Pengembangan Model Evaluasi Kualitas Layanan Sistem E-Government

Pengembangan Model Evaluasi Kualitas Layanan

Sistem E-Government

Rajestri Govindaraju , Iwan Inrawan Wiratmadja, dan Avif Haryana *

Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung

Abstrak. Di banyak negara, sistem e-goverment telah dibangun untuk mendukung pemerintah dalam memberikan layanannya kepada masyarakat dan industri. Meskipun sistem yang dikembangkan dengan biaya yang besar tersebut telah berhasil dijalankan, tingkat penerimaan pengguna terhadap sistem dan tingkat kualitas layanan sistem yang dihasilkan sering kali belum maksimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model evaluasi sistem layanan e-government. Model evaluasi e-government dikembangkan dengan menggabungkan aspek layanan pemerintah (layanan publik) serta aspek kualitas pelayanan sistem berbasis elektronik. Model tersebut di uji dengan pendekatan empiris. Kuesioner disebarkan secara online berbasis web dan 88 respon yang dinyatakan valid digunakan sebagai dasar analisis model Analisis validitas dan reliabilitas model pengukuran dilakukan dengan metode partial least square (PLS). Analisis hasil evaluasi dilakukan dengan memanfaatkan metode importance-performance analysis (IPA). Model yang dikembangkan digunakan untuk mengevaluasi sistem layanan e-government Inatrade yang dikembangkan Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Hasil uji coba model dan analisis hasil evaluasi user dengan metode IPA menunjukkan bahwa information completeness, fulfillment, responsiveness dan contact merupakan dimensi yang perlu mendapatkan prioritas perbaikan pada sistem Inatrade.

Kata kunci: Evaluasi layanan e-government, dimensi kualitas, layanan publik berbasis elektronik, service performance, importance-performance analysis, partial least square.

Abstract. In many countries, e-government system has been built to support the government in providing services to the community and industry. Although the system had been developed and has been successfully executed, the level of user acceptance and the quality level of service is often not satisfactory. The aim of this study is to develop a model for of e-government system evaluation.

E-government evaluation model was developed by combining aspects of government services (public services) as well as aspects of service quality of electronic-based systems. The model was tested using empirical data. Questionnaires filled online using a web- based application, 108 samples were collected and 88 samples were declared valid to be used for measurement model analysis and e- government system evaluation. Analysis of reliability and validity of the measurement model was conducted using partial least square (PLS) technique. Analysis of the e-government system evaluation results was carried out by utilizing importance- performance analysis (IPA) method. The model developed is used to evaluate an e-government system developed by the Ministry of Trade of the Republic of Indonesia, called Inatrade. The results of Inatrade system evaluation using IPA method show that information completeness, fulfillment, responsiveness and contact are the dimensions that need to be given priority in the improvement process of Inatrade system.

Keywords: e-government system evaluation, quality dimensions, electronic-based public services, service performance, importance-performance analysis, partial least square.

*Corresponding author. Email: rajesri_g@yahoo.com Received: 15 Mei 2016, Revision: 25 Agustus 2016, Accepted: 01 September 2016 Print ISSN: 1412-1700; Online ISSN: 2089-7928. DOI: http://dx.doi.org/10.12695/jmt.2016.15.2.6 Copyright@2016. Published by Unit Research and Knowledge, School of Business and Management - Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB)

Pendahuluan

demikian pemahaman dan penerapan terhadap

Selain itu skala SERVPERF lebih efisien

Karena penelitian ini bertujuan untuk

mengevaluasi kinerja sistem layanan berbasis Di berbagai negara, sistem e-goverment telah

konsep tersebut dalam bidang e-government

dengan menurunkan jumlah item yang diukur

elektronik yang disediakan oleh pemerintah ( e- dibangun dan menghabiskan dana investasi

masih belum terlalu banyak, terutama di

sebesar 50% serta terbukti secara empiris

government), maka pada penelitian ini dilakukan yang sangat besar dalam rangka

Indonesia. Penelitian terdahulu lebih terfokus

mampu menjelaskan varian lebih besar

kajian pengembangan model yang menghubungkan jaringan pemerintahan dan

pada organisasi bisnis yang menghasilkan

dibanding SERVQUAL pada semua kualitas

memanfaatkan kedua model tersebut di atas. membangun infrastruktur layanan untuk

profit dan kurang memperhatikan penggunaan

layanan yang diukur dengan penggunaan skala

sistem informasi yang disediakan pemerintah

tunggal (Jain dan Gupta, 2004).

perbaikan efisiensi dan produktivitas (Hung et

Penggabungan kedua model juga disertai al., 2006). Sistem e-government merupakan

dan organisasi publik. Sejalan dengan hal ini

dengan penyelarasan pada konstruk-konstruk bagian dari sistem administrasi publik modern

dibutuhkan sebuah model yang komprehensif

Berdasarkan studi literatur dan penelitian

model serta operasionalisasi model. Hal ini (Halaris et al., 2007). Namun demikian,

yang bisa digunakan sebagai alat evaluasi

terdahulu, terdapat dua model dasar yang

dilakukan agar model yang dihasilkan dapat meskipun sistem yang dikembangkan dengan

kualitas sistem informasi e-government dengan

dikembangkan untuk penelitian ini. Kedua

menjawab tujuan penelitian secara spesifik. biaya yang besar tersebut telah berhasil

menggabungkan aspek layanan pemerintah

model yang dimaksud adalah model penelitian

Peng gabungan kedua model beserta dijalankan, tingkat penerimaan pengguna

(publik) serta aspek kualitas pelayanan

Wangpipatwong et al. (2009) tentang pengaruh

penyelarasan ke dalam konteks e-government terhadap sistem dan tingkat kualitas layanan

elektronik dalam model.

kualitas website terhadap kontinuitas

dalam pengembangan model dan proses sistem yang belum maksimal menjadi suatu hal

penggunaan website e-government dan model

operasional model ada adalah kontribusi yang yang memerlukan perhatian pembuat

Penelitian ini merupakan pengembangan dari

penelitian Parasuraman et al. (2005) tentang

dihasilkan penelitian ini dari sudut pandang kebijakan.

penelitian Wangpipatwong et al.(2009) yang

skala multi item untuk pengukuran kualitas

meneliti tentang pengaruh tingkat kualitas web

pelayanan elektronik (E-S-Qual).

teoritis. Model konseptual penelitian ini

ditunjukkan pada Gambar 1. Berdasarkan observasi awal penelitian

site e-government terhadap peningkatan

kontinuitas penggunaan pada website e-

diketahui bahwa sampai dengan bulan Juli 2012

government di Thailand. Model yang disusun

sudah terdapat 2.392 perusahaan yang telah

oleh Wangpipatwong et al.(2009) tersebut juga

memiliki hak akses Inatrade. Namun dari

merupakan pengembangan dari model IS

sekian banyak perusahaan yang memiliki hak

Success DeLone dan McLean (2003) yang

akses, hanya 20% saja yang memanfaatkan

telah direvisi dari model yang diajukan

perizinan dengan sistem pengajuan secara

sebelumnya pada tahun 1992. Zeithaml et al..

online melalui website Inatrade. Selain itu

(2000) mulai mengembangkan kerangka kerja

beberapa keluhan seperti informasi yang tidak

konseptual untuk evaluasi e-sevice quality dengan

ter- update, informasi yang sulit diakses, masih

melakukan serangkain focus group intervew

adanya broken link, transaksi/permohonan

dengan para konsumen yang berbelanja secara

online yang tidak terselesaikan, email yang tidak

online. Kerangka kerja konseptual tersebut

direspon, dan janji layanan yang tidak ditepati

terus dikembangkan sampai menghasilkan

masih dirasakan oleh para pengguna sistem

model E-S-Qual.

elektronik Inatrade.

