Nama Anastasia Payungallo NIM A011171512 (1)

Nama

: Anastasia Payungallo

NIM

: A011171512

Prodi

: Ilmu Ekonomi

Judul

: Respon Nelayan Tradisional Radisional Terhadap Perubahan
Musim Di Kelurahan Lappa Kabupaten Sinjai

A. Pengantar
Saya memilih artikel ini dengan tujuan kita dapat mengetahui bagaimana aktivitas
nelayan tradisional yang ada di Kelurahan Lappa Kabupaten Sinjai. Saya tertarik dengan
kehidupan nelayan yang ada di kelurahan Lappa kab. Sinjai dimana itu adalah kabupaten

yang terkenal dengan ikan-ikannya yang segar , saya bangga dengan kekayaan yang
dimiliki daerah itu , maka dari itu saya mereview artikel ini sebagai bentuk partisipasi
saya dalam memperkenalkan lebih dalam tentang kehidupan nelayan yang ada
dikelurahan Lappa. Dengan ini saya dapat mengeksplor kepada para pembaca maupun
teman-teman lain bahwa ternyata di kelurahan Lappa banyak hasil laut yang melimpah.
Dan saya juga sangat prihatin dengan nelayan dan warga yang ada di kabupaten Sinjai,
karena para pelaut hanya dapat melaut jika musim bagus dan yang memprihatinkan pada
warga karena dengan tidak turunnya nelayan mencari ikan akan berpengaruh pada
permintaan akan laut dan jika ada ikan yang dijual harganya tidak sesuai dengan harga
normal. Merekapun masuk menggunakan sistem pengetahuan local dalam mengatasi
berbagai masalah yang berhubungan dengan nelayan.
Kelurahan Lappa terletak dalam wilayah administratif Kecamatan Sinjai Utara,
kabupaten Sinjai yang berjarak sekitar 228 km dari kota Makassar ibu kota provinsi
Sulawesi Selatan. Dalam bahasa bugis Lappa berarti datar atau rata, sesuai letak
geografisnya yang berada pada 0-0,8 meter dari permukaan laut. Secara administrative
Kelurahan Lappa mempunyai batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Sungai
Tangka, sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone, sebelah selatan berbatasan dengan
Sungai Sinjai, dan sebelah barat dengan Kelurahan Balangnipa. Luas wilayah Lappa 3,95
km2 atau 37,37 ha terdiri dari 7 lingkungan dan terbagi daalam 15 RW dan 45 RT.
Wilayah perkampungan nelayan meliputi 4 lingkungan yaitu Lengkonge, Kokoe, Lappae


dan larea-rea, untuk area pertanian berada dilingkungan Baru dan pertambakan berada di
lingkungan Talibunging dan Tappae.
Mata pencaharian utama penduduk Kelurahan Lappa dibidang perikanan sebesar
41,03% adalah nelayan meliputi nelayan bagan yang mengoperasikan purse seine, pole
end line yang melakukan penangkapan di wilayah perairan terbuka di sekitar Pulau
Kabaena, Pulau Muna dan Pulau Buton di Sulawesi Tenggara dan ada pula bagan perahu,
pancing (patongkolo, paccumi), dan lain-lain. Adapun mata pencaharian yang masih ada
hubungannya dengan perikanan misalnya buruh angkut, nelayan, pengusaha, dan
pedagang.
Bagaimana aktivitas nelayan tradisional yang ada di Kelurahan Lappa Kabupaten
Sinjai ? Bagimana aktivitas nelayan tradisional terhadap perubahan musim yang ada di
Kelurahan Lappa Kabupaten Sinjai ?

B. Metode Penulisan
Metode penulisan menggunakan metode penulisan yang bersifat studi pustaka, dimana
informasi didapatkan dari berbagai literatur dan disusun berdasarkan hasil studi dari informasi
yang diperoleh. Penelitian dilakukan di Kelurahan Lappa,Kecamatan Sinjai Utara,Kabupaten
Sinjai. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada beberapa perimbangan bahwa mata pencaharian
penduduk Kelurahan Lappa 80% nelayan yang aktivitasnya sangat berpengaruh terhadap

perubahan musim yang berimpilikasi pada kehidupan social ekonomi nelayan. Sasaran metode
penulisan yang bersifat hasil studi pustaka ini adalah nelayan yang memiliki pengetahuan local
dalam merespon cuaca dan perubahan musim,keluarga nelayan yang melakukan kegiatan
alternative produktif dan strategi antisipasi yang dilakukan dalam mengatasi kesulitan ekonomi
perikanan.

