SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP.

(1)

MENGGUNAKAN METODE AHP

SKRIPSI

Disusun Oleh :

MUAMMAR ARIE FAUZAN

NPM : 0534010293

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

MENGGUNAKAN METODE AHP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

Disusun oleh :

MUAMMAR ARIE FAUZAN NPM. 0534010293

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA


(3)

UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP

Oleh

MUAMMAR ARIE FAUZAN NPM : 0534010293

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang II Tahun Akademik 2010/2011

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 36907 060 209

Fetty Tri Anggraeny, S.Kom NPT. 38202 060 208

Mengetahui

Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 36907 060 209


(4)

KETERANGAN REVISI

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut : Nama : Muammar Arie Fauzan

NPM : 0534010293

Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) pra rencana (design)/ skripsi ujian lisan gelombang II, TA 2010/2011 dengan judul :

” SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE AHP ”

Surabaya, 26 November 2010

Dosen Penguji yang memerintahkan revisi :

1) Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom

{

}

NPT. 37302 060 213

2) Agustinus Bimo Gumelar, ST, MT

{

}

3) Chrystia Aji Putra, S.Kom

{

}

NPT. 386 101 002 961

Mengetahui,

Pembimbing Utama

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 36907 060 209

Pembimbing Kedua

Fetty Tri Anggraeny, S.Kom NPT. 38202 060 208


(5)

UNTUK PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA

MENGGUNAKAN METODE AHP

Oleh :

Muammar Arie Fauzan

NPM : 0534010293

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 26 November 2010

2. 2.

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Ir. Sutiyono, MT NIP. 030191025 Pembimbing :

1.

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 36907 060 209

Penguji : 1.

Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom NPT. 37302 060 213

2.

Fetty Tri Anggraeny, S.Kom NPT. 38202 060 208

2.

Agustinus Bimo Gumelar, ST, MT 3.

Chrystia Aji Putra, S.Kom NPT. 386 101 002 961


(6)

ii

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan tugas akhir ini dengan baik dan benar.

Penyusunan Laporan tugas akhir ini merupakan syarat untuk

menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika,

Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur. Adapun judul

Tugas Akhir ini adalah ” SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK

PEMILIHAN OBYEK WISATA KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN

METODE AHP ”.

Tak lupa pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan

kepada yang terhormat:

1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN

“Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Basuki Rahmat, SSi, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika

UPN “Veteran” Jawa Timur yang sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I.

3. Ibu Fetty Tri Anggraeny, S.Kom selaku Dosen Pembimbing II Laporan Dan

Program Skripsi yang telah meluangkan begitu banyak waktu, tenaga dan

pikiran serta dengan sabar membimbing penulis dari awal hingga terselesainya


(7)

iii

hanya doa restunya, sehingga penulis bisa membuat sesuatu yang lebih baik

dari laporan ini.

5. Dosen – Dosen Jurusan Teknik Informatika UPN “VETERAN” JATIM, yang

telah membuat kami membuka pikiran dan merubah pola pikir kami.

6. Seluruh Teman Jurusan Informatika, tanpa kecuali khususnya Basuki (basra),

Aripin (bos ipin), Hasan (begut), Febri (emak), Arif (Sueb) dan kawan-kawan

(penulis tidak bisa menyebutkan satu persatu) yang telah berperan penting

membantu penulis baik materil, spirituil dan atas dukungannya ”Terima Kasih

Yang sebesar-besarnya, dan bagi Yang belum sidang TA, kapan kalian sidang

TA. Semoga sukses selalu buat kalian”

7. Rendra dan temannya yang juga berperan penting dalam terselesainya tugas

akhir ini.

Penulis sebagai manusia biasa pasti mempunyai keterbatasan dan banyak

sekali kekurangan, terutama dalam pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis

sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dalam memperbaiki

penulisan laporan ini.

Surabaya, 5 Desember 2010


(8)

iv

Halaman

ABSTRAK .. ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Batasan Masalah ... 2

1.3.Perumusan Masalah... 2

1.4.Tujuan Dan Manfaat ... 3

1.5.Metodologi Penelitian ... 4

1.6.Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Sistem Pendukung Keputusan ... 6

2.1.1. Karakteristik dan Nilai Guna Sistem Pendukung Keputusan 6 2.1.2. Komponen Sistem Pendukung Keputusan ... 8

2.2. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) ... 9

2.2.1. Karakteristik Metode AHP ... 11

2.2.2. Langkah dan Prosedur AHP ... 13

2.3. Konsep Dasar Sistem Dan Informasi ... 17

2.3.1. Karakteristik Sistem ... 18

2.3.2. Pengertian Informasi ... 20

2.3.3. Komponen Sistem Informasi ... 21


(9)

v

2.5. Website ... 24

2.5.1. Komponen Penyusunan Web ... 24

2.6. Kebutuhan-Kebutuhan Sistem ... 25

2.6.1. Alir Dokumen ( Document Flow ) ... 25

2.6.2. Sistem Flowchart ( Flowchart System ) ... 26

2.7. Desain Sistem ... 26

2.7.1. Desain Input ... 26

2.7.2. Desain Output ... 27

2.8. Mengenal Database ... 27

2.9. PHP (Hypertext Preprocessor) ... 28

2.10. MySQL ... 29

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM... 31

3.1. Analisis ... 31

3.2. Perencanaan Sistem ... 32

3.2.1. Flowchart ... 32

3.2.2. Data Flow Diagram (DFD) ... 38

3.2.2.1. Context Diagram ... 39

3.2.2.2. DFD Level 0 ... 40

3.2.2.3. DFD Level 1 ... 41

3.2.2.3.1. DFD Level 1 Perhitungan AHP... 42

3.2.2.4. DFD Level 2 ... 43

3.2.2.4.1. DFD Level 2 Perhitungan AHP Total .. 43

3.2.3. CDM, PDM dan struktur Database ... 44


(10)

v i

3.3. Perancangan Antar Muka ... 49

3.3.1. Tampilan Halaman Utama (Home) ... 49

3.3.2. Tampilan Halaman proses SPK ... 50

3.3.3. Tampilan Halaman Perhitungan Proses SPK ... 51

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM ... 52

4.1. Perangkat Lunak Yang Digunakan ... 52

4.2. Implementasi Antarmuka ... 52

4.2.1 Antarmuka Form Login Admin ... 53

4.2.2 Antarmuka Halaman Utama Admin ... 53

4.2.3 Antarmuka Data Obyek Wisata dan Pengisian Obyek Wisata ... 53

4.2.4 Antarmuka Kriteria ... 55

4.2.5 Antarmuka Nilai Kriteria ... 56

4.2.6 Antarmuka Nilai Prioritas ... 56

4.2.7 Antarmuka Form Input Pilihan dan Data Pilihan ... 57

4.2.8 Antarmuka Data Acara dan Khas Surabaya ... 58

4.2.9 Antarmuka Buku Tamu ... 59

4.2.10 Antarmuka Administrator ... 59

4.2.11 Antarmuka Halaman Utama ... 59

4.2.12 Antarmuka Tentang Surabaya ... 60

4.2.13 Antarmuka Obyek Wisata ... 61

4.2.14 Antarmuka Tentang Kami ... 62

4.2.15 Antarmuka Update Terbaru ... 63

4.2.16 Antarmuka Surabaya Punya Acara ... 64


(11)

v ii

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI PROGRAM ... ... 70

5.1 Uji Coba Sistem dan Uji Coba Desai Antarmuka ... 70

5.1.1 Uji Coba Form Login Admin ... 70

5.1.2 Uji Coba Form Input dan Data Obyek Wisata ... 71

5.1.3 Uji Coba Nilai Kriteria ... 74

5.1.4 Uji Coba Form Input Pilihan dan Data Pilihan ... 75

5.1.5 Uji Coba Halaman Utama ... 75

5.1.6 Uji Coba Pemilihan Obyek Wisata ... 77

BAB VI PENUTUP ... 84

6.1 Kesimpulan ... 84

6.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 87


(12)

v iii

Gambar 2.1 Hirarki 3 Level AHP ... 28

Gambar 2.2 Mekanisme Pengaksesan MySQL Melalui Web Browser ... 28

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan wisata 32 Gambar 3.2 Diagram Alir AHP Kriteria Penilaian ... 33