Konsep penilaian kinerja layanan mengambil

Menurut Pascual (2003), terdapat empat jenis

ide dari skala service performance (SERVPERF)

pelayanan sistem e-government: government-to-

dimana tingkat penilaian kinerja layanan

citizen (G2C), government-to-business (G2B),

didasarkan pada persepsi user terhadap dimensi

government-to-employee (G2E), dan Government-to-

kualitas layanan. Berbeda dengan skala multi

Government (G2G). Fokus penelitian ini adalah

item SERVQUAL, skala SERVPERF tidak

pada sistem pelayanan e-government G2B. Secara

memasukkan harapan (expectation) responden

lebih khusus, kami meneliti Sistem Elektronik

dalam penilaian (Jain dan Gupta, 2004).

Inatrade yang dikembang akan oleh

Pemilihan skala SERVPERF didasarkan pada

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

temuan bahwa peng guna/konsumen

untuk digunakan oleh para pelaku usaha dalam

cenderung kesulitan dalam menentukan

mengajukan perizinan ekspor dan impor.

harapan dari evaluasi website/produk teknologi

Gambar 1. Model Konseptual

Model evaluasi kualitas layanan sistem dalam

(Mick dan Fournier, 1995 dalam Zeithaml

area sistem informasi merupakan konsep

2002; Zeithaml 2000).

yang sudah banyak dimunculkan dalam penelitian-penelitian terdahulu, namun

Pendahuluan

demikian pemahaman dan penerapan terhadap

Selain itu skala SERVPERF lebih efisien

Karena penelitian ini bertujuan untuk

mengevaluasi kinerja sistem layanan berbasis Di berbagai negara, sistem e-goverment telah

konsep tersebut dalam bidang e-government

dengan menurunkan jumlah item yang diukur

elektronik yang disediakan oleh pemerintah ( e- dibangun dan menghabiskan dana investasi

masih belum terlalu banyak, terutama di

sebesar 50% serta terbukti secara empiris

government), maka pada penelitian ini dilakukan yang sangat besar dalam rangka

Indonesia. Penelitian terdahulu lebih terfokus

mampu menjelaskan varian lebih besar

kajian pengembangan model yang menghubungkan jaringan pemerintahan dan

pada organisasi bisnis yang menghasilkan

dibanding SERVQUAL pada semua kualitas

memanfaatkan kedua model tersebut di atas. membangun infrastruktur layanan untuk

profit dan kurang memperhatikan penggunaan

layanan yang diukur dengan penggunaan skala

sistem informasi yang disediakan pemerintah

tunggal (Jain dan Gupta, 2004).

perbaikan efisiensi dan produktivitas (Hung et

Penggabungan kedua model juga disertai al., 2006). Sistem e-government merupakan

dan organisasi publik. Sejalan dengan hal ini

dengan penyelarasan pada konstruk-konstruk bagian dari sistem administrasi publik modern

dibutuhkan sebuah model yang komprehensif

Berdasarkan studi literatur dan penelitian

model serta operasionalisasi model. Hal ini (Halaris et al., 2007). Namun demikian,

yang bisa digunakan sebagai alat evaluasi

terdahulu, terdapat dua model dasar yang

dilakukan agar model yang dihasilkan dapat meskipun sistem yang dikembangkan dengan

kualitas sistem informasi e-government dengan

dikembangkan untuk penelitian ini. Kedua

menjawab tujuan penelitian secara spesifik. biaya yang besar tersebut telah berhasil

menggabungkan aspek layanan pemerintah

model yang dimaksud adalah model penelitian

Peng gabungan kedua model beserta dijalankan, tingkat penerimaan pengguna

(publik) serta aspek kualitas pelayanan

Wangpipatwong et al. (2009) tentang pengaruh

penyelarasan ke dalam konteks e-government terhadap sistem dan tingkat kualitas layanan

elektronik dalam model.

kualitas website terhadap kontinuitas

dalam pengembangan model dan proses sistem yang belum maksimal menjadi suatu hal

penggunaan website e-government dan model

operasional model ada adalah kontribusi yang yang memerlukan perhatian pembuat

Penelitian ini merupakan pengembangan dari

penelitian Parasuraman et al. (2005) tentang

dihasilkan penelitian ini dari sudut pandang kebijakan.

penelitian Wangpipatwong et al.(2009) yang

skala multi item untuk pengukuran kualitas

meneliti tentang pengaruh tingkat kualitas web

pelayanan elektronik (E-S-Qual).

teoritis. Model konseptual penelitian ini

ditunjukkan pada Gambar 1. Berdasarkan observasi awal penelitian

site e-government terhadap peningkatan

kontinuitas penggunaan pada website e-

diketahui bahwa sampai dengan bulan Juli 2012

government di Thailand. Model yang disusun

sudah terdapat 2.392 perusahaan yang telah

oleh Wangpipatwong et al.(2009) tersebut juga

memiliki hak akses Inatrade. Namun dari

merupakan pengembangan dari model IS

sekian banyak perusahaan yang memiliki hak

Success DeLone dan McLean (2003) yang

akses, hanya 20% saja yang memanfaatkan

telah direvisi dari model yang diajukan

perizinan dengan sistem pengajuan secara

sebelumnya pada tahun 1992. Zeithaml et al..

online melalui website Inatrade. Selain itu

(2000) mulai mengembangkan kerangka kerja

beberapa keluhan seperti informasi yang tidak

konseptual untuk evaluasi e-sevice quality dengan

ter- update, informasi yang sulit diakses, masih

melakukan serangkain focus group intervew

adanya broken link, transaksi/permohonan

dengan para konsumen yang berbelanja secara

online yang tidak terselesaikan, email yang tidak

online. Kerangka kerja konseptual tersebut

direspon, dan janji layanan yang tidak ditepati

terus dikembangkan sampai menghasilkan

masih dirasakan oleh para pengguna sistem

model E-S-Qual.

elektronik Inatrade.

