SITEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE AHP UNTUK PEMILIHAN SEKOLAH PADA (STUDI KASUS : SMP ISLAM “BAITUL AMIEN SURABAYA).

SITEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE
AHP UNTUK PEMILIHAN SEKOLAH PADA (STUDI KASUS :
SMP ISLAM “BAITUL AMIEN SURABAYA)

SKRIPSI

Disusun oleh :

NURTIKA SETIOWATI
NPM. 0834010181

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" J AWA TIMUR
SURABAYA
2012

SITEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE
AHP UNTUK PEMILIHAN SEKOLAH PADA (STUDI KASUS :
SMP ISLAM “BAITUL AMIEN SURABAYA)


SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Jurusan Teknik Informatika

Disusun oleh :

NURTIKA SETIOWATI
NPM. 0834010181

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
SURABAYA
2012

LEMBAR PENGESAHAN

SITEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE

AHP UNTUK PEMILIHAN SEKOLAH PADA (STUDI KASUS :
SMP ISLAM “BAITUL AMIEN SURABAYA)
Disusun Oleh :

NURTIKA SETIOWATI
NPM. 0834010181

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan
Tahun Akademik 2011/2012

Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Wahyu S.J Saputra, S.Kom
NPT. 3 8608 100295 1

Bar ry Nuqoba, S.Si, M.Kom
NPT. 38411 090 1551


Mengetahui,
Ketua J urusan Teknik Infor matika
Fakultas Teknologi Industri
UPN ”Veteran” J awa Timur

Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT
NIP. 19650731 199203 2 001

SKRIPSI
SITEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE AHP UNTUK
PEMILIHAN SEKOLAH PADA (STUDI KASUS : SMP ISLAM “BAITUL AMIEN
SURABAYA)
Disusun Oleh :

NURTIKA SETIOWATI
NPM. 0834010181
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 14 Desember 2012

Pembimbing :

Tim Penguji :

1.

1.

Bar ry Nuqoba, S.Si, M.Kom
NPT. 38411 090 1551

Prof. Dr. Ir. Sri Redjeki, MT
NIP. 19570314 198603 2 001

2.

2.

Wahyu S.J Saputra, S.Kom
NPT. 3 8608 100295 1


Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom
NIDN. 712 127 701
3.

Fetty Tri Anggraeny, S.Kom, M.Kom
NIP/NPT. 3 8202 06 0208 1

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

Ir. SUTIYONO, MT.
NIP. 19600713 198703 1 001

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PANITIA UJ IAN SKRIPSI / KOMPREHENSIF
Jl. Raya R ungkut Madya Gunung Anyar Telp. (031) 8706369 (Hunting). Fax. (031) 8706372 Sur abaya 60294


KETERANGAN REVISI
Mahasiswa di bawah ini :
Nama

: Nurtika Setiowati

NPM

: 0834010181

Jurusan

: Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) pra rencana (design) / skripsi ujian lisan, TA
2011/2012 dengan judul:
” SITEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE AHP UNTUK
PEMILIHAN SEKOLAH PADA (STUDI KASUS : SMP ISLAM “BAITUL AMIEN
SURABAYA)"

Surabaya, Desember 2012
Dosen Penguji yang memerintahkan revisi:
1) Prof. Dr. Ir. Sri Redjeki, MT
NIP. 19570314 198603 2 001

{

}

2) Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom
NIDN. 712 127 701

{

}

3) Fetty Tri Anggraeny, S.Kom, M.Kom
NIP/NPT. 3 8202 06 0208 1

{


}

Mengetahui,
Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Barry Nuqoba, S.Si, M.Kom

Wahyu S.J Saputra, S.Kom

NPT. 38411 090 1551

NPT. 3 8608 100295 1

UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, penulis mendapat banyak bimbingan dan pengarahan
serta bantuan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini,
dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa
Timur.
3. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa
Timur.
4. Bapak Firza Prima Aditiawan, S.Kom., Selaku PIA Tugas Akhir Teknik Informatika UPN
“Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Barry Nuqoba, S.Si. M.Kom. selaku dosen pembimbing utama pada proyek Tugas
Akhir ini di UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah banyak memberikan banyak ide,
petunjuk, masukan, bimbingan, dorongan serta bersedia meluangkan waktu untuk
membimbing dan membantu.
6. Bapak Wahyu S.J Saputra, S.Kom selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
masukan, dan bimbingan yang bermanfaat bagi Tugas Akhir ini.
7. Keluarga tercinta, terutama Ibuku tersayang, terima kasih atas semua doa, dukungan dan
upaya serta harapan-harapannya pada saat penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini. Yang
penulis minta hanya doa restunya, sehingga penulis bisa membuat sesuatu yang lebih baik
dari Tugas Akhir ini.
iii


8.

Buat M as Gandung yang sudah membantu mencari t empat studi kasus.

9.

Buat t emen-temen 2008 khususnya Filla yang sudah membantu memberi pengarahan soal program.
Ika, M ariya dan Vita yang sudah berkenan untuk meluangkan waktu untuk menemani dan mau
menolong, makasih banyak ya.

