 Sosial Ekonomi

2.7.1 Pengertian Sosial Ekonomi

Kondisi Sosial ekononomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. Tingkat sosial merupakan faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin, sedangkan tingklat ekonomi sepertik pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi.


(36)

Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material. Kebutuhan pokok atau basic human needs dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Abraham Maslow mengungkapkan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan dihargai dan kebutuhan mengaktualisasikan diri.

Salah satu faktor yang penting untuk membangun masyarakat yang sejahtera adalah sebuah teori sosial ekonomi yang baik. Sepanjang sejarah, manusia terus mencari jawaban bagaimana sumberdaya di bumi ini yang dapat dipergunakan dan dibagikan dengan baik. Tambahan pula, masyarakat memerlukan suatu sistem pemerintahan yang dapat memenuhi semua kebutuhan anggotannya. Jawaban masyarakat atas keperluan itu menggambarkan nilai-nilai sosial ekonomi yang diikuti masyarakat pada saat itu.

Menurut Melly G. Tan bahwa kedudukan sosial ekonomi mencakup 3 (tiga) faktor yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pendapat diatas didukung oleh MaMahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama dengan James Grant dari Overseas Development Council mengatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi di titik beratkan pada pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan air yang sehatyang didukung oleh pekerjaan yang layak (Melly Dalam Susanto, 1984:120).

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan


(37)

kemampuan mengenai keberhasilan menjalakan usaha dan berhasil mencukupinya.

2.7.2 Perekonomian Keluarga

Untuk dapat mengetahui pengertian dari perekonomian keluarga, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu ekonomi dan apa itu keluarga. Kata “ekonomi” berasal dari bahasa latin oikonomia yang mengandung pengertian pengaturan rumah tangga. Rumah tangga disini mungkin kecil seperti sebuah keluarga, mungkin juga besar seperti negara. Pengaturan demikian bertujuan untuk mencapai kemakmuran.

Pengertian Keluarga

a) Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) :

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

b) Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) :

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.


(38)

1. Unit terkecil dari masyarakat 2. Terdiri atas 2 orang atau lebih

3. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah 4. Hidup dalam satu rumah tangga

5. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga 6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga

7. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing 8. Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

Dari defenisi diatas maka perekonomian keluarga adalah pengaturan rumah tangga dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup keluarga untuk mencapai kemakmuran.

2.7.3 Pendapatan

Ilmu ekonomi Mengenal istilah pendapatan yang mengandung arti Everes merinci pendapatan terdiri atas:

a. Pendapatan Berupa Uang

1. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi atu penjualan dari kerajinan rumah.

2. Hasil investasi yakni pendapatan yang di peroleh dari hak milik tanah. 3. Keuntungan sosial yakni pendapatan yang di peroleh dari kerja sosial.

b. Pendapatan berupa barang, Yaitu pendapatan berupa :

1. Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentuk dalam beras, pengobatan dan transportasi, pemukiman dan rekreasi.


(39)

2. Barang yang diproduksi dan dikonsumsi dirumah antara lain pemakaian barang yang diproduksi dirumah atau di sewa yang seharusnya di keluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.

3. Penerimaan yang bukan pendapatan, yaitu pengambilan tabungan penjualan barang yang dipakai, penagihan piutang, pinjaman uang, kiriman uang, hadiah/pemberian, warisan atau menang judi (Mulyanto Sumardi, 1985)

2.7.4 Pendidikan

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

1. Jenjang pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

1. Pendidikan anak usia dini

Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai


(40)

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

2. Pendidikan dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

3. Pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. yang harus dilaksanakan minimal 9 tahun di Pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Mata pelajaran pada perguruan tinggi merupakan penjurusan dari SMA, akan tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari pelajaran SMA.

2. Jalur pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

a. Pendidikan formal


(41)

pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

b. Pendidikan nonformal

Pendidikan non formal meliputi pendidikan dasar, dan pendidikan lanjutan. Pendidikan dasar mencakup pendidikan keaksaraan dasar, keaksaraan fungsional, dan keaksaraan lanjutan paling banyak ditemukan dalam pendidikan usia dini (PAUD), Taman Pendidikan Al Quran (TPA), maupun Pendidikan Lanjut Usia. Pemberantasan Buta Aksara (PBA) serta program paket A (setara SD), paket B (setara B) adalah merupakan pendidikan dasar.

c. Pendidikan informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. (Kavie, 2009).

2.7.5 Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.

Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh


(42)

Larry Green dan para koleganya menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.

Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.

