REVISI MAKALAH PERBANDINGAN PEMIKIRAN PE (1)

REVISI MAKALAH
PERBANDINGAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM
PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW DAN HARUN
AR RASYID
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu
Mata Kuliah : Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam 1
Dosen Pengampuh : Dr. M. Idris Tunru, M.Ag
Disusun oleh :
Sunia Abdika
15.2.3.007
Semester V

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI 1)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO
1439 H / 2017 M

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi wa Barakatuh
Alhamdulillah dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
karena berkat taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Perbandingan Pemikiran Nabi Muhammad SAW dengan Harun Ar Rasyid”
dalam mata kuliah Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam 1 dengan baik dan lancar.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulis mengharapkan makalah ini nanti dapat dijadikan sebagai bahan acuan
untuk mengetahui, memahami dan mempelajari tentang Sejarah dan Pemikiran
Pendidikan Islam 1. Meskipun demikian penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu kritik maupun saran yang sifatnya membangun
demi kemajuan makalah yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wa Barakatuh.

Manado, 9 Desember 2017
Penulis,
Sunia Abdika

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………….………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..2
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………….2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Nabi Muhammad SAW……………………………………………...3
B. Pemikiran Pada Masa Nabi Muhamad SAW………………………………….4
C. Biografi Harun Ar Rasyid……………………………………………………12
D. Pemikiran Islam Pada Masa Harun Ar Rasyid………………………………16
E. Perbandingan Pemikiran Nabi Muhammad SAW dan Harun Ar Rasyid……24
BAB III
KESIMPULAN………………………………………………………………………28
SARAN………………………………………………………………………………28
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..29

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadirnya Nabi Muhammad pada masyarakat Arab membuat terjadinya

kristalisasi pengalaman baru dalam dimensi ketuhanan yang mempengaruhi segala
aspek kehidupan masyarakat, termasuk hukum-hukum yang digunakan pada masa itu.
Budaya-budaya yang mengarah kebaikan yang dibawa Nabi Muhammad pada
akhirnya menghasilkan peradaban yang luar biasa pada zamannya. Yang mana muara
dari peradaban itu semua ialah Islam. Islam sangat berperan penting dalam
menciptakan peradaban yang luar biasa yang tercipta pada masa zaman Nabi
Muhammad. Nabi Muhammad tidak hanya sebagai Nabi melaikan juga sebagai
pengajar, pendidik, pemimpin, pemimpin militer, politikus, reformis, dan lain-lain.
Begitu juga dengan Harun Ar Rasyid (lahir di Rayy, pada tahun 766 dan wafat
pada tanggal 24 Maret 809 di Thus, Khurasan) adalah khalifah kelima Daulah
Abbasiyah yang mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahannya, seorang
khalifah yang taat beragama, shalih, dermawan. Ia dilahirkan pada Februari 763 M,
ayahnya bernama Al-Mahdi, khalifah ketiga Bani Abbasiyah, dan ibunya bernama
Khaizuran. Masa kanak-kanaknya dilewati dengan mempelajari ilmu-ilmu agama dan
ilmu pemerintahan. Guru agamanya yang terkenal pada masa itu adalah Yahya bin
Khalid Al-Barmaki.
Harun Ar Rasyid diangkat menjadi khalifah pada September 786-809 M, pada
usianya yang sangat muda, 23 tahun. Jabatan khalifah itu dipegangnya setelah
saudaranya yang menjabat khalifah, Musa Al Hadi wafat. Dalam menjalankan roda
pemerintahan, Harun Ar-Rasyid di dampingi Yahya bin Khalid dan empat putranya.

Khalifah Harun Ar Rasyid mempunyai perhatian yang sangat baik terhadap ilmuwan
dan budayawan. Ia mengumpulkan mereka semua dan melibatkannya dalam setiap
kebijakan yang akan diambil pemerintah. Perdana menterinya adalah seorang ulama

1

besar di zamannya, Yahya Al-Barmaki juga merupakan guru khalifah Harun Ar
Rasyid, sehingga banyak nasehat dan anjuran kebaikan mengalir dari Yahya. Hal ini
semua membentengi khalifah Harun Ar Rasyid dari perbuatan-perbuatan yang
menyimpang dari ajaran Islam.
Pada masa khalifah Harun Ar Rasyid, hidup juga seorang cerdik pandai yang
sering memberikan nasehat-nasehat kebaikan pada khalifah, yaitu Abu Nawas.
Nasehat-nasehat kebaikan dari Abu Nawas disertai dengan gayanya yang lucu,
menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Kkhalifah Harun Ar Rasyid.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas maka penulis dapat merumuskan makalah yang di bahas
antara lain:
A. Biografi nabi Muhammad SAW
B. Pemikiran pada masa nabi Muhamad SAW

C. Biografi Harun Ar Rasyid
D. Pemikiran pada masa Harun Ar Rasyid
E. Perbandingan pemikiran nabi Muhammad SAW dan Harun Ar Rasyid

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui biografi dari nabi Muhammad SAW
2. Mendeskripsikan hasil pemikiran pada masa nabi Muhamad SAW
3. Mengetahui biografi Harun Ar Rasyid
4. Mendeskripsikan pemikiran pada Masa Harun Ar Rasyid
5. Membandingkan pemikiran nabi Muhammad SAW dan Harun Ar Rasyid

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI NABI MUHAMMAD SAW
Muhammad lahir di Makkah pada hari senin pagi 12 Rabi’ul awal bertepatan
dengan tanggal 20 April tahun 571 M. Tahun kelahiran nabi dikenal dengan tahun
Gajah, karena pada tahun itu pasukan Abrahah dengan menunggang gajah menyerbu

Makkah ingin menghancurkan ka’bah.
Beliau lahir dari keluarga miskin secara materi namun berdarah ningrat dan
terhormat. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi
Manaf bin Qushay bin Kilab dan ibunya adalah Aminah binti Wahab dari Bani
Zuhrah.1 Dikisahkan, bahwa anak-anak Hasyim ini adalah keluarga yang
berkedudukan sebagai penyedia dan pemberi air minum bagi para jamaah haji yang
dikenal dengan sebutan Siqayah Al Hajj. Sedangkan ibunda Nabi Muhammad Saw
adalah Aminah binti Wahab, adalah keturunan Bani Zuhrah. Kemudian nasab atau
silsilah ayah dan ibunda Nabi bertemu pada Kilab ibn Murrah.2
Pada waktu lahir Nabi Muhammad SAW dalam keadaan yatim karena
ayahnya Abdullah meninggal dunia ketika masih dalam kandungan. Nabi Muhammad
kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh, Halimah Sa’diyyah. Dalam asuhannyalah
Nabi Muhammad SAW dibesarkan sampai usia empat tahun. Setelah kurang lebih
dua tahun berada dalam asuhan ibu kandungnya. Ketika usia enam tahun Nabi
Muhammad SAW menjadi yatim piatu.
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tangguang jawab
merawat Nabi Muhammad SAW. Namun dua tahun kemudian Abdul Muthalib
meninggal dunia karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada

1


Muhammad Husain Haeka, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Litera Antarnusa, 1990,
cet.12) h.49
2
Khoiriyah, Reorintasi Wawasan Sejarah Islam Dari Arab Sebelum Islam Hingga Dinastidinasti Islam, (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 31-32.