Gambar 3.3 Diagram Alir Analisis Kriteria Penilaian... 34

Gambar 3.4 Diagram Alir AHP Wisata ... 35

Gambar 3.5 Diagram Alir Input wisata Per Kriteria... 36

Gambar 3.6 Diagram Alir Bobot Terhitung wisata Per Kriteria ... 37

Gambar 3.7 Diagram Alir Hasil Analisis Penilaian wisata ... 38

Gambar 3.8. Context Diagram... 39

Gambar 3.9 DFD Level 0 ... 40

Gambar 3.10 DFD Level 1 Perhitungan AHP... 42

Gambar 3.11 DFD Level 2 Perhitungan AHP Total ... 43

Gambar 3.12 CDM (Conceptual Data Model)... 45

Gambar 3.13 PDM ( Physical Data Model ) ... 46

Gambar 3.14 Halaman Utama ... 49

Gambar 3.15 Halaman Proses SPK ... 50

Gambar 3.16 Halaman Perhitungan Proses SPK ... 51

Gambar 4.1 Form Login ... 53

Gambar 4.2 Halaman Awal Admin ... 53

Gambar 4.3 Form Halaman Input Obyek Wisata ... 54

Gambar 4.4 Halaman Data Obyek Wisata ... 55

Gambar 4.5 Form Input dan Halaman Data Kriteria ... 56

Gambar 4.6 Halaman Data Nilai Kriteria ... 56


(13)

ix

Gambar 4.10 Halaman Data Acara dan Khas Surabaya ... 58

Gambar 4.11 Halaman Buku Tamu ... 59

Gambar 4.12 Form Kelola Data Admin... 59

Gambar 4.13 Halaman Utama ... 60

Gambar 4.14 Halaman Tentang Surabaya ... 61

Gambar 4.15 Halaman Oyek Wisata ... 61

Gambar 4.16 Halaman Obyek Wisata Secara Detail ... 62

Gambar 4.17 Halaman Tentang Kami ... 63

Gambar 4.18 Halaman Menu Obyek Wisata Baru... 63

Gambar 4.19 Halaman Menu Surabaya Punya Acara... 64

Gambar 4.20 Halaman Menu Khas Surabaya ... 64

Gambar 4.21 Halaman Pengenalan Metode AHP ... 65

Gambar 4.22 Proses Pemilihan Kriteria ... 66

Gambar 4.23 Proses Perhitungan Prioritas Global ... 67

Gambar 4.24 Export Database ... 68

Gambar 5.1 Form Login ... 70

Gambar 5.2 Halaman Utama Admin ... 71

Gambar 5.3 Form Halaman Input Obyek Wisata ... 72

Gambar 5.4 Halaman Data Obyek Wisata ... 73

Gambar 5.5 Form Input dan Halaman Data kriteria ... 74

Gambar 5.6 Halaman Data Nilai Kriteria ... 74

Gambar 5.7 Form Input Pilihan dan Data Pilihan ... 75

Gambar 5.8 Halaman Utama ... 76

Gambar 5.9 Halaman Pengenalan Metode AHP ... 77


(14)

x

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ... 14

Tabel 2.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Alternatif ... 15

Tabel 2.3 Nilai Indeks Random ... 16

Tabel 3.1 Tabel wisata ... 47

Tabel 3.2 Tabel kriteria ... 47

Tabel 3.3 Tabel nilai_kriteria ... 48

Tabel 3.4 Tabel prioritas_obyek ... 48

Tabel 3.5 Tabel pilihan ... 49

Tabel 5.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ... 89

Tabel 5.2 Nilai Hasil Perhitungan Perbandingan Kriteria (inputan pemilih) 81 Tabel 5.3 Cara Mencari Perhitungan Perbandingan Kriteria (inputan pemilih)... 81

Tabel 5.4 Nilai Pembangian Jumlah Kolom(prioritas lokal) ... 82

Tabel 5.5 Nilai Prioritas Kriteria ... 83


(15)

i Penyusun : Muammar Arie Fauzan Pembimbing I : Basuki Rahmat,S.Si,MT

Pembimbing II : Fetty Tri Anggraeny, S.Kom

ABSTRAKSI

Berwisata juga merupakan kebutuhan jasmani yang penting tanpa kita sadari. Karena dengan berwisata kita dapat menghilangkan penat akibat aktivitas selama seharian. Pemilihan obyek wisata yang tepat juga berpengaruh dalam hal ini. Permasalahan yang sering muncul masih banyak orang yang berwisata tapi malah menimbulkan beban pikiran baru. Oleh karena itu menyadari betapa pentingnya memilih obyek wisata yang tepat, maka dibutuhkan sebuah sistem dalam bidang kepariwisataan. sistem diharapkan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dan pengambilan keputusan pemilihan obyek wisata secara efektif.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Analytical

Hierarchy Process (AHP). Konsep metode AHP adalah merubah nilai-nilai

kualitatif menjadi nilai kuantitatif. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil bisa lebih obyektif.

Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu obyek wisata berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Pemilihan dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu obyek wisata terbaik.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Analytical Hierarchy Process (AHP), Obyek Wisata


(16)

1

1.1Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat.

Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat

lunak saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang. Salah satu metode

komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan

keputusan (Decisions Support System). Dalam teknologi informasi, sistem

pengambilan keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara sistem

informasi dan sistem cerdas.

Kemampuan di dalam proses pengambilan keputusan secara cepat, tepat

sasaran, dan dapat dipertanggung jawabkan menjadi kunci keberhasilan dalam

persaingan global di waktu mendatang. Memiliki banyak informasi saja tidak

cukup, jika tidak mampu meramunya dengan cepat menjadi alternatif-alternatif

terbaik di dalam proses pengambilan keputusan.

Akan tetapi, sebelum dilakukan proses pengambilan keputusan dari

berbagai alternatif yang ada maka dibutuhkan adanya suatu kriteria. Setiap kriteria

harus mampu menjawab satu pertanyaan penting mengenai seberapa baik suatu

alternatif dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi [6].

Salah satu permasalahan pengambilan keputusan yang dihadapkan pada

berbagai kriteria adalah proses pemilihan obyek wisata. Banyak metode yang

dapat digunakan dalam sistem pengambilan keputusan. Salah satu metode tersebut

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analytical Hierarchy Process


(17)

kuantitatif. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil bisa lebih obyektif.

Metode AHP mula-mula dikembangkan di Amerika pada tahun 1970 dalam hal

perencanaan kekuatan militer untuk menghadapi berbagai kemungkinan

(contingency planning) [7].

Permasalahan yang sering muncul masih banyak orang yang berwisata tapi

malah menimbulkan beban pikiran baru. Berwisata juga merupakan kebutuhan

jasmani yang penting tanpa kita sadari. Karena dengan berwisata kita dapat

menghilangkan penat akibat aktivitas selama seharian. Pemilihan obyek wisata

yang tepat juga berpengaruh dalam hal ini. Oleh karena itu menyadari betapa

pentingnya memilih obyek wisata yang tepat, maka dibutuhkan sebuah sistem

dalam bidang kepariwisataan. sistem diharapkan dapat digunakan untuk

mendapatkan informasi dan pengambilan keputusan pemilihan obyek wisata

secara efektif.

1.2Perumusan Masalah

Dari permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan segala permasalahan yang akan dijadikan pokok pembahasan didalam

skripsi atau tugas akhir ini, yaitu :

1. Bagaimana merancang dan membuat suatu sistem pendukung keputusan

untuk pemilihan obyek wisata yang mampu memberikan keputusan terbaik

berserta informasi tentang obyek wisata dengan metode AHP yang sesuai

dengan kriteria pemilihan.

2. Bagaimana menentukan kriteria-kriteria yang ada, dimana penilaian kriteria

tersebut nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan


(18)

1.3Batasan Masalah

Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem yang dibangun berbasis Web dengan menggunakan pemrograman

PHP dan database MySQL dengan menggunakan metode AHP.

2. Data obyek wisata diperoleh dari Dinas Pariwisata Kota Surabaya.

3. Sistem ini dikhususkan hanya memproses single kriteria karena

menggunakan metode AHP yang sifatnya single kriteria.

4. Dalam sistem ini pemberian nilai bobot dilakukan oleh petugas.

5. Sistem ini tidak memproses informasi geografis dari sebuah obyek wisata.

1.4Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari Skripsi ini adalah :

1. Memberi kemudahan pada calon pengunjung wisata untuk memilih obyek

wisata yang sesuai kriteria dengan menerapkan metode AHP.

2. Memberi informasi jenis dan obyek wisata yang ada di Kota Surabaya.

3. Mengetahui beberapa kriteria yang menjadi daya tarik bagi calon

pengunjung wisata dalam mengunjungi obyek wisata di Surabaya.

Dan Manfaat yang dapat diambil nantinya adalah :

1. Tersedianya aplikasi berbasis Web yang tersusun dengan baik, untuk

memudahkan pemilihan obyek wisata yang ada di Kota Surabaya sehingga

lebih praktis dan interaktif.

2. Membantu pengguna untuk memperoleh informasi obyek wisata kota.

3. Membandingkan antara obyek wisata yang satu dengan yang lain.

Sehingga diharapkan obyek wisata tersebut akan bersaing positif untuk


(19)

1.5Metodologi Penulisan

Penulis dalam Skripsi ini nantinya akan menggunakan metode :

1. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dokumen-dokumen referensi

yang diperlukan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem

pendukung keputusan.

2. Perancangan dan pembuatan sistem pendukung keputusan

Tahap ini merupakan tahap yang paling banyak memerlukan waktu

karena meliputi beberapa proses yaitu perancangan sistem, pembuatan

prototype sistem dan implementasi sistem.

3. Uji coba dan evaluasi perangkat lunak

Protoype aplikasi yang telah selesai ini nantinya akan diuji coba dan

dievaluasi untuk kelayakan yang sesuai dengan tujuan.

4. Penyusunan Buku Tugas Akhir

Pada tahap terakhir ini disusun buku sebagai dokumentasi dari

pelaksanaan Tugas Akhir. Dokumentasi ini juga dibuat sehingga

memudahkan orang lain yang ingin mengembangkan sistem pendukung

keputusan tersebut, yang merupakan tahap akhir dari pengerjaan tugas

akhir ini.