Dalam memperoleh data digunakan analisis deskriptif-kualitatif,yaitu analisis data
dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilakukan menurut informasi yang
diperoleh. Dimana pada proses ini diperlukan beberapa tahap. Langkah pertama merupakan

langkah untuk memilah-milah antara data yang menunjang dan tidak menunjang dengan fokus
penelitian. Kedua, memeriksa seluruh data agar dapat diketahui data/informasi yang telah
diperoleh selama di lapangan. Ketiga, mengingat kembali tanggapan informan ketika wawncara
sedang berlangsung, sebab dapat mempengaruhi data yang diberikan. Begitu juga dengan
pengaruh kehadiran orang lain yang berdampak pada kelancaran wawancara informan. Terakhir
dalam proses ini adalah mencocokkan antara data dari informan yang satu dengan data dari
informan yang lain. Penulisan diupayakan saling terkait antar satu sama lain dan sesuai dengan
topik

yang


dibahas.

C. Pembahasan
Kelurahan Lappa mempunyai batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan
Sungai Tangka, sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone, sebelah selatan berbatasan
dengan Sungai Sinjai, dan sebelah barat dengan Kelurahan Balangnipa. Luas wilayah
Kelurahan Lappa 3,95 km² atau 37,37 hal terdiri dari 7 lingkungan terbagi dalam 15 RW
dan 45 RT. Wilayah perkampungan nelayan meliputi 4 (empat) lingkungan yaitu
Lengkonge,Kokoe,Lappae dan Larea-rea,untuk areal pertanian berada di lingkungan baru
dan pertambahan berada dilingkungan Talibunging dan Tappae.
Mata pencaharian utama penduduk Kelurahan Lappa dibidang perikanan sebesar 41,03%
adalah nelayan meliputi nelayan bagan yang mengoperasikan purse seine, pole end line yang
melakukan penangkapan di wilayah perairan terbuka di sekitar Pulau Kabaena, Pulau Muna dan
Pulau Buton di Sulawesi Tenggara dan ada pula bagan perahu,pancing (patongkolo,paccumi),dan
lain-lain. Adapun mata pencaharian yang masih ada hubungannya dengan perikanan misalnya
buruh angkut,nelayan,pengusaha,dan pedagang. Buruh angkut banyak yang beroperasi di Pusat
Pendaratan Ikan (PPI) Lappa, dan mendapat upah dari hasil mengangkut tangkapan nelayan dari
perahu ke pelataran PPI atau ke mobil pengangkut ikan yang akan menjual ke berbagai daerah di
Sulawesi Selatan. Mata pencaharian sebagai pengusaha, pada umumnya bergerak di bidang

perikanan dan hasil laut. Para pengusaha tersebut dikenal sebagai paccata, yaitu orang yang
membeli hasil tangkapan nelayan dalam jumlah besar kemudian menjualnya keberbagai
pedagang ikan. Paccata adalah pemilik modal, perahu dan peralatan tangkap serta pemimpin
dalam beberapa kelompok nelayan. Paccata membiayai seluruh biaya operasional penangkapan
ikan dan memperkerjakan nahkoda dan ABK (anak buah kapal) yang beroperasi diberbagai pulau

yang ada di sekitar Pulau Sembilan. Mata pencaharian sebagai pedagang pada umumnya adalah
pedagang ikan yang ada di PPI Lappa yang berjualan pada malam hari,dan beberapa warung
makan yang menyediakan menu berbagai jenis ikan, serta took-toko yang menjual berbagai
macam kebutuhan nelayan. Penduduk yang bermata pencaharian sebagai pengrajin juga masih
ada kaitannya dengan kenelayanan yaitu pembuatan perahu. Selebihnya, bekerja di sektor jasa
dan PNS,TNI,dan Polri. Sarana ekonomi yang tersedia di Kelurahan Lappa, terdapat lembaga
perbankan kantor cabang pembantu Bank Rakyar Indonesia (BRI), perusahaan penangkap ikan
yang

khusus

menangkap

ikan


tongkol

atau

cakalang,

koperasi

simpan

pinjam KUD Mina dan beberapa toko yang menjual.1
Kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari pra produksi,produksi,pengolahan
sampai dengan pemasaran. Dengan demikian, perikanan dapat dianggap usaha agribisnis.
Sedangkan menurut UU No. 45 Tahun 2009, perikanan adalah semua kegiatan yang
berhubungan

dengan

pengolahan


dan

pemanfaatan

sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi,produksi,pengolahan sampai
dengan pemasaran, yang dilakukan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Umumnya perikanan
dimaksudkan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Umumnya perikanan dimaksudkan untuk
kepentingan penyediaan pangan bagi manusia. Selain itu, tujuan lain dari perikanan meliputi