Konsep penilaian kinerja layanan mengambil

Menurut Pascual (2003), terdapat empat jenis

ide dari skala service performance (SERVPERF)

pelayanan sistem e-government: government-to-

dimana tingkat penilaian kinerja layanan

citizen (G2C), government-to-business (G2B),

didasarkan pada persepsi user terhadap dimensi

government-to-employee (G2E), dan Government-to-

kualitas layanan. Berbeda dengan skala multi

Government (G2G). Fokus penelitian ini adalah

item SERVQUAL, skala SERVPERF tidak

pada sistem pelayanan e-government G2B. Secara

memasukkan harapan (expectation) responden

lebih khusus, kami meneliti Sistem Elektronik

dalam penilaian (Jain dan Gupta, 2004).

Inatrade yang dikembang akan oleh

Pemilihan skala SERVPERF didasarkan pada

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

temuan bahwa peng guna/konsumen

untuk digunakan oleh para pelaku usaha dalam

cenderung kesulitan dalam menentukan

mengajukan perizinan ekspor dan impor.

harapan dari evaluasi website/produk teknologi

Gambar 1. Model Konseptual

Model evaluasi kualitas layanan sistem dalam

(Mick dan Fournier, 1995 dalam Zeithaml

area sistem informasi merupakan konsep

2002; Zeithaml 2000).

yang sudah banyak dimunculkan dalam penelitian-penelitian terdahulu, namun

Definisi operasional dari masing-masing

Sistem Inatrade mulai beroperasi sejak tanggal dimensi/variabel dalam model diatas dapat

c. Privacy: Tingkat dimana website aman dalam

Pengujian validitas dan reliabilitas model

17 Desember 2007 bersamaan dengan dijelaskan sebagai berikut:

melindungi informasi konsumen.

evaluasi dilakukan dengan metode partial least

d. Responsiveness:Kecepatan respon jika ada

square (PLS) dengan dukungan perangkat lunak

implementasi Indonesia National Single

permasalahan atau pertanyaan.

SmartPLS 2.0 yang bertujuan untuk

Window (INSW) Tahap I di pelabuhan

e.

Tanjung Priok. Sampai dengan bulan Juli 2012 (Wangpipatwong et al., 2009), meliputi

1. Aspek kualitas informasi/ information quality

mengetahui validitas dimensi pengukuran yang

sudah terdapat 2.392 perusahaan yang telah beberapa dimensi yaitu:

memberikan kompensasi/ganti rugi

digunakan serta reliabitas model pengukuran.

kepada

Analisis data hasil pengukuran dilakukan

memiliki hak akses Inatrade yang berupa

a. Accuracy: kebenaran dan keandalan

username dan password. Namun dari sekian informasi dalam website.

muncul.

secara deskriptif dengan metode importance-

f. Contact:Ketersediaan pendampingan via

performance analysis (IPA) yang bertujuan untuk

banyak perusahaan yang memiliki hak akses,

b. Timeliness: ketepatan waktu penyampaian

hanya 20% saja yang memanfaatkan perizinan informasi dalam website.

telephone atau online representative.

memetakan prioritas dan tingkat kepentingan

berbag ai dimensi pengukuran yang

dengan sistem pengajuan secara online melalui

c. Relevance: kesesuaian informasi dengan

website Inatrade. Rendahnya penggunaan perizinan yang akan diajukan.

Metodologi Penelitian

membentuk model, berdasarkan data empiris

yang dikumpulkan dari pengguna sistem. Dari

tingkat mengindikasikan adanya permasalahan

d. Understandability: informasi dalam website

pada sistem elektronik Inatrade. jelas dan mudah dimengerti.

Penelitian ini dilakukan dengan metode

hasil pemetaaan dengan metode IPA dapat

kuantitatif dengan penyebaran kuesioner

ditentukan prioritas proses perbaikan sistem

e. Completeness: informasi dalam website

byang dikombinasikan dengan pendekatan

yang akan dilakukan dalam rangka

Hasil dan Pembahasan

mempunyai tingkat keluasan dan

kualitatif yang dilakukan melalui wawancara

mengefektifkan sistem layanan e-government.

kedalaman yang cukup untuk proses

kepada pemilik hak akses Inatrade yang pernah

Hasil Pengumpulan Data

pengajuan perizinan online.

mengajukan permohonan perizinan secara

Dalam pengumpulan data penelitian,

Populasi sampel dalam penelitian ini adalah user

online melalui website Inatrade. Data kuantitatif

digunakan sistem elektronik Inatrade

sistem perizinan online Inatrade yang pernah

2. Aspek kualitas sistem/ system quality (Bailey

mengajukan perizinan secara online melalui dan Pearson, 1983; Davis et al., 1989;

yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kementerian Perdagangan sebagai objek

website yang diperkirakan berjumlah 478 user. Parasuraman et al., 2005), meliputi beberapa

data primer berupa persepsi responden

penelitian. Sistem Inatrade merupakan salah

Penyebaran kuesioner dilaksanakan mulai awal dimensi yaitu:

terhadap dimensi-dimensi dalam kualitas

satu bentuk e-government di Indonesia yang

sistem elektronik Inatrade dan niat untuk

bertujuan untuk memfasilitasi pengurusan

bulan Februari hingga akhir bulan April 2013

a. Functionality: Fungsi dari fitur-fitur layanan

dengan mengirimkan surat permohonan yang dibutuhkan mulai dari pengajuan

menggunakan sistem tersebut pada masa yang

perizinan ekspor-impor secara elektronik oleh

pengisian kuesioner secara online. Jumlah perizinan sampai izin selesai berjalan

akan datang. Langkah-langkah yang ditempuh

para pelaku usaha kepada pemerintah (G2B).

responden yang merespon undangan pengisian dengan baik.

dalam penelitian ini secara garis besar adalah

sebagai berikut:

Kementerian Perdagangan telah membangun

kuesioner adalah sebanyak 188 responden,

dimana hanya sebanyak 108 responden berjalan secara akurat dan bisa diandalkan

b. Dependability: Sistem perizinan online

· Pengembangan Model yang dapat

dan mengembangkan sistem perizinan secara

menyatakan pernah mengajukan perizinan dari waktu ke waktu.

menggambarkan faktor-faktor yang

elektronik melalui internet ( e-licencing) dengan

menentukan kualitas layanan sistem e-

nama Inatrade dalam rangka mendukung

secara online melalui website. Dari 108 responden

c. Ease of Use: Sistem perizinan online Bisa

yang menyatakan pernah mengajukan diakses dan digunakan dengan usaha yang

government.

pelaksanaan Indonesia National Single

perizinan secara online, 11 dikeluarkan dari relatif kecil (kemudahan penggunaan).