10. Buat temen-temen yang lain yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu terimakasih telah
memberikan dorongan dan doa, Terima Kasih yang tak terhingga untuk kalian semua.
Semoga Allah SWT yang membalas semua kebaikan dan bantuan tersebut. Amin.

iv

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhhir,

dengan judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE AHP
UNTUK PEMILIHAN SEKOLAH PADA (STUDI KASUS : SMP ISLAM “BAITUL
AMIEN” SURABAYA)”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah atas Nabi
Muhammad SAW, para kerabat, serta pengikutnya hingga hari kiamat nanti.
Penyusunan Tugas Akhir merupakan sebagian upaya untuk memenuhi syarat kelulusan
studi serta syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Jurusan Teknik Informatika, Fakultas
Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu segala
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna peneympurnaan dimasa
mendatang.
Akhir kata, semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Surabaya,

Desember 2012

(Penyusun)

ii

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI……. ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................................iii
DAFTAR ISI..…. ........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... x

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2

Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1.3

Batasan Masalah ....................................................................................... 2

1.4

Tujuan ....................................................................................................... 3

1.5

Manfaat ...................................................................................................... 3

1.6

Metodelogi Pembuatan Skripsi ................................................................ 3

BAB II
2.1

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Pendukung Keputusan .................................................................. 6
2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan .................................. 7
2.1.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan ............................. 7
2.1.3 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan ........................................ 8
2.1.4 Komponen Sistem Pendukung Keputusan .................................. 8

2.2

Metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) ....................................... 9
2.2.1 Pengertian AHP ........................................................................... 9
2.2.2 Kelebihan AHP .......................................................................... 10
2.2.3 Prinsip Dasar AHP .................................................................... 11
2.2.4 Langkah-langkah Penggunaan AHP ........................................ 13
2.2.5 Kelebihan Dan Kelemahan AHP .............................................. 15

2.3

Pengertian UML (Unified Modeling Language) .................................. 17
v

2.3.2 Tujuan UML ............................................................................... 18
2.3.2 Notasi Dalam UML ................................................................... 18
2.4

Pengertian Rational Rose ...................................................................... 23

2.5

SQL Server 2005 ..................................................................................... 24
2.5.1 Sekilas Tentang SQL Server 2005 ........................................... 24

2.6

CDM (Conceptual Data Model) ........................................................... 26

2.7

PDM (Physical Data Model).................................................................. 27

2.8

Perbedaan CDM dan PDM ..................................................................... 27

BAB III
3.1

3.2

BAB IV

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Analisa Sistem......................................................................................... 29
3.1.1

Identifikasi Masalah ................................................................... 30

3.1.2

Menetukan Kriteria..................................................................... 30

3.1.3

Perancangan Hierarki ................................................................. 31

Perancangan Sistem ............................................................................... 32
3.2.1

Work Flow .................................................................................. 32

3.2.2

Langkah-langkah perhitungan AHP .......................................... 33

3.2.3

Perancangan Proses.................................................................... 44

IMLPEMENTASI SITEM

4.1

Spesifikasi Sistem .................................................................................. 59

4.2

Implementasi Database .......................................................................... 60
4.2.1 Tabel User .................................................................................... 60
4.2.2 Tabel Kriteria ............................................................................... 61

4.3 Implementasi Proses ............................................................................... 61
4.3.1 Implementasi Proses Login ......................................................... 62
4.3.2 Implementasi Proses Perbandingan Antar Kriteria ................. 63
4.3.3

Implementasi Proses Sistem Pendukung Keputusan ............... 63

4.3.4

Implementasi Detil Perhitungan................................................ 64

4.3.5 Implementasi Hasil Perhitungan ............................................... 75
vi

4.3.6

BAB V

Halaman Laporan Hasil Global Priority .................................. 76

UJI COBA DAN EVALUASI

5.1

Ujicoba Perangkat Software ................................................................... 66

5.2

Pengujian Software AHP ...................................................................... 66

5.3

Implementasi Form ................................................................................. 66
5.3.1 Halaman Utama........................................................................... 67
5.3.2 Halaman Menu Login................................................................. 67
5.3.3

Halaman Perbandingan Antar Kriteria ..................................... 68

5.3.4 Halaman SPK ............................................................................... 71
5.3.5 Halaman Detail Perhitungan ....................................................... 72
5.3.6 Halaman Hasil Perhitungan ........................................................ 74
BAB VI
6.1

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 77

vii

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEKOLAH MENGGUNAKAN
METODE AHP (Analitycal Hierarchy Process)
Penyusun

: Nurtika Setiowati.

Pembimbing I

: Barry Nuqoba, S.Si, M.Kom.

Pembimbing II

: Wahyu S.J Saputra, S.kom

ABSTRAK
Dalam kehidupan, manusia selalu dihadapkan pada beberapa pilihan. Pengambilan
keputusan yang tepat akan sangat berpengaruh pada kehidupan kita kedepannya. Permasalahan
pengambilan keputusan juga dialami oleh siswa yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang
lebih tinggi. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan sekolah yang sesuai.
SMA,SMK,STM adalah pilihan pendidikan formal siswa SMP yang akan melanjutukan ke
tingkat atas. Sering dijumpai siswa yang merasa tidak cocok dengan sekolah lanjutan yang
dimasuki.
Oleh karena permasalahan-permasalahan tersebut, dibangunlah suatu aplikasi berupa
sistem pendukung keputusan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarki Process), yang
diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan dalam pemilihan sekolah lanjutan.
Setelah melakukan pengujian dan analisis dengan melibatkan perhitungan secara manual
dapat diketahui bahwa hasil yang didapat dari perhitungan manual. Sehingga sistem ini dapat
digunakan untuk membantu siswa untuk melakukan pemilihan sekolah lanjutan yang sesuai.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Pemilihan Sekolah Lanjutan, AHP (Analitycal
Hierarchy Process).

i

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Dalam kehidupan, manusia selalu dihadapkan pada beberapa pilihan.