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika Pembahasan Penulisan Skripsi ini nantinya tersusun atas


(20)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menerangkan tentang latar belakang permasalahan yang ada,

batasan permasalahan, tujuan dan manfaat dari penulisan Skripsi ini,

sampai pada metodologi.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Semua teori dasar yang diperlukan untuk penulisan Skripsi terdapat

pada bab ini.

BAB III : PERENCANAAN SISTEM

Dalam bab ini dijelaskan tentang cara perencanaan dan desain dari

sistem.

BAB IV : IMPLEMENTASI PROGRAM

Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi dan hasil

perancangan beserta penjelasan dan penggunaan program yang telah

dibuat.

BAB V : UJI COBA DAN EVALUASI

Bab ini melakukan metode percobaan dan pengamatan terhadap sistem

yang telah direncanakan

BAB VI : PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran sebagai hasil


(21)

6

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem

(DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott

Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu

sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan

berbagai persoalan yang tidak terstruktur[8].

Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan beberapa difinisi mengenai SPK yang dikembangkan oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Man dan Watson yang memberikan definisi sebagai berikut, SPK merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur.

2.1.1 Karakteristik dan Nilai Guna Sistem Pendukung Keputusan

Karakteristik sistem pendukung keputusan adalah :

1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil

keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi.


(22)

2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengkombinasikan penggunaan model-model analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari / interogasi informasi.

3. Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

digunakan/dioperasikan dengan mudah.

4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek

fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi.

Dengan berbagai karakter khusus diatas, SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah :

1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data /

informasi bagi pemakainya.

2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama

berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.

3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat

diandalkan.

4. Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang

dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.

Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan diatas, SPK juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah :


(23)

1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.

2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang

dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).

3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada

perangkat lunak yang digunakan.

4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem

ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya.

Jadi secara dapat dikatakan bahwa SPK dapat memberikan manfaat bagi pengambil keputusan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja terutama dalam proses pengambilan keputusan.

2.1.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan terdiri dari komponen-komponen SPK yaitu;

1. Manajemen data

Manajemen data terdiri dari database yang berisi data yang berhubungan dengan situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang yang disebut dengan database manajement sistem (DBMS)

2. Manajemen model

Sebuah paket perangkat lunak yang mencakup model kuantitatif untuk finansial, statistik dan management science yang mendukung analisis sistem dan juga merupakan software management


(24)

Pengguna mampu berkomunikasi dan memberi perintah kepada SPK melalui subsistem ini. Subsistem ini merupakan perangkat lunak antar proses dengan pengguna

4. Manajemen pengetahuan

Subsistem ini merupakan subsistem opsional yang dapat mendukung subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang independen

2.2 Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)

Metode AHP merupakan salah satu model pengambilan keputusan yang sering digunakan, umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif / pilihan yang ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat

kompleks atau multi kriteria[2]. Dengan menggunakan AHP prioritas yang

dihasilkan akan bersifat konsisten dengan teori, logis, transparan dan partisipatif. Dengan tuntutan yang semakin tinggi berkaitan dengan transparansi dan partisipasi AHP sangat cocok digunakan untuk penyusunan prioritas kebijakan publik yang menuntut transparansi dan partisipasi.

Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat 4 aksioma-aksioma yang terkandung dalam model AHP

1. Reciprocal Comparison artinya pengambilan keputusan harus dapat memuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B dengan skala x, maka B lebih disukai daripada A dengan skala 1/x


(25)

2. Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen- elemennya dapat dibandingkan satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen- elemen yang dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok elemen) yang baru

3. Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat diatasnya

4. Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objectif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap

Selanjutnya Saaty (2001) menyatakan bahwa proses hirarki analitik (AHP) menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk membuat suatu keputusan efektif atas isu kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pendukung keputusan. Pada dasarnya AHP adalah suatu metode dalam merinci suatu situasi yang kompleks, yang terstruktur kedalam suatu komponen-komponennya. Artinya dengan menggunakan pendekatan AHP kita dapat memecahkan suatu masalah dalam pengambilan keputusan.


(26)

2.2.1. Karakteristik Model AHP

AHP adalah salah satu bentuk model pengambilan keputusan yang pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dipecah ke dalam kelompok-kelompoknya dan kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki.

Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “pakar” sebagai input utamanya. Kriteria “pakar” disini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. Bisa dikatakan bahwa model AHP adalah suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif, memperhitungkan hal-hal kuantitatif dan kualitatif sekaligus.

Sama halnya dengan metode-metode pengambilan keputusan lainnya, yang memiliki prinsip-prinsip kerja dasar, pengambilan keputusan dalam metodologi AHP didasarkan pada 3 prinsip pokok, yaitu:

a. Penyusunan hirarki

Penyusunan hirarki permasalahan merupakan langkah untuk mendefinisikan masalah rumit dan kompleks sehingga menjadi lebih jelas dan detail. Bentuk sebuah hirarki tergantung dari pengetahuan dan pengalaman seseorang, untuk memecahkan masalah yang sama, dua orang akan membuat dua hirarki yang berbeda. Keputusan yang akan diambil dijadikan sebagai tujuan yang dijabarkan menjadi elemen-elemen yang lebih rinci hingga mencapai suatu


(27)

tahapan yang paling operasional/terukur. Hirarki permasalahan akan mempermudah pengambilan keputusan untuk menganalisis dan mengambil kesimpulan yang harus dilakukan terhadap masalah tersebut. Contoh hirarki dapat dilihat pada gambar 2.1 :

Gambar 2.1 Hirarki 3 Level AHP

b. Penentuan prioritas

Prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai

bobot/kontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan. AHP melakukan analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan berpasangan antar 2 elemen hingga semua elemen yang ada tercakup. Prioritas ini ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pengambilan keputusan, baik secara langsung (diskusi) maupun tidak langsung (kuesioner).

c. Konsistensi logis

Konsistensi jawaban para responden dalam menentukan prioritas elemen merupakan prinsip pokok yang akan menentukan validitas data dan hasil pengambilan keputusan. Secara umum, responden harus memiliki konsistensi dalam melakukan perbandingan elemen dengan contoh sebagai berikut: jika


(28)

A>B dan B>C, maka secara logis responden harus menyatakan bahwa A>C, berdasarkan nilai-nilai numerik yang disediakan oleh Saaty.

2.2.2. Langkah dan Prosedur AHP

Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan AHP untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut:

A. Pembentukan hirarki

Hirarki dapat membantu untuk menyederhanakan suatu masalah yang rumit menjadi lebih terstruktur. Sebuah hirarki menunjukkan pengaruh tujuan dari level atas sampai pada level yang paling bawah. Hirarki dapat diuraikan menjadi dua jenis, yaitu :

a. Hirarki struktural, yaitu suatu pembagian masalah yang rumit ke dalam

kelompok-kelompok yang lebih kecil.

b. Hirarki fungsional, yaitu suatu penguraian masalah ke dalam beberapa bagian

didasarkan atas hubungan esensialnya.

Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mendefinisikan masalah dan penentuan solusi yang diinginkan.

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan

dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah.

B. Pair-wise comparison

Merupakan perbandingan berpasangan yang digunakan untuk mempertimbangkan faktor-faktor keputusan atau alternatif-alternatif dengan


(29)

memperhitungkan hubungan antara faktor dan sub faktor itu sendiri. Adapun skala pembanding yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Intensitas Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang

lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang

berdekatan Kebalikan

Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan suatu aktivitas j. Maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan aktivitas i.

Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Membuat matriks perbandingan berpasangan untuk alternatif pada tiap

dimensi. Nilai perbandingan kepentingan alternatif i (Ai) terhadap alternatif j (Aj)

dapat dinotasikan sebagai aij, dan nilai aji = 1 / aij. Sebagai contoh, matriks

perbandingan berpasangan untuk alternatif pada dimensi Reliability seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Alternatif Kriteria ke-j Kriteria ke-i Pendidikan Umur Pengalaman Kerja Kriteriajn

Pendidikan K11 K12 K13 K14

Umur K21 K22 K23 K24

Pengalaman Kerja K31 K32 K33 K34


(30)

Matriks perbandingan berpasangan tersebut juga dilakukan pada empat dimensi yang lain.

2. Untuk mendapatkan nilai perbandingan kepentingan untuk bagian dimensi dan

bagian alternatif, matriks perbandingan berpasangan diatas dibuat sebagai kuisioner pembobotan yang akan diberikan pada responden sebagai pengambil keputusan. Dalam hal ini adalah pihak manajemen rumah sakit, misalnya direktur atau wakil direktur bagian medis rumah sakit.

3. Dari hasil matriks perbandingan tersebut, kemudian dilakukan sintesis

perbandingan dan dapatkan nilai prioritas. Hal ini dilakukan pada semua matriks yang telah dibuat, baik pada bagian dimensi maupun alternatif, yaitu dengan tahap berikut ini :

a. Hitung Total Kolom

Jumlahkan nilai kepentingan (yaitu nilai dij untuk dimensi dan aij untuk

alternatif) pada tiap kolom pada masing-masing matriks.

b. Buat Normalized Matriks

Bagilah tiap nilai kepentingan dengan total kolom pada masing-masing matriks, atau dapat dinotasikan sebagai berikut :

Nilai Normalisasi =

n 1 ij dij d i

atau

n 1 ij aij a i

... (2.1)

c. Hitung Nilai Prioritas

Dengan cara menghitung rata-rata untuk tiap baris pada normalized matriks.