Window (INSW). Sebagai landasan hukum

Penyusunan dimensi-dimensi kualitas

Sistem layanan e-government.

pembangunan dan pengembangan Inatrade

sampel karena merupakan pelaku ekspor

murni yang pada saat penelitian ini dilakukan diperoleh pengguna dari sistem perizinan

d. Usefulness: Adanya manfaat yang bisa

telah diterbitkan sejumlah Peraturan Menteri

Pengujian validitas dan reliabilitas model

belum bisa mengajukan perizinan secara online. online termasuk kenyamanan, hemat waktu

Perdagangan. Sistem Elektronik Inatrade

pengukuran.

Selain itu terdapat 9 responden yang mengisi dan hemat biaya.

memberikan alternatif bagi para pelaku usaha

Evaluasi kiner ja Sistem Layanan

dalam mengajukan perizinan impor dengan

Elektronik Inatrade berdasarkan persepsi

dengan nilai tunggal, sehingga hanya 88

mengubah proses pengajuan manual dengan

user terhadap dimensi-dimensi kualitas

responden yang diolah dan digunakan dalam

3. Aspek kualitas pelayanan

dokumen-dokumen tercetak menjadi proses

yang telah disusun dalam model.

penelitian ini.

elektronik/ electr onic ser vice quality

pengajuan secara elektronik melalui website.

· Analisis diagram kepentingan-kinerja

(Parasuraman et al., 2005), meliputi Data gambaran umum responden disajikan beberapa dimensi yaitu:

dimensi kualitas Sistem Elektronik

Fitur utama yang bisa dimanfaatkan oleh para

pada Tabel 1. Jumlah sampel yang

a. Efficiency: Kemudahandan kecepatan

Inatrade dengan metode importance-

pelaku usaha dalam Sistem Elektronik Inatrade

performance analysis (IPA).

dikumpulkan dalam penelitian ini berjumlah 88

dalam mengakses website Inatrade dan

responden. Responden yang mengisi kuesiner mengurus perizinan online.

adalah sebagai berikut.

1. Permohonan pengajuan perizinan secara

merupakan perwakilan perusahaan yang

b. Fulfillment: Tingkat dimana janji pengelola

Evaluasi kualitas sistem elektronik Intrade

online melalui website Inatrade

didasarkan pada metode SERVPERF dimana

pernah mengajukan perizinan online melalui

terhadap penyampaian dan ketersediaan

Sistem Elektronik Inatrade. layanan dipenuhi.

2. Penyampaian laporan realisasi

skor dari masing-masing dimensi kualitas

impor/ekspor oleh para pelaku usaha secara

diperoleh hanya dari persepsi responden tanpa

online melalui website Inatrade.

memperhitungkan ekspektasi responden (Jain

3. Tracking status pemrosesan perizinan yang

dan Gupta, 2004).

telah diajukan.

Definisi operasional dari masing-masing

Sistem Inatrade mulai beroperasi sejak tanggal dimensi/variabel dalam model diatas dapat

c. Privacy: Tingkat dimana website aman dalam

Pengujian validitas dan reliabilitas model

17 Desember 2007 bersamaan dengan dijelaskan sebagai berikut:

melindungi informasi konsumen.

evaluasi dilakukan dengan metode partial least

d. Responsiveness:Kecepatan respon jika ada

square (PLS) dengan dukungan perangkat lunak

implementasi Indonesia National Single

permasalahan atau pertanyaan.

SmartPLS 2.0 yang bertujuan untuk

Window (INSW) Tahap I di pelabuhan

Tanjung Priok. Sampai dengan bulan Juli 2012 (Wangpipatwong et al., 2009), meliputi

1. Aspek kualitas informasi/ information quality

e. Compensation :Tingkat dimana sistem

mengetahui validitas dimensi pengukuran yang

sudah terdapat 2.392 perusahaan yang telah beberapa dimensi yaitu:

memberikan kompensasi/ganti rugi

digunakan serta reliabitas model pengukuran.

kepada user terhadap masalah yang

Analisis data hasil pengukuran dilakukan

memiliki hak akses Inatrade yang berupa

a. Accuracy: kebenaran dan keandalan

username dan password. Namun dari sekian informasi dalam website.

muncul.

secara deskriptif dengan metode importance-

f. Contact:Ketersediaan pendampingan via

performance analysis (IPA) yang bertujuan untuk

banyak perusahaan yang memiliki hak akses,

b. Timeliness: ketepatan waktu penyampaian

hanya 20% saja yang memanfaatkan perizinan informasi dalam website.

telephone atau online representative.

memetakan prioritas dan tingkat kepentingan

berbag ai dimensi pengukuran yang

dengan sistem pengajuan secara online melalui

c. Relevance: kesesuaian informasi dengan

website Inatrade. Rendahnya penggunaan perizinan yang akan diajukan.

Metodologi Penelitian

membentuk model, berdasarkan data empiris

yang dikumpulkan dari pengguna sistem. Dari

tingkat mengindikasikan adanya permasalahan

d. Understandability: informasi dalam website

pada sistem elektronik Inatrade. jelas dan mudah dimengerti.

Penelitian ini dilakukan dengan metode

hasil pemetaaan dengan metode IPA dapat

kuantitatif dengan penyebaran kuesioner

ditentukan prioritas proses perbaikan sistem

e. Completeness: informasi dalam website

byang dikombinasikan dengan pendekatan

yang akan dilakukan dalam rangka

Hasil dan Pembahasan

mempunyai tingkat keluasan dan

kualitatif yang dilakukan melalui wawancara

mengefektifkan sistem layanan e-government.

kedalaman yang cukup untuk proses

kepada pemilik hak akses Inatrade yang pernah

Hasil Pengumpulan Data

pengajuan perizinan online.

mengajukan permohonan perizinan secara

Dalam pengumpulan data penelitian,

Populasi sampel dalam penelitian ini adalah user

online melalui website Inatrade. Data kuantitatif

digunakan sistem elektronik Inatrade

sistem perizinan online Inatrade yang pernah

2. Aspek kualitas sistem/ system quality (Bailey

mengajukan perizinan secara online melalui dan Pearson, 1983; Davis et al., 1989;

yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kementerian Perdagangan sebagai objek

website yang diperkirakan berjumlah 478 user. Parasuraman et al., 2005), meliputi beberapa

data primer berupa persepsi responden

penelitian. Sistem Inatrade merupakan salah

Penyebaran kuesioner dilaksanakan mulai awal dimensi yaitu:

terhadap dimensi-dimensi dalam kualitas

satu bentuk e-government di Indonesia yang

sistem elektronik Inatrade dan niat untuk

bertujuan untuk memfasilitasi pengurusan

bulan Februari hingga akhir bulan April 2013

a. Functionality: Fungsi dari fitur-fitur layanan

dengan mengirimkan surat permohonan yang dibutuhkan mulai dari pengajuan

menggunakan sistem tersebut pada masa yang

perizinan ekspor-impor secara elektronik oleh

pengisian kuesioner secara online. Jumlah perizinan sampai izin selesai berjalan

akan datang. Langkah-langkah yang ditempuh

para pelaku usaha kepada pemerintah (G2B).