Untuk mewujudkan Negara yang lebih baik melalui kepemilikan generasi terbaik, kesehatan masyarakat perlu menjadi prioritas. Dengan mengaplikasikan kesehatan ini, akan muncul generasi sehat yang mampu memberikan kontribusi optimalnya dalam membangun Negara ini. Jiwa yang sehat secara fisik dan batin diharapkan memiliki kemampuan untuk berkontribusi dengan baik dan nyaman dalam berbagi ide dan pemikiran mereka ke dalam bentuk nyata sesuai aspek dan bidang yang ditekuni masing-masing bagi masa depan yang lebih baik. Kesehatan masyarakat sendiri mencakup banyak hal, baik misalnya dari kesehatan keluarga, reproduksi, hingga kesehatan kejiwaan. Kesemua ilmu dan keterampilan mengenai kesehatan tersebut dibahas dan dipelajari demi terwujudnya kesehatan yang lebih baik dan komprehensif bagi masyarakat.


(43)

bagain terkecil dari masyarakat, kebutuhan akan terciptanya keluarga yang sehat menjadi juga pertimbangan mengapa masyarakat perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melindungi kesehatan keluarga. Dengan adanya ilmu ini, diharapkan keluarga setidaknya mampu memberikan pertolongan pertama saat ada keluarga lain yang jatuh sakit. Perawatan dan pengobatan yang dilakukan oleh keluarga juga diyakini lebih efektif dalam menyembuhkan pasien. Kesembuhan pasien tidak hanya dipenuhi dengan pengobatan dan perawatan semata namun juga kasih sayang dan perhatian yang ditunjukkan oleh keluarga. Ketika keluarga mampu berkontribusi dalam merawat pasien, maka proses penyembuhan akan berjalan lebih cepat.

Dengan beragam bagian kesehatan yang telah diupayakan diupayakan dalam kegiatan tersebut, maka dapat disimpulkan permasalahan kesehatan memiliki ruang lingkup kompleks. Oleh karena itulah, kesehatan masyarakat menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat yang berupaya menguraikan dan menjadi solusi dari permasalahan kesehatan kompleks tersebut. (Wikipedia, 2011).

2.8 Mayarakat

Dalam Undang-Undang Nomor: 10 Tahun 1992, keluarga didefinisikan sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami isteri, atau suami isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.

Masyarakat dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang bersal dari bahasa latin socius, yang berati “kawan “. Istilah masyarakat sendiri berasal akar bahasa Arab Syaraka yang berarti “ ikut serta, berpartisipasi”.


(44)

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi melalui warga-warga yang dapat saling berinteraksi (Koentjaraningrat 1990: 143;144).

Sementara itu Roger M. Keesing (1989: 79), mendivinisikan masyarakat adalah semua komunal yang secara politik dan ekonomi bertalian serta mempunyai ciri-ciri mempunai suatu sistem sosial keseluruhan, di mana semua anggotanya memiliki tradisi dan budaya yang sama.

2.9 Kesejahteraan

Kesejahteraan (welfare) ialah kata benda yang dapat diartikan nasib yang baik, kesehatan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk pada keadaan yang baik, kondisi masyarakat di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, sehat dan damai.

Konsep “sejahtera” menurut BKKN, dirumuskan lebih luas daripada sekedar defenisi kemakmuran ataupun kebahagiaan. Konsep “sejahtera” tidak hanya mengacu pada pemenuhan kebutuhan fisik orang ataupun keluarga. Sebagai entitas tetapi juga kebutuhan psikologisnya. Ada tiga kelompok kebutuhan yang harus terpenuhi yaitu kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, dan kebutuhan pengembangan.

Kesejahteraan sosial dalam artian sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik.


(45)

Menurut Walter Friedlander, kesejahteraan sosial ialah sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standard hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi serta sosial yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakatnya.

Sementara Elizabeth Wickenden mengemukakan bahwa kesejahteraan sosial termasuk didalamnya peraturan perundangan, program, tunjangan dan pelayanan yang menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang mendasar dari masyarakat serta menjaga ketenteraman dalam masyarakat.

Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi dapat terlihat dari rumusan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial pasal 1 ayat 1 :

“Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.”

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan tentang latar belakang informasi mengenai konsep dan istilah yang digunakan dalam statistik Kesejahteraan Sosial diantaranya adalah kondisi rumah tangga, luas lantai, daerah perkotaan atau pedesaan, probabilitas bayi mati sebelum mencapai usia satu tahun, keluhan masyarakat terhadap kesehatan, imunisasi, pasien rawat inap, status gizi,


(46)

narapidana, aksi dan korban kejahatan, mendengarkan radio, membaca koran atau surat kabar, serta menonton televisi. Dari kelompok tersebut BPS melakukan pengelompokan menjadi lima indikator dalam pengukuran kesejahteraan sosial, yaitu :