Pengambilan keputusan yang tepat akan sangat berpengaruh pada kehidupan kita
kedepannya. Permasalahan pengambilan keputusan juga dialami oleh siswa yang
ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Banyak hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan sekolah maupun jurusan yang sesuai. Kita
dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk memudahkan siswa memilih
sekolah lanjutan yang sesuai dengan kemampuannya.
SMA IPA, SMA IPS, SMA BAHASA, SMK, STM adalah pilihan
pendidikan formal siswa SMP yang akan melanjutukan ke tingkat atas. Siswa
yang ingin melanjutkan ke sekolah lanjutan Sering dijumpai siswa yang merasa
tidak cocok dengan sekolah lanjutan yang dimasuki. Teknologi informasi yang
ada saat ini dapat kita manfaatkan untuk melihat kemampuan siswa sehingga
ketidakcocokan dan kebimbangan pilihan sekolah lanjutan dapat dikurangi.
Salah satu contoh yang akan disorot dalam hal ini adalah cara pemilihan
Sekolah lanjutan yang sesuai dengan kriteria yang ada, dalam hal ini yang
bertugas untuk melakukan analisis terhadap pemilihan sekolah lanjutan adalah
siswa
Masalah yang dihadapi pada saat ini oleh siswa saat adalah: kebimbangan
pilihan sekolah lanjutan, dan pemilihan sekolah lanjutan yang masih dilakukan
secara manual dalam bentuk perkiraan. Proses seperti dikatakan tadi nantinya
akan skala prioritas, yang nantinya bisa menjadi dasar pemilihan sekolah lanjutan

1

2

yang sesuai. Keputusan terahkhir masih terdapat pada pihak siswa. Dalam proses
AHP (Analitycal Hierarchy Processs) secara garis besar merupakan proses
membandingkan antara kriteria kedalam alternatif, semakin besar

nilai yang

dihasilkan maka memiliki prioritas yang utama untuk sekolah lanjutan tersebut
dipilih.
Oleh karena permasalahan-permasalahan tersebut, dibangunlah suatu
aplikasi berupa sistem pendukung keputusan, sehingga dapat memberikan solusi
dan diajukan sebagai tugas akhir dengan judul “SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE AHP UNTUK PEMILIHAN
SEKOLAH PADA (STUDI KASUS : SMP ISLAM “BAITUL AMIEN”
SURABAYA) “

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat

dirumuskan masalah dalam Tugas Akhir ini, yaitu :
Bagaimana membuat suatu sistem pendukung keputusan untuk membantu
pemilihan sekolah bagi calon siswa SMP yang ingin melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.

1.3

Batasan Masalah
Dalam pembuatan aplikasi ini perlu didefinisikan batasan masalah

mengenai sejauh mana pembuatan aplikasi ini akan dikerjakan. Beberapa batasan
masalah tersebut antara lain:

3

a.

Sistem ini dibuat untuk siswa SMP yang kesulitan dalam menentukan
sekolah lanjutan data eksperimen diperoleh dari SMP Islam “Baitul
Amien” Surabaya.UNAS yaitu nilai Matematika, nilai Bahasa Indonesia,
nilai Bahasa Inggris, nilai IPA.

b.

Alaternatif pilihan sekolah lanjutan dan jurusan dibatasi lima alternatif
yaitu : SMA IPA, SMA IPS, SMA BAHASA,SMK, STM.

1.4

Tujuan
Tujuan pembuatan sistem ini adalah membuat sistem pendukung

keputusan pemilihan sekolah dan jurusan pada SMP Islam “Baitul Amien”
Surabaya menggunakan metode AHP(Analitycal Hierarchy Processs).

1.5

Manfaat
Adanya tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

diantaranya :
a.

Mempermudah pengguna dalam mendapatkan informasi umum tentang
sekolah yang diinginkannya.

b.

Memberikan bantuan pada pengguna dalam pengambilan keputusan, untuk
memilih sekolah yang mana yang akan dipilihnya.

1.6

Metodologi Pembuatan Skripsi
Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis akan menjelaskan tentang

metode yang digunakan selama penulis menyusun dan membuat tugas akhir ini.
a. Studi Literatur

4

Mengumpulkan referensi baik dari internet, maupun sumber-sumber yang
lainnya mengenai pembuatan Sistem penilaian otomatis jawaban essay
menggunakan deteksi similarity serta optimasi yang ada sebagai tambahan
referensi tugas akhir ini.
b. Analisa dan perancangan Aplikasi
Menganalisan dan merancang suatu Sistem penilaian otomatis jawaban essay
menggunakan deteksi similarity ini dengan membandingkan atau melihat
aplikasi sejenis.
c. Pembuatan Aplikasi
Pada tahap ini merupakan tahap yang paling banyak memerlukan waktu
karena aplikasi yang dibuat harus sesuai dengan algoritma pemrograman yang
bener-bener dibutuhkan, sehingga banyag diakses melalui media internet.
d. Uji coba dan evaluasi aplikasi
Pada tahap ini setelah aplikasi selessay dibuat maka dilakukan pengujian
aplikasi untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut telah bekerja dengan benar
sesuai dengan konsep yang diajukan.
e. Penyusunan Buku Tugas Akhir
Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dari pengerjaan Tugas Akhir. Buku
ini disusun sebagai laporan dari seluruh proses pengerjaan Tugas Akhir. Dari
penyusunan buku ini diharapkan dapat memudahkan pembaca yang ingin
menyempurnakan dan mengembangkan aplikasi lebih lanjut.
f. Pembuatan Kesimpulan
Pada tahap ini dalam bagian akhir pembuatan Tugas Akhir. Dibuat
kesimpulan dan saran dari hasil pembuatan aplikasi yang diperoleh sesuai

5

dengan dasar teori yang mendukung dalam pembuatan aplikasi tersebut yang
telah dikerjakan secara keseluruhan.