3

pamannya, Abu Thalib. Seperti juga Abdul Muthalib, dia juga sangat disegani dan
dihormati orang Quraisy dan penduduk Makkah secara keseluruhan.
Dalam usia muda nabi Muhammad SAW hidup sebagai penggembala
kambing

keluarganya

dan

kambing

penduduk


Makkah.

Melalui

kegiatan

penggembalaan ini dia menemukan tempat untuk berfikir dan merenung. Pemikiran
dan perenungan ini membuatnya jauh dari segala pemikiran nafsu duniawi, sehingga
dia terhindar dari berbagai macam noda yang dapat merusak namanya, karena itu
sejak muda dia sudah dijuluki al-amin, orang yang terpercaya.3
Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad SAW ikut berdagang ke Syam, menjual
barang milik Khadijah, seorang wanita terpandang dan kaya raya. Dia biasa
menyuruh orang untuk menjualkan barang dagangannya dengan membagi sebagian
hasilnya kepada mereka. Ketika Khadijah mendengar kabar tentang kejujuran
perkataan beliau, kredibilitas dan kemuliaan ahlak serta keuntungan dagangannya
melimpah, Khadijah tertarik untuk menikahinya. Yang ikut hadir dalam acara
pernikahan itu adalah Bani Hasyim dan para pemuka Bani Mudhar.4

B. PEMIKIRAN


PENDIDIKAN

ISLAM

PADA

MASA

NABI

MUHAMMAD
1. PERIODE MAKKAH
Pada malam senin 17 Ramadhan tahun 13 sebelum Hijriyah bertepatan
dengan 6 Agustus 610 M. ketika itu Nabi Muhammad berkhalwat di Gua Hira dan
Allah mengutus Jibril untuk menyampaikan wahyu pertama yaitu surat al-Alaq.5
Ketika selesai menerima wahyu Nabi Muhammad pulang dengan kondisi menggigil
ketakutan. Beliau meminta agar istrinya menyelimuti beliau kemudian menceritakan
kejadian yang terjadi di Gua Hira. Sebagai seorang istri yang sholeha dalam kondisi
3


Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997) h.17
4
Didin Saepudin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 19
5
Ali Sodiqin. Sejarah Peradaban Islam (Dari Masa Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta:
LESFI, 2009), h. 24

4

apapun selalu berusaha menenangkan hati suaminya begitulah yang dilakukan oleh
Khadijah. Khadijah berusaha menenangkan hati Rasulullah yang sangat mengalami
kegalauan pada saat itu. Setelah menenangkan Rasulullah, Khadijah pergi untuk
menemui Waraqah ibn Naufal. Waraqah adalah paman dari Siti Khadijah beliau
adalah seorang Nasrani yang banyak mengetahui naskah-naskah kuno.
Siti Khadijah menceritakan kejadian yang dialami oleh suwaminya kemudian
Waraqah mengatakan bahwa yang datang itu adalah Namus (Jibril). Kemudian dia
menjelaskan disuatu saat nanti beliau akan diusir oleh kaumnya dari halaman
kampungnya sendiri. Ia berharap masih hidup pada masa sulit Rasulullah dan akan

memberikan pertolongan yang sungguh-sungguh kepada beliau. Ketika beliau tidur
kemudian turun ayat Al-Muddatsir.6 Kemudian beliau menyampaikan kepada istrinya
tentang perintah Jibril untuk menyampaikan dakwahnya kepada umatnya. Kemudian
beliau bertanya kembali umatnya itu yang mana. Dengan demikian wahyu yang turun
kedua ini merupakan penobatan Rasulullah sebagai utusan Allah.
Untuk mengawali dakwah Rasulullah SAW ada berbagai metode dakwah
yang dilakukan oleh beliau diantaranya:
1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Pada masa ini Rasulullah SAW melakukan dakwah secara diam-diam
dilingkungan keluarga sendiri dan dikalangan rekan-rekannya. Mula-mula yang
masuk Islam pertama kali adalah istri Rasulullah kemudian saudara sepupunya Ali
bin Abu Thalib, Abu Bakar Asidiq, Zaid bekas budak yang menjadi anak angkatnya,
Ummu Aimah pengasuh Nabi semenjak ibunya masih hidup.7
Kemudian dilanjutkan oleh Ustman bin Affan, Jubair bin Awwam,
Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqasah dan Thahlah bin Ubaidillah mereka
dibawah kehadapan Nabi dan mengikrarkan untuk memeluk Islam dihadapan Nabi
sendiri. Pada persiapan dakwah yang berat maka dakwah pertama beliau
6

Ali Sodiqin, Sejarah Peradaban Islam . Dari Masa Klasik Hingga Modern. (Yogyakarta:
LESFI, 2009) h. 25-26
7
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta, PT. Raja Grafindo, 2001), h. 19

5

mempersiapkan mental dan moral. Oleh sebab itu beliau mengajak manusia atau
umatnya untuk mengesakan Allah, mensucikan dan membersihkan jiwa dan hati,
menguatkan barisan, meleburkan kepentingan diri di atas kepentingan jamaah.8
2. Dakwah terang-terangan
Langkah dakwah selanjutnya menyeru masyrakat secara umum. Nabi
menyerukan kepada bangsawan dan seluruh masyarakat Quraisy. Pada awalnya Nabi
hanya menyeru pada penduduk Makkah dan dilanjutkan menyeru pada penduduk
diluar Makkah secara terang-terangan. Rasulullah gencar mempublikasikan agar
orang masuk Islam, kemudian pada masa itu beliau mengajak segenap umat Islam
untuk melaksanakan ibadah haji. Dilain waktu, acara jamuan tersebut diadakan
kembali. Kali ini para tamu undangan mulai mendengarkan perkataan Rasulullah
namun tak satupun dari mereka yang meresponnya secara positif. Hal tersebut tidak
membuat Rasulullah dan para sahabatnya patah arah, tetapi membuat Rasulullah dan
para sahabatnya semangat dan dakwahnya semakin diperluas hingga suatu ketika
Rasulullah mengadakan pidato terbuka di bukit Safa. Pidato tersebut berisi perihal
kerasulannya. Rasulullah memanggil seluruh penduduk Makkah dan mengabarkan
kepada mereka bahwa dirinya diutus untuk mengajak mereka meninggalkan
Paganisme (Penyembahan terhadap berhala). Beliau menjelaskan bahwa tuhan yang
wajib disembah hanyalah Allah. Mendengar hal tersebut masyarakat Quraisy
tersentak kaget, mereka sangat marah karena hal tersebut dan menghina tradisi nenek
moyang dan kehormatan mereka. Para pembesar Quraisy membentak dan memaki
Rasulullah dengan keras. Mereka menganggap bahwa Muhammad adalah orang gila
bahkan pamannya sendiri Abu Lahab pun mengancam Rasulullah dengan keras.
Pemimpin Quraisy dengan giatnya menentang dakwah Rosulullah SAW.
Pemimpin Quraisy merasa bahwa makin maju dakwah Rasulullah maka makin besar

8

Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), h. 63

6

tantangan kaum Quraisy yaitu semakin bertambahnya jumlah pengikut nabi, semakin
keras tantangan dilancarkan kaum Quraisy.9
Ada 5 faktor yang mendorong Kaum Quraisy menentang Rasulullah SAW
yaitu:
1. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan.
2. Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan
hamba sahaya. Hal ini tidak disetujui oleh bangsawan Quraisy.
3. Para Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali
dan pembalasan di akhirat.
4. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berakar pada bangsa
Arab.
5. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang
rezeki.10