C. Pengecekan konsistensi

Pengecekan konsistensi dilakukan untuk melihat apakah perbandingan berpasangan yang sudah dibuat masih berada di dalam batas kontrol penerimaan


(31)

atau tidak. Jika ternyata tidak, maka perlu dilakukan kajian ulang untuk menyelidiki apakah konsistensi tersebut dapat diaplikasikan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pengecekan konsistensi adalah sebagai berikut :

1. Membuat matriks nilai kolom kali nilai prioritas, dengan cara kalikan setiap

nilai kepentingan pada matriks perbandingan berpasangan pada kolom j dengan nilai prioritas pada baris ke-i, dimana j = i.

2. Hitung total kolom : jumlahkan tiap kolom pada matriks tersebut.

3. Kemudian bagilah total kolom dengan nilai prioritas pada tiap variabel.

4. Hitung max: rata-rata dari hasil point 3 diatas.

5. Hitung Consistency Index (CI) : CI =

1



n n Max

... (2.2)

dimana n : jumlah item/variabel yang dibandingkan.

6. Hitung Consistency Ratio (CR) :

RI CI

CR , ... (2.3)

di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio konsistensi ≤ 0.1,

hasil perhitungan data dapat dibenarkan.

7. Menyusun matriks baris antara alternative versus kriteria yang isinya hasil

perhitunganyang tertinggi.

8. Hasil alhirnya berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan oleh

pengambil keputusan berdasarkan skor.

Dimana RI : random index yang nilainya dapat dilihat pada tabel 2.3 Tabel 2.3 Nilai Indeks Random

Urutan

Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


(32)

Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR > 01, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks. kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsure kriteria maupun alternatif harus diulang.

Batasan diterima tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada yang baku, hanya menurut beberapa eksperimen dan pengalaman inkonsistensi sebesar 10% ke bawah ialah tingkat inkonsistensi yang masih dapat diterima

Apabila A adalah matriks perbandingan berpasangan yang tidak konsisten,

maka vektor bobot yang berbentuk (A)(wT) = (n)(wT) dapat didekati dengan cara:

a. Menormalkan setiap kolom j dalam matriks A, sedemikian hingga

i ij

a = 1,

yang disebut sebagai A’

b. Untuk setiap baris i dalam A’, hitunglah nilai rata-ratanya

wi =

j ij a n 1

... (2.4)

dengan wi adalah bobot tujuan ke-i dari vektor bobot.

2.3 Konsep Dasar Sistem Dan Informasi

Sistem adalah kesatuan beberapa keadaan, metode teknik dan kumpulan elemen yang saling berkaitan unntuk memproses input menjadi output yang diharapkan. Disini jelas dikemukakan bahwa suatu sistem tidak akan lepas dari elemen pokoknya yaitu input dan output. Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang


(33)

Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem). Sebagai misal, sistem komputer dapat terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem perangkat lunak. Masing-masing subsistem dapat terdiri dari subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau terdiri dari kompoonen-komponen. Subsistem perangkat

keras (Hardware) dapat terdiri dari alat masukan, alat pemroses, alat keluaran dan

alat simpanan luar. Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dan sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa sehinngga dicapai suatu kesatuan yang terpadu dan terintegrasi.

2.3.1 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain

mempunyai komponen-komponen (Components), batas sistem (Boundaray),

lingkungan luar sistem (Enviroment), penghubung (Interface), masukan (Input),

keluaran (Output), pengolahan (Process)

a. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa suatu subsistem-subsistem atau bagian-bagain dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem itu sendiri yang akan menjalankan suatu fungsi tertentu dan akan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan Supra Sistem. Sedangkan didalam suatu subsistem masih dimungkinkan terdapat lagi


(34)

subsistem-subsistem lain yang lebih kecil lagi sampai akhirnya tinggallah yang disebut dengan komponen atau elemen-elemen tunggal.

b. Batas Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu

sistem menunjukkan ruang lingkup (Scope) dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun yang berada diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan sendirinya harus tetap dijaga dan dipelihara.

d. Penghubung Sistem

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem dengan subsistem yang

lainnya. Keluaran (Output) dari subsistem akan menjadi masukan (Input)

untuk subsistem yang lainnya dengan malalui penghubung ini. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya yang membentuk suatu kesatuan.

e. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah segala sesuatu yang dapat dimasukkan kedalam


(35)

masukan sinyal (Signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam suatu sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

f. Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini dapat berupa masukan untuk subsistem yang ada atau mungkin masukan bagi Supra sistem.

g. Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolahan sistem sendiri atau mungkin sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolahan sistem adalah sesuatu yang merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem akan mengolah data masukan berupa data transaksi barang dan data-data lainnya menjadi keluaran berupa laporan transaksi.

2.3.2 Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Kejadian-kejadian even adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.


(36)

Didalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi. Misalnya penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang.

Informasi mempunyai kualitas yang baik jika memenuhi tiga komponen dasar berikut :

1. Akurat : Informasi harus bebas dari kesalahan.

2. Relevan : Informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya.

3. Tepat waktu : Karena informasi merupakan landasan dalam suatu

pengambilan keputusan, maka informasi yang datang tidak boleh terlambat.

2.3.3 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan

blok bangunan (Building block) yaitu blok masukan (Input block), blok model

(Model block), blok keluaran (Output block), dan blok kendali (Control block). Sebagai suatu sistem, keempat blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu sama lainnya membentuk satu kesatuan mencapai sasarannnya.

2.3.4 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkat manajemen. Sistem informasi manajemen dibentuk untuk memberikan informasi yang tepat bagi seorang manajer dalam memecahkan suatu masalah dan sekaligus mengambil keputusan. Sistem akan mengolah fakta dan ide dari lingkungan, kemudian disajikan dalam bentuk informasi. Konsep sistem


(37)

manusia mesin berarti sejumlah pekerjaan akan sangat baik jika dilaksanakan oleh mesin, sehingga akan timbul interaksi antara manusia dan mesin. Beberapa sistem informasi manajemen tersebut dapat dipadukan on-line sehingga perubahan yang terjadi pada suatu sistem atau subsistem secara otomatis meng-update subsistem yang lain.

2.3.5 Teknik Memperoleh Informasi

Ada beberapa cara yang digunakan analis untuk memperoleh informasi. Interaksi langsung digunakan untuk mengumpulkan data primer, sementara data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber yang ada. Mengamati atau mewawancarai seseorang melakukan pekerjaan adalah contoh pengumpulan data. Beberapa cara pengumpulan data :

1. Pengamatan atau Observasi

Salah satu teknik pengumpulan data suatu proses adalah mengamati proses tersebut. Pada waktu melakukan observasi atau pengamatan, analis sistem dapat juga berpartisipasi atau mengamati saja orang-orang yang sedang melakukan kegiatan tertentu yang sedang diobservasi itu. Seringkali dalam sistem analis dan desain akan menjalani suatu sistem untuk mengamati aliran-aliran informasi dari segi-segi keputusan yang penting sekali.

2. Wawancara

Wawancara telah diakui sebagai pengumpulan data yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarainya. Seperti halnya dengan


(38)

teknik pengumpulan data yang lain wawancara bukanlah satu-satunya teknik yang terbaik di semua situasi.

3. Questioner

Questioner dapat dianggap sebagai bentuk wawancara terstruktur dengan pertanyaan-pertanyaan yang didesain agar dapat dijawab tanpa harus bertatap muka.

2.4 Wisata Kota

Surabaya yang menobatkan diri sebagai Kota Perdagangan dan Jasa, tetap arif untuk tidak meninggalkan hal mempercantik penampilannya. Setiap sudut yang ada di wilayah ini disentuh dengan keindahan untuk menebar aroma

memikat bagi siapa saja yang datang[1].

Obyek-obyek wisata dan potensi pendukung lainnya dipoles dan dikelola dengan baik. Lokasi wisata yang ada kini hadir kian nyentrik, di luar itu beragam hiburan baru hadir mewarnai dan melengkapinya. Tak heran, bila para tamu yang datang menjadi enggan untuk beranjak, sebab hati telah terpikat sensasi keindahan dan kesenangan di sini.

Mulai dari bermacam tempat wisata keluarga, seperti Pantai Ria Kenjeran, Kebun Binatang Surabaya, dan yang lain. Pantai dan laut umumnya diasosiasikan dengan aktivitas renang, selancar, berjemur, perahu, ski air, penyelaman, memancing dan berbagai aktifitas air lainnya. Komponen ini merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk melakukan rekreasi atau relaksasi bahkan minat khusus.


(39)

2.5 Website

Web merupakan salah satu layanan yang tersedia dan sekarang digunakan

secara meluas di seluruh dunia adalah layanan world wide Web atau sering hanya

disebut dengan Web saja. Web bisa dikatakan sebagai koleksi dokumen atau arsip

yang terdapat pada internet yang saling terhubung dan memungkinkan pengguna untuk melihat, mencari atau mengambil informasi yang tersedia.

Website merupakan sebuah halaman statis yang hanya menampilkan informasi kepada pengguna. Pengguna dapat melihat dan mengambil informasi

yang disediakan pada Website. Berbeda dengan Website, Web application

merupakan rangkaian halaman yang bersifat dinamis yang memungkinkan

pengguna melakukan suatu aksi pada sebuah Web application. Website lebih

merupakan layanan berbasis informasi sedangkan Web application merupakan

layanan berbasis task (aksi).