responden yang merespon undangan pengisian dengan baik.

dalam penelitian ini secara garis besar adalah

sebagai berikut:

Kementerian Perdagangan telah membangun

kuesioner adalah sebanyak 188 responden,

dimana hanya sebanyak 108 responden berjalan secara akurat dan bisa diandalkan

b. Dependability: Sistem perizinan online

 Pengembangan Model yang dapat

dan mengembangkan sistem perizinan secara

menyatakan pernah mengajukan perizinan dari waktu ke waktu.

menggambarkan faktor-faktor yang

elektronik melalui internet ( e-licencing) dengan

menentukan kualitas layanan sistem e-

nama Inatrade dalam rangka mendukung

secara online melalui website. Dari 108 responden

c. Ease of Use: Sistem perizinan online Bisa

yang menyatakan pernah mengajukan diakses dan digunakan dengan usaha yang

government.

pelaksanaan Indonesia National Single

perizinan secara online, 11 dikeluarkan dari relatif kecil (kemudahan penggunaan).

Window (INSW). Sebagai landasan hukum

Penyusunan dimensi-dimensi kualitas

Sistem layanan

e-government.

pembangunan dan pengembangan Inatrade

sampel karena merupakan pelaku ekspor

murni yang pada saat penelitian ini dilakukan diperoleh pengguna dari sistem perizinan

d. Usefulness: Adanya manfaat yang bisa

telah diterbitkan sejumlah Peraturan Menteri

Pengujian validitas dan reliabilitas model

belum bisa mengajukan perizinan secara online. online termasuk kenyamanan, hemat waktu

Perdagangan. Sistem Elektronik Inatrade

pengukuran.

Selain itu terdapat 9 responden yang mengisi dan hemat biaya.

memberikan alternatif bagi para pelaku usaha

Evaluasi kiner ja Sistem Layanan

dalam mengajukan perizinan impor dengan

Elektronik Inatrade berdasarkan persepsi

dengan nilai tunggal, sehingga hanya 88

mengubah proses pengajuan manual dengan

user terhadap dimensi-dimensi kualitas

responden yang diolah dan digunakan dalam

3. Aspek kualitas pelayanan

dokumen-dokumen tercetak menjadi proses

yang telah disusun dalam model.

penelitian ini.

elektronik/ electr onic ser vice quality

pengajuan secara elektronik melalui website.

 Analisis diagram kepentingan-kinerja

(Parasuraman et al., 2005), meliputi Data gambaran umum responden disajikan beberapa dimensi yaitu:

dimensi kualitas Sistem Elektronik

Fitur utama yang bisa dimanfaatkan oleh para

pada Tabel 1. Jumlah sampel yang

a. Efficiency: Kemudahandan kecepatan

Inatrade dengan metode importance-

dikumpulkan dalam penelitian ini berjumlah 88 dalam mengakses website Inatrade dan

pelaku usaha dalam Sistem Elektronik Inatrade

performance analysis (IPA).

responden. Responden yang mengisi kuesiner mengurus perizinan online.

adalah sebagai berikut.

1. Permohonan pengajuan perizinan secara

b. Fulfillment: Tingkat dimana janji pengelola

Evaluasi kualitas sistem elektronik Intrade

merupakan perwakilan perusahaan yang

pernah mengajukan perizinan online melalui terhadap penyampaian dan ketersediaan

online melalui website Inatrade

didasarkan pada metode SERVPERF dimana

Sistem Elektronik Inatrade. layanan dipenuhi.

2. Penyampaian laporan realisasi

skor dari masing-masing dimensi kualitas

impor/ekspor oleh para pelaku usaha secara

diperoleh hanya dari persepsi responden tanpa

online melalui website Inatrade.

memperhitungkan ekspektasi responden (Jain

3. Tracking status pemrosesan perizinan yang

dan Gupta, 2004).

telah diajukan.

Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner, lebih

Table 2. Correlation Matrix and Roots of the AVEs (shown as diagonal element) dari 90% perusahaan berdomisili di Pulau Jawa

Berdasarkan jenis kegiatan ekspor impornya,

lebih dari 60% responden merupakan

yang mayoritas berlokasi di kawasan-kawasan

importir, dengan frekuensi pengajuan izin

industri di DKI jakarta dan Jawa Barat.

online terbesar adalah 1 kali sebesar 39,8%.

Distribusi jumlah karyawan perusahaan responden cukup merata mulai dari perusahaan dengan jumlah karyawan kurang dari 20 orang hingga perusahaan dengan

jumlah karyawan lebih dari 1000 orang. Table 1. Profil Responden

Frequency

Percentage

Location DKI Jakarta

Jawa Barat

Jateng & DIY

Jawa TImur

Outside Jawa

Number of employee < 20 people

20 - 100 people

101 - 500 people

501 - 1000 people

International Trade Activities Impor

Impor & Ekspor

Fequency of submitting permmit application online

Gambar 2. Importance-Performance Diagram

Validitas dan Realibilitas Model Pengukuran

Sumbu X dan Sumbu Y saling berpotongan (Measurement Model)

berkisar antara 0,851 sampai dengan 0,957,

Importance Performance Analysis

pada nilai tengah hasil pengamatan pada Berdasarkan prosedur PLS Algorithm pada

berada diatas nilai batas yang disarankan yaitu

Analisis dimulai dengan pembuatan diagram

sumbu X dan sumbu Y. Dari hasil perhitungan aplikasi SmartPLS 2.0, dianalisis convergent

0,7 (Hair et al., 2006).Convergent validity dinilai

kepentingan-kinerja. Diagram kepentingan-

nilai tengah hasil pengamatan indeks kinerja validity, discriminant validity, dan reliabilitas dari

berdasarkan loading factor dan average varian

kinerja ( importance-performance) memetakan

dan bobot kepentingan, sumbu X dan Sumbu semua skala multi item pada model dengan

extracted (AVE). Berdasarkan literatur terdahulu

posisi dimensi-dimensi kualitas kedalam 4

Y berpotongan pada titik (77.57 , 80.31). mengikuti kriteria pada literatur terdahulu

validitas konvergen mensyaratkan loading factor

kuadran berdasar data kinerja dan tingkat

Dalam studi literatur kuadran A diberi label (Hair et al., 2006 ; Jogiyanto dan Abdillah, 2009;

diatas 0,5 dan nilai AVE tidak kurang dari 0,5

kepentingan dimensi kualitas. Berdasarkan

“ concentrate here”, kuadran C diberi label “low Wiyono, 2011 ; Sujarweni & Endrayanto, 2012;

(Yamin dan Kurniawan, 2011). Sebagaimana

rekapitulasi data persepsi responden dan data

priority”, kuadran B diberi label “keep up the good Yamin dan Kurniawan, 2011). Realibilitas

ditunjukkan pada Appendix A semua item

penilaian bobot kepentingan tiap dimensi,

working” dan D diberi label “possible overskill” dinilai berdasarkan nilai composite raliability yang

mempunyai nilai loading factor lebih dari 0,5.

dapat dibuat diagram kepentingan-kinerja

(Martilla dan James, 1977). mengukur tingkat dimana instrumen 0,957

Untuk menilai discriminant validity, digunakan

sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.

nilai AVE. Semua konstruk harus mempunyai

Sumbu mendatar (Sumbu X) menyatakan nilai

bebas dari random error yang dengan demikian

nilai AVE lebih dari 0,5 (Wiyono, 2011), dan

kinerja dimensi kualitas dan sumbu tegak

akan menghasilkan hasil yang konsisten.

nilai akar AVE harus lebih tinggi dari korelasi

(Sumbu Y) menyatakan nilai kepentingan

Composite Reliability pada model pengukuran

antar variabel laten (Jogiyanto dan Abdillah,

dimensi.