2. PERIODE MADINAH
Dengan hijrahnya Nabi ke Yatsrib yang kemudian berganti nama Madinah Al
Munawarah atau disebut dengan Madinah, Nabi segera meletakan dasar-dasar
masyarakat Islam. Nabi resmi menjadi pemimpin kota ini (pemimpin negara)
sekaligus memimpin agama Islam. Langkah-langkah yang diambil oleh Rasulullah
SAW untuk meletakkan dasar pembinaan masyarakat Madani/Islami di Madinah
antara lain:
1. Mendirikan masjid
Masjid disamping untuk tempat beribadah juga untuk tempat berkumpul dan
bertemu. Masjid berperan besar dalam menyatukan umat muslimin dari berbagai suku
dan mempersatukan jiwa mereka serta tempat bermusyawarah dalam merundingkan
persoalan yang dihadapi. Pada masa Nabi masjid dijadikan pusat pemerintahan.
9

Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 1 (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983) h. 87-

90
10

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta, PT. Raja Grafindo, 2001). h. 20-21

7

2. Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim)
Persaudaran yang dilakukan oleh Rasulullah berdasarkan agama bukan
berdasarkan pertalian darah. Mempersatukan umat yaitu mempersatukan kaum
Anshar dan kaum Muhajirin.11
3. Kesepakatan untuk saling membantu antara kaum muslimin dan non
muslimin
Di Madinah ada golongan manusia, yaitu kaum muslimin, orang-orang Arab,
serta kaum non muslim, dan orang-orang yahudi (Bani Nadhir, Bani quraizhah, dan
Bani Qainuqa’). Rasulullah melakukan kesepakatan dengan mereka untuk
terjaminnya sebuah keamanan dan kedamaian. Juga untuk melahirkan suasana saling
membantu dan toleransi diantara golongan tersebut.12
4. Meletakan landasan politik, ekonomi dan kemasyarakatan
Bagi negara Madinah yang baru terbentuk. Dasar berpolitik antara lain prinsip
keadilan yang harus dijalankan tanpa pandang bulu. Prinsip egaliter atau persamaan
derajat antara manusia, yang membedakan adalah ketaqwaan kepada Allah semata.
Untuk memecahkan masalah atau persoalan umat dipeganglah prinsip musyawarah.13
3. PENDIDIKAN PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
1. Periode Makkah
Rasulullah SAW telah menyampaikan ilmu secara sulit kepada ahli keluarga
terdekat seperti isterinya Khadijah, sepupunya Ali bin Abi Talib dan beberapa orang
yang rapat dengan baginda. Kaedah yang digunakan ketika penyampaian ilmu adalah
secara lemah lembut supaya orang ramai tertarik untuk belajar.
Rumah al-Arqam ialah tempat pendidikan Islam pertama. Baginda dan sahabatnya
sering bermusyawarah bagi mengatur kaedah dan strategi berdakwah. Hampir tiga
tahun baginda menyampaikan ilmu secara sulit, lalu diturunkan ayat yang meminta
11

Khoiriyah, Reorintasi Wawasan Sejarah Islam Dari Arab Sebelum Islam Hingga Dinastidinasti Islam, (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 39
12
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung :Pustaka Setia, 2008), h.64.
13
Khoiriyah, Reorintasi Wawasan Sejarah Islam Dari Arab Sebelum Islam Hingga Dinastidinasti Islam, (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 40

8

baginda menyampaikannya secara terbuka. Rasulullah SAW telah menggunakan
kaedah berpidato dan berceramah di tempat-tempat yang menjadi tumpuan orang
ramai seperti di pasar Ukaz dan di sekitar Ka’bah ketika musim haji.
Dalam masa pembinaan pendidikan agama islam di Makkah Nabi Muhammad
juga mengajarkan al Qur’an karena al Qur’an merupakan inti sari dan sumber pokok
ajaran islam. Disamping itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan tauhid kepada
umatnya.
Intinya pendidikan dan pengajaran yang diberikan Nabi selama di Makkah
ialah pendidikan keagamaan dan akhlak serta menganjurkan kepada manusia, supaya
mempergunakan akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuhtumbuhan dan alam semesta sebagai anjuran pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah.
Mahmud Yunus dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam, menyatakan
bahwa pembinaan pendidikan islam pada masa Makkah meliputi:
a. Pendidikan Keagamaan. Yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah
semata jangan dipersekutukan dengan nama berhala.
b. Pendidikan Akliyah dan Ilmiah. Yaitu mempelajari kejadian manusia dari
segumpal darah dan kejadian alam semesta.
c. Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti. Yaitu Nabi Muhammad SAW
mengajarkan kepada sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran
tauhid.
d. Pendidikan Jasmani atau Kesehatan. Yaitu mementingkan kebersihan pakaian,
badan dan tempat kediaman.
Ada dua faktor pokok yang mendorongkebijaksanaan :
a. Makkah adalah pusat keagamaan bagsa Arab dan melalui konsolisasi bangsa
Arab dalam islam.

9

b. Apabila suku nabi sendiri dapat diislamkan, islam akan memperoleh
dukungan yang kuat karena orang-orang Quraisy mempunyai kekuasaan dan
pengaruh yang besar.14
2. Periode Madinah
Dalam pendidikan di Madinah Rasulullah SAW menempati dua jabatan yaitu
sebagai tokoh agama dan sebagai pemimpin Negara. Yang mana berkaitan mengenai
kehidupan sosial masyarakat dan politik (siyasah). Setelah membangun masjid Quba’
dan Masjid Nabawi, sistem pendidikan Islam mengalami perubahan. Masjid telah
menjadi sekolah yang pertama dalam sistem pendidikan lslam. Konsep pendidikan di
Madinah lebih bertumpu kepada perkara ibadah dan syariah tanpa melupakan soalsoal yang lain. Dalam pendidikan ibadah, terdapat perkara yang diwajibkan seperti
sholat Jum’at. Selain itu, terdapat juga perkara yang disunatkan seperti sholat hari
raya. Pendidikan berpuasa telah bermula pada tahun ke dua Hijrah dan ibadah Haji
pula bermula pada tahun keenam Hijrah. Selain itu, pendidikan zakat dan hukum
perkawinan turut diperkenalkan.
Dalam rangka memperkokoh nabi segera meletakkan dasar-dasar kehidupan
masyarakat. Pertama, pembangunan masjid selain untuk tempat solat huga sebagai
sara untuk mepersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa mereka dan juga
tempat musyawarah atau pusat pemerintahan. Kedua, Ukhuwah islamiayyah. Ketiga,
hubungan persahaatan dengan piha-ihak lain yang tidak beragama islam.15
Selain itu pendidikan membaca dan menulis telah diperkembang. Rasullulah
SAW telah memerintahkan para sahabat yang pandai menulis dan membaca supaya
mencatat dan menulis ayat-ayat al Quran yang diwahyukan. Mereka juga di minta
supaya mengajar umat Islam yang tidak tahu menulis dan membaca. Dengan
14

Fazlur Rahman, Islam, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1984), h. 16
Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Litera Antarnusa, 1990,
cet. 12). h. 199-205
15