1 Raodah ( 2015 ) ; www.jurnalwalasuji.net/index.php/walasuji/article/view/104

olahraga,rekreasi(pemancingan ikan),dan untuk tujuan membuat perhiasan dan mengambil
minyak ikan.2
Iklim adalah suatu keadaan dalam jangka panjang yang menggambarkan kondisi cuaca
suatu wilayah. Cuaca adalah suatu fenomena atau perubahan yang terjadi di wilayah tertentu
yang menunjukkan adanya perubahan aktifitas alam seperti hujan,panas matahari,atau mendung.
Kurun waktu dalam memperkirakan perubahan cuaca ini lebih pendek daripada penentuan iklim.
Efek dari cuaca akan menyebabkan banyak hal. Salah satunya ialah mempengaruhi hasil tangkap
ikan. Dengan mempelajari pengaruh cuaca, maka para nelayan dapat memilih waktu yang tepat

untuk menangkap ikan, sehingga hasil yang didapat akan optimal. Selain itu, keselamatan
nelayan

juga

dapat

terjamin.3

Keadaan cuaca sangat berpengaruh terhadap proses operasi penangkap ikan. Seringkali
saat cuaca buruk nelayan tidak melaut untuk menangkap ikan, hal ini tentunya menyebabkan
nelayan tidak mendapatkan penghasilan.
Dengan cuaca yang berubah-ubah tentunya menyulitkan nelayan yang akan melakukan
operasi penangkap ikan. Ketika cuaca buruk, gelombang tinggi dan angin kencang akan
menghambat melaut apalagi dengan kapal perikanan yang memiliki nelayan Indonesia yang
2 IDHAM HAYYUN(2017); http://repositori.uin-alauddin.ac.id/4335/1/Idham
%20hayyun.pdf
3 Amirah Mustarin(2012);
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/61f108ed10e029141482e6ae867cf18e.pdf


relative berukuran kecil. Jadi cuaca buruk sangat berpengaruh dan mempersulit proses
penangkap ikan.
Kondisi cuaca buruk dan tingginya gelombang laut disertai angina kencang, di ratusan
kapal nelayan tradisional dan modern takut melaut. Mereka berhenti sementara waktu melakukan
penangkapan ikan guna menghindari terjadinya kecelakaan di laut akibat dari cuaca ekstrim.
Sebagian besar kapal nelayan disini tidak berangkat melaut, karena hingga saat ini ombak masih
tinggi dan sangat membahayakan keselamatan nelayan. Begitupun ada juga beberapa kapal
nelayan yang tetap memberanikan diri untuk tetap melaut. Kondisi armada kapal perikanan
nelayan Indonesia pun masih kurang memadai untuk melakukan proses penangkapan disaat
cuaca tidak baik, maka sering kali melakukan operasi penangkapan hanya dilakukan diperairan
sekitar

pantai

saja.4

Untuk memastikan hasil tangkapan tetap optimal nelayan tidak biasa melakukannya, hasil
tangkap hanya sedikit ketika cuaca buruk. Nelayan hanya bias melakukan operasi penangkapan
diperairan pantai menggunakan alat tangkap yang tidak perlu melaut dalam pengoperasiannya.
D. Kesimpulan

Setelah saya membaca dan mereview artikel ‘’ Respon Nelayan Terhadap
Perubahan Musim di Kelurahan Lappa Kabupaten Sinjai’’ masyarakat nelayan yang ada
di kelurahan Lappa sangat bergantung pada musim karena jika mereka melawan musim
maka menurut mereka akan mendapat masalah besar yang akan menimpah mereka. Dan
hingga saat ini mereka masih menggunakan system pengetahuan local untuk mengatasi
badai dan cuaca buruk ketika melaut. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama
musim tersebut para nelayan melibatkan semua anggota keluarga dari istri sampai anakanak mereka untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, seharusnya masyarakat nelayan
yang ada di Kelurahan Lappa tidak menyuruh anaknya untuk bekerja juga , tetapi anakanaknyalah yang harus disekolahkan agar menjadi orang yang berpendidikan tinggi agar
dapat merubah mobilitas social dan status social keluarganya yang dahulu bapaknya
seorang nelayan bisa jadi dengan menempuh pendidikan anak seorang nelayan menjadi
pengusaha ikan terbesar di Kelurahan Lappa dan dapat mengolah hasil tangkapan nelayan
4 Abdul R (2012) ; http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/sosek/article/viewFile/5776/5006

yang ada di Kelurahan Lappa. Dengan cara inilah yang dapat mereka gunakan agar hasil
tangkapan mereka tidak hanya diespor tetapi mereka harus mengubah pola piker mereka
bahwa masih banyak masyarakat yang ada di Kabupaten Sinjai yang membutuhkan hasil
tangkap mereka. Saya bangga dengan hasil laut yang dimiliki Kelurahan Lappa tetapi
alangkah bangganya saya jika anak-anak para nelayan tidak dilibatkan dalam memenuhi
kebutuhan hidup.


E. DAFTAR PUSTAKA

Raodah (2015);
www.jurnalwalasuji.net/index.php/walasuji/article/view/104
Diakses pada hari Selasa,21 November 2017 pukul 15.00 Wita

IDHAM HAYYUN (2017);
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/4335/1/Idham%20hayyun.pdf
Diakses pada hari Sabtu 19 November 2017 pukul 22.00 Wita
AmirahMustarin (2012);
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/61f108ed10e029141482e6ae867cf18e.pdf
Diakses pada hari Sabtu 19 November 2017 pukul 23.00 Wita
Abdul R (2012);
http://ejournalbalitbang.kkp.go.id/index.php/sosek/article/viewFile/5776/5006
Diakses pada hari Jumat 18 November 2017 pukul 18.30 Wita