2009) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.

Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner, lebih

Table 2. Correlation Matrix and Roots of the AVEs (shown as diagonal element) dari 90% perusahaan berdomisili di Pulau Jawa

Berdasarkan jenis kegiatan ekspor impornya,

lebih dari 60% responden merupakan

yang mayoritas berlokasi di kawasan-kawasan

importir, dengan frekuensi pengajuan izin

industri di DKI jakarta dan Jawa Barat.

online terbesar adalah 1 kali sebesar 39,8%.

Distribusi jumlah karyawan perusahaan responden cukup merata mulai dari perusahaan dengan jumlah karyawan kurang dari 20 orang hingga perusahaan dengan

jumlah karyawan lebih dari 1000 orang. Table 1. Profil Responden

Frequency

Percentage

Location DKI Jakarta

Jawa Barat

Jateng & DIY

Jawa TImur

Outside Jawa

Number of employee < 20 people

20 - 100 people

101 - 500 people

501 - 1000 people

International Trade Activities Impor

Impor & Ekspor

Fequency of submitting permmit application online

Gambar 2. Importance-Performance Diagram

Validitas dan Realibilitas Model Pengukuran

Sumbu X dan Sumbu Y saling berpotongan (Measurement Model)

berkisar antara 0,851 sampai dengan 0,957,

Importance Performance Analysis

pada nilai tengah hasil pengamatan pada Berdasarkan prosedur PLS Algorithm pada

berada diatas nilai batas yang disarankan yaitu

Analisis dimulai dengan pembuatan diagram

sumbu X dan sumbu Y. Dari hasil perhitungan aplikasi SmartPLS 2.0, dianalisis convergent

0,7 (Hair et al., 2006).Convergent validity dinilai

kepentingan-kinerja. Diagram kepentingan-

nilai tengah hasil pengamatan indeks kinerja validity, discriminant validity, dan reliabilitas dari

berdasarkan loading factor dan average varian

kinerja ( importance-performance) memetakan

dan bobot kepentingan, sumbu X dan Sumbu semua skala multi item pada model dengan

extracted (AVE). Berdasarkan literatur terdahulu

posisi dimensi-dimensi kualitas kedalam 4

Y berpotongan pada titik (77.57 , 80.31). mengikuti kriteria pada literatur terdahulu

validitas konvergen mensyaratkan loading factor

kuadran berdasar data kinerja dan tingkat

Dalam studi literatur kuadran A diberi label (Hair et al., 2006 ; Jogiyanto dan Abdillah, 2009;

diatas 0,5 dan nilai AVE tidak kurang dari 0,5

kepentingan dimensi kualitas. Berdasarkan

“ concentrate here”, kuadran C diberi label “low Wiyono, 2011 ; Sujarweni & Endrayanto, 2012;

(Yamin dan Kurniawan, 2011). Sebagaimana

rekapitulasi data persepsi responden dan data

priority”, kuadran B diberi label “keep up the good Yamin dan Kurniawan, 2011). Realibilitas

ditunjukkan pada Appendix A semua item

penilaian bobot kepentingan tiap dimensi,

working” dan D diberi label “possible overskill” dinilai berdasarkan nilai composite raliability yang

mempunyai nilai loading factor lebih dari 0,5.

dapat dibuat diagram kepentingan-kinerja

(Martilla dan James, 1977). mengukur tingkat dimana instrumen 0,957

Untuk menilai discriminant validity, digunakan

sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.

nilai AVE. Semua konstruk harus mempunyai

Sumbu mendatar (Sumbu X) menyatakan nilai

bebas dari random error yang dengan demikian

nilai AVE lebih dari 0,5 (Wiyono, 2011), dan

kinerja dimensi kualitas dan sumbu tegak

akan menghasilkan hasil yang konsisten.

nilai akar AVE harus lebih tinggi dari korelasi

(Sumbu Y) menyatakan nilai kepentingan

Composite Reliability pada model pengukuran

antar variabel laten (Jogiyanto dan Abdillah,

dimensi.

2009) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.

Dengan demikian urutan prioritas perbaikan

dalam sistem elektronik Inatrade seperti pada pada dimensi kualitas Sistem Elektronik

6. Efficiency, dengan indikator yang nilainya

3. Aspek contact:

dimensi compensation. Dengan penelitian ini, Inatrade yang telah disusun adalah sebagai

dibawah rata-rata yaitu kemudahan proses

a. Ketersediaan dan efektivitas nomor

per usahaan lain sejenis yang perlu berikut:

pengajuan perizinan online (78,67)

telepon customer service Inatrade

7. Ease of use, dengan indikator yang nilainya

b. Ketersediaan dan efektivitas alamat email

mengevaluasi efektivitas sistem informasi e-

1. Kuadran A: fulfillment, completeness.

dibawah rata-rata yaitu kemudahan akses

Inatrade

goverment yang disediakan bagi external user

juga dapat menggunakan model evaluasi yang responsiveness.

2. Ku a d r a n C : comp ensa tion, conta ct,

halaman dan tautan pada website (76)

c. Ketersediaan dan efektivitas petugas yang

8. Dependability, dengan indikator yang nilainya

menjawab telepon dan e-mail ( customer

d i ke m b a n g k a n , k a r e n a m o d e l y a n g

dikembangkan bersifat cukup generik, tidak understandability, dependability, functionality,

3. Kuadran B: timeliness, efficiency, ease of use,

dibawah rata-rata yaitu:

service)

spesifik ditujukan untuk penggunaan pada relevance, usefulness, accuracy, privacy.

a. Frekuensi crash/error (77)

4. Aspek responsiveness:

b. Frekuensi hang setelah submit data user

a. Tingkat penyelesaian terhadap

proses evaluasi sistem Inatrade Kementrian

4. Kuadran D: -

pertanyaan atau masalah yang

Perdagangan. Selain model evaluasi,

keseluruhan metodologi untuk melakukan Menurut hasil pengamatan pada diagram

9. Functionality, dengan indikator yang nilainya

disampaiakan oleh user.

asesmen dan pemetaan kepentingan-kinerja kepentingan-kinerja diatas, nilai rata-rata

dibawah rata-rata yaitu:

b. Penjelasan sebab-sebab perizinan tidak

( importance-performance) terhadap semua dimensi persepsi user Inatrade terhadap indikator

a. Link “Download”, “Pengumuman” &

bisa diproses/ditolak

evaluasi juga dapat diterapkan pada kualitas adalah 4,73 atau 78, 3 pada skala indeks.