10

terbentuknya negara Madinah, islam makin bertambah kuat, perkembangan yang
begitu pesat. Untu menghindar dari serangan musuh orang-orang Quraisy, nabi
mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat islam diizinkan untuk
berperang dengan dua alasan : (1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak
miliknya

(2)

menjaga

keselamatan

dalam

penyebaran

kepercayaan

dan

mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halanginya.16
Metode Pendidikan Nabi:
1. Bil Hikmah, Mauizhah Hasanah dan Jidal (Mujadalah).
2. Motivasi bertanya.
3. Tes dan melempar pertanyaan.
4. Penyegaran.
5. Mengenali kapasitas dialek audiens.
6. Mengalihkan realitas indrawi kepada realitas kejiwaan.
7. Peragaan.
8. Ungkapan dengan bahasa kiasan.
9. Gradual.
10. Mengekspresikan pertanyaan.
11. Mendekatkan realitas abstrak dalam bentuk konkret.
12. Memperkuat pendapat dengan argument.
13. Mengarahkan kepada pemikiran yang bernilai tinggi.
14. Kisah dan cerita.
15. Pendekatan perumpamaan.17

16

Hasan I.H , Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Penerbit Kota Kembang, 1989),

17

M. Alawi Al Maliki. Prinsip-prinsip Pendidikan Rasulullah. cet.1, Jakarta: Gema Insani

h. 2-29
Press, 2002

11

C. BIOGRAFI HARUN AR RASYID (170 – 193 H/786 – 809 M)
Harun Ar Rasyid lahir di Rayy pada tahun 766 dan wafat pada tanggal 24
Maret 809, di Thus, Khurasan. Harun Ar Rasyid adalah kalifah kelima dari dinasti
Abbasiyah dan memerintah antara tahun 786 hingga 803. Ayahnya bernama
Muhammad Al Mahdi. Ibunya Jurasyiyah dijuluki Khayzuran berasal dari Yaman.
Khalifah Harun Ar-Rasyid dibesarkan dengan pendidikan istana, baik pendidikan
agama maupun pendidikan pemerintahan. Hal ini yang kemudian menjadikan Harun
Ar Rasyid seorang yang memiliki pribadi kuat, fasih berbicara dan berjiwa toleransi.
Dalam usia yang relatif muda, Harun Ar Rasyid yang dikenal berwibawa
sudah mampu menggerakkan 95 ribu pasukan beserta para pejabat tinggi dan jenderal
veteran. Dari mereka pula Harun Ar Rasyid banyak belajar tentang strategi
pertempuran. Pada tahun 163 H beliau diangkat oleh ayahnya untuk menjadi
gubernur di As Saifah dan pada tahun 164 H/ tahun 779 M dan di Maghrib pada 780
M. Beliau diberi kewenangan untuk memimpin seluruh wilayah Anbar dan negerinegeri di wilayah Afrika Utara. Dua tahun setelah menjadi gubernur, sang ayah
mengukuhkannya sebagai putera mahkota untuk menjadi khalifah setelah saudaranya
al Hadi Pada 14 Septempber 786 M, Harun Ar Rasyid akhirnya menduduki tahta
tertinggi di Dinasti Abbasiyah sebagai khalifah kelima.
Beliau menjadi khalifah menggantikan kakaknya, al Hadi pada tahun 170 H.
Harun Ar Rasyid berkuasa selama kurang lebih 23 tahun 6 bulan dan pada masa
pemerintahannya islam mencapai puncak kejayaan. Seperti ditulis Imam As-Suyuthi,
ia meninggal saat memimpin Perang Thus, sebuah wilayah di Khurasan. Saat
meninggal usianya 45 tahun, pada tanggal 24 Maret 809 M dan bertindak sebagai
imam shalat jenazahnya adalah anaknya sendiri yang bernama Shalih. Namanya juga
diabadikan sebagai salah satu tokoh dalam kitab 1001 malam yang amat populer.18 Ia
adalah seorang khalifah yang dicintai oleh rakyatnya karena mempunyai jiwa murah
hati dan kedermawanan yang tinggi, khalifah paling baik, dan raja dunia paling agung
18

A. Latif Osman, Ringkasan Sejarah Islam, cet. 28 Penerbit: Widjaya Jakarta, 1983, h. 116

12

pada waktu itu. Harun Ar Rasyid telah menyumbang kepada mereka berbagai
peradaban, kemajuan ilmu pengetahuan kesenian dan kesusasteraan.19 Beliau bisa
menunaikan haji setahun dan berperang selama setahun. Sekalipun sebagai seorang
khalifah beliau masih sempat shalat yang bila dihitung seharinya mencapai seratus
rakaat hingga beliau wafat. Beliau tidak meninggalkan hal itu kecuali bila ada udzur.
Demikian pula beliau bisa bersedekah dari harta pribadinya setiap hari sebesar 1000
dirham.
Beliau orang yang mencintai ilmu dan penuntut ilmu mengangungkan
kehormatan islam dan membenci debat kusir dalam agama dan perkataan yang
bertantangan dengan kitabullah dan assunah annabawiyah. Beliau berumrah tahun
179 H di bulan ramadhan dan terus dalam kondisi ihram hingga melaksanakan
kewajiban ibadah haji. Beliau berjalan kaki dari mekah ke padang arafah. Beliau
berhasil menguasai kota Hiracle dan menyebarkan pasukannya yang kemudian
menaklukan benteng Cicilia, Malconia, dan Cyprus. Lalu menawan penduduknya
yang berjumlah 16.000 orang.
Era keemasan Islam (The Golden Ages of Islam) pada masa ke
pemimpinannya, perhatiannya yang begitu besar terhadap kesejahteraan rakyat serta
kesuksesannya mendorong perkembangan ilmu pengetahuan, tekonologi, ekonomi,
perdagangan, politik, kesehatan, wilayah kekuasaan, serta peradaban Islam telah
membuat Dinasti Abbasiyah menjadi salah satu negara adikuasa dunia di abad ke-8
M. Jasanya dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban hingga abad ke-21 masih
dirasakan dan dinikmati masyarakat dunia.
Kemajuan intelektual memicu bangkitnya zaman pencerahan Islam dimulai
pada masa Harun Ar Rasyid. Kaum cendikiawan datang ke kota Baghdad membawa
berbagai macam ide dan aliran-aliran, serta berbagai macam disiplin ilmu
pengetahuan. Khalifah juga mendorong para ulama untuk menerjemahkan buku-buku
19

A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 3. Cet. 9, (Jakarta: Al Husna Zikra, 1997), h.