2.5.1. Komponen penyusun Web

Untuk mengembangkan sebuah halaman Web baik sebagai Website atau

Web application perlu diperhatikan komponen penyusun sebuah halaman Web. komponen penyusun ini akan bekerja sama untuk memberikan layanan

Web dengan teknologi internet.

HTML (HyperText Markup Language) dan CSS(Cascading Style Sheet) merupakan komponen-komponen yang terkait dengan penyajian informasi dalam

sebuah halaman Web browser.

Web Browser merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengakses

halaman Web. Contoh Web Browser misalnya Internet Eksplorer dan Netscape


(40)

perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia pada saat ini. Sedangakan Netscape Navigator dikembangkan oleh Netscape.

2.6 Kebutuhan-Kebutuhan Sistem 2.6.1 Alir Dokumen ( Document Flow )

Bagan alir dokumen (Document flowchart) atau disebut juga bagan alir

formulir (Form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang

menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Formulir adalah suatu dokumen yang memuat informasi konstan yang tercetak dan mempunyai bagian luang untuk diisi dengan variabel. Bagi perusahaan tentunya harus mencatat transaksi setiap harinya, yang mana semua ini harus dikonversikan dari satu media ke media lainnya dan dimanipulasi berulang-ulang yang pada akhirnya berakhir pada suatu formulir yang berguna bagi manajer di dalam mengambil keputusan. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan juga tergantung dari formulir-formulir yang digunakan.

Dari uraian diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa alasan pemakaian formulir adalah untuk memudahkan suatu arus, proses dan analisa, yaitu berupa :

1) Penyusunan data.

2) Meminimumkan waktu pencatatan dan penghapusan penulisan data

konstan.

3) Memungkinkan kontrol terhadap kegiatan.


(41)

5) Menyampaikan informasi penting dari satu orang ke orang lain baik dalam suatu organisasi maupun antar organisasi.

2.6.2 Sistem Flowchart ( Flowchart System )

Sistem flowchart merupakan alat bantu yang banyak digunakan untuk menggambarkan sistem secara phisik dengan simbol-simbol bagan alir yang menunjukkan secara tepat arti phisiknya seperti simbol : terminal, hard disk, laporan dan lain-lainnya.

2.7 Desain Sistem

Desain sistem adalah suatu proses penyiapan spesifikasi yang terperinci untuk mengembangkan sistem baru. Langkah permulaan desain sistem adalah rencana pengembangan yang telah dipersiapkan selama analisa sistem yang disetujui oleh manajemen.

Desain sistem dimulai dengan spesifikasi output yang diperlukan. Selanjutnya menentukan isi dan format input suatu sistem dan file yang kemudian diikuti desain mengenai langkah-langkah pengolahan, prosedur-prosedur dan pengendalian-pengendalian. Pada penyelesaian proses desain sistem harus dipersiapkan rencana implementasi sistem yang baru.

2.7.1 Desain Input

Masukkan (Input) merupakan awal dimulainya proses informasi

komputerisasi. Bahan mentah dari innformasi adalah data yang terjadi dari transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Hasil dari sistem informasi tidak lepas dari data yang dimasukkan. Bila sampah yang dimasukkan maka akan keluar


(42)

kasus diatas maka input yang dihasilkan sistem informasi harus tidak boleh berupa sampah. Oleh karena itu desain input yang dibuat haruslah berusaha membuat suatu sistem yang dapat menerima input yang bukan sampah.

2.7.2 Desain Output

Setelah mengetahui kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru yang diinginkan oleh pemakai, kita sampai pada tahap desain output. Selama tahap desain, isi terinci dan format output harus dipersiapkan dan ditetapkan. Tahap ini perlu berkonsultasi dengan para pemakai output sistem untuk menentukan data spesifik atau informasi apa yang diperlukan oleh mereka, bagaimana mereka memakai data / informasi dan format apa yang menurut mereka sesuai dengan kebutuhan mereka. Secara ringkas tahapan-tahapan mendesain output adalah :

a. Memilih metode penyampaian informasi (layar/printer).

b. Mendesain bentuk layoutnya.

c. Menyusun sistem informasi agar lengkap dan mudah dibaca. Untuk itu perlu

diperhatikan :

- Beri judul pada setiap informasi yang diberikan.

- Semua data tepat dibawah judul tiap kolom.

- Beri ringkasan pada tempat-tempat tertentu.

- Harus berurutan.

2.8 Mengenal Database

DBMS merupakan singkatan dari Database Management System. DBMS

merupakan perangkat lunak atau program komputer yang dirancang secara khusus


(43)

populer dewasa ini berupa RDBMS (Relational Database Management System), yang menggunakan model basis data relasional atau dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan.

MySQL merupakan salah satu contoh dari bentuk produk RDBMS

yang sangat populer dilingkungan Linux, tetapi juga tersedia pada Windows.

Banyak situs Web yang menggunakan MySQL sebagai database server

(server yang melayani permintaan akses terhadap database). Gambar 2.3

memperlihatkan mekanisme pengaksesan MySQL melalui Web browser.

Gambar 2.2 Mekanisme Pengaksesan MySQL Melalui Web Browser

2.9PHP (Hypertext Preprocessor)

PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan bahasa pemrograman yang

mana filenya diletakkan di server dan seluruh prosesnya dikerjakan di server,

kemudian hasilnyalah yang dikirimkan ke klien, tempat pemakai menggunakan browser (lebih dikenal dengan istilah server-side scripting). PHP bekerja didalam

sebuah dokumen HTML (Hypertext Markup Language) untuk menghasilkan isi


(44)

Kelebihan PHP adalah bersifat tidak memiliki ketergantungan terhadap

berbagai platform, jadi PHP dapat dijalankan dalam platform apapun, baik itu

Unix, Windows ataupun Macintosh. Kelebihan lain dari PHP adalah kemudahan

melakukan pengkodean, karena perintah-perintah PHP mirip dengan

perintah-perintah bahasa C selain itu kemudahan dari PHP adalah dapat dengan mudah

dihubungkan dengan aplikasi database (melakukan query), seperti MySQL. PHP

bersifat free (bebas dipakai). Kita tidak perlu membayar apapun untuk

menggunakan perangkat lunak ini.

Yang membedakan PHP dengan bahasa pemrograman lain adalah adanya tag

penentu, yaitu diawali dengan “<?” atau “<?php” dan diakhiri dengan “?>”.

2.10 MySQL

MySQL adalah sebuah program pembuat database yang bersifat open

source, artinya siapa saja boleh menggunakannya dan tidak dicekal. MySQL

sebenarnya produk yang berjalan pada platform linux. Karena sifatnya yang

opensource, dia dapat dijalankan pada semua platform baik windows maupun linux.

MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Selain itu, MySQL juga merupakan program pengakses database yang bersifat jaringan sehingga dapat digunakan untuk aplikasi multi user (banyak

pengguna). Saat ini database MySQL telah digunakan hampir oleh semua

programmer database, apalagi dalam pemrograman Web. Kelebihan lain dari MySQL adalah ia menggunakan bahasa Query standar yang dimiliki SQL.

SQL adalah suatu bahasa permintaan yang telah distandarkan untuk semua


(45)

lain-lain. Ada beberapa fungsi yang digunakan dalam pembuatan aplikasi antara PHP dan MySQL. Fungsi tersebut sangat erat kaitannya dengan query SQL. Akan

tetapi, kita tidak dapat langsung menggunakan perintah SQL pada script PHP.

Disini fungsi MySQL inilah yang digunakan sebagai penghubung antar SQL

sehingga query tersebut dapat dijalankan pada Admin dan dapat dilihat hasilnya

oleh user.

Di dalam MySQL tersedia query untuk membuat fungsi search, jumlah,

update, ataupun edit data dari database, namun pada script PHP dapat langsung

ditulis melalui script Mysql_query dengan code select, insert, delete, update, dan

sintax-sintax lainnya. Dengan kata lain MySQL adalah sebuah sistem manajemen

database. Database adalah merupakan sekumpulan data yang terstruktur untuk menambah, mengakses, dan memproses data yang tersimpan dalam database

komputer, dibutuhkan sebuah sistem database manajemen seperti MySQL. Sejak

komputer menjadi alat yang sangat bagus untuk menangani sejumlah besar data,


(46)

31

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1.Analisis

Aplikasi sistem pendukung keputusan (SPK) pemilihan obyek wisata kota,

merupakan sebuah sistem yang bertujuan untuk memberikan sebuah keputusan

pemilihan wisata yang tepat untuk dikunjungi sesuai dengan minat dan

kepentingan pengguna dalam memilih dan menentukan obyek wisata. Dengan

menggunakan aplikasi ini diharapkan pengguna dapat memperoleh sesuai dengan

yang diinginkan.

Dari analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka akan dirancang suatu

sistem pendukung keputusan berbasis web yaitu dengan melakukan perancangan

dan pembuatan sistem. Hal tersebut dilakukan untuk menggambarkan arus data

dalam aplikasi secara terstruktur dan jelas, serta menggambarkan proses yang

terjadi pada aplikasi, sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi sistem yang

baik.