“FAQ” (78,67)

c. Kecepatan respon terhadap pertanyaan

perusanaan lain yang memiliki sistem e- Dengan demikian bisa diidentifikasi dimensi

b. Notifikasi e-mail (78,17)

atau masalah yang disampaikan via

c. Pertanyaan via e-mail (72,5)

email/telepon.

government.

dengan indikator yang nilainya masih di bawah

5. Aspek timeliness:

rata-rata (< 78,83) dan memerlukan perbaikan

Implikasi manajerial

a. Pembaharuan/ updating status pemrosesan

Simpulan

(improvement) yaitu:

Berdasarkan identifikasi dimensi dan

dokumen perizinan (layanan tracking

1. Fulfillment, dengan indikator:

indikator-indikator pembentuknya, ditambah

dokumen) secara realtime.

Penelitian ini mengembangkan model untuk

a. Kesesuaian janji layanan yang dibuat

mengevaluasi kualitas layanan sistem e- dengan realisasinya (73,33)

dengan hasil wawancara dengan pengguna

b. Updating peraturan perundang-undangan

sistem elektronik Inatrade, fokus perbaikan

terbaru yang berkaitan dengan perizinan

government dari perspektif user dengan

b. Pe n y e l e s a i a n p r o s e s p e r i z i n a n

menggabungkan model sebelumnya tentang sebagaimana janji layanan yang dibuat

layanan sistem elektronik Inatrade yang bisa

ekspor-impor.

peningkatan kualitas layanan sistem berbasis (74,50)

diusulkan kepada pihak manajemen adalah

c. Penyampaian pengumuman/

sebagai berikut:

elektronik untuk meningkatkan kontinuitas

2. Completeness, dengan indikator:

pemberitahuan kepada user secara

1. Aspek fulfillment:

a. Kelengkapan informasi dalam website

langsung, misalnya melalui email yang

penggunaan dan model pengukuran kualitas

a. Pemenuhan jangka waktu pemrosesan

pelayanan kepada konsumen yang

terdaftar di Inatrade

perizinan sebagaimana janji layanan yang

b. Kecukupan informasi dalam website

6. Aspek efficiency: kemudahan proses

menggunakan website. Model yang terbentuk

k e m u d i a n d i e va l u a s i va l i d i t a s d a n untuk mengajukan perizinan online

telah ditetapkan.

pengajuan perizinan

online

b. Ketepatan waktu pelayanan di UPP

7. Aspek ease of use: kemudahan akses halaman

reliabilitasnya, untuk selanjutnya digunakan

terutama untuk penyerahan dokumen

untuk mengevaluasi kinerja layanan sistem

3. Contact, dengan indikator:

website Inatrade dan tautannya

secara fisik dan pengambilan surat

8. Aspek dependability: minimalisasi frekuensi

elektronik Inatrade.

a.Adanya nomor telepon/e-mail

perizinan.

pengelola/kantor yang bisa dihubungi

error/crash/hang pada website Inatrade

Terdapat dua analisis utama dalam penelitian (71).

c. Pengefektifan layanan call center 7 x 24 jam.

9. Aspek functionality:

ini yaitu analisis kualitas model yang b.Adanya online customer ser vice

2. Aspek completeness:

a. Efektivitas fitur notifikasi e-mail

dikembangkan dengan menggunakan metode

b.

a. Kelengkapan informasi tentang prosedur

representative atau via telepon (73,66)

Efektivitas kontak e-mail

pengajuan perizinan online mulai dari

PLS dan analisis hasil pengukuran evaluasi

c. Kemungkinan berbicara kepada pengelola

c. Permudahan dalam penyampaian dokumen-

sistem layanan e-gover nment deng an jika sistem bermasalah (71,50)

registrasi user, validasi dokumen, pengajuan

dokumen persyaratan, misalnya dengan

menggunakan metode

4. Responsiveness, dengan indikator:

online sampai tahap dokumen perizinan

importance performance

penbuatan fitur upload dokumen persyaratan

selesai.

analysis (IPA). Hasil evaluasi model pengukuran

a. Informasi sebab-sebab perizinan tidak

dan mempermudah proses validasinya.

menunjukkan bahwa dimensi-dimensi yang bisa diproses (74,5)

b. Ke l e n g k a p a n i n f o r m a s i d o k u m e n

b. Tingkat penyelasaian terhadap masalah

persyaratan yang dibutuhkan untuk

digunakan dalam model valid dan reliabel.

Tidak semua dimensi/aspek dalam model

Hasil analisis IPA menunjukkan bahwa aspek yang muncul (70,8)

mengajukan perizinan online melalui website

menjadi prioritas fokus perbaikan. Hal ini

5. Timeliness, dengan indikator yang nilainya

Inatrade.

information completeness, fulfillment, responsiveness

terjadi karena menurut responden, kinerja

dan contact merupakan aspek-aspek yang masuk

dibawah rata-rata yaitu:

c. Kelengkapan data peraturan perundang-

sistem elektronik Inatrade pada dimensi

undangan yang masih berlaku dan berguna

dalam prioritas utama perbaikan kinerja sistem

a. Keterbaruan informasi (77,17)

tersebut sudah sangat baik, seperti pada

b. Ketepatan waktu informasi (77,67)

dalam proses pengajuan perizinan online.

layanan e-government Inatrade yang digunakan

dimensi relevance, usefulness, accuracy dan privacy

oleh Departemen Perdagangan.

atau menurut responden dimensi tidak penting

Dengan demikian urutan prioritas perbaikan

dalam sistem elektronik Inatrade seperti pada pada dimensi kualitas Sistem Elektronik

6. Efficiency, dengan indikator yang nilainya

3. Aspek contact:

dimensi compensation. Dengan penelitian ini, Inatrade yang telah disusun adalah sebagai

dibawah rata-rata yaitu kemudahan proses

a. Ketersediaan dan efektivitas nomor

per usahaan lain sejenis yang perlu berikut:

pengajuan perizinan online (78,67)

telepon customer service Inatrade

7. Ease of use, dengan indikator yang nilainya

b. Ketersediaan dan efektivitas alamat email

mengevaluasi efektivitas sistem informasi e-

1. Kuadran A: fulfillment, completeness.

dibawah rata-rata yaitu kemudahan akses

Inatrade

goverment yang disediakan bagi external user

juga dapat menggunakan model evaluasi yang responsiveness.