1.7

Sistematika Penulisan
Pada laporan Tugas Akhir ini akan menjelaskan tentang pembuatan sistem

penilaian otomatis jawaban essay menggunakan deteksi similarity. Agar lebih
memahami materi, laporan Tugas Akhir ini dibagi menjadi enam bab yang
dilengkapi dengan penjelasan langkah-langkah dan ilustrasinya.
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan tentang Latar Belakang, Perumusan
Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat, Metodologi
Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang dasar teori yang berkaitan dengan
pembuatan sistem pendukung keputusan menggunakan metode AHP
dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual basic 2005 dan
SQL Server 2005 yang digunakan sebagai penunjang serta referensi
dalam pembuatan laporan Tugas Akhir ini.

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Dalam bab ini dijelaskan tentang analisa dan perancangan sistem
informasi yang antara lain berisi tentang analisa aplikasi yang akan
dibuat. Dalam bab ini juga akan dijelaskan semua kebutuhan yang

6

diperlukan dalam membuat sistem pemilihan sekolah lanjutan dan
jurusan menggunakan metode AHP(Analitycal Hierarchy Processs).
BAB IV

IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini akan membahas tentang implementasi berdasarkan
konsep perancangan yang ada pada BAB III beserta penjelasan
tentang kebutuhan sistem supaya aplikasi yang dikerjakan sesuai
dengan tujuan dari penulisan Tugas Akhir.

BAB V

UJ I COBA DAN ANALISA SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui apakah aplikasi yang dibuat bisa bekerja sesuai dengan
konsep yang sebenarnya.

BAB VI

PENUTUP
Bab ini akan menjelaskan tentang Kesimpulan dari keseluruhan isi
dari laporan Tugas Akhir serta Saran yang disampaikan penulis untuk
pengembangan aplikasi yang ada demi kesempurnaan aplikasi yang
lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur,
tutorial, buku maupun situs-situs yang digunakan dalam pembuatan
laporan Tugas Akhir ini.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Sistem Pendukung Keputusan

2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK), adalah suatu sistem informasi berbasis komputer
yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani
berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan
model . Tujuan adanya SPK, untuk mendukung pengambil keputusan memilih alternatif hasil
pengolahan informasi dengan model-model pengambil keputusan serta untuk menyelesaikan
masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur .
SPK dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah. SPK
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan atau dioperasikan dengan mudah oleh
orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi dan bersifat
alternatif, serta SPK dirancang dengan menekankan pada aspek kemampuan adaptasi yang
tinggi.
2.1.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan
Pada awalnya Turban & Aronson (1998), mendefinisikan sistem penunjang keputusan
(Decision Support Systems – DSS) sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung dan
membantu pihak manajemen melakukan pengambilan keputusan pada kondisi semi terstruktur
dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para
manajer melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran manajer.

7

8

Konsep DSS pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael Scott
Morton, yang selanjutnya dikenal dengan istilah “Management Decision System”. Konsep DSS
merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pembuatan keputusan
memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak
terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan
keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan,
menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada
kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif.
2.1.3 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
a.

Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur

b.

Mendukung manajer dalam mengambil keputusan

c.

Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan

2.1.4 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:
a.

Data Management
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi

dan diatur oleh software yang disebut Database Management System (DBMS).
b.

Model Management
Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai

model kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan
analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan.

9

c.

Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui

subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
d.

Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau

bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.
Untuk dapat lebih jelas memahami model konseptual SPK, perhatikan gambar 2.1 .

Gambar 2.1. Model Konseptual SPK

2.2

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

2.2.1 Penger tian Analytical Hierarchy Process (AHP)
Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. AHP
umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif pilihan
yang ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat kompleks atau multikriteria (Bourgeois, 2005).

10

Penentuan prioritas inilah yang merupakan bagian penting dari penggunaan metode AHP
(Mulyono, 1996). Selanjutnya Mulyono (1996), menjelaskan bahwa pada dasarnya metode
AHP merupakan suatu teori umum tentang suatu konsep pengukuran. Metode ini digunakan
untuk menemukan suatu skala rasio baik dari. perbandingan pasangan yang bersifat diskrit
maupun kontinu. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari
suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan prefensi relatif.
Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi
manusia akan prioritas antara satu elemen dengan elemen yang lainnya. Keberadaan hirarki
memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu
menyusunnya menjadi suatu bentuk hirarki.
Metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dapat memecahkan masalah
kompleks, dimana kriteria yang diambil cukup banyak, struktur masalah yang belum jelas,
ketidakpastian persepsi pembuat keputusan serta ketidakpastian tersedianya data statistik yang
akurat. Adakalanya timbul masalah keputusan yang sulit untuk diukur secara kuantitatif dan
perlu diputuskan secepatnya dan sering disertai dengan variasi yang beragam dan rumit
sehingga data tersebut tidak mungkin dapat dicatat secara numerik karena data kualitatif saja
yang dapat diukur yaitu berdasarkan pada persepsi, preferensi, pengalaman, dan intuisi.
2.2.2 Kelebihan Analytical Hierarchy Process (AHP)
Beberapa kelebihan penggunaan metode AHP adalah sebagai berikut: (Suryadi dan
Ramdhani, 1998).
a.