Aplikasi ini menggunakan metode AHP dengan bahasa pemrograman PHP

dan database MySql. Basis data SPK berisi data obyek wisata, data kriteria

wisata, data nilai atau bobot kriteria, data nilai atau bobot obyek wisata dan data

prioritas global obyek wisata. Basis model berisi model-model yang berupa

teknik-teknik perhitungan untuk menilai setiap wisata kota yang dipilih, terutama

digunakan untuk menentukan apakah wisata tepat dipilih untuk pemilihan


(47)

3.2.Perencanaan Sistem

Setelah menganalisis permasalahan yang telah dijelaskan diatas maka tahapan

selanjutnya adalah melakukan perancangan sistem, dimana pada tahap

perancangan sistem ini meliputi Flowchart dan Data Flow Diagram (DFD)

kemudian CDM (conceptual data model) dan PDM (phisycal data model) yang

diperoleh dari hasil generate dari CDM.

3.2.1. Flowchart

Untuk menggambarkan diagram alir algoritma semua proses yang

dijalankan Sistem Pendukung Keputusan pemilihan obyek wisata kota dapat

dilihat pada diagram alir berikut:

Diagram alir Sistem Pendukung Keputusan pemilihan obyek wisata kota

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan wisata kota

mulai

AHP Kriteria Penilaian

AHP Wisata

Hasil Analisis Penilaian


(48)

Diagram alir yang digambarkan merupakan diagram alir Sistem

Pendukung Keputusan pemilihan obyek wisata kota. Proses AHP ini digunakan

untuk menghitung nilai intensitas kriteria dan wisata. Proses yang terdapat dalam

Sistem Pendukung Keputusan pemilihan wisata berprestasi ini adalah proses AHP

kriteria penilaian, proses AHP wisata dan proses hasil analisis.

Diagram alir AHP kriteria

Gambar 3.2 Diagram Alir AHP Kriteria Penilaian

Diagram alir ini berfungsi untuk menggambarkan algoritma untuk proses

AHP kriteria Penilaian. Proses yang terdapat dalam AHP kriteria ini adalah input

kriteria penilaian, set bobot nilai kriteria, dan hitung nilai prioritas kriteria. Dalam

AHP kriteria Penilaian ini, pengguna harus memasukkan kriteria-kriteria penilaian

yang terdapat dalam kriteria pemilihan wisata kota.

Penghitungan nilai prioritas di setiap kriteria ini diawali dengan

melakukan pengimputan kriteria dan pemberian bobot masing-masing kriteria.

Kemudian proses selanjutnya adalah proses perhitungan nilai prioritas kriteria.

mulai

Input Kriteria Penilaian

Hitung Nilai Prioritas Kriteria


(49)

Proses perhitungan nilai prioritas kriteria penilaian ini dimulai dengan melakukan

pengkuadratan matriks yang dihasilkan pada saat perbandingan berpasangan,

kemudian dilanjutkan proses normalisasi matriks kuadrat tersebut, dan

penghitungan konsistensi rasio. Gambaran umum mengenai proses analisis

kriteria penilaian ini dapat dilihat pada Gambar 3.3

Gambar 3.3 Diagram Alir Analisis Kriteria Penilaian

Diagram Alir AHP Wisata

Setelah nilai intensitas kriteria penilaian diketahui, maka proses

selanjutnya adalah proses AHP wisata. Gambaran umum algoritma AHP wisata ini

dapat dilihat melalui Gambar 3.4 Proses-proses yang terdapat dalam AHP wisata

ini adalah input bobot wisata per kriteria dan hitung nilai intensitas wisata per

kriteria.

mulai

n = banyaknya kriteria Penilaian

Kuadrat matriks

Normalisasi Matriks

Menghitung Konsistensi Rasio


(50)

Gambar 3.4 Diagram Alir AHP Wisata

Proses AHP wisata ini dimulai dengan proses memasukkan nilai bobot

wisata tiap kriteria.

mulai

m = banyaknya kriteria Penilaian k = 1

k <= m T

Y Tampil kriteria Penilaian

Tampil wisata Kriteria Penilaian

wisata

n = banyaknya wisata Input Bobot wisata Bobot Terhitung wisata

selesai


(51)

Gambar 3.5 Diagram Alir Input wisata Per Kriteria

Setelah proses pemasukkan nilai bobot wisata tiap kriteria disimpan,

kemudian dilakukan proses penghitungan nilai intensitas akhir. Rumus

penghitungan nilai intensitas wisata per kriteria ini adalah dengan melakukan

pembagian antara bobot wisata per kriteria dengan jumlah bobot wisata per

kriteria yang telah dimasukkan tersebut.

mulai

selesai i <= n

jumlah[k] = jumlah[k] + bobot_wisata [i,k]

i = i + 1 T

Y

Tampil bobot_wisata [i,k] Input bobot_wisata [i,k]

jumlah[k] = 0; i = 1


(52)

Gambar 3.6 Diagram Alir Bobot Terhitung wisata Per Kriteria

Diagram Alir Hasil Analisis

Setelah semua wisata diberi bobot untuk tiap kriteria, proses selanjutnya

yaitu menghitung nilai intensitas total wisata. Gambaran umum mengenai

algoritma proses hasil analisis penilaian dapat dilihat pada Gambar 3.7.

mulai

i = 1

selesai

Baca bobot wisata [i,k] bobot_terhitung_wisata [i,k] = bobot_wisata [i,k] / jumlah [k]

i <= n

Tampil bobot terhitung wisata [i,k]

i = i + 1

T Y


(53)

Gambar 3.7 Diagram Alir Hasil Analisis Penilaian wisata 3.2.2. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat perancangan sistem yang

berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk

mulai wisata Tampil wisata n= banyaknya wisata

i = 1 i <= n

Y T

bobot_total_wisata [i] = 0 Kriteria penilaian

m= banyaknya kriteria penilaian; j = 1

j <= m T i = i + 1 Y

bobot_total_wisata [i] =

bobot_total_wisata [i]+ (intensitas_kriteria_ penilaian [j] * bobot_terhitung_wisata[i,j])

selesai

Tampil bobot_total_wisata [i]

j = j + 1


(54)

penggambaran analisis maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan

oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

3.2.2.1. Context Diagram

Context diagram menjelaskan gambaran umum mengenai sistem, terdiri

atas entitas luar yang berhubungan dengan sistem serta arah informasi yang

berupa masukan dan keluaran antara entitas luar dengan sistem tersebut.

Data Obyek Wisata

Data Keputusan Data Pilihan Pemilih

Data Pilihan Data Nilai Kriteria

Data Kriteria Data Obyek Wisata

0

SPK Pemilihan Obyek Wisata

+

Petugas Pemilih

Gambar 3.8 Context Diagram

Gambar diatas merupakan context diagram dari Sistem Pendukung

Keputusan Pemilihan Obyek Wisata Kota di Surabaya, dimana pada gambar

diatas terlihat ada dua entitas yang menggunakan proses ini, yaitu :

(1) Petugas Dinas, berinteraksi dengan sistem, antara lain:

Setelah login admin dapat mengolah data obyek wisata, data kriteria, data

nilai kriteria, data prioritas obyek wisata dan data petugas. Meliputi

penambahan, perubahan, penghapusan data. Selain itu admin dapat mengolah

data form penilaian pemilihan wisata dengan metode AHP.

(2) Pemilih, berinteraksi dengan sistem, antara lain:

User menerima informasi data obyek wisata, data kriteria dan mengakses


(55)

User akan diberi form perhitungan yang harus diisi untuk diproses dengan

metode AHP dan user akan memperoleh laporan hasil analisis tenteng

pemilihan obyek wisata.

3.2.2.2. DFD Level 0

Pada DFD level 0 ini merupakan pecahan dari proses context diagram

menjadi 5 proses seperti pada gambar 3.9.

Data Obyek Wisata

Data Obyek Wisata

Nilai Prioritas Obyek Data Kriteria

Data Obyek Wisata

Nilai Kriteria Obyek

Data Bobot Pilihan Data Prioritas Obyek

Data Nilai Kriteria

Data pilihan Data Kriteria

Data Nilai Kriteria

Data Kriteria

Data Pilihan

Data Obyek Wisata

Data Keputusan Data Pilihan Pemilih

Petugas Petugas Petugas Petugas Pemilih Pemilih Pemilih 3 Perhitungan AHP + 2 Maintenance Data Obyek Wisata wisata pilihan prioritas_obyek nilai_kriteria kriteria 4 Perhitungan Prioritas Obyek Wisata 5 Output Obyek Wisata


(56)

1) Maintenance Data Petugas

Pada proses ini digunakan untuk menangani proses otentikasi pengguna.

Untuk memperoleh hak dalam pengolahan data sebagai admin.

2) Maintenance Data Obyek Wisata

Admin melakukan pengolahan data obyek wisata Kota di Surabaya yaitu data

obyek wisata, data kriteria, data nilai kriteria dan data pilihan. Kemudian

akan diproses untuk di simpan ke dalam database. Data obyek wisata

disimpan ke dalam tabel wisata, data kriteria disimpan ke dalam tabel

kriteria, data nilai kriteria disimpan ke dalam tabel nilai_kriteria dan data

pilihan disimpan ke dalam tabel pilihan.

3) Perhitungan AHP

Pada proses perhitungan AHP data yang digunakan diperoleh dari tabel

prioritas_obyek berupa data prioritas obyek wisata , tabel pilihan berupa data

bobot pilihan dan pilihan dari pemilih yang akan diproses untuk

menghasilkan data keputusan pemilihan obyek wisata.