2. Ku a d r a n C : comp ensa tion, conta ct,

halaman dan tautan pada website (76)

c. Ketersediaan dan efektivitas petugas yang

8. Dependability, dengan indikator yang nilainya

menjawab telepon dan e-mail ( customer

d i ke m b a n g k a n , k a r e n a m o d e l y a n g

dikembangkan bersifat cukup generik, tidak understandability, dependability, functionality,

3. Kuadran B: timeliness, efficiency, ease of use,

dibawah rata-rata yaitu:

service)

spesifik ditujukan untuk penggunaan pada relevance, usefulness, accuracy, privacy.

a. Frekuensi crash/error (77)

4. Aspek responsiveness:

b. Frekuensi hang setelah submit data user

a. Tingkat penyelesaian terhadap

proses evaluasi sistem Inatrade Kementrian

4. Kuadran D: -

pertanyaan atau masalah yang

Perdagangan. Selain model evaluasi,

keseluruhan metodologi untuk melakukan Menurut hasil pengamatan pada diagram

9. Functionality, dengan indikator yang nilainya

disampaiakan oleh user.

asesmen dan pemetaan kepentingan-kinerja kepentingan-kinerja diatas, nilai rata-rata

dibawah rata-rata yaitu:

b. Penjelasan sebab-sebab perizinan tidak

( importance-performance) terhadap semua dimensi persepsi user Inatrade terhadap indikator

a. Link “Download”, “Pengumuman” &

bisa diproses/ditolak

evaluasi juga dapat diterapkan pada kualitas adalah 4,73 atau 78, 3 pada skala indeks.

“FAQ” (78,67)

c. Kecepatan respon terhadap pertanyaan

perusanaan lain yang memiliki sistem e- Dengan demikian bisa diidentifikasi dimensi

b. Notifikasi e-mail (78,17)

atau masalah yang disampaikan via

c. Pertanyaan via e-mail (72,5)

email/telepon.

government.

dengan indikator yang nilainya masih di bawah

5. Aspek timeliness:

rata-rata (< 78,83) dan memerlukan perbaikan

Implikasi manajerial

a. Pembaharuan/ updating status pemrosesan

Simpulan

(improvement) yaitu:

Berdasarkan identifikasi dimensi dan

dokumen perizinan (layanan tracking

1. Fulfillment, dengan indikator:

indikator-indikator pembentuknya, ditambah

dokumen) secara realtime.

Penelitian ini mengembangkan model untuk

a. Kesesuaian janji layanan yang dibuat

mengevaluasi kualitas layanan sistem e- dengan realisasinya (73,33)

dengan hasil wawancara dengan pengguna

b. Updating peraturan perundang-undangan

sistem elektronik Inatrade, fokus perbaikan

terbaru yang berkaitan dengan perizinan

government dari perspektif user dengan

b. Pe n y e l e s a i a n p r o s e s p e r i z i n a n

menggabungkan model sebelumnya tentang sebagaimana janji layanan yang dibuat

layanan sistem elektronik Inatrade yang bisa

ekspor-impor.

peningkatan kualitas layanan sistem berbasis (74,50)

diusulkan kepada pihak manajemen adalah

c. Penyampaian pengumuman/

sebagai berikut:

elektronik untuk meningkatkan kontinuitas

2. Completeness, dengan indikator:

pemberitahuan kepada user secara

1. Aspek fulfillment:

a. Kelengkapan informasi dalam website

langsung, misalnya melalui email yang

penggunaan dan model pengukuran kualitas

a. Pemenuhan jangka waktu pemrosesan

pelayanan kepada konsumen yang

terdaftar di Inatrade

perizinan sebagaimana janji layanan yang

b. Kecukupan informasi dalam website

6. Aspek efficiency: kemudahan proses

menggunakan website. Model yang terbentuk

k e m u d i a n d i e va l u a s i va l i d i t a s d a n untuk mengajukan perizinan online

telah ditetapkan.

pengajuan perizinan

online

b. Ketepatan waktu pelayanan di UPP

7. Aspek ease of use: kemudahan akses halaman

reliabilitasnya, untuk selanjutnya digunakan

terutama untuk penyerahan dokumen

untuk mengevaluasi kinerja layanan sistem

3. Contact, dengan indikator:

website Inatrade dan tautannya

secara fisik dan pengambilan surat

8. Aspek dependability: minimalisasi frekuensi

elektronik Inatrade.

a.Adanya nomor telepon/e-mail

perizinan.

pengelola/kantor yang bisa dihubungi

error/crash/hang pada website Inatrade

Terdapat dua analisis utama dalam penelitian (71).

c. Pengefektifan layanan call center 7 x 24 jam.

9. Aspek functionality:

ini yaitu analisis kualitas model yang b.Adanya online customer ser vice

2. Aspek completeness:

a. Efektivitas fitur notifikasi e-mail

dikembangkan dengan menggunakan metode

b.

a. Kelengkapan informasi tentang prosedur

Dokumen yang terkait

BAB IV LAPORAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian - Penerapan Model Direct Instruction dan Cooperative Learning terhadap hasil belajar psikomotor dan hasil belajar kognitif siswa pada materi Kalor Kelas VII Semester I SMPN-4 Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/20

0 0 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya. - Penerapan Model Direct Instruction dan Cooperative Learning terhadap hasil belajar psikomotor dan hasil belajar kognitif siswa pada materi Kalor Kelas VII Semester I SMPN-4 Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/

0 0 46

A. Background of Study - The quality of the english textbooks used by english teachers for the tenth grade of MAN Model Palangka Raya Based on Education National Standard Council (BSNP) - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 15

1. The definition of textbook - The quality of the english textbooks used by english teachers for the tenth grade of MAN Model Palangka Raya Based on Education National Standard Council (BSNP) - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 38

CHAPTER IV DISCUSSION - The quality of the english textbooks used by english teachers for the tenth grade of MAN Model Palangka Raya Based on Education National Standard Council (BSNP) - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 95

Pengembangan Model Integrasi Kano-QFD Untuk Mengoptimalkan Kepuasan Konsumen dengan Mempertimbangkan Keterbatasan Dana Pengembangan

0 0 12

Prediksi Penggunaan Aktual E-Toll Card dengan Pendekatan Persamaan Model Struktural

0 0 22

Model Pengembangan Kualitas Pengetahuan Berbasis Jejaring Pengetahuan dan Kerjasama Lintas Fungsi Menuju Kinerja Inovatif UKM

0 0 18

Pengaruh Knowledge Donating dan Knowledge Collecting terhadap Innovation Capability Kasus Pengembangan UKM Batik di Provinsi Jawa Tengah-Indonesia

0 0 19

Pengembangan Model Peningkatan Daya Saing UMKM di Indonesia: Validasi Kuantitatif Model

0 1 17