114

13

bahasa asing ke dalam bahasa arab. Untuk menunjang semua aktivitas intelektual,
Khalifah Harun Ar Rasyid mendirikan Baitul Hikmah. Pada masa itu, Khalifah
berupaya agar semua lini termasuk perekonomian dapat berkembang dengan pesat.
Lembaga-lemabaga pada masa pemerintahannya begitu berkembang dengan
berdirinya perpustakaan dan akademi. Perpustakaan pada masa itu lebih merupakan
sebuah universitas, karena disamping terdapat kitab-kitab, disana orag juga dapat
membaca, menulis dan berdiskusi.20
Ia adalah khalifah yang terkenal, mashyur dari seluruh khalifah Bani Abbas.
Pada masa khalifah ini Baghdad adalah paling makmur dari zaman sebelumnya,
seperti menjadi pusat perdagangan, dan banyaknya para ulama, dan udaba’. Nama
Harun Ar Rasyid terkenal di negeri-negeri Barat. Ketika ia mengatakan hubungan
politik dan dengan adanya buku Seribu Satu Malam. Buku ini diterjemahkan pada
sebagian besar bahasa-bahasa Eropa dan Amerika, hampir tak ada penduduk tak
punya buku ini diperpustakaan pribadi mereka. Pemerintah pada masa ini adalah
lebih aman dan tenteram hampir seluruh rakyat mencintai Rasyid, para ulama, Asysyu’ra, Al- udaba, Al- Rasyid sendiri juga adalah seorang ulama dan mencintai ilmu
pengetahuan. Kebiasaan Ar Rasyid bila ia pergi melaksanakan ibadah Haji
bersamanya ikut 100.000 orang ulama beserta anak-anak mereka, dan kalau khalifah
tidak pergi haji maka ia menghajikan 300 orang. Pribadi dan akhlak Harun Ar Rasyid
adalah seorang khalifah yang paling dihormati, suka bercengkrama, alim dan sangat
dimuliakan, khalifah yang sangat rahim dan pemurah hati. Beliau juga menyukai
syair dan para penyair serta gemar tokoh-tokoh sastra dan ilmu fiqh, malah beliau
sangat menghormati dan rendah diri kepada alim ulama.
Nama-nama ulama semasa Al- Rasyid, diantaranya Imam Malik bin Anas, AlLaisy bin Saad seorang ahli fiqh Mesir, Abu Yusuf yang menulis buku Al Kharraj,
Imam Sibaweih, Marwan bin Abi Habsyah. Pada zaman khalifah gemilangan
20

Jurji Zaidan, Tarikh al-Tamaddun al-Islami, Jilid 3, (Kairo: Dar Al-Hilal), h. 144

14

kebudayaan Islam, pembangunan istana-istana megah dan hasil-hasil bumi, dan
Baghdad menjadi pusat perdagangan dunia. Kekayaan pemerintah pada zaman Ar
Rasyid hampir mencapai 7 million dinar yang hanya diambil dari pajak ini
menandakan kemakmuran rakyatnya. Sayuti mengatakan pemerintahan khalifah Ar
Rasyid hari-harinya dipenuhi dengan kemakmuran dan kesejahteraan. Menjelang ia
meninggal ada 3 macam nasehat terhadap tentaranya dari Bani Hasyim.
1. Pemeliharaan amanah
2. Selalu menasehati para pemimpin
3. Persatuan dalam membuat keputusan, kemudian menilai Muhammad Amin
dan Abdullah Makmun dengan cara siapa yang bersalah diantara keduanya
(yang berbuat zalim) melaksanakan hukuman.21
Satu dari perkara-perkara terpenting yang menyebabkan khalifah Harun Ar
Rasyid begitu masyhur ialah naungannya ke atas ilmu pengetahuan dan mendirikan
Baitul Hikmah yang merupakan sebuah isnstitusi kebudayaan dan pikiran yang
cemerlang ketika itu, yang telah merintis jalan ke arah kebangkitan Eropa
kemudiannya. Terutama yang menjadi khalifah Harun Ar Rasyid masyhur dan
terkenal ialah buku Seribu Satu Malam yang telah menduduki tempat yang paling
atas di bidang kesustraan dunia. Buku tersebut telah diterjemahkan bahasa-bahasa di
dunia.22
Harun Ar Rasyid menunjukkan santun dan kasih sayangnya kepada ulama,
filosof, dan pujangga yang datang ke Baghdad dari segala penjuru. Pabrik-pabrik,
gedung-gedung tempat peneropong bintang dan tempat untuk memperhatikan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di cakrawala ini (Meteorolisch Observatorium),
rumah-rumah perguruan dan gedung yang lain banyak yang didirikannya. Sehingga
21

H. Samsul Nizar. Sejarah Pendidikan islam Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era

Rasulullah Sampai Inonesia. Jakarta: Kencana, 2011, h.70-71
22

A. Syalabi. Sejarah Kebudayaan Islam 3. cet.9, Jakarta: Al Husna Zikra, 1997. h.110-111

15

kota Baghdad ketika itu menjadi pusat pengetahuan , kebudayaan dan perniagaan di
atas dunia. Istana kaisar ataupun raja-raja yang sepenuh dan sesesak istana khalifah
Harun Ar Rasyid dikerumuni oleh para ulama dan hukama, para pujangga dan
pengarang, para penyanyi dan seniman dari berbagai macam golongan. Beliau
muliawan dan budiman, disegani dan dihormati, dicintai dan ditakuti oleh sekalian
rakyat.23
D. PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA HARUN AR
RASYID
Pada masa Harun Ar Rasyid kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan sagat
melimpah. Pada zaman Bani Umayyah tidak memiliki kegemilangan ilmu
pengetahuan, karena Bani Umayyah adalah penyebab Bani Abbasiyah memiliki
limpahan ilmu pengetahuan dibidang agama, bahasa Arab, maupun sejarah. Masa
Bani Abbasiyah pertama telah menyebabkan masa Harun Ar Rasyid memiliki
limpahan ilmu pengetahuan, baik bahasa, sastra, dan penerjemahan sebagai disiplin
ilmu pengetahuan. Dengan demikian, masa ini telah mengalirkan sungai-sungai ilmu
pengetahuan. Sehingga hal tersebut menghasilkan lautan ilmu pengetahuan.
Muncullah berbagai macam karya yang brilian. Bashrah, Baghdad, dan Kufah
senantiasa melahirkan ilmuan dalam jumlah yang sangat besar.
Urusan agamapun menjadi kokoh. Orang-orang zidik telah tiada sehingga
tidak bisa bergerak dan muncul kembali. Agama memiliki pengaruh besar di
masyarakat. Penghinaan terhadap orang-orang beragama pun semakin berkurang
tidak seperti yang pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.24
Masjid-masjid, perguruan tinggi, madrasah-madrasah, rumah sakit, dan sarana
kepentingan umum lainnya banyak dibangun pada masa itu. Khalifah Harun Ar

23

A. Latif Osman. Ringkasan Sejara Islam. cet.28, Jakarta: Bumirestu, 1983, h.116

24

Yusuf Al-Isy. Pakar Sejarah Dinasti Abbasiyah. Cet.1, Jakarta: Al-Kautsar, 2007, h.53