1. Kesehatan, 2. Pendidikan,

3. Akses menjangkau media massa, 4. Perumahan dan

5. Gizi.

2.10 Kerangka Pemikiran

Jumlah penduduk Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun mengakibatkan bertambahnya volume sampah yang dihasilkan setiap hari. Selain itu, pola konsumsi masyarakat yang semakin meningkat memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis sampah yang semakin beragam, antara lain, sampah kemasan berbahaya dan sulit terurai oleh proses alam. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengelolaan untuk menanggulangi permasalahan sampah tersebut. Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak bernilai sama sekali, bukan sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan. Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu pada sistem pengelolaan sampah konvensional yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Hal tersebut kurang efektif karena keterbatasan daya tampung dari TPA itu sendiri. Pengelolaan sampah tersebut sudah saatnya dirubah dengan pengelolaan sampah partisipatif dan


(47)

berkelanjutan seperti yang telah dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Binjai dengan mendirikan Bank Sampah Mutiara. Tujuan terakhir dari penelitian ini adalah menganalisis dampak sosial, ekonomi maupun lingkungan yang dirasakan masyarakat Kelurahan Binjai atas keberadaan Bank Sampah Mutiara.

Bagan Alir Pikir

Program Bank Sampah

Masyarakat Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai

1. Lingkungan 2. Pendapatan 3. Pendidikan

Sebelum Sesudah


(48)

2.11 Definisi Konsep dan Definisi Operasional

2.11.1 Definisi Konsep

Devinisi konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian keadaan kelompok, atau individu tertentu (Singarimbun, (1981:32). Dalam hal ini konsep penelitian bertujuan untuk merumuskan dan mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian dan perbedaan persepsi yang dapat mengaurkan penelitian ini.

Adapun definisi konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Dampak adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu subjek terhadap objek keadaan serta kondisi. dalam hal ini dilihat bagaimana dampak program Bank Sampah terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

2. Program Bank Sampah adalah bentuk kegiatan yang guna meningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui gerakan menabung pada Bank Sampah.

3. Sosial Ekonomi adalah suatu keadaan atau kondisi dimana masyarakat sendiri yang menjadi penentu status dan peran yang dimilikinya dalam kehidupan bersama.

4. Masyarakat adalah sekumpulan individu yang salaing berhubungan dalam suatu lingkungan ataupun lingkungan yang lainya. Dalam hal ini adalah masyarakat Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.


(49)

2.11.2 Definisi oprasional

Definisi operasional sering disebut sebagai suatu proses operasionalisasi konsep. Operasionalisasi konsep berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis. Perumusan definisi operasional ditujukan dalam upaya transformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat diobservasi. (Siagian, 2011:141).

Dalam hal ini harus ditentukan terlebih dahulu variabel-variabel yang ada di dalam penelitian ini karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara sebelum dan sesudah adanya program bank sampah di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, maka variabel-variabelnya adalah:

1. Variabel Bebas

Variabel Bebas atau variabel X adalah gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel akan berubah sehingga akan muncul menjadi variabel terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada yang muncul (Nawawi, 1998: 57). Variabel X dalam penelitian ini adalah : Program Bank Sampah. Maka yang mau dilihat dan diteliti adalah bagaimana Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel Y adalah sejumlah faktor maupun unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukan


(50)

karena adanya varibael lain. Variabel Y dalam penelitian ini adalah: Kehidupan Sosial Ekonomi. Maka yang mau dilihat dan diteliti adalah bagaimana kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai dengan indikatornya sebagai berikut:

1. Pendapatan 2. Pendidikan 3. Kesehatan 4. Interaksi Sosial 5. Kondisi Lingkungan


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif guna menjawab perumusan masalah bagaimana dampak program Bank Sampah terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai. Penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif bertujuan untuk mencari pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Sampah Mutiara yang berada di Jalan Pelajar Timur, Gang Kelapa, Lorong Gabe, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Alasan peneliti melakukan penelitian didaerah tersebut dikarenakan bank sampah tersebut merupakan bank sampah pertama yang ada di


(52)

Medan dan sudah memiliki banyak nasabah dan manfaat yang cukup signifikan terhadap masyarakat.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau kelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefenisikan secara spesifik dan tidak secara mendua (Silalahi, 2009:253).

Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian adalah masyarakat yang mengikuti program Bank Sampah yang tercatat di Bank Sampah Mutiara yaitu sebayak 150 orang yang telah menabung sampah.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah satu subset atau tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah itu representative atau tidak. Sampel merupakan bagian tertentu yang dipillih dari populasi (Silalahi,2009:254). Gay berpendapat bahwa ukuran minimum sample yang dapat diterima berdasarkan pada metode penelitian metode deskriptif yaitu minimal 10% populasi (Hasan, 2002:60). Untuk populasi relatif kecil, minimal 20%. Jika jumlah populasi lebih dari 100 maka diambil sampelnya sejumlah 10-15% atau 20- 25% dari populasi. Oleh karena itu peneliti menetapkan


(53)

program Bank Sampah yaitu 150x20% menjadi 30 orang. Dengan demikian yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1. Studi Lapangan

Studi lapangan diperoleh dari penelitian lapangan yang dilakukan turun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data melalui :

a) Penyebaran angket langsung (kuesioner), yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan cara menyebarkan angket yang berisikan pertanyaan-pertanyaan atau angket secara tertulis yang harus diisi oleh responden.

b) Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan langsung kepada responden guna memperoleh keterangan dalam menyimpulkan data yang terkumpul.

c) Observasi yaitu mengumpulkan data tentang gejala tertentu yang dilakukan dengan mengamati, mendengar, mencatat, kejadian yang berkaitan dengan penelitian.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan diperoleh dengan membuka, mencatat, mengutip, data dari buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal-jurnal, pendapat-pendapat para ahli/pakar dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah penelitian dan dapat mendukung terlaksananya penelitian ini.


(54)

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah di baca dan dipresentasikan. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi dengan Product Moment.

Korelasi Product Moment merupakan teknik pengukuran tingkat hubungan antara variabel yang datanya berskala interval. Angka korelasinya disimpulkan dengan “r”.

Rumus penghitungan r Product Moment adalah sebagai berikut :

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi product moment n : jumlah individu dalam sampel x : angka mentah untuk variabel x y : angka mentah untuk variabel y

Kriteria uji hipotesis yaitu :

1. Terima Ho, tolak Ha jika r hitung < r tabel 2. Tolak Ho, terma Ha jika r hitung > r tabel 3. Dengan taraf signifikan 5%


(55)

Untuk menguji dan mendapatkan hasil yang lebih akurat berpengaruh atau tidak berpengaruhnya program bank sampah di Kalurahan Binjai, maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan SPSS.


(56)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Denai

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Medan Dalam Angka jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Denai tahun 2009 adalah 138.689 jiwa. Jika dibandingkan dengan tahun 2010 (139.939 jiwa) terjadi penambahan jumlah penduduk kecamatan Medan Denai sebanyak 1.250 jiwa. Penyebaran penduduk kecamatan Medan Denai belum benar-benar merata. Rata-rata kepadatan penduduk Kecamatan Medan Denai tercatat sebesar 15.324,8 jiwa setiap kilometer persegi, dimana wilayah terpadat adalah kelurahan Tegal Sari Mandala III dengan tingkat kepadatan sekitar 32.241 setiap kilometer persegi.

Kecamatan Medan Denai adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Denai berbatasan langsung dengan :

Sebelah Barat berbatasan dengan Medan Kota dan Medan Area. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Amplas.

Sebelah Utara berbatasan dengan Medan Tembung.

Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu kecamatan di kota Medan yang mempunyai luas sekitar 9,91 Km² yang dihuni oleh 139.939 jiwa atau 31.402 Kepala Keluarga. Jarak kantor kecamatan ke kantor Walikota Medan yaitu sekitar 8 Km. Kecamatan Medan Denai terdiri dari 6 Kelurahan dan 82


(57)

dihuni oleh berbagai macam suku dan agama namun masyarakat selalu hidup berdampingan dengan damai. Kerukunan umat beragama sudah terjalin secara turun temurun.

Tabel 4.1.

Luas Wilayah Dirinci per Kelurahan, Jumlah Lingkungan Kecamatan Medan Denai

No. Kelurahan Lingkungan Luas (Km²) Persentase 1 2 3 4 5 6 Binjai Medan Tenggara Denai

Tegal SariMandala III Tegal Sari Mandala II Tegal Sari Mandala I

20 11 9 15 15 12 4,14 2,07 1,30 1,03 0,87 0,50 41,77 20,89 13,12 10,39 8,87 5,05

Jumlah 82 9,91 100,00

Sumber : Kantor Camat Medan Denai

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat kita lihat bahwa dari enam Kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Denai, Kelurahan Binjai memiliki luas wilayah yang terluas yaitu sebesar 4,14 Km² atau 41,77 % dari seluruh luas Kecamatan Medan Denai sedangkan Kelurahan Tegal Sari Mandala I mempunyai luas terkecil yakni 0,50 Km² atau hanya 5,05 % dari luas seluruh kecamatan yaitu 9,91 Km². Jumlah lingkungan yang terbanyak ada di Kelurahan Binjai yaitu 20 lingkungan sedangkan jumlah lingkungan terkecil berada di Kelurahan Denai


(58)

yaitu sebanyak 9 lingkungan. Hal ini lah yang menjadi salah satu alasan penulis untuk memilih keluharan Medan Binjai sebagai lokasi penelitian. Banyaknya jumlah penduduk mengakibatkan jumlah sampah yang diproduksi juga besar. Selain itu di kelurahan ini banyak timbunan sampah yang berserakan baik itu dipinggir sungai, dilahan kosong sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan. Kecamatan Medan Denai dipimpin oleh seorang Camat yang terdiri dari enam kelurahan yang terbagi atas 82 Lingkungan serta 347 blok sensus.