Struktur yang berbentuk hirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipillih
sampai pada subkriteria yang paling dalam.

11

b.

Memperhatikan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.

c.

Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan keluaran analisis sensitivitas
pembuat keputusan .

2.2.3

Pr insip Dasar AHP
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus

dipahami, diantaranya adalah:
a.

Membuat Hirarki
Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemen-elemen

pendukung, menyusun elemen secara hirarki, dan menggabungkannya atau mensistesisnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.2 Struktur Hirarki AHP pada Sistem Pendukung Keputusan

b.

Penilaian kr iter ia dan alternatif

Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut
Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik

12

untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala
perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Intensitas
Kepentingan
1
3
5
7
9
2,4,6,8

Keterangan
Kedua elemen sama penting
Elemen yang satu sedikit lebih penting
Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainya
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen yang lainnya
Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan

Pengisian nilai tabel perbandingan berpasangan dilakukan berdasarkan kebijakan
pembuat keputusan dengan melihat tingkat kepentingan antar satu elemen dengan elemen
yang lainnya. Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari perbandingan kriteria
misalnya A1, A2 dan A3. Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut
akan tampak seperti pada tabel 2.2

Tabel 2.2. Contoh matriks perbandingan berpasangan

A1
A2
A3

A1
1

A2 A3
1
1

Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala
bilangan dari 1 sampai 9 yang dapat dilihat pada Tabel 1. Apabila suatu elemen
dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1.

Jika elemen i dibandingkan dengan

13

elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka

elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan

kebalikannya.

2.2.4 Langkah-langkah Penggunaan Metode AHP
Pada dasarnya terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
metode AHP, antara lain (Suryadi & Ramdhani 1998):
a.

Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan

b.

Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum dilanjutkan dengan
subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan
kriteria yang paling bawah

c.

Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi
relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria
yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari
pembuat keputusan dengan menilai

tingkat kepentingan suatu elemen

dibandingkan elemen lainnya
d.

Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh nilai judgment
seluruhnya yaitu sebanyak n x [ (n-1)/2 ] buah dengan n adalah banyaknya
elemen yang dibandingkan

e.

Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya jika tidak konsisten maka
pengambilan data diulangi

f.

Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki

g.

Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai
vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis

14

judgment dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah
sampai pencapaian tujuan.
h.

Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilai lebih dari 10% (persen) atau 0,1 maka
penilaian data harus diperbaiki.

Langkah-langkah dalam menggunakan metode AHP yang dilakukan dalam tugas akhir
ini adalah sebagai berikut:
a.

Menentukan jenis-jenis kriteria.

b.

Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks berpasangan.

c.

Menjumlah matriks kolom.

d.

Menghitung nilai elemen kolom kriteria dengan rumus masing-masing elemen
kolom dibagi dengan jumlah matriks kolom.

e.

Menghitung nilai prioritas kriteria dengan rumus menjumlah matriks baris hasil
langkah 4 dan hasilnya langkah 5 dibagi dengan jumlah kriteria.

f.

Menentukan alternatif-alternatif yang akan menjadi pilihan.

g.

Menyusun alternatif-alternatif yang telah ditentukan dalam bentuk matriks
berpasangan untuk masing-masing kriteria. Sehingga akan ada sebanyak n buah
matriks berpasangan antar alternatif.

h.

Masing-masing matriks berpasangan antar alternatif sebanyak n buah matriks,
masing-masing matriksnya dijumlah perkolomnya.

i.

Menghitung nilai prioritas alternatif masing-masing matriks berpasangan antar
alternatif dengan rumus seperti langkah 4 dan langkah 5.

15

j.

Menguji konsistensi setiap matriks berpasangan antar alternatif dengan rumus
masing-masing elemen matriks berpasangan pada langkah 2 dikalikan dengan
nilai prioritas kriteria. Hasilnya masing-masing baris dijumlah, kemudian hasilnya
dibagi dengan masing-masing nilai prioritas kriteria sebanyak α 1, α 2, α 3,…..α n.

k.

Menghitung nilai lamda maksimum dengan rumus:

l.

Menghitung nilai Indeks Konsisten, dengan rumus :

m.

Menghitung Rasio Konsistensi, dengan rumus
Jika CR≤0,1 , maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang

diberikan konsisten. Jika CR≥0,1 , maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria
yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada
matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang.
n.

Menyusun matriks baris antar alternatif versus kriteria yang isinya hasil
perhitungan proses langkah g, langkah h, dan langkah i.

o.

Hasil akhir berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan oleh pengambil
keputusan berdasarkan nilai yang tertinggi.

2.2.5 Kelebihan dan Kelemahan AHP
Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan kelemahan dalam
system analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah :
a.

Kesatuan (Unity)

16

b.

AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model
yang fleksibel dan mudah dipahami.

c.

Kompleksitas (Complexity)

d.

AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan
pengintegrasian secara deduktif.

e.

Saling ketergantungan (Inter Dependence)

f.

AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak
memerlukan hubungan linier.

g.

Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)

h.

AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen

sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.
i.

Pengukuran (Measurement)

j.

AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.

k.

Konsistensi (Consistency)

l.

Sintesis (Synthesis)
AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya
masing-masing alternative

m.

Trade Off
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga
orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.

n.

Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)
AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil
penilaian yang berbeda.