16

Rasyid juga sangat giat dalam penerjemahan berbagai buku berbahasa asing ke dalam
bahasa Arab. Dewan penerjemah juga dibentuk untuk keperluan penerjemahan dan
penggalian informasi yang termuat dalam buku asing. Dewan penerjemah itu diketuai
oleh seorang pakar bernama Yuhana bin Musawih. Bahasa Arab ketika itu merupakan
bahasa resmi negara dan bahasa pengantar di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dan
bahkan menjadi alat komunikasi umum. Karena itu dianggap tepat bila semua
pengetahuan yang termuat dalam bahasa asing itu segera diterjemahkan ke dalam
bahasa Arab.
Sejak belia, Harun Ar Rasyid ditempa dengan pendidikan agama Islam dan
pemerintahan di lingkungan istana. Salah satu gurunya yang paling populer adalah
Yahya bin Khalid. Berbekal pendidikan yang memadai, Harun pun tumbuh menjadi
seorang terpelajar. Harun Ar Rasyid memang dikenal sebagai pria yang berotak
encer, berkepribadian kuat, dan fasih dalam berbicara. Ketika tumbuh menjadi
seorang remaja, Harun Ar Rasyid sudah mulai diterjunkan ayahnya dalam urusan
pemerintahan. Kepemimpinannya ditempatkan sang ayah ketika dipercaya memimpin
ekspedisi militer untuk menaklukkan Bizantium sebanyak dua kali. Ekspedisi militer
pertama dipimpinnya pada 779-780 M. Dalam ekspedisi kedua yang dilakukan pada
781-782 M, Harun Ar Rasyid memimpin pasukannya hingga ke pantai Bosporus.
Harun Ar-Rasyid berkuasa selama 23 tahun (786 M-809 M). Selama dua
dasawarsa itu, Harun Ar Rasyid mampu membawa dinasti yang dipimpinnya ke
puncak kejayaan. Ada banyak hal yang patut ditiru para pemimpin Islam di abad ke21 ini dari sosok raja besar Muslim ini. Sebagai pemimpin, dia menjalin hubungan
yang harmonis dengan para ulama, ahli hukum, penulis, qari, dan seniman.
Ia kerap mengundang para tokoh informal dan profesional itu ke istana untuk
mendiskusikan berbagai masalah. Harun Ar Rasyid begitu menghargai setiap orang.
Itulah salah satu yang membuat masyarakat dari berbagai golongan dan status amat
menghormati, mengagumi, dan mencintainya. Harun Ar Rasyid adalah pemimpin

17

yang mengakar dan dekat dengan rakyatnya. Sebagai seorang pemimpin dan Muslim
yang taat, Harun Ar Rasyid sangat rajin beribadah. Masyarakat Baghdad merasakan
dan menikmati suasana aman dan damai di masa pemerintahannya. Dalam
menjalankan roda pemerintahan, Harun Ar Rasyid tak mengenal kompromi dengan
korupsi yang merugikan rakyat. Sekalipun yang berlaku korupsi itu adalah orang
yang dekat dan banyak berpengaruh dalam hidupnya. Tanpa ragu-ragu Harun Ar
Rasyid memecat dan memenjarakan Yahya bin Khalid yang diangkatnya sebagai
perdana menteri (wazir).
Harun Ar Rasyid pun menyita dan mengembalikan harta Yahya senilai 30,87
juta dinar hasil korupsi ke kas negara. Dengan begitu, pemerintahan yang
dipimpinnya bisa terbebas dari korupsi yang bisa menyengsarakan rakyatnya.
Pemerintahan yang bersih dari korupsi menjadi komitmennya. Konon, Harun ArRasyid adalah khalifah yang berperawakan tinggi, bekulit putih, dan tampan. Dimasa
kepemimpinannya, Abbasiyah menguasai wilayah kekuasaan yang terbentang luas
dari daerah-daerah di Laut Tengah di sebelah Barat hingga ke India di sebelah Timur.
Meski begitu, tak mudah bagi Harun Ar-Rasyid untuk menjaga keutuhan wilayah
yang dikuasainya.
Berbagai pemberontakan pun tercatat sempat terjadi di era kepemimpinannya.
Pemberontakan yang sempat terjadi di masa kekuasaannya antara lain pemberontakan
Khawarij yang dipimpin Walid bin Tahrif (794 M), pemberontakan Musa Al-Kazim
(799 M), serta pemberontakan Yahya bin Abdullah bin Abi Taglib (792 M). Salah
satu puncak pencapaian yang membuat namanya melegenda adalah perhatiannya
dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban. Di masa kepemimpinannya terjadi
penerjemahan karya-karya dari berbagai bahasa. Inilah yang menjadi awal kemajuan
yang dicapai Islam. Menggenggam dunia dengan ilmu pengetahuan dan perabadan.
Pada era itu pula berkembang beragam disiplin ilmu pengetahuan dan peradaban yang
ditandai dengan berdirinya Baitul Hikmah yaitu perpustakaan raksasa sekaligus pusat

18

kajian ilmu pengetahuan dan peradaban terbesar pada masanya. Harun pun menaruh
perhatian yang besar terhadap pengembangan ilmu keagamaan.
Kemajuan Kepemimpinan Harun Ar Rasyid
Pemerintahan
Khalifah Harun Ar Rasyid sendiri begitu cekap dalam menguruskan
pentadbiran negara. Beliau telah dapat

membanteras segala kekacauan dan

pemberontakan di dalam negaranya dengan berbagai rintangan dan dugaan. Beliau
begitu mengambil berat terhadap kredibiliti tentera-tenteranya dan juga memberi
perlindungan serta keselamatan untuk kesejahteraan rakyatnya.
Ekonomi
Banyak perubahan yang dilakukan oleh beliau dalam membangunkan
ekonomi dengan melakukan aktiviti perdagangan, perniagaan dan membawa
pedagang-pedagang asing untuk berniaga di Kota Baghdad. Disebabkan usaha inilah,
ramai pedagang-pedagang asing yang datang membawa barangan mereka untuk
diniagakan di Kota Baghdad.
Hubungan diplomatik
Beliau juga mengadakan hubungan yang baik dengan kuasa-kuasa asing,
antaranya kerajaan Byzantium, Peranchis dan keluarga al-Barmaki. Perhubungan ini
bertujuan untuk pendamaian antara kedua belah pihak melalui pembayaran ufti antara
Kota Bahgdad dengan kerajaan Byzantium.
Perkembangan Ilmu
Khalifah harun Ar Rasyid dikenali sebagai tokoh negarawan terulung kerana
usaha beliau dalam penyebaran ilmu pengetahuan. Oleh kerana itulah, beliau
membuka Baitul Hikmah yaitu institusi kebudayaan dan pusat kegiatan ilmu
pengetahuan.

Disamping

itu

juga,

seseorang

khalifah

harus

tahu

untuk

membangunkan dan memajukan negara agar menjadi sebuah negara yang maju dalam
berbagai bidang sama ada ekonomi, politik maupun sosial. Ilmu pengetahuan sangat

19

penting yang seharusnya ada dalam diri seorang khalifah. Beliau juga mempunyai
pengalaman yang cukup luas dalam mentadbir Kota Baghdad selama 23 tahun.
Kemajuan Intelektual
Kemajuan intelektual yang dicapai oleh khalifah Harun Ar Rasyid juga adalah
salah satu sumbangan yang besar diberikan oleh baginda. Terdapat buku-buku yang
berupa terjemahan ilmu dari luar ataupun disusun oleh intelektual Islam tergolong
dalam kemajuan intelektual. Beliau dianggap sebagai penaung bagi semua kegiatan
ilmu pengetahuan kerana beliau sering kali menganjurkan majelis forum, syarahan
dan perbahasan, yang mana akan dihadiri oleh orang ramai dan golongan intelektual
di masjid Baitul hikmah. Satu lagi sumbangan Khalifah Harun Ar Rasyid yang sangat
besar kepada kerajaan Abbasiyah ialah dengan tertubuhnya Baitul Hikmah. Sikap
prihatin beliau dalam bidang ilmu pengetahuan mendorong beliau untuk menubuhkan
institusi itu sebagai satu tempat penyebaran ilmu pengetahuan.
Semua kegiatan keilmuan ini merupakan satu usaha yang cemerlang
dilakukan oleh beliau ketika mentadbir kerajaan Abbasiyah. Baitul Hikmah ini juga
menggabungkan berbagai fungsi antaranya ialah sebagai tempat penyimpanan bukubuku, pengumpulan buku, perpustakaan, pusat akademik dan balai penterjemahan. Ia
juga merupakan lambang pendidikan yang terpenting dan telah dapat menandingi
kemasyhuran Perpustakaan Iskandariah.
Pembinaan Baitul Hikmah yang merupakan sebuah institusi keilmuan yang
ditubuhkan oleh khalifah Harun Ar Rasyid turut berkembang secara meluas dan
mencapai kegemilangannya pada zaman pemerintahan Khalifah al Makmun.
Hasilnya, aktiviti penterjemahan dijalankan dengan pesat dan menjadi lebih
sistematik. Penterjemahan karya falsafah dan sains, khususnya daripada bahasa
Yunani menjadi kegiatan utama. Menjadi pusat pengajian yang menjadi tumpuan para
ilmuwan dalam berbagai bidang.
Keberkesanan pemerintahannya dalam bidang penulisan pula boleh dilihat
melalui tiga tahap.