4) Perhitungan Prioritas Obyek Wisata

Pada proses perhitungan prioritas obyek wisata data yang digunakan

diperoleh dari tabel kriteria berupa data kriteria obyek wisata dan tabel

nilai_kriteria berupa nilai kriteria obyek wisata yang akan diproses untuk

menghasilkan nilai prioritas obyek wisata.

5) Output Obyek Wisata

Pada proses ini pemilih mendapatkan informasi tentang obyek wisata yang


(57)

3.2.2.3. DFD Level 1

DFD Level 1 menjelaskan lebih lanjut mengenai proses-proses yang

terjadi pada DFD level 0. Untuk DFD level 1 merupakan decompose dari

masing-masing sub proses pada DFD level 0. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sub

bab berikut ini.

3.2.2.3.1. DFD Level 1 Perhitungan AHP

Pada DFD level 1 ini merupakan pecahan dari perhitungan AHP menjadi 2

proses seperti pada gambar 3.10

Gambar 3.10 DFD Level 1 Perhitungan AHP

Proses yang terjadi di DFD Level 1 perhitungan AHP merupakan gambaran

dari proses perhitungan AHP. Proses terpesah menjadi 2 yaitu : proses

perhitungan AHP data pilihan dan proses perhitungan AHP total.

1. Proses perhitungan AHP data pilihan

Pada proses perhitungan AHP data pilihan aktifitas yang terjadi adalah data


(58)

bobot pilihan yang diperoleh dari tabel pilihan selanjutnya akan dihitung

sehingga memperoleh nilai prioritas pilihan.

2. Proses perhitungan AHP total

Pada proses perhitungan AHP total aktifitas yang terjadi adalah nilai prioritas

pilihan yang di peroleh dari proses perhitungan AHP data pilihan dan data

prioritas obyek yang diperoleh dari tabel prioritas_obyek selanjutnya akan

dihitung untuk memperoleh data keputusan dari proses pemilihan obyek

wisata.

3.2.2.4. DFD Level 2

DFD Level 2 menjelaskan lebih lanjut mengenai proses-proses yang

terjadi pada DFD level 1. Untuk DFD level 2 merupakan decompose dari

masing-masing sub proses pada DFD level 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sub

bab berikut ini.

3.2.2.4.1. DFD Level 2 Perhitungan AHP

Pada DFD level 1 ini merupakan pecahan dari proses perhitungan AHP

data pilihan seperti pada gambar 3.11


(59)

Pada proses perhitungan prioritas global ada beberapa aktifitas yang

terjadi. Data prioritas pilihan yang diperoleh dari perhitungan proses sebelumnya

akan dihitung dengan data prioritas obyek yang diperoleh dari tabel

prioritas_obyek sehingga menghasilkan data keputusan dari proses perhitungan

prioritas global untuk ditampilkan sebagai data keputusan system kepada pemilih.

3.2.3. CDM, PDM dan struktur Database

Dari analisis DFD di atas, maka diperoleh rancangan untuk CDM dan

PDM seperti yang terlihat dibawah ini yang nantinya akan di-generate ke dalam

database yang digunakan.

3.2.3.1. CDM (Conceptual Data Model)

CDM memodelkan struktur logis dari keseluruhan aplikasi data, tidak

tergantung pada software atau pertimbangan model struktur data. CDM yang

valid dapat dikonversi ke PDM atau OOM. CDM mirip dengan konsep ERD yang

diajukan oleh Elmasri, hanya ada beberapa perbedaan sintaks.

Dalam CDM ini digambarkan ada 5 buah tabel data yang saling terkoneksi

satu dengan yang lainnya, dengan beberapa perbedaan relasi hubungan yang

semuanya akan saling bergantung antara satu sama lainya. Hal ini terjadi karena

antar satu tabel dengan tabel lainya nantinya akan saling memrlukakan data pada

masing-masing tabel, serta berbagai koneksi lainnya yang dapat dilihat pada

Gambar 3.12 dibawah ini.


(60)

MEMILIKI_DATA_NILAI_KRIT ERIA

MEMILIKI_DATA_NILAI

MEMILIKI_DATA_BOBOT_PILIHAN MEMILIKI_NILAI_PRIORIT AS

MEMILIKI_DAT A_PRIORITAS wisata id_wis nama alamat jenis lokasi waktu fasilitas rasio biaya isi gambar tanggal <pi> VA10 VA50 VA100 VA25 VA25 VA50 TXT1000 VA25 VA5O TXT1000 VA100 D <M> id_wis <pi> pilihan id_pilihan pilihan bobot_pilihan <pi> I VA200 I <M> id_pilihan <pi> nilai_kriteria id_nilai nilai <pi> I I <M> id_nilai <pi> kriteria id_kriteria nama_kriteria soal_kriteria <pi> I VA30 T XT <M> id_kriteria <pi> prioritas_obyek id_prioritas prioritas <pi> I F <M> id_prioritas <pi>

Gambar 3.12 CDM (Conceptual Data Model)

3.2.3.2. PDM (Phisycal Data Model)

PDM memodelkan struktur fisik dari database, dengan

mempertimbangkan software DBMS serta model struktur yang akan digunakan.

PDM yang valid dapat dikonversi ke CDM atau OOM. PDM dapat dihasilkan

(di-generate) dari CDM yang valid. Seperti yang kita lihat dari Gambar 3.13,

Gambar 3.13 merupakan hasil generate dari CDM tersebut, sehingga lebih

kompleks lagi relasi hubungan dari masing-masing tabel, karena foreign key yang

merupakan penghubung masing-masing tabel telah masuk kedalam tabel dan


(1)

<div id="content"> <div id="main"> <div id="welcome"> <h2>Proses AHP</h2>

<table align="right" width="93%" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0">

<td width="97%" height="25" colspan="2"><strong>Caranya Mudah... </strong></td>

</tr> <tr>

<td height="23" colspan="2"><strong>PIlih kriteria yang sesuai dengan keinginan anda..!!</strong></td>

</tr> <tr>

<td height="28" colspan="2"><strong>Dan usahakan data terisi penuh agar mendapat hasil yang sesuai. Terima kasih.</strong></td>

</tr> <tr>

<td height="36" colspan="2" valign="bottom"><strong>Tentukan pilihan Obyek wisata anda sendiri.</strong></td>

</tr> <tr>

<td colspan="2">&nbsp;</td> </tr>

<td width="100%">

<form name="form1" method="post" action="hitung.php"> <table width="100%">

<tr><td> <?

$jum=mysql_query("select * from kriteria"); $baris = mysql_num_rows($jum);

while($d = mysql_fetch_array($jum)) {

$i++;$krit[$i]=$d['soal_kriteria']; $gol[$i]=$d['id_kriteria'];

?>

<? echo "$i".'. '. $krit[$i];?> <table width='100%' align='center' >

<?

$sum=mysql_query("select * from pilihan where id_kriteria = '$i'"); $jml_baris = mysql_num_rows($sum);$ke=1;

while($b = mysql_fetch_array($sum)) {

$pilih[$ke]=$b['pilihan'];

$nilai[$ke]=$b['bobot_pilihan']; $ke++; }

for($ke=1;$ke<=$jml_baris;$ke++) {

echo "<tr>";

echo "<td align='center' width='10%'>";echo "<input type='radio' name='$gol[$i]' value='$nilai[$ke]' checked>";

echo "</td>";

echo "<td width='90%' height='25'>"; echo $pilih[$ke]; echo "</td></tr>";

} ?> </table> <? } ?> <tr>

<td>&nbsp;</td> <td></td> </tr>

<tr>

<td><input name="proses" type="submit" value="Proses" /></td> <td></td>

</tr> </td></tr> </table>


(2)

</tr> </table> </div> </div> </body> </html>

Prioritas Kriteria dan Prioritas Global Sistem

<?

session_start(); include "sambung.php";

$jum=mysql_query("select * from kriteria"); $baris = mysql_num_rows($jum);

while($d = mysql_fetch_array($jum)) {

$i++;$gol[$i]=$d['id_kriteria']; $soal[$i] = $_POST["$gol[$i]"];

$idwis[$i] = $d['nama_kriteria']; }

$jml_kriteria= $baris; ?>

<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">

<body onload="MM_preloadImages('admin/icon/1.gif')"> <div id="example">

<h2>Proses Perhitung AHP</h2> <table width="100%">

<tr>

<td align="center"> <table width="90%"> <tr>

<td height="23" align="center" valign="top" class="style4">Tabel Nilai Hasil Perhitungan Perbandingan Kriteria (inputan user)</td>

</tr>

</table> </td> </tr>

<tr>

<td align="center">

<table border="1" align="center" rules="all"> <?

