Kajian Hukum Tentang Tanggung Jawab Kerja Sama Operasi Terminal Peti Kemas Koja Terhadap Pengguna Jasa Bongkar Muat Terkait Keterlambatan Pelaksanaan Bongkar Muat/ Dwelling Time Di Terminal Peti Kemas.

ABSTRAK
TIARA RIZKIA MARGANA
110110120017

Keterlambatan proses bongkar muat/dwelling time salah satunya
disebabkan oleh terhambatnya proses perizinan pengeluaran petikemas
dari beberapa instansi terkait yang menyebabkan kerugian bagi pengguna
jasa bongkar muat karena biaya logistik menjadi melonjak disebabkan peti
kemas perlu “menginap” lebih lama di kawasan KSO TPK Koja. Tujuan
penelitian yang diajukan dalam skripsi ini untuk mengetahui pihak
manakah yang dapat dimintai pertanggungjawaban dalam pengurusan
perizinan pengeluaran petikemas yang menyebabkan keterlambatan dan
bagaimanakah bentuk pertanggungjawaban dalam memberikan ganti
kerugian yang diberikan oleh operator terminal pelabuhan bersama-sama
dengan pihak pengurusan perizinan petikemas.
Jenis penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif yang dilakukan
dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka dengan
menjalankan dua tahap penelitian, yaitu penelitian kepustakaan dan
didampingi dengan penelitian lapangan. Data primer didapatkan melalui
pengumpulan bahan dari beberapa narasumber, yaitu pihak KSO TPK
Koja, pihak Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) dan pihak pengguna

jasa bongkar muat. Data-data ini kemudian diolah dan dianalisis secara
normatif kualitatif, yaitu metode yang menganalisis data-data yang
diperoleh secara kualitatif untuk menemukan kejelasan atas pokok
permasalahan.
Pada kesimpulannya, pihak DJBC merupakan pihak yang
bertanggungjawab dalam pengurusan perizinan peti kemas yang
menyebabkan dwelling time karena berdasarkan Pasal 5 ayat (1) UU
Kepabeanan, seluruh kewajiban pabean yang merupakan perizinan
petikemas dilakukan di kantor DJBC. Hal tersebut memberi konsekuensi
kepada DJBC untuk bertanggungjawab dalam penerbitan perizinan
petikemas termasuk apabila terjadi hambatan yang menyebabkan
keterlambatan dalam pelaksanannya. Dalam memberi ganti kerugian
akibat keterlambatan bongkar muat, menurut Pasal 41 ayat (1) UU No 17
Tahun 2008 tentang Pelayaran, KSO TPK Koja selaku operator terminal
memberikan ganti kerugian berdasarkan perjanjian pengangkutan yang
disepakati. Namun, hingga kini belum ada bentuk upaya pergantian ganti
rugi yang diberikan oleh pihak DJBC perihal keterlambatan penerbitan
perizinan pengeluaran petikemas yang menyebabkan dwelling time.

iv


ABSTRACT
TIARA RIZKIA MARGANA
110110120017

Delays in the process of unloading / dwelling time one of them
caused by delays in the licensing process container expenditure of some
agencies who are causing harm to the loading service for logistics costs
be increased due to the container needs to "stay" longer in the KSO TPK
Koja. The purpose of the proposed research in this paper to find out which
of the parties can be held accountable in a container licensing expenses
caused the delay and how is a form of accountability in providing the
compensation provided by the operator of port terminals together with the
licensing of container.
This research is a normative juridical research conducted by
examining the library materials or secondary data merely by running two
stages of research, the research literature and accompanied with field
research. The primary data obtained through the collection of material
from several sources, namely the KSO TPK Koja, the Directorate General
of Customs (DJBC) and the stevedore service users. These data are then

processed and analyzed qualitatively normative, a method that analyzes
the data obtained qualitatively to find clarity on the subject matter.
n conclusion, the DJBC is the party which is responsible for the
licensing of container which causes the dwelling time because it is based
on Article 5 (1) of the Customs, the entire customs liabilities that are
carried in containers licensing DJBC office. This gives consequence to
DJBC responsible for the issuing of licenses for container including in the
event of obstacles that cause delays in its implementation. In giving
damages due to delays in loading and unloading, according to Article 41
paragraph (1) of Law No. 17 Year 2008 on the voyage, KSO TPK Koja as
the operator terminal provides compensation based on the transport
agreement agreed. However, until now there has been no form of efforts
to turn the remedies provided by the parties concerning the delay in
issuing of licenses DJBC container spending that caused dwelling time.

v