17

o.

Pengulangan Proses (Process Repetition)
AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan
mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk
menentukan prioritas

Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:
a.

Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa
persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli
selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan
penilaian yang keliru.

b.

Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik
sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk

2.3

Pengertian UML
Unified Modeling Language (UML) merupakan sistem arsitektur yang bekerja dalam

OOAD (Object-Oriented Analysis/Design) dengan satu bahasa yang konsisten untuk
menentukan, visualisasi, mengkontruksi, dan mendokumentasikan artifact (sepotong informasi
yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses rekayasa software, dapat berupa model,
deskripsi, atau software) yang terdapat dalam sistem software. UML merupakan bahasa
pemodelan yang paling sukses dari tiga metode OO yang telah ada sebelumnya, yaitu Booch,
OMT (Object Modeling Technique), dan OOSE (Object-Oriented Software Engineering).

18

2.3.1 Tujuan UML diantar anya adalah :
a.

Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif
untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti
secara umum.

b.

Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman
dan proses rekayasa.

c.

Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

Untuk membuat suatu model, UML memiliki diagram grafis sebagai berikut :
a) Business Use Case model
b) Activity Diagram
c) Use Case model
d) Behavior diagram : Sequence diagram
e) Implementation diagram : Component diagram, Deployment diagram
f) Generate Code
2.3.2

Notasi dalam UML
Dibawah ini merupakan contoh-contoh dan penjelasan dari notasi dalam suatu Unified M odeling
Language (UM L)

a.

Actor

Gambar 2.3 Notasi Actor

19

Actor menggambarkan segala pengguna software aplikasi (user). Actor memberikan suatu
gambaran jelas tentang apa yang harus dikerjakan software aplikasi. Sebagai contoh sebuah
actor dapat memberikan input kedalam dan menerima informasi dari software aplikasi, perlu
dicatat bahwa sebuah actor berinteraksi dengan use case, tetapi tidak memiliki kontrol atas use
case. Sebuah actor mungkin seorang manusia, satu device, hardware atau sistem informasi
lainnya.
b.

Use Case

Gambar 2.4 Notasi Use Case

Use case menjelaskan urutan kegiatan yang dilakukan actor dan sistem untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Walaupun menjelaskan kegiatan, namun use case hanya menjelaskan apa
yang dilakukan oleh actor dan sistem bukan bagaimana actor dan sistem melakukan kegiatan
tersebut. use case terdiri dari dua macam yaitu :
Yang pertama adalah Use-case Konkret adalah use case yang dibuat langsung karena
keperluan actor. Actor dapat melihat dan berinisiatif terhadapnya. Yang kedua adalah Use-case
Abstrak adalah use case yang tidak pernah berdiri sendiri. Use case abstrak senantiasa termasuk
didalam (include), diperluas dari (extend) atau memperumum (generalize) use case lainnya.
Untuk menggambarkannya dalam use case model biasanya digunakan association relationship
yang memiliki stereotype include, extend atau generalization relationship. Hubungan include
menggambarkan bahwa suatu use case seluruhnya meliputi fungsionalitas dari use case lainnya.

20

Hubungan extend antar use case berarti bahwa satu use case merupakan tambahan fungsionalitas
dari use case yang lain jika kondisi atau syarat tertentu terpenuhi.
c.

Class

Gambar 2.5 Notasi Class

Class merupakan pembentuk utama dari sistem berorientasi obyek, karena class
menunjukkan kumpulan obyek yang memiliki atribut dan operasi yang sama. Class digunakan
untuk mengimplementasikan interface.
Class digunakan untuk mengabstraksikan elemen-elemen dari sistem yang sedang
dibangun. Class bisa merepresentasikan baik perangkat lunak maupun perangkat keras, baik
konsep maupun benda nyata.
Notasi class berbentuk persegi panjang berisi 3 bagian: persegi panjang paling atas untuk
nama , persegi panjang paling bawah untuk operasi, dan persegi panjang ditengah untuk atribut.
Atribut digunakan untuk menyimpan informasi. Nama atribut menggunakan kata benda
yang bisa dengan jelas merepresentasikan informasi yang tersimpan didalamnya. Operasi
menunjukkan sesuatu yang bisa dilakukan oleh obyek dan menggunakan kata kerja

d.

Inter face

Gambar 2.6 Notasi Interface

21

Interface merupakan kumpulan operasi tanpa implementasi dari suatu class.
Implementasi operasi dalam interface dijabarkan oleh operasi didalam class. Oleh karena itu
keberadaan interface selalu disertai oleh class yang mengimplementasikan operasinya. Interface
ini merupakan salah satu cara mewujudkan prinsip enkapsulasi dalam obyek.
e.

Interaction

Gambar 2.7 Notasi Interaction

Interaction digunakan untuk menunjukkan baik aliran pesan atau informasi antar obyek
maupun hubungan antar obyek. Biasanya interaction ini dilengkapi juga dengan teks bernama
operation signature yang tersusun dari nama operasi, parameter yang dikirim dan tipe parameter
yang dikembalikan.
f.

Note

Gambar 2.8 Notasi Note

Note digunakan untuk memberikan keterangan atau komentar tambahan dari suatu
elemen sehingga bisa langsung terlampir dalam model. Note ini bisa disertakan ke semua elemen
notasi yang lain.
g.