Tabel 4.2.

Banyaknya Lingkungan dan Blok Sensus Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Denai

No Kelurahan Lingkung

an

Blok Sensus

1. Binjai 20 102

2. 3 4. 5. 6. Medan tenggara Denai

Tegal Sari mandala III Tegal Sari Mandala II Tegal Sari Mandala I

11 9 15 15 12 45 48 68 54 30

Medan Denai 82 374

Sumber: Kantor Camat Medan Denai


(59)

lingkungan dan blok sensus sebanyak 102 sedangkan yang memiliki jumlah lingkungan yang terkecil adalah kelurahan Denai yatu hanya memiliki 6 lingkungan. Untuk blok sensus terkecil berada pada kelurahan Tegal Sari Mandala I yaitu hanya memiliki 30 blok sensus. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa penulis memilih kelurahan Medan Binjai sebagai lokasi penelitian.

4.2 Kependudukan

Secara demografi Kecamatan Medan Denai dihuni oleh 139.939 jiwa. Penduduk yang bermukim dikecamatan Medan Denai terdiri dari beberapa suku, antara lain: Suku Melayu, Suku Jawa, Suku Minang, Suku Aceh, Suku Batak Toba, Suku Batak Karo, Suku Mandailing dan WNI keturunan Cina.

Tabel 4.3.

Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan Kepadatan Penduduk Per Km Di Rinci Menurut Kelurahan Di Kecamatan Medan Denai

No Kelurahan Jumlah Penduduk

Luas Wilayah

Kepadatan Penduduk

1. Binjai 39.938 4,14 9.647

2. 3. 4. 5. 6 Medan Tenggara Denai

Tegal Sari Mandala I Tegal Sari Mandala II Tegal Sari Mandala III

15.928 15.081 35.268 21.957 11.767 2,07 1,3 1,03 0,87 0,5 7.695 11.601 34.241 25.238 23.534


(60)

Sumber: Kantor Camat Medan Denai

Dari data tabel diatas dapat kita lihat bahwa Kecamatan Medan Denai dihuni oleh 139.939 orang dimana penduduk terbanyak berada dikelurahan Binjai yakni sebanyak 39.938 orang. Jumlah penduduk terkecil berada di kelurahan Tegal Sari mandala I yakni sebanyak 11.767 orang. Bila dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka kelurahan Tegal Sari Mandala III merupakan kelurahan terpadat yaitu 34.241 jiwa tiap Km².

Penduduk merupakan pusat dari seluruh kebijakan dan program pembangunan yang dilakukan. Dapat dikemukakan bahwa penduduk adalah subjek dan objek pembangunan. Jadi, pembangunan baru dapat dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti luas yaitu kualitas fisik maupun non fisik yang melekat pada diri penduduk itu sendiri.

Keadaan penduduk yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai, akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan tingkat kualitas rendah, menjadikan penduduk tersebut hanya sebagai beban bagi pembangunan nasional.

Dalam hal mengintegrasikan dimensi penduduk dalam perencanaan pembangunan daerah maka manfaat paling mendasar yang diperoleh adalah besarnya harapan bahwa penduduk yang ada di daerah tersebut menjadi pelaku


(61)

berwawasan kependudukan lebih berdampak besar pada peningkatan kesejahteraan penduduk secara keseluruhan dibandingkan dengan orientasi pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan.

Tabel 4.4.

Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk Dan Rata-rata Anggota RT Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Denai

Sumber: Kantor Camat Medan Denai

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa di Kecamatan Medan Denai dari jumlah penduduk sebanyak 139.939 jiwa atau 31.402 kepala keluraga jumlah rumah tangga hampir rata dalam mempunyai anggota keluarga yakni 4 dan 5 orang. Dari data ini juga dapat dilihat bahwa pelaksanaan KB (Keluarga Berencana) kurang berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari jumlah anak di No

.

Kelurahan Rumah

Tangga

Penduduk Rata-rata anggota RT 1. 2. 3. 4. 5. 6. Binjai Medan Tenggara Denai

Tegal Sari Mandala I Tegal Sari Mandala II Tegal Sari Mandala III

9.866 4.099 4.256 6.450 4.310 2.421 39.938 15.928 15.081 35.268 21.957 11.767 4 4 4 5 5 5


(62)

setiap kelurahan yang ada yakni 4 sampai 5 orang anak dalan satu kepala keluarga.

