MAKALAH P K N HAM (1)

MAKALAH PKN
(HAM)

DISUSUN OLEH :
AJIDIA RAHMAN ASSIDIQI
KELAS X.3
TAHUN AJARAN
2015/2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih
lagi maha penyayang, kami panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,hidayah
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah pkn tentang perbuatan yang
melanggar HAM.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan

makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat
memeberikan manfaat dan pemahaman terhadap HAM.

Tembilahan, November 2015

Penyusun

PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia sejak
manusia masih dalam kandungan sampai akhir kematiannya. Di di dalamnya tidak
jarang menimbulkan gesekan-gesekan antar individu dalam upaya pemenuhan HAM

pada dirinya sendiri. Hal inilah yang kemudian bisa memunculkan pelanggaran HAM
seorang individu terhadap individu lain,kelompok terhadap individu, ataupun sebaliknya.
Setelah reformasi tahun 1998, Indonesia mengalami kemajuan dalam bidang
penegakan HAM bagi seluruh warganya. Instrumen-instrumen HAM pun didirikan
sebagai upaya menunjang komitmen penegakan HAM yang lebih optimal. Namun
seiring dengan kemajuan ini, pelanggaran HAM kemudian juga sering terjadi di sekitar
kita. Untuk itulah kami menyusun makalah yang berjudul “Pelanggaran Hak Asasi
Manusia Di Indonesia”,untuk memberikan informasi tentang apa itu pelanggaran HAM.

C.

RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan judul makalah ini “Pelanggaran Hak Asasi Manusia” , maka
masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Apa pengertian pelanggaran HAM ?
2. Apa saja macam-macam pelanggaran HAM?
3. Apa contoh pelanggaran HAM di Indonesia?
4. Bagaimana upaya penyelesaian kasus pelanggaran HAM?

B.


TUJUAN PERMASALAHAN
Tujuan dari mengangkat materi ini tentang kasus hak asasi manusia di Indonesia
yaitu:
Untuk mengetahui pengertian pelanggaran HAM.
Untuk mengetahui macam-macam pelanggaran HAM.
Untuk mengetahui contoh pelanggaran HAM di Indonesia.
Upaya penyelesaian kasus pelanggaran HAM.

1.
2.
3.
4.

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA
Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan
pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok
orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian
yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak

asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan
tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang
adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran HAM
adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat negara baik
disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi,
dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin
oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirksn tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum
yang berlaku.
Dengan demikian pelanggaran HAM merupakan tindakan pelanggaran
kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau institusi
lainnya terhadap hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan
rasional yang menjadi pijakanya.
B. MACAM PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA
Pelanggaran HAM dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :
 Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :
1. Pembunuhan masal (genosida)
Genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,


etnis,
dan
agama
dengan
cara
(UUD No.26/2000 Tentang Pengadilan HAM).

melakukan

tindakan

kekerasan

2. Kejahatan Kemanusiaan
Kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan berupa serangan
yang ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil seperti pengusiran penduduk
secara paksa, pembunuhan,penyiksaan, perbudakkan dll.
 Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :
1. Pemukulan

2. Penganiayaan
3. Pencemaran nama baik
4. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
5. Menghilangkan nyawa orang lain

C. CONTOH PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

Tragedi Trisakti sulut api reformasi 1998
LIMA belas tahun yang lalu, enam mahasiswa Universitas Trisakti tewas tertembus
peluru polisi. Mereka menjadi martir saat melakukan aksi demonstrasi menolak
pemilihan kembali Soeharto sebagai Presiden, pada 12 Mei 1998 silam. Kematian
pejuang pro demokrasi itu, dengan cepat menyebar dan membakar amarah rakyat.
Peristiwa itu terjadi saat ribuan mahasiswa menggelar longmarch dari kampus
Trisakti di Grogol, menuju Gedung DPR/MPR di Slipi Jakarta. Namun, baru sampai
depan kampus, mereka sudah dihadang ratusan polisi bersenjata lengkap dengan
posisi siap menembak. Meski dihadapkan dengan moncong sejata, pemuda-pemudi
pemberani ini tak gentar.
Mereka tetap melangsungkan aksi demonstrasi dengan menggelar mimbar
bebas di jalan selama berjam-jam. Polisi yang kesal kemudian menyuruh mahasiswa
masuk, sambil mengancam akan menembak jika mereka tak mendengar.

Mahasiswa pun setuju untuk kembali ke dalam kampus dengan damai. Namun,
saat akan masuk ke dalam kampus, mereka mendapat provokasi hingga berujung pada
bentrokan fisik. Suasana berubah menjadi chaos, dan terdengar suara rentetan
tembakan ke arah massa pro demokrasi itu.
Enam orang dinyatakan tewas dalam peristiwa penembakan itu. Sementara 16
orang mahasiswa lainnya, termasuk pelajar, dan masyarakat yang ikut dalam aksi