Dependency

Gambar 2.9 Notasi Dependency

22

Dependency merupakan relasi yang menunjukan bahwa perubahan pada salah satu
elemen memberi pengaruh pada elemen lain. Elemen yang ada di bagian tanda panah adalah
elemen yang tergantung pada elemen yang ada dibagian tanpa tanda panah.
Terdapat 2 stereotype dari dependency, yaitu include dan extend. Include menunjukkan
bahwa suatu bagian dari elemen (yang ada digaris tanpa panah) memicu eksekusi bagian dari
elemen lain (yang ada di garis dengan panah).
Extend menunjukkan bahwa suatu bagian dari elemen di garis tanpa panah bisa disisipkan
kedalam elemen yang ada di garis dengan panah.
h.

Association

Gambar 2.10 Notasi Asociation

Association menggambarkan navigasi antar class (navigation), berapa banyak obyek lain
yang bisa berhubungan dengan satu obyek (multiplicity antar class) dan apakah suatu class
menjadi bagian dari class lainnya (aggregation).
Navigation dilambangkan dengan penambahan tanda panah di akhir garis. Bidirectional
navigation menunjukkan bahwa dengan mengetahui salah satu class bisa didapatkan informasi
dari class lainnya. Sementara UniDirectional navigation hanya dengan mengetahui class diujung
garis association tanpa panah kita bisa mendapatkan informasi dari class di ujung dengan panah,
tetapi tidak sebaliknya.
Aggregation mengacu pada hubungan “has-a”, yaitu bahwa suatu class memiliki class
lain, misalnya Rumah memiliki class Kamar.

23

i.

Generalization

Gambar 2.11 Notasi Generalization

Generalization menunjukkan hubungan antara elemen yang lebih umum ke elemen yang
lebih spesifik. Dengan generalization, class yang lebih spesifik (subclass) akan menurunkan
atribut dan operasi dari class yang lebih umum (superclass) atau “subclass is superclass”.
Dengan menggunakan notasi generalization ini, konsep inheritance dari prinsip hirarki dapat
dimodelkan
j.

Realization

Gambar 2.12 Notasi Realization

Realization menunjukkan hubungan bahwa elemen yang ada di bagian tanpa panah akan
merealisasikan apa yang dinyatakan oleh elemen yang ada di bagian dengan panah. Misalnya
class merealisasikan package, component merealisasikan class atau interface.

2.4

Pengertian Rational Rose
Rational Rose adalah software yang memiliki perangkat-perangkat pemodelan secara

visual untuk membangun suatu solusi dalam rekayasa software dan pemodelan bisnis. Rational
Rose dikeluarkan oleh perusahaan software bernama Rational Software, perusahaan yang

24

mencetuskan ide pembentukan konsorsium bagi perusahaan-perusahaan yang memakai standar
UML sebagai bahasa pemodelan di perusahaannya. Rational Rose memakai UML.

2.5

SQL SERVER 2005

2.5.1 Sekilas Tentang SQL Ser ver 2005
Pada dasarnya pengertian dari SQL Server itu sendiri adalah bahasa yang dipergunakan
untuk mengakses data dalam basis data relation. Bahasa ini secara defacto adalah bahasa standar
yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini hampir semua server basis data
yang ada mendukung bahasa ini dalam manajemen datanya. SQL server 2005 merupakan salah
satu produk dari Relational Database Management System (RDBMS)..
SQL Server 2005 merupakan penyempurnaan dari SQL Server 2000 dan ditambah
dengan beberapa fitur baru.
Berikut ini fitur-fitur baru pada SQL Server 2005 :
a.

Notification Services
Notification Services

adalah servis untuk mengirimkan dan menerima

pemberitahuan (notification). Notification Services dapat mengirimkan pesan tepat waktu
dari database kepada ribuan atau berjuta-juta para langganan di suatu perusahaan.
b.

Reporting Services
Reporting Services adalah servis yang memberikan kesempatan dalam

pembuautan laporan dari data SQL Server.

25

c.

Service Broker
Service Broker adalah suatu teknilogi terbaru pada Microsoft SQL Server 2005

yang membantu developer (programer) database untuk membangun keamanan dan dapat
dipercaya. Sevice Broker menyediakan antrian dan pesan yang dapat dipercaya sebagai
bagian dari Database Engine. Fitur ini menyediakan infrastruktur yang diperlukan untuk
membangun aplikasi berkinerja tinggi.
SQL Server 2005 terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut:
a.

Relational Database Engine : komponen utama atau jantung SQL Server 2005.

b.

Analysis Services : Basis dari solusi intelijen bisnis yang ampuh (powerful), dan
mendukung aplikasi-aplikasi OLAP (online analytical processing), serta data
minning.

c.

Data Transformation Service (DTS): sebuah mesin untuk membuat solusi ekspor
dan impor

data, serta untuk mentransformasi data ketika data tersebut

ditransfer.
d.

Notification Services: sebuah framework untuk solusi dimana pelanggan akan
dikirimi notifikasi ketika sebuah event muncul.

e.

Reporting Services: service yang akan mengambil data dari SQL Server, dan
menghasilkan

f.

laporan-laporan.

Service broker: sebuah mekanisme antrian yang akan menangani komunikasi
berbasis pesan diantara service.

g.

Native HTTP Support: dukungan yang memungkinkan SQL server 2005 yang (jika
diinstall pada Windows Server 2003) akan merespon request terhadap HTTP

26

endpoint, sehingga memungkinkan pembangunan sebuah web service untuk SQL
Server tanpa menggunakan IIS.
h.

SQL server Agent : akan mengotomatiskan perawatan database dan mengatur task,
event

i.

dan alert.