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.

Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Tujuan umum keluarga berencana adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Bila dilihat dari tabel diatas di Kecamatan Medan Denai perlu ditingkatkan program Keluarga Berencana agar derajat kesehatan dan kesejahteraan setiap rumah tangga yang ada di kecamatan ini dapat meningkat sesuai dengan tujuan pemerintah yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan derajat kesehatan di Indonesia.


(63)

Tabel 4.5.

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Di Kecamatan Medan Denai

No. Kelompok Umur

Laki-laki

Perempuan Jumlah

1. 2. 3. 4.

0 – 4 tahun 5 – 14tahun 15 – 44 tahun 45 – 64 tahun

5.681 12.411 37.864 11.196 6.064 13.017 37.468 10.666 11.745 25.428 75.332 21.82 5. >= 65 tahun 2.593 2.979 5.572 Medan Denai 69.745 70.194 139.936 Sumber: Kantor Camat Medan Denai

Dilihat dari jumlah penduduk secara keseluruhan di Kecamatan Medan Denai, jumlah penduduk yang berjenis perempuan lebih banyak yakni 70.194 jiwa dibanding dengan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki yaitu hanya 69.745 jiwa dari keseluruhan jumlah penduduk di Kecamatan Medan Denai sebanyak 139.936 jiwa.

Kelompok umur yang terbanyak di Kecamatan Medan Denai yaitu antara 15 sampai 44 tahun yakni sebanyak 37 864 untuk berjenis kelamin laki-laki dan 37 468 untuk berjenis kelamin perempuan. Dari data ini dapat kita simpulkan bahwa di kecamatan Medan Denai ini jumlah penduduk yang paling banyak adalah pada usia-usia yang terbanyak tergolong usia yang produktif karena pada usia ini mereka masih bisa berkarya dengan bekerja untuk menghidupi kebutuhan


(64)

keluarganya. Kelompok umur yang terendah yaitu lebih dari atau sama dengan 65 tahun ada sebanyak 2.593 jiwa untuk laki-laki dan 2.979 jiwa untuk berjenis kelamin perempuan.

4.3 Pendidikan

Persoalan Indonesia di bidang pendidikan adalah upaya melakukan pendidikan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia yang besar jumlahnya dan tersebar di lebih 3000 pulau. Kesadaran bahwa anak-anak merupakan penentu masa depan bangsa menyebabkan perlunya perhatian bagi pendidikan anak. Keadaan pendidikan suatu negara merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi tingkat kemajuan negara tersebut. Dalam hal pengelolaan sampah ini tingkat pendidikan masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar tingkat partisipasi dalam pembangunan.

Berdasarkan informasi yang di peroleh dari masyarakat setempat bahwa tingkat pendidikan di Kecamatan Medan Denai masih tergolong rendah, hal ini terbukti dengan masih banyaknya anak usia 7-12 tahun yang belum bersekolah dan banyaknya penduduk usia SMA yang sudah putus sekolah karena berbagai alasan. Meskipun tercatat ada sejumlah fasilitas pendidikan mulai dari TK sampai Universitas namun tidak sesuai dengan keadaan yang ada.


(65)

4.4 Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Medan Denai berbagai macam misalnya seperti Pegawai Negeri, pegawai swasta, ABRI, Petani, Pedagang, dan pensiunan. Diantara seluruh jenis mata pencaharian yang paling banyak adalah yang berprofesi sebagai pegawai swasta yaitu ada 56.536 orang atau 40,40 % dari jumlah seluruh penduduk Kecamatan Medan Denai yakni 139.939 jiwa. Jenis mata pencaharian yang paling kecil atau sedikit adalah sebagai petani hanya berjumlah 492 orang atau 0,35 % dari jumlah seluruhnya.

Berdasarkan informasi yang didapat dan pengamatan dilapangan dikecamatan Medan Denai banyak terdapat industry rumahan seperti buat sepatu dan sandal, buat terompet, jahit selendang, pabrik kripik, jahit pakaian dalam, buat celana panjang levis dan lain sebagainya. Industri ini tentunya dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga bisa mengurangi jumlah pengangguran di Kecamatan Medan Denai.

Dengan pemanfaatan home industri yang ada di Kecamatan Medan Denai akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam hal sosial, ekonomi dan aksesibilitas. Masyarakat setempat juga mendukung kehadiran home industri ini karena memiliki dampak positif pada masyarakat. Selain dapat meningkatkan pendapatan juga dapat membuka lapangan kerja bagi penduduk setempat.