$h=0;

for($n=0;$n<=$baris;$n++) {

echo "<tr>";

for($m=0;$m<=$baris;$m++) {

if(($n==0) && ($m==0))

{ echo "<td bgcolor='#CCCFFF' width='40' height='25' align='center'>";echo "a/b";}

else if($m==0)

{echo "<td bgcolor='#CCFFFF' width='40' height='25' align='center'>";echo $idwis[$n];}

else if($n==0)

{ echo "<td bgcolor='#CCFFFF' width='40' height='25' align='center'>";echo $idwis[$m];}

else {

echo "<td width='40' height='25' align='center'>";

$hasilnya = $soal[$n]/$soal[$m];$hasil[$h]=$hasilnya; $round = round($hasilnya,2);

echo $round; $h++; }

}

echo "</td></tr>"; }

for($k=0;$k<$baris;$k++) {


(3)

$hit = $k + $baris;

$hasilnilai = $hasil[$k] + $hasil[$k+$baris]; for($l=1;$l<$baris;$l++)

{

$hit = $hit + $baris;//echo "<br>";

$hasilnilai = $hasilnilai + $hasil[$hit];//echo "<br>"; }

$total[$k] = $hasilnilai; }

echo "<tr><td bgcolor='#CCFFFF' width='40' height='25' align='center'>Total</td>"; for($j=0;$j<$baris;$j++)

{

$na = round($total[$j],2);

echo "<td width='40' height='25' align='center'>$na</td>"; }

?> </tr>

</table> </td> </tr>

<tr>

<td align="center"> <table width="90%"> <tr>

<td height="67" align="justify"><span class="style5">Setelah masukan data Tabel di atas, dihasilkan nilai pembagian jumlah kolom yang rumusnya adalah masing-masing sel pada Tabel di atas dibagi dengan jumlah kolom masing-masing. Hasilnya ditampilkan seperti Tabel di bawah ini.</span></td>

</tr> <tr>

<td>&nbsp;</td> </tr>

<tr>

<td height="28" align="center" valign="top" class="style4">Table Nilai Pembangian Jumlah Kolom</td>

</tr>

</table> </td> </tr>

<tr>

<td align="center">

<table border="1" align="center" rules="all"> <?

$h = 0;$tmbh = 0;$total_jum_baris=0; for($b=0;$b<=$baris;$b++)

{

echo "<tr>";$tmbh =0;

for($k=0;$k<=$baris;$k++) {

if(($b==0) && ($k==0))

{ echo "<td bgcolor='#CCCFFF' width='40' height='25' align='center'>";echo "a/b";}

else if($k==0)

{echo "<td bgcolor='#CCFFFF' width='40' height='25' align='center'>";echo $idwis[$b];}

else if($b==0)

{ echo "<td bgcolor='#CCFFFF' width='40' height='25' align='center'>";echo $idwis[$k];

if($k==$baris) {

echo "<td bgcolor='#CCFFFF' width='40' height='25' align='center'>"; echo "JUMLAH BARIS";

} } else {

echo "<td width='40' height='25' align='center'>";

$hasilnya = $soal[$b]/$soal[$k];$hasil[$h]=$hasilnya; $round = round($hasilnya,2);


(4)

$round; $bagi = $round/$na;$hb[$h] = $bagi; echo $hasbagi = round($bagi,2);$h++;

$tmbh = $tmbh + $bagi;

$jum_Baris[$b] = $jum_Baris[$b] + $bagi; if($k==$baris)

{

echo "<td bgcolor='#CCCFFF' width='40' height='25' align='center'>" $jum_Baris[$b] = round($jum_Baris[$b],2);

echo "$jum_Baris[$b]"; }

} }

$ht[$b] = $tmbh; echo "</td></tr>"; }

for($p=0;$p<$baris;$p++) {

$hit = $p + $baris;

$hasilnilai = $hb[$p] + $hb[$p+$baris]; for($l=1;$l<$baris;$l++)

{

$hit = $hit + $baris;//echo "<br>";

$hasilnilai = $hasilnilai + $hb[$hit];//echo "<br>"; }

$total[$p] = $hasilnilai; }

echo "<tr><td bgcolor='#CCFFFF' width='40' height='25' align='center'>Total</td>"; for($j=0;$j<$baris;$j++)

{

$na = round($total[$j],2);

echo "<td align='center' bgcolor='#CCCFFF'>$na</td>"; }

?> </tr> </table> </td> </tr> <tr>

<td align="center"> <table width="90%"> <tr>

<td height="49" align="justify"><span class="style5">Sedangkan Untuk

menghitung Prioritas Kriteria digunakan rumus Jumlah Baris pada Tabel di atas dibagi dengan banyak kriteria. Hasilnya ditampilkan pada Tabel di bawah ini.</span></td> </tr>

<tr>

<td>&nbsp;</td> </tr>

<tr>

<td height="28" align="center" valign="top" class="style4">Tabel Nilai Prioritas kriteria</td>

</tr> <tr>

<td height="196" align="center">

<table align="center" border="1" rules="all"> <?

for($p=0;$p<=$baris;$p++) {

echo "<tr>";

for ($n=0;$n<=1;$n++) {

if(($p==0) && ($n==0))

{ echo "<td bgcolor='#CCCFFF' width='150' height='25' align='center'>";echo "Kriteria";}

else if($n==0)

{

echo "<td bgcolor='#CCFFFF' width='150' height='25'>";echo $idwis[$p]; echo "<input name='wisata' type='hidden' value='$idwis[$p]' />";


(5)

}

else if($p==0)

{ echo "<td bgcolor='#CCCFFF' width='120' height='25' align='center'>";echo "Prioritas Kriteria";}

else if($n==1)

{

$np = $ht[$p];

$bp = $np/$baris;

$hp = round($bp,3);

echo "<td width='120' height='25' align='center'>$hp"; }

$pow[$p] = $hp;

echo "<input name='pow' type='hidden' value='$pow[$n]' />"; }

echo "</td></tr>"; }

?> </table> </td> </tr>

</table> </td> </tr>

<tr>

<td align="center">&nbsp;</td> </tr>

<tr>

<td height="28" align="center" valign="top" class="style4">Tabel Nilai Prioritas Global</td>

</tr> </table> <?

$sql = "SELECT * FROM wisata ORDER BY id_wis asc";

$query = mysql_query($sql);

$jml_baris = mysql_num_rows($query);$ke=1; while($b = mysql_fetch_array($query)){ $nama[$ke]=$b['nama'];

$wis[$ke] = $b['id_wis'];$ke++; }

$sql = "select w.id_wis, w.nama, k.id_kriteria, k.nama_kriteria, p.prioritas from wisata w, kriteria k, prioritas_obyek p

where p.id_wis=w.id_wis and p.id_kriteria = k.id_kriteria

group by w.id_wis, w.nama, k.id_kriteria, k.nama_kriteria, p.prioritas "; $query = mysql_query($sql);

$ke=1;

while($b = mysql_fetch_array($query)){ $prior[$ke] = $b['prioritas']; $ke++;

}

$kolom = $jml_baris ; // Tentukan banyaknya kolom $baris = $jml_baris ; // Tentukan banyaknya baris

$sql1 = "SELECT * FROM prioritas_obyek ORDER BY id_wis desc";

$query1 = mysql_query($sql1);

$jml_baris2 = mysql_num_rows($query1);$ne=1; while($je = mysql_fetch_array($query1)){

$prioritas[$ke]=$b['prioritas'];$ne++; }

?>

<table align="center" border="1" rules="all"> <?

for($p=0;$p<=$jml_baris;$p++) {

echo "<tr>";

$prioritas_global=0;

for ($n=0;$n<=$jml_kriteria+2;$n++) {


(6)

{ echo "<td bgcolor='#CCCFFF' width='30' height='25' align='center'>";echo "No";}

else if($n==0)

{

echo "<td bgcolor='#CCFFFF' width='20' height='25' align='center'>";echo $p;

}

else if(($p==0) && ($n==1))

{ echo "<td bgcolor='#CCCFFF' width='350' height='25' align='center'>";echo "Obyek Wisata";}

else if($n==1)

{

echo "<td bgcolor='#CCFFFF' width='350' height='25'>";echo $nama[$p]." (".$wis[$p].")";

}

else if(($p==0) && ($n<=$jml_kriteria+1))

{ echo "<td bgcolor='#CCCFFF' width='120' height='25' align='center'>";echo $idwis[$n-1]." (".$pow[$n-1]. ")";}

else if(($p==0) && ($n==$jml_kriteria+2))

{ echo "<td bgcolor='#CCCFFF' width='120' height='25' align='center'>";echo "Prioritas Global";}

else if ($n<=$jml_kriteria+1) {

echo "<td width='120' height='25' align='center'>";echo $prior[($p-1)*$jml_kriteria+$n-1];

$prioritas_global = $prioritas_global + $pow[$n-1]*$prior[($p-1)*$jml_kriteria+$n-1];

}

else {

echo "<td width='120' height='25' align='center'>$prioritas_global ";

if ($prioritas_global>=$maks_global)

{$maks_index=$p; $maks_global=$prioritas_global; } }

} echo "</td></tr>"; }

?> </table> <table><tr>

<td height="28" align="left" valign="top" class="style4">.: Dengan hasil perhitungan pembobotan diatas maka dapat disimpulkan <a class="style7"

href="detail_wisata.php?id_wis=<?=$wis[$maks_index]?>"><?=$nama[$maks_index];?></a> memiliki nilai prioritas global yang tertinggi<span class="style7">

<?=$maks_global;?>

</span> sehingga dianggap sebagai pilihan utama.</td> </tr></table>

<p>&nbsp;</p> <table>

<tr>

<td width="883" height="28" align="center" valign="top" class="style4"><a href="ahp_utama.php" class="style5">&gt;&gt; kembali &lt;&lt;</a></td>

</tr> </table></p> </div> </div> </body> </html>