20

1.

Mencatat segala percakapan atau ide. Beliau mengumpul ide yang serupa
atau mengumpul hadis Nabi Muhammad SAW ke dalam sebuah buku.

2.

Mengarang. Terdapat golongan ulama yang terlibat dalam penulisan pada
zaman

pemerintahannya.

Ramai

ulama

menyusun

hadis

dan

menghasilkan tulisan dalam bidang fiqh, tafsir, sejarah, dan sebagainya
seperti Imam Malik menyusun buku al- Muwatta’, Ibn Ishaq menyusun
sejarah hidup Nabi Muhammad SAW Abu Hanifah menyusun fiqh dan
pendapat ijtihad.
3.

Penterjemahan. Penterjemahan pada masa itu mula dibuat daripada
bahasa Sanskrit, Suriani, dan Yunani kepada Bahasa Arab. Dua perkara
penting berkaitan dengan penterjemahan ialah, di samping menterjemah,
orang Islam mencipta dan membuat pembaharuan dalam karya yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Huraian dan penambahbaikan
dibuat terhadap karya dengan memuatkan keterangan dan ulasan. Selain
itu, orang Islam berperanan penting dalam berbakti kepada kebudayaan
dunia kerana mereka berjaya memelihara warisan ilmu daripada lenyap
semasa masyarakat Eropah dilanda Zaman Gelap.

Penumbuhan pusat pengajian tinggi dapat mempertingkatkan kegiatan
penyelidikan. Hasil kajian sarjana Islam tersebar ke Eropa dan sejumlah hasil kajian
diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Perkembangan ini membawa kepada
kebangkitan Eropa. Perkembangan tamadun Islam di Kota Baghdad dan Cordova
memberi sumbangan yang besar kepada perkembangan keilmuan di Eropah dan
perkembangan keilmuan di Eropa melahirkan zaman pemulihan budaya atau
Renaissance. Penulisan karya dalam berbagai bidang oleh para ilmuan Islam telah
mempertingkatkan pengetahuan manusia sezaman dan meninggalkan warisan yang
amat ternilai kepada generasi kemudian. Kegigihan masyarakat Islam menimba ilmu
daripada berbagai sumber asing banyak memberi faedah kepada orang Islam sendiri.
Para ilmuan Islam telah memperbaiki dan meningkatkan mutu karya sehingga

21

berlakunya percambahan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Hasilnya, pada
zaman pemerintahannya itu sudah terdapat sekitar 800 orang doktor.
PENDIDIKAN PADA MASA BANI ABBASIYA
Institusi Pendidikan
1. Pada zaman khalifah Al Makmun, Baghdad menjadi pusat pendidikan yang
masyhur di dunia.
2. Pada zaman khalifah Harun Ar Rasyid, didirikan Baitul Hikmah pusat
pengajian dan terjemahan.
3. Di Kaherah terdirinya Dar Al-Hikmah. Di Syria wujudnya madrasah Nuriyah
Al-Kubra.
4. Pada tahun 459 Hijrah, sebuah institusi pendidikan tinggi di Naisabur, yaitu
Madrasah Nizamiyyah yang didirikan di zaman pemerintahan Bani Saljuk di
bawah pimpinan Perdana Menteri Nizam Al Muluk.
5. Terdapat juga pusat pengajian yang lebih rendah disekitar Baghdad seperti
Khuttab dan tempat pengajian umum seperti perpustakaan, istana, kedai-kedai
buku dan sebagainya.
Tenaga Pengajar
1. Guru dipandang tinggi oleh masyarakat serta diberi gaji yang tinggi.
2. Kebanyakan Khalifah Bani Abbasiyyah mencintai ilmu pendidikan dan
kesusasteraan serta menjadi penaung.
3. Pada zaman ini lahir beberapa orang tokoh ulamak seperti Imam Abu
Hanifah(150 Hijrah), Imam Malik(178 Hijrah), Imam Syafi’i (204 Hijrah),
Imam Ahmad (241 Hijrah) dan lain-lain.

22

Mata pelajaran yang diajar
1. Di Khuttab, diajar menulis, membaca, mengira serta mengaji dan membaca
Al-Quran.
2. Di peringkat menengah, semua bidang diajar seperti falsafah, matematik,
kimia, dan astronomi.
Sistem pengajaran
1. Terbagi kepada dua, yaitu sistem bersekolah dan sistem halaqah.
2. Murid-murid di peringkat sekolah rendah menggunakan batu tulis dan pena
batu.
3. Bahan bacaan ialah Al-Quran, beberapa rangkap syair, dan bahan-bahan yang
mudah serta kitab nahu dan sastera.
4. Peringkat menengah, peralatan pengajian lebih moden.
Harun Ar Rasyid merupakan khalifah yang baik dan raja dunia paling agung.
Pribadi dan akhlak yang paling dihornati, suka bercengkrama, alim dan sangat
dimuliakan. Harun Ar Rasyid lebih menggunakan akal dari pada emosi, beliau
merupakan pemerintah yang paling terhormat, bersih dan penuh kebijakan serta
paling luas daerah pemerintahannya. Tidak ada khalifah yang paling diminati
kecualinya oleh alim ulama, para penyair, ahli-ahli fiqh, pembaca-pembaca AlQur’an, juru-juri, penulis-penulis dan lain-lain. Beliau mempunyai hubungan yang
sangat rapat dengan setiap orang

dari mereka dan menyanjung mereka dengan

setinggi-tingginya. Beliau adalah seorang sastrawan, penyair, pencipta cerita-cerita
lama dan syair-syair, berperasaan tajam dan disegani oleh semua pihak dan golongan.
Di zaman pemerintahannya juga Baitul Mal ditugaskan menanggung narapidana
dengan memberikan setiap orang makanan yang cukup serta pakaian musim panas
dan musim dingin. Satu yang terpenting membuat beliau begitu masyhur ialah
naungannya ke atas ilmu pengetahuan dan mendirikan Baitul Hikmat yang