Berdasarkan data yang didapat dari lapangan di Kelurahan Binjai tepatnya di Jalan Pelajar Ujung ada 6 pabrik keripik yang sejak pembukaan mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Karena selain mendapat keuntungan bagi


(66)

masyarakat, masyarakat juga bisa bekerja di pabrik tersebut sehingga dapat menambah penghasilan dan mengurangi penganguran di Kelurahan Binjai. Namun seiring dengan waktu Pabrik keripik ini pun semakin besar jumlah produksinya dan semakin besar pula masalah yang ditimbulkan oleh pabrik ini. Misalnya saja pencemaran udara, limbah yang dikeluarkan pabrik sangat mengganggu masyarakat sekitar dan dapat berdampak terhadap kesehatan dan kerusakan lingkungan setempat, sehingga dianggap tidak layak lagi beroperasi di tengah pemukiman masyarakat. Sehingga pada tahun 2009 ke enam pabrik ini harus pindah ke tempat lain yang lebih layak lagi. Pindahnya pabrik keripik ini membuat masyarakat sekitar kehilangan mata pencaharian dan menambah jumlah penganguran.

4.5 Kesehatan Masyarakat

Untuk mewujudkan negara yang lebih baik melalui kepemilikian generasi terbaik, kesehatan masyarakat menjadi salah satu prioritas. Dengan mengaplikasikan kesehatan ini, akan muncul generasi sehat yang mampu memberikan kontribusi optimalnya dalam membangun negeri ini. Jiwa yang sehat secara fisik dan batin diharapkan memiliki kemampuan untuk berkontribusi dengan baik dan nyaman dalam berbagi ide dan pemikiran mereka kedalam bentuk nyata sesuai aspek dan bidang yang ditekuni masing-masing bagi masa depan yang lebih baik.

Kesehatan masyarakat sendiri mencakup banyak hal, baik misalnya dari kesehatan keluarga, reproduksi hingga kesehatan kejiwaan. Kesehatan keluarga merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang perlu diperhatikan dan


(67)

dipelajari oleh masyarakat. Mengingat keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat, kebutuhan akan terciptanya keluarga yang sehat menjadi juga pertimbangan mengapa masyarakat perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melindungi kesehatan keluarga.

Untuk menunjang kesehatan masyarakat tentunya segala sarana dan prasarana juga harus mendukung. Fasilitas kesehatan yang ada di kecamatan Medan Denai dapat dikatakan belum merata di tiap keluarahan. Sesuai hasil penelitian dilapangan bahwa di kelurahan Medan Teanggara, Tegal Sari Mandala I dan Tegal Sari Mandala II tidak terdapat satupun puskesmas. Sedangkan tenaga medis yang terdapat di kecamatan Medan Denai ini sudah tersebar di tiap kelurahan dimana pendistribusiannnya disesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap kelurahan. Terdapat 81 posyandu, 14 dokter dan 27 bidan di kecamatan Medan Denai.

Pada tahun 2010 diKecamatan Medan Denai masih terdapat gizi buruk yang berjumlah 24 orang. Gizi buruk bukan hanya dikarenakan kondisi ekonomi semata akan tetapi terkait masalah lingkungan. Untuk menangani hal ini perlu diupayakan satu upaya yaitu menggalakkan posyandu milik masyarakat yang tersebar ditiap-tiap lingkungan sehingga gizi buruk dapat diantisipasi.

4.6 Sarana Sosial Budaya

4.6.1 Kehidupan keagamaan

Dikecamatan Medan Denai terdapat berbagai macam agama yaitu islam, Kristen, Budha, Hindu. Namun mayoritas penduduk di kecamatan ini beragama Islam. Hampir di setiap kelurahan di kecamatan Medan Denai terdapat sarana


(1)

6.2 Saran

1. Pihak pengelola bank sampah dalam hal ini di naungi oleh Pemko Medan disarankan untuk terus melakukan sosialisasi kapada masyarakat meliputi kampanye massal Bank Sampah melalui penyebaran poster, iklan media cetak, kampanye di sekolah agar jumlah nasabah yang menabung sampah semakin meningkat dan masyarakat memahami cara memperlakukan sampah dengan baik dan benar.. Hal tersebut diperlukan kader-kader yang aktif di setiap RT untuk mengajak warga lain agar ikut menabung sampah di bank sampah.

2. Pihak pengelola bank sampah disarankan melakukan kerjasama dengan instansi-instansi yang peduli terhadap lingkungan. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan manfaat dalam hal sosialisasi kepada masyarakat untuk membuat bank sampah ini mendapatkan tempat dimasyarakat bahwa bank sampah ini memiliki dampak yang begitu besar bagi lingkungan maupun pendapatan.

3. Pihak pengelola bank sampah disarankan juga membuka layanan pinjaman dengan pengembalian pinjaman dalam bentuk sampah agar dapat mengurangi beban ekonomi masyarakat sekitar.

4. Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan cara menumbuhkan kesadaran dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Apriadji, W.H. 2002. Memproses Sampah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Aryenti, 2011. Peningkatan Peranserta Masyarakat Melalui Gerakan Menabung Pada Bank Sampah Di Kelurahan Babakan Surabaya, Kiaracondong Bandung. Skripsi. Pusat Litbang Permukiman Bandung.

Bakri, A.R. 1992. Pengelolaan Sampah Pemukiman dan Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaannya di Kota Administratif Depok. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Bartone, Carl., J. Bernstein, and F. Wright. 1990. Investment in Solid Waste Management : Opportunities for Environmental Improvement. World Bank Working Paper WPS 405, (Washington D.C, USA).

Dewi, R.S. 2008. Evaluasi Ekonomi dan Sosial Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Kota Depok. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan : Teori dan Aplikasi.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

_______. 2007. Istrumen Ekonomi untuk Pengelolaan Lingkungan. Laporan disampaikan kepada DANIDA Denmark dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) RI.

Hadiwiyoto, S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Idayu. Jakarta.

Iriani. 1994. Sistem Organisasi Pengelolaan Sampah Pemukiman di Kotamadya Medan.Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.


(3)

Kartini, 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Menabung Sampah Serta Dampak Keberadaan Bank Sampah Gema Ripah (Kasus Masyarakat Dusun Badegan, Yogyakarta). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Bogor.

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama

Singarimbun, Masri, 1989. Metode Penelitian Survei. LP3S: Jakarta

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial: Pedoman Praktis Penelitian Bidang Ilmu-Ilmu Sosial dan Kesehatan. Medan: Grasindo Monoratama.

SUMBER LAIN:

KBBI. 2011 Pengertian Dampak (Internet). (http://kamusbahasaindonesia.org, diakses tanggal 22 Juli 2013 pukul 14:30 Wib )

Kementrian Negara Lingkungan Hidup. 2008. STATUS Lingkungan Hidup Indonesia 2007. Jakarta

Undang-Undang RI No. 18, 2008, Pengelolaan Sampah. Jakarta

Profil Bank Sampah, 2012, Kementerian Lingkungan Hidup. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81.2012. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Jakarta.


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Curriculum Vitae

DATA PRIBADI / PERSONAL DETAILS

Nama / Name : Mita Novianty

Alamat / Address : Jln. WR. Supratman No. 15 Lubuk Pakam Kode Post / Postal Code : 20516

Nomor Telepon / Phone : 0857-6100-0010 / 0853-6123-1190

Email : mitanovianty@yahoo.co.id

Jenis Kelamin / Gender : Perempuan

Tanggal Kelahiran/ Date of Birth : Lubuk Pakam, 10 November 1990 Status Marital / Marital Status : Belum Meniikah

Warga Negara / Nationality : Indonesia Agama / Religion : Muslim Kesehatan / Health : Sehat Golongan Darah / Blood Group : A Tinggi Badan / Height : 165 cm Berat Badan / Weight : 64 Kg

PENDIDIKAN / EDUCATION

1997-2003 : SD Negeri No. 105356 Lubuk Pakam 2003-2006 : SMP Negeri 1 Lubuk Pakam


(5)

2009-2012 : Dalam proses penyelesaian pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara dengan judul SKRIPSI “Dampak Program Bank Sampah terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan” program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial.

PENGALAMAN ORGANISASI / ORGANIZATIONAL EXPERIENCE - Anggota Biro Jurnalistik HMI Komisariat FISIP USU Periode 2010-2011 - Departemen Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi HMI Komisariat

FISIP USU Periode 2011-2012

- Bendahara Umum HMI Komisariat FISIP USU Periode 2012-2013 - MPKPK (Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat) HMI

Komisariat FISIP USU Periode 2013-2014

- Anggota UKM Fotografi Divisi Informasi Periode 2010-2011

- Anggota Himpunan Mahasiswa Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial (IMIKS) FISIP USU Periode 2010-2011

PENGALAMAN KERJA / WORK EXPERINCE - Waspada Online

Periode : 2011

Status : Freelance Posisi : Fotografer


(6)

Demikian ini saya nyatakan dengan sesungguhnya, bilamana dikemudian hari terdapat kesalahan dalam penulisan ini atau rekayasa, maka saya siap menanggung segala konsekuensinya.

Medan, 17 Desember 2013 Hormat Saya,


Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

8 123 143

Pengelolaan Bank Sampah Mutiara Dalam Menciptakan Kebersihan di Lingkungan Xviii Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2016

3 30 109

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 14

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 6

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 20

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah Di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2013

0 0 42

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan

0 1 26

DAMPAK PROGRAM BANK SAMPAH TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN BINJAI, KECAMATAN MEDAN DENAI, KOTA MEDAN

0 0 12