.NET CLR (Common Language Runtime): akan memungkinkan pembuatan solusi
menggunakan managed code yang ditulis dalam salah satu bahasa .NET.

j.

Replication: serangkaian teknologi untuk menjalin dan mendistribusikan data dan
obyek

database dari sebuah database ke database lain, dan melakukan

sinkronisasi untuk
k.

menjaga konsistensinya.

Full-Text Search: memungkinkan pengindeksan yang cepat dan flexibel untuk query
berbasis kata kunci (terhadap data teks yang disimpan dalam database).

2.6

CDM (Conceptual Data M odel)

CDM singkatan dari Conseptual Data Model. CDM dipakai untuk menggambarkan
secara detail struktur basis data dalam bentuk logik. Struktur ini independen terhadap semua
software maupun struktur data storage tertentu yang digunakan dalam aplikasi ini.
CDM (Conceptual Data Model) merupakan Model yang dibuat berdasarkan anggapan
bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta
hubungan (relationship) antara entitas-entitas itu. Biasanya direpresentasikan dalam bentuk
Entity Relationship Diagram.

27

Adapun manfaat Penggunaan CDM dalam perancangan database, yaitu

memberikan

gambaran yang lengkap dari struktur basis data yaitu arti, hubungan, juga batasan-batasan dan
alat komunikasi antar pemakai basis data, designer, dan analis.
CDM terdiri dari objek yang tidak diimplementasikan secara langsung kedalam basis data
yang sesungguhnya. Model ini dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari
koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara
entitas-entitas itu.
2.7

PDM (Phsical Data M odel)

PDM kependekan dari Physical Data Model. PDM Merupakan model yang
menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data
tersebut. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom di mana setiap kolom memiliki nama yang
unik.
2.8

Perbedaan CDM dan PDM

a.

CDM: Perancangan basis data yang berdasarkan pengumpulan data dan analisis.

Pembuatan CDM adalah suatu tahap dimana melakukan proses indentifikasi dan analisa
kebutuhan-kebutuhan data dan ini disebut pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan
kebutuhan-kebutuhan suatu sistem database, harus mengenal terlebih dahulu bagian-bagian lain
dari sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database. Tipe data bersifat general
dan tidak spesifik.
b.

PDM:

Perancangan

database

secara

fisik

Tipe data bersifat lebih khusus dan spesifik. Perancangan PDM merupakan representasi fisik /
sebenarnya dari database.

28

Menurut ANSI/SPARC, arsitektur basis data terbagi atas tiga level yaitu : Internal/Physical
Level (yang dapat direpresentasikan dengan PDM) berhubungan dengan bagaimana data
disimpan secara fisik (physical storage). External /View Level berhubungan dengan bagaimana
data direpresentasikan dari sisi setiap user. Conceptual/Logical Level (yang dapat
direpsesentasikan dengan CDM) yang menghubungkan antara internal & external level

29

………………………………………………………………persamaan 2.1

BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini akan menjelaskan mengenai analisa sistem perangkat lunak yang akan dibuat.
Proses perancangan sistem dalam bab ini akan meliputi : analisa sistem dan perancangan sistem .

3.1.

Analisa Sistem
Aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan sekolah lanjutan, merupakan
sebuah sistem yang bertujuan untuk memberikan sebuah keputusan pemilihan sekolah
lanjutan yang tepat untuk siswa yang sesuai dengan nilai dalam memilih dan menentukan
sekolah. Dengan menggunakan aplikasi ini diharapkan siswa memilih sesuai dengan yang
nilai yang dimiliki, bisa menetukan sekolah mana yang tepat sesuai dengan

yang

diinginkan.
Dari analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka akan dirancang suatu
sistem pendukung keputusan yaitu dengan melakukan perancangan dan pembuatan
sistem. Hal tersebut dilakukan untuk menggambarkan arus data dalam aplikasi secara
tersetruktur dan jelas, serta menggambarkanproses yang terjadi pada aplikasi, sehingga
dapat menjadi saran dokumentasi sistem yang baik.
Aplikasi ini mengguanakan metode AHP dengan bahasa pemrograman VB.net
2005 dan database SQL server. basis data spk berisi data siswa, data nilai, data kriteria
dan hasil perhitungan Global Prioritas.

29

30

3.1.1 Identifikasi Masalah
Sebelum proses pembuatan sistem dilakukan, tahapan yang terlebih dahulu dilakukan
adalah identifikasi permasalahan yang terdiri dari pengumpulan data pada tempat yang akan
dilakukan penelitian, dalam hal ini adalah SMP BAITUL AMIEN Surabaya.
Pada langkah ini dilakukan peninjauan dan pemahaman terhadap cara proses penentuan
pemilihan sekolah lanjutan di SMP BAITUL AMIEN Surabaya maupun segala proses yang
berhubungan dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Serta dapat mengetahui data-data apa
saja yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan
ketika siswa menentukan sekolah lanjutan, adalah nilai Matematika, nilai Bahasa Indonesia, nilai
Bahasa Inggris, dan nilai IPA. Permasalahan yang timbul dalam menentukan pemilihan sekolah
lanjutan adalah bagaimana menentukan sekolah yang sesuai untuk siswa.

3.1.2 Menentukan Kr iter ia
Langkah selanjutnya adalah menentukan kriteria. Kriteria yang dibuat merupakan rincian
persoalan optimasi untuk menentukan sekolah lanjutan, maka dilakukan pengumpulan data pada
SMP BAITUL AMIEN Surabaya. Dalam kasus ini terda