mengalami luka parah. Mereka dipukuli, diinjak, dan menjadi korban penembakan brutal
polisi.
Para mahasiswa yang tewas tertembak dalam tragedi Trisakti adalah Elang
Mulia Lesmana (Fakultas Arsitektur 1996), Alan Mulyadi (Fakultas Ekonomi 96), Heri
Heriyanto (Fakultas Teknik Industri Jurusan Mesin 95), Hendriawan (Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen 96), Vero (Fakultas Ekonomi 96), dan Hafidi Alifidin (Fakultas
Teknik Sipil 95).
Selain mahasiswa, Samsul Bahri, siswa STM juga tewas. Dia terkena peluru
tajam pada bagian perutnya hingga terburai, dan langsung dilarikan ke rumah sakit
untuk operasi. Sayang, nyawa pelajar pemberani ini tak tertolong.
Pada saat yang sama, di kampus Atmajaya, massa mahasiswa yang tergabung
dalam Forum Kota (Forkot) tengah melakukan aksi mimbar bebas di dalam kampus.
Saat mendengar rekannya tewas tertembus timah panas, mereka berencana

bergabung dengan mahasiswa Trisakti. Namun, baru sampai depan kampus, mereka
dihadang polisi.
Pasca peristiwa itu, amuk massa terjadi dimana-mana, hingga 15 Mei 1998.
Ribuan gedung, toko, dan rumah dihancurkan. Bahkan ada yang dibakar oleh massa.
Sasaran kemarahan massa saat itu dialihkan kepada etnis China. Tidak hanya
menjarah, massa juga membunuh, dan memperkosa para wanita keturunan etnis
minoritas itu.
Situasi benar-benar tidak terkendali. Mahasiswa ada yang coba menenangkan,
namun gagal. Sedang aparat kepolisian, dan tentara yang berjaga-jaga di lokasi saat
itu, hanya menonton dari kejauhan. Alhasil, ribuan orang menjadi korban. Ada yang
tewas dalam bentrok, hilang diculik, hingga terpanggang api saat melakukan
penjarahan.
Berdasarkan data Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), pelaku kerusuhan pada
13-15 Mei 1998 dibagi menjadi dua golongan. Terdiri dari massa pasif (massa
pendatang) yang karena diprovokasi berubah menjadi massa aktif, dan kedua
kelompok provokator.
Para provokator ini, umumnya bukan dari wilayah setempat. Secara fisik, mereka
tampak terlatih, dan sebagian memakai seragam sekolah seadanya (tidak lengkap).
Bahkan mereka tidak ikut menjarah, dan segera meninggalkan lokasi setelah gedung
atau barang terbakar. Belum diketahui siapa provokator ini.

Mereka juga membawa dan menyiapkan sejumlah barang untuk keperluan
merusak dan membakar, seperti jenis logam pendongkel, bahan bakar cair, kendaraan,
bom molotov, dan sebagainya.

Kelompok inilah yang menggerakkan massa dengan memancing keributan,
memberikan tanda-tanda tertentu pada sasaran, melakukan perusakan awal,
pembakaran, dan mendorong aksi penjarahan. Kelompok ini datang dari luar, dan
bukan penduduk setempat. Jumlah mereka hanya belasan, tetapi sangat terlatih.
Kelompok ini mempunyai kemampuan ahli dan terbiasa menggunakan alat untuk
kekerasan. Mereka juga memiliki mobilitas yang tinggi dan kerja yang sistematis. Dalam
aksinya, mereka kerap menggunakan sarana transportasi, seperti motor, mobil/Jeep,
dan alat komunikasi (HT/HP).
Pada umumnya, kelompok ini sulit dikenali walaupun di beberapa kasus
dilakukan oleh kelompok dari organisasi pemuda (contoh di Medan, ditemukan
keterlibatan langsung Pemuda Pancasila). TGPF juga menemukan fakta adanya
keterlibatan anggota aparat keamanan dalam kerusuhan di Jakarta, Medan, dan Solo.
Dalam kesimpulannya, TGPF menyatakan, kerusuhan Mei bersifat saling terkait
antar-lokasi, dengan model yang mirip provokator. Skala kerusuhan ini sangat besar
dan terdapat keseragaman waktu. Lebih jauh, kerusuhan terjadi secara berurutan, dan
sistematis.

Tim juga menemukan, dugaan adanya faktor kesengajaan yang mengandung
unsur penumpangan situasi. Dimana para provokator diduga sengaja menciptakan
kerusuhan, sebagai bagian dari pertarungan politik di tingkat elite.
Kesimpulan itu merupakan penegasan bahwa terdapat keterlibatan banyak
pihak, mulai dari preman lokal, organisasi politik dan massa, hingga adanya keterlibatan
sejumlah anggota dan unsur di dalam ABRI yang ada di luar kendali dalam kerusuhan
itu.

.

PENUTUP

A. KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu
kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam
kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana
setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau
suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan
HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan

HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
B. SARAN
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM
kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain
jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar
dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita

DAFTAR PUSTAKA
http://nasional.sindonews.com/read/2013/05/14/15/748499/tragedi-trisakti-sulut-api-reformasi1998
http://lylanet.blogspot.com/2013/09/kasus-pelanggaran-ham.html

http://sikkabola.wordpress.com/2012/08/28/kasus-pelanggaran-ham-tragedi-trisakti/
http://www.anneahira.com/kasus-trisakti.htm