23

merupakan sebuah institusi kebudayaan dan pikiran yang cemerlak ketika itu, dan
telah merintis ke jalan arah kebangkitan Eropa. Dan salah satu tekenal adalah buku
1001 Malam yang telah menduduki tempat yang paling atas dibidang kesusastraan
dunia serta diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa dunia. 25
Dimasa pemerintahan Harun Ar Rasyid ia berhasil :
1. Menyumbang beberepa peradaban, kemajuan ilmu pengetahuan kesenian dan
kesusastraan.
2. Mewujudkan keamanan, kedamaian serta kesejahteraan masyarakat.
3. Membangun kota Baghdad dengan bangunan-bangunan megah.
4. Membangun banyak tempat-tempat peribadatan.
5. Membangun sara pendidikan, kesehatan dan perdagangan.
6. Mendirikan Baitul Hikmah sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi
sebagai perguruan tinggi, perpustakaan dan penelitian.
7. Membangun majelis Al-Muzakarah yakni suatu lembaga pengkajian masalahmasalah keagamaan yang diselenggarakan di rumah-rumah, mesjid-mesjid
dan istana.26

E. PERBANDINGAN

PEMIKIRAN

PENDIDIKAN

ISLAM

NABI

MUHAMMAD SAW DENGAN HARUN AR RASYID
Pendidikan dan pengajaran yang diberikan Nabi selama di Makkah ialah
pendidikan keagamaan dan akhlak serta menganjurkan kepada manusia, supaya
mempergunakan akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuhtumbuhan dan alam semesta sebagai anjuran pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah.
Kemudian Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Makkah adalah pendidikan
tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap
25

A. Syalabi. Sejarah Kebudayaan Islam 3. cet. 9, Jakarta: Al Husna Zikra, 1997, h.107-111

26

Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta:
Lesfi Yogyakarta, 2003)

24

individu muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam
perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Dan lebih lagi pada pendidikan di Madinah lebih tertumpu kepada perkara
ibadah dan sosial. Masjid telah menjadi sekolah yang pertama dalam sistem
pendidikan lslam. Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Madinah dapat
dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari
pendidikan tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan
politik agar dijiwai oleh ajaran, merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
Beliau orang yang mencintai ilmu dan penuntut ilmu mengangungkan kerhomatan
islam dan membenci debat kusir dalam agama dan perkataan yang bertantangan
dengan kitabullah dan assunah annabawiyah.
Dibandingkan pada masa kepemimpinan Harun Ar Rasyid merupakan era
keemasan Islam (The Golden Ages of Islam), perhatiannya yang begitu besar
terhadap kesejahteraan rakyat serta kesuksesannya mendorong perkembangan ilmu
pengetahuan, tekonologi, ekonomi, perdagangan, politik, wilayah kekuasaan, serta
peradaban Islam telah membuat Dinasti Abbasiyah menjadi salah satu negara
adikuasa dunia di abad ke 8 M. Pada zaman khalifah gemilangan kebudayaan Islam,
pembangunan istana-istana megah dan hasil-hasil bumi, dan Baghdad menjadi pusat
perdagangan dunia. Satu dari perkara-perkara terpenting yang menyebabkan khalifah
Harun Ar Rasyid begitu masyhur ialah naungannya ke atas ilmu pengetahuan dan
mendirikan Baitul Hikmat yang merupakan sebuah isnstitusi kebudayaan dan pikiran
yang cemerlang ketika itu, yang telah merintis jalan ke arah kebangkitan Eropa
kemudiannya.
Harun Ar Rasyid menunjukkan santun dan kasih sayangnya kepada ulama,
filosof, dan pujangga yang datang ke Baghdad dari segala penjuru. Pabrik-pabrik,
gedung-gedung tempat peneropong bintang dan tempat untuk memperhatikan

25

peristiwa-peristiwa yang terjadi di cakrawala ini (Meteorolisch Observatorium),
rumah-rumah perguruan dan gedung yang lain banyak yang didirikannya. Sehingga
kota Baghdad ketika itu menjadi pusat pengetahuan.
Pada masa Harun Ar Rasyid kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan sangat
melimpah. Pada zaman Bani Umayyah tidak memiliki kegemilangan ilmu
pengetahuan, karena Bani Umayyah adalah penyebab Bani Abbasiyah memiliki
limpahan ilmu pengetahuan dibidang agama, bahasa Arab, maupun sejarah.
Masa Bani Abbasiyah pertama telah menyebabkan masa Harun Ar Rasyid
memiliki limpahan ilmu pengetahuan, baik bahasa, sastra, dan penerjemahan sebagai
disiplin ilmu pengetahuan. Dengan demikian, masa ini telah mengalirkan sungaisungai ilmu pengetahuan. Sehingga hal tersebut menghasilkan lautan ilmu
pengetahuan. Muncullah berbagai macam karya yang brilian. Bashrah, Baghdad, dan
Kufah senantiasa melahirkan ilmuan dalam jumlah yang sangat besar. Masjid-masjid,
perguruan tinggi, madrasah-madrasah, rumah sakit, dan sarana kepentingan umum
lainnya banyak dibangun pada masa itu.
Khalifah Harun Ar-Rasyid juga sangat giat dalam penerjemahan berbagai
buku berbahasa asing ke dalam bahasa Arab. Salah satu gurunya yang paling populer
adalah Yahya bin Khalid. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Harun Ar Rasyid
tak mengenal kompromi dengan korupsi yang merugikan rakyat dan salah satu
puncak pencapaian yang membuat namanya melegenda adalah perhatiannya dalam
bidang ilmu pengetahuan dan peradaban. Di masa kepemimpinannya terjadi
penerjemahan karya-karya dari berbagai bahasa. Inilah yang menjadi awal kemajuan
yang dicapai Islam. Menggenggam dunia dengan ilmu pengetahuan dan perabadan.
Pada era itu pula berkembang beragam disiplin ilmu pengetahuan dan peradaban yang
ditandai dengan berdirinya Baitul Hikmah, perpustakaan raksasa sekaligus pusat
kajian ilmu pengetahuan dan peradaban terbesar pada masanya. Harun Ar Rasyid pun
menaruh perhatian yang besar terhadap pengembangan ilmu keagamaan.

26

Perkembangan Ilmu
Khalifah Harun Ar Rasyid dikenali sebagai tokoh negarawan terulung kerana
usaha beliau dalam penyebaran ilmu pengetahuan. Oleh kerana itulah, beliau
membuka Baitul Hikmah yaitu institusi kebudayaan dan pusat kegiatan ilmu
pengetahuan.

Disamping

itu

juga,

seseorang

khalifah

harus

tahu

untuk

membangunkan dan memajukan negara agar menjadi sebuah negara yang maju dalam
berbagai bidang sama ada ekonomi, politik maupun sosial.
Kemajuan Intelektual
Kemajuan intelektual yang dicapai oleh Khalifah Harun Ar Rasyid juga
adalah salah satu sumbangan yang besar diberikan oleh baginda. Terdapat buku-buku
yang berupa terjemahan ilmu dari luar ataupun disusun oleh intelektual Islam
tergolong dalam kemajuan intelektual. Beliau dianggap sebagai penaung bagi semua
kegiatan ilmu pengetahuan kerana beliau sering kali menganjurkan majelis forum,
syarahan dan perbahasan, yang mana akan dihadiri oleh orang ramai dan golongan
intelektual di masjid Baitul hikmah. Satu lagi sumbangan Khalifah Harun Ar Rasyid
yang sangat besar kepada kerajaan Abbasiyah ialah dengan tertubuhnya Baitul
Hikmah. Sikap prihatin beliau dalam bidang ilmu pengetahuan mendoron